Islam Adalah Agama Yang Syamil Mutakamil. Yang Berarti Menyeluruh Dan
Sempurna. Hal Ini Menunjukkan Bahwa Islam Adalah Agama Yang Mengajarkan
Dan Mendidik Seluruh Aspek-Aspek Kehidupan Manusia.
Masih Banyak Orang, Baik Yang Non Islam Maupun Muslim Sekalipun, Masih
Menilai Bahwa Islam Itu Hanyalah Ajaran Yang Bergerak Di Balik
Tembok-Tembok Masjid Dan Majelis Taklim Serta Bukan Ajaran Yang Mengatur
Permasalahan Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi Ummat, Perpolitikan, Dan
Undang-Undang Negara Dan Sebagainya, Padahal Paradigma Ini Sungguh
Sangat Tidak Tepat.
Islam Mengikat Sehari-Hari Dan Tidak Terbatas Oleh Ruang Dimanapun Serta
Tidak Pula Terbatas Dengan Waktu Kapanpun. Tuntunan/Aturan Itu Bukanlah
Penjara Yang Mengekang Hingga Mematikan Fitrah Manusia. Namun, Justru
Ia Adalah Lampu Penerang Yang Menyinari Perjalanan Sang Makhluk Menuju
Kebahagiaan.
Kesempurnaan Agama Islam Karena Jauh Dari Noda-Noda Hitam Yang Kotor Dan
Terhindar Dari Analogi-Analogi Manusia Yang Faqir Dan Berlimpah Dengan
Kejahilan.
Begitupun Perihal Dalam Pendidikan Anak. Dalam Islam, Anak Tidak Hanya
Dipelihara Sejak Setelah Lahir Semata, Bahkan Bahkan Sejak Seseorang
Berazzam Untuk Menikah, Diantara Hal Yang Diperhatikan Adalah Agar
Memilih Pasangan Atau Isteri Yang Shalihah (Baik). Dengan Calon
Pendamping (Suami/Istri) Yang Baik (Bibit) Makan Niscaya Akan Melahirkan
Generasi Yang Sholeh Sholehah Pula, In-Syaa Allah.
Islam Telah Memberikan Perhatian Yang Besar Untuk Keselamatan Keluarga,
Khususnya Keturunan Agar Menjadi Kuat, Tidak Hanya Secara Akhlaq, Bahkan
Dalam Hal Genetika Tubuh Dan Kejiwaan. Pemeliharaan Ini Terus Berjalan
Sampai Mencapai Masa Kehamilan Dan Ketika Hendak Melahirkan, Melahirkan,
Menyusui, Dan Tahapan Pendidikan, Serta Perkembangan Berikutnya.
Diantara Bukti Perhatian Islam Terhadap Anak Pada Masa Kelahiran Adalah
Masalah Tahnik. Meskipun Tahnik Ini Merupakan Sunah Saja, Namun Banyak
Keutamaan Dalam Hal Tersebut.
Memiliki anak adalah impian setiap orang tua. Saat bayi Anda lahir
kebahagiaan yang tiada tara tentu Anda rasakan sebagai Orang Tua. Pada
umunya, orang tua memberikan vaksin dan imunisasi untuk bayinya. Agara
si bayi terhindar dari berbagai penyakit. Padahal sebenarnya, ada cara
lain dalam islam yang dianjurkan dilakukan orang tua kepada bayinya
ketika baru lahir yaitu me’tahnik’. Sebagai orang tua baru, jangan lupa
untuk melakukan ‘tahnik’ untuk bayi Anda. Apa itu tahnik ? Tulisan
berikut ini akan mengulas tentang cara mentahnik bayi ketika baru lahir,
yang ternyata merupakan salah satu ajaran dari Nabi kita, Rasulullah
SAW.
Bagi Anda, umat muslim, sepertinya masih banyak yang belum mengerti
tentang cara mentahnik bayi ketika baru lahir. Cara ini merupakan metode
imunisasi dalam islam atau sesuai ajaran islam, seperti yang diajarkan
Rasulullah SAW.
Apa itu Tahnik ?
Tahnik adalah melumurkan buah kurma ke dalam mulut bayi yaitu di bagian
langit-langit mulut bayi, dimana sebelumnya kurma yang dilumurkan
terlebih dahulu di lumat. Para ahli bahasa mengatakan bahwa tahnik ialah
mengunyah kurma lalu menggosokan kurma tersebut ke langit-langit mulut
bayi. Tujuannya adalah agar bayi bisa terlatih untuk mengunyah dan
membantu menguatkan bayi untuk makan.
Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullah menjelaskan pengertian tahnik,
والتحنيك مضغ الشيء ووضعه في فم الصبي ودلك حنكه به يصنع ذلك بالصبي ليتمرن
على الأكل ويقوى عليه وينبغي عند التحنيك أن يفتح فاه حتى ينزل جوفه
وأولاه التمر فإن لم يتيسر تمر فرطب وإلا فشيء حلو وعسل النحل أولى من غيره
“Tahnik ialah mengunyah sesuatu kemudian meletakkan/ memasukkannya ke
mulut bayi lalu menggosok-gosokkan ke langit-langitmulut. Hal ini
dilakukan dengan tujuan agar bayi terlatih dengan makanan, juga untuk
menguatkannya. Yang patut dilakukan ketika mentahnik hendaklah mulut
(bayi tersebut) dibuka sehingga (sesuatu yang telah dikunyah) masuk ke
dalam perutnya. Yang lebih utama, mentahnik dilakukan dengan kurma
kering (tamr). Jika tidak mudah mendapatkan kurma kering (tamr), maka
dengan kurma basah (ruthab).Kalau tidak ada kurma, bisa diganti dengan
sesuatu yang manis. Tentunya madu lebih utama dari yang lainnya”.
[Fathul Baari]
Hadits-Hadits Mengenai Tahnik
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari hadits Abu Burdah dari Abu Musa, dia berkata,
وُلِدَ لِى غُلاَمٌ فَأَتَيْتُ بِهِ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- فَسَمَّاهُ إِبْرَاهِيمَ وَحَنَّكَهُ بِتَمْرَةٍ
“Aku pernah dikaruniai anak laki-laki, lalu aku membawanya ke hadapan
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka beliau memberinya nama Ibrahim
dan mentahniknya dengan sebuah kurma (tamr)."
Dikeluarkan oleh Al-Bukhari (5467 Fathul Bari) Muslim (2145 Nawawi),
Ahmad (4/399), Al-Baihaqi dalam Al-Kubra (9/305) dan Asy-Syu’ab karya
beliau (8621, 8622)
Dari Anas Radhiallahu ‘anhu, dia berkata:
كَانَ ابْنٌ ِلأَبِي طَلْحَةَ يَشْتَكِي، فَخَرَجَ أَبُو طَلْحَةَ فَقُبِضَ
الصَّبِيُّ فَلَمَّا رَجَعَ أَبُو طَلْحَةَ قَالَ: مَا فَعَلَ الصَّبِيُّ؟
قَالَتْ أُمُّ سُلَيْمٍ: هُوَ أَسْكَنُ مِمَّا كَانَ. فَقَرَّبَتْ
إِلَيْهِ الْعَشَاءَ، فَتَعَشَّى ثُمَّ أَصَابَ مِنْهَا، فَلَمَّا فَرَغَ
قَالَتْ: وَارِ الصَّبِيَّ. فَلَمَّا أَصْبَحَ أَبُو طَلْحَةَ أَتَى
رَسُولَ اللهِ فَأَخْبَرَهُ فَقَالَ: أَعْرَسْتُمُ اللَّيْلَةَ؟ قَالَ:
نَعَمْ، قَالَ: اَللّهُمَّ بَارِكْ لَهُمَا. فَوَلَدَتْ غُلاَمًا قَالَ لِي
أَبُو طَلْحَةَ: اِحْمَلْهُ حَتَّى تَأْتِيَ بِهِ النَّبِيَّ فَقَالَ:
أَمَعَهُ شَيْءٌ؟ قَالُوا: نَعَمْ تَمَرَاتٌ. فَأَخَذَهَا النَّبِيُّ
فَمَضَغَهَا ثُمَّ أَخَذَ مِنْ فِيهِ فَجَعَلَهَا فِي الصَّبِيِّ
وَحَنَّكَهُ بِهِ وَسَمَّاهُ عَبْدَ اللهِ.
“Dahulu anak Abu Thalhah dalam keadaan sakit. Abu Thalhah keluar rumah,
saat itu lalu anaknya meninggal dunia. Setelah pulang, Abu Thalhah
berkata, ‘Apa yang dilakukan oleh anak itu?’ Ummu Sulaim menjawab, ‘Dia
lebih tenang dari sebelumnya.’ Kemudian Ummu Sulaim menghidangkan makan
malam kepadanya. Selanjutnya Abu Thalhah mencampurinya. Setelah selesai,
Ummu Sulaim berkata, ‘Tutupilah anak ini.’ Dan pada pagi harinya, Abu
Thalhah mendatangi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam seraya
memberitahu beliau, maka beliau bertanya, “Apakah kalian bercampur tadi
malam?’ ‘
Ya,’ jawabnya. Beliau pun bersabda, ‘Ya Allah, berikanlah keberkahan kepada keduanya.’
Maka Ummu Sulaim pun melahirkan seorang anak laki-laki. Lalu Abu Thalhah
berkata kepadaku (Anas bin Malik), ‘Bawalah anak ini sehingga engkau
mendatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.’
Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, ‘Apakah bersamanya ada
sesuatu (ketika di bawa kesini?’ Mereka menjawab, ‘Ya. Terdapat beberapa
buah kurma.’ Kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengambil
kurma itu lantas mengunyahnya, lalu mengambilnya kembali dari mulut
beliau dan meletakkannya di mulut anak tersebut kemudian mentahniknya
dan memberinya nama ‘Abdullah." [Muttafaq ‘alaih, HR. Bukhari no. 5470
dan Muslim no. 2144.]
عَنْ عَائِشَةَ – رضى الله عنها – قَالَتْ أُتِىَ النَّبِىُّ – صلى الله
عليه وسلم – بِصَبِىٍّ يُحَنِّكُهُ ، فَبَالَ عَلَيْهِ ، فَأَتْبَعَهُ
الْمَاءَ
Dari Aisyah –radhiyallahu ‘anha-, ia berkata, “Ada bayi laki-laki yang
didatangkan kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu beliau
mentahniknya. Kemudian bayi itu malah mengincingi Nabi -shallallahu
‘alaihi wa sallam-. Lalu beliau memercikkankencing tersebut dengan air"
[HR. Bukhari no. 5468 dan Muslim no. 286. Lafazh hadits ini adalah
lafazh Bukhari.]
Terdapat lafazh dalam Shahih Muslim sebagai berikut,
عَنْ عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّ رَسُولَ
اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ يُؤْتَى بِالصِّبْيَانِ فَيُبَرِّكُ
عَلَيْهِمْ وَيُحَنِّكُهُمْ فَأُتِىَ بِصَبِىٍّ فَبَالَ عَلَيْهِ فَدَعَا
بِمَاءٍ فَأَتْبَعَهُ بَوْلَهُ وَلَمْ يَغْسِلْهُ
Dari Aisyah, istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Sesungguhnya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di datangkan kepada beliau
beberapa bayi kemudian beliau mendo’akan keberkahan atas mereka dan
mentahnik mereka. Lalu ada bayi yang dihadirkan kepada beliau, kemudian
bayi itu kencing di pangkuan beliau. Lantasbeliau meminta air dan
memercikkannya ke kencing bayi tersebut dan beliau tidak sampai
mencucinya.”
Mengenai hukum tahnik sendiri adalah sunnah dan tidak menjadi amalan
khusus untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena asalnya amalan
yang beliau lakukan adalah untuk umatnya kecuali jika ada dalil yang
mengkhususkannya pada beliau (-ed).
Hikmah Tahnik dan Penjelasan Ulama
Di antara hikmah dilakukannya tahnik supaya yang paling pertama masuk di
perut bayi adalah sesuatu yang manis, ditambahkan saat itu ada do’a
untuk mengharapkan keberkahan.
Imam Al Mawardi rahimahullah berkata,
فعند من يجيز التحنيك فالأفضلُ عنده أن يكون بالتمر، فإن لم يجد فيحنِّكه بشيءٍ يكون حُلْوًا على ما ذهب إليه الشافعية والحنابل
“Menurut ulama yang membolehkan tahnik (bukan perbuatan khusus bagi
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallamsaja, -pen), maka yang paling
utama menurut mereka adalah menggunakan kurma. Jika tidak ada maka
dengan sesuatu yang manis. Inilah pendapat ulama Syafi’iyyah dan
Hanabilah.”
Imam An-Nawawi rahimahullah berkata,
كون التحنيك بتمر وهو مستحب ولو حنك بغيره حصل التحنيك ولكن التمر أفضل
“Tahnik dilakukan dengan kurma dan hukumnya adalah sunnah (anjuran).
Namun andai ada yang mentahnik dengan selain kurma, maka sudah dianggap
pula sebagai tahnik. Akan tetapi, tahnik dengan kurma lebih utama.”
Al-Hafidz bnu Hajar Al Asqalani rahimahullah juga menjelaskan,
وأولاه التمر فإن لم يتيسر تمر فرطب وإلا فشيء حلو وعسل النحل أولى من غير
Yang lebih utama (ketika) mentahnik ialah dengan kurma kering (tamr).
Jika tidak mudah mendapatkan kurma kering (tamr) maka dengan kurma basah
(ruthab) . Dan kalau tidak ada kurma dengan sesuatu yang manis dan
tentunya madu lebih utama dari yang lainnya (kecuali kurma)”.
Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid hafizhohullah menjelaskan,
وأما الحكمة من التحنيك بالتمر، فقد كان العلماء قديما يرون أن هذه السنة
فعلها النبي صلى الله عليه وسلم ليكون أول شيء يدخل جوف الطفل شيء حلو ،
ولذا استحبوا أن يحنك بحلو إن لم يوجد التمر
“Adapun hikmah dari tahnik menggunakan kurma maka para ulama terdahulu
berpendapat bahwa ini adalah sunnah yang dilakukan oleh Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam agar yang paling pertama masuk ke perut bayi adalah
sesuatu yang manis. Oleh karena itu, dianjurkan mentahnik dengan sesuatu
yang manis jika tidak mendapatkan kurma.”
Hikmah mengapa tahnik harus dengan yang manis sebenarnya telah terungkap
dalam ilmu kedokteran. Berikut penelitian penelitian dokter spesialis,
dr. Muhammad Ali Al Baar. Ringkasan perkataan beliau sebagai berikut:
” إن مستوى السكر ” الجلوكوز” في الدم بالنسبة للمولودين حديثاً يكون
منخفضاً ، وكلما كان وزن المولود أقل ، كان مستوى السكر منخفضاً .
وبالتالي فإن المواليد الخداج [وزنهم أقل من 2.5كجم] يكون منخفضاً جداً
بحيث يكون في كثير من الأحيان أقل من 20 ملليجرام لكل 100 ملليلتر من الدم .
وأما المواليد أكثر من 2.5 كجم فإن مستوى السكر لديهم يكون عادة فوق 30
ملليجرام .
ويعتبر هذا المستوى ( 20 أو 30 ملليجرام ) هبوطاً شديداً في مستوى سكر الدم ، ويؤدي ذلك إلى الأعراض الآتية :
1-أن يرفض المولود الرضاعة .
2-ارتخاء العضلات .
3-توقف متكرر في عملية التنفس وحصول ازرقاق الجسم .
4-اختلاجات ونوبات من التشنج
Sesungguhnya kandungan zat gula “glukosa” dalam darah bayi yang baru
lahir adalah sangat kecil. Jika bayi yang lahir beratnya lebih kecil
maka semakin kecil pula kandungan zat gula dalam darahnya. Oleh karena
itu, bayi prematur (lahir sebelum dewasa), beratnya kurang dari 2,5 kg,
maka kandungan zat gulanya sangat kecil sekali, di mana pada sebagian
kasus malah kurang dari 20 mg/ 100 mL darah. Adapun anak yang lahir
dengan berat badan di atas 2,5 kg, maka kadar gula dalam darahnya
biasanya di atas 30 mg/100 mL.
Kadar semacam ini berarti (20 atau 30 mg/100 mL darah) merupakan keadaan
bahaya dalam ukuran kadar gula dalam darah. Hal ini bisa menyebabkan
terjadinya berbagai penyakit:
Bayi menolak untuk menyusui,
Otot-otot melemas,
Berhenti secara terus-menerus aktivitas pernafasan dan kulit bayi menjadi kebiruan;
Kontraksi atau kejang-kejang
Dan terkadang bisa juga menyebabkan sejumlah penyakit yang berbahaya dan lama, seperti:
Insomnia;
Lemah otak;
Gangguan syaraf;
Gangguan pendengaran, penglihatan, atau keduanya;
Kejang-kejang secara berkepanjangan dan kronis.
Apabila hal-hal di atas tidak segera ditanggulangi atau diobati maka
bisa menyebabkan kematian. Padahal obat untuk itu adalah sangat mudah,
yaitu memberikan zat gula yang berbentuk glukosa melalui infus, baik
lewat mulut, maupun pembuluh darah.
Tujuan Tahnik Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah Imunisasi?
Setelah mengetahui hikmah tahnik melalui penjelasan para ulama, maka
kita dapati tidak ada yang menyatakan bahwa hikmah tahnik adalah sebagai
imunisasi alami, atau semisal meningkatkan kemampuan tubuh untuk untuk
melawan penyakit. Apalagi menyatakan bahwa tujuan Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam adalah imunisasi, maka ini perlu dalil dan kita
tidak mendapati dalil tersebut. Kita seharusnya berhati-hati karena
berkata dusta atas nama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam terdapat
ancaman keras. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ كَذَبَ عَلَىَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ
“Barang siapa berdusta atas namaku,maka bersiap-siaplah menempati tempat
duduknya di neraka’” [Hadits mutawatir, HR. Bukhari no. 1291 dan Muslim
no. 3.]
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
إِنَّ كَذِبًا عَلَيَّ لَيْسَ كَكَذِبٍ عَلَى أَحَدٍ فَمَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ
“Sesungguhnya berdusta atas namaku tidaklah sama dengan berdusta atas
nama orang lain. Karena barangsiapa yang berdusta atas namaku dengan
sengaja, maka hendaklah dia mempersiapkan tempat duduknya dari neraka." [HR.Al-Bukhari no. 1291 dan Muslim no. 4.]
Bukan Hanya Tahnik, Tetapi Juga Ditambah Mendo’akan
Ada ulama juga yang berpendapat bahwa tahnik sebenarnya adalah mendoakan
dan mengharap berkah. Jadi tidak hanya tahnik saja tetapi harus
disertai dengan mendoakan bayi tersebut.
Syaikh Ihsan bin Muhammad Al ‘Utaibi berkata,
قلت: الصحيح الثابت أن المحنِّك “يدْعُو للْمَوْلودِ بِالبَرَكَةِ”، كما
جاء في “صحيح البخاري” (10/707) من حديث أبي موسى الأشعري. وفي صحيح مسلم
(3/193) من حديث عائشة رضي الله عنها ” يُبَرِّكُ عَلَيْهِمْ” – أي: يدعو
لهم بالبركة صلى الله عليه وسلم
“Yang tepat, orang yang melakukan tahnik juga mendoakan keberkahan bagi
bayi tersebut, sebagaimana dalam hadits di shahih Bukhari (10: 707) pada
hadits Abu Musa Al Asy’ari dan di Shahih Muslim (3: 193) dari hadits
Aisyah radhiyallahu ‘anha, ‘Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam
mendoakan keberkahan bagi mereka’.”
Ibnu Hajar Al Asqalani rahimahullah menjelaskan doa yang dibaca,
قوله ثم حنكه أي وضع في فيه التمرة ودلك حنكه بها قوله وبرك عليه أي قال بارك الله فيه أو اللهم بارك فيه
“Maksud mentahnik adalah meletakkan dalam mulut bayi kurma, kemudian
menggosoknya, kemudian mendoakannya yaitu berdoa, “Baarakallahu fiihi
(semoga berkah Allah diberikan untuknya)”, atau “Allahumma baarik fiihi
(Ya Allah, berkahilah dia).”
Bacaan dan doa dalam tahnik mengikut turutannya:
Sebelum menyuap tamar & air zam-zam maka digalakan untuk membaca:
بسم الله الرحمن الرحيم
الرحمن # علم القرءان # خلق الانسان علمه البيان # الشمس والقمر بحسبان # والنجم والشجر يسجدان # (الرحمن: 1-6 )
لاتحرك به لسانك لتعجل به # إن علينا جمعه وقرانه # فإذا قراناه فاتبع قرأنه # ثم إن علينا بينة(القيامة 16-19)
بل هو القران مجيد # في لوح محفوظ #( البروج 21-22)
semua ayat diatas dibaca sebanyak 3X –
Semasa disuapkan ke dalam mulut bayi hendaklah digosokkan ke lelangit mulut bayi sambil dibacakan ayat seperti berikut:
بسم الله الرحمن الرحيم
فالله خير حافظا وهو أرحم الراحميم
(3 X)
والله من ورائهم محيط بل هو قرأن المجيد فى لوح محفوظ
(3 X)
وحفظناها من كل شيطان الرجيم
(3 X)
ولقد خلقنا الإنسان من سلالة من طين ثم جعلناه نطفة من قرار مكين ثم خلقنا
النطفة علقة فخلقنا العلقة مضغة فخلقنا المضغة عظاما فكسونا العظام لحما ثم
أنشأناه خلقا ءاخر فتبارك الله أحسن الخالقين.
وان يكاد الذين كفروا ليزلقونك بأبصارهم لما سمعوا الذكر ويقولون انه لمجنون وما هو الا ذكر للعالمين
بسم الله الرحمن الرحيم
أعوذ بكلمات الله التامات ومن كل عين لامة ومن كل شيطان هامة
حصنته بالحى القيوم ودفعت عنك السوء بالف الف لا حول ولا قوة الا بالله العلى العظيم
سماك الله .................................................................(اسم للطفل)
Kemudian hendaklah dibaca:
الناس- الفلق- الاخلاص- الفاتحة
Doa tahnik :
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد الله رب العالمين حمدا يوافى نعمه ويكافىء مزيدة يا ربنا لك الحمد
كما ينبغى لجلال وجهك وعظيم سلطانك . سبحانك لا نحصى ثناء عليك كما أثنيت
على نفسك .فلك الحمد على قبل الرضى ولك الحمد بعد الرضى اللهم صلى وسلم
وبارك على سيدنا محمد في الأولين. وصل وسلم على سيدنا محمد فى الأخرين.
وعلى اله وصحبه أجمعين. اللهم أنشاه نشاة صالحة, واحيه حياة طيبة, واسعده
سعادة الحسنى, واجعله بارا بوالديه غير عاق لهما. واجعله من الصالحين
العارفين الكاملين. واكفه شر النظرة والعين والحاسدين, وأعذه من الخلقك
أجمعين, ولا تحوجه الا لوجهك الكريم. واغفر لوالديه والحاضرين أجمعين .
وصلى الله على سيدنا محمد صلى الله عليه وسلم
Apakah Bakteri dalam Mulut Merangsang Imunitas Alami?
Salah satu teori yang diusung oleh mereka yang menyatakan bahwa tahnik
adalah imunisasi alami yaitu bakteri dari mulut orang yang mentahnik
akan berpindah ke perut bayi kemudian merangsang imunitas alami.
Sebagaimana teori imunisasi yaitu memaparkan antigen seperti bakteri
yang dilemahkan atau yang dimatikan. Ini perlu penelitian dan
pembuktian ilmiah. Dan jika benar maka bayi tersebut hanya kebal
terhadap bakteri di mulut bukan dengan bakteri penyakit yang lain.
Wallahu ‘alam.
Kandungan & Khasiat Ludah (Air Liur)
Subhanallah! Ternyata air ludah jg mengandung banyak khasiat, bahkan
termasuk salah satu media dlm thibbun nabawi (pengobatan ala nabi) yaitu
dengan cara mengambil ludahnya sendiri dgn jari lalu meletakkan ke debu
kemudian meletakkannya di bagian tubuh yg sakit sambil membaca doa:
بِسْمِ اللَّهِ تُرْبَةُ أَرْضِنَا بِرِيقَةِ بَعْضِنَا يُشْفَى سَقِيمُنَا بِإِذْنِ رَبِّنَا
-رواه البخاري ومسلم-
“Dengan nama Allah, dengan debu bumi kami, dengan ludah sebagian dari
kami, dengan ini semoga orang sakit ini disembuhkan atas izin
Allah”.[HR. Bukhari & Muslim]
Semua Manusia pasti mengenal yg namanya Air liur atau ludah, namun tidak
banyak diantara kita yang mengetahui apa sih manfaat utama dari air
liur atau ludah itu?
Air liur atau air ludah dalam bahasa ilmiah dikenal dgn Saliva adalah
cairan bening yg dihasilkan oleh Manusia dan bbrpa jenis hewan. Pada air
liur atau ludah ini terkandung bbrpa unsur, antara lain: Elektrolit yg
mengandung Natrium, Kalium, Kalsium, Magnesium. Mukosa yg mengandung
Mukopolisakarida dan Glikoprotein, senyawa antibakteri dan bbrapa macam
enzim.
Di dalam air liur atau air ludah terkandung zat yg dpt membantu proses
penyembuhan luka pd manusia yg disebut dgn Histatin, Histatin ialah
protein yg dihasilkan oleh air liur yg dipercaya dapat membunuh
bakteri-bakteri jahat pd luka. Fakta ini jg menjawab mengapa luka pd
mulut, seperti luka setelah pencabutan gigi dapat sembuh lebih cepat
dibandingkan dgn luka pd kulit atau tulang.
Selain itu, meski terkesan menjijikan, ternyata air liur atau ludah
mengandung nitric oxide yg bermanfaat bagi manusia. Nitrit Oxide adalah
suatu enzim yg dapat membunuh bakteri dan membantu luka kecil agar
terbebas dari infeksi. Manfaat air liur yg mengandung nitrit oxide ini
merupakan hasil penelitian Dr. Nigel Benyamin, ilmuan asal Inggris.
Hikmah Tahnik
Sesungguhnya perbuatan Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam men-tahnik
bayi-bayi yang baru lahir dengan kurma setelah dilumatkan dan kemudian
memasukkannya ke mulut bayi, kemudian men-tahnik-nya (mengolehkan
lumatan kurma di langit-langit mulut) adalah memiliki hikmah yang agung.
Sebab, kurma memiliki kandungan gula “glukosa” dalam jumlah yang
banyak, khususnya setelah dilumatkan dimulut sehingga bercampur dengan
air liur, diman air liur mengandung sejumlah enzim khusus yangbisa
mengubah glukosa menjadi gula asal. Air liur juga bisa melumatkan
zat-zat gula. Sehingga bayi yang baru lahir bias mencerna kurma lembut
itu dengan baik.
Dan karena mayoritas atau bahkan semua bayi membutuhkan zat gula dalam
bentuk “glukosa” seketika setelah lahir, maka memberikan kurma yang
sudah dilumat bias menjauhkan sang bayi -dengan izin Allah Subhannahu wa
Ta’ala – dari kekurangan kadar gula yang berlipat-lipat.
Sesungguhnya disunnahkannya tahnik kepada bayi adalah obat sekaligus
tindakan preventif yang memiliki fungsi penting yang sangat, dan ini
adalah mukjizat kenabian Muhammad Shalallaahu alaihi wasalam secara
medis dimana sejarah kemanusiaan tidak pernah mengetahui hal itu
sebelumnya, bahkan kini manusia tahu bahayanya kekurangan kadar glukosa
dalam darah bayi.
Dan sesungguhnya bayi yang baru lahir, apalagi jika lahir premature,
tanpa diragukan lagi sangat membutuhkan solusi cepat, yaitu memberikan
zat gula. Dan rumah sakit-rumah sakit pun kini memberikan kepada bayi
dan anak-anak glukosa agar dihisap oleh sang bayi atau anak kecil
langsung setelah lahir, kemudian baru setelah itu, mulailah sang ibu
menyusuinya.
Sesungguhnya hadits-hadits Nabi Shalallaahu alaihi wasalam yang mulia
yang berkenaan dengan tahnik menjadi pintu pembuka cakrawala pengetahuan
dunia dalam hal menjaga dan merawat anak atau bayi, khususnya bayi
lahir premature.
Prematur adalah diantara penyakit yang sangat berbahaya, karena sang
bayi memiliki kandungan kadar gula glukosa yang sangat kecil dalam
darahnya. Jika diberikan kepadanya zat gula yang siap diserap olehnya,
maka itu adalah solusi yang terbaik dan selamat dalam keadaan darurat
semacam ini. Tahnik kurma juga sekaligus menjadi mukjizat kenabian
Muhammad Shalallaahu alaihi wasalam secara medis, padahal hal itu tidak
pernah diketahui sebelumnya, baik pada zaman beliau hidup ataupun pada
zaman-zaman sekarang, kecuali setelah dilakukannya sejumlah penelitian
pada abad 20-an ini.
Pelajaran Penting Tentang Tahnik
Pertama: Para ulama sepakat tentang disunnahkannya (dianjurkannya)
mentahnik bayi yang baru lahir dengan kurma. Jadi tahnik dilakukan di
hari pertama.
Kedua: Jika tidak mendapati kurma untuk mentahnik, maka bisa digantikan dengan yang lainnya yang manis-manis.
Ketiga: Cara mentahnik adalah orang yang mentahnik mengunyah kurma
hingga agak cair dan mudah ditelan, lalu ia membuka mulut si bayi, lalu
ia menggosokkan kunyahan kurma tadi di langit-langit mulutnya sehingga
si bayi akan mencernanya ke dalam kerongkongannya.
Keempat: Hendaknya yang melakukan tahnik adalah orang sholih sehingga
bisa diminta do’a keberkahannya, terserah yang mentahnik tersebut
laki-laki atau perempuan. Jika orang sholih tersebut tidak hadir, maka
hendaklah bayi tersebut yang didatangkan ke orang sholih tersebut.
Mengenai yang mentahnik boleh seorang wanita sebagaimana dijelaskan oleh
Ibnul Qayyim Al-Jauziyah bahwa Imam Ahmad bin Hambal ketika lahir salah
satu bayinya, beliau menyuruh seorang wanita untuk mentahnik bayinya
tersebut
Ada ulama yang memberi penjelasan urutan makanan yang dijadikan bahan
untuk mentahnik: tamr (kurma kering); kalau tidak ada, barulah rothb
(kurma basah); kalau tidak ada, barulah makanan manis yaitu yang jadi
pilihan adalah madu; dan setelah itu adalah makanan yang tidak disentuh
api.