Perbincangan di seputar penciptaan wanita (yang diwakili oleh Hawa) hingga kini tak kunjung usai.
Terdapat beberapa hadits yang menjelaskan bahwa wanita diciptakan dari tulang rusuk laki-laki.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
حَدَّثَنَا عَمْرٌو النَّاقِدُ وَابْنُ أَبِي عُمَرَ وَاللَّفْظُ لِابْنِ
أَبِي عُمَرَ قَالَا حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ
الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ الْمَرْأَةَ خُلِقَتْ مِنْ ضِلَعٍ لَنْ
تَسْتَقِيمَ لَكَ عَلَى طَرِيقَةٍ فَإِنْ اسْتَمْتَعْتَ بِهَا
اسْتَمْتَعْتَ بِهَا وَبِهَا عِوَجٌ وَإِنْ ذَهَبْتَ تُقِيمُهَا
كَسَرْتَهَا وَكَسْرُهَا طَلَاقُهَا
“Sesungguhnya wanita diciptakan dari tulang rusuk, ia tidak bisa lurus
untukmu di atas satu jalan. Bila engkau ingin bernikmat-nikmat dengannya
maka engkau bisa bernikmat-nikmat dengannya namun padanya ada
kebengkokan. Jika engkau memaksa untuk meluruskannya, engkau akan
memecahkannya. Dan pecahnya adalah talaknya.” (HR. Muslim 2670)
Demikian juga sabda beliau,
حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ وَمُوسَى بْنُ حِزَامٍ قَالَا حَدَّثَنَا
حُسَيْنُ بْنُ عَلِيٍّ عَنْ زَائِدَةَ عَنْ مَيْسَرَةَ الْأَشْجَعِيِّ عَنْ
أَبِي حَازِمٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَوْصُوا
بِالنِّسَاءِ فَإِنَّ الْمَرْأَةَ خُلِقَتْ مِنْ ضِلَعٍ وَإِنَّ أَعْوَجَ
شَيْءٍ فِي الضِّلَعِ أَعْلَاهُ فَإِنْ ذَهَبْتَ تُقِيمُهُ كَسَرْتَهُ
وَإِنْ تَرَكْتَهُ لَمْ يَزَلْ أَعْوَجَ فَاسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ
“ Saling berpesanlah kalian (bermakna: tawasau) untuk berbuat baik
kepada kaum perempuan, karena perempuan diciptakan dari tulang rusuk dan
bagian tulang rusuk yang paling bengkok adalah bagian paling atas. Maka
jika kamu berusaha untuk meluruskannya, kamu akan mematahkannya, dan
jika kamu membiarkan sebagaimana adanya maka ia akan tetap dalam keadaan
bengkok. Maka saling berpesanlah kalian untuk berbuat baik kepada kaum
perempuan. (HR. Al-Bukhari 3084)
Mengapa Rasullulah sampai khusus membahas masalah ini?
Kedudukan perempuan dimata Allah adalah sama dengan laki-laki dalam hal
keimanan. Perempuan diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok, bukan
berarti perempuan itu bersifat bengkok (jelek). Ini hanya masalah fungsi
saja, dimana laki-laki dan perempuan memiliki fungsi yang berbeda.
Mengapa dari tulang rusuk yang bengkok? Bukankah masih ada tulang yang
lain yang lurus. Jika saja dari tulang yang lurus maka akan sempitlah
dadanya, karena itu keberadaan perempuan dapat memberi kenyamanan dimana
ia berada.Coba kita tengok bentuk tulang rusuk yang bengkok itu, ia
berfungsi sebagai kerangka yang menyusun kekuatan tubuh. Jadi perempuan
itu juga bagian yang dapat membangun dan menegakkan kehidupan. Dengan
tulang rusuk yang bengkok maka banyak organ-organ yang lunak terlindung.
Sama halnya dengan perempuan, ia dapat menjaga kehidupan keluarganya,
anak-anaknya yang masih lemah.
Bengkoknya bukanlah bentuk kelemahan perempuan, karenanya Rasulullah
mengatakan untuk menasihati perempuan secara baik-baik. Hal ini untuk
menjaga agar jiwa perempuan tidak patah,sehingga dapat menjalankan
fungsi utamanya sebagai ibu, isteri, maupun sebagai insan perempuan itu
sendiri. Karena tugasnya itulah perempuan diberi kekuatan oleh Allah.
Allah telah memberikan kekuatan pada perempuan, karena ditangannya akan
terlahir penerus keturunan. Anak yang baik terlahir dari kehebatan
seorang ibu yang mengasuh dan membesarkannya.
Di balik kesuksesan suami, ada isteri yang hebat yang mendampinginya.
Sejatinya wanita harus di perlakukan dengan baik, agar jiwanya terbangun
dengan kasih sayang dan kesabaran. Kasih dan sayang sepanjang waktu
dalam mendampingi anak-anak dan keluarganya tanpa perasaan tersakiti.
Sehingga di harapkan perempuan dapat menjalankan fungsinya dengan baik
di dalam keluarga maupun masyarakat..
Dalam beberapa ayat Al-Quran ada beberapa ayat yang mengisyaratkan bahwa Hawa tercipta dari Nabi Adam ‘alaihissalam.
Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ
وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً
كَثِيراً وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ
وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah
menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan
istrinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki
dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan
(mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan
(peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga
dan mengawasi kamu.” (an-Nisaa : 1)
Dan firman Allah,
هُوَ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَجَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا
لِيَسْكُنَ إِلَيْهَا فَلَمَّا تَغَشَّاهَا حَمَلَتْ حَمْلاً خَفِيفاً
فَمَرَّتْ بِهِ فَلَمَّا أَثْقَلَت دَّعَوَا اللّهَ رَبَّهُمَا لَئِنْ
آتَيْتَنَا صَالِحاً لَّنَكُونَنَّ مِنَ الشَّاكِرِي
“Dialah Yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan daripadanya Dia
menciptakan istrinya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah
dicampurinya, istrinya itu mengandung kandungan yang ringan, dan
teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian tatkala dia merasa
berat, keduanya (suami istri) bermohon kepada Allah, Tuhannya seraya
berkata: “Sesungguhnya jika Engkau memberi kami anak yang sempurna,
tentulah kami termasuk orang-orang yang bersyukur”. (al-A’raf: 189)
Dalam ayat ini dinyatakan bahwa dari jiwa yang satu, Allah menciptakan
pasangannya. Qatadah dan Mujahid mengatakan bahwa yang dimaksud dengan
jiwa yang satu adalah nabi Adam ‚alaihissalam, sedangkan pasangannya
adalah Hawa. Qatadah mengatakan Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam.
(Tafsir Ath-Thabari, 3/565, 566).
Imam an-Nawawi berkata, dalam hadis ini ada dalil dari ucapan fuqaha dan
sebagian mereka bahwa Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam. Allah
berfirman: “…yang telah menciptakan kalian dari jiwa yang satu dan dari
jiwa yang satu itu Dia menciptakan pasangannya…, dan Rasulullah
menerangkan dalam hadis diatas bahwa wanita diciptakan dari tulang
rusuk. Hadis ini menunjukkan keharusan berlaku lembut kepada wanita,
bersikap baik pada mereka, dan bersabar atas mereka.” (Al-Minhâj,
9/299).
Sedangkan secara medis, dari struktur anatomi tulang rusuk, jumlah
iganya antara laki-laki dan wanita sama; 7 iga sejati, 3 iga semu, 2 iga
melayang, sehingga jumlah totalnya 12. Tulang rusuk berbentuk panjang
agak pipih dan kedua ujung tulangnya merupakan tulang rawan, mungkin
karena sifatnya, maka mudah patah bila dibengkokkan. Penjelasan secara
medis ini menunjukkan bahwa antara laki-laki dan wanita mempunyai
struktur dan jumlah tulang rusuk yang sama, dan karena pada bagian
ujungnya berupa tulang rawan maka mudah sekali patah apabila
dibengkokkan (sesuai dengan hadis diatas).
Demikianlah jika dipadukan bahwa hadits dan AL-Quran tidak
dipertentangkan. Hawa tercipta dari tulang rusuk nabi Adam ‘alahissalam.
“Dzahir hadits menunjukkan bahwa wanita (yang dimaksud di sini adalah
Hawa ) diciptakan dari tulang rusuk Adam. Pengertian seperti ini
tidaklah menyelisihi hadits lain yang menyebutkan penyerupaan wanita
dengan tulang rusuk. Bahkan diperoleh faedah dari hadits yang ada bahwa
wanita serupa dengan tulang rusuk. Ia bengkok seperti tulang rusuk
karena memang ia berasal dari tulang rusuk.
Maknanya, wanita itu diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok maka
tidak bisa disangkal kebengkokannya. Apabila seorang suami ingin
meluruskannya dengan selurus-lurusnya dan tidak ada kebengkokan padanya
niscaya akan mengantarkan pada perselisihan dan perpisahan. Ini berarti
memecahkannya.
Namun bila si suami bersabar dengan keadaan si istri yang buruk,
kelemahan akalnya dan semisalnya dari kebengkokan yang ada padanya
niscaya akan langgenglah kebersamaan dan terus berlanjut pergaulan
keduanya. Hal ini diterangkan para pensyarah hadits ini, di antaranya
Al-Hafizh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari (6/368) semoga Allah merahmati
mereka semua. Dengan ini diketahuilah bahwa mengingkari penciptaan Hawa
dari tulang rusuk Adam tidaklah benar.”
kesimpulannya:
1.Makna wanita diciptakan dari tulang rusuk laki-laki bukan makna kiasan tetapi itulah makna dzahirnya
2. para suami selayaknya memaklumi kebengkokan wanita dan bersabar,
misalnya ketika sensitif datang bulan, dan selayaknya suami mengingat
kebaikan-kebaikan istri yang merawat anak-anak dan bersabar di dalam
rumah demi untuk suami
3. para istri juga harus sadar bahwa terkadang dia bengkok dan mungkin
sering menyusahkan suami, membentak suami dan kadang jarang bersyukur
dengan kebaikan suami. Ingat juga bahwa kebanyakan penduduk neraka
adalah wanita, karena seringnya mengingkari kebaikan suami.
Analisis Masalah Tulang Rusuk
Benarkah Asal Penciptaan Perempuan Dari Tulang Rusuk?
Bila kita membaca buku atau mendengar ceramah berkenaan wanita maka
kebiasaan kisah lanjutannya adalah mengenai asal penciptaan perempuan
yaitu daripada tulang rusuk lantas mengaitkannya dengan sifat perempuan
yang selalu ‘bengkok’ maka si suami hendaklah berhati-hati
‘membetulkannya’ supaya 'tidak patah' yaitu dalam memimpin dan mendidik
seorang isteri agar berada di haluan yang betul.
Cerita-cerita seperti ini menunjukkan seakan manusia yang bernama
perempuan ini adalah manusia kelas kedua sahaja sedangkan kedatangan
Islam telah mengangkat darjat perempuan ke tahap yang sangat mulia.
Benarkah Perempuan Berasal Daripada Tulang Rusuk???
Sebagaimana kita katakan tadi, kita sering mendengar cerita bahawa Hawa
diciptakan daripada tulang rusuk Adam. Sehingga terdapat ungkapan yang
mengatakan wanita dijadikan daripada tulang rusuk supaya yang dekat
dengan hati dan supaya sering didampingi serta diingati dan
bermacam-macam lagi. Begitu juga, hampir semua kitab-kitab tafsir
menyebutkan kisah penciptaan Hawa dan menjadi asas kepada ulama tafsir
ketika menjelaskan maksud ayat pertama surah al-Nisa’. ( lihat Tafsir
at-Tabari, Tafsir al-Baidhawi, al-Kahzin dan lain-lain)
Kenyataannya ialah tidak ada satupun ayat al-Quran dan Hadis Rasulullah
s.a.w. yang jelas menyebutkan hakikat penciptaan Hawa. Al-Quran tidak
menyebutkan Hawa dicipta daripada Adam tetapi manusia itu dicipta
daripada jiwa yang satu. Apa yang disebutkan di dalam al-Quran ialah
manusia itu diciptakan daripada jenis yang sama dengannya juga. Seorang
manusia tentunya ibu bapanya manusia juga bukan makhluk yang lain.
Abu A`la al-Mawdudi menulis komentar bagi ayat pertama surah al-Nisa’
ini: “Umumnya para pentafsir al-Quran menyebutkan Hawa dicipta daripada
tulang rusuk Adam dan Bible juga menyebutkan perkara yang sama.
Kitab Talmud pula menambah bahawa Hawa diciptakan daripada tulung rusuk
Adam yang ketiga belas. Tetapi al-Quran tidak menyentuh langsung perkara
ini dan hadis-hadis yang dipetik untuk menyokong pandangan ini
mempunyai makna yang berbeda dari yang sering difahami.
Oleh itu, perkara yang terbaik ialah membiarkan perkara yang tidak
dijelaskan seperti yang terdapat dalam al-Quran dan tidak perlu membuang
masa bagi menentukan perinciannya.” ( The Meaning of The Quran, jil. 2
hal. 94)
Menurut al-Mawdudi, hadis-hadis Rasulullah s.a.w. tidak menyatakan
perkara yang sebagaimana yang tersebar dalam masyarakat Islam yaitu
sebenarnyanya tidak ada satupun hadis baginda s.a.w yang menerangkan
asal- usul penciptaan Hawa.
Kaedah yang sebenarnya ialah tidak perlu memberatkan diri dalam
menentukan perkara yang Allah s.w.t. tidak menyatakan dengan terang dan
jelas. Contohnya, apabila Allah s.w.t. menyebutkan cerita tentang
bahtera Nabi Nuh tidak perlu bagi kita untuk menentukan apakah besar dan
kapasiasnya atau bahan buatannya.
Perincian itu bukan menjadi maksud penurunan al-Quran. Apa yang penting
ialah menjadikan peristiwa tersebut sebagai iktibar pengajaran. Dengan
kata lain, al-Quran bukan kitab sejarah atau sains tetapi kitab yang
memberi panduan hidup kepada manusia supaya selamat di dunia dan
akhirat.
Dalam hal ini Shah Waliyullah menyebutkan dengan jelasnya. Kata beliau
ketika mengulas kisah-kisah yang diceritakan oleh al-Quran: “Bukanlah
maksud cerita-cerita di dalam al-Quran untuk mengetahui cerita itu
sendiri. Maksud sebenarnyanya ialah supaya pembaca memikirkan betapa
bahayanya syirik dan kemaksiatan serta hukuman Allah hasil dari
perbuatan syirik itu di samping menenangkan hati orang-orang yang ikhlas
dengan tibanya pertolongan dan perhatian Allah kepada mereka” (al-`Fawz
al-Kabir Fi Usul al-Tafsir, hal. 138)
Mengapa terjadi Kekeliruan Tentang Penciptaan Hawa Ini?
Ada beberapa faktor mengapa berlaku kekeliruan dalam memahami makna sebenarnya ayat ini:
Berpegang Dengan Riwayat Israiliyyat
Fasal yang kedua di dalam Sifr al-Takwin menyebutkan Hawa diciptakan
daripada tulang rusuk kiri Nabi Adam ketika baginda sedang tidur.
(Tafsir al-Manar, jil. 4, hal. 268.) Disebabkan ada riwayat dalam
kitab-kitab yang dahulu, ahli-ahli tafsir terus menganggap ia sebagai
sokongan atau pentafsiran kepada al-Quran. Bagaimana mungkin ayat
al-Quran ditafsirkan dengan riwayat Israiliyyat padahal penurunan
kitab-kitab nabi terdahulu lebih awal lagi daripada al-Quran.
Sepatutnya, kitab yang turun kemudianlah yang menjelaskan kitab-kitab
yang terdahulu.
Hadis berkenaan perkara ini mempunyai beberapa versi. Antaranya ialah;
· Perempuan itu diciptakan daripada tulang rusuk
· Perempuan seperti tulang rusuk.
· Perempuan adalah tulang rusuk.
Mengkhususkan Keumuman Hadis Tanpa Nas Yang Jelas
Antara kesilapan dan kekeliruan ialah mengkhususkan lafaz hadis yang
menyebut perempuan kepada Hawa. Hadis-hadis yang diriwayatkan daripada
Rasulullah s.a.w. semuanya dengan jelas menyatakan perempuan dalam
bentuk tunggal atau jamak dan tidak ada yang menyebutkan Hawa secara
khusus. Jelasnya, para pentafsir menyangka wanita dalam hadis tersebut
adalah Hawa tanpa berdasarkan kepada nas yang lain yang menentukan makna
yang dikehendaki oleh Rasulullah s.a.w. itu.
Kesalahan Memahami Kata Min من
Walaupun perkataan min itu memberi arti “daripada”, “punca sesuatu
perkara” atau “sebahagian”, kata minjuga mempunyai makna lain seperti
“untuk menyatakan sebab” dan “menyatakan jenis sesuatu perkara”. Oleh
itu, pemakaian huruf ini dalam bahasa Arab adalah luas dan tidak
semestinya terikat dengan satu makna sahaja. (lihat, Ibn Hisyam, Mughni
al-Labib, jil. 1, hal. 319)
Abu Muslim al-Asfahani mengatakan, maksud menciptakan daripadanya
pasangannya ialah menciptakannya dari jenisnya. (lihat Hasyiah Zadah
`Ala al-Baidhawi) Ini seperti ayat-ayat al-Quran berikut:
وَمِنْ آَيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا
لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ
فِي ذَلِكَ لَآَيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Dan di antara tanda-tanda yang membuktikan kekuasaannya dan rahmatNya,
bahawa Dia menciptakan untuk kamu (wahai kaum lelaki), isteri-isteri
dari jenis kamu sendiri, supaya kamu bersenang hati dan hidup mesra
dengannya dan dijadikanNya di antara kamu (suami isteri) perasaan kasih
sayang dan belas kasihan. Sesungguhnya yang demikian itu mengandungi
keterangan-keterangan (yang menimbulkan kesedaran) bagi orang-orang yang
berfikir. (Surah al-Rum: 21)
فَاطِرُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ
أَزْوَاجًا وَمِنَ الْأَنْعَامِ أَزْوَاجًا يَذْرَؤُكُمْ فِيهِ لَيْسَ
كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Dialah yang menciptakan langit dan bumi; Dia menjadikan bagi kamu
pasangan-pasangan dari jenis kamu sendiri dan menjadikan dari jenis
binatang-binatang ternak pasangan - pasangan (bagi bintang-binatang
itu); dengan jalan yang demikian dikembangkan -Nya (zuriat keturunan)
kamu semua. Tiada sesuatupun yang sebanding dengan (ZatNya,
sifat-sifatNya dan pentadbiranNya) dan Dialah Yang Maha Mendengar, lagi
Maha Melihat. (Surah al-Syura: 11)
وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَجَعَلَ لَكُمْ
مِنْ أَزْوَاجِكُمْ بَنِينَ وَحَفَدَةً وَرَزَقَكُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ
Dan Allah telah menjadikan bagi kamu pasangan-pasangan dari jenis kamu
sendiri dan menjadikan bagi kamu daripada pasangan-pasangan kamu
anak-anak dan cucu dan memberikan rezki kepada kamu daripada benda-benda
yang baik. (Surah al-Nahl: 72)
Ayat-ayat ini tidak boleh difahami sebagai isteri-isteri kita itu
diciptakan daripada diri atau jasad kita tetapi mestilah difahami
sebagai “mereka itu dari jenis yang sama dengan kita”.
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
Sesungguhnya telah datang kepada kamu seorang rasul dari jenis kamu,
yang amat berat baginya kesusahan kamu, sangat berharap akan keimanan
kamu dan sangat kasih serta menyayangi kepada orang-orang yang beriman.
(Surah al-Taubah:128)
لَقَدْ مَنَّ اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولًا
مِنْ أَنْفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آَيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ
وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ
لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ
Sesungguhnya Allah s.w.t. telah memberikan kurniaan yang besar kepada
orang-orang yang beriman ketika Dia mengutuskan seorang rasul kepada
mereka dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan ayat-ayat-Nya
kepada mereka, menyucikan mereka dan mengajarkan Kitab dan Hikmah.
Sesungguhnya mereka sebelum itu berada di dalam kesesatan yang nyata.
(Surah Ali Imran: 164.)
Kedua-dua ayat ini dengan jelasnya menyebutkan Rasulullah s.a.w. yang
diutuskan kepada kita adalah dari kalangan manusia yang sama seperti
kita bukan dari kalangan makhluk yang lain seperti malaikat.
Dengan itu, hadis ini ditafsirkan sebagai sifat dan perasaan perempuan itu daripada jenis yang mudah bengkok.
عن أبي هريرة عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : (من كان يؤمن بالله واليوم
الآخر فلا يؤذي جاره واستوصوا بالنساء خيرا، فإنهن خلقن من ضلع، وإن أعوج
شيء في الضلع أعلاه، فإن ذهبت تقيمه كسرته، وأن تركته لم يزل أعوج،
فاستوصوا بالنساء خيرا)
Sesiapa yang beriman dengan Allah dan Hari Akhirat, maka janganlah
menyakiti jirannya dan hendaklah dia menjaga wanita dengan
sebaik-baiknya kerana sesungguhnya mereka diciptakan daripada tulang
rusuk. Sesungguhnya tulang rusuk yang paling bengkok ialah yang paling
atas, jika kamu berusaha untuk membetulkannya kamu akan mematahkannya,
jika kamu terus biarkan begitu ia akan terus bengkok. Oleh itu terimalah
pesanan supaya menjaga wanita-wanita dengan baik. (Hadis riwayat
al-Bukhari no: 4890)
عن أبي هريرة: أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: المرأة كالضلع، إن أقمتها كسرتها.
Perempuan itu seperti tulang rusuk. Jika kamu ingin memperbetulkannya kamu akan mematahkannya. (Hadis riwayat al-Bukhari 4889).
Hadis ini telah dikemukakan oleh Imam al-Bukhari di dalam kitab al-Nikah
bab berlembut dengan wanita. Tujuan al-Bukhari mengemukakan hadis ini
ialah untuk menyatakan sifat fitrah wanita bukannya hakikat penciptaan
mereka.
Apakah tubuh atau jasad wanita akan mudah patah apabila dikasari oleh orang lain? Tentu sekali tidak.
عن أبي هريرة. قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إن المرأة كالضلع. إذا ذهبت تقيمها كسرتها.
Sesungguhnya perempuan itu seperti tulang rusuk. Jika kamu ingin
memperbetulkannya kamu akan mematahkannya. ( Hadis riwayat Muslim no:
1468.)
Hadis ini lebih jelas lagi menyatakan sifat perempuan itu seperti tulang
rusuk bukan diciptakan daripada tulang rusuk. Penggunakan partikel kaf ك
ini bagi menyatakan persamaan antara perempuan dan tulang rusuk.
Sementara ayat yang kedua merupakan sudut persamaan antara kedua-duanya.
Kecenderungan Imam al-Bukhari ketika membuat Tarjamatul Bab di dalam Sahihnya, yaitu:
باب: المداراة مع النساء، وقول النبي صلى الله عليه وسلم: (إنما المرأة كالضلع)
Bab berlembut dengan wanita dan Sabda Nabi s.a.w.: Sebenarnyanya perempuan itu seperti tulang rusuk.
Dengan membuat tajuk begini Imam al-Bukhari tidaklah berpendapat bahawa Hawa itu dijadikan daripada tulang rusuk kiri Nabi Adam.
Begitu juga di dalam al-Adab al-Mufrad, Imam al-Bukhari mengemukakan riwayat:
إن المرأة ضلع , وإنك إن تريد أن تقيمها تكسرها
Sesungguhnya perempuan itu tulang rusuk. Jika kamu mahu untuk
meluruskannya maka kamu akan mematahkannya. (al-Adab al-Mufrad, no: 747)
Apakah hadis ini menyatakan hakikat perempuan itu sebenarnyanya tulang
rusuk? Tentu sekali tidak. Hadis ini merupakah satu bentuk tasybih atau
perumpamaan yang mempunyai nilai balaghah atau retorik yang tinggi di
mana perkataan yang menyatakan persamaan tidak digunakan begitu juga
sudut keserupaan tidak disertakan. Ayat yang kedua boleh juga dikatakan
sebagai bukti bahawa perkataan tulang rusuk tidak difahami secara
harfiah.
Argument yang mendukung Kepada Penafsiran Ini
Penafsiran min bukan dengan makna punca atau asal-usul sesuatu adalah sesuai hadis berikut:
عن أبي قلابة، عن أنس رضي الله عنه: أن النبي صلى الله عليه وسلم كان في
سفر، وكان غلام يحدو بهن يقال له أنجشة، فقال النبي صلى الله عليه وسلم:
(رويدك يا أنجشة سوقك بالقوارير). قال أبو قلابة: يعني النساء
Daripada Abu Qilabah daripada Anas bin Malik bahawa Rasulullah s.a.w.
berada dalam satu perjalanan. Ada seorang budak yang dikenali dengan
Anjisyah menarik unta yang ditunggangi oleh wanita-wanita. Lalu
Rasulullah s.a.w. bersabda: Wahai Anjisyah! Perlahankanlah kerana yang
kamu tarik itu ialah botol-botol kaca. Perawi, Abu Qilabah, berkata:
Maksudnya ialah wanita-wanita. (Hadis riwayat al-Bukhari no: 5857.)
Rasulullah s.a.w. menggambarkan wanita sebagai golongan yang lembut dari
segi perwatakan dan cukup sensitif. Baginda menyebutkan wanita seperti
botol-botol kaca yang mudah pecah jika tidak dijaga dan diberi
perhatian.
Taktimah
Ayat Alquran bukanlah kitab sejarah yang harus menjelaskan semua secara
rinci, dan Karena penyebutan “tulang rusuk” dalam hadist Rasul saw.
tidak membatasi persoalan tersebut dengan tegas, maka ia mengandung
sejumlah pengertian, kondisi ini di perparah dengan masuknya riwayat
israilliyat yang di anggap tepat untuk menjelaskan “tulang rusuk”
sehingga menjadi pemahaman yang sangat bias untuk kemudian di terima
begitu saja oleh kaum muslimin.
Hadis ini perlu difahami secara balaghah yaitu berdasarkan retorik
bahasa Arab. Rasulullah s.a.w. menyampaikan pesanan ini dalam bentuk
tasybih (perumpamaan) supaya maksud pesanan difahami dengan lebih
mendalam. Tegasnya, supaya pendengar lebih peka dan prihatin bukan
memberi perhatian kepada makna harfiah.
Rasulullah s.a.w. membuat perumpamaan wanita seperti tulang rusuk bukan
bermaksud untuk merendahkan kedudukan mereka tetapi sebagai peringatan
kepada kaum lelaki supaya memberi perhatian kepada mereka, melayani
mereka dengan baik, mendidik dan menjaga hati mereka. Sama seperti
lelaki, wanita sama-sama berperanan untuk menegakkan agama dan
menguruskan hal ehwal kehidupan. Dengan pemahaman yang betul tentang
hadis-hadis ini maka tertolaklah anggapan bahawa wanita adalah dari
kelas kedua kerana kononnya dijadikan daripada orang lelaki yaitu Adam!
Namun bagaimanapun, pendapat sebagian ulama tradisional yang
menjustifikasi penciptaan wanita dari tulang rusuk tidak dapat
disalahkan secara mutlak, karena zahir sebagian Hadits mengatakan
demikian. Bagi ulama tersebut, penciptaan wanita dari tulang rusuk Adam
bukan bermakna kerendahan dari segi martabat tetapi merupakan simbol
hubungan keduanya yang sangat erat serta saling melengkapi
(complementary), sehingga tidak mungkin salah satunya hidup tanpa yang
lain.
Perbedaan itu biasa, berbeda dalam menafsirkan makna/kandungan AlQuran
dan Hadist haruslah kita jadikan sebagai rahmatan lil alamin,bukan
menjadi sebuah bumerang bagi umat Muslim. Janganlah perbedaan itu
membuat umat ini bermusuhan, saling menyalahkan, saling tuduh ataupun
saling menghakimi. kedua pendapat itu boleh diambil karena masing-masing
berdasarkan Hadits. Yang tidak boleh di ambil adalah pendapat yang
menolak Hadits ini sama sekali, sama saja dengan menafikan kesahihannya,
meski dengan alasan apapun pemikiran ini jelas merupakan pendekatan
asing yang tidak ada dalam tradisi Islam.