MAHA suci Allah yang telah mempercayakan kesempurnaan fisik dan mental
kepada kita setelah melewati proses penciptaan yang panjang dalam
kehidupan ini. Tujuan Allah SWT memberikan kesempurnaan kepada kita
adalah agar kita dapat melihat, mendengar, dan merasakan betapa besar
dan luar biasa semua ciptaan-Nya. Maka dengan kesempurnaan yang didapat
dari proses yang panjang itu, saudaraku, apa lagikah yang menyebabkan
kita harus mengingkari kekuasaan-Nya sehingga kita tidak bersyukur atas
apa-apa yang telah Dia berikan kepada kita?
قُلْ هُوَ الَّذِي أَنْشَأَكُمْ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالأبْصَارَ وَالأفْئِدَةَ قَلِيلا مَا تَشْكُرُونَ
“Katakanlah, ‘Dialah yang menciptakan kalian dan menjadikan pendengaran,
penglihatan dan hati nurani bagi kalian. (Tatapi) sedikit sekali kalian
bersyukur’,”(QS. Al-Mulk: 23).
Surah al-Mulk ayat 23 ini merupakan salah satu dari sekian banyak ayat
yang berbicara tentang penciptaan manusia. Pada ayat ini, proses
penciptaan manusia hanya disinggung sekilas lewat kata ansya ‘akum.
Sementara di beberapa ayat lain, proses penciptaan dijelaskan dengan
cukup rinci.
Salah satu kisah yang dituturkan al-Qur`an adalah kisah Nabi Adam Alayhi
al-Salām . Kisah nabi Adam Alayhi al-Salām dituturkan dalam
fragmen-fragmen yang tersebar di berbagai surat. Masing-masing fragmen
dituturkan dalam konteks wacana, style bahasa, dan sifat keluasan cerita
yang berbeda. Jadi, kisah nabi Adam Alayhi al-Salām disebutkan lebih
dari sekali di tempat yang berbeda tetapi dengan style bahasa, sifat
keluasan dan dalam konteks wacana yang berbeda.
Hal itu dapat dipahami, sebab al-Qur`an bukanlah teks sejarah, meskipun
di dalamnya terdapat kisah-kisah yang menceritakan tokoh dan kehidupan
di masa lampau. Tujuan utama penuturan kisah masa lalu dalam al-Qur`an
bukanlah untuk memenuhi hasrat keingin-tahuan manusia akan cerita
sejarah, tetapi lebih merupakan upaya untuk menjadikan sejarah sebagai
pelajaran. Karena itu, al-Qur`an hanya mengmabil bagian-bagian
terpenting dari suatu sejarah yang dapat dijadikan pelajaran bagi
kehidupan umat manusia.
لَقَدْ كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِأُولِي الْأَلْبَابِ …
Dengan demikian kisah-kisah dalam al-Qur`an bukanlah suatu cerita yang
lengkap yang meliput berbagai aspek peristiwa. Seringkali tidak terdapat
penyebutan tempat atau waktu kejadian, apalagi urutan ruang dan waktu.
Nabi Adam as proses penciptaannya benar-benar detail. Bahkan, di
beberapa ayat, Allah ta’ala mengurai mengenai kejadian Nabi Adam as. Di
mana secara khusus di surat al-baqarah dibahas mengenai penciptaan
manusia pada ayat ke 30-39. Jelas sekali, bahwa penciptaan Nabi Adam,
terlepas dari proses penciptaannya, benar-benar memegang amanah sebagai
seorang khalifah Allah ta’ala di muka bumi. Yang tugas mulianya adalah
menciptakan kehidupan yang serba seimbang. Yang sebelumnya banyak
diwarnai dengan peperangan, pertumpahan darah, dan dis-harmoni.
Manusia yang kemudian mendapat amanah menjadi khalifah Allah di muka
bumi. Yang disebut Adam. Karena memang diciptakan dari tanah. Ada tanah
liat. Tanah tembikar. Tanah lumpur hitam. Yang kesemuanya secara proses
yang sangat revolusioner, ditiupkan ruh Allah kepada Adam tersebut.
Jadi, proses kejadian Adam secara personal benar-benar dari tanah. Baru
setelah hidup berdampingan dengan Ibunda Hawa as. Regenasi Adam
mengalami proses bilogis seperti lazimnya kejadian manusia dalam
sejarahnya. 8)
الَّذِي أَحْسَنَ كُلَّ شَيْءٍ خَلَقَهُ وَبَدَأَ خَلْقَ الْإِنْسَانِ مِنْ
طِينٍ (7) ثُمَّ جَعَلَ نَسْلَهُ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ مَاءٍ مَهِينٍ (8)
Artinya : “yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya
dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian dia menjadikan
keturunannya dari saripati air yang hina (air mani). (Q.s. As-Sajdah
[32] : 7-8)
Di dalam Al Qur’an tersebut merupakan Teori Penciptaan Manusia yang menjelaskan 2 kategori :
Menjelaskan tentang penciptaan Nabi Adam yang oleh Allah diciptakan dari
tanah yang kering kemudian dibentuk oleh Allah dengan bentuk yang
sebaik-baiknya.
Menjelaskan bahwa dari penciptaan adam akan menjadikan keturunannya (cucu adam) yang berasal dari air yang hina ( air mani ).
Maka dapat kita ambil kesimpulan berarti hakekatnya kita diciptakan
berasal dari tanah, yang menjadi persoalan adalah apa hubungannya tanah
dengan air mani. Untuk itu itu dijelaskan dalam hadits dari Imam Ahmad
yang diriwayatkan dari Abu Musa, dari Nabi Muhmmad saw, beliau bersabda :
"إِنَّ اللهَ خَلََقَ آدَمَ مِنْ قَبْضَةٍ قَبَضَهَا مِنْ جمَِيْعِ
الْأَرْضِ، فَجَاءَ بَنُوْ آدَمَ عَلَى قَدْرِ الْأَرْضِ، جَاءَ مِنْهُمُ
اْلأَحْمَرُ وَالْأَبْيَضُ وَالْأَسْوَدُ ، وَبَيْنَ ذَلِكَ،وَالسَّهْلُ وَ
الحَزْنُ وَالْخَبِيْثُ وَالطِّيْبُ، وَبَيْنَ ذَلِكَ".
“sesungguhnya Allah menciptakan Adam dari satu genggaman tanah yang
digenggam-Nya dari seluruh permukaan bumi. Kemudian anak-anak adam
datang sesuai dengan kadar warna tanah. Diantara merekaada yang merah,
putih, hitam, dan perpaduan antara warna-warni tersebut, ada yang lembut
dan ada yang kasar (keras), ada yang jahat dan ada juga yang baik, atau
diantara keduanya”.
Ini menunjukan bahwa antara tanah dengan air mani (saripati tanah) ada
kaitannya, karena didalam hadits tersebut dijelaskan bahwa karakter
serta warna kulit itu tergantung tanah. Yang menjadi perosalan bagaimana
tanah itu bisa menjadikan karakter serta warna kulit. Tentu ini perlu
penjelasan yang lebih mendalam karena yang dimaksud طِينٍ (tanah) pada
surat As-Sajdah :7 adalah saripati tanah. Karena telah dijelaskan dalam
surat al-mu’minun ayat 12
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ طِينٍ
“dan sungguh, kami telah menciptakaan manusia dari saripati (berasal) dari tanah”.
Didalam tafsir ibnu katsir dijelaskan bahwa Alah Ta’ala berfirman seraya
memberitahukan mengenai penciptaan manusia dari saripati (berasal) dari
tanah yang dimaksud adalah nabi Adam.
Maka dari itu sudah jelas bahwa air mani itu lahir dari darah yang
terjadi dari makanan, baik yang bersifat hewani maupun yang bersifat
nabati. Makanan yang bersifat hewani akan berakhir pada makanan yang
bersifat nabati. Dan tumbuh – tumbuhan lahir dari saripati tanah dan
air. Jadi, pada hakekatnya manusia lahir dari saripati tanah, kemudian
saripati itu mengalami perkembangan kejadian hingga menjadi air mani.
Hadis tentang penciptaan Manusia pertama
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى الله
عَلَيه وسَلَّم، قَالَ : إِنَّ اللَّهَ خُلِقَ آدَمَ مِنْ تُرَابٍ، ثُمَّ
جَعَلَهُ طِينًا، ثُمَّ تَرَكَهُ حَتَّى إِذَا كَانَ حَمَأً مَسْنُونًا
خَلَقَهُ وَصَوَّرَهُ، ثُمَّ تَرَكَهُ، حَتَّى إِذَا كَانَ صَلْصَالاً
كَالْفَخَّارِ، قَالَ : فَكَانَ إِبْلِيسُ يَمُرُّ بِهِ، يَقُولُ : لَقَدْ
خُلِقْتَ لأَمْرٍ عَظِيمٍ، ثُمَّ نَفَخَ اللَّهُ فِيهِ مِنْ رُوحِهِ،
وَكَانَ أَوَّلَ شَيءٍ جَرَى فِيهِ الرُّوحُ بَصَرَهُ وَخَشاَ شِيمَهُ
فَعَطَسَ ، فَقال الحمدلله ، فَقَالَ الله : يَرْحَمُكَ رَبُّكَ (رواه
الترمذى)
Dari Abu Hurairah ra. Dari Nabi Saw berkata: sesungguhnya Allah
menciptakan Adam dari tanah kemudian menjadikannya sebagai tanah liat
lalu meninggalkannya. Hingga ketika telah menjadi lumpur yang busuk, dia
menciptakannya dan membentuknya kemudian meninggalkannya, hingga ketika
telah menjadi shalshal (tanah liat bercampur pasir) maka iblis lewat
padanya seraya berkata, sunggunh engkau telah diciptakan untuk urusan
yang besar. Kemudian Allah meniupkan padanya dari ruh-Nya. Adapun bagian
yang pertama kali ruh berjalan padanya adalah pandangannya serta lubang
hidungnya. Maka ia bersin dan berkata alhamdulillah (segala puji bagi
Allah) Allah berfirman, Tuhanmu merahmatimu. HR Tirmidzi
Hadis di atas menceritakan bagaimana proses penciptaan Nabi Adam as.
Nabi Adam pertama kali diciptakan dari tanah, yang dimaksud tanah di
sini adalah unsur-unsur zat asli yang terdapat di dalam tanah yang
dinamai zat-zat anorganis. Kemudian Allah menjadikan turab ituthin dan
yang dimaksud thin adalah atom zat air atau hidrogenium.
Shalshal adalah tanah kering yang belum disentuh api. Apabila engkau
menggerakkannya maka engkau akan mendengar bunyi, jika telah dibakar
dengan api dinamakan fakhkar.
Dari semua unsur yang disebutkan di atas jika dilihat dari ilmu
pengetahuan maka proses penciptaan Nabi Adam adalah dengan adanya
persenyawaan. Lebih jelasnya persenyawaan antara fakhkhar, shalshal,
hamaain dan thinkemudian bersenyawa dengan zat besi (Ferrum), Yodium,
Kalium, Silcum dan mangaan. Dalam proses persenyawaan tersebut, lalu
terbentuklah zat yang dinamai protein. Inilah yang disebut "Turab"
(zat-zat anorganis). Salah satu diantara zat-zat anorganis yang
terpandang penting ialah "Zat Kalium", yang banyak terdapat dalam
jaringan tubuh, teristimewa di dalam otot-otot. Zat Kalium ini dipandang
terpenting oleh karena mempunyai aktivitas dalam proses hayati, yakni
dalam pembentukan badan halus. Dengan berlangsungnya "Proteinisasi",
menjelmakan "proses penggantian" yang disebut "Substitusi". Setelah
selesai mengalami substitusi, lalu menggempurlah electron-electron
cosmic yang mewujudkan sebab pembentukan (Formasi), dinamai juga "sebab
ujud" atau Causa Formatis.
Adapun Sinar Cosmic itu ialah suatu sinar mempunyai kemampuan untuk
merubah sifat-sifat zat yang berasal dari tanah. Maka dengan mudah sinar
cosmic dapat mewujudkan pembentukan tubuh manusia (Adam) berupa badan
kasar (jasmaniah), yang terdiri dari badan, kepala, tangan, mata, hidung
telinga dan seterusnya. Sampai disinilah ilmu pengetahuan exact dapat
menganalisa tentang pembentukan tubuh kasar (jasmaniah, jasmani
manusia/Adam). Sedangkan tentang rohani (abstract wetenschap) tentu
dibutuhkan ilmu pengetahuan yang serba rohaniah pula, yang sangat erat
hubungannya dengan ilmu Metafisika.
Begitulah proses penciptaan Adam menurut hadis di atas yang mana jika
dilihat dari ilmu penegetahuan maka proses penciptaannya melalui proses
persenyawaan seperti penjelasan di atas.
Dalam hadis Bukhori juga disebutkan bahwa Nabi Adam diciptakan dengan
tinggi badan enam puluh hasta, hadis tersebut berbunyi sebagai berikut:
عن أبي هريرة رضي الله عنه عن النبي صَلَّى الله عَلَيه وسَلَّم، قَالَ :
خُلِقَ اللَّه آدمَ، وَطُوْلُهُ سِتُّونَ ذِرَاعًا ثم قال: اِذْهَبْ
فَسَلِّمْ على أُوْلَئِكَ مِنَ الْمَلَائِكَةِ فَاسْتَمِعْ مَا
يُحَيُّونَكَ، تَحِيَّتَكَ وَ تَحِيَّةُ ذُرِّيَّتِكَ، فقال السلام عليكم
فقلوا السلام عليك ورحمة الله، فزَادُوْهُ (ورحمة الله) فَكُلُّ مَنْ
يَدْخُلُ الْجَنَّة على صورة آدمَ، فَلَمْ يَزَلْ الْخَلْقُ يَنْقُصُ حتى
الآن (رواه البخارى)
“dari Abu Hurairah ra, dari Nabi Saw bersabda, Allah menciptakan Adam
dan panjangnya 60 hasta kemudian Allah berfirman, pergilah dan ucapkan
salam kepada para malaikat itu lalu dengarkan penghormatan yang mereka
ucapkan, beliau berkata, assalamu’alaikum. Mereka menjawab
assalamu’alaika warahmatullah. Mereka menambah kalimat warahmatullah.
Setiap orang yang masuk surga sama seperti postur Adam. Ciptaan terus
berkurang hingga saat ini.HR Bukhori.
Riwayat ini menguatkan pandangan bahwa maksud kata ganti pada hadis itu
adalah Adam. Dengan demikian maknanya adalah Allah menjadikan adam
sebagaimana adanya tanpa mengalami pertumbuhan setahap demi setahap dan
tidak berada di dalam rahim dalam fase-fase tertentu sebagaimana
keturunannya, bahkan Allah menciptakannya langsung menjadi seorang
laki-laki yang sempurna sejak awal ruh ditiupkan. Kemudian beliau
menyebutkan sesudahnya dan panjangnya enam puluh hasta maka maksud dari
kata ganti nya di sini adalah Adam.
Secara zahir, adam sangatlah tinggi pada awal mula penciptaannya.
Sementara makna zahir hadis menyatakan bahwa tinggi adam sejak awal
adalah 60 hasta, dan inilah yang dijadikan pegangan.
(semua yang masuk surga sebagaimana bentuk adam). Maksudnya
sebagaimana sifatnya. Hal ini menunjukkan bahwa sifat-sifat yang
menunjukkan kekurangan, misalnya hitam dan lain sebagainya maka akan
hilang ketika masuk surga. (ciptaan terus berkurang hingga saat
ini)maksudnya bahwa setiap abad perkembangan ketinggian mereka semakin
berkurang dibandingkan dengan abad sebelumnya. Pengurangan ini berakhir
hingga umat ini, dan setelah itu keadaan menjadi stabil.
Proses Tahapan Penciptaan Manusia
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ طِينٍ (12) ثُمَّ
جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ (13) ثُمَّ خَلَقْنَا
النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا
الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ
خَلْقًا آَخَرَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ (14) ثُمَّ
إِنَّكُمْ بَعْدَ ذَلِكَ لَمَيِّتُونَ (15) ثُمَّ إِنَّكُمْ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ تُبْعَثُونَ (16(
Artinya : “dan sungguh, kami telah menciptakaan manusia dari saripati
(berasal) dari tanah(12). Kemudian kami menjadikannya air mani (yang
disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim)(13). Kemudian air mani itu
kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu kami
jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang
belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian,
kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Mahasuci Allah,
pencipta yang paling baik (14). Kemudian setelah itu, sungguh kamu pasti
mati (15). Kemudian, sungguh kamu akan dibangkitkan (dari kuburmu) pada
hari kiamat(16)”. (Q.s Al-Mu’minun [23]: 12-16)
Didalam ayat tersebut dapat dijelaskan bahwa bahwa tahapan – tahapan penciptaan manusia berawal dari :
1. Fase Nuthfah
Kami telah menjadikan manusia dari saripati tanah. Segolongan ahli
tafisr menyatakan bahwa yang dimaksud dengan manusia disini adalah anak
adam. Mereka berkata:“Nuthfah-nuthfah itu adalah darah yang berasal dari
makanan, baik daging maupun tumbuhan. Tumbuhan itu berasal dari zat-zat
yang terdapat dalam tanah dan air. Karena itu, manusia itu sebenarnya
berasal dari saripati tanah, yang kemudian berproses melalui air mani
(sperma).
Ada yang berkata bahwa yang dimaksud manusia disini adalah adam dan
anak-anak keturunannya, bukan adam saja dan bukan anak keturunannya
saja. Adam diciptakan oleh Allah dari tanah liat. Anak keturunan adam
dijadikan dari air mani, air mani dari darah, dan darah berasal dari
makanan, baik makanan dari bahan baku tumbuhan ataupun daging, dan
keduanya berasal dari tanah (bumi). Jika demikian halnya, maka manusia
mutlak dijadikan dari tanah sebagaimana yang telah dinashkan dalam surat
di atas.
Kemudian nuthfah yang ditempatkan dalam shulbi (tulang sumsum) ayah,
yangkemudian dimasukan ke dalam rahim si ibu. Setelah bertemu dengan sel
telur ibu, maka terpeliharalah dalam rahim menjadi bayi sampai hari
kelahirannya. Sebagaimna dijelaskan juga didalam surat Ath-Thariq (86) :
5-7 :
فَلْيَنْظُرِ الْإِنْسَانُ مِمَّ خُلِقَ (5) خُلِقَ مِنْ مَاءٍ دَافِقٍ (6) يَخْرُجُ مِنْ بَيْنِ الصُّلْبِ وَالتَّرَائِبِ (7)
“Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apadiciptakan(5). Manusia
diciptakan dari air yang terpancar(6) yang keluar dari antara tulang
shulbi dan tara’ib“.
Yang dimaksud dengan (air yang terpancar) adalah sperma yang dicurahkan
ke rahim seorang perempuan yang berasal dari tulang punggung lelaki
(Shulb). Sementara Tara’ib merupakan organ khusus perempuan, yaitu
bagian tubuh tempat mengeuarkan cairan yang membawa sel telur ketika
seorang perempuan melakukan hubungan seksual dengan lelaki. Sperma yang
memancar itu akan bertemu dengan sel telur sehingga mengakibatkan
terjadinya kehamilan. Berpuluh-puluh abad setelah turunnya ayat ini,
secara ilmiah ditemukan bahwa kehamilan hanya dapat terjadi dari
pertemuan dua cairan, sperma lelaki yang keluar dari shulbi dan
perempuan yang keluar dari tara’ib.
Selama persetubuhan seksual, 250 juta sperma terpancar dari si laki-laki
pada satu waktu. Sperma-sperma melakukan perjalanan 5-menit yang sulit
di tubuh si ibu sampai menuju sel telur. Hanya seribu dari 250 juta
sperma yang berhasil mencapai sel telur. Sel telur, yang berukuran
setengah dari sebutir garam, hanya akan membolehkan masuk satu sperma.
Artinya, bahan manusia bukan mani seluruhnya, melainkan hanya sebagian
kecil darinya. Ini dijelaskan dalam Al-Qur'an :
أَلَمْ يَكُ نُطْفَةً مِنْ مَنِيٍّ يُمْنَى (37) ثُمَّ كَانَ عَلَقَةً
فَخَلَقَ فَسَوَّى (38) فَجَعَلَ مِنْهُ الزَّوْجَيْنِ الذَّكَرَ
وَالْأُنْثَى (39)
“Bukankah dia mulanya hanya setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam
rahim)(37). Kemudian (mani itu) menjadi sesuatu yang melekat, lalu Allah
menciptakannya dan menyempurnakannya (38). Lalu dia menjadikan darinya
sepasang laki-laki dan perempuan (39).(al-Qiyamah [75] : 37 – 39)
Seperti yang telah kita amati, Al-Qur'an memberi tahu kita bahwa manusia
tidak terbuat dari mani selengkapnya, tetapi hanya bagian kecil
darinya. Bahwa tekanan khusus dalam pernyataan ini mengumumkan suatu
fakta yang baru ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern itu merupakan
bukti bahwa pernyataan tersebut berasal dari Ilahi.
Pada ayat diatas, kita saksikan air mani yang dipancarkan ke rahim. Dari
keseluruhan sperma berjumlah sekitar 250 juta yang dipancarkan dari
tubuh pria, hanya sedikit sekali yang berhasil mencapai sel telur.
Sperma yang akan membuahi sel telur hanyalah satu dari seribu sperma
yang mampu bertahan hidup. Fakta bahwa manusia tidak diciptakan dengan
menggunakan keseluruhan air mani, tapi hanya sebagian kecil darinya,
dinyatakan dalam Al Qur'an dengan ungkapan, "setetes mani yang
ditumpahkan".
Sperma terbentuk di dalam testis (biji pelir) yang menurut penegasan
disiplin embriologi terdiri dari sel-sel yang bertempar di bawah dua
ginjal di pinggang, kemudian turun ke bawah perut pada minggu-minggu
terakhir kehamilan. Sperma laki-laki mengandung unsur–unsur pokok
sebagai berikut :
Spermatozoa, yang musti memancar kuat dan bergerak aktif jika ingin menghasilkan pembuahan.
Bahan postagladin yang bisa menyebabkan pengerutan pada rahim, sehingga membantu perpindahan spermatozoa ke tempat pembuahan.
Campuran Dalam Air Mani
Cairan yang disebut mani tidak mengandung sperma saja. Cairan ini justru
tersusun dari campuran berbagai cairan yang berlainan. Cairan-cairan
ini mempunyai fungsi-fungsi semisal mengandung gula yang diperlukan
untuk menyediakan energi bagi sperma, menetralkan asam di pintu masuk
rahim, dan melicinkan lingkungan agar memudahkan pergerakan sperma.
Yang cukup menarik, ketika mani disinggung di Al-Qur'an, fakta ini, yang
ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern, juga menunjukkan bahwa mani itu
ditetapkan sebagai cairan campuran:
إِنَّا خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ نُطْفَةٍ أَمْشَاجٍ نَبْتَلِيهِ فَجَعَلْنَاهُ سَمِيعًا بَصِيرًا (2)
Artinya : “sungguh, kami telah menciptakan manusia dari setetes mani
yang bercampur yang kamihendak mengujinya (dengan perintah dan
larangan), karena itu kami jadikan dia mendengar dan melihat”(Q.s.
Al-Insan [76] : 2)
Di ayat lain, mani lagi-lagi disebut sebagai campuran dan ditekankan bahwa manusia diciptakan dari "bahan campuran" ini:
الَّذِي أَحْسَنَ كُلَّ شَيْءٍ خَلَقَهُ وَبَدَأَ خَلْقَ الْإِنْسَانِ مِنْ
طِينٍ (7) ) ثُمَّ جَعَلَ نَسْلَهُ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ مَاءٍ مَهِينٍ (8)
"Dialah Yang menciptakan segalanya dengan sebaik-baiknya, Dia mulai
menciptakan manusia dari tanah liat. Kemudian Ia menjadikan keturunannya
dari sari air yang hina." (Al Qur'an, 32:7-8)
Kata Arab " سُلَالَةٍ", yang diterjemahkan sebagai "sari", berarti
bagian yang mendasar atau terbaik dari sesuatu. Dengan kata lain, ini
berarti "bagian dari suatu kesatuan". Ini menunjukkan bahwa Al Qur'an
merupakan firman dari Yang Berkehendak Yang mengetahui penciptaan
manusia hingga serinci-rincinya. Yang Berkehendak ini ialah Pencipta
manusia.
Desain pada sperma
Sperma adalah sel yang bertugas membawa informasi genetis laki-laki ke
sel telur dalam tubuh wanita. Bila diamati lebih dekat, sperma terlihat
persis seperti sebuah mesin yang khusus didesain untuk mengangkut muatan
ini. Bagian depan sperma tertutup oleh perisai. Terdapat sebuah lapisan
perisai lain di bawah lapisan pertama tersebut, dan di bawah lapisan
kedua ini terdapat kargo muatan yang dibawa oleh sperma tersebut. Dalam
muatan ini terdapat 23 kromosom yang dimiliki oleh lelaki tersebut.
Segala informasi mengenai tubuh manusia, bahkan sampai yang paling
detail, tersimpan dalam kromosom ini. Agar seorang anak manusia
terbentuk, 23 kromosom dalam sperma harus bersatu dengan 23 kromosom
dalam sel telur Ibu. Dengan cara demikian, bahan dasar pertama manusia
berupa 46 kromosom akan terbentuk. Sistem perisai pada kepala sperma
tersebut akan melindungi muatan berharga ini dari segala mara bahaya
selama perjalanannya. Tapi, desain pada sperma tidak terbatas sampai di
sini. Terdapat mesin bertenaga sangat kuat di bagian tengah sperma.
Bagian belakang mesin tersebut terhubungkan dengan ekor sperma. Daya
yang dihasilkan mesin ini memutar ekor bagaikan kipas angin dan
memungkinkan sperma meluncur dengan cepat. Karena terdapat mesin di
bagian tengah, ia membutuhkan bahan bakar yang memungkinkannya bekerja.
Kebutuhan ini telah diperhitungkan, dan bahan bakar paling produktif
untuk mesin tersebut, yaitu fruktosa, telah tersedia dalam bentuk cairan
yang melingkupi sperma. Dengan cara demikian, bahan bakar untuk mesin
tersebut telah tersedia di sepanjang perjalanan yang akan ia tempuh.
Dengan desain yang sempurna ini, sang sperma bergerak cepat dan langsung
mengarah ke sel telur. Ketika ukuran panjang sperma dan jarak perjalan
yang ia tempuh tersebut kita cermati, akan terlihat bahwa sperma
layaknya sebuah mesin berkecepatan tinggi.
Pembuatan mesin-mesin ajaib ini dilakukan dengan cara yang sangat ahli.
Di dalam tiap testis, yang merupakan pusat produksi sperma, terdapat
tabung mikroskopis dengan panjang total mencapai 500 meter. Proses
produksi di dalam tabung-tabung mungil ini persis layaknya sistem
perakitan menggunakan ban berjalan pada pabrik modern. Bagian perisai,
mesin, dan ekor sperma dipasang satu per satu secara bergantian. Yang
muncul sebagai hasilnya adalah sebuah keajaiban teknik yang luar biasa.
Kita hendaknya berpikir sejenak menghadapi kenyataan ini. Bagaimana
sel-sel yang tidak memiliki kemampuan berpikir ini mengetahui bagaimana
mempersiapkan sperma dalam bentuk yang tepat, padahal mereka sama sekali
tidak mengetahui seluk-beluk tubuh wanita? Bagaimana mereka belajar
membuat perisai, mesin dan ekor yang akan dibutuhkan oleh sperma ketika
berada dalam tubuh sang ibu? Dengan kecerdasan apa mereka dapat merakit
komponen-komponen ini dalam urutan yang benar ? Bagaimana mereka tahu
bahwa sperma akan membutuhkan fruktosa ? Bagaimana mereka belajar
membuat sebuah mesin yang bergerak dengan bahan bakar fruktosa? Hanya
ada satu jawaban atas semua pertanyaan ini. Sperma dan air mani yang
mereka tempati diciptakan secara khusus oleh Allah demi kelestarian umat
manusia.
2. Fase ’Alaqoh (segumpal darah)
Ibnu Abbas menganggap bahwa ’Alaqoh adalah sejenis lintah hitam.
Dinamakan ’alaqoh karena jika diletakkan di bagian tubuh manapun dari
manusia, ia akan menghisap darah yang rusak. Ketika ilmu pengetahuan
kian maju, mikroskop makin canggih, dan para ilmuwan berhasil mengetahui
bentuk dan proses pembentukan spermatozoa, menjadi jelaslah bahwa
spermatozoa sangat mirip dengan seekor lintah yang disebutkan Ibnu
Abbas. Spermatozoa memiliki kepala dan ekor sama dengan lintah.
’alaqoh menurut ahli bahasa memiliki pengertian yang bermacam-macam diantaranya :
Lintah yang hidup dalam kolam yang menghisap darah makhluk lain.
Sesuatau yang bergantung dengan makhluk lain.
Arah yang membeku / mengeras.
Namun keseluruhan makna ’alaqoh ini memang sesuai dan cocok dengan
realitas janin manusia setelah tertanam di dinding rahim yang
tampakseperti lintah (leech) selain itu juga menempel pada dinding rahim
melalui tali pusar dan didalamnya terdapat pembuluh-pembuluh darah yang
membentuk jaringan pulau-pulau tertutup sehingga memberi kesan bahwa
darah tersebut beku.
Awalnya Hanya Bersel Satu Makhluk hidup bersel satu yang tak terhitung
jumlahnya mendiami bumi kita. Semua makhluk bersel satu ini berkembang
biak dengan membelah diri, dan membentuk salinan yang sama seperti diri
mereka sendiri ketika pembelahan ini terjadi. Embrio yang berkembang
dalam rahim ibu juga memulai hidupnya sebagai makhluk bersel satu, dan
sel ini memperbanyak diri dengan cara membelah diri, dengan kata lain
membuat salinan dirinya sendiri.
Bahkan sebelum manusia mulai mengetahui keberadaan dirinya sendiri,
Allah telah memberi bentuk pada tubuh mereka, dan menciptakan manusia
normal dari sebuah sel tunggal. Adalah kewajiban bagi setiap orang di
dunia untuk merenungkan kenyataan ini. Dan kewajiban Anda adalah untuk
memikirkan bagaimana anda lahir ke dunia ini, dan kemudian bersyukur
kepada Allah. Jangan lupa bahwa Tuhan kita, yang telah menciptakan tubuh
kita sekali, akan mencipta kita lagi setelah kematian kita, dan akan
mempertanyakan segala nikmat yang telah diberikan-Nya kepada kita. Hal
ini amatlah mudah bagi-Nya. Mereka yang melupakan penciptaan diri mereka
sendiri dan mengingkari kehidupan akhirat, benar-benar telah tertipu.
Allah berfirman tentang orang-orang ini dalam Alquran:
Perjalan sperma menuju rahim
Pertama-tama sel telur yang sudah matang dalam arti yang sudah siap
dibuahi memulai perjalananya dari organ yang disebut tuba fallopi menuju
rahim dengan bantuan rambut halus yang disebut syilia yang membantu sel
telur menuju tempat yang benar.
Jika sel telur bertemu dengan sel sperma maka berlangsunglah proses
fertilisasi didalam saluran telur sehingga terbentuklah zigot yang
terdiri atas satu sel (banyak sel tapi hanya satu sel). Zigot yang
terbentuk terus bergerak menuju ke rahim untuk untuk kemudian menempel
pada dinding rahim itu disebut Implantasi.
Pada tahap awal perkembangannya, bayi dalam rahim ibu berbentuk zigot,
yang menempel pada rahim agar dapat menghisap sari-sari makanan dari
darah ibu. Informasi ini, yang ditemukan oleh embriologi modern, secara
ajaib telah dinyatakan dalam Al Qur'an 14 abad yang lalu dengan
menggunakan kata "'alaq", yang bermakna "sesuatu yang menempel pada
suatu tempat" dan digunakan untuk menjelaskan lintah yang menempel pada
tubuh untuk menghisap darah.
Ketika sperma dari laki-laki bergabung dengan sel telur wanita, intisari
bayi yang akan lahir terbentuk. Sel tunggal yang dikenal sebagai
"zigot" dalam ilmu biologi ini akan segera berkembang biak dengan
membelah diri hingga akhirnya menjadi "segumpal daging". Tentu saja hal
ini hanya dapat dilihat oleh manusia dengan bantuan mikroskop.
Namun, zigot tersebut tidak melewatkan tahap pertumbuhannya begitu saja.
Ia melekat pada dinding rahim seperti akar yang kokoh menancap di bumi
dengan carangnya. Melalui hubungan semacam ini, zigot mampu mendapatkan
zat-zat penting dari tubuh sang ibu bagi pertumbuhannya. (Moore, Keith
L., E. Marshall Johnson, T. V. N. Persaud, Gerald C. Goeringer,
Abdul-Majeed A. Zindani, and Mustafa A. Ahmed, 1992, Human Development
as Described in the Qur'an and Sunnah, Makkah, Commission on Scientific
Signs of the Qur'an and Sunnah)
3. Fase Mudghah (segumpah daging)
Menurut pengertian etimologis (bahasa),mudhghah berarti benda yang
dikunyah dan dimamah oleh igi. Istilah mudhghah menunjukkan gambaran
detail tentang realistis fase perkembangan janin in, dimana janin sudah
berbentuk seperti benda kunyahan yang selalu berubah bentuknya.
Munculnya kepingan-kepingan somites di dalam janin dan keragamannya
mirip dengan bentuk karakter gigi ketika mengunyah. Aktifitas janin yang
berputar-putar dan membolak-balik di dalam rahim juga mirip dengan
pembolak-balikan potongan benda yang dikunyah di dalam mulut. Dan salah
satu sifat dan karakter benda mamahan adalah ia bisa memanjang dan
berubah bentuk ketika dikunyah. Dan inilah yang terjadi paa janin dalam
fase ini.
Urutan kemunculan fase mudhghah stelaha fase ’alaqoh sama persis dengan apa yang dimaktub dalam al-Qur’an :
فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا
“dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang”(Q.s. Al-Mi’minun [23]: 14 ).
Adanya dua tahapan pembentukan dalam fase mudhghah ini, yaitu tahap
pra-pembentukan dan tahap pembentukan (fashioning)juga persis seperi
penjelasan Al-Qur’an :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِنَ الْبَعْثِ فَإِنَّا
خَلَقْنَاكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ
مِنْ مُضْغَةٍ مُخَلَّقَةٍ وَغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِنُبَيِّنَ لَكُمْ
وَنُقِرُّ فِي الْأَرْحَامِ مَا نَشَاءُ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى…
“Hai manusia, kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka
(ketahuilah)sesungguhya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian
dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal
daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar kami
jelaskan kepadamu dan kami tetapkan dalam rahim, apa yang kami kehendaki
sampai waktu yang sudah ditentukan.” (Q.s AlHajj [22] : 5).
Bisa dilihat di sini bahwa mudhghah memiliki dua tahap : sempurna dan belum sempurna.
Lebih lanjut, fase mudhghah dengan kedua tahapan perkembangannya
berakhir pada minggu ke-6 atau setelah 40 hari paska pembuahan. Jangka
waktu ini pun sesuai dengan apa yang dinyatakan Rasulullah saw dalam
sebuah hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari
Abdullah. Ia berkata : Rasulullah saw berbicara pada kami, dan beliau
adalah orang yang jujur dan dapat dipercaya :
"إِنَّ أَحَدَكُمْ لِيُجْمَعُ خَلْقُهُ فِيْ بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ
يَوْمًا، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً
مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلًُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيَنْفَخُ فِيْهِ
الرُّوْحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: رِزْقِهِ، وَأَجَلِهِ،
وَعَمَلِهِ، وَهَلْ هُوَ شَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ، فَوَالَّذِيْ لاَ إِلهَ
غَيْرُهُ، إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى
مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذَرِاعٌ، فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ
الْكِتَابُ، فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا، وَإِنَّ
اَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ، حَتَّى مَا يَكُوْنُ
بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ، فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ،
فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا"
“Sesungguhnya setiap kalian dihimpun penciptaannya di dalam perut ibunya
selama 40 hari, kemudian dalam jangka waktu sama ia menjadi segumpal
darah, kemudian dalam jangka waktu yang sama ia menjadi segumpal daging,
kemudian diutuslah malaikat untuk meniupkan nyawa di dalamnya sembari
memberikan empat titah berupa ketetapan rezekinya, ajalnya, amalnya, dan
nasibnya apakah celaka atau bahagia. Demi dzat yang tiada tuhan selain
Dia, sesungguhnya setiap kalian bisa mengerjakan amalan penghuni surga
sampai jarak antara ia dan surga hanya tinggal sehasta, namun karena
relah ditakdirkan celaka, maka ia pun lantas mengerjakan amalan penghuni
neraka, sehingga akhirnya masuk neraka.(sebaliknya) setiap kalian bisa
jadi mengerjakan amalan penghuni neraka sampai jarak antara ia dan
neraka hanya tinggal sehasta, namu karena telah ditakdirkan bahagia,
maka ia pun lantas mengerjakan amalan penghuni surga, sehingga ia
akhirnya masuk surga“.
4. Fase Idzam (tulang)
Istilah idzam (tulang) yang digunakan al-Qur’an untuk menyebut fase ini
merupakan istilah yang mampu mengekspresikan tahapan perkembangan janin
ini dengan gambaran akurat, mencakup perfoma eksternal yang merupakan
perubahan yang terpenting dalam konstrulsi internal, beserta hal-hal
yang terkait berupa pola hubungan baru antara bagian-bagian tubuh dan
kesempurnaan postur janin. Fase ini memiliki perbedaan yang mencolok
dengan fase sebelumnya. Sebagaimana telah di terangkan Oleh Allah swt :
فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ
أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آَخَرَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ
(14)
“dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang
belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian, kami menjadikannya
makhluk yang (berbentuk) lain. Mahasuci Allah, pencipta yang paling baik
(14).”
Pembentukan tulang dalam fase ini adalah aspek penciptaan yang paling
menonjol, sebab di sini terjadi perubahan signifikan dari bentukMudhghah
yang tidak menampakkan cirri-ciri bentuk manusia menjadi kerangka
sempurna dalam masa waktu yang relative singkat, yaitu pada detik-detik
terakhir minggu ke-6. Oleh karena itu digunakan kata sambung (huruf
athaf)"ف" yang memiliki arti peralihan secara cepat tanpa jeda waktu
yang lama. Kerangka inilah yang memberikan postur manusia dalam janin
setelah dibungkus dengan daging (otot – otot) dan menunjukkan
bagian-bagian mata, bibir, dan hidung. Bentuk kepala dalam fase ini juga
sudah berbeda dengan batang tubuh dan bagian-bagian ujung tubuh (tangan
dan kaki).
Fakta ini membuktikan kebenaran sabda Rasulullah saw :
"Jika sperma telah melewati masa 42 malam( hari) , maka diutuslah
malaikat kepadanya yang langsung membentuknya (dengan postur manusia),
membuat telinga, mata, kulit, daging dan tulang-tulangnya. Kemudian
malaikat akan bertanya (pada tuhannya) Ya Tuhan, laki-laki atau
perempuan"(Shahih Muslim).
Pertumbuhan dan Perkembangan Embrio
Awalnya Hanya Bersel Satu Makhluk hidup bersel satu yang tak terhitung
jumlahnya mendiami bumi kita. Semua makhluk bersel satu ini berkembang
biak dengan membelah diri, dan membentuk salinan yang sama seperti diri
mereka sendiri ketika pembelahan ini terjadi. Embrio yang berkembang
dalam rahim ibu juga memulai hidupnya sebagai makhluk bersel satu, dan
sel ini memperbanyak diri dengan cara membelah diri, dengan kata lain
membuat salinan dirinya sendiri.
Dalam kondisi ini, tanpa adanya perencanaan khusus, sel-sel yang akan
membentuk bayi yang belum lahir ini akan memiliki bentuk yang sama. Dan
apabila ini terjadi, maka yang akhirnya muncul bukanlah wujud manusia,
melainkan gumpalan daging tak berbentuk. Tapi ini tidaklah terjadi
karena sel-sel tersebut membelah dan memperbanyak diri bukan tanpa
pengawasan. Sel yang Sama Membentuk Organ yang Berbeda Sperma dan sel
telur bertemu, dan kemudian bersatu membentuk sel tunggal yang disebut
zigot. Satu sel tunggal ini merupakan cikal-bakal manusia.
Sel tunggal ini kemudian membelah dan memperbanyak diri. Beberapa minggu
setelah penyatuan sperma dan telur ini, sel-sel yang terbentuk mulai
tumbuh berbeda satu sama lain dengan mengikuti perintah rahasia yang
diberikan kepada mereka. Sungguh sebuah keajaiban besar: sel-sel tanpa
kecerdasan ini mulai membentuk organ dalam, rangka, dan otak. Sel-sel
otak mulai terbentuk pada dua celah kecil di salah satu ujung embrio.
Sel-sel otak akan berkembang biak dengan cepat di sini. Sebagai
hasilnya, bayi akan memiliki sekitar sepuluh milyar sel otak. Ketika
pembentukan sel-sel otak tengah berlangsung, seratus ribu sel baru
ditambahkan pada kumpulan sel ini setiap menitnya.
Masing-masing sel baru yang terbentuk berperilaku seolah-olah tahu di
mana ia harus menempatkan diri, dan dengan sel mana saja ia harus
membuat sambungan. Setiap sel menemukan tempatnya masing-masing. Dari
jumlah kemungkinan sambungan yang tak terbatas, ia mampu menyambungkan
diri dengan sel yang tepat. Terdapat seratus trilyun sambungan dalam
otak manusia. Agar sel-sel otak dapat membuat trilyunan sambungan ini
dengan tepat, mereka harus menunjukkan kecerdasan yang jauh melebihi
tingkat kecerdasan manusia.
Padahal sel tidak memiliki kecerdasan sama sekali. Bahkan tidak hanya
sel otak, setiap sel yang membelah dan memperbanyak diri pada embrio
pergi dari tempat pertama kali ia terbentuk, dan langsung menuju ke
titik yang harus ia tempati. Setiap sel menemukan tempat yang telah
ditetapkan untuknya, dan dengan sel manapun mereka harus membentuk
sambungan, mereka akan mengerjakannya.
Hal ini jelas menunjukkan bahwa sel yang identik ini, yang tidak
mengetahui apa yang akan mereka kerjakan, yang memiliki genetika dan DNA
yang sama, tiba-tiba menerima perintah dari suatu tempat, sebagian dari
mereka membentuk otak, sebagian membentuk hati, dan sebagian yang lain
membentuk organ yang lain lagi.
Proses pembentukan dalam rahim ibu berlangsung terus tanpa henti.
Sejumlah sel yang mengalami perubahan, tiba-tiba saja mulai mengembang
dan mengkerut. Setelah itu, ratusan ribu sel ini berdatangan dan
kemudian saling bergabung membentuk jantung. Organ ini akan
terus-menerus berdenyut seumur hidup. Hal yang serupa terjadi pada
pembentukan pembuluh darah. Sel-sel pembuluh darah bergabung satu sama
lain dan membentuk sambungan di antara mereka. Bagaimana sel-sel ini
mengetahui bahwa mereka harus membentuk pembuluh darah, dan bagaimana
mereka melakukannya? Ini adalah satu di antara beragam pertanyaan yang
belum terpecahkan oleh ilmu pengetahuan. Sel-sel pembuluh ini akhirnya
berhasil membuat sistem tabung yang sempurna, tanpa retakan atau lubang
padanya. Permukaan bagian dalam pembuluh darah ini mulus bagaikan dibuat
oleh tangan yang ahli.
Sistem pembuluh darah yang sempurna tersebut akan mengalirkan darah ke
seluruh bagian tubuh bayi. Jaringan pembuluh darah memiliki panjang
lebih dari empat puluh ribu kilometer. Ini hampir menyamai panjang
keliling bumi. Perkembangan dalam perut ibu berlangsung tanpa henti.
Pada minggu kelima tangan dan kaki embrio mulai terlihat. Benjolan ini
sebentar lagi akan menjadi lengan. Beberapa sel kemudian mulai membentuk
tangan. Tetapi sebentar lagi, sebagian dari sel-sel pembentuk tangan
embrio tersebut akan melakukan sesuatu yang mengejutkan.
Ribuan sel ini melakukan bunuh diri massal. Mengapa sel-sel ini membunuh
diri mereka sendiri? Kematian ini memiliki tujuan yang amat penting.
Bangkai-bangkai sel yang mati di sepanjang garis tertentu ini diperlukan
untuk pembentukan jari-jemari tangan. Sel-sel lain memakan sel-sel mati
tersebut, akibatnya celah-celah kosong terbentuk di daerah ini.
Celah-celah kosong tersebut adalah celah di antara jari-jari kita.
Akan tetapi, mengapa ribuan sel mengorbankan dirinya seperti ini?
Bagaimana dapat terjadi, sebuah sel membunuh dirinya sendiri agar bayi
dapat memiliki jari-jari pada saatnya nanti? Bagaimana sel tersebut tahu
bahwa kematiannya adalah untuk tujuan tertentu? Semua ini sekali lagi
menunjukkan bahwa semua sel penyusun manusia ini diberi petunjuk oleh
Allah. Pada tahap ini, sejumlah sel mulai membentuk kaki. Sel-sel
tersebut tidak mengetahui bahwa embrio akan harus berjalan di dunia
luar. Tapi mereka tetap saja membuat kaki dan telapaknya untuk embrio.
Ketika embrio berumur empat minggu, dua lubang terbentuk pada bagian
wajahnya, masing-masing terletak pada tiap sisi kepala embrio.
Mata akan terbentuk di kedua lubang ini pada minggu keenam. Sel-sel
tersebut bekerja dalam sebuah perencanaan yang sulit dipercaya selama
beberapa bulan, dan satu demi satu membentuk bagian-bagian berbeda yang
menyusun mata. Sebagian sel membentuk kornea, sebagian pupil, dan
sebagian yang lain membentuk lensa. Masing-masing sel berhenti ketika
mencapai batas akhir dari daerah yang harus dibentuknya. Pada akhirnya,
mata, yang mengandung empat puluh komponen yang berbeda, terbentuk
dengan sempurna tanpa cacat. Dengan cara demikian, mata yang diakui
sebagai kamera paling sempurna di dunia, muncul menjadi ada dari sebuah
ketiadaan di dalam perut ibu. Perlu dipahami bahwa manusia yang bakal
lahir ini akan membuka matanya ke dunia yang berwarna-warni, dan mata
yang sesuai untuk tugas ini telah dibuat. Suara di dunia luar yang akan
didengar oleh bayi yang belum lahir juga telah diperhitungkan dalam
pembentukan seorang manusia dalam rahim.
5. Fase Otot ( Pembungkusan dengan Daging )
فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا
"dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang
belulang itu kami bungkus dengan daging." (Q.s. Al-Mu'minun [23] : 14).
Fase ini mencirikan penyebaran otot-otot di seputar tulang secara
merata, seperti laiknya pakaian yang membalut tubuh. Dan dengan
selesainya pembungkusan tulang dengan otot, bentuk manusia mulai tampak
secara utuh. Bagian-bagian tubuh juga terkait satu sama lain dengan pola
hubungan yang lebih harmonis, dan setelah selesainya pembentukan
tulang, janin pun mulai bisa gerak.'
Embriologi adalah cabang ilmu yang mempelajari perkembangan embrio dalam
rahim ibu. Hingga akhir-akhir ini, para ahli embriologi beranggapan
bahwa tulang dan otot dalam embrio terbentuk secara bersamaan.
Karenanya, sejak lama banyak orang yang menyatakan bahwa ayat ini
bertentangan dengan ilmu pengetahuan. Namun, penelitian canggih dengan
mikroskop yang dilakukan dengan menggunakan perkembangan teknologi baru
telah mengungkap bahwa pernyataan Al Qur'an adalah benar kata demi
katanya.
Penelitian di tingkat mikroskopis ini menunjukkan bahwa perkembangan
dalam rahim ibu terjadi dengan cara persis seperti yang digambarkan
dalam ayat tersebut. Pertama, jaringan tulang rawan embrio mulai
mengeras. Kemudian sel-sel otot yang terpilih dari jaringan di sekitar
tulang-tulang bergabung dan membungkus tulang-tulang ini.
Peristiwa ini digambarkan dalam sebuah terbitan ilmiah dengan kalimat berikut:
Dalam minggu ketujuh, rangka mulai tersebar ke seluruh tubuh dan
tulang-tulang mencapai bentuknya yang kita kenal. Pada akhir minggu
ketujuh dan selama minggu kedelapan, otot-otot menempati posisinya di
sekeliling bentukan tulang. (Moore, Developing Human, 6. edition,1998.)
6. Fase Tumbuhnya Makhluk Baru
ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آَخَرَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ
" Kemudian, kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Mahasuci
Allah, pencipta yang paling baik" (Q.s. Al-Mu'minu [23] : 14)
Setelah melewati masa 9 bulan pertumbuhan janin dalam rahim sempurna dan telah tibalah masa kelahirannya. Allah Swt Berfirman :
"dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang kami kehendaki sampai waktu yang ditentukan."(Q.s Al-Hajj [22] : 5).
"Kemudian kami letakkan dia dalam tempat yang kokoh (rahim), sampai
waktu yang ditentukan, lalu kami tentukan (bentuknya), maka kami-lah
sebaik-baik yang menentukkan".(Q.s. Al-Mursalat [77]: 23)
Sebelum menceritakan fase kelahiran, perlu kita jelaskan terlebih dahulu
penjelasan Al-Qur'an seputar faedah kurma bagi wanita yang melahirkan,
yakni ketika Al-Qur'an menuturkan kisah persalinan Maryam sebagai
berikut :
"Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada
pangkal pohon kurma, ia berkata : "aduhai alangkah baiknya aku mati
sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti lagi dilupakan".
Maka jibril menyerunya dari tempat yang rendah:"Janganlah kamu bersedih
hati, sesungguhnya tuhanmu telah menjadikan anak sungai dibawahmu. Dan
goyangkanlah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan
menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu. Maka makan, minum dan
bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka
katakanlah: "Sesungguhnya aku telah bernadzar berpuasa untuk Yang Maha
Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada
hari ini". (Q.s Maryam [19] : 23-26).
Riset membuktikan, kurma memiliki beragam khasiat bagi kesehatan, dan
manfaat yang terpenting bagi wanita melahirkan antara lain :
1) Kurma memiliki serat-serat yang bisa membantu mengatasi sembelit,
sehingga secara alami ia bisa membantu melancarkan proses persalinan.
2) Kurma mengandung kadar gula sedang tidak lebih dari 70%, sehingga
mempermudah penyerepan dan melipatgandakan kemampuan ketika melahirkan.
3) Kurma diperkaya dengan zat-zat asam terutama magnesium yang
dibutuhkan oleh fisiologi sel, dan protosium yang dibutuhkan oleh
urat-urat serta zat besi yang dibutuhkan untuk menanggulangi kekurangan
darah sewaktu melahirkan.
4) Kurma mengandung zat tertentu yang membantu pemberian sinyal
penyusutan otot rahim pada saat melahirkan, dan zat ini mirip dengan
hormone oxyfocin yang dikeluarkan kelenjar lender. Ditambah lagi dengan
beragam manfaat kurma lainnya yang tidak mungkin disebutkan satu persatu
disini dan akan kami jelaskan secara elaboratif pada pembahasan tentang
kemukjizatan medis insya Allah.
Fase persalinan yang berakhir dengan kelahiran ini memuat empat atau tahapan :
1) Tahap pelebaran mulut rahim dan pengerutan otot-otot rahim. Hal ini
terjadi akibat beragam pengaruh, di antaranya: pengaruh mekanik dan
hormonal. Pada tahap ini tubuh mengeluarkan sejumlah hormon yang
membantu awal persalinan, antara lain: hormon prostaglandin,
corticopropin, releasing hormon, adreno cartico tropin, cortical,
oxytoxin dan estrogen.
Tahap ini menghabiskan waktu sekitar 7-12 Jam, di mana leher rahim mulai melebar dan memanjang untuk jalur keluar janin
2) Tahap keluarnya janin. Tahap ini menghabiskan waktu 30-50 menit,
dimulai setelah pelebaran leher rahim secara sempurna.Akibat kontraksi
dan kontriksi rahim secara berkesinambungan, maka yang pertama kali
keluar adalah kepala janin. Anehnya, saat keluar diameter kepala janin
telah mencapai 12 cm, dan ini melampui 3 kali lipat diameter lubang
vagina dalam kondisi normal! Jika kita perhatikan hal ini, sembari
melihat beragam peran faktor-faktor otonom hormon dalam membantu
keluarnya janin, ditambah lagi dengan meragangnya simpul-simpul dan otot
panggul guna mempermudah dan memperlancar keluarnya janin, maka kita
akan mengetahui hikmah firman Alla swt :
"Kemudian Dia mudahkan jalannya"(Q.s. 'Abasa [80] : 20)
3) Tahap keluarnya plasenta/ari-ari, berbentuk gumpalan darah. Tahap ini berlangsung sekitar 15 menit.
4) Tahap penyusutan rahim, guna mengurangi pendarahan setelah selesai proses kelahiran. Tahap ini berlangsung sekitar 2 jam.
Setelah kelahiran dan pemotongan tali plasenta yang menjadi sandaran
bayi untuk memperoleh makanan dari ibunya selama masa kehamilan, maka
jabang bayi memulai fase lain dalam kehidupan.
Hadis tentang tahapan penciptaan manusia
عَنْ أَبِيْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُ قال: حَدَّثَنَا رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم وَهُوَ
الصَّادِقُ المَصْدُوْقُ: إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقَهُ فِيْ بَطْنِ
أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ
ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ
الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحُ وَ يُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ
بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَ أَجَلِهِ وَ عَمَلِهِ وَ شَقِيٌّ وَ سَعِيْدٌ.
فَوَاللهِ الَّذِي لَا اِلَهَ غَيْرُهُ إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ
بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَ بَيْنَهَا
إِلَّا ذِرَاعٌ، فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ
أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا. وَ إِنَّ اَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ
أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَ بَيْنَهَا إِلَّا
ذِرَاعٌ، فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ، فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ
الْجَنَّةِ (رواه البخارى و مسلم)
Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud ra. Berkata, Rasulullah Saw.
yang jujur dan terpercaya bersabda kepada kami, “sesungguhnya penciptaan
kalian dikumpulkan dalam rahim ibu, selama empat puluh hari berupa
nuthfah (sperma), lalu menjadi ‘alaqah (segumpal darah) selama itu pula,
lalu menjadi mudhghoh (segumpal daging) selama itu pula. Kemudian Allah
mengutus malaikat untuk meniupkan ruh dan mencatat 4 (empat) perkara
yang telah ditentukan, yaitu: rezeki, ajal, amal, dan sengsara atau
bahagianya. Demi Allah, Dzat yang tiada Tuhan selain Dia, sesungguhnya
ada diantara kalian yang melakukan perbuatan-perbuatan penghuni surga
hingga jarak antara dia dengan surga hanya sehasta (dari siku sampai
ujung jari), namun suratan takdirnya sudah diterapkan, lalu ia melakukan
perbuatan penghuni neraka, maka ia pun masuk neraka. Ada juga yang
melakukan perbuatan-perbuatan penghuni neraka hingga jarak antara dia
dan neraka hanya sehasta. Namun suratan takdirnya sudah ditetapkan, lalu
ia melakukan perbuatan penghuni surga. (HR. Bukhori dan Muslim)
Penjelasan hadis
Pernyataan وَهُوَ الصَّادِقُ الْمِصْدُوْقُ yakni Allah
bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah orang yang benar dan dibenarkan.
Sedangkan Imam Ibnu Daqiq berpendapat bahwa makna dari pernyataan
tersebut adaalh benar dalam ucapannya lagi dibenarkan dalam apa yang
dibawanya berupa wahyu yang mulia.
1. Tahapan perkembangan janin
Menurut sebagian ulama, makna sabdanya
إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقَهُ فِيْ بَطْنِ أُمِّهِ
(sesungguhnya seorang dari kalian dihimpun penciptaannya dalam perut
ibunya), bahwa air mani jatuh dalam rahim dengan tercerai berai lalu
Allah menghimpunnya di tempat kelahiran dari rahim tersebut di masa ini.
Kemudian selama seratus dua puluh hari, janin mengalami tiga kali
perkembangan. Perkembangan tersebut terjadi setiap empat puluh hari.
Empat puluh hari pertama, janin masih berbentuk nuthfah. Empat puluh
hari berikutnya, berbentuk gumpalan darah. Empat puluh hari berikutnya,
menjadi segumpal daging. Setelah seratus dua puluh hari, malaikat
meniupkan ruh ke dalamnya, dan ditetapkan bagi janin tersebut empat
ketentuan di atas.
Proses perkembangan manusia sejak lahir, menjadi dewasa dan menjadi tua ini dilukiskan dalam firman Allah s.w.t.:
اللَّهُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ ضَعْفٍ
قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفًا وَشَيْبَةً يَخْلُقُ مَا
يَشَاءُ وَهُوَ الْعَلِيمُ الْقَدِيرُ
“Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia
menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu, menjadi kuat, kemudian Dia
menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia
menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah yang Maha Mengetahui
lagi Maha Kuasa. (Q.S. Ar Rum: 54)
Surah Al-Mu’minun ayat 14
ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً
فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ
أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ
“Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah
itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan
tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging.
kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha
sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.”
Pada ayat ini Allah s.w.t menjelaskan bahwaair mani itu Dia kembangkan
dalam beberapa minggu sehingga menjadi segumpal darah. Dari darah
dijadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu ada bagian dalamnya
yang Allah jadikan tulang belulang, dan ada bagian lain unsur daging
yang dijadikan daging. Kemudian tulang belulang itu Allah bungkus dengan
daging, laksana pakaian penutup tubuh, kemudian Allah jadikan makhluk
yang (berbentuk) lain. Setelah ditiupkan ruh kedalamnya, maka jadilah
manusia yang sempurna, dapat berbicara, melihat, mendengar, berpikir
yang tadinya hanya merupakan benda mati saja. Maka Maha Suci Allah,
Pencipta Yang Paling Baik.
Surah Az-Zumar ayat 6:
خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا
وَأَنْزَلَ لَكُمْ مِنَ الأنْعَامِ ثَمَانِيَةَ أَزْوَاجٍ يَخْلُقُكُمْ فِي
بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ خَلْقًا مِنْ بَعْدِ خَلْقٍ فِي ظُلُمَاتٍ ثَلاثٍ
ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ لَهُ الْمُلْكُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ فَأَنَّى
تُصْرَفُونَ
“Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan daripadanya
isterinya dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan
dari binatang ternak. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian
demi kejadian dalam tiga kegelapan, yang (berbuat) demikian itu adalah
Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang mempunyai kerajaan. tidak ada Tuhan selain
dia, maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?”
Pada ayat ini Allah s.w.t menjelaskan bahwa Dia menciptakan manusia
pada mulanya seorang saja. Allah menciptakan manusia yang beraneka ragam
warna dan bahasanya dari diri Adam. Kemudian Allah menciptakan
pasangannya Hawa. Kemudian Allah menjelaskan bahwa Dia pula yang
menciptakan delapan ekor binatang ternak yang berpasang-pasangan.
Kambing sepasang, biri-biri sepasang, unta sepasang dan sapi sepasang.
Sesudah itu Allah menjelaskan lebih jauh tentang kejadian manusia
selanjutnya. Manusia diciptakan dengan melalui proses kejadian demi
kejadian. Proses kejadiannya yang pertama ialah sebagai nutfah, sesudah
itu ditempuhnya proses demi proses sebagaimana darah kental kemudian
sebagai janin. Pada saat sempurna menjadi janin itulah Allah menciptakan
ruh di dalamnya sehingga menjadilah makhluk hidup. Tanda-tanda
kehidupannya dapat diketahui dari detak jantungnya dengan menempelkan
telinga ke perut sang ibu.
Di samping itu Allah s.w.t menjelaskan bahwa ketika bayi berada dalam
kandungan ia berada dalam tiga kegelapan, yaitu: 1) kegelapan rahim, 2)
kegelapan plasenta (ari-ari), 3) kegelapan takdir (bayi lahir menangis
karna lupa akan janji)
Surah Al-Ghafir ayat 67
هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ
عَلَقَةٍ ثُمَّ يُخْرِجُكُمْ طِفْلا ثُمَّ لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ ثُمَّ
لِتَكُونُوا شُيُوخًا وَمِنْكُمْ مَنْ يُتَوَفَّى مِنْ قَبْلُ
وَلِتَبْلُغُوا أَجَلا مُسَمًّى وَلَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
“Dialah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani,
sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai
seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada
masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di
antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (kami perbuat demikian)
supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu
memahami(nya).”
Pada ayat ini Allah menjelaskan, bahwa Dia telah menjadikan manusia
dari tanah, kemudian menjadi setetes mani, dari setetes mani menjadi
sesuatu yang melekat, dan segumpal darah menjadi segumpal daging,
kemudian dilahirkan ke dunia dalam bentuk manusia.
Para ahli tafsir menerangkan bahwa yang dimaksudkan dengan Allah s.w.t
menjadikan manusia dari tanah, maksudnya ialah Allah s.w.t menjadikan
manusia dari saripati yang berasal dari tanah. Seorang bapak dan seorang
ibu memakan makanan yang berasal dari tanah, dari binatang ternak dan
dari tumbuh-tumbuhan. Binatang ternak memakan tumbuh-tumbuhan dan
berkembang dengan menggunakan zat-zat yang berasal dari tanah.
Sebagaimana makanan yang dimakan ibu atau bapak itu menjadi mani. Telur
mani ibu bertemu dengan mani bapak dalam rahim ibu, sehingga menjadi
segumpal darah dan seterusnya. Sebagian ahli tafsir yang lain
berpendapat bahwa yang dimaksud dengan “Allah menciptakan manusia dari
tanah, ialah bapak manusia Adam diciptakan Allah s.w.t dari tanah.
Kemudian Allah s.w.t menerangkan bahwa manusia yang diciptakan-Nya dari tanah itu mengalami hidup dalam tiga masa, yaitu:
1. Masa kanak-kanak.
2. Masa dewasa.
3. Masa tua.
Di antara manusia ada yang diwafatkan-Nya pada masa kanak-kanak, ada
pula pada masa dewasa dan ada yang diwafatkan setelah berusia lanjut.
Ketentuan kapan seorang manusia meninggal itu berada di tangan Allah
semata.
Wallohul Muwaffiq Ila Aqwamith Thoriq