Termasuk bagian dari rukun iman adalah iman kepada malaikat-malaikat Allah ta’ala, sebagaimana firman-Nya :
آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ
كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لا نُفَرِّقُ
بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ
رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ
“Rasul telah beriman kepada Al Qur'an yang diturunkan kepadanya dari
Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman
kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan
rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara
seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul rasul-Nya", dan mereka
mengatakan: "Kami dengar dan kami taat". (Mereka berdoa): "Ampunilah
kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali"[QS. Al-Baqarah :
285].
Malaikat Israfil (malaikat peniup sangkakala)
Malaikat israfil bertugas sebagai peniup sangkakala di hari akhir.
Israfil meniupnya dua kali, yaitu : akan kiamat dan akan berbangkit.
Mengenai tiupan pertama, antara lain ialah :
فإذا نفخ في الصور نفخة واحدة
وحملت الأرض والجبال فدكتا دكة واحدة
“Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup, dan diangkatlah bumi dan
gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur”(QS. Al-Haqqah :
13-14).
Tiupan kedua :
ونفخ في الصور فإذا هم من الأجداث إلى ربهم ينسلون
“Dan ditiuplah sangkakala, maka tiba-tiba mereka ke luar dengan segera
dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka”(QS. Yaasiin : 51).
Ia lah malaikat yang diberikan tugas oleh Allahta’ala untuk meniup sangkakala kelak di hari kiamat. Allah ta’ala berfirman :
وَيَوْمَ يُنْفَخُ فِي الصُّورِ فَفَزِعَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ
فِي الأرْضِ إِلا مَنْ شَاءَ اللَّهُ وَكُلٌّ أَتَوْهُ دَاخِرِينَ
“Dan (ingatlah) hari (ketika) ditiup sangkakala, maka terkejutlah segala
yang di langit dan segala yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki
Allah. Dan semua mereka datang menghadap-Nya dengan merendahkan
diri”[QS. An-Naml : 87].
Ibnu Katsiir rahimahullah berkata :
يخبر تعالى عن هول يوم نفخة الفَزَع في الصُّور، وهو كما جاء في الحديث:
"قرن ينفخ فيه". وفي حديث(الصُّور) أن إسرافيل هو الذي ينفخ فيه بأمر الله
تعالى، فينفخ فيه أولا نفخة الفزع ويطولها، وذلك في آخر عمر الدنيا، حين
تقوم الساعة على شرار الناس من الأحياء، فيفزع مَنْ في السموات ومَنْ في
الأرض { إِلا مَنْ شَاءَ اللَّهُ }......
“Allah ta’ala mengkhabarkan tentang keterkejutan manusia pada hari
ditiupnya sangkakala. Hal itu sebagaimana terdapat dalam sebuah hadits :
‘sangkakala ditiup pada waktu itu’. Dan dalam hadits sangkakala
tersebut dinyatakan bahwa Israafiil-lah yang meniupnya dengan perintah
Allah ta’ala. Tiupan pertama adalah tiupan yang mengejutkan, hingga
cukup lama waktunya dan hal itu terjadi di akhir umur dunia ketika
kiamat terjadi, menimpa manusia-manusia terburuk. Maka saat itu
terkejutah penghuni langit dan bumi. ‘Kecuali siapa yang dikehendaki
Allah’…..” [Tafsir Ibni Katsiir, 10/436; Muassasah Qurthubah, Cet.
1/1421].
Terdapat sebuah hadits yang tegas menunjukkan bahwa malaikat yang
bertugas meniup sangkakala adalah Israfil, namun hadist ini dinilai
dha’if oleh para ulama ahli hadits. Hadits tersebut diriwayatkan dari
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dalam sebuah hadits yang sangat
panjang, beliau radhiyallahu ‘anhu menceritakan,
إِنَّ اللَّهَ لَمَّا فَرَغَ مِنْ خَلْقِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ، خَلَقَ
الصُّورَ فَأَعْطَاهُ إِسْرَافِيلَ فَهُوَ وَاضِعُهُ عَلَى فِيهِ،
شَاخِصًا بَصَرَهُ إِلَى الْعَرْشِ يَنْتَظِرُ مَتَى يُؤْمَرُ» قُلْتُ: يَا
رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الصُّورُ؟ قَالَ: «الْقَرْنُ» قُلْتُ: كَيْفَ هُوَ؟
قَالَ: «عَظِيمٌ وَالَّذِي بَعَثَنِي بِالْحَقِّ إِنَّ عَظْمَ دَارَةَ
فِيهِ كَعَرْضِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ، يُنْفَخُ فِيهِ ثَلَاثُ
نَفَخَاتٍ: النَّفْخَةُ الْأُولَى نَفْخَةُ الْفَزَعِ، وَالثَّانِيَةُ
نَفْخَةُ الصَّعْقِ، وَالثَّالِثَةُ نفخة القيام لرب العالمين،
“Telah menceritakan kepada kami Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam, ‘Sesungguhnya Allah Ta’ala ketika selesai menciptakan langit dan
bumi, maka Allah menciptakan “ash-shuur”,kemudian diberikan kepada
Israfil dan diletakkan di mulutnya. Israfil pun melihat dengan tajam ke
arah ‘Arsy, menunggu kapan diperintahkan (untuk meniupnya, pen.).’
Aku (Abu Hurairah) berkata,’Wahai Rasulullah, apakah “ash-shuur” itu?’
Rasulullah menjawab,’(Yaitu) al-qornu (semacam tanduk, terompet atau sangkakala, pen.)’
Aku (Abu Hurairah) berkata,’Seperti apa itu?’
Rasulullah menjawab,’Sesuatu yang sangat besar. Demi Dzat yang
mengutusku dengan kebenaran, sesungguhnya besarnya bagaikan lebar langit
dan bumi, yang ditiup tiga kali (pada hari kiamat, pen.), yaitu tiupan
(pertama) yang menyebabkan kaget (nafkhotul faza’); tiupan ke dua yang
menyebabkan kematian seluruh makhluk (nafkhotu ash-sha’qi); dan tiupan
ke tiga yang menyebabkan dibangkitkannya manusia menghadap Allah
(nafkhotul ba’tsi wan nusyur) … ‘”
Hadits di atas adalah hadits yang dha’if, sehingga tidak bisa dijadikan sebagai dalil, apalagi dalam masalah aqidah.
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بن عَبْدِ اللَّهِ الْحَضْرَمِيُّ، حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بن عُمَرَ بن أَبِي لَيْلَى، حَدَّثَنِي أَبِي، عَنِ ابْنِ أَبِي
لَيْلَى، عَنِ الْحَكَمِ، عَنْ مِقْسَمٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ،
قَالَ: هَذَا إِسْرَافِيلُ خَلَقَهُ اللَّهُ يَوْمَ خَلَقَهُ بَيْنَ
يَدَيْهِ صافًّا قَدَمَيْهِ لا يَرْفَعُ طَرْفَهُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ
الرَّبِّ سَبْعُونَ نُورًا مَا مِنْهَا مِنْ نُورٍ يَكَادُ يَدْنُو مِنْهُ
إِلا احْتَرَقَ، بَيْنَ يَدَيْهِ لَوْحٌ فَإِذَا أَذِنَ اللَّهُ عَزَّ
وَجَلَّ فِي شَيْءٍ فِي السَّمَاءِ أَوْ فِي الأَرْضِ ارْتَفَعَ ذَلِكَ
الْوَحْيُ فَضَرَبَ جَبْهَتَهُ فَيَنْظُرُ فَإِنْ كَانَ مِنْ عَمَلِي
أَمَرَنِي بِهِ، وَإِنْ كَانَ مِنْ عَمِلِ مِيكَائِيلَ أَمَرَهُ بِهِ،
وَإِنْ كَانَ مِنْ عَمِلِ مَلَكِ الْمَوْتِ أَمَرَهُ بِهِ، فَقُلْتُ: يَا
جِبْرِيلُ، وَعَلَى أَيِّ
Ibnu Abbas berkata : Ini Israfil yang di ciptakan oleh Allah pada hari
Allah menciptakannya di mukaNya dengan membariskan kedua tapak kakinya
. Dia tidak mengangkat pandangannya . Antara dia dan Tuhan terdapat
tujuh puluh cahaya . Setiap cahaya yang akan mendekat kepadaNya akan
terbakar dimukaNya . Di mukaNYa terdapat papan ( lauh ) . Bila Allah
azza wajal memberikan restu untuk sesuatu di langit dan bumi , maka
hilanglah wahyu itu dan memukul dahi Israil . Lalu dilihat . Bila
untuk pekerjaanku , maka aku di perintah . Bila untuk tugas Mikail ,
maka di perintahkan kepadanya .Bila untuk tugas malakul maut , maka
diperintahkan untuknya . ……………
Ali bin Abu Bakar Al Haitami berkata :
رَوَاهُ الطَّبْرَانِي وَفِيْهِ مُحَمَّدٌ بْنُ أَبِي لَيْلَى وَقَدْ
وَثَّقَهُ جَمَاعَةٌ وَلَكِنَّهُ سَيِّئُ الْحِفْظِ، وَبَقِيَّةُ رِجَالِهِ
ثِقَاتٌ.
Hr Thabrani , sanadnya terdapat Muhammad bin Abu Laila . Sungguh
segolongan jama`ah ahlul hadis menyatakan terpercaya padanya . Tapi dia
sendiri adalah jelek hapalannya . Dan perawi selain dia terpercaya.
Ber arti hadis tsb lemah . Dalam tempat lain dinyatakan sbb :
هَذَا حَدِيْثٌ غَرِيْبٌ مِنْ هَذَا اْلوَجْهِ
Ini hadis nyeleneh dari jalur ini .
Dalam kitab Takhrij ahaditsil ihya` 1/240 terdapat keterangan bahwa sanadnya lemah .
Tentang lapis cahaya antara Israfil dan Allah sampai tujuh puluh itu
tiada keterangan nya dalam al quran dan bertentangan dengan ayat
اللَّهُ نُورُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ مَثَلُ نُورِهِ كَمِشْكَاةٍ فِيهَا
مِصْبَاحٌ الْمِصْبَاحُ فِي زُجَاجَةٍ الزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ
دُرِّيٌّ يُوقَدُ مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَةٍ زَيْتُونَةٍ لَا شَرْقِيَّةٍ
وَلَا غَرْبِيَّةٍ يَكَادُ زَيْتُهَا يُضِيءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌ
نُورٌ عَلَى نُورٍ يَهْدِي اللَّهُ لِنُورِهِ مَنْ يَشَاءُ وَيَضْرِبُ
اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ(35)
Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya
Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya
ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan
bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak
dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak
di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat (nya), yang
minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api.
Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada
cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat
perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala
sesuatu.
Bila Nabi Musa as tahu bahwa lapisan cahaya yang menghadang Allah begitu
panas , dan barang yang mendekatnya akan membakarnya , maka nabi Musa
tidak akan berani minta melihatNya sebagaimana ayat :
وَلَمَّا جَاءَ مُوسَى لِمِيقَاتِنَا وَكَلَّمَهُ رَبُّهُ قَالَ رَبِّ
أَرِنِي أَنْظُرْ إِلَيْكَ قَالَ لَنْ تَرَانِي وَلَكِنِ انْظُرْ إِلَى
الْجَبَلِ فَإِنِ اسْتَقَرَّ مَكَانَهُ فَسَوْفَ تَرَانِي فَلَمَّا
تَجَلَّى رَبُّهُ لِلْجَبَلِ جَعَلَهُ دَكًّا وَخَرَّ مُوسَى صَعِقًا
فَلَمَّا أَفَاقَ قَالَ سُبْحَانَكَ تُبْتُ إِلَيْكَ وَأَنَا أَوَّلُ
الْمُؤْمِنِينَ(143)
Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang
telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya,
berkatalah Musa: "Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar
aku dapat melihat kepada Engkau". Tuhan berfirman: "Kamu sekali-kali
tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap
di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku".
Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung
itu hancur luluh dan Musapun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar
kembali, dia berkata: "Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan
aku orang yang pertama-tama beriman".
عَنْ أَبِي مُوسَى قَالَ قَامَ فِينَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِخَمْسِ كَلِمَاتٍ فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ عَزَّ
وَجَلَّ لَا يَنَامُ وَلَا يَنْبَغِي لَهُ أَنْ يَنَامَ يَخْفِضُ الْقِسْطَ
وَيَرْفَعُهُ يُرْفَعُ إِلَيْهِ عَمَلُ اللَّيْلِ قَبْلَ عَمَلِ
النَّهَارِ وَعَمَلُ النَّهَارِ قَبْلَ عَمَلِ اللَّيْلِ حِجَابُهُ
النُّورُ لَوْ كَشَفَهُ لَأَحْرَقَتْ سُبُحَاتُ وَجْهِهِ مَا انْتَهَى
إِلَيْهِ بَصَرُهُ مِنْ خَلْقِهِ
………………..Abu Musa berkata : Rasulullah SAW berdiri di kalangan kita
dengan mengatakan lima kalimat . beliau bersabda : Sesungguhnya Allah
azza wajal tidak tidur , dan tak layak bagiNya untuk tidur . Beliau
menurunkan timbangan amal dan mengangkatnya . KepadaNya , diangkat
perbuatan malam sebelum perbuatan siang dan amalan malam sebelum
amalan siang . HijabNya adalah cahaya . Seandainya di buka , maka
keagungan wajah Allah akan membakar apa yang dilihatnya dari mahlukNya.
Selain itu, terdapat hadits shahih yang diriwayatkan oleh Muslim, bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa dalam doa iftitah ketika
shalat,
اللهُمَّ رَبَّ جَبْرَائِيلَ، وَمِيكَائِيلَ، وَإِسْرَافِيلَ، فَاطِرَ
السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ، عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ، أَنْتَ
تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِكَ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ، اهْدِنِي
لِمَا اخْتُلِفَ فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِكَ، إِنَّكَ تَهْدِي مَنْ
تَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
“Ya Allah, Rabb Jibril, Mikail, dan Israfil. Wahai Pencipta langit dan
bumi, Yang mengetahui hal ghaib dan nyata. Engkau menetapkan hukum
(untuk memutuskan) apa yang diperselisihkan oleh hamba-Mu (yaitu Yahudi
dan Nashrani, pen.). Tunjukkanlah aku pada kebenaran atas apa yang
mereka perselisihkan dengan izin-Mu. Sesungguhnya Engkau memberi
petunjuk pada jalan yang lurus bagi orang yang Engkau kehendaki.”
Namun kalau kita cermati hadits di atas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam hanya menyebutkan nama (malaikat) Israfil, tanpa menyebutkan
bahwa (malaikat) Israfil bertugas meniup sangkakala pada hari kiamat.
Sehingga hadits ini pun tidak tepat jika digunakan sebagai dalil dalam
masalah ini. Hadits ini hanyalah menunjukkan bahwa di antara malaikat
Allah, ada malaikat yang bernama Israfil, tanpa menyebutkan tugasnya.
Syaikh Ali Hasan Al-Halabi Al-Atsary hafidzahullahu Ta’ala mengatakan,
لم يَرِد لفظُ أن (إسرافيل) هو الموكَّل بالصُّور؛ إلا في هذا الحديث
الضَّعيف -على كثرةِ، وشُهرة، وتردُّد ما يقع على ألسنةِ أهلِ العلم وفي
كتُبهم: أنَّ الملَك الموكَّل بالصُّور هو: إسرافيل-؛ وهذا لم يصحَّ -قطُّ-
عن النبي -عَليهِ الصَّلاةُ والسَّلامُ-، ولم يَرِد إلا في حديث الصُّور
-الذي هو حديث ضعيف-؛ بل وَرد في حديثٍ آخر -وهو حديثٌ صحيح-: أن إسرافيل
هو الملَك الموكَّل في الجيشِ، والنُّصرةِ للجيشِ، والقيامِ بمُعاداة
الأعداء للمسلمين -أو كما ورد عن النبي -صلَّى اللهُ عَليهِ وآلِه
وسَلَّم-.
“Tidak terdapat lafadz (nama) Israfil sebagai nama malaikat yang
bertugas meniup terompet (pada hari kiamat), kecuali dalam hadits yang
dha’if ini. Meskipun sedemikian banyak, sangat masyhur (terkenal), dan
seringkali diucapkan oleh para ulama serta tercantum dalam kitab-kitab
mereka, bahwa malaikat yang bertugas meniup sangkakala bernama Israfil.
Padahal tidak terdapat sama sekali hadits yang shahih dari Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tidak ada dalil yang menunjukkan (bahwa
Israfil bertugas meniup sangkakala) kecuali hadits “ash-shuur” yang
merupakan hadits yang dho'if. Bahkan terdapat hadits yang lain –dan
hadits tersebut shahih- bahwa Israfil adalah malaikat yang bertugas
untuk mengurus dan membantu pasukan kaum muslimin (di medan jihad, pen.)
serta ikut menyerang musuh-musuh kaum muslimin, atau sebagaimana
(lafadz) yang berasal dari (hadits) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.”
Ulama lain yang menyatakan bahwa tidak terdapat hadits shahih yang
menunjukkan bahwa malaikat Israfil bertugas meniup sangkakala pada hari
kiamat adalah Syaikh ‘Abdul Muhsin Al-‘Abbad hafidzahullah.
Hadits shahih yang dimaksud oleh Syaikh Ali Hasan tersebut diriwayatkan dari ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu,
قِيلَ لِعَلِيٍّ، وَلِأَبِي بَكْرٍ يَوْمَ بَدْرٍ: مَعَ أَحَدِكُمَا
جِبْرِيلُ، وَمَعَ الْآخَرِ مِيكَائِيلُ وَإِسْرَافِيلُ مَلَكٌ عَظِيمٌ
يَشْهَدُ الْقِتَالَ – أَوْ قَالَ: يَشْهَدُ الصَّفَّ
“Dikatakan kepada ‘Ali dan Abu Bakar pada saat perang Badar,’Bersama
kalian berdua ada malaikat Jibril, dan bersama yang lain ada malaikat
Mikail. Dan Israfil adalah malaikat yang agung, yang menyaksikan
(membantu) pertempuran.’ Atau (Rasulullah) mengatakan, ’Ada di barisan
(pasukan kaum muslimin).’”
Kesimpulannya, tidak terdapat hadits shahih yang menunjukkan bahwa malaikat Israfil bertugas meniup sangkakala pada hari kiamat.
Ada hadis yang menyatakan Israfil pemikul arasy sbb :
- حَدَّثَنَا اْلوَلِيْدُ بْنُ أَبَانَ ، أَنَا مُحَمَّدٌ بْنُ عَمَّارٍ
الرَّازِي ، نَا مُؤَمَّلٌ بْنُ إِسْمَاعِيْلَ ، أَنَا حَمَّادٌ بْنُ
زَيْدٍ ، عَنْ عَلِيٍّ بْنِ زَيْدٍ ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ الْحَارِثِ ،
قَالَ : كُنْتُ عِنْدَ عَائِشَةَ ، وَعِنْدَهَا كَعْبُ الْحَبْرُ فَذَكَرَ
إِسْرَافِيْلُ ، فَقَالَتْ عَائِشَةُ : يَا كَعْبُ ، أَخْبِرْنِي عَنْ
إِسْرَافِيْلَ ، فَقَالَ كَعْبٌ : ِعنْدَكُمْ اْلعِلْمُ ، فَقَالَتْ :
أَجَلْ ، فَأَخْبِرْنِي ، قَالَ : « َلهُ أَرْبَعَةُ أَجْنِحَةٍ ،
جَنَاحَانِ فِي الْهَوَاءِ ، وَجَنَاحٌ قَدْ تَسَرْبَلَ بِهِ ، وَجَنَاحٌ
عَلَى كَاهِلِهِ ، وَاْلعَرْشُ عَلَى كَاهِلِهِ وَالْقَلَمُ عَلَى أُذُنِهِ
، فَإِذَا نَزَلَ اْلوَحْيُ كَتَبَ اْلقَلَمُ ، ثُمَّ دَرَسَتْ
الْمَلاَئِكَةُ وَمَلَكُ الصُّوْرِ جَاثٍ عَلىَ إِحْدَى رَكْبَتَيْهِ ،
وَقَدْ نُصِبَتْ اْلأُخْرَى ، فَالْتَقَمَ الصُّوْرَ مَحْنِيٌّ ظَهْرُهُ ،
شَاخِصٌ بَصَرَهُ إِلَى إِسْرَافِيْلَ ، وَقَدْ أَمَرَ إِذَا رَأَى
إِسْرَافِيْلَ قَدْ ضَمَّ جَنَاحَهُ أَنْ يَنْفُخَ فِي الصُّوْرِ » ،
فَقَالَتْ عَائِشَةُ : « هَكَذَا سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهِ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ »
Dari Abdullah bin Al Harits berkata : Aku di sisi Aisyah dan disisinya Ka`ab al habr , lalu menyebut Israfil .
Aisyah berkata : Wahai Ka`ab , beritahu aku tentang Israfil .
Ka`ab berkata : Kamu punya Ilmu .
Aisyah berkata : Ya , maka beritahu aku .
Kaab berkata : Dia punya empat sayap . Dua sayap di udara dan satu
sayap lagi di buat pakaiannya . Satu sayap di pundaknya dan Arasy juga
di pundaknya . Dan pena di telinganya .
Bila wahyu telah di turunkan , maka pena menulis , lalu malaikat
malaikat mempelajarinya , lalu malaikat pencabut nyawa datang dengan
duduk di atas satu lututnya dan lutut yang lain dijulurkan .
Lalu dia menelan sangkakala dengan menundukkan punggung , lalu
pandangannya melihat kepada Israfil . Sungguh dia telah memerintah bila
melihat Israfil telah mengumpulkan sayapnya maka hendaklah meniup
sangkakala
Aisyah berkata : Demikianlah aku mendengar Rasulullah SAW bersabda .
Imam Thabrani menyatakan :
لَِمْ يِرْوِ هَذَا الْحَدِيْثَ عَنْ حَمَّادٍ بْنِ زَيْدٍ إِلاَّ مُؤَمَّلٌ
Hadis tsb hanya Muammal yang meriwayatkan dari Hammad bin zaid .
أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِبَعْضِ عَظَمَةِ اللهِ إِنَّ ِللهِ مَلَكًا مِنْ
حَمَلَةِ اْلعَرْشِ يُقَالُ لَهُ إِسْرَافِيْلُ زَاوِيَةٌ مِنْ زَوَايَا
الْعَرْشِ عَلَى كَاهِلِهِ قَدْ مَرِقَتْ قَدَمَاهُ فِى اْلأَرْضِ
السُّفْلَى وَمَرَقَ رَأْسُهُ مِنَ السَّمَاءِ السَّابِعَةِ اْلعُلْيَا
فَمَنْ مِثْلُهُ مِنْ خَلِيْقَةِ رَبِّكُمْ (أَبُو نُعَيْمٍ فِى
الْحِلْيَةِ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ) (6/65) .
Maukah kamu aku beritahu kamu sebagian keagungan Allah . Sesungguhnya
Allah punya malaikat yang memikul arasy , bernama Israfil – sudut dari
sudut Arasy berada di pundaknya . Kedua tumitnya berada di bumi yang
terbawah dan kepalanya di langit tujuh . Siapakah yang seperti dia
dari mahluk Tuhanmu . HR Abu Nuaim dari Ibnu Abbas dalam kitab al
Hilyah 6/65 .
Israfil mahluk terbesar
Muhammad As syarbini al khathib berkata :
وَهُوَ اْلقَرْنُ الَّذِي يَنْفُخُ فِيْهِ إِسْرَافِيْلُ عَلَيْهِ
السَّلاَمُ ِللْمَوْتِ الْعَامِّ وَالْبَعْثِ اْلعَامّ عِنْدَ التَّكَامُلِ
وَاْنقِطَاعِ أَوَانِ التَّعَامُلِ وَهُوَ بِحَيْثُ لاَ يَعْلَمُ قَدْرَ
عَظْمِهِ وَاتِّسَاعِهِ إِلاَّ اللهُ تَعَالَى وَهُوَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ
قَدْ الْتَقَمَ الصُّوْرَ مِنْ حِيْنَ بُعِثَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَحَنَى جَبْهَتَهُ وَأَصْغَى سَمْعَهُ يَنْتَظِرُ
مَتَى يُؤْمَرُ فَيَالَهَا مِنْ عَظَمَةٍ مَا أَغْفَلْنَا
Yaitu sangkakal yang di tiup oleh Israfil as untuk kematian umum dan
kebangkitan umum ketika penyempurnaan atau masa pergaulan telah putus .
Israfil itu amat besar dan tiada yang tahu besar dan luasnya kecuali
Allah taala . Dia telah menelan sangkakala ketika Nabi SAW diutus dan
dia telah menundukkan kepalanya dan mendengarkan sambil menanti kapan
mendapat perintah . Sungguh hebat kebesarannya kami tidak melupakannya .
Peniupan sangkakala dalam al quran
Dalam al quran tentang siapakah peniup sangkakala masih kabur dan belum
di beri keterangan yang jelas . Dan di dalamnya tiada penyebutan bahwa
malaikat Israfil yang meniupnya . Inilah yang bikin kita tidak bisa
memastikan bahwa peniup sangkakala adalah malaikat Israfil .Lihat ayat –
ayatnya sbb :
وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ بِالْحَقِّ وَيَوْمَ
يَقُولُ كُنْ فَيَكُونُ قَوْلُهُ الْحَقُّ وَلَهُ الْمُلْكُ يَوْمَ
يُنْفَخُ فِي الصُّورِ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ وَهُوَ الْحَكِيمُ
الْخَبِيرُ(73)
Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan benar. Dan benarlah
perkataan-Nya di waktu Dia mengatakan: "Jadilah, lalu terjadilah", dan
di tangan-Nyalah segala kekuasaan di waktu sangkakala ditiup. Dia
mengetahui yang ghaib dan yang nampak. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana
lagi Maha Mengetahui. Al an`am 73
وَتَرَكْنَا بَعْضَهُمْ يَوْمَئِذٍ يَمُوجُ فِي بَعْضٍ وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَجَمَعْنَاهُمْ جَمْعًا(99)
Kami biarkan mereka di hari itu bercampur aduk antara satu dengan yang
lain, kemudian ditiup lagi sangkakala, lalu Kami kumpulkan mereka itu
semuanya. Al Kahfi 99
يَوْمَ يُنْفَخُ فِي الصُّورِ وَنَحْشُرُ الْمُجْرِمِينَ يَوْمَئِذٍ زُرْقًا(102)
(yaitu) di hari (yang di waktu itu) ditiup sangkakala dan Kami akan
mengumpulkan pada hari itu orang-orang yang berdosa dengan muka yang
biru muram;Thaha 102
فَإِذَا نُفِخَ فِي الصُّورِ فَلَا أَنْسَابَ بَيْنَهُمْ يَوْمَئِذٍ وَلَا يَتَسَاءَلُونَ(101)
Apabila sangkakala ditiup maka tidaklah ada lagi pertalian nasab di
antara mereka pada hari itu, dan tidak ada pula mereka saling
bertanya.Al mukminun 101
وَيَوْمَ يُنْفَخُ فِي الصُّورِ فَفَزِعَ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَمَنْ فِي
الْأَرْضِ إِلَّا مَنْ شَاءَ اللَّهُ وَكُلٌّ أَتَوْهُ دَاخِرِينَ(87)
Dan (ingatlah) hari (ketika) ditiup sangkakala, maka terkejutlah segala
yang di langit dan segala yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki
Allah. Dan semua mereka datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri. Al
naml 87
Dalil Ijma’ tentang Tugas Malaikat Israfil untuk Meniup Sangkakala
Terdapat nukilan ijma’ yang menyebutkan kesepatan ulama kaum muslimin
bahwa malaikat Israfil adalah malaikat yang bertugas meniup sangkakala
pada hari kiamat. Al-Qurthubi rahimahullah berkata,
والأمم مجمعة على أن الذي ينفخ في الصور إسرافيل عليه السلام
“Dan umat (Islam) telah bersepakat bahwa (malaikat) yang meniup sangkakala (pada hari kiamat) adalah Israfil ‘alaihis salaam.”
Di kitab beliau yang lain, Al-Qurthubi rahimahullah berkata,
قال علماؤنا: والأمم مجمعون على أن الذي ينفخ في الصور إسرافيل عليه السلام.
”Para ulama kami berkata (bahwa) umat (Islam) bersepakat bahwa
(malaikat) yang meniup sangkakala (pada hari kiamat) adalah Israfil
‘alaihis salaam.”
Al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah berkata,
تنبيه اشتهر أن صاحب الصور إسرافيل عليه السلام ونقل فيه الحليمي الإجماع
“Peringatan: telah masyhur (terkenal) bahwa pemilik (peniup) sangkakala
adalah Israfil ‘alaihis salaam. Al-Halimi telah menyebutkan adanya ijma’
dalam masalah ini.”
Jika terdapat ijma’, maka ijma’ tersebut adalah hujjah (dalil) yang
digunakan sebagai dasar dalam masalah aqidah. Jika tidak terdapat ijma’
dalam masalah ini, maka kewajiban kita adalah diam, tidak mengatakan apa
yang tidak dikatakan oleh Allah Ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu ‘alahi
wa sallam. Jika menyebutkannya terdapat faidah, maka tentu akan sampai
kepada kita dalil tegas dan jelas dalam masalah ini di dalam Al-Qur’an
dan As-Sunnah.
Ijma’ inilah yang diamalkan oleh para ulama sejak zaman dahulu hingga
sekarang ini. Setelah menyebutkan dha’if-nya hadits yang tegas
menunjukkan bahwa malaikat yang bertugas meniup sangkakala adalah
Israfil Syaikh Ali Hasan Al-Halabi Al-Atsary hafidzahullahu Ta’ala
mengatakan,
أمَّا أنَّ صاحبَ الصُّور هو إسرافيل؛ فنقلَ على ذلكَ الإجماعَ غيرُ واحدٍ
مِن العُلماء، حتَّى قال الحَريمي: (أجمعَ العُلماءُ على ذلك)، ورأيتُ
لبعضِ العُلماء؛ قال: (أجمعتْ جميعُ الأُمم على ذلك). لكن -في الحقيقة-:
إذا صحَّ هذا الإجماعُ؛ فنحنُ قائِلون به؛ لا نخرجُ عن إجماعِ الأُمَّة،
وبخاصَّة: أنَّنا رأينا كثيرًا مِن علماءِ أهلِ السُّنَّة الماضِين
والمتأخِّرين والمُعاصِرين يَقولون بِذلك، ويأخذونَه مأخَذ المُسلَّمات، لا
يُناقِشون فيه، ولا يَتردَّدون في ذِكره. بينما -في الحقيقةِ- لم يصحَّ
حديثٌ صريحٌ في هذا الموضوع، ليس هنالك حديثٌ صريحٌ -أو صحيحٌ- واحد.
”Adapun bahwa ‘shahibush shuur’ adalah Israfil, maka para ulama telah
menukil adanya ijma’ dalam masalah ini. Sampai-sampai Al-Harimi
berkata,’Para ulama telah bersepakat dalam masalah ini.’ Dan aku melihat
sebagian ulama berkata,’Seluruh umat telah bersepakat dalam masalah
ini.’ Akan tetapi pada hakikatnya, jika benar (klaim) ijma’ ini, maka
kami pun mengikutinya. Kami tidak keluar (menyelisihi) ijma’ umat ini,
khusunya ketika kami melihat banyak ulama ahlus sunnah pada zaman dahulu
dan zaman sekarang, mengatakan hal ini (bahwa Israfil adalah malaikat
yang bertugas meniup sangkakala, pen.). Mereka mengambil sikap menerima
kesepakatan ini, tidak menentangnya, dan juga tidak ragu
menyebutkannya.Meskipun pada hakikatnya, tidak terdapat hadits tegas
dalam masalah ini, tidak terdapat satu pun hadits tegas dan shahih dalam
masalah ini.”
Sebagaimana penjelasan Syaikh Ali Hasan di atas, maka kita jumpai ulama
dahulu dan sekarang yang tanpa ragu menyebutkan bahwa Israfil adalah
malaikat yang bertugas meniup sangkakala pada hari kiamat. Contoh ulama
ahlus sunnah saat ini adalah Syaikh Dr. Shalih Al-Fauzanhafidzahullahu
Ta’ala dalam penjelasan ringkas beliau terhadap matan kitabAl-‘Aqidah
Ath-Thahawiyyah, beliau berkata,” … Kemudian Allah memerintakan Israfil,
maka Israfil meniup sangkakala untuk ke dua kalinya, maka kembalilah
ruh kepada jasadnya masing-masing.“
Demikian pula Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah
ketika menjelaskan tentang tugas para malaikat, beliau rahimahullah
menyebutkan,
ثانياً: إسرافيل: موكل بنفخ الصور, وهو أيضاً أحد حملة العرش.
“Yang ke dua (adalah malaikat) Israfil, yang diberi tugas meniup
sangkakala, dan dia juga salah satu malaikat yang memikul ‘arsy.”
Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah menyatakan bahwa malaikat Israfil
juga bertugas memikul ‘arsy. Dalil mengenai masalah ini adalah sebuah
hadits yang diriwayatkan oleh Jalaluddin As-Suyuthi, dari sahabat Ibnu
‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
إن ملكا من حملة العرش يقال له: إسرافيل، زاوية من زوايا العرش على كاهله،
قد مرقت قدماه في الأرض السابعة السفلى، ومرق رأسه من السماء السابعة
العليا
“Sesungguhnya seorang malaikat dari malaikat yang memikul ‘arsy disebut
dengan Israfil, yang memikul ‘arsy di atas tengkuknya. Kedua telapak
kakinya menghujam ke dasar bumi yang tujuh, sedangkan kepalanya
menjulang tinggi di atas langit yang tujuh.”
Kesimpulan
Berdasarkan uraian kami maka dapat kita simpulkan beberapa poin penting berikut ini:
Hadits yang menunjukkan bahwa malaikat yang bertugas meniup sangkakala
adalah malaikat Israfil, maka hadits tersebut dha’if, tidak bisa
digunakan sebagai dalil.
Hadits yang shahih menunjukkan bahwa malaikat peniup sangkakala disebut
dengan “shahibush shuur”atau “shahibul qarn” (dalam bentuk mufrod atau
tunggal, yang menunjukkan satu orang malaikat).
Hadits yang shahih menunjukkan bahwa malaikat Israfil bertugas untuk
mengurus dan membantu pasukan kaum muslimin di medan jihad melawan
musuh-musuh Allah.
Namun, terdapat nukilan ijma’ yang menunjukkan bahwa malaikat yang
bertugas meniup sangkakala pada hari kiamat adalah malaikat Israfil.
Ijma’ inilah yang masyhur dan diamalkan oleh para ulama ahlus sunnah,
baik ulama zaman dahulu maupun zaman sekarang, sebagaimana penjelasan
Syaikh Ali Hasan Al-Halabi Al-Atsary hafidzahullah.
Semoga penjelasan ini bermanfaat untuk kaum muslimin.
Wallohul Muwaffiq Ila Aqwamith Thoriq.