Banyak orang di dunia sangat menyukai sepak bola, baik itu suka karena
hobi memainkannya, sekedar menonton pertandingan, atau memainkan gamenya
di perangkat komputer. Karena banyak yang menyukai itulah sepak bola
akhirnya menjadi sebuah permainan olahraga terbesar mengalahkan olahraga
bola jenis lainnya. Tak jarang bahkan sepakbola memunculkan fanatisme
tersendiri bagi penyukanya dan hingga berani menaruhkan jiwanya untuk
membela tim kesayangannya. Namun, dari kegilaan itu, tak banyak yang
tahu bagaimana sejarah dan asal usul permainan sepak bola ini
dimulai.
Sampai saat ini, tak ada dasar hukum yang jelas tentang keberadaan
olahraga sepakbola. Sebagian kalangan mengharamkannya, sebagian lagi
membolehkannya.
Namun, jika dilihat dari realitasnya dewasa ini, hukum pengharaman
sepakbola motifnya lemah ketika kita melihat negara-negara muslim
merestui warganya untuk membuat kompetisi sepakbola, baik secara
domestik, regional, maupun internasional. Faktanya, dalam ajang Piala
Dunia, sejumlah negara Muslim ikut menjadi konstestan. Misalnya, Piala
Dunia tahun ini yang berhak adalah negara Aljazair. Piala Dunia
sebelumnya adalah Arab Saudi, Turki, Maroko, Tunisia, Mesir, Iran, dan
Irak.
Meskipun sudah jelas bahwa negara Muslim tersebut bisa mengikuti
kompetisi sepakbola dan masyarakat bisa menontonnya, toh masih banyak
kalangan muslim berpendapat bahwa olahraga ini tidak diperbolehkan atas
dasar banyak mudharatnya ketimbang manfaatnya. Bahkan disinyalir,
sepakbola adalah produk kaum Yahudi yang harus dihindari.
Anggapan ini mengemuka karena melihat dampak-dampaknya. Sebagai misal,
sepakbola bisa mendatangkan perjudian. Selain itu, sepakbola pun
dianggap menimbulkan kemalasan, dengan mengabaikan ibadah dan pekerjaan.
Sepakbola dinilai pula bisa mendatangkan kekacauan, misalnya tawuran
dan perkelahian. Karena dianggap bisa menimbulkan dampak tersebut,
muncullah sejumlah isu atau pendapat keliru mengenai asal-usul sepakbola
sehingga tidak diperbolehkan bagi umat Muslim.
Dari beberapa sumber yang dilacak Alif, pendapat paling keliru tentang
sepakbola adalah asal mula permainan sepakbola berasal dari peristiwa
Perang Uhud. Konon katanya, sepakbola lahir karena dulu ketika perang
Uhud, kepala Sayyidina Hamzah dipotong dan dijadikan untuk permainan
sepakbola. Pendapat ini tentu saja banyak yang membantahnya karena tidak
ada dasar hukumnya. Lagi pula menurut literatur sejarah Islam, Hamzah
gugur secara syahid dalam peperangan itu setelah ditombak oleh budak
suruhan Hindun, yang bernama Wahsyi.
Jadi tidak benar asal usul munculnya sepakbola berasal dari peristiwa
Perang Uhud. Secara historis, olahraga sepakbola justru berasal dari
negeri China, yang dinamakan Cu Ju, sekitar 2400 tahun yang lalu. Lantas
pada abad 19, sepakbola ditasbihkan sebagai olahraga modern oleh FIFA
(organisasi sepakbola dunia), di negeri Inggris. Memang sempat juga
disebut-sebut bahwa sepakbola lahir dari suku Aztec, Amerika, dan FIFA
pun nyaris menyetujuinya. Namun karena dianggap sebab-sebabnya tidak
manusiawi, FIFA akhirnya membatalkan putusannya. Ya, memang, dahulu
bangsa Aztec menggunakan kepala musuh mereka untuk ditendang-tendang.
Sejarah ini mirip dengan sejarah keliru asal mula sepakbola pada zaman
perang Uhud.
Dari penelusuran sejarah tersebut, pastinya sepakbola bukanlah dari
Islam. Beredarnya isu asal-usul sepakbola bagian dari peristiwa Perang
Uhud, mungkin berlandaskan niat baik agar umat Muslim mewaspadai dampak
sepakbola. Namun, sejumlah kalangan yang menilai bahwa sepakbola
diharamkan, itu juga sulit diterima. Kalaupun alasan pengharaman
sepakbola karena telah merusak akhlak, itu pun bukan karena
sepakbolanya, tapi tergantung orang-orang yang memaknai sepakbola itu.
Artinya, efek sepakbola tak berbeda jauh dengan internet, facebook, atau
televisi, yang lahir dari revolusi Industri kreasi orang-orang Barat.
Dan tak dipungkiri, kita pun ternyata menggunakan media tersebut.
Dalam soal keimanan umat, sepakbola tidak tepat kalau dipersalahkan.
Apalagi disangkutpautkan dengan ideologi. Bagi manusia, sepakbola
hanyalah permainan untuk kebutuhan pelengkap (tahsiniyyat), bukan
kebutuhan primer baik yang fisik maupun spiritual.
Jadi, yang perlu diluruskan adalah pemahaman kita tentang akibat-akibat
dari sepakbola. Kalau kita mencintai sepakbola terlalu berlebihan
sehingga melupakan urusan primer, itu jelas dilarang. Sebaliknya, kalau
kita masih bisa menjaga pemenuhan kebutuhan primer dan menyukai
sepakbola sewajarnya, berarti itu diperbolehkan. Bahkan, Islam pun
menganjurkannya untuk tujuan olahraga dan kesehatan. Sepakbola dan juga
olahraga lainnya bisa pula mendatangkan banyak manfaat bagi umat
manusia, tergantung bagaimana kita menyikapinya.
Dengan menelusuri sejarahnya itu, semoga kita memahami bahwa memang
sepakbola bukan berasal dari budaya Islam. Meski begitu, kita tetap
harus berlapang dada bahwa olahraga ini adalah bagian dari kehidupan
masyarakat dunia yang harus dihargai.
Sebagai muslim, kita tak mengapa mencintai sepakbola asalkan ada
batasan-batasan tertentu agar tidak mendatangkan kerusakan. Sepakbola,
atau olaharaga apapun—bahkan kegiatan apapun tidak akan mendatangkan
kerugian, asalkan kita tetap menyikapinya dengan pola pikir dan hati
yang jernih karena segala kegiatan apapun mengandung ujian untuk
keimanan kita.
Kali ini kita akan membahas bagaimana sejarah dan asal usul sepak bola
hingga menjadi olahraga terbesar nomor 1 di dunia. Sejarah dan asal-usul
tersebut ditinjau dari 2 versi yang paling santer berkembang di tengah
masyarakat dunia. Versi tersebut adalah versi asal-usul sepak bola dari
China dan versi asal-usul sepakbola dari Inggris. Dalam tulisan ini juga
akan dibahas sejarah sepakbola masa kini dan perkembangannya.
Versi Asal Usul Sepak Bola dari China
Sebuah buku pedoman latihan perang yang ditemukan di tahun 1887 di
Provinsi Yanming, China menyebutkan bahwa permainan sepak bola telah
dimainkan oleh militer kekaisaran China sejak abad ke 2 SM.
Buku yang diperkirakan berumur 900 tahun ini menyebutkan bahwa
prajurit-prajurit kekaisaran China melakukan latihan fisik dengan
memainkan bola kulit yang bagian dalamnya diisi dengan bulu dan rambut
agar lebih empuk. Dalam peraturannya, bola hanya boleh digiring
menggunakan tongkat kayu yang juga berfungsi sebagai alat membela diri
dalam pertandingan. Bola digiring untuk kemudian dimasukan ke dalam
gawang kecil berbentuk setengah lingkaran. Meski begitu, banyak yang
beranggapan bila latihan fisik yang dimainkan oleh para prajurit
kekaisaran China pada masa lampau ini tidak termasuk dalam jenis
permainan sepakbola melainkan masuk ke jenis softball sehingga pendapat
ini pun banyak yang menentang.
Versi Asal Usul Sepak Bola dari Inggris
Selain versi China, beberapa pendapat menyebut bahwa asal usul sepak
bolasejatinya berasal dari Inggris. Sumber-sumber yang ada menyebut jika
permainan ini pertamakali dikenalkan pada awal tahun 1170 di Kerajaan
Inggris dan mencapai puncak popularitas pada tahun 1300-an. Permainan
sepakbola ini dimainkan oleh jumlah orang yang tidak terbatas. Jika saat
ini satu tim sepakbola beranggotakan 11 orang, pada masa itu sepak bola
dapat dimainkan oleh lebih dari 1000 orang.
Permainan sepakbola di Inggris sempat dilarang pada kepemimpinan Raja
Edward III. Alasannya adalah karena pada masa itu Inggris tengah
melakukan persiapan serangan pada kerajaan Skotlandia. Sang raja
khawatir jika karena permainan sepakbola, para prajurit akan malas
melakukan latihan dan persiapan persenjataan. Namun, setelah memenangkan
perang, sepakbola pun kembali muncul dan semakin meningkat
popularitasnya.
Sepakbola kala itu sangat disukai meski dalam pertandingannya tidak
selalu berakhir dengan cara yang beradab. Alasannya tak lain adalah
karena peraturan dan sistem permainan masih belum dibakukan sehingga
para pemain bebas melakukan kontak fisik.
dengan aturan yang terbatas dan tidak ada wasit pada saat itu, lapangan
sering menjadi kekerasan. Itu dapat diterima untuk mengalahkan atau
memukul pemain tim lawan termasuk menghancurkan properti pribadi mereka
dan bahkan, pada kesempatan, tinggal atau tempat usaha.
Sejarah Sepak Bola Masa Kini
Dari inggris, ketenaran permainan sepak bola menyebar ke seluruh penjuru
dunia melalui pengenalan oleh negara-negara penjajah ke daerah
jajahannya. Antusiasme masyarakat dunia semakin besar terhadap sepak
bola dan pada abad ke 18 di Cambridge, aturan-aturan permainan sepakbola
mulai disusun dan dibakukan. Aturan-aturan tersebut antara lain adanya
kartu kuning, kartu merah, lemparan ke dalam, sepak pojok, penalti,
pergantian pemain, ukuran lapangan, ukuran gawang, jumlah pemain, sepak
bola putri dan lain sebagainya.
Hingga kini sepakbola masih terus digandrungi oleh masyarakat dunia. Dan
mungkin terus-terus sampai terus, sepak bola akan terus selalu di hati.
Bagaimana hukum sepak bola menurut pandangan Islam? Berikut sejumlah pandangan ulama mengenai sepak bola.
Dalam kitab Bughyatul Musytaq fi Hukmil lahwi wal la'bi was sibaq
disebutkan, "Para ulama Syafiiyah telah mengisyaratkan diperbolehkannya
bermain sepak bola, jika dilakukan tanpa taruhan (judi). Dan, mereka
mengharamkannya jika pertandingan sepak bola dilakukan dengan taruhan.
Dengan demikian, hukum bermain sepak bola dan yang serupa dengannya
adalah boleh, jika dilakukan tanpa taruhan (judi)."
As-Sayyid Ali Al-Maliki dalam kitabnya Bulughul Umniyah halaman 224
menjelaskan, "Dalam pandangan syariat, hukum bermain sepak bola secara
umum adalah boleh dengan dua syarat. Pertama, sepak bola harus bersih
dari unsur judi. Kedua, permainan sepak bola diniatkan sebagai latihan
ketahanan fisik dan daya tahan tubuh sehingga si pemain dapat
melaksanakan perintah sang Khalik (ibadah) dengan baik dan sempurna.
Syekh Abu Bakar Al-Jazairi dalam karyanya Minhajul Muslim halaman 315
berkata, "Bermain sepak bola boleh dilakukan, dengan syarat meniatkannya
untuk kekuatan daya tahan tubuh, tidak membuka aurat (bagian paha dan
lainnya), serta si pemain tidak menjadikan permainan tersebut dengan
alasan untuk menunda shalat. Selain itu, permainan tersebut harus bersih
dari gaya hidup glamor yang berlebihan, perkataan buruk dan ucapan
sia-sia, seperti celaan, cacian, dan sebagainya."
Bagaimana dengan hukum menyaksikan pertandingan tersebut? Berkaca pada
kebolehan bermain sepak bola tersebut, menonton atau menyaksikannya juga
diperbolehkan. Tentu saja ada syarat-syarat yang harus terpenuhi.
Menyaksikan pertandingan tersebut diperbolehkan asal bersih dari segala
bentuk perjudian dan taruhan, tidak membuka aurat, tidak ikhtilat
(campur-baur antara laki-laki dan perempuan), tidak diiringi dengan
minuman keras, dan tidak melanggar norma-norma agama lainnya.Dengan
demikian, jelaslah hukum dari permainan sepak bola itu. Hal ini
menunjukkan bahwa ajaran Islam telah mengatur segala bentuk kehidupan
umat manusia, termasuk dalam hal berolahraga.
"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah
Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridai Islam itu jadi agama
bagimu" surat al maidah.