Yaman merupakan salah satu negara di jaziroh arab, letaknya berdekatan
dengan negeri Saudi Arabia, Yaman merupakan salah satu tonggak sejarah
dalam islam, mempunyai banyak sekali keutamaan, telah masyhur dalam
kitab-kitab sejarah islam betapa banyaknya keutamaan serta kebaikan yang
Allah subhanau wa ta’ala limpahkan kepada negeri ini, dahulu kala di
masa jahiliyah maupun sesudah datangnya islam, berupa kemuliaan akhlak
para penduduknya, para rosul dan nabi, keajaiban-keajaiban dunia,
kerajaan-kerajaan bersejarah, para ahli sya’ir, para penulis kitab, para
ulama, para fuqoha, ahli ibadah, ahli zuhud, dan selain daripada yang
demikian.
Diantara hikmah Allah, Allah melebihkan sebagian makhluknya di atas
sebagian yang lain. Seperti bulan ramadhan sebaik-baik bulan, hari jumat
sebaik-baik hari dalam seminggu, kota suci Makkah dan Madinah adalah
kota yang paling Allah cintai. Semua ini karena hikmah Allah. Dan Allah
memberikan karuniaNya kepada siapa saja yang Dia kehendaki.
Demikian pula halnya dengan negeri Yaman, Allah ‘azza wa jalla, telah
memuliakan negeri ini diantara negeri-negeri lainnya di dunia ini,
(setelah Makkah dan Madinah). Penduduknya adalah orang-orang yang lembut
hatinya, santun tutur katanya, dan cepat menerima kebenaran.
Ada beberapa ayat dalan Al Qur’an yang menerangkan makna ini. Dalam
hadis-hadis Nabi shallallahu ’alaihi wasallam, juga dijelaskan hal yang
semakna. Mari simak rinciannya berikut ini.
Dalil dalam Al Qur’an, yang Menunjukkan Keutamaan Penduduk Yaman
Allah subhanahu wa ta’ala telah memberkahi negeri yaman, dan berfirman
bahwa negeri saba’ (sebuah negeri di yaman) adalah sebuah negeri yang
baik, sebagaimana difirmankan dalam Al-Qur’an surat Saba’ 15 :
لَقَدۡ كَانَ لِسَبَإٍ۬ فِى مَسۡكَنِهِمۡ ءَايَةٌ۬ ۖ جَنَّتَانِ عَن
يَمِينٍ۬ وَشِمَالٍ۬ۖ كُلُواْ مِن رِّزۡقِ رَبِّكُمۡ وَٱشۡكُرُواْ لَهُۚ ۥ
بَلۡدَةٌ۬ طَيِّبَةٌ۬ وَرَبٌّ غَفُورٌ۬ (١٥)
“Sesungguhnya bagi kaum Saba’ ada tanda [kekuasaan Tuhan] di tempat
kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah
kiri. [Kepada mereka dikatakan]: “Makanlah olehmu dari rezki yang
[dianugerahkan] Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. [Negerimu]
adalah negeri yang baik dan [Tuhanmu] adalah Tuhan Yang Maha Pengampun”.
(15)” (QS. Saba’ 15)
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مَن يَرۡتَدَّ مِنكُمۡ عَن دِينِهِۦ
فَسَوۡفَ يَأۡتِى ٱللَّهُ بِقَوۡمٍ۬ يُحِبُّہُمۡ وَيُحِبُّونَهُ ۥۤ
أَذِلَّةٍ عَلَى ٱلۡمُؤۡمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى ٱلۡكَـٰفِرِينَ
يُجَـٰهِدُونَ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوۡمَةَ لَآٮِٕمٍ۬ۚ
ذَٲلِكَ فَضۡلُ ٱللَّهِ يُؤۡتِيهِ مَن يَشَآءُۚ وَٱللَّهُ وَٲسِعٌ
عَلِيمٌ)
“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad
dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah
mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut
terhadap orang yang mu’min, yang bersikap keras terhadap orang-orang
kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan
orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada
siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas [pemberian-Nya] lagi
Maha Mengetahui” (QS. Al-Maidah 54)
Kaum yang Allah subhanahu wa ta’ala sebutkan di atas, sebagai kaum yang
Allah mencintai mereka dan mereka mencintai Allah, mereka adalah bangsa
yaman, sebagaimana datang penjelasan tafsir ayat di atas dalam hadits di
bawah ini,
عن جابر بن عبد الله قال :سئل رسول الله عن قوله تعالى : (فَسَوۡفَ يَأۡتِى
ٱللَّهُ بِقَوۡمٍ۬ يُحِبُّہُمۡ وَيُحِبُّونَهُ) قال : هؤلاء قوم من اليمن
Diriwayatkan oleh Imam Ath-tabrani dari sahabat jabir bin abdillah
bahwasanya beliau berkata : rosulullah shalallahu alaihi wa sallam telah
ditanya tentang firman Allah (“maka kelak Allah akan mendatangkan suatu
kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya“) beliau
berkata : mereka adalah sekelompok kaum dari negeri yaman.
Firman Allah Ta’ala,
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مَن يَرۡتَدَّ مِنكُمۡ عَن دِينِهِۦ
فَسَوۡفَ يَأۡتِى ٱللَّهُ بِقَوۡمٍ۬ يُحِبُّہُمۡ وَيُحِبُّونَهُ ۥۤ
أَذِلَّةٍ عَلَى ٱلۡمُؤۡمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى ٱلۡكَـٰفِرِينَ
يُجَـٰهِدُونَ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوۡمَةَ لَآٮِٕمٍ۬ۚ
ذَٲلِكَ فَضۡلُ ٱللَّهِ يُؤۡتِيهِ مَن يَشَآءُۚ وَٱللَّهُ وَٲسِعٌ عَلِيمٌ
“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad
dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah
mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut
terhadap orang yang mu’min, yang bersikap keras terhadap orang-orang
kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan
orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada
siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas [pemberian-Nya] lagi
Maha Mengetahui” (QS. Al-Maidah 54)
Ada beberapa pendapat ahli tafsir mengenai makna ayat ini. Ada yang
menjelaskan bahwa kaum yang dimaksud dalam ayat di atas adalah kaum
Anshor, ada yang mengatakan ;maksudnya adalah Abu Bakr
As-Sidiqradhiyallahu’anhu, yang di masa kekhilafahan beliau, beliau
memerangi orang-orang yang murtad.
Namun, pendapat yang lebih kuat mengenai identitas kaum yang disinggung
dalam ayat di atas; sebagaimana dijelaskan oleh Imam al Qurtubi dalam
tafsirnya, adalah penduduk negeri Yaman; kaumnya sahabat Abu Musa al
Asy-‘asy’ari radhiyallahu’anhu.
“Turunnya ayat ini; terang Imam Al Qurtubi, berkenaan dengan kabilah
yang bernama al Asy-‘ari. Dalam riwayat disebutkan: setelah ayat ini
turun, beberapa rombongan kapal dari kabilah al Asy-‘ari dan
kabilah-kabilah lainnya dari negeri Yaman, datang melalui jalur laut.
Mereka adalah kaum muslimin yang tertindas di negerinya pada masa
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam masih hidup. Merekalah yang
berjasa dalam penaklukan negeri Irak (melalui perang Al Qodisiyyah) pada
masa kekhilafahan Umar radhiyallahu’anhu.”
“Penafsiran ini, Imam al Qurtubi melanjutkan penjelasan, adalah
penafsiran yang paling shahih mengenai makna kaum yang disebut dalam
ayat di atas” (Tafsir al Qurtubi jilid: 8 hal: 52)
Imam Ibnu Jarir At Thobari rahimahullah juga menguatkan penafsiran ini. Sebagaimana yang beliau nyatakan dalam tafsir beliau,
وأولى الأقوال في ذلك عندنا بالصواب، ما روي به الخبر عن رسول الله صلى الله عليه وسلم، أنهم أهل اليمن؛ قوم أبي مويى الأشعري.
“Menurut kami, pendapat yang lebih kuat mengenai penafsiran kaum yang
dimaksudkan dalam ayat adalah sebagaimana diriwayatkan dalam sebuah
riwayat, yang bersumber dari Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam,
bahwa kaum tersebut adalah penduduk Yaman; kaumnya sahabat Abu Musa al
Asy-‘aryi.” (Tafsir At Thobari, 8/525)
Kemudian, ayat lainnya, yang menerangkan keutamaan negeri Yaman, adalah firman Allah Ta’ala,
إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ (1) وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا
“Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu lihat
manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong” (QS. An Nashr: 1-2)
Dalam sabdanya, Nabi shallallahu ’alaihi wasallam menjelaskan, bahwa
ayat di atas sedang berbicara tentang penduduk Yaman. Karena mereka
adalah orang-orang yang lembut hatinya dan mudah menerima kebenaran.
Ahlu Yaman berbondong-bondong memasuki agama Allah
عن أبي هريرة قال : لما نزلت : (إِذَا جَآءَ نَصۡرُ ٱللَّهِ وَٱلۡفَتۡحُ
(١) وَرَأَيۡتَ ٱلنَّاسَ يَدۡخُلُونَ فِى دِينِ ٱللَّهِ أَفۡوَاجً۬ا (٢) )
قال رسول الله : أتاكم أهل اليمن, هم أرقّ قلوبا, الإيمان يمان و الفقه
يمان و الحكمة يمانية
Dari abi huroiroh berkata: tatkala diturunkan ayat (” Apabila telah
datang pertolongan Allah dan kemenangan. (1)Dan kamu lihat manusia masuk
agama Allah dengan berbondong-bondong, (2)” ) rosulullah shalallahu
alaihi wa sallam berkata: penduduk negeri Yaman telah datang kepada
kalian, mereka adalah orang-orang yang paling lembut hatinya, Iman itu
ada pada yaman, dan Fiqih ada pada Yaman, dan hikmah ada pada yaman [HR.
Imam Ahmad]
عن ابن عبّاس قال : بينما النّبيّ بالمدينة إذ قال : الله أكبر ! الله أكبر
!, جاء نصر الله و الفتح, و جاء أهل اليمن : قوم نقية قلوبهم ليّنة
طباعهم, الإيمان يمان و الفقه يمان و الحكمة يمانية (أخرجه ابن حبّان في
موارد الظّمآن و صحّحه الألباني)
Diriwayatkan dari ibnu abbas : suatu ketika nabi berada di madinah
tiba-tiba beliau bertakbir : Allahu akbar…. Allahu akbar telah datang
pertolongan Allah dan telah datang penduduk yaman, suatu kaum yang
bersih hati mereka, lembut tabiat mereka… imam itu ada pada yaman dan
fiqih itu ada pada yaman dan hikmah itu ada pada yaman [HR. Ibnu Hibban]
Hadis-hadis tentang Keutamaan Negeri Yaman
Adapun hadis-hadis Nabi, yang menerangkan kemulian negeri Yaman, banyak. Diantaranya adalah sebagai berikut:
عن أبي هريرة قال : قال رسول الله : أتاكم أهل اليمن, هم أرقّ أفئدة و ألين قلوبا, الإيمان يمان و الحكمة يمانية (متفق عليه)
قال الإمام البغويّ في شرح السنّة << هذا ثناء على أهل اليمن, لإسراعهم إلى الإيمان و حسن قبولهم إياه>>
Dari Abu huroiroh beliau berkata : Rosulullah shalallahu alaihi wa
sallam bersabda : penduduk negeri Yaman telah datang kepada kalian,
mereka adalah orang-orang yang paling lembut hatinya, Iman itu ada pada
yaman, dan hikmah ada pada yaman. [ HR. Bukhari-Muslim]
Berkata Imam Al-Baghowi dalam kitab syarhus sunnah ketika menerangkan
hadits di atas “yang demikian itu merupakan pujian kepada penduduk
yaman, dikarenakan mereka adalah kaum yang bersegera dalam beriman
kepada rosulullah, dan baiknya keimanan mereka kepada Allah subhanahu wa
ta’ala”
Nabi mendo’akan barokah untuk penduduk Yaman.
Dari Ibnu Umar, Nabi shallallahu’alaihi wasallam berdoa,
اللهم بارك لنا في شامنا اللهم بارك لنا في يمننا قالوا وفي نجدنا قال اللهم بارك لنا في شامنا اللهم بارك لنا في يمننا
“Ya Allah… berkahilah kami pada negeri Syam kami. Ya Allah… berkahilah kami pada negeri Yaman kami” (HR. Bukhori dan Ahmad)
Rasulullah mendo’akan dengan hidayah dan keberkahan tidaklah yang
demikian itu beliau lakukan melainkan karena keutamaan dan kebaikan pada
sesuatu yang beliau do’akan, dan pada hadits di atas merupakan
penetapan akan keutamaan negeri yaman berupa barokah dari do’a
rosulullah.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menerangkan, bahwa penduduk
Yaman adalah umatnya yang paling pertama merasakan segarnya air telaga
beliau.
عن ثوبان أن نبي الله صلى الله عليه وسلم قال إني لبعقر حوضي أذود الناس لأهل اليمن أضرب بعصاي حتى يرفض عليهم
Dari sahabat tsauban berkata : rosulullah shalallahu alaihi wa sallam
telah bersabda “sesungguhnya aku (nanti di akhirat) berada di samping
telagaku, aku akan menghalangi setiap manusia yang akan minum dari
telagaku sehingga penduduk yaman dapat meminum air dari telagaku
terlebih dahulu, aku memukul dengan tongkatku sehingga mengalirlah air
telaga tersebut sampai pada mereka. [HR. Muslim]
Berkata Imam An-Nawawi menjelaskan kandungan hadits di atas : “hal
tersebut merupakan karomah bagi ahlu yaman karena rosulullah shalallahu
alaihi wa sallam mendahulukan mereka dalam hal meminum air telaga
beliau, sebagai balasan atas kebaikan-kebaikan mereka dan bersegeranya
mereka dalam memeluk agama islam” [Syarah Shohih Muslim]
Inilah salah satu bentuk karomah untuk penduduk Yaman. Dimana Rasulullah
shalallahu alaihi wa sallam mendahulukan mereka dalam hal meminum air
dari telaga beliau. Sebagai ganjaran atas baiknya perilaku mereka dan
bersegeranya mereka dalam menerima Islam. Rasulullah mendahulukan mereka
untuk meminum air telaga beliau. Sebagaimana di kehidupan dunia, mereka
membela kehormatan Nabi shallallahu’alaihi wasallam dari musuh-musuh
beliau. (Lihat: Syarah Shohih Muslim 62/15)
Bersegeranya ahlu yaman dalam menyambut dakwah islam
عن عمران بن حصين قال عبد الرحمن جاء نفر من بني تميم قال وكيع جاءت بنو
تميم إلى النبي صلى الله عليه وسلم فقال أبشروا يا بني تميم قالوا يا رسول
الله بشرتنا فأعطنا قال عبد الرحمن فتغير وجه رسول الله صلى الله عليه وسلم
قال فجاء حي من يمن فقال اقبلوا البشرى إذ لم يقبلها بنو تميم قالوا يا
رسول الله قبلنا جئنا لنتفقه في الدين
Diriwayatkan dari sahabat ‘Imron bin husein, beliau berkata : suatu hari
aku berada di samping rosulullah shalallahu alaihi wa sallam tatkala
datang kepada beliau sekelompok kaum dari bani tamim, maka berkata
rosulullah shalallahu alaihi wa sallam kepada mereka, “aku sampaikan
kepada kalian berita gembira (seruan kepada islam dan balasannya berupa
surga), mereka berkata kepada rosulullah shalallahu alaihi wa sallam :
engkau telah memberi kami kabar gembira, maka berilah kepada kami
sesuatu (sebagai hadiah) –maka berubahlah wajah rosulullah- kemudian
datang penduduk yaman menemui rasulullah, maka berkatalah rosulullah
shalallahu alaihi wa sallam kepada mereka “ wahai para penduduk yaman
aku sampaikan kepada kalian berita gembira (seruan kepada islam dan
balasannya berupa surga) yang mana bani tamim tidak menerima kabar
gembira tersebut dariku, ahlu yaman berkata kepada rosulullah shalallahu
alaihi wa sallam : kami menerima seruan engkau, kami mendatangi engkau
dalam rangka mempelajari agama.” [HR. Al-Bukhari]
Mereka adalah sebaik-baik penduduk bumi.
عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ ، عَنْ أَبِيهِ ، قَالَ :
كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِطَرِيقٍ
بَيْنَ مَكَّةَ وَالْمَدِينَةِ ، فَقَالَ : ” يُوشِكُ أَنْ يَطْلُعَ
عَلَيْكُمْ أَهْلُ الْيَمَنِ ، كَأَنَّهَا قِطَعُ السَّحَابِ ، أَوْ
قِطْعَةُ سَحَابٍ ، هُمْ خِيَارُ مَنْ فِي الأَرْضِ…
Suatu ketika, cerita Jubair bin Muth’im, kami bersama Rasulullah dalam
sebuah perjalanan antara Makkah dan Madinah. Saat itu Nabi bersabda,
يُوشِكُ أَنْ يَطْلُعَ عَلَيْكُمْ أَهْلُ الْيَمَنِ ، كَأَنَّهَا قِطَعُ
السَّحَابِ ، أَوْ قِطْعَةُ سَحَابٍ ، هُمْ خِيَارُ مَنْ فِي الأَرْض
“Hampir-hampir bangsa Yaman melebihi kalian. Mereka bak segumpal awan.
Mereka adalah sebaik-baik penduduk bumi.” (HR. Imam Ahmad, Imam Bukhari,
Imam Al-Baihaqi.)
Penduduk Yaman, tentara Allah di masa terjadi fitnah.
Abdullah bin Hawalah mengatakan, ” Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda,
سيصير الأمر إلى أن تكونوا جنودا مجندة جند بالشام و جند باليمن و جند
بالعراق عليك بالشام فإنها خيرة الله من أرضه يجتبي إليها خيرته من عباده
فإن أبيتم فعليكم يمنكم و اسقوا من غدركم فإن الله قد توكل لي بالشام و
أهله
“Pada akhirnya umat Islam akan menjadi pasukan perang, satu pasukan di
Syam, satu pasukan di Yaman, dan satu pasukan lagi di Iraq. Hendaklah
kalian memilih Syam. Karena ia adalah negeri pilihan Allah. Allah
kumpulkan di sana hamba-hamba pilihan-Nya. Jika tak bisa, hendaklah
kalian memilih Yaman dan berilah minum (hewan kalian) dari kolam-kolam
(di lembahnya). Karena Allah menjamin untukku negeri Syam serta
penduduknya.” (HR. Abu Dawud, Imam Ahmad, Al-Hakim, dan Ibnu Hibban.)
Penduduk Yaman, orang yang pertama kali meneladankan salaman.
Anas bin Malik berkata, “Nabi shallallahu ’alaihi wasallam bersabda,
قد جاء كم أهل اليمن وهم أول من جاء بالمصافحة
“Sesungguhnya telah datang kepada kalian penduduk Yaman. Merekalah pelopor pertama dalam hal berjabat tangan.”
Penduduk Yaman, memiliki semangat yang tinggi dalam mempelajari sunnah.
Sahabat Anas bin Malik menceritakan, “Suatu hari, beberapa orang dari
negeri Yaman datang menemui Rasululloh shallallahu ’alaihi wasallam,
seraya berkata,
ابعث معنا رجلاً يعلمنا السنة والإسلام
“Wahai Rasululloh, kirimkanlah untuk kami seseorang yang akan mengajari kami sunnah dan Islam.”
Lalu Rasulullah menarik tangan Abu Ubaidah seraya bersabda,
هذا أمين هذه الأمة
“Ini orangnya, dialah penjaga umat ini.”
Penduduk Yaman, adalah bangsa yang gigih menjalani ketaatan kepada Allah.
Dari Abu Sa’id al Khudri radhiyallahu ’anhu, beliau mengatakan, “Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
إنه سيأتي قوم تحقرون أعمالكم إلى أعمالهم
“Sesungguhnya akan datang kaum, yang kalian akan merasa minder jika membandingkan amalan kalian dengan amalan mereka“.
“Apakah mereka kaum dari kaum Quraisy ya Rasulullah?” Tanya para Sahabat.
لا و لكن هم أهل اليمن
“Bukan, mereka adalah penduduk Yaman.” jawab Rasulullah.” (HR. Ibnu Abi Ashim, dishohihkan oleh Imam Muqbil Al-Wadi’i)
Berkata Imam ibnu jarir ath-thabari dalam tafsirnya : “sesungguhnya
Allah mendatangkan ahlu yaman pada masa kekhilafan umar bin khotob, kala
itu sikap mereka terhadap ajaran agama islam merupakan yang paling baik
diantara kaum-kaum yang lain yang memeluk islam [dari luar mekkah dan
madinah] dan mereka pada waktu itu adalah kaum yang paling banyak
memberi pertolongan kepada kaum muslimin.
Iman ada pada Yaman, Hikmah ada pada Yaman.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, beliau mengatakan, “Tatkala
diturunkan ayat, ” Apabila telah datang pertolongan Allah dan
kemenangan. Dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan
berbondong-bondong.” Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda,
أتاكم أهل اليمن, هم أرقّ قلوبا, الإيمان يمان و الفقه يمان و الحكمة يمانية.
“Penduduk negeri Yaman telah datang kepada kalian. Mereka adalah orang
yang paling lembut hatinya. Iman itu ada pada yaman, Fiqih ada pada
Yaman, dan hikmah ada pada Yaman.” (HR. Imam Ahmad)
Al-Hafizh Ibnu Rajab rahimahullah berkata,
وهذا إشارة منه إلى أبي موسى الأشعري، ومن كان على طريقهِ من عُلَماء أهلِ
اليمن، ثمَّ إلى مثل أبي مسلم الخولاني، وأويس القَرَنيِّ، وطاووس، ووهب بن
منبه، وغيرهم من عُلماء أهل اليمن، وكلُّ هؤلاء مِنَ العلماء الربانيين
الخائفين لله، فكلهم علماءُ بالله يخشونه ويخافونه، وبعضُهم أوسعُ علماً
بأحكام الله وشرائع دينه من بعض، ولم يكن تميُّزهم عن الناس بكثرة قيلٍ
وقالٍ، ولا بحثٍ ولا جدالٍ.
“Hadits ini adalah isyarat dari Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam
kepada Abu Musa Al-‘Asy’ari (yang berasal dari Yaman) dan para ulama
Yaman yang mengikuti jalan beliau, kemudian isyarat kepada para ulama
seperti Abu Muslim Al-Khaulani, Uwais Al-Qorni, Thawus, Wahb bin
Munabbih dan para ulama Yaman lainnya, mereka semua termasuk ulama
Rabbani (yang selalu mempelajari, mengamalkan dan mengajarkan sunnah)
yang takut kepada Allah, karena mereka semua adalah orang-orang yang
berilmu tentang Allah, yang memiliki khasyah kepada-Nya (takut karena
mengetahui kebesaran Allah) dan khauf kepada-Nya (takut karena
mengetahui kelemahan diri di hadapan Allah), dan sebagian mereka lebih
luas ilmu tentang hukum-hukum Allah dan syari’at-syari’at agama-Nya dari
sebagian yang lain, dan bukanlah mereka lebih istimewa dari para ulama
yang lainnya karena banyak desas desus, meluaskan pembahasan dan
perdebatan.” [Jami’ul ‘Ulumi wal Hikam, 1/259]
Asy-Syaikh Muhammad Al-Amiin Asy-Syinqithi rahimahullah berkata:
"الإيمان يمان" أي: يتأخر الإيمان بها بعد فقده من جميع الأرض
“Iman berada di Yaman, maknanya iman akan keluar terakhir dari Yaman
setelah iman itu hilang dari seluruh wilayah bumi” [Adhwa’ul Bayaan,
1/26]
Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata:
كان أهل المشرق يومئذ أهل كفر، فأخبر صلى الله عليه وسلم أن الفتنة تكون من
تلك الناحية فكان كما أخبر، وأول الفتن كان من قبل المشرق فكان ذلك سبباً
للفرقة بين المسلمين، وذلك ما يحبه الشيطان ويفرح به، وكذلك البدع نشأت من
تلك الجهة
“Saat itu penduduk Timur merupakan orang-orang kafir, nabi shallallahu
‘alaihi wasallam memberitahukan bahwa fitnah akan datang dari arah sana,
maka terjadilah sebagaimana yang diberitakan oleh nabi. Fitnah pertama
datang dari arah timur yang hal tersebut menjadi sebab perpecahan di
antara kaum muslimin. Perpecahan sangat disukai setan dan membuat setan
bergembira. Demikian pula bid’ah-bid’ah muncul dari arah sana.” [Fathul
Bari, 8/98]
Badruddin Al-Ainiy rahimahullah berkata:
إنما أشار عليه الصلاة والسلام إلى المشرق لأن أهله يومئذ أهل كفر فأخبر أن
الفتنة تكون من تلك الناحية، وكذا وقع فكان وقعة الجمل ووقعة صفين ثم ظهور
الخوارج في أرض نجد والعراق وما وراءها من المشرق، وكان أصل ذلك كله وسببه
قتل عثمان بن عفان رضي الله عنه، وهذا علم من أعلام نبوته صلى الله عليه
وسلم
“Alasan nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berisyarat ke arah Timur,
karena penduduk Timur saat itu adalah orang-orang kafir. Nabi
memberitahukan bahwa fitnah akan muncul dari arah sana. Demikian pula di
sana lah terjadi perang Jamal, perang Shiffin, munculnya Khawarij di
Najd, Irak, serta berbagai wilayah lain di arah Timur. Pokok dari itu
semua merupakan sebab terbunuhnya Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu.
Inilah diantara bukti dari sekian banyak bukti kenabian beliau
shallallahu ‘alaihi wasallam. [Umdatul Qari’, 35/156]
Al-Imam Ath-Thabrani rahimahullah meriwayatkan hadits dengan redaksi
yang berbeda, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
جاء الفتح ونصر الله وجاء أهل اليمن
“Penaklukan dan pertolongan Allah telah datang, penduduk Yaman telah datang.”
Seorang laki-laki bertanya:
يا رسول الله، وما أهل اليمن؟
“Wahai Rasulullah, siapakah penduduk Yaman?”.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
قوم رقيقة قلوبهم لينة قلوبهم، الإيمان يمان والفقه يمان
“Kaum yang memiliki hati lembut dan penyayang. Iman berada di Yaman dan fiqih berada di Yaman” [HR. Ath-Thabrani no. 11903]
Al-Haitsami rahimahullah berkata:
رواه الطبراني في الكبير والأوسط بأسانيد، وأحد أسانيد رجاله رجال الصحيح
“Ath-Thabrani meriwayatkan hadits itu dalam Al-Kabiir dan Al-Ausath
dengan sanad-sanadnya. Seluruh perawi dalam salah satu sanadnya adalah
perawi kitab Shahih (Al-Bukhari dan Muslim –pen)” [Majma’ Az-Zawa’id,
9/26]
Adapun makna hikmah, An-Nawawi rahimahullah berkata,
أَنَّ الْحِكْمَةَ عِبَارَةٌ عَنِ الْعِلْمِ الْمُتَّصِفِ بِالْأَحْكَامِ
الْمُشْتَمِلِ عَلَى الْمَعْرِفَةِ بِاللَّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى
الْمَصْحُوبِ بِنَفَاذِ الْبَصِيرَةِ وَتَهْذِيبِ النَّفْسِ وَتَحْقِيقِ
الْحَقِّ وَالْعَمَلِ بِهِ وَالصَّدِّ عَنِ اتِّبَاعِ الْهَوَى
وَالْبَاطِلِ
“Hikmah adalah sebuah kata yang mengibaratkan tentang ilmu yang bersifat
mencakup pengenalan terhadap Allah tabaraka wa ta’ala yang disertai
dengan kekuatan bashiroh (ilmu yang diyakini berdasarkan dalil yang
shahih dan pemahaman yang benar), pembersihan jiwa, penegakkan serta
pengamalan terhadap kebenaran, tidak mengikuti hawa nafsu dan
kebatilan.” [Syarhu Muslim, 2/33]
Adapun makna kelembutan hati, An-Nawawi rahimahullah berkata,
وَأَمَّا وصفها باللين والرقة وَالضَّعْفِ فَمَعْنَاهُ أَنَّهَا ذَاتُ
خَشْيَةٍ وَاسْتِكَانَةٍ سَرِيعَةِ الاستجابة والتأثر بِقَوَارِعِ
التَّذْكِيرِ سَالِمَةً مِنَ الْغِلَظِ وَالشِّدَّةِ وَالْقَسْوَةِ
“Adapun pensifatan terhadap penduduk Yaman dengan kelembutan, kehalusan
dan rendah hati maknanya adalah hati mereka memiliki rasa takut (kepada
Allah), tenang, bersegera memenuhi perintah dan mudah terpengaruh dengan
seruan-seruan peringatan (nasihat), serta hati yang tidak bengis, kasar
dan keras.” [Syarhu Muslim, 2/34]
Apa yang diikuti oleh ahlul yaman dapat kita telusuri melalui para ulama dari kalangan ahlul bait, keturunan cucu Rasulullah.
Silahkan telusurilah melalui apa yang disampaikan oleh Al Imam Al Haddad
dan yang setingkat dengannya, sampai ke Al Imam Umar bin Abdurrahman Al
Attos dan yang setingkat dengannya, sampai ke Asy’syeh Abubakar bin
Salim, kemudian Al Imam Syihabuddin, kemudian Al Imam Al Aidrus dan Syeh
Ali bin Abibakar, kemudian Al Imam Asseggaf dan orang orang yang
setingkat mereka dan yang diatas mereka, sampai keguru besar Al Fagih
Almuqoddam Muhammad bin Ali Ba’alawi Syaikhutthoriqoh dan orang orang
yang setingkat dengannya, sampai ke Imam Ahmad Al Muhajir bin Isa bin
Muhammad bin Ali Al Uraidhi bin Ja’far Ash Shodiq bin Muhammad Al Baqir
bin Ali Zainal Abidin bin Sayyidina Husain ra sejak Abad 7 H di
Hadramaut Yaman beliau menganut madzhab Syafi’i dalam fiqih , Ahlus
Sunnah wal jama’ah dalam akidah (i’tiqod) mengikuti Imam Asy’ari
(bermazhab Imam Syafi’i) dan Imam Maturidi (bermazhab Imam Hanafi) serta
tentang akhlak atau tentang ihsan mengikuti ulama-ulama tasawuf yang
muktabaroh dan bermazhab dengan Imam Mazhab yang empat.
Di Hadramaut kini, akidah dan madzhab Imam Al Muhajir yang adalah Sunni
Syafi’i, terus berkembang sampai sekarang, dan Hadramaut menjadi kiblat
kaum sunni yang “ideal” karena kemutawatiran sanad serta kemurnian agama
dan aqidahnya.
Dari Hadramaut (Yaman), anak cucu Imam Al Muhajir menjadi pelopor dakwah
Islam sampai ke “ufuk Timur”, seperti di daratan India, kepulauan
Melayu dan Indonesia. Mereka rela berdakwah dengan memainkan wayang
mengenalkan kalimat syahadah , mereka berjuang dan berdakwah dengan
kelembutan tanpa senjata , tanpa kekerasan, tanpa pasukan , tetapi
mereka datang dengan kedamaian dan kebaikan. Juga ada yang ke daerah
Afrika seperti Ethopia, sampai kepulauan Madagaskar. Dalam berdakwah,
mereka tidak pernah bergeser dari asas keyakinannya yang berdasar Al
Qur’an, As Sunnah, Ijma dan Qiyas.