Pengertian Filsafat Islam. Filsafat Islam adalah hasil pemikiran filsuf
tentang ajaran ketuhanan, kenabian, manusia, dan alam yang disinari
ajaran Islam dalam suatu aturan pemikiran yang logis dan sistematis.
Sedangkan menurut Ahmad Fuad al-Ahwani filsafat Islam ialah pembahasan
tentang alam dan manusia yang disanari ajaran Islam.
Sejarah singkat timbulnya Filsafat Islam. Cara pemikiran Filsafat secara
teknis muncul pada masa permulaan jayanya Dinasti Abbasiyah. Di bawah
pemerintahan Harun al Vrasyid, dimulailah penterjemahan buku-buku bahasa
Yunani kedalam bahasa Arab. Orang-orang banyak dikirim ke kerajaan
Romawi di Eropa untuk membeli manuskrip. Awalnya yang dipentingkan
adalah pengetahuan tentang kedokteran, tetapi kemudian juga
pengetahuan-pengatahuan lain termasuk filsafat.
Penterjemahan ini sebagian besar dari karangan Aristoteles, Plato, serta
karangan mengenai Neoplatonisme, karangan Galen, serta karangan
mengenai ilmu kedokteran lainya, yang juga mengenai ilmu pengetahuan
Yunani lainnya yang dapat dibaca alim ulama Islam. Tak lama kemudian
timbulah para filosof-filofof dan ahli ilmu pengetahuan terutama
kedokteran di kalam umat Islam.
Tujuan dan manfaat mempelajarinya. Tujuan mempelajari filsafat Islam
ialah mencintai kebenaran dan kebijaksanaan. Sedangkan manfaat
mempelajarinya ialah :
1. Dapat menolong dan menididk, menbangun diri sendiri untuk berfikir lebih mendalam dan menyadari bahwa ia mahluk Tuhan
2. Dapat memberikan kebiasaan dan kepandaian untuk melihat dan memecahkan persoalan
2. Pengaruh Filsafat Islam terhadap berbagai studi keislaman, khususnya dalam bidang tasawuf, teologi, dan fiqih
Filsafat Islam dengan Ilmu Tasawuf
Tasawuf sebagai suatu ilmu yang mempelajari cara dan bagaimana seorang
muslim berada dekat, sedekat mungkin dengan Allah. Tasawuf terbagi dua,
yaitu Tasawuf Amali dan Tasawuf Falsafi. Dari pengelompokan tersebut
tergambar adanya unsur-unsur kefilsafatan dalam ajaran tasawuf, seperti
penggunaan logika dalam menjelaskan maqamat (al-fana, al-baqa, ittihad,
hulul, wahdat al- wujud).
Filsafat Islam dengan Ilmu Kalam (Teologi)
Setelah abad ke-6 Hijriah terjadi percampuran anatara filsafat dengan
ilmu kalam, sehingga ilmu kalam menelan filsafat secara mentah-mentah
dan dituangkan dalam berbagai bukti dengan mana Ilmu Tauhid. Yaitu
pembmahasan problema ilmu kalam dengan menekankan penggunanaan semantic
(logika) Aristoteles sebagai metode, sama dengan metode yang ditempuh
para filosof. Kendatipun Ilmu Kalam tetap menjadikan nash-nash agama
sebagai sumber pokok, tetapi dalam kenyataannya penggunaan dalil naqli
yang tampak pada perbincangan mutakalimin. Atas dasar itulah sejumlah
pakar memasukkan Ilmu Kalam dalam lingkup Filsafat Islam.
Filsafat Islam dengan Ilmu Fiqh
Dalam menafsirkan ayat-ayat al-Quran yang berkenaan dengan hokum
diperlukan ijtihad, yaitu suatu usaha dengan mempergunakan akal dan
prinsip kelogisan untuk mengeluarkan ketentuan-ketentuan hukum dari
sumbernya. Syaikh Mustafa Abdurrazaq dalam bukunya yang berjudul Tauhid
Li Tarikhul Falsafatil Islamiyah (pengantar sejarah Islam) menyatakan,
bahwa Ilmu Ushul Fiqh sepenuhnya diciptakan dan diletakkan dasar-dasar
oleh Asy-Syafiie, tentu akan melihat dengan jelas adanya berbagai gejala
pemikiran filsafat.
3. Filsafat Al V Kindi
Al Kindi berusaha memadukan anatara filsafat dan agama. Filsafat
berdasarkan akal pikiran adalah pengetahuan yang benar (knowledge of
truth), al Quran yang membawa argument-argumen yang lebih meyakinkan dan
benar tidak mungkin bertentangan dengan kebenaran yang dihasilkan
filsafat. Karena itu mempelajari filsafat dan berfilsafat tidak
dilarang, bahkan berteologi adalah bagian dari filsafat, sedangkan Islam
mewajibkan mempelajari Teologi
Bertemunya filsafat dan agama dalam kebenaran deamn kebaikan sekaligus
menjadi tujuan dari keduanya. Agama disamping wahyu mempergunakan akal
dan filsafat juga mempergunakan akal. Yang benar pertama (the first
Truth) bagi Al kindi ialah Tuhan.
Keselarasan antara filsafat dan agama didasarkan pada tiga hal yaitu :
1. Ilmu agama merupakan bagaian dari filsafat
2. Wahyu yang diturunkan kepada Nabi dan filsafat, saling berkesuaian
3. Menuntut ilmu, secara logika diperintahkan dalam agama
Filsafat Metafisika
Tuhan dalam filsafat al kindi tidak mempunyai hakiakat dalam arti aniah
atau mahaniah. Tidak aniah karena kerena Tuhan tidak termasuk dealam
benda-benda yang ada dalam alam, bahkan Ia adalah pencipta alam. Ia
tidak tersususn dari materi dan bentuk, juga tidak mempunya hakiakat
dalam bentuk mahaniah, karena Tuhan bukan merupakan gensus dan species.
Tuhan hanya satu, tidak ada yang serupa dengan-Nya. Tuhan adalah unik,
Ia semata-mata satu. Hanya Ia lah yang satu dari pada-Nya mengandung
arti banyak
Filsafat Jiwa
Menurut Al Kindi, roh itu tidak tersususn, mempunyai arti penting,
sempurna dan mulia. Substansi roh berasal dari substansi Tuhan. Hubungan
roh dengan Tuhan sama dengan hubungan cahaya dengan matahari. Selain
itu jiwa bersifat spiritual, Ilahiah, terpisah sdan berbeda dari tubuh.
Roh adalah lain dari badan dan mempunyai wujud sendiri. Keadaan badan
(jasmanni) mempunyai hawa nafsu dan sifat pemarah (passion). Roh
menentang keinginan hawa nafsu dan passion.
4. Filsafat Al-Farabi
Al Farabi berusaha memadukan beberapa aliran filsafat fal safah al
taufiqhiyah atau wahdah ala falsafah yang bebrkembang sebelumnya,
terutama pemikiran Plato, Aristoteles, dan Plotinus, juga antara agama
dan filsafat.
Talfiq
Dalam ilmu logika dan fisika Ia dipengaruhi oleh Aristoteles, dalam
masal;ah akhlak dan politik ia dipengaruhi oleh Plato, sedangkan dalam
persoalan metafisika ia di pengaruhi oleh Plotinus. Al farabi
berpandapat bahwa pada hakikatnya filsafat itu adalah satu kesatuan,
oleh karena itu para filosof besar harus menyatujui bahwa satu-satunya
tujuan adalah mencari kebenaran.
Metafisika
Wajib al wujud a dalah tidak boleh tidak ada, ada dengan sendirinya,
esensi dan wujudnya adalah sama dan satu. Ia adalah wujud yang sempurna
selamanya dan tidak didahului oleh tiada.jika wujud ini tidak ada, maka
timbul kemustahilan, karena wujud lain untuk adanya tergantung
kepadanya. Inilah yang disebut dengan Tuhan. Sedangkan mumkin al wujud
adalah sesuatu yang sama antara berwujud dan tidaknya. Mumkin al wujud
tidak akan berubah menjadi actual tanpa adanya wuijud yang menguatkan,
dan dan yang menguatkan itu bukan dirinya tetapi wajib al wujud.
Jiwa
Pendapat al Farabi tentang jiwa dip[engaruhi oleh filsafat Plato,
Aristoteles, dan Plotinus. Jiwa bersifat rohani, bukan materi, terwujud
setelah adanya badan dan jiwa, tidak berpindah-pindah dari sutau badan
ke badan yang lainnya. Jiwa manusia disebut al nafs al nathiqoh, yang
bersal dari alam ilahi, sedangkan jasad berasal dari alam khalaq,
berbentuk, berupa, berkadar, dan bergerak. Jiwa dicuiptakan tatkala
jasad siap menerimanya.
Politik
Pemikiran al Farabi tentang politik yang amat penting ialah tentang
politik yang dia tuangkan kedalam dua karyanya, al siyasah al madaniyyah
(pemerintahan politik) dan ara ala madinah al fadhilah
(pendapaf-pendapat tentang Negara utama). Menurut al Farabi yang
terpenting dalam Negara adalah pimpanan atau penguasanya, bersama sama
bawahannya sebagaimana halnya jantung dan organ tubuh yahng lebih rendah
secara berturut-turut.
Moral
Al Farabi menekankan empat jenis sifat utama yang harus menjadi
perhatian untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat bagi
bangsa-bangsa dan setiap warga Negara. Yakni :
1. keutamaan teoritis yaitu prinsip-prinsip pengetahuna yang diperoleh
sejak awal tanpa diketahui cara dan asalnya, juga yang diperoleh dengan
cara kontemplasi, penelitian,dan melalui belajar dan mengajar.
2. keutamaan pemikiran yaitu yang memungkinkan orang mengetahui hal-hal yang bermanfaat dalam tujuan.
3. keutamaan akhlak , bertujuan mencari kebaikan
4. kautamaan amaliyah, diperoleh dengan dua cara, yaitu pernyataan-pernyataan yang memuaskan dan merangsang.
Teori Kenabian
Teori kenabian yang di ajukan al Farabidi motifisir pemikiran filosof
pada masanya yang mengingkari kesistensi kenabian oleh Ahmad ibn Ishaq
al Ruwandi yang berkebangsaan yahudidab Abu baker Muhammad ibn Zakariya
al Razi. Menurut mereka para sufi berkemampuan untruk mengadakan
komunikasi dengan aql Faal.
5. Filsafat Ibn Sina
Tentang Wujud
Dari Tuhanlah kemajuan yang mesti, mengalir intelegensi pertama
sendirian karena hanya dari yang tunggal. Yang mutlak, sesuatu yang
dapat mewujud. Tetapi sifat ontelegensi pertama tidak selamanya mutlak
satu, karena ia bukan ada dengan sendirinya, ia hanya mungkin dan
kemungkinannnya itu diwujudkan oleh Tuhan. Berkat kedua sifat itu, yang
sejak saat itu melingkupi seluruh ciptaan di dunia, intelgensi pertama
memunculkan dua kewujudan yaitu :
a. Intelegensi kedua melalui kebaikan ego tertinggi dari adanya aktualitas.
b. Lingkungan pertama dan tertingi berdasarkan segi terendah adanya,
kemungkinan alamiyah. Dua proses pamancaran inii berjalan terus sampai
kita mencapai intelegensi kesepuluh yang mengatur dunia ini, yang oleh
kebanyakan filosuf muslim disebut sebagai malaikat Jibril.
Al Tawfiq (rekonsiliasi) antara Agama dan Filsafat
Sebagaimana Al Farabi, Ibn Sina juga mengusahakan pemanduan antara agama
dan filsafat. Menurutnya nabi dan filsof menerima kebenaran dari sumber
yang sama, yakni malaikat Jibril yang disebut juga sebagai akal
kesepuluh atau akal aktif. Perbedaannya hanya terletak pada cara
memperolehnya. Bagi nabi, tejadinya hubungan dengan malaikat Jibril
melalui akal materiil, yang disebut hads (kekuatan suci, qudsiyyat),
sedangkan filosof melalui akal mustafad.
Emanasi
Emanasi Ibn Sina menghasilkan sepuluh akal dan sembilan planet, sembilan
akal mengurusi sembilan planet dan akal kesepuluh mengurusi bumi.
Berbeda dengan pendahulunya Al Farabi, masing-masing jiwa berfungsi
sebagai penggerak satu planet, karena akal (immateri) tidak bisa
langsung menggerakan planet yang bersifat materi. Akal pertama adalah
malaikat tertinggi dan akal ke sepuluh adalah malaikat Jibril yang
bertugas mengatur bumi beserta isinya.
Jiwa
Secara garis besar pembahasan Ibn Sina tentang jiwa terbagi sebagai berikut :
a. Jiwa tumbuh-tumbuhan, mempunya tiga daya : makan, tumbuh , dan berkembang biak.
b. Jiwa binatang, mempunyai dua daya : gerak (al-mutaharrikat) dan menangkap (al-mudriakt).
c. Jiwa manusia, mempunyai dua daya : praktis (yang berhubungan dengan
badan), teoritis (yang hubungannya dengan hal-hal abstrak)
Kenabian
Sejalan dengan teori kenabian dan kemukjizatan, Ibn Sina membagi manusia
dalam empat kelompok : mereka yang kecakapan teoritisnya sudah mencapai
tingkatan penyempurnaan yang sedemikian rupa sehingga tidak membutuhkan
lagi guru sebangsa manusia, sedangkan kecakapan praktisnya telah
mencapai suatu puncak yang sedemikian rupa sehingga berkat kecakapan
imajinatif mereka yang tajam, mereka mengambil bagian secara langsung
pengetahuan tentang peristiwa-peristiwa masa kini dan akan datang dan
kemampun menimbulkan gejala-gejala aneh di dunia. Kemudian ia mempunyai
daya kekuatan intuitif, tetapi tidak mempunyai daya imajinatif. Lalu
orang yang mengungguli sesamanya hanya dengan ketajaman daya praktis
mereka.
Tasawuf
Ibnu Sina memulai tasawufnya dengan akal yang dibantu oleh hati. Dengan
kebersihan hati dan pancaran akal, lalu akal akan menerima marifat dari
akal afal. Dalam pemahaman Ibn Sina jiwa-jiwa manusia tidak beda dengan
lapangan marifahnya dan ukuran persiapannya untuk berhubungan dengan
akal afal.
Mengenai Tuhan dengan manusia, bertempatnya Tuhan dihati manusia tidak
diterima oleh Ibn Sina, karena manusia tidak bisa langsung kepada
Tuhannya, tetapi melalui perantara untuk menjaga kesucian perhubungan
antara manusia dengan Tuhan saja. Karena manusia mendapat sebagian
pencaran dari hubungan tersebut. Pancaran dan sinar ini tidak langsung
kaluar dari Allah, tetapi melalui akal afal.
6. Filsafat Al-Ghazali
Epistimologi
Pada mulanya ia berangggapan bahwa pengetahuan itu adalah hal-hal yang
dapat ditangkap oleh panca indra. Tetapi kemudian ternyata bahwa baginya
panca indra juga berdusta. Karena tidak percaya pada panca indra, al
Ghazali kemudian meletakan kepercayaannya kepada akal. Alasan lain yang
membuat al Ghazali terhadap akal goncang, karena ia melihat bahwa
aliran-aliran yang mengunakan akal sebagai sumber pengetahuan, ternyata
menghasilkan pandangan-pandangan yang bertentangan, yang sulit
diselesaikan dengan akal.
Lalu al Ghazali mancari ilm al yaqini yang tidak mengandung pertentangan
pada dirinya. Tiga bulan kemudian Allah memberikan nur yang disebut
juga oleh Al Ghazali sebagai kunci marifat ke dalam hatinya. Dengan
demikian bagi Al Ghazali intuisi lebih tinggi dan lebih dipercaya
daripada akal untuk menangkap pengetahuan yang betul-betul diyakini.
Metafisika
Lain halnya dengan lapangan metafisika (ketuhanan) al Ghazali memberikan
reaksi keras terhadap neo platonisme Islam, menurutnya banyak sekali
terdapat kesalahan filsuf, karena mereka tidak teliti seperti halnya
dalam lapangan logika dan matematika. Menurut al Ghazali, para pemikir
bebas tersebut ingin menanggalkan keyakinan-keyakinan Islam dan
mengabaikan dasar-dasar pemuajan ritual dengan menganggapnya sebagai
tidak berguna bagi pencapaian intelektual mereka.
Menurut Al Ghazali ilmu Tuhan adalah suatu tambahan atau pertalian
dengan zat, artinya lain dari zat, kalau terjadi tambahan atau pertalian
dengan zat, zat Tuhan tetap dalam keadaannya.
Al Ghazali membagi manusia kepada tiga golongan, yaitu :
a. kaum awam, yang cara berfikirnya sederhana sekali.
b. kaum pilihan, yang akalnya tajam dan berfikirnya secara mendalam.
c. kaum penengkar.
Moral
Ada tiga teori penting mengenai tujuan mempelajari ahklak, yaitu
a. Mempelajari akhlak sebagai studi murni teoritis.
b. Mempelajari akhlak sehingga akan meningkatkan sikap dan prilaku sehari-hari.
c. Karena akhlak merupakan subjek teoritis yang berkenaan dengan usaha menemukan kebenaran tentang hal-hal moral.
Kebahagiaan di surga ada dua tingkat, yang rendah dan yang tinggi. Yang
rendah terdiri dari kesengan indrawi seperti makan dan minum, sedangkan
yang tertingi ialah berada dekat dengan Allah dan menatap wajah-Nya yang
Agung senantiasa.
Jiwa
Jiwa berada di alam spiritual, sedangkan jasad di alam materi. Setelah
kematian jasad musnah tapi jiwa tetap hidup dan tidak terpengaruh dengan
kematian tersebut, kecuali kehilangan wadahnya. Adapun hubungan jiwa
dan jasad dari segi pandangan moral adala setiap jiwa diberi jasad,
sehingga dengan bentuannya jiwa bisa mendapatkan bekal hidup kekalnya.
Jiwa merupakan inti hakiki manusia dan jasad hanyalah alat baginya untuk
utnuk mencari bekal dan kesempurnaan, karena jasad sangat diperlukan
oleh jiwa maka ia haus dirawat baik-baik. Menurut al Ghazali setiap
perbuatan akal menimbulkan pengaruh pada jiwa, yakni membentuk kualiatas
jiwa, asalkan perbuatan itu dilakukan dengan sadar.
7. Filsafat Ibnu Thufail
Filsafat dan Agama
Menurutnya filsafat dan agama adalah selaras, bukan merupakan gambaran
dari hakikat yang satu. Yang dimaksud agama disini adalah batin dan
syariat. Ia juga menyadari adanya perbedaan tingkat pemahaman pada
manusia. Ia menganggap tidak semua orang dapat mencapai kepada wajib al
wujud dengan jalan berfilsafat seperti yang ditempuh oleh hayy. Asal
salaman dan masyarakat awam tidak mungkin mengetahui al haqq, karena
keterbatasan akalnya.
Metafisika
Bagi Ibn Thufail, dalil adanya Allah adalah gerak alam. Sesuatu yang
bergerak tidak mungkin terjadi sendiri tanpa ada yang penggerak di luar
alam, dan berbeda dengan yang digerakkan. Penggerak itu adalah Allah.
Ibn Thufail membagi sifat Allah kepada dua macam :
a. sifat yang menetapkam wujud zat Allah, seperti ilmu, qudrat dan sifat-sifat ini adalah zat-Nya sendiri.
b. Sifat yang menfikan hal kebendaan dari zat Allah, sehingga Allah maha suci dari ikatan hal kebendaan.
Epistimologi
Ibn Thufail menunjukkan jalan untuk sampai kepada objek pengetahuan yang
maha tingi atau Tuhan. Jalan pertama melalui wahyu, dan jalan kedua
adalah melalui filsafat. Marifat melalui akal ditempuh dengan jalam
keterbukaan, mengamati, meneliti, mancari, mencoba, membandingkan,
klasifikasi, generalisasi dan menyimpulkan. Jadi marifah adalah sesuatu
yang dilatih mulai dari yang kongkrit berlanjut kepada yang abstrak. Dan
khusus menuju global. Seterusnya dilanjutkan dengan perenungan yang
terus menerus. Marifah melalui agama terjadi lewat pemahaman wahyu dan
memahami segi batinnya dzauq. Hasilnya hanya bisa dirasakan, sulit untuk
dikatakan. Tidak heran kalau muncul syatahat dari mulut seorang sufi.
Jadi proses yang dilalui marifat semacam ini tidak mengikuti deduksi
atau induksi, tetapi bersifat intuitif lewat cahaya suci.
Jiwa
Ada tiga kategori jiwa, yaitu :
a. jiwa fadhilah, yakni kekal dalam kebahagiaan karena menganal Tuhan
dan terus mengerahkan perhatian dan renungan kepadanya. kelak jiwa ini
akan di tempakan di sorga.
b. Jiwa fasiqah, yakni jiwa yang kekal dalam kesengsaraan dan tempatnya
dineraka. Karena pada mulanya jiwa ini telah menganal Allah, tetapi
kemudian melupakannya dengan melakukan berbagai maksiat.
c. Jiwa jahiliyyah, yakkni jiwa yang musnah karena tidak pernah menganal
Allah sama sekali, jiwa ini sama halnya dengan hewan melata.
Ibn Thufail menawarkan tiga jenis amaliyah yang harus diterapkan dalam hidup :
? amaliyah yang menyerupai hewan (amaliyah yang dibutuhkan dan juga
dapat menjadi penghalang untuk meningkatkan amaliyah berikutnya yang
lebih tinggi).
? Amaliyah yang menyerupai benda angkasa, yakni melakukan hubungan baik dengan dibawahnya, dengan dirinya, dengan Tuhannya.
? Amaliyah yang menyerupai al wajib al wujud, amaliyah ini akan mampu
mengantar kepada kebahagiaan abadi sebagai sarana akhir dari prinsip
moral.
8. Filsafat Ibn Rusyd
Aliran filsafat Ibn Rusyd adalah rasional. Ia menjunjung tinggi akal
fikiran dan menghargai peranan akal, karena dengan akal fikiran itulah
manusia dapat menafsirkan alam maujud. Akal fikiran bekerja atas dasar
pengertian umum (maani kulliyah) yang didalamnya tercakup semua hal
ihwal yang bersifat partial (juziyah). Ia menjelaskan bahwa kuliyyat
adalah gambaran akal, tidak berwujud kenyataan diluar akal.
Metode-metode pembuktian kebenaran
Metode-metode yang dapat dilakukan manusia untuk membuktikan kebenaran ada tiga macam :
a. Metode Demonstrasi (al burhaniah)
b. Metode Dialektik (al Jadaliyyah)
c. Metode Retorika (al khatabiyyah)
Metafisika
Dalam masalah ketuhanan ia berpendapat bahwa Allah adalah penggerak
pertama (muharik al awal). Sifat positif kepada Allah adalad akal dan
maqul. Wujud Allah aialah esa-Nya. Wujud dan keesaannya tidak berbeda
dari zat-Nya. Sebagai orang berfikir rasional, ibn Rusyd menafsirkan
agama pun dengan penafsiran rasional. Namun ia tetap berpegang kepada
sumber agama, yakni al Quran. Dalam mengenal sang pencipta tidak mungkin
berhasil kecuali dengan melakukan pengamatan terhadap wujud yang
diciptakan Allah.
Kenabian
Ibn Rusyd tdak mengatakan bahwa nabi Muhammad saw tidak mengaku dirinya
adalah nabi dengan mengemukakan hal-hal yang menyimpang dari hukum alam
(mukjizt) sebagai tantang terhadap lawan-lawannya. Maka Al Quran
merupakan mukjizat terbesar, karena syariat yang dimuatnya berupa
kepercayaan dan amalan yang tidak mungkin bisa dicari dan pelajari
kecuali dengan wahyu.
Ibn Rusyd mengadakan pemisahan anatara dua macam mukjizat. Pertama,
mukjizat Iuaran (al barrani), yaitu yang tidak sesuai dengan sifat yang
karenannya seorang nabi . kedua, mukjizat yang sesuai dengan
(al-munasib) sifat kenabian tersebut, yaitu syariat yang yang dibawanya
untuk kebahagiaan umat.
Tingkat Kemampuan Manusia
Pembenaran atau pembuktian sesuatu memang dipengaruhi oleh kapasitas
individual. Diantaranya ada yang melakukan pembuktian (kebenaran) dengan
cara burhan (demontrasi), ada juga lewat dialektik (jadali) seteguh
ahli burhan melakukan demontrasi karena memang kemampuannya memang hanya
sampai disitu, dam ada lagi melalui dalil retorik (khatabi) seteguh
ahli burhan melakukan pembuktian dengan dalil-dalil demonstratif.
Alam semesta antara qadim dan hadits
Kondisi benda-benda wujud yang tertangkap indra, seperti air, udara,
hewan, bumi, dan tumbuh-tumbuhan terbagi beberapa kondisi yaitu : wujud
yang tercipta dari sesuatu di luar dirinya sendiri, tetapi berasal dari
sesuatu yang berbeda, yaitu penyebab gerak (sebab fail, Officent cause),
tercipta dari bahan (materi) tertentu, dan bahwa wujud ini
keberadaannya didahului oleh zaman. Tingkat wujud semacam ini telah
disepakati oleh semua pihak, baik pengikut Asyari maupun para filsuf
klasik, untuk menyebutnya sebagai (muhdatsah) tercipta setelah tidak
ada.
9. Filsafat Suhrowardi Al Maktul
- Pandangan Suhrowardi terhadap metafisika dan cahaya pada dasarnya tetap bersifat immaterial.
- Entitas yang pertama yang diciptakan Tuhan adalah akal pertama,
kemudian melalui proses emanasi timbul akal kedua dan seterusnya.
Epistimologi
- Ia mengembangkan teori iluminasi dengan cara menggabungkan akal dan intuisi.
- Tujuan akhir pengetahuan iluminasi dan marifat yang merupakan puncak pengetahuan.
Derajat tauhid
a. Tak ada Tuhan kecuali Allah (tauhid orang awam).
b. Tak ada Dia kecuali Dia.
c. Tak ada Engkau kecuali Engkau.
d. Tak Aku kecuali Aku.
e. Tak wujud kecuali wujud VNya.
Kosmologi
- Alam semesta adalah manisfestasi cahaya pertama (Tuhan).
- 4 tingkatan alam :
a. Alam akal (alam al uqlu)
b. Alam jiwa (alam an nufus)
c. Alam materi (alam al ajsam)
d. Alam mitsal (alam al mitsal)
Psikologi
- Disamping ada jiwa dan akal ada sumber lain pengetahuan yairtu persepsi batin.
- 5 tahap perkembangan spiritual :
1. aku. 2. engkau tak ada 3. aku tidak ada.
4. hanya engkau yang ada.
10. Filsafat Ibn Arabi
Filsafat Ibn Arabi tentang wujud (realitas) Tuhan, alam semesta, dan manusia.
- Pengertian Wahdat al wujud.
Wahdat al Wujud terdiri dari dua kata, yaitu : wahdat (sendiri,
tunggal,kesatuan) sedangkan wujud (ada). Dengan demikian Wahdat al wujud
berarti kesatuan wujud.
- Kata al wahdah digunakan pula oleh para ahli filsafat dan sufistik
sebagai suatu kesatuan antara materi dan roh, substansi (hakikat) dan
format (bentuk), antara yang nampak (lahir) dan yang batin, antara alam
dan Allah, karena alam dari segi hakikatnya qadim dan berasal dari
Tuhan.
Tuhan
- Tuhan yang sebenarnya adalah Allah yaitu yang Esa, mutlak, tak terbatas, dan wujud Nya meliputi segala sesuatu.
- Antara mahluk (manusia) dan al haqq (Tuhan) sebenarnya satu kesatuan
dari wujud Tuhan, dan yang sebenarnya adalah wujud Tuhan itu.
- Pada benda-benda yang ada di alam ini Tuhan dapat melihat diri Nya.
- Pada benda-denda alam ini terdapat sifat-sifat Tuhan.
- Allah - Yang tak terbatas
- Tuhan - Cahaya
- Pencipta - Wujud
- Yang mutlak - Ada
- Yang sebenarnya
Alam semesta
- alam semesta terbagi atas tiga :
1. Tajalli (Penampakan Tuhan).
2. Ciptaan Allah.
3. Tanda kekuasaan Nya
Manusia
Manusia adalah Mahluk : - Ruhani - Jasmani
Manusia adalah mahluk ruhani yang menggunakan jasmaninya sebagai
kendaraan dan alat untuk mencapai tujuannya yaitu kembali kepada Allah.
Manusia adakah mahluk jasmani (wujud manusia hanyalah photocopy dari
wujud Tuhan).
11. Filsafat Mulla Shadra
Epistimologi
- Tuhan bisa di capai pengetahuan
- Perjalanan akal menuju Tuhan melalui 4 tahap :
a. Dari mahkluk (halq) menuju hakikat kebenaran atau pencipta (haqq).
b. Dari hakiakat ke hakiakat dengan hakikat (min al haqq ila al haqq bi al haqq).
c. Dari hakikat kepada mahluk dengan hakikat (min al haqq ila al khalq bi al haqq).
d. Dari mahluk ke mahluk ke mahluk dengan hakikat (min al khalq ila al khalq bi al haqq)
Metafisika
- Metafisika Mulla Shadra dibangun atas tiga pilar :
1. Wahdah (unity).
2. Ashalah (wujud primer)
3. Tasykik (gradation/wujud)
- Semuanya adalah realitas tunggal (wujud itu satu)
- Wujud (realitas) itu satu tetapi berbeda intensitasnya
- Wujud Allah berdiri sendiri (qiyamuhu binafsihi)
Jiwa
- jiwa adalah entelechy badan jasmaniah yang bekerja melalui fakultas-fakultas yang disebut organ.
- Jiwa manggunakan badan untuk berpindah dari alam materi kealam spiritual.
- Jiwa manusia edan jiwa hewan sama-sam mamiliki kemampuan melepaskan
dirinya dengan imaginasi akltual (khayal bi al fil), sedangkan manusia
dengan akal actual (aql bi al fil)
Moral
- Untuk memperoleh kebahagiaan tertinggi manusia harus mengetahui petunnjuk Allah (Islam)
- Manusia sangat tergantung kepada kesempurnaan jiwa dalam proses inteleksi (taaqqul).
- Pengetahuan dapat mengalih bentuk orang yang tahu dalam proses trans-substansi (harka jauharia) nya menuju kesempurnaan.
12. Filsafat Muhammad Iqbal
Agama dan Filsafat
- Agama ialah suatu konsep dari suatu pengalaman yang kompleks, sebagian
bersifat rasional, etik, dan sebagian lagi bersifat spiritual.
- Agama bukan semata-semata hanya pikiran atau cuma perasaan juga bukan
sekedar tindakan tetapi merupakan ekspresi manusia secara keseluruhan,
karenanya agama tak bertentangan dengan filsafat, bahkan merupakan suatu
segi yang penting dari pengalama total, tentang realitas yang harus
dirumuskan oleh filsafat.
Alam dan Manusia
- Alam yang konkret dalam (al-quran) merupakan satu realitas ciptaan,
dimana yang katual dan yang ideal bergabung dan memperlihatkan adanya
suatu pola rasional yang jelas.
- Manusia sebagai kekuatan yang sangat dinamis didalamnya (alam semesta)
merupakan agen utama atau pekerja bersama Tuhan di dalam proses
perealisasian potensi-potensi realitas yang tak terbatas.
Tuhan
- ia mendapatkan beberapa kesejajaran dengan konsep dinamis tentang
Tuhan sebagai kehendak atau energi yang kreatif yang terdapat dalan teori atomistic teologis al Asyary.
- Tuhan sebagai ego yang tak terbatas yang immanen dalam akal, dan
ditunjuk oleh Al Quran sebagai yang awal dan yang akhir, yang lahir dan
yang batin.
- iradah yang abadi (eternal will) dan kaindahan digolongkan menjadi
salah satu sifat darinya, sikap yang meilingkupi nilai seni dan susila.
Ego/Khudi
- Bersifat maha pencipta, daya ciptanya tidak terbatas
- Bersifat maha mengetahui
- Bersifat maha kuasa
- Bersifat abadi
semoga Pengertian ilmu Filsafat Pendidikan Islam bermanfaat bagi kita semua.
Aamiin