Dari Anas bin Malik Rodhiyallahu ‘Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا, أَوْ يَزْرَعُ زَرْعًا فَيَأْكُلَ
مِنْهُ طَيْرٌ أَوْ إِنْسَانٌ أَوْ بَهِيْمَة ٌ إِلاَّ كَانَ لَهُ بِهِ
صَدَقَةٌ
“Tidaklah seorang muslim menanam pohon, tidak pula menanam tanaman
kemudian pohon/ tanaman tersebut dimakan oleh burung, manusia atau
binatang melainkan menjadi sedekah baginya.” (HR. Imam Bukhari hadits
no.2321)
Kadang kadang kita terlalu sibuk dengan mencari ilmu di internet, buku,
majalah dan sebagainya dan terlupa bahawa di dalam Al Quran terdapat
banyak ayat-ayat yang menceritakan hal yang berkaitan pertanian. Ianya
berbentuk soalan (yang perlu kita fikirkan), panduan, peringatan dan
sebagainya. Kita (petani) perlu mengambil perhatian akan isi Al-Quran
yang sungguh lengkap. Cuma kita kita yang sering terlupa.
Agronomi merupakan ilmu bercocok tanam. Cabang penting ilmu-ilmu
pertanian ini merupakan salah satu ilmu terapan yang berbasis
biologi/botani yang mempelajari pengaruh dan manipulasi berbagai
komponen biotik (hidup) dan Abiotik (tidak hidup) terhadap suatu
individu atau sekumpulan individu tanaman untuk dimanfaatkan bagi
kepentingan manusia. Cakupan aspek biotik meliputi individu itu sendiri,
individu lain yang sejenis, atau individu lain yang berbeda jenis.
Cakupan aspek abiotik meliputi semua komponen tidak hidup yang
memengaruhi kehidupan individu yang dipelajari, seperti tanah , cuaca
dan iklim tropografi.
Sebenarnya manusia dalam mencari ilmu tidaklah terlepas dari ilmu
Al-quran yang maha kaya,ilmu pertanian yang mencangkup segala hal baik
dari kebun,buah air,tanah,biji-bijian yang terkandung dalam ilmiah
pertanian.
Menggali dari ayat-ayat al-quran untuk mengetahui,proses-proses dalam tata ilmu pertanian
I. Memanfaatkan lahan yang telah Allah berikan untuk tempat berkebun.
II. Mengetahui betapa pentingnya air dalam kehidupan pertanian.
III. Mengetahui munasabah ayat-ayat Al-qur’an.
Agronomi dan Botani Sebuah kemukjizatan Ilmiah Al-qur’an
Agronomi merupakan ilmu bercocok tanam. Cabang penting ilmu-ilmu
pertanian ini merupakan salah satu ilmu terapan yang berbasis
biologi/botani yang mempelajari pengaruh dan manipulasi berbagai
komponen biotic (hidup) dan abiotik (tidak hidup) terhadap suatu
individu atau sekumpulan individu tanaman untuk dimanfaatkan bagi
kepentingan manusia. Cakupan aspek biotik meliputi individu itu sendiri,
individu lain yang sejenis, atau individu lain yang berbeda jenis.
Cakupan aspek abiotik meliputi semua komponen tidak hidup yang
memengaruhi kehidupan individu yang dipelajari, seperti tanah, cuaca dan
iklim dan,topografi.
Ayat-ayat Al-quran tentang pertanian
Al-quran memang memiliki kesempurnaan yang luar biasa semua ilmu
pengetahuan di bahas didalam nya tak terkecuali ilmu pertanian,yang di
bahas didalamnya,Allah,swt,memberikan sebuah pengertian dan cara manusia
untuk bercocok tanam pertanian untuk kehidupanya untuk makan sebagai
melengkapi kebutuhan jasmaninya,dengan
protein,vitamin,karbohidrat,lemak,gizi dan lain sebagainya yang semuanya
ada di tumbuhan,maka untuk itu allah menurunkan segudang ilmu pertanian
melalui ayatnya.
Teori Pertanian Tentang Tanah yang Lebih Tinggi dari Permukaan Air [pada surah QS. Al Baqarah : 265,dan QS. Saba’ : 15-16
وَمَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاتِ
اللَّهِ وَتَثْبِيتًا مِنْ أَنْفُسِهِمْ كَمَثَلِ جَنَّةٍ بِرَبْوَةٍ
أَصَابَهَا وَابِلٌ فَآتَتْ أُكُلَهَا ضِعْفَيْنِ فَإِنْ لَمْ يُصِبْهَا
وَابِلٌ فَطَلٌّ ۗ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
Artinya :
“Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari
keridaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun
yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka
kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak
menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat
apa yang kamu perbuat.” (QS. Al Baqarah : 265)
Kebun-kebun yang ditanam di atas tanah tinggi dari tingkat air tanah,
maka daun pepohonannya lebih banyak tumbuh dan akarnya tumbuh lebih
panjang ke dalam tanah. Sedangkan kebun yang ditanam di tanah yang
sejajar dengan air tanah, maka ia tidak mendapatkan peredaran udara yang
mencukupi di lahan pertanian. Hal ini mengakibatkan banyak akar mati.
Telah terbukti ketika air tanah meninggi, maka penyakit timbul pada
kebun-kebun yang terdiri dari pohon-pohon tinggi. Sedangkan jika air
tanah lebih tinggi dari permukaan bumi atau dekat darinya, maka kebun
tersebut akan mati dalam waktu dua bulan.
قَدْ كَانَ لِسَبَإٍ فِي مَسْكَنِهِمْ آيَةٌ جَنَّتَانِ عَنْ يَمِينٍ
وَشِمَالٍ كُلُوا مِنْ رِزْقِ رَبِّكُمْ وَاشْكُرُوا لَهُ بَلْدَةٌ
طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُورٌفَأَعْرَضُوا فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ سَيْلَ
الْعَرِمِ وَبَدَّلْنَاهُمْ بِجَنَّتَيْهِمْ جَنَّتَيْنِ ذَوَاتَيْ أُكُلٍ
خَمْطٍ وَأَثْلٍ وَشَيْءٍ مِنْ
سِدْرٍ قَلِيلٍ
Artinya :
“Sesungguhnya bagi kaum Saba’ ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat
kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah
kiri. (Kepada mereka dikatakan): “Makanlah olehmu dari rezeki yang
(dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu)
adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun.
Tetapi mereka berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang
besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi
(pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon
Sidr.” (QS. Saba’ : 15-16)
Pengairan Alami dan Buatan
pada surah QS. Al Baqarah : 265,
وَمَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاتِ
اللَّهِ وَتَثْبِيتًا مِنْ أَنْفُسِهِمْ كَمَثَلِ جَنَّةٍ بِرَبْوَةٍ
أَصَابَهَا وَابِلٌ فَآتَتْ أُكُلَهَا ضِعْفَيْنِ فَإِنْ لَمْ يُصِبْهَا
وَابِلٌ فَطَلٌّ ۗ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
Artinya :
“Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari
keridaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun
yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka
kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak
menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat
apa yang kamu perbuat.” (QS. Al Baqarah : 265)
Dalam proses pengairan Alami,tumbuhan tidak memerlukan bantuan dari
tangan manusia, manusia hanya meraawat tumbuhan itu akan hidup mandiri
sesuai dengan firman Allah diatas, tumbuhan yang hidup di daaratan
tinggi akan hidup lebih baik karna tumbuhan itu akan mencari air yang
lebih dalam,akarnya akan mencari dari sumber air,jika air itu dalam maka
Akar tumbuhan akan memanjang mencari sumber air,dengan memanjangnya
akar tumbuhan akan semakin kuat tumbuhan itu berdiri,sedangkan tumbuhan
yang hidup ditanah yang lebih rendah atau sejajar dengan sumber airmaka
tumbuhan itu kurang asupan udara yang mencukupi yang akan berakibat
fatal yang membuat akarnya tidak agi memanjang karna sumber airnya telah
dekat dan akan banyak akar-akar yang akan mati.
Air memang sangat diperlukan oleh tumbuhan tetapi tidak berlebih,jika
air yang terlalu banyak akan membuat tanaman mengalami kejenuhan,dan
jika air itu semakin tinggi tentunya menjadi ancaman bagi tumbuhan karna
akan ada penyakit yang akan menyerang tumbuhan karna semakin
meningginya air dan lama kelamaan akan mengalami kematian pada tumbuhan
itu sendiri.
Dua Pernyataan Ilmiah Terkini
{وَهُوَ الَّذِي أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجْنَا بِهِ
نَبَاتَ كُلِّ شَيْءٍ فَأَخْرَجْنَا مِنْهُ خَضِرًا نُخْرِجُ مِنْهُ حَبًّا
مُتَرَاكِبًا وَمِنَ النَّخْلِ مِنْ طَلْعِهَا قِنْوَانٌ دَانِيَةٌ
وَجَنَّاتٍ مِنْ أَعْنَابٍ وَالزَّيْتُونَ وَالرُّمَّانَ مُشْتَبِهًا
وَغَيْرَ مُتَشَابِهٍ انْظُرُوا إِلَى ثَمَرِهِ إِذَا أَثْمَرَ وَيَنْعِهِ
إِنَّ فِي ذَلِكُمْ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ} [الأنعام: 99]
Dan dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu kami tumbuhkan
dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka kami keluarkan dari
tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. kami keluarkan dari tanaman
yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai
tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami
keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa.
perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah)
kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda
(kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman. [Al-An'aam:99]
Hujan lebat disamping menyuplai pepohonan dengan air yang mencukupi juga
mencuci, membersihkan dan menghilangkan debu yang terkumpul di atasnya.
Sedangkan penyiraman dengan air hujan melipat gandakan hasilnya,
menambah berat dan manis buahnya dibanding kebun lain yang tidak
mendapatkan kedua hal ini.
Allah menurunkanhujan sangatlah bermanfaat baik bagi manusia dan semua
makhluk hidup,dalam ilmu pertanian air yang turun dari langit akan
menjadi suplai kebutuhan air oleh tumbuhan pertanian,air hujan akan
membantu membersihkan debu dan kotoran yang menempel pada tumbuhan yang
nantinya akan menggangu jika tidak dibersihkan.
Dengan penyiraman oleh air hujan ini membantu meningkatkan kualitas dari
buah tumbuhan tersebut dan hasilnya akan lebih manis dan meningkatkan
produktivitas buahnya,air hujan ini memberikan asupan tersendiri kepada
buah,namun lain halnya dengan tidak mendapatkan air hujan dan penyiraman
dari keduanya maka hasil yang didapatkan pun jelas berbeda..
Memanfaatkan tanah yang terbiar/tidak dimanfaatkan
Pada surah QS.Yasin:33 allah menjelaskan tentang tanah atau lahan yang
tidak dimanfaatkan untuk dimanfaatkan,misalnya untuk lahan
perkebunan,dan pertanian.bahwasanya Allah selalu menghidupkan tanah yang
mati,jika manusia itu mau merawatnya dan membuat tanah itu agar subur.
وَءَايَةٌ لَّهُمُ الاٌّرْضُ الْمَيْتَةُ أَحْيَيْنَـهَا وَأَخْرَجْنَا
مِنْهَا حَبّاً فَمِنْهُ يَأْكُلُونَ - وَجَعَلْنَا فِيهَا جَنَّـتٍ مِّن
نَّخِيلٍ وَأَعْنَـبٍ وَفَجَّرْنَا فِيهَا مِنَ الْعُيُونِ - لِيَأْكُلُواْ
مِن ثَمَرِهِ وَمَا عَمِلَتْهُ أَيْدِيهِمْ أَفَلاَ يَشْكُرُونَ
‘’Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi
yang mati. Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan daripa danya
biji-bijian, maka dari biji-bijian itu mereka makan (Qs,yassin 33)
Penyuburan dan Perkawinan
وَأَرْسَلْنَا الرِّيَاحَ لَوَاقِحَ فَأَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَسْقَيْنَاكُمُوهُ وَمَا أَنْتُمْ لَهُ بِخَازِنِينَ
Artinya :
“Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan
Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air
itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya.” (QS. Al Hijr :
22)
Artinya :
“Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah.” (QS. Adz Dzariyat : 49)
Artinya :
“Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik
dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari
apa yang tidak mereka ketahui.” (QS. Yasin : 36)
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِنَ الْبَعْثِ فَإِنَّا
خَلَقْنَاكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ
مِنْ مُضْغَةٍ مُخَلَّقَةٍ وَغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِنُبَيِّنَ لَكُمْ ۚ
وَنُقِرُّ فِي الْأَرْحَامِ مَا نَشَاءُ إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى ثُمَّ
نُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ ۖ وَمِنْكُمْ مَنْ
يُتَوَفَّىٰ وَمِنْكُمْ مَنْ يُرَدُّ إِلَىٰ أَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلَا
يَعْلَمَ مِنْ بَعْدِ عِلْمٍ شَيْئًا ۚ وَتَرَى الْأَرْضَ هَامِدَةً
فَإِذَا أَنْزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ وَأَنْبَتَتْ
مِنْ كُلِّ زَوْجٍ بَهِيجٍ
Artinya :
“Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur),
maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah,
kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari
segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar
Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami
kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan
kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah
kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula)
di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak
mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu
lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di
atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam
tumbuh-tumbuhan yang indah.” (QS. Al Hajj : 5)
أَوَلَمْ يَرَوْا إِلَى الْأَرْضِ كَمْ أَنْبَتْنَا فِيهَا مِنْ كُلِّ زَوْجٍ كَرِيمٍ
Artinya :
“Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah banyaknya Kami
tumbuhkan di bumi itu berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang baik?” (QS.
Asy Syu’ara : 7)
خَلَقَ السَّمَاوَاتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا ۖ وَأَلْقَىٰ فِي
الْأَرْضِ رَوَاسِيَ أَنْ تَمِيدَ بِكُمْ وَبَثَّ فِيهَا مِنْ كُلِّ
دَابَّةٍ ۚ وَأَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَنْبَتْنَا فِيهَا مِنْ
كُلِّ زَوْجٍ كَرِي
Artinya :
“Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia
meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak
menggoyangkan kamu; dan memperkembang biakkan padanya segala macam jenis
binatang. Dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan
padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik.” (QS. Luqman : 10)
فِيهِمَا مِنْ كُلِّ فَاكِهَةٍ زَوْجَانِ
Artinya :
“Di dalam kedua surga itu terdapat segala macam buah-buahan yang berpasangan.” (QS. Ar Rahman : 52)
وَهُوَ الَّذِي مَدَّ الْأَرْضَ وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ وَأَنْهَارًا ۖ
وَمِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ جَعَلَ فِيهَا زَوْجَيْنِ اثْنَيْنِ ۖ يُغْشِي
اللَّيْلَ النَّهَارَ ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ
يَتَفَكَّرُونَ
Artinya :
“Dan Dia-lah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung
dan sungai-sungai padanya. Dan menjadikan padanya semua buah-buahan
berpasang-pasangan, Allah menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya
pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum
yang memikirkan.” (QS. Ar Ra’d : 3)
الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ مَهْدًا وَسَلَكَ لَكُمْ فِيهَا سُبُلًا
وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْ
نَبَاتٍ شَتَّ
Artinya :
“Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan Yang telah
menjadikan bagimu di bumi itu jalan-jalan, dan menurunkan dari langit
air hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari
tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam.” (QS. Thaha : 53)
Penentuan Kadar Unsur Tanaman
Ayat al-quran surah al hijr,ayat 19 menerangkan bahwa setiap tanaman itu
memiliki kadar unsure tertentu yanh harus dipenuhi dan berimbang,dan
setiap tanaman itu tidak sama unsure yang di perlukan untuk proses
pertumbuhanya.
Artinya :
“Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung
dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran.” (QS. Al Hijr :
19)
Perkecambahan sebagai sunatullah
Ayat ini menjelaaskan tentang perkecambahan pada biji,namun ayat ini
juga menjelaskan tentang proses pembentukan janin atau pun proses
manusia di ciptkan,memiliki kesamaan seperti pada proses perkecambahan.
Artinya :
“Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur),
maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah,
kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari
segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar
Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami
kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan
kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah
kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula)
di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak
mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu
lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di
atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam
tumbuh-tumbuhan yang indah.” (QS.AlHajj : 5)
وَأَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً بِقَدَرٍ فَأَسْكَنَّاهُ فِي الْأَرْضِ ۖ وَإِنَّا عَلَىٰ ذَهَابٍ بِهِ لَقَادِرُونَ
Artinya :
“Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami
jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar
berkuasa menghilangkannya” (QS. Al Mu’minun18)
Kekuasaan Allah dalam Perkecambahan
kekuasaan allah yang menghidupkan dari yang mati menjadi hidup,ibaratkan
biji-bijian,yang akan tumbuh menjadi perkecambahan dan akan tumbuh lagi
menjadi tanaman atau tumbuhan.
نَّ اللَّهَ فَالِقُ الْحَبِّ وَالنَّوَىٰ ۖ يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ
الْمَيِّتِ وَمُخْرِجُ الْمَيِّتِ مِنَ الْحَيِّ ۚ ذَٰلِكُمُ اللَّهُ ۖ
فَأَنَّىٰ تُؤْفَكُونَ
Artinya :
”Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji
buah-buahan. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan
yang mati dari yang hidup. (Yang memiliki sifat-sifat) demikian ialah
Allah, maka mengapa kamu masih berpaling?” (QS. Al An’am : 95)
Daerah Terbaik Untuk Bercocok Tanam
Dalam ayat ini allah menjelaskan bahwa daerah yang lebih tinggi itu
lebih baik untuk bercocok tanam karna daerah tersebut memiliki aliran
air yang baik,dan memiliki struktur tanah yang bagus untuk
pertanian,misalkan saja ,tembakau,the,rempah-rempah dn lain
sebagainya.karna akar tumbuhan akan mencari sumber air yang dalam hal
ini akan membuat tumbuhan semakin kokoh,
Artinya :
”Dalam surga yang tinggi. Buah-buahannya dekat ” (QS. Al Haqqah : 22-23)
Rahasia Warna Hijau Pada Daun
Warna hijau daun dari sebuah daun itu terrbentuk karn adanya klorofil pada daun,yang ada pada lapisan daun dalam.
الَّذِي جَعَلَ لَكُمْ مِنَ الشَّجَرِ الْأَخْضَرِ نَارًا فَإِذَا أَنْتُمْ مِنْهُ تُوقِدُونَ
Artinya :
”Yaitu Tuhan yang menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau, maka
tiba-tiba kamu nyalakan (api) dari kayu itu.” (QS. Yasin : 80)
Zat klorofil yang menakjubkan.
Artinya :
“Sesungguhnya orang yang beriman itu ialah orang yang apabila disebutkan
Allah akan gementar hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya
(ayat-ayat Allah) akan bertambahlah iman mereka, dan kepada Rab (Tuhan)
mereka bertawakal. ( Surah an-Anfal : Ayat 2 )
Seorang muslim yang menanam tanaman tak akan pernah rugi di sisi Allah
-Azza wa Jalla-, sebab tanaman tersebut akan dirasakan manfaatnya oleh
manusia dan hewan, bahkan bumi yang kita tempati. Tanaman yang pernah
kita tanam lalu diambil oleh siapa saja, baik dengan jalan yang halal,
maupun jalan haram, maka kita sebagai penanam tetap mendapatkan pahala,
sebab tanaman yang diambil tersebut berubah menjadi sedekah bagi kita.
265
وَمَثَلُ الَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَالَهُمُ ابْتِغَاء مَرْضَاتِ اللّهِ
وَتَثْبِيتاً مِّنْ أَنفُسِهِمْ كَمَثَلِ جَنَّةٍ بِرَبْوَةٍ أَصَابَهَا
وَابِلٌ فَآتَتْ أُكُلَهَا ضِعْفَيْنِ فَإِن لَّمْ يُصِبْهَا وَابِلٌ
فَطَلٌّ وَاللّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
265. Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya kerana
mencari keredhoan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah
kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat,
maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat
tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha
Melihat apa yang kamu perbuat.
266
أَيَوَدُّ أَحَدُكُمْ أَن تَكُونَ لَهُ جَنَّةٌ مِّن نَّخِيلٍ وَأَعْنَابٍ
تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الأَنْهَارُ لَهُ فِيهَا مِن كُلِّ الثَّمَرَاتِ
وَأَصَابَهُ الْكِبَرُ وَلَهُ ذُرِّيَّةٌ ضُعَفَاء فَأَصَابَهَا إِعْصَارٌ
فِيهِ نَارٌ فَاحْتَرَقَتْ كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللّهُ لَكُمُ الآيَاتِ
لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُونَ
266. Apakah ada salah seorang di antaramu yang ingin mempunyai kebun
kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dia mempunyai
dalam kebun itu segala macam buah-buahan, kemudian datanglah masa tua
pada orang itu sedang dia mempunyai keturunan yang masih kecil-kecil.
Maka kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api, lalu terbakarlah.
Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu supaya kamu
memikirkannya. Inilah perumpamaan orang yang menafkahkan hartanya kerana
RIAK, membangga-banggakan tentang pemberiannya kepada orang lain, dan
menyakiti hati orang.
267
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ أَنفِقُواْ مِن طَيِّبَاتِ مَا كَسَبْتُمْ
وَمِمَّا أَخْرَجْنَا لَكُم مِّنَ الأَرْضِ وَلاَ تَيَمَّمُواْ الْخَبِيثَ
مِنْهُ تُنفِقُونَ وَلَسْتُم بِآخِذِيهِ إِلاَّ أَن تُغْمِضُواْ فِيهِ
وَاعْلَمُواْ أَنَّ اللّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ
267. Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah)
sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang
Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang
buruk-buruk lalu kamu nafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak
mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan
ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.
268
الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُم بِالْفَحْشَاء وَاللّهُ
يَعِدُكُم مَّغْفِرَةً مِّنْهُ وَفَضْلاً وَاللّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
268. Syaitan menjanjikan (menakut-nakutkan) kamu dengan kemiskinan dan
menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan
untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas
(karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.
{وَهُوَ الَّذِي أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجْنَا بِهِ
نَبَاتَ كُلِّ شَيْءٍ فَأَخْرَجْنَا مِنْهُ خَضِرًا نُخْرِجُ مِنْهُ حَبًّا
مُتَرَاكِبًا وَمِنَ النَّخْلِ مِنْ طَلْعِهَا قِنْوَانٌ دَانِيَةٌ
وَجَنَّاتٍ مِنْ أَعْنَابٍ وَالزَّيْتُونَ وَالرُّمَّانَ مُشْتَبِهًا
وَغَيْرَ مُتَشَابِهٍ انْظُرُوا إِلَى ثَمَرِهِ إِذَا أَثْمَرَ وَيَنْعِهِ
إِنَّ فِي ذَلِكُمْ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ} [الأنعام: 99]
Dan dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu kami tumbuhkan
dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka kami keluarkan dari
tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. kami keluarkan dari tanaman
yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai
tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami
keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa.
perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah)
kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda
(kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman. [Al-An'aam:99]
Hadits Tentang Becocok Tanam
Dari Jabir bin Abdullah Rodhiyallohu ‘Anhu dia bercerita bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا إِلاَّ كَانَ مَا أُكِلَ مِنْهُ لَهُ
صَدَقَةً وَ مَا سُرِقَ مِنْهُ لَهُ صَدَقَةً وَ مَا أَكَلَتِ الطَّيْرُ
فَهُوَ لَهُ صَدَقَةً وَ لاَ يَرْزَؤُهُ أَحَدٌ إِلاَّ كَانَ لَهُ صَدَقَةً
“Tidaklah seorang muslim menanam suatu pohon melainkan apa yang dimakan
dari tanaman itu sebagai sedekah baginya, dan apa yang dicuri dari
tanaman tersebut sebagai sedekah baginya dan tidaklah kepunyaan seorang
itu dikurangi melainkan menjadi sedekah baginya.” (HR. Imam Muslim
Hadits no.1552)
2.Dari Anas bin Malik Rodhiyallahu ‘Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا, أَوْ يَزْرَعُ زَرْعًا فَيَأْكُلَ
مِنْهُ طَيْرٌ أَوْ إِنْسَانٌ أَوْ بَهِيْمَة ٌ إِلاَّ كَانَ لَهُ بِهِ
صَدَقَةٌ
“Tidaklah seorang muslim menanam pohon, tidak pula menanam tanaman
kemudian pohon/ tanaman tersebut dimakan oleh burung, manusia atau
binatang melainkan menjadi sedekah baginya.” (HR. Imam Bukhari hadits
no.2321)
3.Dari Jabir bin Abdullah Rodhiyallohu ‘Anhu dia berkata, telah bersabda Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi Wa Sallam:
فَلاَ يَغْرِسُ الْمُسْلِمُ غَرْسًا فَيَأْكُلَ مِنْهُ إِنْسَانٌ وَ لاَ
دَابَّةٌ وَ لاَ طَيْرٌ إِلاَّ كَانَ لَهُ صَدَقَةً إِلَى يَوْمِ
الْقِيَامَةِ
“Tidaklah seorang muslim menanam tanaman lalu tanaman itu dimakan
manusia, binatang ataupun burung melainkan tanaman itu menjadi sedekah
baginya sampai hari kiamat.” (HR. Imam Muslim hadits no.1552(10))
Al-Imam Abu Zakariyya Yahya Ibn Syarof An-Nawawiy -rahimahullah- berkata
menjelaskan faedah-faedah dari hadits yang mulia ini, “Di dalam
hadits-hadits ini terdapat keutamaan menanam pohon dan tanaman, bahwa
pahala pelakunya akan terus berjalan (mengalir) selama pohon dan tanaman
itu ada, serta sesuatu (bibit) yang lahir darinya sampai hari kiamat
masih ada. Para ulama silang pendapat tentang pekerjaan yang paling baik
dan paling afdhol. Ada yang berpendapat bahwa yang terbaik adalah
perniagaan. Ada yang menyatakan bahwa yang terbaik adalah kerajinan
tangan. Ada juga yang menyatakan bahwa yang terbaik adalah bercocok
tanam. Inilah pendapat yang benar. Aku telah memaparkan penjelasannya di
akhir bab Al-Ath’imah dari kitab Syarh Al-Muhadzdzab. Di dalam
hadits-hadits ini terdapat keterangan bahwa pahala dan ganjaran di
akhirat hanyalah khusus bagi kaum muslimin, dan bahwa seorang manusia
akan diberi pahala atas sesuatu yang dicuri dari hartanya, atau dirusak
oleh hewan, atau burung atau sejenisnya”.
Pahala sedekah yang dijanjikan oleh Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-
dalam hadits-hadits ini akan diraih oleh orang yang menanam, walapun ia
tidak meniatkan tanamannya yang diambil atau dirusak orang dan hewan
sebagai sedekah.Al-Hafizh Abdur Rahman Ibnu Rajab Al-Baghdadiy
-rahimahullah- berkata, “Lahiriah hadits-hadits ini seluruhnya
menunjukkan bahwa perkara-perkara ini merupakan sedekah yang akan diberi
ganjaran pahala bagi orang yang menanamnya, tanpa perlu maksud dan
niat”.
Penghijauan alias REBOISASI merupakan amalan sholeh yang mengandung
banyak manfaat bagi manusia di dunia dan untuk membantu kemaslahatan
akhirat manusia. Tanaman dan pohon yang ditanam oleh seorang muslim
memiliki banyak manfaat, seperti pohon itu bisa menjadi naungan bagi
manusia dan hewan yang lewat, buah dan daunnya terkadang bisa dimakan,
batangnya bisa dibuat menjadi berbagai macam peralatan, akarnya bisa
mencegah terjadinya erosi dan banjir, daunnya bisa menyejukkan pandangan
bagi orang melihatnya, dan pohon juga bisa menjadi pelindung dari
gangguan tiupan angin, membantu sanitasi lingkungan dalam mengurangi
polusi udara, dan masih banyak lagi manfaat tanaman dan pohon yang tidak
sempat kita sebutkan di lembaran sempit ini.
Jika demikian banyak manfaat dari REBOISASI alias penghijuan, maka tak
heran jika agama kita memerintahkan umatnya untuk memanfaatkan tanah dan
menanaminya sebagaimana yang dijelaskan oleh Nabi -Shallallahu alaihi
wa sallam- dalam hadits-hadits lainnya, seperti beliau pernah bersabda, |
“Jika hari kiamat telah tegak, sedang di tangan seorang diantara kalian
terdapat bibit pohon korma; jika ia mampu untuk tidak berdiri sampai ia
menanamnya, maka lakukanlah”. [HR. Ahmad ]
Ahli Hadits Abad ini, Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albaniy
-rahimahullah- berkata saat memetik faedah dari hadits-hadits di atas,
“Tak ada sesuatu (yakni, dalil) yang paling kuat menunjukkan anjuran
bercocok tanam sebagaimana dalam hadits-hadits yang mulia ini, terlebih
lagi hadits yang terakhir diantaranya, karena di dalamnya terdapat
targhib (dorongan) besar untuk menggunakan kesempatan terakhir dari
kehidupan seseorang dalam rangka menanam sesuatu yang dimanfaatkan oleh
manusia setelah ia (si penanam) meninggal dunia. Maka pahalanya terus
mengalir, dan dituliskan sebagai pahala baginya sampai hari kiamat”.
Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- tidak mungkin memerintahkan suatu
perkara kepada umatnya dalam kondisi yang genting dan sempit seperti
itu, kecuali karena perkara itu amat penting, dan besar manfaatnya bagi
seorang manusia. Semua ini menunjukkan tentang keutamaan “Go Green”
–semoga Allah memberikan balasan kebaikan bagi mereka-.
Saking besarnya manfaat dari penghijauan lingkungan , tanah yang dahulu
kering kerontang bisa berubah menjadi tanah subur. Sungai yang dahulu
gersang, dengan reboisasi bisa berubah menjadi berair.
Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- pernah bersabda dalam sebuah yang shohih,
“Tak akan tegak hari kiamat sampai tanah Arab menjadi tanah subur, dan sungai-sungai”. [HR. Ahmad]
Ketika para sahabat mendengarkan hadits-hadits ini, maka mereka
berlomba-lomba dan saling mendorong untuk melakukan program penghijauan
ini, karena ingin mendapatkan keutamaan dari Allah -Azza wa Jalla- di
dunia dan di akhirat berupa ganjaran pahala.
Para pembaca yang budiman, jika kita mau membuka sebagian kitab-kitab
hadits yang berisi keterangan dan petunjuk jalan hidup para salaf
(pendahulu) kita dari kalangan sahabat dan generasi setelahnya, maka
kita akan mendapatkan manusia-manusia yang memiliki semangat dalam
menggalakkan perintah Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- dalam perkara
ini.
Seorang tabi’in yang bernama Umaroh bin Khuzaimah bin Tsabit Al-Anshoriy Al-Madaniy -rahimahullah- berkata,
“Aku pernah mendengarkan Umar bin Khoththob berkata kepada bapakku, “Apa
yang menghalangi dirimu untuk menanami tanahmu?” Bapakku berkata kepada
beliau, “Aku adalah orang yang sudah tua, akan mati besok”. Umar
berkata kepadanya, “Aku mengharuskan engkau (menanamnya). Engkau harus
menanamnya!” Sungguh aku melihat Umar bin Khoththob menanamnya dengan
tangannya bersama bapakku”. [HR. Ibnu Jarir Ath-Thobariy ]
Al-Imam Al-Bukhoriy -rahimahullah- meriwayatkan sebuah atsar dari Nafi’ bin Ashim bahwa,
“Dia pernah mendengar Abdullah bin Amer -radhiyallahu anhu- berkata
kepada keponakannya yang telah keluar dari kebunnya, “Apakah para
pekerjamu sedang bekerja?” Keponakannya berkata, “Aku tak tahu”. Beliau
berkata, “Ingatlah, andaikan engkau adalah orang Tsaqif, maka engkau
akan tahu tentang sesuatu yang dikerjakan oleh para pekerjamu”. Kemudian
beliau menoleh kepada kami seraya beliau berkata, “Sesungguhnya
seseorang bila bekerja bersama para pekerjanya di kampungnya atau
hartanya, maka ia adalah pekerja diantara pekerja-pekerja Allah -Azza wa
Jalla-”. [HR. Al-Bukhoriy ]
Amer bin Dinar -rahimahullah- berkata,
“Amer bin Al-Ash pernah masuk ke dalam suatu kebun miliknya di Tho’if
yang dinamai dengan “Al-Wahthu”. Di dalamnya terdapat satu juta batang
kayu. Beliau telah membeli setiap kayu dengan harga satu dirham.
Maksudnya, beliau menegakkan dengannya batang-batang anggur”. [HR. Ibnu
Asakir dalam Tarikh Dimasyqo (46/182)]
Para pembaca yang budiman, perhatikanlah sahabat Amer bin Al-Ash telah
berani berkorban demi memelihara tanaman-tanaman yang terdapat dalam
kebunnya. Semua ini menunjukkan kepada kita tentang semangat para
sahabat Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- dalam melaksanakan perintah
dan anjuran beliau dalam menghijaukan lingkungan. Maka contohlah mereka
dalam perkara ini, niscaya kalian mendapatkan keutamaan sebagaimana yang
mereka dapatkan. Namun satu hal perlu kita ingat bahwa usaha dan
program penghijauan seperti ini terpuji selama tidak melalaikan kita
dari kewajiban, seperti jihad, sholat berjama’ah, mengurusi anak dan
keluarga atau kewajiban-kewajiban lainnya. Jika melalaikan, maka hal itu
tercela!!
Wallohu A'lam Bishshowab