Kisah Ashabul Kahfi merupakan suatu kisah yang benar dan bersumber dari
Al Qur’an, yaitu mengenai beberapa orang pemuda yang tertidur di dalam
sebuah gua karena teraniaya oleh masyarakat dan penguasa pada masa-nya,
dan mereka di“bangun”kan oleh Allah swt setelah 309 tahun kemudian.
Pemuda-pemuda beriman ini hidup pada masa Raja Diqyanus di Rom, beberapa
ratus tahun sebelum diutusnya Nabi Isa as. Mereka hidup di tengah
masyarakat penyembah berhala dengan seorang raja yang dzalim. Demi
menjaga iman, mereka melarikan diri dari kota, dikejar oleh tentara raja
untuk dibunuh. Hingga pada suatu ketika, sampailah mereka di mulut
sebuah gua yang kemudian dipakai sebagai tempat persembunyian mereka.
Al-Kahfi artinya Gua dan Ashhabul Kahfi yang artinya Penghuni-Penghuni
Gua. Cerita tentang ashabul kahfi ini diambil dari al-Qur’an surah
al-Kahfi ayat 9-26 yang menceritakan tentang beberapa pemuda yang
menghuni gua untuk menghindari kedzoliman penguasa.
ALLAH Swt, Menurunkan kisah ashabul kahfi kepada Rosulullah sebagai
hujjah untuk kaumnya yang musyrik yang menanyakan kisah ashabul kahfi
kepada beliau yang dengan pertanyaan itu mereka bermaksud menguji apakah
benar Rosulullah adalah utusan ALLAH.
أَمْ حَسِبْتَ أَنَّ أَصْحَابَ الْكَهْفِ وَالرَّقِيمِ كَانُوا مِنْ
آيَاتِنَا عَجَبًا (9) إِذْ أَوَى الْفِتْيَةُ إِلَى الْكَهْفِ فَقَالُوا
رَبَّنَا آتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا
رَشَدًا (10) فَضَرَبْنَا عَلَى آذَانِهِمْ فِي الْكَهْفِ سِنِينَ عَدَدًا
(11) ثُمَّ بَعَثْنَاهُمْ لِنَعْلَمَ أَيُّ الْحِزْبَيْنِ أَحْصَى لِمَا
لَبِثُوا أَمَدًا (12)
“Atau kamu mengira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan (yang
mempunyai) raqim itu, mereka termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang
mengherankan?.(Ingatlah) tatkala para pemuda itu mencari tempat
berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdoa: "Wahai Tuhan kami,
berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami
petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini). Maka Kami tutup telinga
mereka beberapa tahun dalam gua itu. Kemudian Kami bangunkan mereka,
agar Kami mengetahui manakah di antara kedua golongan itu yang lebih
tepat dalam menghitung berapa lama mereka tinggal (dalam gua itu).”
Al-Kahf adalah gua yang besar sedangkan gua kecil disebut dengan al-Ghor
(الغار), contoh ghor ini adalah gua tempat persembunyian Nabi Saw, dan
Abu Bakar ketika dalam pengejaran oleh kafir Quraish.
Adapun al-Kahf yang dimaksud adalah gua yang terdapat digunung yang
diceritakan dalam kisah ini, sedangkan الرَّقِيمُpara ahli takwil
berbeda pendapat mengenai arti dari kalimat ini. Sebagian mereka
mengatakan bahwa الرَّقِيمُ adalah nama dari sebuah kota dan adapula
yang mengatakan bahwa الرَّقِيمُnama sebuah lembah yang dilembah itulah
terdapat gua yang ditempati oleh para ashabul kahf. Dan adapula pendapat
lain seperti yang dikemukakan oleh Said bin Jubair bahwa الرَّقِيمُ
adalah sebuah batu tulis yang disitu dituliskan kisah-kisah tentang
ashabul kahfi yang kemudian diletakkan di atas pintu gua.
Nama gua tersebut adalah خيرم yang terdapat di gunung مخلوس.
Dalam sebuah hadits Qudsi Berfirman kepada Nabi Muhammad Saw:
أَمْ حَسِبْتَ يَامُحَمَّدُ أَنَّأ َصْحَابَ الْكَهْفِ وَالرَّقِيمِ
كَانُوا مِنْ آيَاتِنَا عَجَبًا، فَإِنَّ مَا خَلَقْتُ مِنَ السَّمَاوَاتِ
وَالأَرْضِ، وَمَا فِيهِنَّ مِنَ الْعَجَائِب ِأَعْجَبُ مِنْ أَمْرِ
أَصْحَابِ الْكَهْفِ
“Wahai Muhammad! Apakah engkau menganggap bahwa (kisah) penghuni gua dan
(pemilik anjing) mereka adalah termasuk tanda-tanda dari ayat Kami yang
mengherankan? Maka sesungguhnya apa yang aku ciptakan dari bumi dan
langit serta isinya adalah termasuk keajaiban-keajaiban yang lebih ajaib
daripada dari pada kejadian yang dialami oleh ashabul kahfi”
Ayat ke-9 dari surah al-Kahfi dan hadits Qudsi ini tidak berarti
menafikan keajaiban yang dialami oleh ashabul kahfi, melainkan ALLAH
Swt, Memberi tahukan bahwa masih banyak keajaiban yang jauh lebih ajaib
dari pada apa yang terjadi pada ashabul kahfi seperti matahari, bulan,
bumi beserta segala isinya dll.
Menurut sebuah Imam Mujahid, para pemuda yang mendapat julukan ashabul
kahfi ini adalah putra-putra para pembesar dan orang-orang terhormat
dari Negara Rum (Turki). Mereka keluar dari dan berkumpul dibelakang
kota tanpa perjanjian.Mereka adalah orang-orang yang tetap memegang
teguh bahwa tiada Tuhan selain ALLAH. Mereka kemudian masuk kedalam gua
dan menetap di sana selama 30 lebih 9 tahunMereka tertidur dan ALLAH
Swt, membolak-balikkan badan mereka ke kanan dan ke kiri agar jasad
mereka tidak rusak.
Nama-nama para Ashabul Kahfi sebagaimana yang tercantum dalam al-Tabari:
1. Miksalmina (مكسلمينا) adalah yang paling senior (paling tua) dan menjadi juru bicara Ashabul Kahfi.
2. Mishsimilnina (محسميلنينا)
3. Tamlikho (يمليخا) dia adalah orang yang diutus untuk mencari makanan ke kota
4. مرطوس Marteliusus
5. كشوطوشCasitius
6. دينموس Sidemius
7. يطونس Yathbunus
8. بيرونس Bairunus
9. Anjing yang beranma Qithmir milik Muksalmina
Sedangkan menurut an-Naisaburi sebagaimana yang tercantum dalam
tafsirnya, yang benar yang sesuai dengan khobar dari Rosulullah yang
disampaikan dari malaikat Jibril bahwa jumlah mereka semua ada 7.
Berikut nama-nama mereka:
1. يمليخا Tamlikho
2. مكشلينيا Maksalina
3. مشلينياMatsalina
Mereka bertiga ini adalah dari golongan kanan kerajaan. Sedangkan dari golongan kiri adalah:
4. مرنوس Marnusy
5. دبرنوش Dabarnusy
6. شادنوش Syadzanusy
7. كفشططوش Kafsyathathinus
8. قطمير
Dan yang terakhir adalah anjing pengembala yang bernama Qithmir dan
adapula yang berpendapat bahwa nama anjingnya adalah Royyan ada juga
yang berpendapat bahwa namanya adalah Himran sebagaimana dalam tafsir
al-Qurtubi.
Demikian nama-nama yang dapat kami tulis. Namun berhubung belajar secara
otodidak mengeja bahasa ‘ajami dengan tulisan Arab adalah perkara sulit
bagi saya. Jadi harap maklum jika antara tulisan Arab dan abjadnya
berbeda atau salah pengejaan.
Mengenai lamanya mereka tidur di dalam gua hanya ALLAH Yang Mengetahuinya secara pasti seperti yang akan diterangkan nanti.
Secara nalar manusia normal, memang mustahil ada orang yang tertidur
selama itu. Namun mustahil itu hanya menurut akal manusia yang memang
mereka sendiri bersifat lemah. Sedangkan bagi ALLAH Yang Maha Kuasa,
Menjadikan hal diluar kebiasan (ajaib) sama sekali tidak sulit.
Para ulama berbeda pendapat mengenai sebab keluarnya para pemuda ini
dari kota. Sebagian ulama berpendapat bahwa penyebab mereka keluar dari
kotanya adalah karena mereka merupakan orang-orang Islam yang mengikuti
agama Nabi Isa as, sedangkan raja mereka adalah seorang raja penyembah
berhala dan mengajak mereka untuk ikut menyembah berhala-berhala itu.
Akhirnya mereka lari dari raja tersebut karena takut sang raja akan
mendzolimi atau membunuh mereka lalu mereka bersembunyi di dalam gua.
Dalam kitab tafsir al-A’qom disebutkan bahwa nama raja tersebut adalah
raja Diqyanus (دقيانوس). Ada yang mengatakan bahwa raja dikyanus memaksa
para pemuda ini untuk ikut menyembah berhala, namun mereka menolak
hingga akhirnya mereka dipenjara lalu melarikan diri dari penjara
tersebut. Para pemuda ini melarikan diri dan ditengah perjalanan mereka
bertemu dengan seorang pengembala kambing yang memiliki anjing. Lalu
pengembala kambing ini mengikuti agama ashabul kahfi dan membawa mereka
ke gua tersebut. Para pemuda ini dicari oleh raja Diqyanus kemudian ada
yang mengatakan bahwa para pemuda tersebut bersembunyi disebuah gua.
Raja diqyanus setelah mendapati gua tersebut lantas menutup gua agar
para pemuda tersebut tidak bisa keluar dan mati didalamnya. Namun ALLAH
Dzat Yang Maha Penyayang kepada hamba-Nya Mengutus malaikat untuk
menghilangkan penutup tersebut.
{ فَضَرَبْنَا على ءاذَانِهِمْ }
Maka Kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu”
Para ahli tafsir mengatakan bahwa maksud dari ayat ini adalah ALLAH Swt,
Menjadikan mereka (para pemuda ashabul kahfi) tidur dan menutup telinga
mereka sehingga mereka tak terbangun oleh suara apapun. Telinga adalah
jalan pertama untuk membangunkan orang tidur, karena tidaklah berat bagi
seseorang untuk bangun kecuali jika telinganya tidak berfungsi. Maka
dari itulah sabda Rosulullah Saw, ketika mengetahui ada seorang
laki-laki yang tidak bangun pagi:
«ذلك رجل قد بال الشيطان في أذنه»
“Laki-laki itu telinganya benar-benar telah dikencingi syetan”
Maksudnya adalah telinganya telah dikencingi setan sehingga mencegah laki-laki itu untuk bangun sebelum matahari terbit.
ثُمّ َبَعَثْنَاهُمْ لِنَعْلَمَ أَيُّ الْحِزْبَيْنِ أَحْصَى لِمَا لَبِثُوا أَمَدًا (12)
Kemudian Kami bangunkan mereka, agar Kami mengetahui manakah di antara
kedua golongan itu yang lebih tepat dalam menghitung berapa lama mereka
tinggal (dalam gua itu).
المسألة الرابعة : اختلفوا في الحزب ينفق العطاء عن ابن عباس رضي الله
عنهما : المراد بالحزب ينال ملوك الذين تداولوا المدينة ملكاً بعد ملك،
فالملوك حزبو أصحاب الكهف حزب . والقول الثاني : قال مجاهد : الحزب انمن
هذه الفتية لأن أصحاب الكهف لما انتبهوا اختلفوا في أنهم كم ناموا والدليل
عليه قوله تعالى :{ قَالَ قَائِلٌ مّنْهُمْ كَم لَبِثْتُمْ قَالُوا
ْلَبِثْنَا يَوْمًا أَوْ بَعْض َيَوْمٍ قَالُواْ رَبُّكُمْأ َعْلَمُ بِمَا
لَبِثْتُمْ } [ الكهف : 19 ] فالحزب انهما هذان، وكان الذين قالوا ربكم
أعلم بما لبثتم هم الذين علموا أن لبثهم قد تطاول . القولالثالث : قال
الفراء : إن طائفتين من المسلمين في زمان أصحاب الكهف اختلفوا في مدة لبثهم
.
Para ulama berbeda pendapat mengenai siapakah yang dimaksud dengan
‘kedua golongan’ yang disebutkan ALLAH Swt, dalam ayat ini. Pendapat
pertama oleh Imam Atho’ ra dari Ibn Abbas ra menyatakan bahwa yang
dimaksud adalah golongan raja yang memimpin (karena seiring bergulirnya
waktu, raja demi raja silih berganti memimpin) kota dan ashabul kahfi,
pendapat kedua menurut Imam Mujahid kedua golongan itu adalah berasal
dari ashabul kahfi itu sendiri ketika mereka terbangun dan mereka
bertanya berapa lama mereka telah tertidur. Pendapat ini dikuatkan
dengan firman ALLAH:
{ قَال َقَائِلٌ مّنْهُمْ كَم لَبِثْتُمْ قَالُواْ لَبِثْنَا يَوْمًا أَو
ْبَعْضَ يَوْمٍ قَالُو اْرَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَا لَبِثْتُمْ } [ الكهف :
19 ]
“Berkatalah salah seorang di antara mereka: Sudah berapa lamakah kamu
berada (disini?)." Mereka menjawab: "Kita berada (disini) sehari atau
setengah hari." Berkata (yang lain lagi): "Tuhan kamu lebih mengetahui
berapa lamanya kamu berada (di sini).”
Dan golongan yang mengatakan “Tuhan kamu lebih Mengetahui berapa lama
kamu berada (di sini) adalah golongan yang menyadari bahwa mereka telah
berada di gua itu dalam waktu yang cukup lama. Sedangkan pendapat ketiga
adalah pendapat dari Imam al-Farra’ bahwa yang dimaksud dengan ‘dua
golongan’ adalah golongan dari kaum muslimin yang hidup pada masa
ashabul kahfi yang mana mereka berbeda pendapat mengenai lamanya mereka
tinggal (di gua).
نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَأَهُمْ بِالْحَقِّ إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آمَنُوا
بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى (13) وَرَبَطْنَا عَلَى قُلُوبِهِمْ إِذْ
قَامُوا فَقَالُوا رَبُّنَا رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ لَنْ
نَدْعُوَ مِنْ دُونِهِ إِلَهًا لَقَدْ قُلْنَا إِذًا شَطَطًا (14)
هَؤُلَاءِ قَوْمُنَا اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ آلِهَةً لَوْلَا يَأْتُونَ
عَلَيْهِمْ بِسُلْطَانٍ بَيِّنٍ فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى
اللَّهِ كَذِبًا (15) وَإِذِ اعْتَزَلْتُمُوهُمْ وَمَا يَعْبُدُونَ إِلَّا
اللَّهَ فَأْوُوا إِلَى الْكَهْفِ يَنْشُرْ لَكُمْ رَبُّكُمْ مِنْ
رَحْمَتِهِ وَيُهَيِّئْ لَكُمْ مِنْ أَمْرِكُمْ مِرْفَقًا (16) وَتَرَى
الشَّمْسَ إِذَا طَلَعَتْ تَزَاوَرُ عَنْ كَهْفِهِمْ ذَاتَ الْيَمِينِ
وَإِذَا غَرَبَتْ تَقْرِضُهُمْ ذَاتَ الشِّمَالِ وَهُمْ فِي فَجْوَةٍ
مِنْهُ ذَلِكَ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِ
وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ وَلِيًّا مُرْشِدًا (17)
وَتَحْسَبُهُمْ أَيْقَاظًا وَهُمْ رُقُودٌ وَنُقَلِّبُهُمْ ذَات الْيَمِينِ
وَذَاتَ الشِّمَالِ وَكَلْبُهُمْ بَاسِطٌ ذِرَاعَيْهِ بِالْوَصِيدِ لَوِ
اطَّلَعْتَ عَلَيْهِمْ لَوَلَّيْتَ مِنْهُمْ فِرَارًا وَلَمُلِئْتَ
مِنْهُمْ رُعْبًا (18)وَكَذَلِكَ بَعَثْنَا هُمْ لِيَتَسَاءَلُواب
َيْنَهُمْ قَالَ قَائِلٌ مِنْهُمْ كَمْ لَبِثْتُمْ قَالُوا لَبِثْنَا
يَوْمًا أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ قَالُوا رَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَا لَبِثْتُمْ
فَابْعَثُوا أَحَدَكُمْ بِوَرِقِكُمْ هَذِهِ إِلَى الْمَدِينَة
ِفَلْيَنْظُرْ أَيُّهَا أَزْكَى طَعَامًا فَلْيَأْتِكُمْ بِرِزْقٍ مِنْهُ
وَلْيَتَلَطَّفْ وَلَايُشْعِرَنَّ بِكُمْ أَحَدًا (19) وَكَذَلِكَ
بَعَثْنَاهُمْ لِيَتَسَاءَلُوا بَيْنَهُمْ قَالَ قَائِلٌ مِنْهُمْ كَمْ
لَبِثْتُمْ قَالُوا لَبِثْنَا يَوْمًا أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ قَالُوا
رَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَا لَبِثْتُمْ فَابْعَثُوا أَحَدَكُمْ بِوَرِقِكُمْ
هَذِهِ إِلَى الْمَدِينَةِ فَلْيَنْظُرْ أَيُّهَا أَزْكَى طَعَامًا
فَلْيَأْتِكُمْ بِرِزْقٍ مِنْهُ وَلْيَتَلَطَّفْ وَلا يُشْعِرَنَّ بِكُمْ
أَحَدًا (19) إِنَّهُمْ إِنْ يَظْهَرُوا عَلَيْكُمْ يَرْجُمُوكُمْ أَوْ
يُعِيدُوكُمْ فِي مِلَّتِهِمْ وَلَنْ تُفْلِحُوا إِذًا أَبَدًا (20)
وَكَذَلِكَ أَعْثَرْنَا عَلَيْهِمْ لِيَعْلَمُوا أَنَّ وَعْدَ اللَّهِ
حَقٌّ وَأَنَّ السَّاعَةَ لَا رَيْبَ فِيهَا إِذْ يَتَنَازَعُونَ
بَيْنَهُمْ أَمْرَهُمْ فَقَالُوا ابْنُوا عَلَيْهِمْ بُنْيَانًا رَبُّهُمْ
أَعْلَمُ بِهِمْ قَالَ الَّذِينَ غَلَبُوا عَلَى أَمْرِهِمْ لَنَتَّخِذَنَّ
عَلَيْهِمْ مَسْجِدًا (21) سَيَقُولُونَ ثَلَاثَةٌ رَابِعُهُمْ كَلْبُهُمْ
وَيَقُولُونَ خَمْسَةٌ سَادِسُهُمْ كَلْبُهُمْ رَجْمًا بِالْغَيْبِ
وَيَقُولُونَ سَبْعَةٌ وَثَامِنُهُمْ كَلْبُهُمْ قُلْ رَبِّي أَعْلَمُ
بِعِدَّتِهِمْ مَا يَعْلَمُهُمْ إِلَّا قَلِيلٌ فَلَا تُمَارِ فِيهِمْ
إِلَّا مِرَاءً ظَاهِرًا وَلَا تَسْتَفْتِ فِيهِمْ مِنْهُمْ أَحَدًا (22)
وَلَا تَقُولَنَّ لِشَيْءٍ إِنِّي فَاعِلٌ ذَلِكَ غَدًا (23) إِلَّا أَنْ
يَشَاءَ اللَّهُ وَاذْكُرْ رَبَّكَ إِذَا نَسِيتَ وَقُلْ عَسَى أَنْ
يَهْدِيَنِ رَبِّي لِأَقْرَبَ مِنْ هَذَا رَشَدًا (24) وَلَبِثُوا فِي
كَهْفِهِمْ ثَلَاثَ مِائَةٍ سِنِينَ وَازْدَادُوا تِسْعًا (25) قُلِ
اللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا لَبِثُوا لَهُ غَيْبُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ
أَبْصِرْ بِهِ وَأَسْمِعْ مَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا
يُشْرِكُ فِي حُكْمِهِ أَحَدًا (26)
13. Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar.
Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan
mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk. 14. Dan Kami
meneguhkan hati mereka diwaktu mereka berdiri, lalu mereka pun berkata,
"Tuhan kami adalah Tuhan seluruh langit dan bumi; kami sekali-kali tidak
menyeru Tuhan selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian telah
mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebenaran." 15. Kaum kami ini
telah menjadikan selain Dia sebagai tuhan-tuhan (untuk disembah).
Mengapa mereka tidak mengemukakan alasan yang terang (tentang
kepercayaan mereka)? Siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang
mengada-adakan kebohongan terhadap Allah? 16. Dan apabila kamu
meninggalkan mereka dan apa yang mereka sembah selain Allah, maka
carilah tempat berlindung ke dalam gua itu, niscaya Tuhanmu akan
melimpahkan sebagian rahmat-Nya kepadamu dan menyediakan sesuatu yang
berguna bagimu dalam urusan kamu 17. Dan kamu akan melihat matahari
ketika terbit, condong dari gua mereka ke sebelah kanan, dan bila
matahari terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri sedang mereka berada
dalam tempat yang luas dalam gua itu. Itu adalah sebagian dari
tanda-tanda (kebesaran) Allah. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh
Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang
disesatkan-Nya, maka kamu tidak akan mendapatkan seorang pemimpinpun
yang dapat memberi petunjuk kepadanya. 18. Dan kamu mengira mereka itu
bangun, padahal mereka tidur; Dan kami balik-balikkan mereka ke kanan
dan ke kiri, sedang anjing mereka mengunjurkan kedua lengannya di muka
pintu gua. Dan jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling
dari mereka dengan melarikan diri dan tentulah (hati) kamu akan
dipenuhi oleh ketakutan terhadap mereka. 19. Dan demikianlah Kami
bangunkan mereka agar mereka saling bertanya di antara mereka sendiri.
Berkatalah salah seorang di antara mereka: Sudah berapa lamakah kamu
berada (disini?)." Mereka menjawab: "Kita berada (disini) sehari atau
setengah hari." Berkata (yang lain lagi): "Tuhan kamu lebih mengetahui
berapa lamanya kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di
antara kamu untuk pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan
hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah ia
membawa makanan itu untukmu, dan hendaklah ia berlaku lemah-lembut dan
janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seorangpun. 20.
Sesungguhnya jika mereka dapat mengetahui tempatmu, niscaya mereka akan
melempar kamu dengan batu, atau memaksamu kembali kepada agama mereka,
dan jika demikian niscaya kamu tidak akan beruntung selama lamanya." 21.
Dan demikian (pula) Kami mempertemukan (manusia) dengan mereka, agar
manusia itu mengetahui, bahwa janji Allah itu benar, dan bahwa
kedatangan hari kiamat tidak ada keraguan padanya. Ketika orang-orang
itu berselisih tentang urusan mereka, orang-orang itu berkata: "Dirikan
sebuah bangunan di atas (gua) mereka, Tuhan mereka lebih mengetahui
tentang mereka." Orang-orang yang berkuasa atas urusan mereka berkata:
"Sesungguhnya kami akan mendirikan sebuah rumah peribadatan di atasnya."
22. Nanti (ada orang yang akan) mengatakan (jumlah mereka) adalah tiga
orang yang keempat adalah anjingnya, dan (yang lain) mengatakan:
"(jumlah mereka) adalah lima orang yang keenam adalah anjing nya",
sebagai terkaan terhadap barang yang gaib; dan (yang lain lagi)
mengatakan: "(jumlah mereka) tujuh orang, yang ke delapan adalah
anjingnya." Katakanlah: "Tuhanku lebih mengetahui jumlah mereka; tidak
ada orang yang mengetahui (bilangan) mereka kecuali sedikit." Karena itu
janganlah kamu (Muhammad) bertengkar tentang hal mereka, kecuali
pertengkaran lahir saja dan jangan kamu menanyakan tentang mereka
(pemuda-pemuda itu) kepada seorangpun di antara mereka. 23. Dan jangan
sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu: "Sesungguhnya aku akan
mengerjakan ini besok pagi, 24. kecuali (dengan menyebut): "Insya
Allah". Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah:
"Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat
kebenarannya dari pada ini." 25. Dan mereka tinggal dalam gua mereka
tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi). 26. Katakanlah:
"Allah lebih mengetahui berapa lamanya mereka tinggal (di gua);
kepunyaan-Nya-lah semua yang tersembunyi di langit dan di bumi. Alangkah
terang penglihatan-Nya dan alangkah tajam pendengaran-Nya; tak ada
seorang pelindungpun bagi mereka selain dari pada-Nya; dan Dia tidak
mengambil seorangpun menjadi sekutu-Nya dalam menetapkan keputusan."
{إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آمَنُوا بِرَبِّهِمْ}
Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka
ALLAH Swt, Menjelaskan kepada Rosulullah Saw, bahwa para pemuda yang
bersembunyi di dalam gua yang ditanyakan oleh kaum musyrikin pada
Rosulullah, para pemuda itu adalah para pemuda yang beriman kepada
Tuhannya. ALLAH Swt, Menceritakan tentang para pemuda ini dengan
perantara malaikat Jibril. Mereka adalah para pemuda yang beriman kepada
Tuhan mereka yaitu ALLAH Azza wa Jalla Yang tidak ada Tuhan selain Dia.
Tuhan Yang telah Menciptakan beberapa langit dan bumi.
{ وَزِدْنَاهُمْ هُدىً }
dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.
Menurut Ibnu Abbas, ALLAH Swt, Menambahkan petunjuk kepada mereka dengan
ucapan dari anjing milik pengembala yang menuntun mereka untuk
berlindung di dalam sebuah gua.ALLAH juga menguatkan hati mereka dengan
iman, komitmen, dan kesabaran untuk berpisah dari tanah kelahirannya,
dari keluarganya, dari harta mereka dan juga dari kehidupan yang
menyenangkan.
{ وَرَبَطْنَاعَلَى قُلُوبِهِمْ إِذْقَامُوا فَقَالُوا رَبُّنَا رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ }
Dan Kami meneguhkan hati mereka diwaktu mereka berdiri, lalu mereka pun
berkata, "Tuhan kami adalah Tuhan seluruh langit dan bumi;
Dan ALLAH Swt Menjadikan mereka sabar untuk meninggalkan kaumnya dan
kota mereka. Meninggalkan segala macam bentuk kemewahan hidup yang
mereka dapatkan di kotanya, karena (sesuai pendapat banyak ahli tafsir
dari ulama salaf ataupun kholaf) sesungguhnya para pemuda ini adalah
putera-putera para petinggi dan orang-orang terhormat dari kerajaan rum
(Turki).
Suatu hari mereka keluar untuk mengikuti salah satu kebiasaan kaumnya.
Mereka memiliki satu hari disetiap tahun yang hari itu mereka berkumpul
untuk menyembah berhala dan menyembelih hewan untuk berhala-berahala
itu. Mereka memiliki raja yang bernama raja Dikyanus yang memerintah
rakyatnya untuk sujud kepada berhala-berhala itu dan melakukan
penyembelihan hewan untuk berhala-berhala tersebut.
Maka kemudian satu persatu dari mereka (para ashabul kahfi) memisahkan
diri dari kaumnya. Awalnya satu orang memisahkan diri dan duduk dibawah
naungan pohon, lalu datanglah seorang lagi dan mereka duduk berdua.
Kemudian datang seorang lagi yang juga ikut duduk bersama mereka berdua,
lalu datang seorang lagi dan seorang lagi dan seorang lagi dan seorang
lagi. Mereka berkumpul ditempat itu dengan tanpa saling mengenal satu
sama lain. Mereka berkumpul tanpa ada perjanjian dan yang membuat mereka
berkumpul adalah panggilan iman dari hati mereka.
( إِذْ قَامُوا فَقَالُوا رَبُّنَا رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ )
diwaktu mereka berdiri lalu mereka pun berkata, "Tuhan kami adalah Tuhan seluruh langit dan bumi
Dalam tafsir at-Tabari disebutkan bahwa ucapan ini mereka ucapkan saat
mereka berada dihadapan raja dikyanus dan juga para petinggi-petinggi
kerajaan lainnya. Akan tetapi dalam kitab al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an,
ayat ini memungkinkan tiga macam cerita yaitu:
1- Sebenarnya ucapan mereka ini mereka ucapkan dihadapan raja
sebagaimana yang tercantum dalam tafsir al-Tabari. Ketika ucapan ini
diucapkan dihadapan raja maka tentulah mereka butuh kekuatan batin untuk
mengucapkannya sebagaimana firman ALLAH:
وَرَبَطْنَا عَلَى قُلُوبِهِمْ
2- Sebenarnya ucapan ini tidak mereka ucapkan dihadapan raja, melainkan
ketika mereka berkumpul tanpa perjanjian dibelakang kota mereka saling
bercerita tentang isi hati mereka tentang keimanan kepada ALLAH Swt,
lalumereka berdiri dan mengatakan:
إذ ْقَامُوا فَقَالُوا رَبُّنَا رَبُّ السَّمَاوَاتِوَالأرْضِ
3- Mereka bertekad dengan kesungguhan hati untuk menuju ALLAH Swt, yang kesungguhan tekad ini digambarkan dengan lafadz القيام.
Sebenarnya ada beberapa riwayat tentang cerita para pemuda ini
diantaranya adalah mereka dengan keteguhan hati mengatakan dihadapan
raja Dikyanus (sesuai cerita nomer satu) lalu mereka dipenjara dan
akhirnya melarikan diri dari penjara tersebut dan bersembunyi di gua.
Akan tetapi jika dipadukan dengan tafsir Ibnu Katsir yang dicantumkan di
atas, maka tentu saja cerita yang kedua yang sesuai yaitu ketika mereka
berkumpul lalu mereka kompak mengatakan bahwa Tuhan mereka adalah Tuhan
seluruh langit dan bumi.والله اعلم
{ وَنُقَلِّبُهُمْ ذَاتَ الْيَمِينِ وَذَاتَالشِّمَالِ }
Dan kami balik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri
ALLAH Swt, Membolak-balikkan tubuh mereka ke kanan dan ke kiri selama
mereka tidur agar tubuh mereka tidak rusak karena terlalu lama diam. Pun
demikian ALLAH Swt, juga Membuat mereka tertidur dengan mata yang tetap
terbuka dengan tujuan agar mata mereka tidak rusak. Firman ALLAH:
وَتَحْسَبُهُمْ أَيْقَاظًا وَهُمْ رُقُودٌ
Dan kamu mengira mereka itu bangun, padahal mereka tidur
Menurut Ibnu Abbas mereka berbalik setiap 6 bulan sekali.
Setelah mereka bangun dari tidur panjangnya, lalu mereka bertanya sudah
berapa lama mereka tidur. Hal ini mereka sadari setelah mereka melihat
perubahan pada rambut dan kuku mereka.
{ فَابْعَثُواأَحَدَكُمْبِوَرِقِكُمْهَذِهِإِلَىالْمَدِينَةِ }
Maka suruhlah salah seorang di antara kamu untuk pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini
Para pemuda ashabul kahfi ini setelah mereka terbangun mereka mengutus
salah seorang diantara mereka sendiri (dalam tafsir an-Naisaburi
disebutkan bahwa pemuda yang diutus ini bernama Yamlikho/يمليخا) untuk
pergi mencari makanan yang halal dan baik. Mereka membawa uang saat
keluar dari rumahnya untuk kebutuhan mereka. Menurut Ibnu Abbas yang
dimaksud makanan yang baik ini adalah makanan yang disembelih secara
halal karena mayoritas penduduk kota itu beragama majusi.
{ يَرْجُمُوكُمْأَوْيُعِيدُوكُمْفِيمِلَّتِهِمْ }
niscaya mereka akan melempar kamu dengan batu, atau memaksamu kembali kepada agama mereka,
Mereka meminta pada Yamlikho agar berhati-hati takut-takut keberadaan
mereka diketahui oleh anak buah dikyanus sehingga mereka akan terus
disiksa dengan berbagai siksaan sampai mereka kembali kepada agama
lamanya atau mereka akan mati. Dan jika mereka kembali kepada agama
lamanya maka tidak aka nada keberuntungan di dunia maupun akhiratnya.
Maka dari itulah mereka mengatakan
وَلَنْتُفْلِحُواإِذًاأَبَدًا } =
kamu tidak akan beruntung selama lamanya
Orang yang diutus ini begitu ia keluar dari pintu gua dia melihat
pemandangan yang tidak dikenalnya yang membuatnya hendak kembali.
Kemudian ia melewatinya hingga masuk ke kota dan ia pun kembali tak
mengenali lokasi itu. Ketika ia hendak berbelanja ia mengeluarkan
uangnya (uang yang dimilikinya waktu itu adalah uang perak atau dikenal
dengan dirham) kemudian masyarakat heran kepadanya dan juga heran pada
uang yang ia miliki. Mereka berkata padanya “dari mana kamu mendapatkan
(uang) ini?” ini bukanlah uang yang digunakan pada zaman sekarang”.
Sergah masyarakat.
Selain tentang cerita ashabul kahfi, dari ayat ini juga menjadi dalil
tentang diperbolehkannya akad wakalah dalam transaksi jual beli yang
tentu saja apabila transaksi tersebut sesuai dengan hukum syari’at dan
tidak melanggar.
وَلَبِثُوا فِي كَهْفِهِمْ ثَلَاثَمِائَةٍ سِنِينَ وَازْدَادُوا تِسْعًا
(25) قُلِ اللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا لَبِثُوا لَهُ غَيْبُ السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْضِ أَبْصِرْ بِهِ وَأَسْمِعْ مَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ
وَلِيٍّ وَلَايُشْرِكُ فِي حُكْمِهِ أَحَدًا (26)
25. Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah
sembilan tahun (lagi). 26. Katakanlah: "Allah lebih mengetahui berapa
lamanya mereka tinggal (di gua); kepunyaan-Nya-lah semua yang
tersembunyi di langit dan di bumi. Alangkah terang penglihatan-Nya dan
alangkah tajam pendengaran-Nya; tak ada seorang pelindungpun bagi mereka
selain dari pada-Nya; dan Dia tidak mengambil seorangpun menjadi
sekutu-Nya dalam menetapkan keputusan."
Sudah masyhur kita ketahui bahwa para ashabul kahfi tertidur di dalam
gua selama 300 lebih 9 tahun. Namun menurut Imam Qatadah, ucapan itu itu
adalah ucapan ahlul kitab kemudian dibantah oleh ALLAH Swt, dengan
firman-Nya:
قُلِ اللَّه ُأَعْلَم ُبِمَا لَبِثُوا
Katakanlah: "Allah lebih mengetahui berapa lamanya mereka tinggal (di gua)
dan menurut Mathor al-Warraq, ucapan 300 tahun itu adalah ucapan yang
disampaikan oleh kaum yahudi yang kemudian dibantah oleh ALLAH Swt
dengan firman:
قُلِ اللَّهُ أَعْلَم ُبِمَا لَبِثُوا
Katakanlah: "Allah lebih mengetahui berapa lamanya mereka tinggal (di gua)
Penjelasan Ilmiyyah
Mereka serasa tertidur satu hari didalam gua, namun zaman ternyata telah
berganti selama 309 tahun (pendapat lain menyatakan 350 tahun).
وَلَبِثُوا فِي كَهْفِهِمْ ثَلَاثَ مِئَةٍ سِنِينَ وَازْدَادُوا تِسْعاً
“Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi).” (QS 18:25)
Bagaimana bisa?
Hal ini bisa dibuktikan dengan analisis melalui fisika modern, yaitu
teori relativitas Einstein.“Jika suatu benda, makhluk hidup atau apa
saja yang bergerak dengan kecepatan tertentu (mendekati kecepatan
cahaya), maka benda tersebut akan mengalami dilatasi waktu dan kontraksi
panjang.”Dan didalam Al Quran surat Al Kahfi ayat 18 termaktub :
وَتَحْسَبُهُمْ أَيْقَاظاً وَهُمْ رُقُودٌ وَنُقَلِّبُهُمْ ذَاتَ
الْيَمِينِ وَذَاتَ الشِّمَالِ وَكَلْبُهُم بَاسِطٌ ذِرَاعَيْهِ
بِالْوَصِيدِ لَوِ اطَّلَعْتَ عَلَيْهِمْ لَوَلَّيْتَ مِنْهُمْ فِرَاراً
وَلَمُلِئْتَ مِنْهُمْ رُعْباً
“Dan kamu mengira mereka itu bangun padahal mereka tidur; dan Kami
balik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka
mengunjurkan kedua lengannya di muka pintu gua. Dan jika kamu
menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari mereka dengan
melarikan (diri) dan tentulah (hati) kamu akan dipenuhi dengan ketakutan
terhadap mereka.” (QS 18:18)
“…Kami balik-balikkan mereka kekanan dan kekiri…” yang berarti mereka di
dalam gua bergerak (digerakkan) dengan kecepatan tertentu. Berapa
kecepatan mereka, sehingga mereka dapat hidup melitasi zaman? Dari
data-data yang kita dapatkan dari Al-Quran berikut analisis untuk
menjawab pertanyaan tersebut, sekaligus pembuktian kebenaran Ashabul
Kahfi dalam Al-Quran.
Dari Al-Quran diperoleh data bahwa waktu menurut mereka (Ashabul Kahfi
yang bergerak) t0 = 1 hari. Sedangkan waktu yang sebenarnya adalah t =
309 tahun = 109386 hari (tahun qomariah 1 tahun = 354 hari).
Dan jika nilai t1 dan t0 dimasukkan kedalam rumus :
V2 = 0,99999.C2
V = 0,999999C
Dari penjabaran diatas, jika para Ashabul Kahfi bergerak (digerakkan)
mendekati kecepatan cahaya, maka ini membutktikan bahwa peristiwa
tersebut sangatlah masuk akal untuk terjadi.
Kemudian penjelasan lainnya.
“…Dan jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari
mereka dengan melarikan (diri) dan tentulah (hati) kamu akan dipenuhi
dengan ketakutan terhadap mereka…”
Mengapa orang yang melihat mereka ketakutan?
Seperti penjelasan teori relativitas diatas, bahwa jika suatu benda
bergerak dengan kecepatan tinggi maka selalu mengalami dilatasi waktu
juga mengalamai kontraksi panjang dengan perumusan ;
Jika V mendekati kecepatan cahaya, maka nilai L1 ( panjang benda yang
diamati oleh kerangka acuan yang berbeda) akan mendekati nol. Ini
berarti Ashabul Kahfi sudah hampir tidak terlihat wujudnya oleh orang
yang melihatnya dari luar.Namun bahwa mereka digerakkan ke kakan dan ke
kiri , yang berarti mereka bergerak bolak balik, sesuai dengan teori
fisika bahwa sebuah benda yang bergerak dengan arah yang berlawanan
dengan arah semula, maka benda tersebut akan mengalami berhenti sesaat
sebelum berbalik arah. Pada saat berhenti sesaat ini, maka panjangnnya
akan kembali seperti semula. Sehingga setiap saat mereka akan berubah
dari ukuran semula… mengecil… menghilang… membesar… ukuran semula.
Begitu seterusnya. Dengan kecepatan yang sangat tinggi. Bisa dibayangkan
bagaimana wujud mereka.
Tentulah sangat mengerikan bukan?
Penjelasan berikutnya.
فَضَرَبْنَا عَلَى آذَانِهِمْ فِي الْكَهْفِ سِنِينَ عَدَداً
“Maka Kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu,” (QS 18:11)
Mengapa telinga mereka ditutup?
Sebagaimana kita semua telah mengetahui bahwa bunyi ditimbulkan dari
suatu benda yang bergetar atau bergerak dan getaran benda itu
menggetarkan udara. Selanjutnya udara tersebut menggetarkan selaput
telinga, gendang telinga yang frekwensi getarannya sama dengan getaran
frekwensi getaran benda, maka kita mendengar bunyi.
Namun apabila suatu benda bergerak diatas kecepatan bunyi, maka akan
terjadi patahan gelombang (supersonic fracture) yang menimbulkan ledakan
suara yang luar biasa kuatnya, bahkan mengakibatkan pecahnya kaca dan
bengunan-bangunan. Misalnya pada pengemudian pesawat supersonic yang
mengakibatkan suara yang meledak-ledak dan meruntuhkan bangunan dan
kaca-kaca disekitarnya.
Demikian pula dengan Ashabul Kahfi. Sebagaimana telah diuraikan diatas,
bahwa gerakannnya mendekati kecepatan cahaya sehingga juga berlaku
patahan-patahan gelombang, yang akan menimbulkan ledakan suara seperti
halnya pesawat supersonic. Oleh karena itu sesuai dengan ayat 11 surat
Al Kahfi telinga mereka ditutup selama beberapa tahun, ternyata guna
melindungi gendang telinga meraka dari ledakan-ledakan suara yang
ditimbulkan dari gerakan mereka yang terlalu cepat.
Dari analisis diatas kita dapat membuktikan secara ilmiah kebenaran
cerita Ashabul Kahfi yang dulu oleh orang-orang barat dianggap cerita
fantasi. Karena mereka mengganggap cerita itu tidak masuk akal, dan
selama ini belum terbukti orang mampu hidup tanpa makan dan minum sampai
bertahun-tahun.
Dan mereka memvonis semua cerita yang tidak masuk akal tidak dapat
diterima sebagi suatu kebenaran. Persepsi yang demikian itu salah,
analisis diatas membuktikan bahwa sesuatu yang tadinya tidak masuk akal
menjadi masuk akal. Ini membuktikan bahwa akal manusia itu terbatas,
karena mungkin akal manusia belum mampu mencerna dan menganalisis
hal-hal tersebut.
Di dalam kisah ini terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah yang nyata yang harus kita ambil pelajaran. Di antaranya:
1. Walaupun menakjubkan, kisah para penghuni gua ini bukanlah ayat Allah
yang paling ajaib. Karena sesungguhnya Allah mempunyai ayat-ayat yang
menakjubkan yang di dalamnya terdapat pelajaran berharga bagi mereka
yang mau memerhatikannya.
2. Sesungguhnya siapa saja yang berlindung kepada Allah, niscaya Allah
melindunginya dan lembut kepadanya, serta menjadikannya sebagai sebab
orang-orang yang sesat mendapat hidayah (petunjuk). Di sini, Allah telah
bersikap lembut terhadap mereka dalam tidur yang panjang ini, untuk
menyelamatkan iman dan tubuh mereka dari fitnah dan pembunuhan
masyarakat mereka. Allah menjadikan tidur ini sebagai bagian dari
ayat-ayat (tanda kekuasaan)-Nya yang menunjukkan kesempurnaan kekuasaan
Allah dan berlimpahnya kebaikan-Nya. Juga agar hamba-hamba-Nya
mengetahui bahwa janji Allah itu adalah suatu kebenaran.
3. Anjuran untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat sekaligus mencarinya.
Karena sesungguhnya Allah mengutus mereka adalah untuk hal itu. Dengan
pembahasan yang mereka lakukan dan pengetahuan manusia tentang keadaan
mereka, akan menghasilkan bukti dan ilmu atau keyakinan bahwa janji
Allah adalah benar, dan bahwa hari kiamat yang pasti terjadi bukanlah
suatu hal yang perlu disangsikan.
4. Adab kesopanan bagi mereka yang mengalami kesamaran atau
ketidakjelasan akan suatu masalah ilmu adalah hendaklah mengembalikannya
kepada yang mengetahuinya. Dan hendaknya dia berhenti dalam perkara
yang dia ketahui.
5. Sahnya menunjuk wakil dalam jual beli, dan sah pula kerjasama dalam
masalah ini. Karena adanya dalil dari ucapan mereka dalam ayat:
فَابْعَثُوا أَحَدَكُمْ بِوَرِقِكُمْ هَذِهِ إِلَى الْمَدِينَة
“Maka suruhlah salah seorang di antara kamu pergi ke kota membawa uang perakmu ini.” (Al-Kahfi: 19)
6. Boleh memakan makanan yang baik dan memilih makanan yang disenangi
atau sesuai selera, selama tidak berbuat israf (boros atau berlebihan)
yang terlarang, berdasarkan dalil:
فَلْيَنْظُرْ أَيُّهَا أَزْكَى طَعَامًا فَلْيَأْتِكُمْ بِرِزْقٍ مِنْهُ
“Hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah dia membawa makanan itu untukmu.” (Al-Kahfi: 19)
7. Melalui kisah ini kita dianjurkan untuk berhati-hati dan mengasingkan
diri atau menjauhi tempat-tempat yang dapat menimbulkan fitnah dalam
agama. Dan hendaknya seseorang menyimpan rahasia sehingga dapat
menjauhkannya dari suatu kejahatan.
8. Diterangkan dalam kisah ini betapa besar kecintaan para pemuda yang
beriman itu terhadap ajaran agama mereka. Dan bagaimana mereka sampai
melarikan diri, meninggalkan negeri mereka demi menyelamatkan diri dari
segenap fitnah yang akan menimpa agama mereka, ‘awaid(???)mereka pada
Allah.
9. Disebutkan dalam kisah ini betapa luasnya akibat buruk dari
kemudaratan dan kerusakan yang berbuah kebencian dan upaya
meninggalkannya (???). Dan sesungguhnya jalan ini adalah jalan yang
ditempuh kaum mukminin.
10. Bahwa firman Allah:
قَالَ الَّذِينَ غَلَبُوا عَلَى أَمْرِهِمْ لَنَتَّخِذَنَّ عَلَيْهِمْ مَسْجِدًا
“Orang-orang yang berkuasa atas urusan mereka berkata: ‘Sungguh kami
tentu akan mendirikan sebuah rumah ibadah di atas mereka’.” (Al-Kahfi:
21)
Di dalam ayat ini terdapat dalil bahwa masyarakat di mana mereka hidup
(setelah bangun dari tidur panjang) adalah orang-orang yang mengerti
agama. Hal ini diketahui karena mereka sangat menghormati para pemuda
itu sehingga sangat berkeinginan membangun rumah ibadah di atas gua
mereka. Dan walaupun ini dilarang –terutama dalam syariat agama kita–
tetapi tujuan diceritakannya hal ini adalah sebagai keterangan bahwa
rasa takut yang begitu besar yang dirasakan oleh para pemuda tersebut
akan fitnah yang mengancam keimanannya, serta masuknya mereka ke dalam
gua telah Allah gantikan sesudah itu dengan keamanan dan penghormatan
yang luar biasa dari manusia. Dan ini adalah ‘awaid (???) Allah terhadap
orang yang menempuh suatu kesulitan karena Allah, di mana Dia jadikan
baginya akhir perjalanan yang sangat terpuji.
11. Pembahasan yang berbelit-belit dan tidak bermanfaat adalah suatu hal
yang tidak pantas untuk inhimak, berdasarkan firman Allah:
فَلَا تُمَارِ فِيهِمْ إِلَّا مِرَاءً ظَاهِرًا
“Karena itu janganlah kamu (Muhammad) bertengkar tentang keadaan mereka, kecuali pertengkaran lahir saja.” (Al-Kahfi: 22)
12. Faedah lain dari kisah ini bahwasanya bertanya kepada yang tidak
berilmu tentang suatu persoalan atau kepada orang yang tidak dapat
dipercaya, adalah perbuatan yang dilarang. Karena Allah menyebutkan:
وَلَا تَسْتَفْتِ فِيهِمْ مِنْهُمْ أَحَدًا
“Dan jangan pula bertanya mengenai mereka (para pemuda itu) kepada salah seorang di antara mereka itu.” (Al-Kahfi: 22)