Bicara tentang cinta adalah bicara tentang salah satu nikmat kehidupan,
yaitu nikmatnya mencintai dan dicintai. Cinta itu murni anugerah dari
Alloh kepada para Makhluk ciptaan Nya. Islam sebagai agama yang paling
sempurna telah mengatur segalanya tentang percintaan, seperti tercantum
dalam beberapa hadist tentang cinta.
Cinta merupakan sumber kekuatan yang mampu memotivasi jiwa untuk
berbuat, bahkan dapat meraacu seseorang untuk melakukan hal-hal gila,
Tanpa cinta hidup terasa hampa dan tak bergairah. Cinta ibarat pelita
hati yang menuntun seseorang menghambakan diri dihadapan sang kekasih.
Namun apabila ia sirna dari hati maka hidup penuh dengan kegelapan dan
kesesatan.
Cinta juga mampu menjadi penawar mujarab untuk mengobati berbagai
penyakit hati sehingga sang pencinta terhindar dari penyakit akut yang
menggiring dirinya menuju kehancuran. Itulah cinta yang hanya bisa
dikecap dengan hati yang tulus dan bersih.
Kita tahu bahwa tuntunan hidup kita di dunia ini ada tiga, yaitu
Al-Qur’an, hadist, dan ijtihad. Selain di dalam Al-Qur’an, peraturan dan
adab cinta dalam Islam telah diajarkan oleh Rasulullah. Berikut adalah
beberapa dari sekian banyak hadit tentang cinta yang diberikan Nabi
Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.
Hadist-Hadist CINTA
قال رسول الله ص. م.
احبب حبيبك هونا ما عسي ان يكو ن بغيضك يوما ما وابغض بغيضك هونا ما عسي ان يكو ن حبيبك يوما ما
(رواه الترمذي)
Artinya :
Rosullah Saw, bersabda, Cintailah kekasihmu sewajarnya saja karena bias
saja suatu saat nati ia akan menjadi orang yang kamu benci. Bencilah
sewajarnya karena bias saja suatu saat nanti ia akan menjadi kekasihmu.
(HR. Al-Tirmidzi).
قال رسول الله ص. م.
ان المتحابين لتري غرفهم في الجنة كالكوكب الطالع الشرقي اوالغربي فيقال من هؤلاء فيقال هؤلاء المتحابون في الله عزوجل (رواه أحمد)
Artinya:
Sesungguhnya orang-orang yang saling mencintai, kamar-kamarnya di surga
nanti terlihat seperti bintang yang muncul dari timur atau bintang barat
yang berpijar. Lalu ada yang bertanya, “siapa mereka itu?, “mereka itu
adalah orang-orang yang mencintai karena Allah ‘Azzawajalla. (HR.
Ahmad).
قال رسول الله ص. م.
مثل المؤمنين في توادهم وتراحمهم وتعاطفهم مثل الجسد اذا الشتكي منه عضو تداعي له سائر الجسد باالسهر والحمي (رواه مسلم)
Artinya:
Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal rasa saling mencintai,
saling mengasihi, saling berkasih sayang adalah seperti satu tubuh yang
ketika satu anggota tubuh itu ada yang mengeluh, maka seluruh tubuh
meraa mengaduh dengan terus jaga tidak bias tidur dan merasa panas. (HR.
Muslim).
قال رسول الله ص. م.
والذي نفسي بيده لاتدخلون الجنة حتي تومنوا ولاتومنوا حتي تحابوااولاادلكم
علي شيء اذا فعلتموه تحاببتم افشواالسلام بينكم (رواه مسلم)
Artinya:
Demi Dzat yang jiwaku berada di dalam genggaman-Nya, kalian tidak akan
masuk surga sebelum kalian beriman. Kalian tidak akan beriman sebelum
kalian saling mencintai. Tidakkah aku tunjukkan kepada kalian mengenai
sesuatu yang ketika kalian melakukannya, maka kalian akan saling
mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian!. (HR. Muslim).
عن رسول الله ص. م. انه كان يقول في دعائه اللهم ارزقني حبك وحب من ينفعني
حبه عندك اللهم مارزقتني ممااحب فاجعله قوة لي فيماتحب اللهم ومازويت عني
مما احب فاجعله فراغا لي فيما تحب (رواه الترمذي)
Artinya:
Dari Rasulullah Saw. yang bersabda dalam satu doanya, “ya Allah, berilah
aku rezeki cinta Mu dan cinta oran yang bermanfaat buat ku cintanya di
sisiMu. Ya Allah segala yang Engkau rezekikan untukku diantara yang aku
cintai, jadikanlah itu sebagai kekuatanku untuk mendapatkan yang Engkau
cintai. Ya Allah, apa yang Engkau singkirkan diantara sesuatu yang aku
cintai, jadikan itu kebebasan untuku dalam segala hal yang Engkau
cintai. (H R. Al-Tirmidi)
Disunnahkan orang yang mencintai saudaranya karena Allah untuk mengabari
& memberitahukan cintanya kepadanya. Hal ini berdasarkan hadist
yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan At-Tirmidzi. Ia berkata hadist ini
hasan dari Miqdad bin Ma’di dari Nabi Shalallaahu ‘alaihi wa sallam,
beliau bersabda:
“Jika seseorang mencintai saudaranya karena Allah, maka kabarkanlah bahwa ia mencintainya.”
Hadits Tirmidzi 1845
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ عَنْ
إِسْمَعِيلَ بْنِ أَبِي خَالِدٍ حَدَّثَنَا قَيْسٌ حَدَّثَنَا جَرِيرُ بْنُ
عَبْدِ اللَّهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ مَنْ لَا يَرْحَمُ النَّاسَ لَا يَرْحَمُهُ اللَّهُ قَالَ أَبُو
عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ قَالَ وَفِي الْبَاب عَنْ عَبْدِ
الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ وَأَبِي سَعِيدٍ وَابْنِ عُمَرَ وَأَبِي
هُرَيْرَةَ وَعَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو
Hadits Tirmidzi No.1845 Secara Lengkap
[[[Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar], telah
menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Isma'il bin Abu
Khalid], telah menceritakan kepada kami [Qais], Telah menceritakan
kepada kami [Jarir bin Abdullah] ia berkata; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: "Siapa yang tidak mengasihi manusia, maka
Allah tidak akan mengasihinya." Abu Isa berkata; Ini adalah hadits hasan
shahih. Hadits semakna juga diriwayatkan dari Abdurrahman bin Auf, Abu
Sa'id, Ibnu Umar, Abu Hurairah dan Abdullah bin Amr.]]] [HR. Tirmidzi
No.1845].
Hadits Tirmidzi 1846
حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ أَخْبَرَنَا
شُعْبَةُ قَالَ كَتَبَ بِهِ إِلَيَّ مَنْصُورٌ وَقَرَأْتُهُ عَلَيْهِ
سَمِعَ أَبَا عُثْمَانَ مَوْلَى الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا الْقَاسِمِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا تُنْزَعُ الرَّحْمَةُ إِلَّا مِنْ شَقِيٍّ قَالَ
وَأَبُو عُثْمَانَ الَّذِي رَوَى عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ لَا يُعْرَفُ
اسْمُهُ وَيُقَالُ هُوَ وَالِدُ مُوسَى بْنِ أَبِي عُثْمَانَ الَّذِي رَوَى
عَنْهُ أَبُو الزِّنَادِ وَقَدْ رَوَى أَبُو الزِّنَادِ عَنْ مُوسَى بْنِ
أَبِي عُثْمَانَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غَيْرَ حَدِيثٍ قَالَ أَبُو عِيسَى
هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ
Hadits Tirmidzi No.1846 Secara Lengkap
[[[Telah menceritakan kepada kami [Mahmud bin Ghailan], telah
menceritakan kepada kami [Abu Dawud], telah mengabarkan kepada kami
[Syu'bah] ia berkata; [Manshur] menuliskannya kepadaku dan aku
membanyakannya kepadanya, dia mendengar [Abu Utsman] mantan budak Al
Mughirah bin Syu'bah; dari [Abu Hurairah] radliallahu 'anhu berkata: Aku
mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Rasa kasih
sayang tidak akan dicabut kecuali dari orang yang celaka." Berkata Abu
Utsman: Orang yang meriwayatkan dari Abu Hurairah namanya tidak
diketahui dan dikatakan dia adalah orang tuanya Musa bin Abi Utsman yang
meriwayatkan darinya Abu Zinad dan Abu Zinad telah meriwayatkan hadits
dari Musa bin Abi Utsman dari bapaknya dari Abu Hurairah dari Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam lebih dari satu hadits. Berkata Abu Isa:
ini merupakan hadits hasan.]]] [HR. Tirmidzi No.1846].
Hadits Tirmidzi 1847
حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عُمَرَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ عَمْرِو بْنِ
دِينَارٍ عَنْ أَبِي قَابُوسَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الرَّاحِمُونَ
يَرْحَمُهُمْ الرَّحْمَنُ ارْحَمُوا مَنْ فِي الْأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ
فِي السَّمَاءِ الرَّحِمُ شُجْنَةٌ مِنْ الرَّحْمَنِ فَمَنْ وَصَلَهَا
وَصَلَهُ اللَّهُ وَمَنْ قَطَعَهَا قَطَعَهُ اللَّهُ قَالَ أَبُو عِيسَى
هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ
Hadits Tirmidzi No.1847 Secara Lengkap
[[[Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Umar], telah menceritakan
kepada kami [Sufyan] dari [Amr bin Dinar] dari [Abu Qabus] dari
[Abdullah bin Amr] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Orang-orang yang mengasihi akan dikasihi oleh Ar Rahman,
berkasih sayanglah kepada siapapun yang ada dibumi, niscaya Yang ada di
langit akan mengasihi kalian. Lafazh Ar Rahim (rahim atau kasih sayang)
itu diambil dari lafazh Ar Rahman, maka barang siapa yang menyambung
tali silaturrahmi niscaya Allah akan menyambungnya (dengan rahmat-Nya)
dan barang siapa yang memutus tali silaturrahmi maka Allah akan
memutusnya (dari rahmat-Nya)." Berkata Abu 'Isa: Ini merupakan hadits
hasan shahih.]] [HR. Tirmidzi No.1847].
Kata “Cinta” bukan lagi suatu yang asing buat kita. Bahkan setiap orang
pernah merasakan cinta, setiap orang memiliki rasa cinta. Apalah jadinya
hidup tanpa cinta? Hampa dan hambar, roda peradaban seolah enggan
terkayuh, kehidupan seakan berdenyut, nestapa bertahta, duka berkuasa,
karenanya cinta adalah anugrah yang patut disyukuri. Cinta kepada
wanita, harta, anak, orang tua dan berbergai macam kenikmatan dunia
menjadi sasaran utama cinta dari kebanyakan manusia. Dan cinta yang
paling tinggi dan mulia adalah cinta seorang hamba kepada Rabbnya.
Firman Allah Ta’ala,
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ
وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ
الْمُسَوَّمَةِ وَالأنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ
الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang
diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis
emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang.
Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali
yang baik (surga).” (QS. Ali-Imran: 14)
Perputaran Cinta Mahluk
Berkata Ibnu Qoyyim ada dua bentuk cinta mahluk yaitu:
Cinta yang bermanfaat, itulah hubbullah (Kencitaan kepada Allah Ta’ala),
atau al-Hubbu fillah (kecintaan karena Allah Ta’ala), Kecintaan
terhadap apa yang membantu untuk taat pada Allah Ta’ala dan menjauhi
kemaksitan, dan
Cinta yang membahayakan, itulah al-hubbu ma’allah (Cinta yang menandingi
kecintaannya kepada Allah Ta’ala), Cinta terhadap apa yang dibenci
oleh Allah Ta’ala, Cinta yang akan memutus kecintaan dari Allah atau
mengurangi cinta Allah Ta’ala.
Firman Allah Ta’ala
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا
يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا
لِلَّهِ
“Dan di antara manusia, ada orang-orang yang menyembah
tandingan-tandingan selain Allah. Mereka mencintai (tandingan-tandingan)
itu sebagaimana mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman
amatlah dalam cintanya kepada Allah.” (QS. Al-Baqarah: 165)
Allah tidak menjadikan dua hati dalam diri seseorang. Sehingga jika
seseorang tidak menjadi hamba Allah Ta’ala maka dia akan menjadi hamba
setan atau hamba hawa nafsunya sendiri.
Sungguh indah dua bait syair yang ada dalam biografi para ulama:
Jika cinta orang yang mabuk asmara kepada Laila dan Salma, telah merampas hati dan pikiran
lalu, apa yang dilakukan oleh orang yang kasmaran, yang di dalamnya mengalir rasa cinta kepada Yang Maha tinggi?
Seseorang ketika mencintai, ada konsekuensi terhadap apa yang ia
dicintai, boleh jadi menjadi sesuatu yang baik untuk dia dihari kiamat
dan boleh jadi cinta itu justru menjadi mala peteka bagi dia diakhirat
kelak. AllahTa’ala telah mengingatkan mahluk-Nya dalam firman-Nya, yang
artinya:
الأخِلاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلا الْمُتَّقِينَ
“Orang-orang yang (semasa di dunia) saling mencintai pada hari itu
sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang
yang bertaqwa.” (QS. Az-Zukhruf: 67)
Cinta yang abadi adalah cinta yang dibangun atas dasar taqwa kepada
Allah, baik itu cinta dalam hal ibadah, maupun cinta karena tabiat
seperti cinta kepada anak dan orang tua. Karena cinta yang tidak
didasarkan terahadap ketaqwaan hanya mendatangkan kepiluhan, penyesalan.
Maka seseorang hamba hendaknya memperhatikan apa yang ia cintai. dan
agar cinta seseorang bermanfaat hendaknya dibangun di atas taqwa.
Realisasi sebuah Cinta
Bukan berarti cinta berpisah dari amal, atau yang mencintai tak mematuhi
orang yang dicintainya. Setiap amal yang dikerjakan tanpa diiringi
cinta, bagaikan jasad yang tidak ada ruh di dalamnya. Begitu pula setiap
pengakuan cinta tanpa diserta bukti berupa amalan, tidak dianggap benar
cintanya. Bahkan setiap iman yang tidak disertau cinta dan amal dinggap
tidak punya hakikat. Para sahabat adalah contoh sosok pecinta terbaik.
Mereka mencinta bukan dalam seujar kalimat. Tapi mengalir dalam
kepatuhan dan ketakwaan.
Bernarlah gubahan seorang penyair,
“Seandainya cintamu benar pastilah engkau menaatinya. Sungguh, pecinta selalu taat pada yang dicintanya”
Cinta adalah tiket menuju ke surga. Impian setiap mukmin, yang tak
mungkin teraih kecuali lewat upaya dan pengorbanan. Sehingga hendaknya
kita bersungguh-sungguh membuktikan kecintaan, keiklasan dan ketaatan
kepada Allah Ta’ala.
Kita adalah mahluk yang lemah, yang hati kita berada diantara dua jemari
Allah Ta’ala, maka hendaknya kita selalu memohon pertolongan kepada
Allah, bahkan Allah Ta’ala sendiri yang mengajari Nabi dalam hadist
Qudsi sebuah doa untuk meraih cinta-Nya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda, Allah Azza wa Jala, mendatangiku – dalam mimipi –
Dia berfirman kepadaku: “Wahai Muhammad, ucapkanlah ‘Ya Allah
seseungguhnya aku mohon cinta-Mu, cinta orang mencintai-Mu, dan amal
yang membawaku untuk mencinta-Mu”(HR. Ahmad dan Trimidzi, Hadits Hasan).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah mengatakan “Ketahuilah bahwa
yang menggerakkan hati menuju Allah ada tiga perkara: cinta, takut, dan
harapan. Dan yang paling kuat adalah cinta, dan cinta itu sendiri
merupakan tujuan karena akan didapatkan di dunia dan akhirat.”
Cinta menurut Ibnu Qayyim al Jawziyah
Ibnu Qayyim rahimahullâh pernah berkata dalam kitab al-Jawâb al-Kâfî li
Man Sa'ala ‘an ad-Dawâ' asy-Syâfî (Jawaban Konkrit Bagi Mereka yang
Menanyakan Obat Manjur):
“Kasih sayang adalah penyebab hati dan ruh menjadi hidup terpelihara.
Hati tidak akan merasa tenteram, nikmat, beruntung, dan merasa hidup
bila tanpa cinta. Seandainya hati tanpa cinta, sakitnya lebih terasa
daripada mata terasa sakit ketika tidak bisa lagi melihat cahaya,
telinga ketika tidak bisa lagi mendengar, hidung ketika tidak bisa lagi
mencium, lisan ketika tidak mampu lagi berbicara. Bahkan, hati pun bisa
menjadi rusak apabila hampa dari kasih sayang yang sudah merupakan
fitrah dalam jiwa manusia. Ia adalah sebuah karunia yang diberikan Sang
Pencipta. Oleh karena itu, rusaknya lebih parah daripada kerusakan tubuh
manusia yang diisi dengan ruh, dan ini tidak mungkin bisa dikatagorikan
menjadi sesuatu yang pasti kecuali orang yang memiliki jiwa yang selalu
hidup.”
Ibnu Qayyim rahimahullâh berkata dalam kitab ad-Dâ' wa ad-Dawâ' (Penyakit dan Obat):
“Mencintai wanita itu terbagi tiga, yaitu:
Bagian pertama dan kedua adalah “pendekatan” dan “ketaatan”. Yang
termasuk kategori ini dapat dimisalkan seperti mencintai seorang istri.
Bentuk cinta semacam ini sangat bermanfaat karena bagaimanapun ia
merupakan salah satu syariat yang diperintahkan oleh Allah ta’ala dalam
melaksanakan pernikahan. Karena, pernikahan dapat menghindarkan
pandangan mata dan hati dari perbuatan semu yang dilarang Islam. Maka
dari itulah Allah ta’ala, Rasul-Nya Muhammad saw., dan seluruh manusia
menjunjung tinggi martabat pecinta semacam ini.
Sedangkan bagian ketiga adalah “cinta mubah” (cinta yang dibolehkan),
seperti cinta seorang laki-laki ketika disebutkan kepadanya sosok
seorang wanita jelita, atau ketika seorang laki-laki melihat wanita
secara kebetulan lalu hatinya terpaut kepada wanita tersebut, dengan
catatan tidak ada unsur maksiat dalam jatuh cinta itu. Cinta semacam ini
pelakunya tidak dibebani dosa dan siksa, namun lebih baik menghindar
dan menyibukkan diri dengan suatu pekerjaan yang lebih bermanfaat lagi
positif serta wajib baginya merahasiakan hal itu. Apabila menjaga dan
sabar terhadap suatu hal yang berbau negatif, niscaya Allah ta’ala akan
memberikan ganjaran pahala kepadanya dan menggantinya dengan sesuatu
yang lebih baik.”
Ibnu Qayyim rahimahullâh tentang cinta yang terpuji:
“Cinta yang terpuji adalah cinta yang memberikan manfaat kepada orang
yang merasakan cinta itu untuk kebahagiaan dunia dan akhiratnya. Cinta
inilah yang menjadi asas kebahagiaan. Sedangkan cinta bencana adalah
cinta yang membahayakan pelakunya di dunia maupun akhirat dan membawanya
ke pintu kenistaan serta menjadikannya asas penderitaan dalam jiwanya.”
Ibnu Qayyim rahimahullâh dalam kitab ad-Dâ' wa ad-Dawâ' (Penyakit dan Obat):
“Cinta membangkitkan jiwa dan menata prilaku. Mengungkapkannya adalah
suatu kewajaran dan memendamnya menjadi beban.” Lalu, beliau berkata:
“Mereka berucap: ‘Kita tidak memungkiri kerusakan cinta jika terbumbui
oleh perbuatan tercela kepada sesama makhluk. Yang kita dambakan adalah
cinta suci dari seorang laki-laki idaman yang selalu komitmen kepada
agama, kehormatan, dan akhlak. Jangan sempat cinta itu menjadi jurang
pemisah antara menusia dengan Khaliq-nya dan menyebabkan antara pecinta
dengan yang dicintainya jatuh ke dalam perbuatan nista.
================================================================
“wahai yang bersemayam di dalam rasa dan diriku
engkau jauh dari penglihatan dan pandangan
engkau adalah ruhku jika aku tak memandangmu
dia lebih dekat denganku dari segala pendekatan”
angan-angan tentang dirimu ada di mataku
ingatan tentang dirimu ada di mulutku
tempat kembalimu ada di mulutku
tapi kemanakah engkau hilang dariku?
wahai yang bersemayam di antara perut dan iga
sekalipun tempat tinggalmu berjauhan dariku
kasih sayang tercurah untuk senantiasa mencinta
jika engkau tiada menggapainya ia akan membumbung
ku cari alasan dari dosa yang ku lakukan
tapi kau paksa aku menjadi pemutus tali
kau bawa pergi akalku di kesempitan jurang
setelah aku berumur akal itu kau bawa kembali
itulah cinta kami yang berdampingan
engkau telah mensigati dengan adil dan jeli
Ya RABBI…..
kusibukakan dia dengan cintaku
seperti ENGKAU sibukan hatiku dengan cintanya
agar menjadi ringan apa yang bersemayam di hatiku..
aku memohon kepada dzat yang membalikan keinginan
hasratku kepadamu dan hastarmu kepadaku
atau biarkan cinta mengalir di hatiku…
“ada kafilah yang berlalu menjelang malam
jalan berdebu dan malam merambat kelam
mereka menggiring hasrat menyatu dengan bumi
perjalananpun tenggelam di balik ambisi
bintang malam menuntun yang mereka harapkan
yang menggantung di atas bintang dan kenikmatan
dalam pemeliharaan yang tidak di dapat orang lain
tak peduli celaan orang yang suka melontar celaan “
“ku ingin memeluknya di saat hati sedang merindukan
adakah kedekatan setelah kami saling berpelukan
kucium mesra agar kerinduan itu sirna
keinginan untuk bertemu semakin membara
kobaran di hati belum jua terobati
kecuali setelah dua hati saling mengisi”
“tiba-tiba dia melihat sang kekasih
tak seatah katapun terucap dari lidah”
“tanda cinta yang menyusup ke dalam hati
ada yang berubah jika dia melihat yang di cintai”
“jika ku lihat panasnya cinta di dalam hati
ku cari pancuran air untuk mendinginkan
berikan padaku kedinginan air yang pasti
karena dalam perut ada api yang menghanguskan”‘
“Aku tidak tahu apakah pesonanya yang memikat
atau mungkin akalku yang tidak lagi di tempat”
“keindahannya pangkal segala keindahan
dan magnetik laki-laki yang memandang”
“cinta bukanlah karena keindahan dan yang tampak di mata
tetapi karena yang menyatukan hati dan jiwa”
“ada getaran yang merasuki jiwa yang murah hati
laiknya getaran dahan kerana angin yang sepoi-sepoi”
“Engkaulah pembantai setiap pemabuk cinta
pilihlah untk jiwamu siapa yang kau pilih”
“Cintaku bersemi apa pun dirimu
tak peduli keadaanmu dulu dan kini
kau tak peduli kepadaku dan akupun begitu
siapa tak pedulikan dirimu hendak memuji
aku menyukai mereka sekalipun dirimu seperti musuhku
penilaianku terhadapmu sama terhadap mereka aku menilai
kudapatkan kenikmatan jika ada yang melecehkanmu
biarkan orang mencelaku karena cinta telah terpatri”
==============================================================
احبك مثلما انت
Uhibbuki mitsla maa anti
Aku mencintaimu apapun dirimu
احبك كيفما كنتي
Uhibbuki kaifa maa Kunti
Aku mencintaimu bagaimanapun keadaanmu
ومهما كان مهما صار
Wa mahmaa kaana mahmaa shooro
Apapun yang terjadi dan kapanpun
انتي حبيبتى انتي
Antii habiibatii anti
Engkaulah cintaku
زوجتي
Zaujatii
Duhai istriku
انتي حبيبتى انتي
Antii habiibatii anti
Engkaulah kekasihku
*************
حلالي انت لا اخشى عزولا همه مقتي
لقد اذن الزمان لنا بوصل غير منبتي
Halaalii anti laa akhsyaa ‘azuulan himmuhuu maqti
Laqod adzinaz zamaanu lanaa biwushlin ghoiri munbatti
Engkau istriku yang halal, aku tidak peduli celaan orang.
Kita satu tujuan untuk selamanya.
سقيت الحب في قلبي بحسن الفعل والسمت
يغيب السعد إن غبت ويصفو العيش إن جئت
Saqoitil hubba fii qolbii bihusnil fi’li wassamti
yaghiibus sa’du in ghibti wa yashful ‘aisyu in ji’ti
Engkau sirami cinta dalam hatiku dengan indahnya perangaimu.
Kebahagiaanku lenyap ketika kamu menghilang lenyap ,
Hidupku menjadikan terang ketika kamu disana .
نهاري كادح حتى إذا ما عدت للبيت
لقيتك فانجلى عني ضناى اذا ما تبسمت
Nahaarii kaadihun hattaa idzaa maa ‘udtu lilbaiti
Laqiituki fanjalaa ‘annii dhonaaya idzaa maa tabassamti
Hari2ku berat sampai aku kembali ke rumah menjumpaimu.
Maka lenyaplah keletihan ketika kamu senyum.
تضيق بى الحياة اذا بها يوما تبرمتي
فأسعى جاهدا حتى احقق ما تمنيتي
Tadhiiqu biyal hayaatu idzaa bihaa yauman tabarromti
Fa as’aa jaahidan hattaa uhaqqiqo maa tamannaiti
Jika suatu saat hidupmu menjadi sedih, maka aku akan berusaha keras
Sampai benar2 mendapatkan apa yang engkau inginkan
هنائى انت فلتهنئى بدفء الحب ما عشتي
فروحانا قد ائتلفا كمثل الارض والنبت
Hanaa’ii anti faltahna’ii bidifil hubbi maa ‘isyti
Faruuhanaa qodi’talafaa kamitslil ardhi wannabti
Engkau kebahagiaanku . tanamkanlah kebahaiaan selamanya
Jiwa-jiwa kita telah bersatu bagaikan tanah tumbuhan .
فيا أملي ويا سكني
ويا انسي وملهمتي
يطيب العيش مهما ضاقت الايام ان طبتي
Fayaa amalii wa yaa sakanii wayaa unsii wa mulhimati
Yathiibul ‘aisyu mahmaa dhooqotil ayyamu in thibti
Duhai harapanku, duhai ketenanganku, duhai kedamaianku, duhai ilhamku.
indahnya hidup ini walaupun hari2ku berat asalkan engkau bahagia.
تبلغ بالقليل من القليل
وهيء الزاد للسفر الطويل
Taballagh bilqoliil minal qoliil
wahayyizzaada lissafritthowiili
Carilah bekal dengan kehidupan dunia yang sementara ini
Persiapkan modal untuk perjalanan negeri akhirat yang panjang
وطاعته غنى الدارين فالزم
وفيها العز للعبد الذليل
Wathoo’atuhuu ginaddaaroini falzami
wafiihaal’izzu lil’abdiddzaliili
Menta’ati ALLAH merupakan bekal kekayaan di dunia dan akhirat
dan merupakan kemuliaan untuk hamba yang hina, maka perjuangkanlah.
وفي عصيانه عار ونار
وفيه البعد مع خزي وبيل
Wafii ‘ishyaanihi ‘aarun wa naarun
wafiihil bu’du ma’ khizyin wabiilin
Dan mendurhakai ALLAH merupakan bekal kehinaan dan api nereaka
dan jauh dari rahmat dekat dengan kesengsaraan
فلا تعصي إلهك وأطعه
دواما علّ تحظى بالقبول
Falaa ta’shii ilaahaka wa athi’hu
dawaaman ‘alla tuhzho bilqobuuli
Maka janganlah engkau durhaka pada Tuhanmu, ta’atilah selalu
Semoga engkau diberikan keberuntungan.
وصلى ربنا في كل حين
وسلم بالغدوّ وبالأصيل
wa shollaa robbunaa fii kulli hiinin
wasallama bilghuduwwi wa bil ashiili
Semoga ALLAH mencurahkan rahmatnya tiap saat
tiap pagi dan tiap sore
على طه البشير بكل خير
ختام الرسل والهادي الدليل
‘alaa thoohalbasyiiri bikulli khoirin
khitaamirrusli wal haadiddaliili
Atas baginda Nabi Muhammad Pembawa khabar gembira
Penutup para utusan, penunjuk jalan yang lurus.
======================--==========--=========-==================
PERKARA YANG MENCUKUPI…
مَنْ أَرَادَ وَلِيًّا فاللهُ يَكْفِيْهِ
وَمَنْ أَرَادَ قُدْوَةً فَالرَّسُوْلُ يَكْفِيْهِ
وَمَنْ أَرَادَ هُدًى فَالْقُرْآنُ يَكْفِيْهِ
وَمَنْ أَرَادَ مَوْعِظَةً فَالْمَوْتُ يَكْفِيْهِ
وَمَنْ لاَ يَكْفِيْهِ ذَلِكَ فَالنَّارُ يَكْفِيْهِ
Barangsiapa yang menginginkan pelindung, maka Allah cukup baginya.
Barangsiapa yang menginginkan teladan, maka Rasulullah cukup baginya.
Barangsiapa yang menginginkan pedoman hidup, maka al-Qur’an cukup baginya.
Barangsiapa yang menginginkan peringatan maka kematian cukup baginya.
Dan barangsiapa tidak cukup dengan semua itu, maka neraka cukup baginya
Wallohul Muwaffiq Ila Aqwamith Thoriq