Senin, 23 November 2020

Sejarah Sepakbola dan Pendapat Ulama'


Banyak orang di dunia sangat menyukai sepak bola, baik itu suka karena hobi memainkannya, sekedar menonton pertandingan, atau memainkan gamenya di perangkat komputer. Karena banyak yang menyukai itulah sepak bola akhirnya menjadi sebuah permainan olahraga terbesar mengalahkan olahraga bola jenis lainnya. Tak jarang bahkan sepakbola memunculkan fanatisme tersendiri bagi penyukanya dan hingga berani menaruhkan jiwanya untuk membela tim kesayangannya. Namun, dari kegilaan itu, tak banyak yang tahu bagaimana sejarah dan asal usul  ‎permainan sepak bola ini dimulai. 

Sampai saat ini, tak ada dasar hukum yang jelas tentang keberadaan olahraga sepakbola. Sebagian kalangan mengharamkannya, sebagian lagi membolehkannya.
Namun, jika dilihat dari realitasnya dewasa ini, hukum pengharaman sepakbola motifnya lemah ketika kita melihat negara-negara muslim merestui warganya untuk membuat kompetisi sepakbola, baik secara domestik, regional, maupun internasional. Faktanya, dalam ajang Piala Dunia, sejumlah negara Muslim ikut menjadi konstestan. Misalnya, Piala Dunia tahun ini yang berhak adalah negara Aljazair. Piala Dunia sebelumnya adalah Arab Saudi, Turki, Maroko, Tunisia, Mesir, Iran, dan Irak.

Meskipun sudah jelas bahwa negara Muslim tersebut bisa mengikuti kompetisi sepakbola dan masyarakat bisa menontonnya, toh masih banyak kalangan muslim berpendapat bahwa olahraga ini tidak diperbolehkan atas dasar banyak mudharatnya ketimbang manfaatnya. Bahkan disinyalir, sepakbola adalah produk kaum Yahudi yang harus dihindari.

Anggapan ini mengemuka karena melihat dampak-dampaknya. Sebagai misal, sepakbola bisa mendatangkan perjudian. Selain itu, sepakbola pun dianggap menimbulkan kemalasan, dengan mengabaikan ibadah dan pekerjaan. Sepakbola dinilai pula bisa mendatangkan kekacauan, misalnya tawuran dan perkelahian. Karena dianggap bisa menimbulkan dampak tersebut, muncullah sejumlah isu atau pendapat keliru mengenai asal-usul sepakbola sehingga tidak diperbolehkan bagi umat Muslim.

Dari beberapa sumber yang dilacak Alif, pendapat paling keliru tentang sepakbola adalah asal mula permainan sepakbola berasal dari peristiwa Perang Uhud. Konon katanya, sepakbola lahir karena dulu ketika perang Uhud, kepala Sayyidina Hamzah dipotong dan dijadikan untuk permainan sepakbola. Pendapat ini tentu saja banyak yang membantahnya karena tidak ada dasar hukumnya. Lagi pula menurut literatur sejarah Islam, Hamzah gugur secara syahid dalam peperangan itu setelah ditombak oleh budak suruhan Hindun, yang bernama Wahsyi.

Jadi tidak benar asal usul munculnya sepakbola berasal dari peristiwa Perang Uhud. Secara historis, olahraga sepakbola justru berasal dari negeri China, yang dinamakan Cu Ju, sekitar 2400 tahun yang lalu. Lantas pada abad 19, sepakbola ditasbihkan sebagai olahraga modern oleh FIFA (organisasi sepakbola dunia), di negeri Inggris. Memang sempat juga disebut-sebut bahwa sepakbola lahir dari suku Aztec, Amerika, dan FIFA pun nyaris menyetujuinya. Namun karena dianggap sebab-sebabnya tidak manusiawi, FIFA akhirnya membatalkan putusannya. Ya, memang, dahulu bangsa Aztec menggunakan kepala musuh mereka untuk ditendang-tendang. Sejarah ini mirip dengan sejarah keliru asal mula sepakbola pada zaman perang Uhud.

Dari penelusuran sejarah tersebut, pastinya sepakbola bukanlah dari Islam. Beredarnya isu asal-usul sepakbola bagian dari peristiwa Perang Uhud, mungkin berlandaskan niat baik agar umat Muslim mewaspadai dampak sepakbola. Namun, sejumlah kalangan yang menilai bahwa sepakbola diharamkan, itu juga sulit diterima. Kalaupun alasan pengharaman sepakbola karena telah merusak akhlak, itu pun bukan karena sepakbolanya, tapi tergantung orang-orang yang memaknai sepakbola itu. Artinya, efek sepakbola tak berbeda jauh dengan internet, facebook, atau televisi, yang lahir dari revolusi Industri kreasi orang-orang Barat. Dan tak dipungkiri, kita pun ternyata menggunakan media tersebut.

Dalam soal keimanan umat, sepakbola tidak tepat kalau dipersalahkan. Apalagi disangkutpautkan dengan ideologi. Bagi manusia, sepakbola hanyalah permainan untuk kebutuhan pelengkap (tahsiniyyat), bukan kebutuhan primer baik yang fisik maupun spiritual.

Jadi, yang perlu diluruskan adalah pemahaman kita tentang akibat-akibat dari sepakbola. Kalau kita mencintai sepakbola terlalu berlebihan sehingga melupakan urusan primer, itu jelas dilarang. Sebaliknya, kalau kita masih bisa menjaga pemenuhan kebutuhan primer dan menyukai sepakbola sewajarnya, berarti itu diperbolehkan. Bahkan, Islam pun menganjurkannya untuk tujuan olahraga dan kesehatan. Sepakbola dan juga olahraga lainnya bisa pula mendatangkan banyak manfaat bagi umat manusia, tergantung bagaimana kita menyikapinya.

Dengan menelusuri sejarahnya itu, semoga kita memahami bahwa memang sepakbola bukan berasal dari budaya Islam. Meski begitu, kita tetap harus berlapang dada bahwa olahraga ini adalah bagian dari kehidupan masyarakat dunia yang harus dihargai.

Sebagai muslim, kita tak mengapa mencintai sepakbola asalkan ada batasan-batasan tertentu agar tidak mendatangkan kerusakan. Sepakbola, atau olaharaga apapun—bahkan kegiatan apapun tidak akan mendatangkan kerugian, asalkan kita tetap menyikapinya dengan pola pikir dan hati yang jernih karena segala kegiatan apapun mengandung ujian untuk keimanan kita.


Kali ini kita akan membahas bagaimana sejarah dan asal usul sepak bola hingga menjadi olahraga terbesar nomor 1 di dunia. Sejarah dan asal-usul tersebut ditinjau dari 2 versi yang paling santer berkembang di tengah masyarakat dunia. Versi tersebut adalah versi asal-usul sepak bola dari China dan versi asal-usul sepakbola dari Inggris. Dalam tulisan ini juga akan dibahas sejarah sepakbola masa kini dan perkembangannya.

Versi Asal Usul Sepak Bola dari China
Sebuah buku pedoman latihan perang yang ditemukan di tahun 1887 di Provinsi Yanming, China menyebutkan bahwa permainan sepak bola telah dimainkan oleh militer kekaisaran China sejak abad ke 2 SM. 

Buku yang diperkirakan berumur 900 tahun ini menyebutkan bahwa prajurit-prajurit kekaisaran China melakukan latihan fisik dengan memainkan bola kulit yang bagian dalamnya diisi dengan bulu dan rambut agar lebih empuk. Dalam peraturannya, bola hanya boleh digiring menggunakan tongkat kayu yang juga berfungsi sebagai alat membela diri dalam pertandingan. Bola digiring untuk kemudian dimasukan ke dalam gawang kecil berbentuk setengah lingkaran. Meski begitu, banyak yang beranggapan bila latihan fisik yang dimainkan oleh para prajurit kekaisaran China pada masa lampau ini tidak termasuk dalam jenis permainan sepakbola melainkan masuk ke jenis softball sehingga pendapat ini pun banyak yang menentang.

Versi Asal Usul Sepak Bola dari Inggris
Selain versi China, beberapa pendapat menyebut bahwa asal usul sepak bolasejatinya berasal dari Inggris. Sumber-sumber yang ada menyebut jika permainan ini pertamakali dikenalkan pada awal tahun 1170 di Kerajaan Inggris dan mencapai puncak popularitas pada tahun 1300-an. Permainan sepakbola ini dimainkan oleh jumlah orang yang tidak terbatas. Jika saat ini satu tim sepakbola beranggotakan 11 orang, pada masa itu sepak bola dapat dimainkan oleh lebih dari 1000 orang.

Permainan sepakbola di Inggris sempat dilarang pada kepemimpinan Raja Edward III. Alasannya adalah karena pada masa itu Inggris tengah melakukan persiapan serangan pada kerajaan Skotlandia. Sang raja khawatir jika karena permainan sepakbola, para prajurit akan malas melakukan latihan dan persiapan persenjataan. Namun, setelah memenangkan perang, sepakbola pun kembali muncul dan semakin meningkat popularitasnya. 

Sepakbola kala itu sangat disukai meski dalam pertandingannya tidak selalu berakhir dengan cara yang beradab. Alasannya tak lain adalah karena peraturan dan sistem permainan masih belum dibakukan sehingga para pemain bebas melakukan kontak fisik.

 dengan aturan yang terbatas dan tidak ada wasit pada saat itu, lapangan sering menjadi kekerasan. Itu dapat diterima untuk mengalahkan atau memukul pemain tim lawan termasuk menghancurkan properti pribadi mereka dan bahkan, pada kesempatan, tinggal atau tempat usaha. 

Sejarah Sepak Bola Masa Kini
Dari inggris, ketenaran permainan sepak bola menyebar ke seluruh penjuru dunia melalui pengenalan oleh negara-negara penjajah ke daerah jajahannya. Antusiasme masyarakat dunia semakin besar terhadap sepak bola dan pada abad ke 18 di Cambridge, aturan-aturan permainan sepakbola mulai disusun dan dibakukan. Aturan-aturan tersebut antara lain adanya kartu kuning, kartu merah, lemparan ke dalam, sepak pojok, penalti, pergantian pemain, ukuran lapangan, ukuran gawang, jumlah pemain, sepak bola putri dan lain sebagainya. 

Hingga kini sepakbola masih terus digandrungi oleh masyarakat dunia. Dan mungkin terus-terus sampai terus, sepak bola akan terus selalu di hati.

Bagaimana hukum sepak bola menurut pandangan Islam? Berikut sejumlah pandangan ulama mengenai sepak bola.

Dalam kitab Bughyatul Musytaq fi Hukmil lahwi wal la'bi was sibaq disebutkan, "Para ulama Syafiiyah telah mengisyaratkan diperbolehkannya bermain sepak bola, jika dilakukan tanpa taruhan (judi). Dan, mereka mengharamkannya jika pertandingan sepak bola dilakukan dengan taruhan. Dengan demikian, hukum bermain sepak bola dan yang serupa dengannya adalah boleh, jika dilakukan tanpa taruhan (judi)."

As-Sayyid Ali Al-Maliki dalam kitabnya Bulughul Umniyah halaman 224 menjelaskan, "Dalam pandangan syariat, hukum bermain sepak bola secara umum adalah boleh dengan dua syarat. Pertama, sepak bola harus bersih dari unsur judi. Kedua, permainan sepak bola diniatkan sebagai latihan ketahanan fisik dan daya tahan tubuh sehingga si pemain dapat melaksanakan perintah sang Khalik (ibadah) dengan baik dan sempurna.

Syekh Abu Bakar Al-Jazairi dalam karyanya Minhajul Muslim halaman 315 berkata, "Bermain sepak bola boleh dilakukan, dengan syarat meniatkannya untuk kekuatan daya tahan tubuh, tidak membuka aurat (bagian paha dan lainnya), serta si pemain tidak menjadikan permainan tersebut dengan alasan untuk menunda shalat. Selain itu, permainan tersebut harus bersih dari gaya hidup glamor yang berlebihan, perkataan buruk dan ucapan sia-sia, seperti celaan, cacian, dan sebagainya."

Bagaimana dengan hukum menyaksikan pertandingan tersebut? Berkaca pada kebolehan bermain sepak bola tersebut, menonton atau menyaksikannya juga diperbolehkan. Tentu saja ada syarat-syarat yang harus terpenuhi.

Menyaksikan pertandingan tersebut diperbolehkan asal bersih dari segala bentuk perjudian dan taruhan, tidak membuka aurat, tidak ikhtilat (campur-baur antara laki-laki dan perempuan), tidak diiringi dengan minuman keras, dan tidak melanggar norma-norma agama lainnya.Dengan demikian, jelaslah hukum dari permainan sepak bola itu. Hal ini menunjukkan bahwa ajaran Islam telah mengatur segala bentuk kehidupan umat manusia, termasuk dalam hal berolahraga.

"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridai Islam itu jadi agama bagimu" surat al maidah.‎

 

Doa Nabi Sulaiman Menundukkan Hewan dan Jin

  Nabiyullah Sulaiman  'alaihissalam  (AS) merupakan Nabi dan Rasul pilihan Allah Ta'ala yang dikaruniai kerajaan yang tidak dimilik...