Bunga Tunjung Biru atau nama latinnya "Nymphaea Caerula" adalah tanaman
air sejenis teratai dengan kelopak bunga berwarna biru cerah. Benang
sari & putiknya sendiri berwarna kuning keemasan. sehingga secara
kereluruhan, bunga ini berwarna sangat indah & mengagumkan. tanam-an
ini berasal dari India dan Mesir dimana tempat asalnya, Bunga Tunjung
Biru dianggap suci. di India, bunga ini dikenal dengan nama indian,
"Sacred Blue Lotus" sedangkan di Mesir orang menyebutnya ."Egyptian
Sacred Blue Lily".
Dalam kepercayaan Hindu kuno, Bunga Tunjung Biru adalah tanaman suci
yang digunakan untuk per-sembahyang-an untuk menghormati Bhatara Wisnhu.
selain itu, bunga suci ini dapat digunakan sebagai tanaman herbal yang
berkhasiat untuk menyembuhkan beberapa penyakit kronis. Bunga Tunjung
Biru juga dipercaya dapat mengusir roh halus.
Bunga Tunjung Biru umumnya mekar pada pagi hingga siang hari dan ketika
sore matahari condong kebarat, bunga ini mulai meng-uncup-kan
kelopaknya.
untuk memetik bunga yang dianggap suci ini,
sangat dianjurkan untuk berdo'a terlebih dahulu.
Makna Tunjung Biru
Tumbuh di lumpur dengan batang dan daun terendam air, tumbuhan ini
memekarkan bunganya di udara. Itulah teratai atau tunjung yang dianggap
mewakili gambaran entitas yang bersemi di bhur loka (alam bawah), tumbuh
di bwah loka (alam tengah) dan menghasilkan bungan nan indah di swah
loka (alam atas). Bagi beberapa kalangan, tumbuhan ini dipandang
mengoneksikan tri loka sebagai satu kesatuan tempat hidup yang
memberikan pesan, bahwasanya kemuliaan dalam bentuk bunga mekar melar
nan cantik yang mencuat ke udara hanyalah bentuk ejawantah sebuah
pertumbuhan yang berproses di lumpur yang kotor dan batangnya yang dari
waktu ke waktu selalu terendam dalam dinginnya air. Apa yang
dipertontonkan sebagai keindahan dalam bentuk bunga yang dapat dikagumi,
dipuja-puji dan dinikmati banyak makhluk, hanyalah sari-sari lumpur
kotor yang berproses bersama air dan sinar matahari selama bermasa-masa.
Tumbuhan unik ini juga memberi manusia sebuah pelajaran, bahwa secara
umum orang-orang biasa meletakkan perhatiannya pada hasil akhir.
Orang-orang bisa dengan mudah dan cepat mengagumi keindahan bunga
tunjung yang demikian indahnya menyembul diari perairan. Dengan pesona
warna-warni ia segera menyihir hati manusia dari jaman ke jaman. Banyak
orang mengagumi bunga out, tetapi hanya sedikit yang mau mengerti, bahwa
untuk menghasilkan bunga secantik itu dibutuhkan proses panjang dan
terutama ia yang cantik itu (bunga tunjung) tidaklah diturunkan dari
sorga, melainkan kecantikan itu asal mulanya dari lumpuran becek, jauh
dari dasar air telaga.
Lantas bunga tunjung banyak dijadikan sebagai persembahan kepada
dewa-dewa, ia digunakan sebagai sarana di dalam upacara pemurnian diri.
Barangkali upacara bicara tentang symbol yang sarat makna, tetapi lebih
sederhana dari itu kita bisa membaca sebuah upacara persembahan sebagai
bentuk teater tentang dunia pengharapan. Melalui persembahan bunga
tunjung, para penyembah meletakkan harapannya untuk mampu memiliki
kemahiran mengelolah diri dalam hidup ini sehingga kelak dapat berbuah
atau berbunga seperti tunjung itu. Boleh saja kehidupan ini susah dan
“becek” terkesan kotor menjijikkan, namun semua itu bukanlah manusia,
sebab manusia hanyalah sebiji “benih” yang bersemi di lumpur kehidupan
yang nampak keras, jorok, kotor dan dingin. karena itu, bagi manusia
bijak ia tidak mengidentikkan diri dengan kekacauan hidup itu sendiri,
tetapi ia memandang kekacauan, dingin dan kotor itu sebagai media yang
mengolah dirinya untuk tumbuh menjadi pribadi mulia.
Para pemuja kesempurnaan, para pengabdi pendamba kemuliaan memotivasi
dirinya untuk mampu memiliki kapasitas seperti bungan tumbuhan teratai,
bahwa proses kehidupan akan mendewasakan dan mematangkan dirinya, hingga
kelak berhasil mewujudkan dirinya sebagai pribadi mulia, insan yang
memiliki kekaryaan yang dibutuhkan dunia, bahkan keharuman kemulyaannya
tersebar hingga memenuhi ruang sorgawi. Itulah bunga indah mewangi yang
dihasilkan oleh pejuang-pejuang kehidupan yang dengan sadar dan penuh
semangat mau berproses, karena mereka tahu, benih yang ada pada dirinya
adalah benih unggul, benih itu berasal dari Tuhan itu sendiri.
Pemuliaan bunga tunjung, bukanlah semata-semata suatu semarak aktifitas
mental yang diperuntukkan menjangkau alam esoteric yang gaib, karena
sesungguhnya gaib itu adalah kenyataan itu sendiri dan kenyataan ini
sebenarnya hanya suatu yang gaib (maya).
Di atas semua itu, bunga tunjung berbicara tentang kasih itu sendiri, di
mana usaha-usaha keras penuh penderitaan (dalam lumpur dan air) tidak
perlu dipamer-pamerkan pada khalayak umum, pengalaman getir seperti itu
tidaklah perlu dibagi bersama, tetapi manakala sesuatu kemuliaan,
keharuman mulai bersemi dan terus berbiak mekar, itulah saatnya
dibagikan kepada berbagai pihak. Berbagai keindahan, kebahagiaan dan
pertunjukkan kemuliaan, adalah makanan mental yang vital.
Demikianlah, tunjung menyembunyikan akarnya di dalam lumpur hitam,
supaya orang tidak jijik dan sakit hati melihatnya, tetapi ia
mempertontonkan bunga keindahannya, karena dengan itu orang-orang yang
memandangnya merasa gembira dan semangat. Jadi, persembahkanlah bunga
tunjung kepada kehidupan, persembahkan keindahan, keharuman dan
kemuliaan kepada sesama makhluk dan dunia.
Mitologi Bunga Tunjung Biru
Sebenarnya teratai telah lama dianggap suci oleh banyak agama di dunia,
seperti di India dan Mesir, dalam sebuah monumen di lembah Nil, juga
pada gulungan papirus tunggal terdapat lukisan bunga lotus ini terdapat
ditempat yang terhormat. Demikian pula ditemukan pada pilar bangunan
ibukota Mesir, pada takhta dan bahkan pada hiasan kepala Raja, sehingga
teratai muncul dimana-mana.
Tuhan dalam aspek Ibu ilahi sering digambarkan sebagai yang duduk atau
berdiri diatas teratai besar, symbol kemurnian dan kebijaksanaan.
Tanaman ini misterius dan sakral telah dimuliakan selama berabad-abad
sebagai symbol alam semesta. Hiranya Garbha, “telur” (atau rahim) emas
yang muncul sering disebut Lotus Surgawi. Dewa juga digambarkan
mengapung tertidur di perairan primordial, membentang di bunga teratai
yang mekar.
Kelopak bunga teratai menunjukkan perluasan jiwa. Sedangkan kemampuan
tumbuhan ini tumbuh dari lumpur dan menghasilkan keindahan melambangkan
tekad janji spiritual. dalam ikonografi Hindu, Dewa sering digambarkan
dengan bunga lotus sebagai tenpat duduk mereka. Juga perlu dicatat,
bahwa sebagian besar Budha, Cina, Hindu, Jepang dan dalam sistem religi
Asia lainnya sering digambarkan sebagai duduk diatas bunga lotus.
Menurut legenda, Budha Gautama lahir dengan kemampuan untuk berjalan dan
di mana-mana ia melangkah, bunga teratai mekar.
Warna bunga tunjung atau teratai atau lotus seringkali ditemukan dalam
lima warna yang berbeda: putih, merah, biru, ungu, dan merah muda.
Tunjung Putih
Diartikan kemurnian pikiran dan ketenangan dari sifat manusia, serta kesempurnaan spiritual.
Tunjung Merah
Melambangkan kasih tanpa pamrih, gairah, kasih sayang, dan kebaikan.
Bunga lotus yang sepenuhnya mekar melambangkan kebesaran dan kemurahan
hati. Hal ini juga terkait dengan Avalokitesvara, yang merupakan
Bodhisattva dalam ajaran Buddha, sedangkan dalam ajaran Hindu kuno di
India disebut dengan Avatara Kalki. Dalam cerita Sun Go Kong kita juga
pernah mengenalnya, Dewi Kwan Im Po Sat.
Tunjung Merah Muda
Dipercaya sebagai tempat tertinggi dan suci, dan sangat dihormati. Ini
juga merupakan alasan, bahwa semua dewa menurut kepercayaan Hindu dan
juga Buddha sendiri duduk di atas lotus merah muda. Lotus merah muda
melambangkan keadaan pikiran seseorang, yang merupakan tahap di mana ia
telah pencerahan tertinggi.
Tunjung Biru
Diartikan pengetahuan. melambangkan kendali seseorang atas pikiran dan
semangat dan melepaskan aspirasi materialistis dalam hidup serta
mencapai kesempurnaan jiwa. Bunga lotus biru tidak sepenuhnya benar
benar terbuka. Keadaan ini diartikan bahwa seseorang tidak boleh
berhenti untuk belajar dalam mencapai kebijaksanaan dalam hidup.
Tunjung Ungu
Menandakan mistis dan merupakan bagian esoterik ajaran Buddha terkait 8
jalan dalam Buddhis. Bunga lotus juga melahirkan simbolisme dalam
berbagai budaya. Keindahan bunga lotus menginspirasi pada karya seni,
puisi, arsitektur, dan desain. Lotus tumbuh keluar dari air berlumpur,
tidak terpengaruh dan tak tersentuh oleh kotoran, sehingga dianggap yang
tertinggi di antara semua bunga.