Alloh Azza wa Jalla telah mengutus Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa
sallam sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan. Beliau n
datang membawa kebenaran sebelum datangnya hari Kiamat. Tidaklah beliau
meninggalkan kebaikan apapun, kecuali telah beliau jelaskan kepada
umatnya. Dan tidaklah beliau meninggalkan keburukan apapun juga, kecuali
telah beliau peringatkan.
Di antara kewajiban yang telah beliau jelaskan, yaitu beriman kepada
hari Akhir. Yang merupakan salah satu dari rukun iman yang enam. Dan
termasuk pokok-pokok aqidah Islam yang besar. Di dalamnya terkandung
pengertian adanya beriman kepada al ba'ts, yaitu hari kebangkitan).
Semua kehidupan didunia pada akhirnya akan berakhir dengan kematian,
sesudah kematian manusia akan dibangkitkan lagi di kehidupan akherat
yang tidak akan mati lagi atau hidup yang kekal abadi selamanya yaitu
kehidupan di akherat. Hidup sesudah mati adalah sesuatu yang pasti
terjadi dan tidak diragukan lagi. Sebagai seorang muslim kita harus
yakin bahwa setelah kematian akan ada kehidupan lagi bahwa manusia akan
dibangkitkan dari kubur, yakin adanya hari pembalasan, yakin adanya
surga dan neraka dan sebagainya. Karena hal itu diberitahukan oleh Allah
SWT Tuhan semesta alam. Hanya orang-orang kafir sajalah yang tidak mau
percaya. sebagaimana Allah berfirman :
كَيْفَ تَكْفُرُوْنَ بِاللهِ وَ كُنْتُمْ اَمْوَاتًا فَاَحْياكُمْ، ثُمَّ
يُمِيْتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيْكُمْ ثُمَّ اِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ. البقرة:28
Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah
menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali,
kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan?. [QS. Al-Baqarah : 28]
KEWAJIBAN BERIMAN KEPADA AL BA'TS
Al ba'ts merupakan perkara yang pasti, tidak ada keraguan padanya. Hal
ini sebagaimana ditunjukkan oleh al Kitab, as Sunnah, dan Ijma'.
Allah Azza wa Jalla memberitakan, bahwa Dia menciptakan manusia dari
sari pati tanah. Kemudian menciptakannya sebagai air mani di dalam
tempat yang kokoh. Kemudian Dia memberitakan fase-fase penciptaan
manusia di dalam perut ibunya. Maka Dia menciptakan manusia sebagai
makhluk yang berbeda dengan sebelumnya ketika dilahirkan ke dunia ini.
Setelah itu semua, Allah berfirman:
ثُمَّ إِنَّكُمْ بَعْدَ ذَٰلِكَ لَمَيِّتُونَ﴿١٥﴾ثُمَّ إِنَّكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ تُبْعَثُونَ
Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati.
Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu)
pada hari Kiamat. [al Mu'minun/23:15-16].
Allah Azza wa Jalla juga memberitakan kebangkitan dari kubur setelah terompet ditiup, sebagai berikut :
وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَإِذَا هُمْ مِنَ الْأَجْدَاثِ إِلَىٰ رَبِّهِمْ
يَنْسِلُونَ﴿٥١﴾قَالُوا يَا وَيْلَنَا مَنْ بَعَثَنَا مِنْ مَرْقَدِنَا ۜ ۗ
هَٰذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمَٰنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُونَ
Dan ditiuplah sangkalala, maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera
dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka. Mereka berkata: "Aduhai
celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami
(kubur)?" Inilah yang dijanjikan (Tuhan) yang Maha Pemurah dan benarlah
rasul-rasul(Nya). [Yasin/36 : 51-52].
إِنَّمَا يَسْتَجِيبُ الَّذِينَ يَسْمَعُونَ ۘ وَالْمَوْتَىٰ يَبْعَثُهُمُ اللَّهُ ثُمَّ إِلَيْهِ يُرْجَعُونَ
Hanya mereka yang mendengar sajalah yang mematuhi (seruan Allah), dan
orang-orang yang mati (hatinya), akan dibangkitkan oleh Allah, kemudian
kepadaNya-lah mereka dikembalikan. [al An'am/6 : 36]
Akan tetapi, orang-orang kafir jahiliyah mengingkari adanya al ba'ts.
Sehingga Allah Azza wa Jalla memerintahkan RasulNya untuk bersumpah
dengan namaNya, bahwa al ba'ts adalah benar :
زَعَمَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنْ لَنْ يُبْعَثُوا ۚ قُلْ بَلَىٰ وَرَبِّي
لَتُبْعَثُنَّ ثُمَّ لَتُنَبَّؤُنَّ بِمَا عَمِلْتُمْ ۚ وَذَٰلِكَ عَلَى
اللَّهِ يَسِيرٌ
Orang-orang yang kafir mengatakan bahwa mereka sekali-kali tidak akan
dibangkitkan. Katakanlah: "Memang, demi Tuhanku, benar-benar kamu akan
dibangkitkan, kemudian akan diberitakan kepadamu apa yang telah kamu
kerjakan." Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. [ath Thaghabun/64 :
7].
Bahkan menciptakan seluruh makhluk dan menghidupkan mereka kembali
setelah kematiannya, bagi Allah hanyalah seperti menciptakan dan
menghidupkan kembali satu jiwa saja.
مَا خَلْقُكُمْ وَلَا بَعْثُكُمْ إِلَّا كَنَفْسٍ وَاحِدَةٍ ۗ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ بَصِيرٌ
Tidaklah Allah menciptakan dan membangkitkan kamu (dari dalam kubur)
itu, melainkan hanyalah seperti (menciptakan dan membangkitkan) satu
jiwa saja. Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha melihat.
[Luqman/31 : 28].
Jika demikian, maka sesungguhnya al ba'ts merupakan kepastian, dan tidak
ada keraguan padanya. Oleh karenanya Allah Azza wa Jalla berfirman:
وَأَنَّ السَّاعَةَ آتِيَةٌ لَا رَيْبَ فِيهَا وَأَنَّ اللَّهَ يَبْعَثُ مَنْ فِي الْقُبُورِ
Dan Sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan
padanya; dan bahwasanya Allah akan membangkitkan semua orang di dalam
kubur. [al Hajj/22 : 7].
Menyakini hari akhirat, diantaranya adalah adanya hari berbangkit, yaitu
manusia dibangkitkan dari qubur. Mengenai hal ini banyak ayat-ayat
Allah yang mengungkapkannya, diantaranya sebagai berikut :
يَوْمَ يَبْعَثُهُمُ اللهُ جَمِيْعًا فَيُنَبّئُهُمْ بِمَا عَمِلُوْآ
اَحْصيهُ اللهُ وَ نَسُوْهُ، وَ اللهُ عَلى كُلّ شَيْءٍ شَهِيْدٌ.
المجادلة:6
Pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu
diberitakan-Nya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah
mengumpulkan (mencatat) amal perbuatan itu, padahal mereka telah
melupakannya. Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu. [QS.
Al-Mujadalah : 6]
يَوْمَ يَبْعَثُهُمُ اللهُ جَمِيْعًا فَيَحْلِفُوْنَ لَه كَمَا
يَحْلِفُوْنَ لَكُمْ وَ يَحْسَبُوْنَ اَنَّهُمْ عَلى شَيْءٍ، اَلاَ
اِنَّهُمْ هُمُ اْلكذِبُوْنَ. المجادلة:18
(Ingatlah) hari (ketika) mereka semua dibangkitkan Allah, lalu mereka
bersumpah kepada-Nya (bahwa mereka bukan orang musyrik) sebagaimana
mereka bersumpah kepadamu; dan mereka menyangka bahwa sesungguhnya
mereka akan memperoleh suatu (manfaat). Ketahuilah, bahwa sesungguhnya
mereka lah orang-orang pendusta. [QS. Al-Mujadalah : 18]
اَمْوَاتٌ غَيْرُ اَحْيَاءٍ، وَ مَا يَشْعُرُوْنَ اَيَّانَ يُبْعَثُوْنَ. النحل:21
(Berhala-berhala itu) benda mati tidak hidup, dan berhala-berhala itu
tidak mengetahui bilakah penyembah-penyembahnya akan dibangkitkan. [QS.
An-Nahl : 21]
وَ اللهُ اَنْزَلَ مِنَ السَّمَآءِ مَاءً فَاَحْيَا بِهِ اْلاَرْضَ بَعْدَ
مَوْتِهَا، اِنَّ فِيْ ذلِكَ َلايَةً لّقَوْمٍ يَّسْمَعُوْنَ. النحل:65
Dan Allah menurunkan dari langit air (hujan) dan dengan air itu
dihidupkan-Nya bumi sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang
yang mendengarkan (pelajaran). [QS. An-Nahl : 65]
حَتّى اِذَا جَآءَ اَحَدَهُمُ اْلمَوْتُ قَالَ رَبّ ارْجِعُوْنِ. لَعَلّيْ
اَعْمَلُ صَالِحًا فِيْمَا تَرَكْتُ كَلاَّ، اِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ
قَائِلُهَا وَ مِنْ وَّرَائِهِمْ بَرْزَخٌ اِلى يَوْمِ يُبْعَثُوْنَ.
المؤمنون:100
(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang
kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, “Ya Tuhanku,
kembalikanlah aku (ke dunia) (99) agar aku berbuat amal yang saleh
terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu
adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada
dinding sampai hari mereka dibangkitkan. (100) [QS. Al-Mukminun :
99-100]
زَعَمَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْآ اَنْ لَّنْ يُّبْعَثُوْا، قُلْ بَلى وَرَبّيْ
لَتُبْعَثُنَّ ثُمَّ لَتُنَبَّؤُنَّ بِمَا عَمِلْتُمْ، وَ ذلِكَ عَلَى
اللهِ يَسِيْرٌ. التغبون:7
Orang-orang yang kafir mengatakan, bahwa mereka sekali-kali tidak akan
dibangkitkan. Katakanlah, “Tidak demikian, demi Tuhanku, benar-benar
kamu akan dibangkitkan, kemudian akan diberitakan kepadamu apa yang
telah kamu kerjakan”. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. [QS.
At-Taghabun : 7]
ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا اْلعَلَقَةَ مُضْغَةً
فَخَلَقْنَا اْلمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا اْلعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ
اَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا اخَرَ، فَتَبَارَكَ اللهُ اَحْسَنُ اْلخَالِقِيْنَ.
ثُمَّ اِنَّكُمْ بَعْدَ ذلِكَ لَمَيّتُوْنَ(15) ثُمَّ اِنَّكُمْ يَوْمَ
اْلقِيَامَةِ تُبْعَثُوْنَ.(16) المؤمنون:15-16
Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah
itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan
tulang-belulang, lalu tulang-belulang itu Kami bungkus dengan daging.
Kemudian Kami jadikan dia makhluq yang (berbentuk) lain. Maka Maha
Sucilah Allah, Pencipta yang paling baik (14). Kemudian, sesudah itu,
sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. (15) Kemudian,
sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari
qiyamat. (16) [QS. Mukminuun : 14-16]
Allah juga menjadikan Qudrah-Nya memulai penciptaan untuk menunjukkan
Qudrah-Nya mengembalikannya dalam bentuk awal, bahkan itu lebih mudah
bagi-Nya. Allah Ta'ala berfirman:
ياَيُّهَا النَّاسُ اِنْ كُنْتُمْ فِيْ رَيْبٍ مّنَ اْلبَعْثِ فَاِنَّا
خَلَقْنَاكُمْ مّنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ
مِنْ مُضْغَةٍ مُخَلَّقَةٍ وَّ غَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لّنُبَيّنَ لَكُمْ، وَ
نُقِرُّ فِى اْلاَرْحَامِ مَا نَشَآءُ اِلَى اَجَلٍ مُّسَمًّى، ثُمَّ
نُخْرِجُكُمْ طِفْلاً ثُمَّ لِتَبْلُغُوْآ اَشُدَّكُمْ، وَ مِنْكُمْ مَّنْ
يُّتَوَفّى وَ مِنْكُمْ مَّنْ يُّرَدُّ اِلى اَرْذَلِ اْلعُمُرِ لِكَيْلاَ
يَعْلَمَ مِنْ بَعْدِ عِلْمٍ شَيْئًا، وَ تَرَى اْلاَرْضَ هَامِدَةً
فَاِذَا اَنْزَلْنَا عَلَيْهَا اْلمَآءَ اهْتَزَّتْ وَ رَبَتْ وَ
اَنْبَتَتْ مِنْ كُلّ زَوْجٍ بَهِيْجٍ(5) ذلِكَ بِاَنَّ اللهَ هُوَ
اْلحَقُّ وَ اَنَّه يُحْيِى اْلمَوْتى وَ اَنَّه عَلى كُلّ شَيْءٍ
قَدِيْرٌ(6) وَ اَنَّ السَّاعَةَ اتِيَةٌ لاَّ رَيْبَ فِيْهَا وَ اَنَّ
اللهَ يَبْعَثُ مَنْ فِى اْلقُبُوْرِ(7) الحج:5-7
Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari qubur),
maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah,
kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari
segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar
Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami
kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan
kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah
kepada kedewasaan, dan diantara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula)
diantara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak
mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu
lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di
atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam
tumbuh-tumbuhan yang indah. (5) Yang demikian itu, karena sesungguhnya
Allah, Dialah yang haq dan sesungguhnya Dialah yang menghidupkan segala
yang mati dan sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala suatu, (6) dan
sesungguhnya hari qiyamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya,
dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam qubur. (7) [QS.
Al-Hajj : 5-7]
Ayat tersebut menunjukkan sistematika, bahwa manusia itu awalnya tidak
ada, lalu Allooh سبحانه وتعالى lah yang menjadikannya ada, dan
keberadaannya itu pun berfase (bertahap) dari mulai proses antarasperma
dengan ovum, kemudian menjadi janin sampai kemudian sebagai bayi yang
lahir ke dunia, lalu sampai menjadi dewasa, menjadi orangtua. Ada yang
mati dalam perjalanan hidupnya, dan ada yang sampai tua kemudian baru
mati.
Ada yang tahu dan ada yang tidak tahu akan terjadinya Hari Kiamat, maka
Allooh سبحانه وتعالى beritakan bahwa akan terjadi Hari Kiamat dan
setelah itu akan Allooh سبحانه وتعالى bangkitkan.
Demikian itu adalah firman Allooh سبحانه وتعالى yang menunjukkan kepada
kita bahwa manusia akan diproses oleh Allooh سبحانه وتعالى dengan
perjalanan yang sedemikian panjang dan ujung-ujungnya adalah akan
dihisab. Allooh سبحانه وتعالى akan bangkitkan kita semua dan akan
dikumpulkan pada waktu Yaumul Mahsyar.
وَ يَوْمَ تَقُوْمُ السَّاعَةُ يُقْسِمُ اْلمُجْرِمُوْنَ مَا لَبِثُوْا
غَيْرَ سَاعَةٍ، كَذلِكَ كَانُوْا يُؤْفَكُوْنَ(55) وَ قَالَ الَّذِيْنَ
اُوْتُوا اْلعِلْمَ وَ اْلاِيْمَانَ لَقَدْ لَبِثْتُمْ فِيْ كِتبِ اللهِ
اِلى يَوْمِ اْلبَعْثِ فَهذَا يَوْمُ اْلبَعْثِ وَ لكِنَّكُمْ كُنْتُمْ لاَ
تَعْلَمُوْنَ(56) الروم:55-56
Dan pada hari terjadinya qiyamat, bersumpahlah orang-orang yang berdosa,
“Mereka tidak berdiam (dalam qubur) melainkan sesaat (saja)”. Seperti
demikianlah mereka selalu dipalingkan (dari kebenaran). (55) Dan berkata
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan dan keimanan (kepada
orang-orang yang kafir), "Sesungguhnya kamu telah berdiam (dalam qubur)
menurut ketetapan Allah, sampai hari berbangkit, maka inilah hari
berbangkit itu akan tetapi kamu selalu tidak meyakini (nya). (56) [QS.
Ar-Ruum : 55-56]
مَا خَلْقُكُمْ وَ لاَ بَعْثُكُمْ اِلاَّ كَنَفْسٍ وَّاحِدَةٍ، اِنَّ اللهَ سَمِيْعٌ بَصِيْرٌ. لقمان:28
Tidaklah Allah menciptakan dan membangkitkan kamu (dari dalam qubur) itu
melainkan hanyalah seperti (menciptakan dan membangkitkan) satu jiwa
saja. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. [QS. Luqman :
28]
وَ هُوَ الَّذِيْ خَلَقَ السَّموَاتِ وَ اْلاَرْضَ فِيْ سِتَّةِ اَيَّامٍ
وَّ كَانَ عَرْشُه عَلى اْلمَآءِ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ
عَمَلاً، وَّلَئِنْ قُلْتَ اِنَّكُمْ مَبْعُوْثُوْنَ مِنْ بَعْدِ اْلمَوْتِ
لَيَقُوْلَنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْآ اِنْ هذَا اِلاَّ سِحْرٌ مُّبِيْنٌ.
هود:7
Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah
‘Arsy-Nya di atas air, agar Dia menguji siapakah diantara kamu yang
lebih baik amalnya, dan jika kamu berkata (kepada penduduk Mekah),
“Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan sesudah mati”, niscaya orang-orang
yang kafir itu akan berkata, “Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata”.
[QS. Huud : 7]
اَلاَ يَظُنُّ اُولئِكَ اَنَّهُمْ مَّبْعُوْثُوْنَ(4) لِيَوْمٍ عَظِيْمٍ(5)
يَوْمَ يَقُوْمُ النَّاسُ لِرَبّ اْلعَالَمِيْنَ(6) المطففين:4-6
Tidakkah orang-orang itu yakin, bahwa sesungguhnya mereka akan
dibangkitkan, (4) pada suatu hari yang besar, (5) (yaitu) hari (ketika)
manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam? (6) [QS. Al-Muthaffifin :
4-6]
وَ قَالُوْآ ءَاِذَا كُنَّا عِظَامًا وَّ رُفَاتًا ءَاِنَّا لَمَبْعُوْثُوْنَ خَلْقًا جَدِيْدًا. الاسراء:49
Dan mereka berkata, “Apakah bila kami telah menjadi tulang belulang dan
benda-benda yang hancur, apa benar-benarkah kami akan dibangkitkan
kembali sebagai makhluk yang baru?”. [QS. Al-Israa’ : 49]
وَ مَنْ يَّهْدِ اللهُ فَهُوَ اْلمُهْتَدِ، وَ مَنْ يُّضْلِلْ فَلَنْ
تَجِدَ لَهُمْ اَوْلِيَآءَ مِنْ دُوْنِه، وَ نَحْشُرُهُمْ يَوْمَ
اْلقِيَامَةِ عَلى وُجُوْهِهِمْ عُمْيًا وَّ بُكْمًا وَّ صُمًّا،
مَأْويهُمْ جَهَنَّمُ، كُلَّمَا خَبَتْ زِدْنَاهُمْ سَعِيْرًا(97) ذلِكَ
جَزَآؤُهُمْ بِاَنَّهُمْ كَفَرُوْا بِايتِنَا وَ قَالُوْآ ءَاِذَا كُنَّا
عِظَامًا وَّ رُفَاتًا ءَاِنَّا لَمَبْعُوْثُوْنَ خَلْقًا جَدِيْدًا(98)
الاسراء:97-98
Dan barangsiapa yang ditunjuki Allah, dialah yang mendapat petunjuk dan
barangsiapa yang Dia sesatkan maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat
penolong-penolong bagi mereka selain dari Dia. Dan Kami akan
mengumpulkan mereka pada hari qiyamat (diseret) atas muka mereka dalam
keadaan buta, bisu dan pekak. Tempat kediaman mereka adalah neraka
Jahannam. Tiap-tiap kali nyala api Jahannam itu akan padam Kami tambah
lagi bagi mereka nyalanya. (97) Itulah balasan bagi mereka, karena
sesungguhnya mereka kafir kepada ayat-ayat Kami dan (karena mereka)
berkata, “Apakah bila kami telah menjadi tulang belulang dan benda-benda
yang hancur, apakah kami benar-benar akan dibangkitkan kembali sebagai
makhluk baru?”. (98) [QS. Al-Israa’ : 97-98]
قَالُوْآ ءَاِذَا مِتْنَا وَ كُنَّا تُرَابًا وَّ عِظَامًا ءَاِنَّا
لَمَبْعُوْثُوْنَ(82) لَقَدْ وُعِدْنَا نَحْنُ وَ ابَآؤُنَا هذَا مِنْ
قَبْلُ اِنْ هذَا اِلاَّ اَسَاطِيْرُ اْلاَوَّلِيْنَ(83) المؤمنون:82-83
Mereka berkata, "Apakah betul, apabila kami telah mati dan kami telah
menjadi tanah dan tulang belulang, apakah sesungguhnya kami benar-benar
akan dibangkitkan? (82) Sesungguhnya kami dan bapak-bapak kami telah
diberi ancaman (dengan) ini dahulu, ini tidak lain hanyalah dongengan
orang-orang dahulu kala!”. (83) [QS. Al-Mukminun : 82-83]
وَ اِذَا ذُكّرُوْا لاَ يَذْكُرُوْنَ(13) وَ اِذَا رَاَوْا ايَةً
يَّسْتَسْخِرُوْنَ(14) وَ قَالُوْآ اِنْ هذَا اِلاَّ سِحْرٌ مُّبِيْنٌ(15)
ءَاِذَا مِتْنَا وَ كُنَّا تُرَابًا وَّ عِظَامًا ءَاِنَّا
لَمَبْعُوْثُوْنَ(16) اَوَ ابَآؤُنَا اْلاَوَّلُوْنَ(17) قُلْ نَعَمْ وَ
اَنْتُمْ دَاخِرُوْنَ(18) فَاِنَّمَا هِيَ زَجْرَةٌ وَّاحِدَةٌ فَاِذَا
هُمْ يَنْظُرُوْنَ(19) الصفات:13-19
Dan apabila mereka diberi pelajaran mereka tiada mengingatnya. (13) Dan
apabila mereka melihat sesuatu tanda kebesaran Allah, mereka sangat
menghinakan. (14) Dan mereka berkata, “Ini tiada lain hanyalah sihir
yang nyata. (15) Apakah apabila kami telah mati dan telah menjadi tanah
serta menjadi tulang belulang, apakah benar-benar kami akan dibangkitkan
(kembali)?. (16) Dan apakah bapak-bapak kami yang telah terdahulu (akan
dibangkitkan pula)?”. (17) Katakanlah, “Ya, dan kamu akan terhina”.
(18) Maka sesungguhnya kebangkitan itu hanya dengan satu teriakan saja,
maka tiba-tiba mereka melihatnya. (19) [QS. Ash-Shaffaat : 13-19]
وَ كَانُوْا يَقُوْلُوْنَ اَئِذَا مِتْنَا وَ كُنَّا تُرَابًا وَّ عِظَامًا
ءَاِنَّا لَمَبْعُوْثُوْنَ(47) اَوَ ابَآؤُنَا اْلاَوَّلُوْنَ(48) قُلْ
اِنَّ اْلاَوَّلِيْنَ وَ اْلاخِرِيْنَ(49) لَمَجْمُوْعُوْنَ اِلى مِيْقَاتِ
يَوْمٍ مَّعْلُوْمٍ(50) الواقعة:47-50
Dan mereka selalu mengatakan, “Apakah apabila kami mati dan menjadi
tanah dan tulang belulang, apakah sesungguhnya kami benar-benar akan
dibangkitkan kembali?, (47) apakah bapak-bapak kami yang terdahulu
(dibangkitkan pula)?”. (48) Katakanlah, “Sesungguhnya orang-orang yang
terdahulu dan orang-orang yang terkemudian, (49) benar-benar akan
dikumpulkan di waktu tertentu pada hari yang dikenal”. (50) [QS.
Al-Waqi’ah : 47-50]
وَ قَالُوْآ اِنْ هِيَ اِلاَّ حَيَاتُنَا الدُّنْيَا وَ مَا نَحْنُ
بِمَبْعُوْثِيْنَ(29) وَ لَوْ تَرى اِذْ وُقِفُوْا عَلى رَبّهِمْ، قَالَ
اَلَيْسَ هذَا بِاْلحَقّ، قَالُوْا بَلى وَ رَبّنَا، قَالَ فَذُوْقُوْا
اْلعَذَابَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُوْنَ(30) الانعام:29-30
Dan tentu mereka akan mengatakan (pula), “Hidup hanyalah kehidupan kita
di dunia saja, dan kita sekali-kali tidak akan dibangkitkan”. (29) Dan
seandainya kamu melihat ketika mereka dihadapkan kepada Tuhannya
(tentulah kamu melihat peristiwa yang mengharukan). Berfirman Allah,
“Bukankah (kebangkitan) ini benar?”. Mereka menjawab, “Sungguh benar,
demi Tuhan kami”. Berfirman Allah, “Karena itu rasakanlah adzab ini,
disebabkan kamu mengingkari (nya)”. (30) [QS. Al-An’aam : 29-30]
Di antara argumentasi yang Allah sebutkan dalam Al Qur'an untuk
menunjukkan hakikat keberadaan hari kebangkitan adalah firman-Nya
tentang Qudrah (Maha Kuasa)-Nya menghidupkan bumi yang mati untuk
menunjukkan atas kemampuan-Nya menghidupkan orang dari kematiannya.
وَمِنْ آَيَاتِهِ أَنَّكَ تَرَى الْأَرْضَ خَاشِعَةً فَإِذَا أَنْزَلْنَا
عَلَيْهَا الْمَاءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ إِنَّ الَّذِي أَحْيَاهَا
لَمُحْيِي الْمَوْتَى إِنَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
"Dan sebagian dari tanda-tanda (kekuasaan) -Nya bahwa kamu melihat bumi
itu kering tandus, maka apabila Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia
bergerak dan subur. Sesungguhnya Tuhan Yang menghidupkannya tentu dapat
menghidupkan yang mati; sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala
sesuatu." (QS. Fushilat: 39)
Dalam ayat di atas, Allah menjadikan Qudrah-Nya menghidupkan bumi yang
sebelumnya mati untuk menunjukkan kemampuan-Nya menghidupkan kembali
orang mati dan membangkitkan orang yang berada di dalam kubur.
Ayat-ayat tersebut juga merupakan aba-aba kepada orang yang masih ragu
akan adanya Hari Kebangkitan dan pembalasan di Hari Kiamat, karena
sesungguhnya sedemikian dahsyat ancaman Allooh سبحانه وتعالى kepada
orang-orang yang tidak meyakininya.
Dalam Hadits Riwayat Imaam Muslim no: 2878 dari Shohabat Jaabir bin
‘Abdillah رضي الله عنه, bahwa beliau mendengar Rosuulullooh صلى الله
عليه وسلم bersabda :
يُبْعَثُ كُلُّ عَبْدٍ عَلَى مَا مَاتَ عَلَيْهِ
Artinya:
“Setiap manusia akan dibangkitkan seperti ketika ia mati.”
Atas dasar Hadits tersebut, maka kita sebagai seorang Muslim harus
merencanakan agar mati kita hendaknya dalam keadaan yang baik
(beramalshoolih disisi Allooh سبحانه وتعالى). Harus disadari dan
diantisipasi. Jangan sampai kita tidak siap, dan jangan sampai kita
mengatakan bahwa kita masih punya umur panjang karena kematian dapat
datang setiap saat.
Bayangkan bila seseorang itu mati dalam keadaan berma’shiyat kepada
Allooh سبحانه وتعالى, maka ia akan dibangkitkan dalam keadaan seperti
itu pula. Kalau seseorang itu mati sedang ia dalam keadaan melawan
Allooh سبحانه وتعالى, serta memusuhi kaum mu’minin, maka orang tersebut
akan Allooh سبحانه وتعالى bangkitkan dalam keadaan seperti itu
pula.Na’uudzu billaahi min dzaalik.
Sebaliknya bila seseorang mati dalam keadaan yangshoolih, misalnya ia
mati dalam keadaan sujud, beribadah, bermunajat kepada Allooh سبحانه
وتعالى, maka alangkah berbahagianya orang tersebut, karena ia akan
menghadap Allooh سبحانه وتعالى dalam keadaan shoolih.
Keadaan seperti itu jangan sampai tidak kita rencanakan. Setiap diri
kita hendaknya bisa mengendalikan diri, bagaimana caranya agar kita
selalu dalam perkara yang baik, sehingga bila Allooh سبحانه وتعالى
mencabut nyawa kita, maka kita sedang dalam keadaan berbuat kebaikan.
Keadaan seperti itu penuh dengan kontrol, sebab kalau tidak, maka kita
akan mati dalam Su’ul Khotimah.Jangan sampai hendaknya ada orang yang
mengatakan : “Ah tenang saja, kita kan masih ada waktu ke depan”, karena
sungguh tidak seorang pun tahu kapan datang kematian bagi dirinya.
Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم mengajarkan kepada kita bahwa sholat
yang kita lakukan itu adalah hendaknya bagaikan sholat kita yang
terakhir. Hal ini adalah sebagaimana dalam sabda beliau صلى الله عليه
وسلم melalui Abu Ayyuub رضي الله عنه yang diberitakan dalam Hadits
Riwayat Imaam Ibnu Maajah no: 4171, di-Hasankan oleh Syaikh Nashiruddin
Al Albaany dalam Shohiih Ibnu Maajah no: 3363, dimana beliau رضي الله
عنه berkata bahwa ada seorang laki-laki datang menemui Rosuulullooh صلى
الله عليه وسلم lalu orang itu berkata,“Wahai Rosuul, ajarilah aku dan
ringkaslah.”
Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم menjawab,
إِذَا قُمْتَ فِي صَلاَتِكَ فَصَلِّ صَلاَةَ مُوَدِّعٍ ، وَلاَ تَكَلَّمْ
بِكَلاَمٍ تَعْتَذِرُ مِنْهُ ، وَأَجْمِعِ الْيَأْسَ عَمَّا فِي أَيْدِي
النَّاسِ
Artinya:
“Jika kamu sholat, maka sholatlah seperti sholat perpisahan, dan
janganlah kamu berbicara dengan suatu perkataan dimana kamu akan
menyesal karenanya. Dan putuskanlah harapanmu dari apa yang ada di
tangan manusia.”
Artinya, sholat yang kita lakukan adalah sholat yang penuh dengan
kontrol, penuh dengan kesadaran bahwa bila Allooh سبحانه وتعالى tidak
memberikan kesempatan untuk sholat berikutnya, baik sholat di waktu
Shubuh ataupun sholat Tahajud di malam hari, maka sholat yang kita
lakukan disaat itu adalah sholat kita yang terbaik.
Untuk membuat keadaan seperti tersebut tidaklah mudah. Karena bila kita
tidak menyadari dan senantiasa mengupayakan agar kita kelak menghadap
Allooh سبحانه وتعالى dalam keadaan yang baik, maka kita akan cenderung
menjadi lalai dalam menjalani kehidupan kita di dunia ini dan
sesungguhnya kita akan termasuk orang-orang yang merugi bila dicabut
nyawanya dalam keadaan demikian.
Dalam Hadits yang lain, riwayat Imam Al Bukhoory no: 3414 dan Imaam
Muslim no: 2373 dari Shohabat Abu Hurairoh رضي الله عنه, bahwa
Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda :
…فَإِنَّهُ يُنْفَخُ فِي الصُّورِ فَيَصْعَقُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ ،
وَمَنْ فِي الأَرْضِ إِلاَّ مَنْ شَاءَ اللَّهُ ثُمَّ يُنْفَخُ فِيهِ
أُخْرَى فَأَكُونُ أَوَّلَ مَنْ بُعِثَ فَإِذَا مُوسَى آخِذٌ بِالْعَرْشِ
فَلاَ أَدْرِي أَحُوسِبَ بِصَعْقَتِهِ يَوْمَ الطُّورِ أَمْ بُعِثَ قَبْلِي
Artinya:
“….Sungguh sangkakala akan ditiup sehingga manusia kacau, panik dan
kemudian musnahlah semua yang ada di langit dan yang ada di bumi,
kecuali yang Allooh سبحانه وتعالىkehendaki. Kemudian sangkakala ditiup
kembali, sedang aku adalah orang yang pertama kali dibangkitkan,
kemudian tiba-tiba aku lihat Musaعليه السلامberpegangan pada ‘Arsy. Aku
tidak tahu apakah Musa عليه السلام juga termasuk orang yang mengalami
kepanikan hari Kiamat itu ataukah orang yang dibangkitkan sebelum aku”.
Dalam Hadits tersebut Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم menjelaskan bahwa
ada Hari Kebangkitan setelah mati dan itu jelas sekali. Oleh karena itu,
kita tidak boleh ragu bahwa Hari Kiamat dan Hari Kebangkitan pasti
terjadi dan hendaknya kita betul-betul mempersiapkan diri kita untuk hal
tersebut.
Perhatikanlah firman Allooh سبحانه وتعالى dalam QS. An Naazi’aat (79) ayat 6-14 :
يَوْمَ تَرْجُفُ الرَّاجِفَةُ ﴿٦﴾ تَتْبَعُهَا الرَّادِفَةُ ﴿٧﴾ قُلُوبٌ
يَوْمَئِذٍ وَاجِفَةٌ ﴿٨﴾ أَبْصَارُهَا خَاشِعَةٌ ﴿٩﴾ يَقُولُونَ أَئِنَّا
لَمَرْدُودُونَ فِي الْحَافِرَةِ ﴿١٠﴾ أَئِذَا كُنَّا عِظَاماً نَّخِرَةً
﴿١١﴾ قَالُوا تِلْكَ إِذاً كَرَّةٌ خَاسِرَةٌ ﴿١٢﴾ فَإِنَّمَا هِيَ
زَجْرَةٌ وَاحِدَةٌ ﴿١٣﴾ فَإِذَا هُم بِالسَّاهِرَةِ ﴿١٤﴾
Artinya:
(6) (Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan) pada hari ketika tiupan pertama menggoncangkan alam,
(7) tiupan pertama itu diiringi oleh tiupan kedua.
(8) Hati manusia pada waktu itu sangat takut,
(9) pandangannya tunduk.
(10) (Orang-orang kaafir) berkata:“Apakah sesungguhnya kami benar-benar dikembalikan kepada kehidupan yang semula?
(11) Apakah (akan dibangkitkan juga) apabila kami telah menjadi tulang-belulang yang hancur lumat?”
(12) Mereka berkata:“Kalau demikian, itu adalah suatu pengembalian yang merugikan”.
(13) Sesungguhnya pengembalian itu hanyalah dengan satu kali tiupan saja,
(14) maka dengan serta merta mereka hidup kembali di permukaan bumi (yang baru).
Kita temui pula dalam Hadits Riwayat Imaam Al Bukhoory no: 4935 dan
Imaam Muslim no: 2955, dari Shohabat Abu Hurairoh رضي الله عنه, bahwa
beliau رضي الله عنه berdialog dengan Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم
kemudian Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda:
مَا بَيْنَ النَّفْخَتَيْنِ أَرْبَعُونَ قَالَ أَرْبَعُونَ يَوْمًا قَالَ
أَبَيْتُ قَالَ أَرْبَعُونَ شَهْرًا قَالَ أَبَيْتُ قَالَ أَرْبَعُونَ
سَنَةً قَالَ أَبَيْتُ قَالَ ثُمَّ يُنْزِلُ اللَّهُ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً
فَيَنْبُتُونَ كَمَا يَنْبُتُ الْبَقْلُ لَيْسَ مِنَ الإِنْسَانِ شَيْءٌ
إِلاَّ يَبْلَى إِلاَّ عَظْمًا وَاحِدًا وَهْوَ عَجْبُ الذَّنَبِ وَمِنْهُ
يُرَكَّبُ الْخَلْقُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Artinya:
“Antara dua tiupan itu ada empat puluh”.
Kemudian Abu Hurairoh رضي الله عنه bertanya, “Maksudnya empatpuluh hari?”
Maka Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم mengingkari.
Abu Hurairoh رضي الله عنه bertanya lagi, “Maksudnya empatpuluh bulan?”
Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم pun mengingkari.
Abu Hurairoh رضي الله عنه berkata, “Maksudnyaempatpuluh tahun?”.
Maka Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم mengingkari (untuk memberitahukan
bahwa Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم sendiri pun tidak mengetahuinya),
lalu Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم menjelaskan, “Kemudian Allooh
سبحانه وتعالى turunkan air dari langit, kemudian mereka tumbuh
sebagaimana layaknya kecambah yang tumbuh. Setiap apa yang dimiliki dan
apa yang ada pada tubuh manusia semuanya akan rusak, kecuali hanya satu
tulang, yaitu tulang yang ada dibawah tulang rusuk (– tulang ekor —
pent.). Dari tulang itu lah manusia akan kembali dibentuk pada hari
Kiamat.”
Jadi dari Hadits diatas, dapat diambil pelajaran bahwa yang dimaksudkan
dengan Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم mengingkari itu adalah
mengingkari tentang penggunaan lamanya waktu diukur dengan hari, bulan
atau tahun; karena sebagaimana kita ketahui bahwa hitungan itu sudah
tidak berlaku lagi karena alam semesta sudah rusak, sehingga hanya
Allooh سبحانه وتعالى yang tahu tentang kadar lama waktunya. Adapun bila
dikatakan empat puluh tahun maka itu adalah menurut perkiraan hitungan
dunia, dimana sesudah Hari Kiamat (tiupan sangkakala pertama),lalu akan
ada tiupan sangkakala kedua: yakni Manusia dibangkitkan pada Hari
Kebangkitan.
Adapun dari Hadits diatas, dapat pula diambil pelajaran bahwa ada satu
tulang, yakni ujung tulang belakang manusia (tulang ekor), yang tidak
pernah akan hancur sampai Hari Kiamat. Dan manusia akan ditumbuhkan
kembali dari situ, yaitu setelah terkena siraman air pada Hari Kiamat
kelak..
Berikutnya adalah apa yang diberitakan dalam Hadits Riwayat Imaam Muslim
no: 2940, dari seorang Shohabat bernama ‘Abdullooh bin Amru bin Al ‘Ash
رضي الله عنه, bahwa Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda:
يَخْرُجُ الدَّجَّالُ فِى أُمَّتِى فَيَمْكُثُ أَرْبَعِينَ – لاَ أَدْرِى
أَرْبَعِينَ يَوْمًا أَوْ أَرْبَعِينَ شَهْرًا أَوْ أَرْبَعِينَ عَامًا –
فَيَبْعَثُ اللَّهُ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ كَأَنَّهُ عُرْوَةُ بْنُ
مَسْعُودٍ فَيَطْلُبُهُ فَيُهْلِكُهُ ثُمَّ يَمْكُثُ النَّاسُ سَبْعَ
سِنِينَ لَيْسَ بَيْنَ اثْنَيْنِ عَدَاوَةٌ ثُمَّ يُرْسِلُ اللَّهُ رِيحًا
بَارِدَةً مِنْ قِبَلِ الشَّأْمِ فَلاَ يَبْقَى عَلَى وَجْهِ الأَرْضِ
أَحَدٌ فِى قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ خَيْرٍ أَوْ إِيمَانٍ إِلاَّ
قَبَضَتْهُ حَتَّى لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ دَخَلَ فِى كَبَدِ جَبَلٍ
لَدَخَلَتْهُ عَلَيْهِ حَتَّى تَقْبِضَهُ ». قَالَ سَمِعْتُهَا مِنْ
رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « فَيَبْقَى شِرَارُ النَّاسِ
فِى خِفَّةِ الطَّيْرِ وَأَحْلاَمِ السِّبَاعِ لاَ يَعْرِفُونَ مَعْرُوفًا
وَلاَ يُنْكِرُونَ مُنْكَرًا فَيَتَمَثَّلُ لَهُمُ الشَّيْطَانُ فَيَقُولُ
أَلاَ تَسْتَجِيبُونَ فَيَقُولُونَ فَمَا تَأْمُرُنَا فَيَأْمُرُهُمْ
بِعِبَادَةِ الأَوْثَانِ وَهُمْ فِى ذَلِكَ دَارٌّ رِزْقُهُمْ حَسَنٌ
عَيْشُهُمْ ثُمَّ يُنْفَخُ فِى الصُّورِ فَلاَ يَسْمَعُهُ أَحَدٌ إِلاَّ
أَصْغَى لِيتًا وَرَفَعَ لِيتًا – قَالَ – وَأَوَّلُ مَنْ يَسْمَعُهُ
رَجُلٌ يَلُوطُ حَوْضَ إِبِلِهِ – قَالَ – فَيَصْعَقُ وَيَصْعَقُ النَّاسُ
ثُمَّ يُرْسِلُ اللَّهُ – أَوْ قَالَ يُنْزِلُ اللَّهُ – مَطَرًا كَأَنَّهُ
الطَّلُّ أَوِ الظِّلُّ – نُعْمَانُ الشَّاكُّ – فَتَنْبُتُ مِنْهُ
أَجْسَادُ النَّاسِ ثُمَّ يُنْفَخُ فِيهِ أُخْرَى فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ
يَنْظُرُونَ ثُمَّ يُقَالُ يَا أَيُّهَا النَّاسُ هَلُمَّ إِلَى رَبِّكُمْ.
وَقِفُوهُمْ إِنَّهُمْ مَسْئُولُونَ – قَالَ – ثُمَّ يُقَالُ أَخْرِجُوا
بَعْثَ النَّارِ فَيُقَالُ مِنْ كَمْ فَيُقَالُ مِنْ كُلِّ أَلْفٍ
تِسْعَمِائَةٍ وَتِسْعَةً وَتِسْعِينَ – قَالَ – فَذَاكَ يَوْمَ يَجْعَلُ
الْوِلْدَانَ شِيبًا وَذَلِكَ يَوْمَ يُكْشَفُ عَنْ سَاقٍ
Artinya:
“Akan keluar ditengah-tengah umatku Dajjal dan Dajjal itu akan tinggal
selama empat puluh (tidak tahu apakah empatpuluh hari atau empatpuluh
bulan ataukah empatpuluh tahun). Setelah itu Allooh سبحانه وتعالى akan
bangkitkan ‘Isa bin Maryam عليه السلام, seolah-olah seorang Shohabat
bernama ‘Urwah bin Mas’uud رضي الله عنه, kemudian ‘Isa bin Maryam عليه
السلام akan mencari Dajjal itu dan kemudian akan membunuhnya.
Manusia akan tinggal selama tujuh tahun, tidak ada permusuhan diantara
mereka. Kemudian Allooh سبحانه وتعالى kirimkan angin dingin dari arah
Syam (–sekarang Syria – pent.), Allooh سبحانه وتعالى pun mematikan
mereka sehingga tidak ada seorangpun yang ada dalam hatinya sebiji sawit
kebaikan (keimanan) yang tersisa. Walaupun jika seandainya seorang dari
mereka masuk kedalam tengah gunung sekalipun untuk bersembunyi, kecuali
angin itu akan merenggut nyawanya.”
Demikian aku mendengarnya dari Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم, kemudian
Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda lagi, “Lalu setelah itu
tersisa manusia-manusia jahat, seolah mereka itu menganggap ringan untuk
berbuat jahat, kerusakan, permusuhan dan kedzoliman. Mereka tidak mau
tahu kebaikan. Mereka tidak mengingkari kemungkaran.
Lalu syaithoon menjelma pada mereka dan mengatakan, “Tidakkah kalian ikuti aku?”
Lalu mereka mengatakan, “Apa yang kamu perintah pada kami?”
Lalu syaithoon itu memerintahkan pada mereka untuk menyembah berhala.
Ketika itu mereka berada dalam rizqy dan kehidupan yang baik.
Kemudian Alloohسبحانه وتعالىtiup sangkakala sehingga tidak ada
seorangpun yang mendengarnya kecuali memperhatikan dengan cermat
kejadian ini dan orang pertama kali yang mendengarnya adalah seseorang
yang sedang membuat makanan untuk untanya. Kemudian ia menjadi pingsan
dan manusia lain pun akan pingsan pula. Setelah itu Allooh سبحانه
وتعالىturunkan hujan dari langit, seperti bayang-bayang(– Perowi Hadits
ini ragu – pent.), lalu manusia tubuhnya akan tumbuh, setelah itu ditiup
kembali sangkakala oleh Isrofil, lalu manusia akan bangun satu sama
lain saling memandang.
Kemudian dikatakanlah,“Wahai manusia, mari menghadap Robb kalian dan berdirilah, sesungguhnya kalian akan ditanya.”
Kemudian dikatakan, “Keluarkan segerombolan manusia untuk menjadi penghuni neraka.” Kemudian ditanya, “Dari berapa?”
Dijawab, “Setiap seribu, Sembilan ratus Sembilan puluh Sembilan; maka
itulah hari dimana Allooh سبحانه وتعالى jadikan anak-anak beruban dan
hari dimana betis tersingkap.”
Itulah proses Hari Kebangkitan. Kalau kita lihat proses Hari Kebangkitan
itu waktunya adalah selang empat puluh tahun dari Hari Kiamat. Lalu
Allooh سبحانه وتعالى menurunkan air dari langit, dimana manusia akan
ditumbuhkan kembali dari tulang bagian belakang (tulang ekor)-nya yang
memang tidak pernah hancur. Dan setelah itu, tumbuhlah mereka menjadi
manusia lagi, dimana sesudahnya Allooh سبحانه وتعالى akan beri kesadaran
mereka satu dengan yang lainnya.
Perkataan Para ‘Ulama Ahlus Sunnah
Imaam Ath Thohaawy رحمه الله ketika menjelaskan ayat Al Qur’an yang
berkenaan dengan masalah Hari Kebangkitan, antara lain adalah sebagai
berikut :
“Bahwa Ibnu ‘Abdil ‘Iz Al Hanafi ketika menjelaskan ayat-ayat tentang
Hari Kebangkitan, beliau mengatakan: “Maka renungkanlah apa yang menjadi
jawaban dari pertanyaan dimana orang-orang kaafir menanyakan, “Apakah
kami ketika sudah menjadi tulang-belulang maka kami akan dibangkitkan
menjadi ciptaan yang baru?”
Maka dijawablah bahwa, “Jika kamu mengatakan bahwa tidak ada Pencipta,
tidak ada Penguasa, tidak ada Robb di dunia ini, maka cobalah kamu
pikirkan tentang ciptaan yang tidak akan dihabisi oleh kematian sebagai
contohnya: batu, besi, dan apa lagi yang lebih besar dari batu ataupun
besi tersebut.Yang seperti itu tidak akan mengalami mati. Karena yang
mengalami mati adalah makhluk yang bernyawa. Pikirkanlah bahwa yang
tidak mengalami mati itu hanyalah batu, besi atau yang semisalnya.”
Kata beliau: “Bila kalian jawab bahwa sesuatu yang tidak mengalami
keabadian itu, kemudian bisa terjadi (tercipta), maka apa pula yang
dapat menghalangi antara kalian dengan Pencipta kalian untuk
mengembalikan kalian dalam bentuk ciptaan yang baru?”
Atau kata beliau dalam penjelasan yang lain: “Kalau seandainya kalian,
wahai orang-orang kaafir, yang mana kalian tahu bahwa batu atau besi,
atau ciptaan selain itu, maka sesungguhnya Allooh سبحانه وتعالىMaha
Berkuasa untuk merusak kalian ataupun untuk meniadakan kalian. Kemudian
Allooh سبحانه وتعالى ubah keadaan kalian itu dari keadaan satu kepada
keadaan yang lainnya. Siapa yang akan mampu dan berkuasa untuk berbuat
kepada fisik-fisik ini, padahal batu dan besi yang sangat keras itu pun
dapat menjadi rusak. Kalau saja batu dan besi yang demikian keras itu
oleh Allooh سبحانه وتعالى Maha Berkuasa untuk menghancurkannya, maka
betapa mudahnya untuk menghancurkan dan memusnahkan yang lebih lemah
daripada itu.”
Perhatikanlah firman Allooh سبحانه وتعالى dalam QS. An Naazi’aat (79) ayat 27-46:
أَأَنتُمْ أَشَدُّ خَلْقاً أَمِ السَّمَاء بَنَاهَا ﴿٢٧﴾ رَفَعَ سَمْكَهَا
فَسَوَّاهَا ﴿٢٨﴾ وَأَغْطَشَ لَيْلَهَا وَأَخْرَجَ ضُحَاهَا ﴿٢٩﴾
وَالْأَرْضَ بَعْدَ ذَلِكَ دَحَاهَا ﴿٣٠﴾ أَخْرَجَ مِنْهَا مَاءهَا
وَمَرْعَاهَا ﴿٣١﴾ وَالْجِبَالَ أَرْسَاهَا ﴿٣٢﴾ مَتَاعاً لَّكُمْ
وَلِأَنْعَامِكُمْ ﴿٣٣﴾ فَإِذَا جَاءتِ الطَّامَّةُ الْكُبْرَى ﴿٣٤﴾ يَوْمَ
يَتَذَكَّرُ الْإِنسَانُ مَا سَعَى ﴿٣٥﴾ وَبُرِّزَتِ الْجَحِيمُ لِمَن
يَرَى ﴿٣٦﴾ فَأَمَّا مَن طَغَى ﴿٣٧﴾ وَآثَرَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا ﴿٣٨﴾
فَإِنَّ الْجَحِيمَ هِيَ الْمَأْوَى ﴿٣٩﴾ وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ
رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَى ﴿٤٠﴾ فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ
الْمَأْوَى ﴿٤١﴾ يَسْأَلُونَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَاهَا ﴿٤٢﴾
فِيمَ أَنتَ مِن ذِكْرَاهَا ﴿٤٣﴾ إِلَى رَبِّكَ مُنتَهَاهَا ﴿٤٤﴾ إِنَّمَا
أَنتَ مُنذِرُ مَن يَخْشَاهَا ﴿٤٥﴾ كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَهَا لَمْ
يَلْبَثُوا إِلَّا عَشِيَّةً أَوْ ضُحَاهَا ﴿٤٦﴾
Artinya:
(27) Apakah kamu yang lebih sulit penciptaannya ataukah langit? Allooh telah membangunnya,
(28) Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya,
(29) dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita dan menjadikan siangnya terang benderang.
(30) Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya.
(31) Ia memancarkan daripadanya mata airnya dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya.
(32) Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh,
(33) (semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu.
(34) Maka apabila malapetaka yang sangat besar (hari kiamat) telah datang.
(35) Pada hari (ketika) manusia teringat akan apa yang telah dikerjakannya,
(36) dan diperlihatkan neraka dengan jelas kepada setiap orang yang melihat.
(37) Adapun orang yang melampaui batas,
(38) dan lebih mengutamakan kehidupan dunia,
(39) maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal-(nya).
(40) Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Robb-nya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya,
(41) maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal-(nya).
(42) (Orang-orang kaafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari berbangkit, kapankah terjadinya?
(43) Siapakah kamu (sehingga) dapat menyebutkan (waktunya)?
(44) Kepada Robb-mulah dikembalikan kesudahannya (ketentuan waktunya).
(45) Kamu hanyalah pemberi peringatan bagi siapa yang takut kepadanya (hari berbangkit).
(46) Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa
seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu
sore atau pagi hari.
Allooh سبحانه وتعالى berfirman dalam Surat An Naazi’aat (79) ayat 27-46
tersebut bahwa sebenarnya manusia itu dibandingkan dengan penciptaan
langit, penciptaan bumi ataupun penciptaan benda-benda lainnya adalah
lebih mudah bagi Allooh سبحانه وتعالى. Oleh karena itu, mengembalikan
manusia dari tidak ada menjadi ada, bagi Allooh سبحانه وتعالى adalah
sesuatu perkara yang sangatlah mudah.
Itulah hal-hal yang telah diberitakan oleh Allooh سبحانه وتعالى, dan
oleh Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم, tentang proses bagaimana Isrofil
meniup sakakala, berapa kali ditiupnya, dan apa yang akan terjadi pada
manusia, dan pada alam ini. Lalu apa yang akan dialami oleh manusia
setelah itu, yaitu yang disebut dengan Hari Kebangkitan, dimana pada
hari itu Allooh سبحانه وتعالى akan menghidupkan manusia kembali untuk
menghadap Allooh سبحانه وتعالى.
Allooh سبحانه وتعالى berfirman dalam QS. Asy Syu’aroo (26) ayat 88-89:
يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ ﴿٨٨﴾ إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ ﴿٨٩﴾
Artinya:
(88) (yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna,
(89) kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih (hati yang salim).
Yang dimaksud “hati yang salim” adalah hati yang benar-benar bertauhid
kepada Allooh سبحانه وتعالى, penuh keyakinan beriman kepada Allooh
سبحانه وتعالى, beriman kepada Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم, serta
konsekuen mengamalkan apa yang menjadi amalan dan pedomannya.
Atas itu semua, hendaknya kita mempersiapkan diri akan mati dalam
keadaan seperti apa. Dan hendaknya kita takut kepada Allooh سبحانه
وتعالى, jangan-jangan ketika dibangkitkan (dicabut nyawa kita), kita
sedang dalam keadaan berma’shiyatkepada Allooh سبحانه وتعالى. Maka
hendaknya kita selalu memohon kepada Allooh سبحانه وتعالى agar kita mati
dalam keadaan Husnul Khootimah, beramal dengan amalan terbaik ketika
kita mengakhiri hidup.
Maka hendaknya kita berdoa:
اللهم اجعل خير أعمالنا آخرها وخير أعمارنا خواتمها وخير أيامنا يوم لقائك
(Alloohummaj’al khoiro a’maalinaa aakhirohaa wa khoiro a’maalinaa khowaatimahaa wa khoiro aayaaminaa yauwmal liqoo-ika)
Artinya:
“Ya Allooh, jadikanlah amalan terakhir kami adalah amalan terbaik di
akhir hayat kami, dan sebaik-baik umur adalah pada saat tutup usia kami,
dan sebaik-baik hari adalah hari ketika kami bertemu dengan-Mu.”
Do’a demikian itu tidak mudah, karena orang yang tidak biasa
mengkondisikan dirinya taat kepada Allooh سبحانه وتعالى, maka ia akan
mengalami kesulitan karena tidak mungkin tiba-tiba ia menjadi
orangshoolih dalam waktu seketika. Dan kita selalu berlindung kepada
Allooh سبحانه وتعالى agar kita tidak meninggal dalam keadaan Su’ul
Khootimah.
Usahakan agar makanan, kata-kata dan amalan yang kita lakukan
sehari-hari itu terkendali dan terkontrol dalam keadaan taat kepada
Allooh سبحانه وتعالى, sehingga jika kita mati dalam keadaan seperti
itu,insya Allooh kita menghadap kepada-Nya dalam keadaan shoolih.
Mati itu tidak bisa diundur atau dimajukan. Oleh karena itu, para
Salaful Ummah (Pendahulu Ummat yang Shoolih) berwasiat sebagai berikut
bahwa: Ketika hendak tidur, sebaiknya dibawah bantal kita diletakkan
surat yang berisi wasiat yang berkaitan antara diri kita dengan orang
lain. Jangan-jangan ketika kita tidur, tidak bangun lagi karena mati,
dan kita masih ada perkara yang bersangkut-paut dengan orang lain.
Sehingga apabila kita meninggal, ada sesuatu pesan yang disampaikan
kepada ahli waris.Karena bila tidak demikian, maka persoalan dan
sangkutan dengan orang lain tersebut akan dibawa menghadap kepada Allooh
سبحانه وتعالى. Dan hal itu tidak bisa diselesaikan karena ia tidak
berpesan kepada orang lain sebelum meninggalnya.
Hari Kebangkitan adalah hari dimana kita akan mulai merasakan, mulai
akan mendapat berita tentang hasil prestasi apa yang kita amalkan di
dunia ini. Jika yang diamalkan di dunia selalu baik, tentu Allooh سبحانه
وتعالى akan memberikan yang terbaik. Allooh سبحانه وتعالى tidak akan
mendzolimi atau menganiaya sedikitpun akan perbuatan kita selama hidup
di dunia ini. Kalau baik, akan diperlihatkan baik, kalau buruk akan
diperlihatkan buruknya.
Wallohul Muwaffiq Ila Aqwamith Thoriq