Dari Ibnu Masud radhiallahu anhu dia berkata,
بين السماء الدنيا والتي تليها خمسمائة عام وبين كل سماء خمسمائة عام ،
وبين السماء السابعة والكرسي خمسمائة عام ، وبين الكرسي والماء خمسمائة
عام ، والعرش فوق الماء ، والله فوق العرش لا يخفى عليه شيء من أعمالكم
(رواه ابن خزيمة في " التوحيد " )
"Antara langit dunia dengan langit berikutnya berjarak lima ratus tahun
dan jarak antara masing-masing langit berjarak lima ratus tahun. Antara
langit ketujuh dengan Kursy berjarak lima ratus tahun. Sedangkan jarak
antara Kursy dengan air berjarak lima ratus tahun. Arasy berada di atas
air, sedangkan Allah berada di atas Arasy. Tidak ada yang tersembunyi
bagi-Nya amal-amal kalian." (HR. Ibnu Khuzaimah dalam At-Tauhid, hal.
105, Baihaqi dalam 'Al-Asma wa Ash-Shifat, hal. 401. Riwayat ini
dishahihkan oleh Ibnu Qayim dalam 'Ijtima Juyusy Islamiyah', hal. 100
dan Az-Zahaby dalam 'Al-Uluw', hal. 64)
Sesungguhnya akidah bahwa Allah di atas ‘Arsy adalah akidah yang hak
(benar). Dasarnya berupa dalil-dalil Alquran, Hadis, ijmak ulama, akal,
dan fitrah sangat banyak dan sangatlah gamblang. Cukuplah bagi kita
merenungi ucapan berikut:
قَالَ بَعْضُ أَكَابِرِ أَصْحَابِ الشَّافِعِيِّ : فِي الْقُرْآنِ أَلْفُ
دَلِيْلٍ أَوْ أَزْيَدُ تَدُلُّ عَلَى أَنَّ اللهَ تَعَالَى عَالٍ عَلَى
الْخَلْقِ وَأَنَّهُ فَوْقَ عِبَادِهِ
“Sebagian tokoh senior mazhab al-Syafi‘i mengatakan, ‘Dalam Alquran
terdapat seribu dalil atau lebih yang menunjukkan bahwa Allah tinggi di
atas makhluk dan Allah di atas hamba-Nya.’”
Semoga Allah merahmati al-Imam Ibn Abil-‘Izz al-Hanafi yang telah
mengatakan—setelah menyebutkan 18 segi dalil—, “Dan jenis-jenis
dalil-dalil ini, seandainya dibukukan tersendiri, maka akan tertulis
kurang lebih seribu dalil. Oleh karena itu, para penentang masalah ini
hendaknya menjawab dalil-dalil ini. Akan tetapi, sungguh sangatlah
mustahil mereka mampu menjawabnya.”
Sesungguhnya akidah ini merupakan syiar Ahlusunah wal Jamaah sejak
dahulu hingga sekarang. Ucapan-ucapan para ulama salaf tentang hal ini
banyak sekali, tak bisa hitung jumlahnya. Namun, pada kesempatan kali
ini, kami akan memfokuskan pada ulama-ulama mazhab al-Syafi‘iyyah
seperti al-Imam al-Syafi‘i, al-Muzani, al-Baihaqi, al-Sabuni, al-Bagawi,
Abu al-Hasan al-Asy‘ari, dan sebagainya dari para tokoh mazhab
al-Syafi‘iyyah, karena kami melihat suatu keajaiban pada zaman sekarang,
di mana banyak orang-orang yang menisbahkan diri kepada mazhab
al-Syafi‘i sekarang justru menganut paham “Allah di mana-mana” bahkan
menganggap sesat orang-orang yang berkeyakinan bahwa Allah di atas
‘Arsy-Nya.
Aduhai, apalah artinya Anda menisbahkan diri kepada para ulama tersebut
kalau memang kenyataannya Anda tidak mengikuti akidah mereka?! Sungguh
benar ucapan penyair:
وَكُلٌّ يَدَّعِيْ وَصْلًا بِلَيْلَى وَلَيْلَى لَا تُقِرُّ لَهُمْ بِذَاكَا
Semua orang mengaku punya hubungan dengan Laila Tetapi Laila tidak mengakuinya
Berikut ini beberapa ucapan para tokoh ulama al-Syafi‘iyyah, yang secara
tegas mengatakan bahwa Allah berada di atas ‘Arsy yang sesuai dengan
kemuliaan-Nya. Semoga bisa dijadikan renungan bagi kita semuanya:
Sebelum Membahas tentang Ungkapan Imam Syafi’i ada baiknya kita mengetahui tentang 'Arasy terlebih Dahulu.
Mengenal hal-hal yang ghoib dan mengimaninya merupakan salah satu sifat kaum muttaqin sebagaimana firman Allah :
ذَلِكَ الْكِتَابُ لاَ رَيْبَ فِيهِ هُدَى لِلْمُتَّقِينَ الَّذِينَ
يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاَةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ
يُنْفِقُونَ
Kitab (Alquran) ini tidak ada keraguan di dalamnya ; petunjuk bagi
mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, yang
mendirikan salat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan
kepada mereka. [Al-Baqarah/2:2-3]
Diantara hal-hal yang penting adalah mengenal makhluq-makhluq Allah yang
ghoib yang tidak tampak oleh panca indera kita, akan tetapi telah
diberitakan oleh Allah melalui Al-Quran dan As-Sunnah keberadaannya,
sehingga menuntut kita untuk mengetahui dan mengimaninya agar dapat
dikatakan telah beriman kepada yang ghoib.
Diantara mereka adalah Arsy, tempat bersemayamnya Allah Taala sebagaimana disebutkan di 19 surat dalam Al-Quran, di antaranya.
إِنَّ رَبَّكُمُ اللهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ فِي
سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِى الَّيْلَ
النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ
مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ أَلاَلَهُ الْخَلْقُ وَاْلأَمْرُ تَبَارَكَ اللهُ
رَبُّ الْعَالَمِينَ
Sesungguhnya Rabb kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan
bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan
malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya
pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada
perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintahkan hanyalah hak
Allah. Maha suci Allah, Rabb semesta alam. [Al A'raf /7:54]
وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ
Dia adalah Rabb yang memiliki 'Arsy yang agung". [At-Taubah/9:129]
إِنَّ رَبَّكُمُ اللهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ فِي
سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُدَبِّرُ اْلأَمْرَ
مَامِن شَفِيعٍ إِلاَّ مِن بَعْدِ إِذْنِهِ ذَلِكُمُ اللهُ رَبُّكُمْ
فَاعْبُدُوهُ أَفَلاَ تَذَكَّرُونَ
Sesungguhnya Rabb kamu ialah Allah Yang menciptakan langit dan bumi
dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy (singgasana)
untuk mengatur segala urusan. Tiada seorangpun yang akan memberi
syafa'at kecuali sesudah ada keizinan-Nya. Yang demikian itulah Allah,
Rabb kamu, maka sembahlah Dia. Maka apakah kamu tidak mengambil
pelajaran. [Hud/10:3]
وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ
وَكَانَ عَرْشُهُ عَلَى الْمَآءِ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ
عَمَلاً وَلَئِن قُلْتَ إِنَّكُم مَّبْعُوثُونَ مِن بَعْدِ الْمَوْتِ
لَيَقُولُنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا إِنْ هَذَآلَسِحْرٌ مُّبِينٌ
Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa dan adalah
'Arsy-Nya di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang
lebih baik amalnya, dan jika kamu berkata (kepada penduduk
Mekah):"Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan sesudah mati", niscaya
orang-orang yang kafir itu akan berkata:"Ini tidak lain hanyalah sihir
yang nyata". [Yunus/11:7]
اللهُ الَّذِي رَفَعَ السَّمَاوَاتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا ثُمَّ
اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي
لأَجَلٍ مُّسَمًّى يُدَبِّرُ اْلأَمْرَ يُفَصِّلُ اْلأَيَاتِ لَعَلَّكُمْ
بِلِقَآءِ رَبِّكُمْ تُوقِنُونَ
Allah-lah yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu
lihat, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy, dan menundukkan matahari
dan bulan.Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan.Allah
mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya),
supaya kamu meyakini pertemuan(mu) dengan Rabbmu. [Ar-Rad/13:2]
قُل لَّوْ كَانَ مَعَهُ ءَالِهَةٌ كَمَا يَقُولُونَ إِذًا لاَّبْتَغَوْا إِلَى ذِي الْعَرْشِ سَبِيلاً
Katakanlah:"jikalau ada ilah-ilah di samping-Nya, sebagaimana yang
mereka katakan, niscaya ilah-ilah itu mencari jalan kepada (Rabb) Yang
mempunyai 'Arsy". [Al-Isra/17:42]
الرَّحْمَنُ عَلَى اْلعَرْشِ اسْتَوَى
(Yaitu) Yang Maha Pemurah, yang bersemayam di atas 'Arsy. [Thoha/20:5]
لَوْكَانَ فِيهِمَآ ءَ الِهَةٌ إِلاَّ اللهُ لَفَسَدَتَا فَسُبْحَانَ اللهِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُونَ
Sekiranya ada di langit dan di bumi ilah-ilah selain Allah, tentulah
keduanya itu sudah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai
'Arsy daripada apa yang mereka sifatkan. [Al-Anbiya/21:22]
قُلْ مَن رَّبُّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيم
Katakanlah:"Siapakah Yang Empunya langit yang tujuh dan Yang Empunya 'Arsy yang besar?" [Al-Mu'minun/23:86]
فَتَعَالَى اللهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ لآإِلَهَ إِلاَّهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيم
Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang Sebenarnya;tidak ada ilah (yang berhak
disembah) selain Dia, Rabb (Yang mempunyai) 'Arsy yang mulia.
[Al-Mu'minun/ 23:116]
الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ وَمَابَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ
أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ الرَّحْمَنُ فَسْئَلْ بِهِ
خَبِيرًا
Yang Menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam
enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas Arsy, (Dialah) Yang Maha
Pemurah, maka tanyakanlah (tentang Allah) kepada yang lebih mengetahui
(Muhammad) tentang Dia. [Al-Furqan/25:59]
اللهُ لآإِلَهَ إِلاَّهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ
Allah, tiada Ilah Yang disembah kecuali Dia, Rabb Yang mempunyai'Arsy yang besar". [An-Naml/27:26]
الله الذِيْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَمَابَيْنَهُمَا فِيْ سِتَّةِ
أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى اْلعَرْشِ مَالَكُمْ مِنْ دُوْنِهِ مِنْ
وَلِي وَلاشَفِيْعٍ أَفَلا تَتَذَكَّرُوْنَ
Allah-lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara
keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy.tidak
ada bagi kamu selain daripada-Nya seorang penolongpun dan tidak (pula)
seorang pemberi syafa'at.Maka apakah kamu tidak memperhatikan?
[AS-Sajadah/32:4]
وَتَرَى الْمَلاَئِكَةَ حَآفِّينَ مِنْ حَوْلِ الْعَرْشِ يُسَبِّحُونَ
بِحَمْدِ رِبِّهِمْ وَقُضِيَ بَيْنَهُم بِالْحَقِّ وَقِيلَ الْحَمْدُ
لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِين
Dan kamu (Muhammad) akan melihat malaikat-malaikat berlingkar
disekeliling 'Arsy bertasbih sambil memuji Rabb-nya; dan diberi putusan
di antara hamba-hamba Allah dengan adil dan diucapkan:"Segala puji bagi
Allah, Rabb semesta alam". [Az-Zumar/39:75]
الَّذِينَ يَحْمِلُونَ الْعَرْشَ وَمَنْ حَوْلَهُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ
رَبِّهِمْ وَيُؤْمِنُونَ بِهِ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِلَّذِينَ ءَامَنُوا
رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَىْءٍ رَّحْمَةً وَعِلْمًا فَاغْفِرْ لِلَّذِينَ
تَابُوا وَاتَّبَعُوا سَبِيلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ
(Malaikat-malaikat) yang memikul 'Arsy dan malaikat yang berada di
sekililingnya bertasbih memuji Rabbnya dan mereka beriman kepada-Nya
serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya
mengucapkan):"Ya Rabb kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala
sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan
mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang
bernyala-nyala. [Al-Mu’min/40:7]
رَفِيعُ الدَّرَجَاتِ ذُو الْعَرْشِ يُلْقِي الرُّوحَ مِنْ أَمْرِهِ عَلَى مَن يَشَآءُ مِنْ عِبَادِهِ لِيُنذِرَ يَوْمَ التَّلاَقِ
(Dialah) Yang Maha Tinggi derajat-Nya, Yang mempunyai 'Arsy, Yang
mengutus Jibril dengan (membawa) perintah-Nya kepada siapa yang
dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya, supaya dia memperingatkan
(manusia) tentang hari pertemuan (hari kiamat), (QS. Alm-Mu'min/40:15]
سُبْحَانَ رَبِّ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُونَ
Maha Suci Rabb Yang mempunyai langit dan bumi, Rabb Yang mempunyai 'Arsy, dari apa yang mereka sifatkan itu. [Az-Zukhruf/43:82]
هُوَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ
اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يَعْلَمُ مَايَلِجُ فِي اْلأَرْضِ وَمَايَخْرُجُ
مِنْهَا وَمَايَنزِلُ مِنَ السَّمَآءِ وَمَايَعْرُجُ فِيهَا وَهُوَ
مَعَكُمْ أَيْنَ مَاكُنتُمْ وَاللهُ بِمَاتَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa; Kemudian Dia
bersemayam di atas 'arsy dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan
apa yang ke luar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa
yang naik kepadanya.Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada.Dan
Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. [Al-Hadiid/57:4]
وَالْمَلَكُ عَلَى أَرْجَآئِهَا وَيَحْمِلُ عَرْشَ رَبِّكَ فَوْقَهُمْ يَوْمَئِذٍ ثَمَانِيَةٌ
Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari
itu delapan orang malaikat menjunjung 'Arsy Rabbmu di atas (kepala)
mereka. [Al-Haaqah/69:17]
ذِى قُوَّةٍ عِندَ ذِي الْعَرْشِ مَكِينٍ
Yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah yang mempunyai 'Arsy. [At-Takwir/81:20]
ذِي الْعَرْشِ اْلمَجِيْدِ
Yang mempunyai singgasana, lagi Mahamulia. [Al-Buruuj/85:15]
Ini semua menunjukkan keberadaan dan keagungannya
Berkata Imam Ath-Thohawy : Al Arsy dan Kursi adalah benar adanya.
Akan tetapi walaupun demikian masih banyak kaum muslimin yang mengaku
telah beriman kepada yang ghoib yang belum mengetahui permasalahan ini
bahkan mengingkari keberadaannya walaupun mereka telah membaca Alquran
dan mengerti maknanya. Oleh karena itu tampaknya perlu dibahas lagi
permasalahan ini agar diketahui dan difahami sesuai dengan hakikat
kebenaran yang berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah.
PENGERTIAN ARSY
Arsy merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab yang pada asalnya
mengandung makna ketinggian suatu bangunan akan tetapi ia dipakai bangsa
Arab untuk menunjukkan beberapa makna, diantaranya:
1. Singgasana Raja.
Berkata Al-Khalil : Al'arsy adalah singgasana untuk raja
Berkata Al Azhaary: dan Al Arsy dalam bahasa Arab bermakna singgasana
raja , yang menunujukkan hal itu adalah singgasana Raja Saba’ yang telah
dinamai Allah dengan Al Arsy, dalam firman Nya:
إِنِّي وَجَدتُّ امْرَأَةً تَمْلِكُهُمْ وَأُوتِيَتْ مِن كُلِّ شَىْءٍ وَلَهَا عَرْشٌ عَظِيمٌ
Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka, dan
dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar.
[An-Naml/ 27:23]
2. Atap Rumah.
Berkata Al-Khalil : Arsyul Bait yaitu atapnya.
Berkata Az-Zubaidy: Dan Al Arsy dari rumah adalah atapnya sebagaimana dalam hadits:
أَوْ كَالْقَنْدِيْلِ اْلمُعَلَّقِ بِالْعَرْشِ
atau seperti kendil yang tergantung di Al Arsy, yaitu atap.
Dan dalam hadits lain.
كُنْتُ أَسْمَعُ قِرَاءَةَ رَسُوْلِ الله عَلَى عَرْشِيْ
Aku telah mendengar bacaan Rasulullah dari atas arsy yaitu atap rumahku.
Dn dengan makna ini juga ditafsirkan firman Allah:
أَوْ كَالَّذِي مَرَّ عَلَى قَرْيَةٍ وَهِيَ خَاوِيَةٌ عَلَى عُرُوشِهَا
Atau apakah (kamu tidak memperhatikan) orang-orang yang melalui suatu
negeri yang (temboknya) telah roboh menutupi atapnya. [Al-Baqarah/2:
259]
3. Tiang Dari Sesuatu
Berkata Az-Zubaidy : Dan Al-Arsy bermakna tiang dari sesuatu. Ini pendapat Az-Zujaaj dan Al-Kisaa’i.
4. Kerajaan.
Berkata Al-Azhaary : Dan Al-Arsy adalah kerajaan, dikatakan: Tsulla Arsyuhu bermakna hilang kerajaan dan keperkasaannya.
5. Bagian Dari Punggung Kaki
berkata Al-Khalil : Al-Arsy di kaki adalah bagian antara al-himaar
dengan jari-jari kaki di bagian atas (punggung) telapak kaki, dan
al-himaar adalah tulang yang menonjol di bagian punggung telapak kaki,
dan jamaknya Iraasyah dan A’rasy.
Dan berkata Ibnul A’rabi : Punggung telapak kaki dinanakan Arsy dan perut telapak kaki dinamakan Alakhmash.
Inilah sebagian makna Al-Arsy dalam bahasa Arab, akan tetapi makna-makna
tersebut akan berubah-ubah sesuai dengan yang disandarinya. Sedangkan
yang dimaksud dengan Arsy Allah adalah singgasana, sesuai dengan
petunjuk yang telah ditunjukkan oleh nash-nash Al-Quran dan As-Sunnah.
Adapun syubhat yang dilontarkan orang-orang Jahmiyah bahwa makna Al-Arsy dalam firman Allah :
الرَّحْمَنُ عَلَى اْلعَرْشِ اسْتَوَى
(Yaitu) Yang Maha Pemurah, yang bersemayam di atas 'Arsy. [Thoha/20:5]
Mengandung kemungkinan beberapa makna, sehingga tidak diketahui makna apa yang ditunjukkan ayat ini dari makna-makna tersebut.
Hal ini telah dijawab oleh Ibnu Qayim Al-Jauziyah dengan mengatakan :
Ini merupakan perancuan terhadap orang-orang yang bodoh dan merupakan
kedustaan yang nyata, karena Arsy Allah yang Dia bersemayam diatasnya
tidak memiliki makna kecuali satu makna saja, walaupun Arsy secara umum
memiliki beberapa makna. Akan tetapi huruf lam disini adalah untuk
menunjukkan sesuatu yang telah diketahui sebelumnya (Al ‘Ahd), maka hal
itu membuat makna Arsy menjadi tertentu saja yaitu Arsy Arrobb yang
bermakna singgasana kerajaannya yang telah disepakati dan diakui para
rasul dan para umat kecuali orang yang menentang para Rasul….
APAKAH ARSY ITU?
Pengertian Al Arsy menurut Ahlu Sunnah wal Jamaah (manhaj Salaf), adalah
makhluq Allah yang tertinggi berupa singgasana seperti kubah yang
memiliki tiang-tiang yang dipikul dan dikelilingi oleh para malaikat.
Berkata Al-Baihaaqy : dan pendapat para ahli tafsir tentang Al-Arsy
adalah singgasana, dan dia adalah jasad yang berbentuk yang telah
diciptakan Allah dan Dia perintahkan para malaikat untuk memikilnya dan
beribadah dengan mengagungkan dan berthawaf padanya, sebagimana Dia
menciptakan satu rumah dibumi dan memerintahkan bani Adam untuk
berthawaf padanya dan menghadapkan kepadanya ketika sholat. Dan
pendapat-pendapat mereka itu ada dalil penunjukkannya yang jelas dalam
ayat-ayat dan hadits-hadits serta atsar-atsar.
Berkata Ibnu Katsir : Dia adalah singgasana yang memiliki tiang-tiang
yang dipikul oleh para malaikat dan dia seperti kubah yang menutupi alam
ini dan dia adalah atapnya para makhluq.
Dan berkata Adz-Dzahabiy - setelah menyebutkan kebahagian ahli syurga- :
Apa yang disangka tentang Al-Arsy yang agung yang telah dijadikan Allah
untuk diriNya dalam ketinggian, luas, tiang-tiang, bentuk, pemikulnya
dan melaikat-malaikat berlingkar disekeliling 'Arsy serta kebagusan dan
keindahannya. Sungguh telah diriwayatkan, dia dibuat dari yaquut (jenis
permata yang sangat indah (pen)) yang berwarna merah. Berdalil dengan
dalil-dalil sebagai berikut:
1. Dalil Al-Arsy adalah makhluq Allah yang telah Allah ciptakan:
Dari Al-Quran
ذَالِكُمُ اللهُ رَبُّكُمْ لآَإِلَهَ إِلاَّ هُوَ خَالِقُ كُلِّ شَىْءٍ فَاعْبُدُوهُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ وَكِيلٌ
(Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Rabb kamu;
tidak ada Ilah (yang berhak disembah) selain Dia; Pencipta segala
sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu.
[Al-An’am/6:102]
Maka setiap sesuatu di alam ini adalah makhluq yang Allah ciptakan dan
adakan, dan Al Arsy adalah salah satu makhluq dari makhluq-makhluq
Allah.
Dan firman Allah :
اللهُ لآإِلَهَ إِلاَّهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ
Allah, tiada Ilah Yang disembah kecuali Dia, Rabb Yang mempunyai 'Arsy yang besar. [An-Naml/27:26]
وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ
Dia adalah Rabb yang memiliki 'Arsy yang agung. [At-Taubah/9:129]
Berkata Al Haafidz Ibnu Hajar, firman Allah :
وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ
Dia adalah Rabb yang memiliki 'Arsy yang agung". [At-Taubah/9:129]
Memberikan isyarat penunjukkan bahwa Al-Arsy dimiliki, dan setiap yang
dimiliki adalah makhluq… dan dalam penetapan tiang-tiang Al-Arsy ada
penunjukan yang tegas bahwa Arsy adalah sesuatu yang tersusun dari
beberapa bagian dan anggota tubuh, dan sesuatu yang tersusun demikian
adalah makhluq yang diciptakan.
Dari As-Sunnah.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda dalam hadits Abu Raziin Al uqailiy, beliau berkata:
يَارَسُوْلَ الله أَيْنَ كَانَ رَبُّنَا قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ خَلْقَهُ ؟
قاَلَ كَانَ فِيْ عَمَاء مَا فَوْقَهُ هَوَاءُ وَ مَا تَحَْهُ هَوَاءُ
ثُمَّ خَلَقَ عَرْشَهُ عَلَى اْلمَاءِ
Wahai Rasulullah dimana dahulu Rabb kita berada sebelum menciptakan
makhluqNya ? Beliau menjawab: Dia berada di ‘amaa, tidak ada diatas dan
bawahnya udara, kemudian dia menciptakan Arsy-Nya diatas air.
Ini adalah dalil-dalil yang digunakan oleh para ulama salaf dalam menetapkan Arsy sebagai makhluq dari makhluq Allah.
2. Dalil Al-Arsy adalah makhluq Allah yang tertinggi dan berbentuk kubah.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا سَأَلْتُمُ الله فَاسْأَلُوْهُ اْلفِرْدَوْسَ فَإِنَّهُ وَسَطُ
اْلجَنَّةِ وَ أَعْلاهَا وَفَوْقَهُ عَرْشُ الرَّحْمَنِ وَمِنْهُ تَفْجُرُ
أَنْهَارُ الْجَنَّةِ
Jika kalian meminta, mintalah Al-Firdaus, karena dia adalah
tengah-tengah syurga dan yang paling tinggi dan diatasnya adalah Arsy
Allah, dan darinya terpancar sungai-sungai Surga (HR. Bukhari).
Dari hadits ini dapat kita pahami bahwa surga itu bertingkat-tingkat.
Susunan tingkatannya bagaikan setengah lingkaran parabola, sehingga
surga tertinggi letaknya di tengah, Allah a’lam. Hadits ini juga memberi
keterangan kepada kita bahwa Arsy adalah ciptaan Allah yang paling
tinggi tempatnya. Allah menghendaki dan mengkhususkan Arsy berada di
atas seluruh makhluk-Nya yang lain. Dengan demikian kelirulah
orang-orang yang mengatakan bahwa Allah itu berada di mana-mana, karena
hal itu tidak sesuai dengan keagungan dan kemuliaan-Nya.
Adapun mengenai bentuk Arsy, Rasulullah pernah menggambarkan bentuknya
dalam salah satu hadits beliau. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
إِنَّ الله عَلَى عَرْشِهِ وَ إِنَّ عَرْشَهُ عَلَى سَمَوَاتِهِ وَ أَرْضِهِ كَهَكَذَا وَ قَالَ بِأَصَابِعِهِ مِثْلَ اْلقُبَّةِ
“Sesungguhnya Allah diatas Arsy-Nya dan Arsy-Nya diatas langit-langit
dan bumi, seperti begini dan memberikan isyarat dengan jari-jemarinya
seperti kubah.” (HR. Abu Dawud).
Dan tentang ketinggiannya Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا سَأَلْتُمُ الله فَاسْأَلُوْهُ اْلفِرْدَوْسَ فَإِنَّهُ وَسَطُ
اْلجَنَّةِ وَ أَعْلاهَا وَفَوْقَهُ عَرْشُ الرَّحْمَنِ وَمِنْهُ تَفْجُرُ
أَنْهَارُ الْجَنَّةِ
“Jka kalian meminta, mintalah al-Firdaus, karena dia surga yang paling
utama dan yang paling tinggi dan di atasnya adalah Arsy Allah. Darinya
terpancar sungai-sungai surga.” (HR. Bukhari).
Dan jelaslah dengan hadits-hadits ini bahwa Al-Arsy adalah makhluq yang paling tinggi dan bentuknya seperti kubah.
Berkata Abu Abdillah Muhammad bin Abdillah bin Abi Zamaniin dalam
kitabnya Ushulus Sunnah : Dan dari pendapat Ahlus Sunnah adalah Allah
telah menciptakan Al-Arsy dan mengkhususkannya dengan berada diatas dan
ketinggian diatas semua makhluqNya…
3. Dalil Al-Arsy Adalah Singgasana.
Berkata Ibnu Qutaibah : Mereka mencari-cari makna lain untuk Arsy selain
singgasana, sedangkan Ulama bahasa (Arab) tidak mengenal makna untuk
Arsy kecuali singgasana dan apa yang digelar dari atap-atap dan yang
serupanya.
Berkata Ibnu Katsier : Al-Arsy dalam bahasa Arab artinya dari singgasana untuk seorang raja, sebagaimana firman Allah :
وَلَهَا عَرْشٌ عَظِيمٌ
Adalah dia (ratu Bilqis) mempunyai singgasana yang besar [An-Naml : 23]
Dan bukan galaksi.
Demikian juga bangsa Arab tidak mengenal hal itu sedangkan Al-Quran
diturunkan dalam bahasa Arab, maka dia adalah singgasana yang memiliki
tiang-tiang....
4. Dalil Bahwa Arsy Adalah Singgasana Yang Memiliki Tiang-Tiang
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
إِنَّ النَّاسَ يَصْعَقُوْنَ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ فَأَكُوْنَ أَوَّلَ مَنْ
يَفِيْقُ فَإِذَا أَنَا بِمُوْسَى آَخِذٌ بِقَائِمَةٍ مِنْ قَوَائِمِ
اْلعَرْشِ فَلا أَدْرِيْ أَفَاقَ قَبْلِيْ أَمْ جُوْزِيَ بِصَعْقَةِ
الطُّوْرِ
Sesungguhnya manusia pingsan pada hari kiamat, lalu aku adalah orang
yang pertama sadar, seketika itu aku mendapatkan Musa sedang memegang
sebuah tiang dari tiang-tiang Al-Arsy, maka aku tidak tahu apakah dia
telah sadar sebelumku ataukah dia dibebaskan (dari pingsan tersebut)
karena telah pingsan di Bukit Thur. (HR. Bukhari dan Muslim).
Berkata Ibnu Abil Izz : Telah tetap dalam syariat bahwa Al-Arsy memiliki tiang-tiang.
4. Dalil Bahwa Arsy Dipikul Dan Para Malaikat MelakuKan Thawaf
Dari Al-Qur'an.
Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala.
الَّذِينَ يَحْمِلُونَ الْعَرْشَ وَمَنْ حَوْلَهُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ
رَبِّهِمْ وَيُؤْمِنُونَ بِهِ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِلَّذِينَ ءَامَنُوا
رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَىْءٍ رَّحْمَةً وَعِلْمًا فَاغْفِرْ لِلَّذِينَ
تَابُوا وَاتَّبَعُوا سَبِيلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ
(Malaikat-malaikat) yang memikul 'Arsy dan malaikat yang berada di
sekililingnya bertasbih memuji Rabbnya dan mereka beriman kepada-Nya
serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya
mengucapkan):"Ya Rabb kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala
sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan
mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang
bernyala-nyala. [Al-Mu’min:7]
وَالْمَلَكُ عَلَى أَرْجَآئِهَا وَيَحْمِلُ عَرْشَ رَبِّكَ فَوْقَهُمْ يَوْمَئِذٍ ثَمَانِيَةٌ
Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari
itu delapan orang malaikat menjunjung 'Arsy Rabbmu di atas (kepala)
mereka. [Al-Haaqah/69:17]
Dari As-Sunnah.
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda dalam hadits Jabir bin
Abdillah : Aku diizinkan untuk membicarakan seorang malaikat dari para
malaikat Allah dari pemikul Al-Arsy, sungguh jarak antara daun
telinganya sampai bahunya sepanjang perjalanan 700 tahun.
5. Dalil 'Arasy Ciptaan Allah Yang Terbesar
Terdapat sebuah hadits shahih yang diriwayatkan oleh Abu Dzar yang
menjelaskan tentang betapa besarnya Arsy. Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu
bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Wahai, Rasulullah ayat apa yang paling besar dan paling agung didalam
Alquran?” Rasulullah menjawab, “Ayat kursi. Perbandingan tujuh langit
dengan kursi Allah seperti satu gelang yang dilemparkan di tengah-tengah
bumi ini. Dan perumpamaan besarnya Arsy Allah dengan kursi seperti
perumpamaan bumi ini dengan gelang besi itu.”
Dalam hadits lainnya dijelaskan,
مَا السَمَوَاتُ السَبْعُ وَالأَرْضُوْنَ السَبْعُ وَمَا بَيْنَهُنَّ وَمَا
فَيْهِنَّ فِيْ الكُرْسِي إِلاَ كَحَلَقَةِ مُلْقَاةٌ بِأَرْضِ فَلاَة
وَإِنَّ الكُرْسِي بِمَا فِيْهِ بِالنِسْبَةِ إلَىالْعَرْشِ عَلَى كتِلْكَ
الحَلَقَةِ عَلَىتِلْكَ الفلاَةِ
“Tidak langit yang tujuh dan bumi yang tujuh dan apa yang ada diantara
dan di dalamnya dibandingkan dengan Kursi kecuali seperti lingkaran
(gelang) yang dilempar ke tanah lapang, dan Kursi dengan apa yang ada
didalamnya dibandingkan dengan Arsy seperti lingkaran (gelang) tersebut
pada tanah lapang tersebut.” (Silsilah Ahadits al-Shahihah No.109).
Demikianlah Arsy, singgasana Allah dan ciptaan-Nya yang paling besar.
Ayat-ayat dan hadits-hadits tentang Arsy ini harus kita imani sesuai
dengan keterangan dari Allah dan Rasul-Nya, tanpa menolaknya, tanpa
mengilustrasikan atau mengandai-andaikannya yang membuatnya keluar dari
apa yang telah dijelaskan.
Al-Imam al-Syafi‘i Rahimahullah (150–204 H)
Al-Imam al-Syafi‘i meyakini ketinggian Allah di atas ‘Arsy-Nya. Hal ini
ditegaskan oleh para ulama al-Syafi‘iyyah sendiri. Akidah al-Imam
al-Syafi‘i dalam masalah ini juga diaminkan oleh para tokoh mazhab
al-Syafi‘i yang paling tahu tentang mazhab al-Syafi‘i. Al-Imam
al-Baihaqi—salah seorang ulama pembela mazhab al-Syafi‘i—berkata setelah
membawakan dalil-dalil yang banyak tentang masalah ini, “Asar-asar
salaf tentang hal ini sangat banyak sekali. Dan inilah mazhab dan
keyakinan al-Imam al-Syafi‘i.”
Demikian juga ditegaskan oleh al-Hafiz Ibn Hajar—salah seorang ulama
al-Syafi‘iyyah—, beliau berkata, “Dan al-Baihaqi telah meriwayatkan
dengan sanad yang sahih dari Ahmad ibn Abil-Hawari … dan dari jalan Abu
Bakr al-Daba’i ia berkata, ‘Mazhab Ahlusunah terhadap firman Allah “Dan
ar-Rahman beristiwa di atas ‘Arsy…” adalah tanpa ditanya bagaimananya.
Dan asar-asar dari salaf tentang hal ini banyak sekali. Dan ini adalah
jalan al-Imam al-Syafi‘i dan Ahmad ibn Hanbal.’”
Al-Imam al-Syafi‘i berdalil dengan hadis Mu‘awiyah ibn Hakam Radhiallahu ‘Anhudalam beberapa kitabnya.
وَأَحَبُّ إِلَيَّ أَنْ لَا يَعْتِقَ إِلَّا باَلِغَةً مُؤْمِنَةً ، فَإِنْ
كَانَتْ أَعْجَمِيَّةً فَوَصَفَتِ الْإِسْلَامَ أَجْزَأَتْهُ ،
أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ هِلَالٍ ابْنِ أُسَامَةَ عَنْ عَطَاءِ بْنِ
يَسَارٍ عَنْ عُمَرَ بْنِ الْحَكَمِ أَنَّهُ قَالَ : أَتَيْتُ رَسُوْلَ
اللهِ n فَقُلْتُ : يَا رَسُوْلَ اللهِ إِنَّ جَارِيَةً لِيْ كَانَتْ
تَرْعَى غَنَمًا لِيْ فَجِئْتُهَا وَفَقَدْتُ شَاةً مِنَ الْغَنَمِ
فَسَأَلْتُهَا عَنْهَا فَقَالَتْ : أَكَلَهَا الذِّئْبُ فَأَسَفْتُ
عَلَيْهَا وَكنُتْ ُمِنْ بَنِيْ آدَمَ فَلَطَمْتُ وَجْهَهَا وَعَلَيَّ
رَقَبَةٌ أَفَأَعْتِقُهَا ؟ فَقَالَ لَهَا رَسُوْلُ اللهِ n (أَيْنَ اللهُ
؟) فَقَالَتْ : فِي السَّمَاءِ فَقَالَ (مَنْ أَنَا ؟) فَقَالَتْ : أَنْتَ
رَسُوْلُ اللهِ ، قَالَ : (فَأَعْتِقْهَا فَإِنَّهَا مُؤْمِنَةٌ).
Saya lebih suka agar tidak memerdekakan budak kecuali budak yang sudah
balig dan mukminah. Seandainya dia non-Arab kemudian bersifat Islam maka
sudah mencukupi. Mengabarkan kepada kami Malik dari Hilal ibn Usamah
dari ‘Atha’ ibn Yasar dari ‘Umar ibn Hakam berkata, “… Saya memiliki
seorang budak wanita yang bekerja sebagai penggembala kambing di Gunung
Uhud dan al-Jawwaniyyah (tempat dekat Gunung Uhud). Suatu saat saya
pernah memergoki seekor serigala telah memakan seekor dombanya. Saya
termasuk dari bani Adam, saya juga marah sebagaimana mereka juga marah,
sehingga saya menamparnya, kemudian saya datang kepada Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, ternyata beliau menganggap besar masalah
itu. Saya berkata, ‘Wahai Rasulullah, apakah saya merdekakan budak itu?’
Jawab beliau, ‘Bawalah budak itu padaku.’ Lalu Nabi Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam bertanya, ‘Di mana Allah?’ Jawab budak tersebut, ‘Di
atas langit.’ Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallambertanya lagi, ‘Siapa
saya?’ Jawab budak tersebut, ‘Engkau adalah Rasulullah.’ Nabi
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Merdekakanlah budak ini karena
dia seorang wanita mukminah.’”
Al-Imam al-Syafi‘i membawakan hadis dalam kitab-kitabnya tanpa
mengkritik isi kandungannya. Maka hal itu menunjukkan bahwa beliau
berhujah dengan hadis ini. Al-Imam al-Zahabi Rahimahullahu
Ta’alaberkata, “Dalam hadis ini terdapat dua masalah:
Pertama: Disyariatkannya pertanyaan seorang muslim ‘di mana Allah’
Kedua: Jawaban orang yang ditanya ‘di atas langit’. Barangsiapa yang
mengingkari dua masalah ini, maka berarti dia mengingkari Nabi
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam".
Al-Imam al-Syafi‘i Rahimahullahu Ta’ala juga mengatakan:
الْقَوْلُ فِي السُّنَّةِ الَّتِيْ أَنَا عَلَيْهَا وَرَأَيْتُ
أَصْحَابَنَا عَلَيْهَا أَهْلَ الْحَدِيْثِ الَّذِيْنَ رَأَيْتُهُمْ
وَأَخَذْتُ عَنْهُمْ مِثْلَ سُفْيَانَ وَمَالِكٍ وَغَيْرِهِمَا الإِقْرَارُ
بِشَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ
اللهِ وَأَنَّ اللهَ عَلَى عَرْشِهِ فِيْ سَمَائِهِ يَقْرُبُ مِنْ خَلْقِهِ
كَيْفَ شَاءَ وَيَنْزِلُ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا كَيْفَ شَاءَ.
“Pendapat dalam sunah (akidah) yang saya yakini dan diyakini oleh
kawan-kawan saya ahli hadis yang saya bertemu dengan mereka dan belajar
kepada mereka seperti Sufyan, Malik, dan selain keduanya adalah
menetapkan syahadat bahwa tidak ada yang berhak untuk diibadahi secara
benar kecuali hanya Allah saja dan bahwasanya Muhammad adalah utusan
Allah dan bahwa Allah di atas ‘Arsy-Nya di langit-Nya dekat dengan para
hamba-Nya sekehendak Dia dan Dia turun ke langit dunia sekehendak-Nya.”
Riwayat dari al-Imam al-Syafi‘i ini sangat tegas menyatakan akan Allah
berada di atas langit. Asar ini ternyata juga diriwayatkan dari banyak
jalur oleh para ulama. Al-Barzanji (wafat 1103 H)—salah seorang ulama
mazhab al-Syafi‘iyyah—menukil ucapan al-Imam al-Syafi‘i di atas dari
jalur Yunus ibn ‘Abdil-A‘la, Ibn Hisyam al-Baladi, Abu Saur, Abu
Syu‘aib, Harmalah, al-Rabi‘ ibn Sulaiman, dan al-Muzanni.
Demikianlah ketegasan al-Imam al-Syafi‘i. Lantas adakah yang mengambil pelajaran darinya?!
Al-Imam al-Muzanni (175–264 H), murid senior al-Imam al-Syafi‘i.
Beliau mengatakan:
[عَالٍ] عَلَى عَرْشِهِ ، وَهُوَ دَانٍ بِعِلْمِهِ مِنْ خَلْقِهِ ، أَحَاطَ عِلْمُهُ بِالأُمُوْرِ …
“Tinggi di atas ‘Arsy-Nya, Dia (Allah) dekat pada hamba-Nya dengan ilmu-Nya. Ilmu-Nya meliputi segala sesuatu…”
عَالٍ عَلَى عَرْشِهِ ، بَائِنٌ مِنْ خَلْقِهِ ، مَوْجُوْدٌ وَلَيْسَ بِمَعْدُوْمٍ وَلَا بِمَفْقُوْدٍ
“Tinggi di atas ‘Arsy-Nya, terpisah dengan makhluk-Nya. Allah itu ada, bukannya tidak ada dan hilang.”
Al-Imam ‘Usman ibn Sa‘id al-Darimi (200–280 H)
Beliau berkata:
قَدِ اتَّفَقَتِ الْكَلِمَةُ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ ، أَنَّ اللهَ بِكَمَالِهِ فَوْقَ عَرْشِهِ ، فَوْقَ سَمَوَاتِهِ
“Telah bersepakat kalimat kaum muslimin dan kafirin bahwa Allah di atas langit.”
Al-Imam Ibn Khuzaimah (223–311 H)
Beliau berkata:
فَتِلْكَ الْأَخْبَارُ كُلُّهَا دَالَّةٌ عَلَى أَنَّ الْخَالِقَ
الْبَارِيَ فَوْقَ سَبْعِ سَمَوَاتِهِ ، لَا عَلَى مَا زَعَمَتِ
الٍْمُعَطِّلَةُ : أَنَّ مَعْبُوْدَهُمْ هُوَ مَعَهُمْ فِي مَنَازِلِهِمْ.
“Maka hadis-hadis ini seluruhnya menunjukkan bahwa Pencipta berada di
atas langit yang tujuh. Hal ini tidak sebagaimana yang dipersangkakan
oleh al-Mu‘attilah (pala penafi/penolak sifat-sifat Allah, Pen.)
bahwasanya sembahan mereka bersama mereka di rumah-rumah mereka.”
Al-Imam Abu al-Hasan al-Asy‘ari (260–324 H)
Al-Imam Abu al-Hasan al-Asy‘ari dalam kitabnya al-Ibānah hlm. 405–423
telah memaparkan secara panjang lebar dalil-dalil tentang istiwa dan
ketinggian Allah di atas langit-Nya serta membantah orang-orang yang
menyimpang dalam masalah ini. Di antara ucapannya:
وَأَنَّ اللهَ عَلَى عَرْشِهِ كَمَا قَالَ ( الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى )
“Dan bahwasanya Allah di atas ‘Arsy-Nya sebagaimana firman-Nya, ‘Ar-Rahman (Yang Maha Pemurah) tinggi di atas ‘Arsy.’”
Setelah beliau memaparkan dalil-dalil yang banyak sekali tentang keberadaan Allah di atas ‘Arsy, beliau berucap:
وَزَعَمَتِ الْمُعْتَزِلَةُ وَالْحَرُوْرِيَّةُ وَالْجَهْمِيَّةُ أَنَّ
اللهَ عَزَّ وَجَلَّ فِيْ كُلِّ مَكَانٍ ، فَلَزِمَهُمْ أَنَّهُ فِيْ
بَطْنِ مَرْيَمَ وَفِيْ الْحُشُوْشِ وَالأَخْلِيَةِ ، وَهَذَا خِلَافُ
الدِّيْنِ ، تَعَالَى اللهُ عَنْ قَوْلِهِمْ
“Dan kaum Mu‘tazilah, Haruriyyah, dan Jahmiyyah beranggapan bahwa Allah
Subhanahu wa Ta’ala berada di setiap tempat. Hal ini melazimkan mereka
bahwa Allah berada di perut Maryam, tempat sampah, dan WC. Paham ini
menyelisihi agama. Maha Tinggi Allah dari perkataan (rendahan) mereka.”
Beliau bahkan menukil ijmak para ulama salaf yang bersepakat akan akidah ini. Beliau mengatakan:
وَأنَهَّ تَعَالىَ فَوْقَ سَمَوَاتِهِ عَلَى عَرْشِهِ دُوْنَ أَرْضِهِ
“Dan mereka (para ulama Ahlusunah) bersepakat … bahwasanya Allah berada
di atas langit-Nya, di atas ‘Arsy-Nya, bukan di bumi-Nya.”
Demikian ucapan-ucapan emas al-Imam Abu al-Hasan al-Asy’ari. Lantas, adakah yang mau menggunakan akalnya?!
Al-Khattabi (319–388 H)
Beliau mengatakan dalam kitabnya Syi‘ar al-Dīn setelah membawakan beberapa ayat:
فَدَلَّ مَا تَلَوْنَاهُ مِنْ هَذِهِ الآيِ عَلَى أَنَّ اللهَ سبحانه فِي
السَّمَاءِ مُسْتَوٍ عَلَى الْعَرْشِ، وَلَوْ كَانَ بِكُلِّ مَكَانٍ لَمْ
يَكُنْ لِهَذَا التَّخْصِيْصِ مَعْنًى وَلَا فِيْهِ فَائِدَة ، وَقَدْ
جَرَتْ عَادَةُ الْمُسْلِمِيْنَ خَاصَّتِهِمْ وَعَامَّتِهِمْ بِأَنْ
يَدْعُوَ رَبَّهُمْ عِنْدَ الْاِبْتِهَالِ وَالرَّغْبَةِ إِلَيْهِ
وَيَرْفَعُوْا أَيْدِيَهُمْ إِلَى السَّمَاءِ وَذَلِكَ لِاسْتِفَاضَةِ
الْعِلْمِ عِنْدَهُمْ بِأَنَّ رَبَّهُمْ الْمَدْعُوَّ فِي السَّمَاءِ
سُبْحَانَهُ.
“Ayat-ayat yang kami bacakan ini menunjukkan bahwa Allah tinggi di atas
‘Arsy. Seandainya Allah berada di setiap tempat maka pengkhususan ini
tidak ada faedah dan tidak ada maknanya. Dan kebiasaan kaum muslimin
baik yang awam maupun yang terpelajar jika berdoa memohon kepada Allah
maka mereka mengangkat tangan mereka ke langit. Hal itu karena telah
masyhur bagi mereka bahwa Rabb yang mereka berdoa kepada-Nya berada di
atas langit.”
Abu al-Qasim Hibatullah ibn al-Hasan al-Lalika’i Rahimahullahu Ta’ala (wafat 418 H)
Beliau mengatakan:
سِيَاقُ مَا رُوِيَ فِي قَوْلِهِ تَعَالَى ( الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ
اسْتَوَى ) وَأَنََّ اللهَ عَلَى عَرْشِهِ فِي السَّمَاءِ وَقَالَ عَزَّ
وَجَلَّ : ( إِلَيْهِ يَصْعَدُ الْكَلِمُ الطَّيِّبُ وَالْعَمَلُ
الصَّالِحُ يَرْفَعُهُ ). وقال: ( أَأَمِنْتُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ أَنْ
يَخْسِفَ بِكُمُ الأَرْضَ ). وَقَالَ تعالى: ( وَهُوَ الْقَاهِرُ فَوْقَ
عِبَادِهِ وَيُرْسِلُ عَلَيْكُمْ حَفَظَةً ). فَدَلَّتْ هَذِهِ الآيَةُ
أَنَّهُ تَعاَلىَ فِِي السَّمَاءِ، وَعِلْمُهُ مُحِيْطٌ بِكُلِّ مَكَانٍ
مِنْ أَرْضِهِ وَسَمَائِهِ
“Penjelasan tentang apa-apa yang diriwayatkan dalam firman-Nya Ta‘āla:
‘Ar-Rahman (Yang Maha Pemurah) tinggi di atas ‘Arsy.’ (QS Ṭāha [20]: 5).
Dan bahwasanya Allah berada di atas ‘Arsy-Nya di langit. AllahSubhanahu
wa Ta’ala berfirman, ‘Kepada-Nya-lah naik perkataan-perkataan yang baik
dan amal yang saleh dinaikkan-Nya.’ (QS Fāṭir [35]: 10). Dan firman-Nya
Ta‘āla: ‘Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit bahwa
Dia akan menjungkirbalikkan bumi bersama kamu.’ (QS al-Mulk [67]: 16).
Dan firman-Nya Ta‘āla: ‘Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di
atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat
penjaga.’ (QS al-An‘ām [6]: 61). Ayat-ayat ini menunjukkan bahwasanya
Allah Ta‘āla berada di langit dan ilmu-Nya meliputi seluruh tempat di
bumi-Nya dan langit-Nya.”
Al-Imam al-Sabuni (373–449 H)
Beliau berkata:
وَيَعْتَقِدُ أَصْحَابُ الْحَدِيْثِ وَيَشْهَدُوْنَ أَنَّ الله سُبْحَانَهُ
وَتَعَالَى فَوْقَ سَبْعِ سَمَوَاتِهِ عَلَى عَرْشِهِ مُسْتَوٍ، كَمَا
نَطَقَ بِهِ كِتَابُهُ فِيْ قَوْلِهِ عَزَّ وَجَلَّ فِي سُوْرَةِ يُوْنُسٍ:
إِنَّ رَبَّكُمُ اللّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ فِي
سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ)…
“Para ahli hadis berkeyakinan dan bersaksi bahwasanya Allah Subhanahu wa
Ta’alaberada di atas tujuh langit, di atas ‘Arsy-Nya sebagaimana
tertuang dalam Kitab-Nya dalam surat Yūnus: ‘Sesungguhnya Tuhan kamu
ialah Allah Yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian
Dia bersemayam di atas ‘Arsy untuk mengatur segala urusan.’ (QS Yūnus
[10]: 3)…”
Abu al-Qasim Isma‘il al-Asbahani al-Syafi‘i (wafat 535 H)
Beliau berkata:
فَصْلٌ فِيْ بَيَانِ أَنَّ الْعَرْشَ فَوْقَ السَّمَوَاتِ، وَأَنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ فَوْقَ الْعَرْشِ
“Pasal: Penjelasan bahwa ‘Arsy di atas langit dan bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’aladi atas ‘Arsy."
Al-Imam al-Nawawi (631–676 H)
Al-Imam al-Nawawi termasuk ulama yang menegaskan ketinggian Allah di atas ‘Arsy-Nya, di antara buktinya:
1) Beliau mengatakan dalam kitabnya Juz’ fīhi Żikr I‘tiqād Salaf fi al-Hurus wa al-Aṣwāt:
وَنُؤْمِنُ بِأَنَّ اللهَ عَلَى عَرْشِهِ كَمَا أَخْبَرَ فِي كِتَابِهِ
وَلَا نَقُوْلُ هُوَ فِيْ كُلِّ مَكَانٍ بَلْ هُوَ فِي السَّمَاءِ
وَعِلْمُهُ فِيْ كُلِّ مَكَانٍ
“Kami beriman bahwa Allah di atas ‘Arsy-Nya sebagaimana Allah kabarkan
dalam Kitab-Nya yang mulia. Kami tidak mengatakan bahwa Allah di setiap
tempat, bahkan Allah di atas langit dan ilmu-Nya di setiap tempat.”
Lalu beliau membawakan QS al-Mulk [67]: 16, Fāṭir [35]: 10, hadis budak
wanita, lalu beliau mengatakan, “Demikian juga dalil-dalil lainnya dalam
Alquran dan hadis banyak sekali, kami mengimaninya dan tidak menolaknya
sedikit pun.”
2) Beliau menulis dan menyalin kitab al-Ibānah karya al-Imam Abu
al-Hasan al-Asy‘ari. Dan sebagaimana sudah kami sebutkan di muka bahwa
al-Imam Abu al-Hasan al-Asy‘ari menegaskan dalam kitabnya tersebut
tentang ketinggian Allah.
3) Dalam kitab berjudul Ṭabaqāt Fuqahā’ al-Syāfi‘iyyah karya Ibn
al-Salah yang diringkas dan ditertibkan oleh al-Imam al-Nawawi. Dalam
biografi al-Khattabi, beliau sangat menghormati dan mengagungkan
al-Khattabi. Salah satunya beliau mengatakan tentang al-Khattabi:
وَصَرَّحَ بِأَنَّهُ فِي السَّمَاءِ
“Dan beliau (al-Khattabi) menegaskan bahwa Allah di atas langit.”
Perhatikanlah, al-Imam al-Nawawi menukil ucapan di atas dengan
menyetujuinya. Seandainya beliau tidak menerima ucapan ini, niscaya
beliau akan membuangnya atau mengkritiknya atau membantahnya!!
4) Al-Imam al-Nawawi mengatakan dalam kitabnya Rauḍah al-Ṭālibīn 10/85—salah satu kitab fikih masyhur dalam mazhab al-Syafi‘i:
لَوْ قَالَ لَا إِلَهَ إلَّا اللهُ الْمَلِكُ الَّذِيْ فِي السَّمَاءِ أَوْ
إِلَّا مَلِكُ السَّمَاءِ كَانَ مُؤْمِنًا قَالَ اللهُ تَعَالَى (
أَأَمِنْتُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ )
“Seandainya dia (orang kafir) mengatakan ‘tiada ilah yang berhak
diibadahi kecuali Allah, Raja yang di atas langit atau kecuali Raja
langit’ maka dia beriman. Allah berfirman: ‘Apakah kamu merasa aman
terhadap Allah yang di langit.’ (QS al-Mulk [67]: 16).”
Inilah empat bukti bahwa al-Imam al-Nawawi termasuk ulama yang menegaskan ketinggian Allah di atas langit.
Al-Imam al-Dzahabi (673–748 H)
Beliau berkata:
مَقَالَةُ السَّلَفِ وَأَئِمَّةِ السُّنَّةِ بَلِ وَالصَّحَابَةِ وَاللهِ
وَرَسُوْلِهِ وَالْمُؤْمِنُوْنَ أَنَّ الله عزوجل فِي السَّمَاءِ وَأَنَّ
اللهَ عَلَى الْعَرْشِ وَأَنَّ اللهَ فَوْقَ سَمَاوَاتِهِ وَأَنَّه
يَنْزِلُ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا .وَحُجَّتُهُمْ عَلَى ذَلِكَ
النُّصُوْصُ وَالآثَارُ.
وَمَقَالَةُ الْجَهْمِيَّةِ أَنَّ اللهَ تَبَارَكَ وَتعَالَى فِيْ
جَمِيْعِ الأَمْكِنَةِ تَعَالَى اللهُ عَنْ قَوْلِهِمْ بَلْ هُوَ مَعَنَا
أَيْنَمَا كُنَّا بِعِلْمِهِ
وَمَقاَلُ مُتَأَخِّرِيْ الْمُتَكَلِّمِيْنَ أَنَّ اللهَ تَعَالَى لَيْسَ
فِيْ السَّمَاءِ وَلَا عَلَى الْعَرْشِ وَلَا عَلَى السَّمَوَاتِ وَلَا
فِيْ الأَرْضِ وَلَا دَاخِلَ الْعَالِمِ وَلَا خَارِجَ الْعَالَمِ وَلَا
هُوَ بَائِنٌ عَنْ خَلْقِهِ وَلَا مُتَّصِلٍ بِهِمْ.
“Ucapan para salaf dan imam-imam Sunah bahkan para sahabat, Allah, Nabi,
dan seluruh kaum mukmin bahwasanya Allah di atas langit dan di atas
‘Arsy, dan bahwa Allah turun ke langit dunia. Hujah-hujah mereka adalah
hadis-hadis dan asar-asar yang banyak. Adapun perkataan Jahmiyyah
(bahwa) ‘AllahTabāraka wa Ta‘āla ada di seluruh tempat’, Maha Tinggi
Allah dari perkataan (rendahan) mereka itu. Namun, Allah bersama kita di
mana saja kita berada dengan ilmu-Nya. Dan perkataan ahli kalam
kontemporer (bahwa) ‘Allah Ta‘āla tidak di langit, tidak di atas ‘Arsy,
tidak di atas langit-(Nya), tidak di bumi, tidak berada di dalam alam,
tidak di luar alam, tidak terpisah dari makhluk-Nya, dan tidak pula
melekat dengannya’!”
Demikianlah ketegasan para ulama mazhab al-Syafi‘i. Dan ini pun baru sebagian saja, belum seluruhnya.
أُوْلَئِكَ آبَائِيْ فَجِئْنِيْ بِمِثْلِهِمْ إِذَا جَمَعَتْنَا يَا جَرِيْرُ الْمَجَامِعُ
Merekalah orang tuaku, maka datangkanlah padaku semisal mereka
Apabila perkumpulan mengumpulkan kita, wahai Jarir.
Lantas, siapakah panutan orang-orang yang berpaham “Allah di
mana-mana”?! Sesungguhnya mereka telah mengikuti kaum Jahmiyyah,
Mu‘tazilah, dan ahli kalam. Semoga Allah memberikan hidayah kepada
semuanya ke jalan yang benar
Dari sini jelaslah aqidah Ahlus Sunnah wal Jamaah tentang Al-Arsy dan ini merupakan pendapat salaf dalam hal itu.
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberi taufik kepada kita untuk
semakin mengangungkan-Nya. Karena Dialah al-Alim (Yang Maha Mengetahu)
dan al-Kabir (Yang Maha Besar).