Asia Selatan (dulu India), merupakan suatu Jazirah dari benua Asia yang
memiliki keunikan tersendiri bagi perkembangan kebudayaan di wilayah
Asia tersebut. Salah satu keunikan dari wilayah ini adalah beragamnya
bangsa-bangsa yang datang dari luar India yang kemudian membentuk agama
baru, serta kebudayaan baru.
Keunikan lain yang perlu diketahui juga adalah adanya kebudayaan yang
sudah tinggi di miliki oleh India pada tahun-tahun jauh sebelum masehi,
serta corak kerajaan-kerajaan besar yang pernah menguasai wilayah ini,
sehingga menunjukkan kemajuan yang signifikan baik dalam bidang
perdagangan, politik, sosial, agama maupun ilmu pengetahuan.
Dalam sejarahnya India secara umum di pengaruhi oleh tiga invasi besar.
Pertama, invasi oleh bangsa Arya, kedua, invasi agama Islam, dan ketiga
adalah invasi oleh bangsa Barat ( Inggris ). Melihat proses invasi
tersebut tentunya menarik apabila pengkajian Islam di Asia Selatan ini
di mulai dari perkembangan awal pembentukan masyarakat India sampai
sekarang, tetapi dalam makalah ini tidak membahas secara keseluruhan
hanya akan membahas kondisi Asia Selatan (dulu India ) sebelum Islam
masuk ke wilayah tersebut dengan berbagai kondisi yang meliputi
perkembangannya.
Asal Usul India
India, negeri yang penuh pertentangan. Punya kesatuan geografis yang
fundamental, tetapi tak pernah mengenal kesatuan politik yang riil,
kecuali yang baru-baru ini dipaksakan oleh Inggris. Penuh dengan
berbagai golongan, menyebabkan tidak mampu menolak serangan-serangan.
Penuh oleh beragam ras yang terpisah dan bermusuhan dengan berbagai
perbedaaan kepercayaan, bahasa dan kebudayaan.
Nama India itu merupakan nama baru yang disebut dalam ejaan orang Barat.
Aslinya adalah Hind, terambil dari nama sungai Shindu, salah satu
sungai besar yang ada di India, dari kata tersebut kemudian menjadi
Hindustan. Nama India juga berasal dari kata Shind, diambil dari nama
penguasa dahulu di India yaitu anak dari Nabi Nuh, yang menguasai lebih
besar dibanding dengan saudaranya yang lain yaitu Hind dan Bang. Kata
Shind sama artinya dengan Bharata. Beratus tahun sebelum Nabi Isa lahir,
India telah menempati kedudukan yang tinggi dalam tamaddun dunia,
terutama dalam soal-soal keagamaan dan metafisika. Dari sanalah
timbulnya agama Brahmana yang terkenal. Dari sana pula timbul Budha
Gautama. Bahkan telah diselidiki bekas tamaddun dari 5000 tahun yang
lalu dengan penggalian sisa-sisa negeri yang bernama Mohendo-Daro dan
Harrapa. Dari bekas-bekas runtuhan kota lama itu telah didapati orang
dengan kepandaian penduduknya dalam seni bangunan, sudah mengenal
tulisan, serta sudah mengenal mata uang.
Kemudian, jika dilihat hubungannya dengan Arab, kemungkinan besar dengan
kemajuan yang sedemikian rupa tinggi di India, niscaya telah lama
hubungannya dengan bangsa Arab, walaupun sebelum Islam. Dengan bukti
adanya semacam pedang yang terpuji buatanya di tanah Arab di zaman
dahulu yaitu ” Saif Muhannad”, artinya pedang yang ditempa secara Hind.
Malahan disangka orang bahwa perkataan ”Handasah” artinya ilmu ukur
terambil dari kata-kata ”Hindu” juga.
Kondisi Umum India Sebelum Masuknya Islam.
Sekitar tahun 6000-5000 SM.
bangsa Dravida datang ke India dari Asia Barat dengan kepercayaan
terhadap adanya Tuhan secara abstrak. Mereka ini yang di anggap sebagai
penduduk pribumi asli India, yang ditunjukkan dengan adanya kebudayaan
Mahendo-Daro tersebut sebagai milik dari bangsa Dravida ( jauh sebelum
bangsa ini datang sebenarnya sudah ada suku bangsa Negrito dan
Astronosoid ). Kemudian pada abad VI SM. bangsa Arya dari Persia datang
menguasai punjab dan Benaras ( India Utara ) dengan membawa kepercayaan
adanya Tuhan secara nyata. Dasar kepercayaan bangsa Arya adalah Syirik.
Akhirnya bangsa Arya yang lebih kuat memaksa bangsa Dravida untuk
menganut kepercayaannya. Kemudian kepercayaannya itu berkembang menjadi
agama Brahmana ( Hindu ) yang melahirkan kasta-kasta.
Pada tahun 599 SM. lahir Mahawir yang mempelopori lahirnya agama Jain.
Dasar agama ini adalah pertapaan dan meninggalkan kemewahan. Mereka
tidak memiliki kitab suci. Satu-satunya sumber keagamaan adalah Mahawir.
Ajaran pokok agama Jain ini adalah Ahimsa ( tidak hasad ), agama sejati
berlaku bagi semua makhluk dan lama-kelamaan ajaran ini melebur dalam
agama Hindu. Kemudian pada tahun 557 SM. lahir Gautama Budha di
Kapilabastu, kaki gunung Himalaya yang menjadi pelopor lahirnya agama
Budha.
Perkembangan sejarah Asia Selatan terutama India sudah ada sejak ribuan
tahun sebelum masehi. Tetapi baru ketika setelah kedatangan bangsa Arya,
pengkajian sejarah Asia Selatan kelihatan lebih nyata. India salah satu
pusat peradaban dunia pada masa lampau, selain Cina dan Timur Tengah
dan juga Eropa. Letak peradaban terbesar bangsa India adalah teletak di
Mohenjodaro dan Harapa. Suku asli India adalah bangsa Dravida, yang
kemudian eksistensinya sedikit demi sedikit tergusur loleh kedatangan
bangsa Arya dari Asia Barat. Peradaban India sering disebut dengan
peradaban sungai Indus yang dialiri oleh lima anak sungai yaitu; Yellum,
Chenab, Ravi, Beas, Suttly yang kemudian terkenal dengan sebutan Punjab
(Daerah lima Aliran Sungai). Peradaban lembah sungai Indus sebanding
dengan peradaban Mesopotamia, lembah sungai Huangho, dan Mesir, dengan
penduduk asli adalah orang-orang Dravida, mempunyai cirri-ciri berkulit
hitam dan pada saat itu mereka belum mempunyai kepercayaan atau agama
yang tetap.
Seperti yang telah disinggung diatas hasil peradaban terbesar lembah
sungai Indus adalah keberadaan kota Mohenjodaro dan Harapa. Kota
Mohenjodaro merupakan gambaran kota pada masa India lama. Disana telah
ditemukan bangunan perumahan, balai besar dan juga pemandian. Bahan
pokok dari bangunan-bangunan tersebut adalah sebuah batu bata merah
dengan ukuran kira-kira 25 X 50 X 3,5 inchi. Rumah-rumah pada kota
Mohenjodaro mempunyai halaman-halaman yang luas.
Pasca kedatangan bangsa Arya inilah proses asimilasi budaya di India
berkembang, terutama adalah munculnya agama Hindu di India. Sebelum
secara resmi agama Hindu berkembang, telah terjadicontact antara bangsa
Dravida dan Arya, tetapi pada akhirnya bangsa Dravida memilih tiga opsi
yaitu; kelompok pertama adalah mereka yang menolak kedatangan bangsa
arya dan melawannya sampai kalah. Kelompok kedua adalah yang kemudian
menyingkir ke wilayah lain yaitu deccan dan Bihar, sedangkan kelompok ke
tiga adalah mereka yang kemudian melakukan percampuran dengan ras
pendatang, ras Arya, dan untuk selanjutnya melahirkan kebudayaan baru di
India.
Lebih detailnya, lemhab Hindus memang di bahas pada permasalahan lain,
tetapi penuli mencoba melihat sedikit kebelakang sebelum kedatangan
Bangsa Arya. Letak kota lembah sungai Indus sendiri tepatnya di daerah
perbukitan Baluchistan yang kemudian menghasilkan kebudayaan Nal.
Daerah-daerah yang terletak di sepanjang sungai Indus kemudian sering
disebut dengan kebudayaan Harappa dan Mohenjodaro. Letak Mohenjodaro dan
Harappa sendiri kurang lebih 800 km. Dalam penggalian terbaru telah
banyak ditemukan kota-kota baru di Mohenjodaro dan Harappa. Pada masa
Mphenjodaro dan Harapp telah ditemukan benda-benda yang pada saat itu
sudah merupakan benda yang sangat mengagumkan dengan keunikan dan
keelokan tersendiri.
Dengan sumber-sumber yang telah ada membuktikan bahwa sungai Indus,
tepatnya peradaban lembah sungi Indus telah menjadi salah satu sumber
perdaban di dunia. Padahal pada waktu Indonesia belum berkembang seperti
halnya India, ataupun Mesopotamia, Mesir dan bahkan Eropa.
Memang masih sangat terbatas sumber yang menjelaskan secara detail
bentuk peradaban tersebut, tetapi itu sudah cukup membuktikan bahwa
India adalah pusar peradaban dunia. Oleh sebab itu pada tulisan ini
penulis akan mencoba menerangkan dan menjelaskan beberapa fakta sejarah
yang terjadi pada masa kedatangan dan perkembangan bangsa Arya.
Perkembangan-perkembangan itu meliputi banyaknya kerajaan-kerajaan yang
bercorak peradaban Arya, Agama Hindu dan pastinya peradaban-peradaban
yang dihasilkan oleh bangsa Arya. Tulisan ini mencoba membatasi
pembahannya hanya pada perkembangan sejarah India pada masa kebesaran
bangsa Arya dan masa kejayaannya.
Untuk merinci pembahasan, penulis memberi pokok permasalahan yang
tujuannya memudahkan pembaca memahami tulisan ini, yang meliputi:
Awal kedatangan bangsa Arya di India
Pengaruh yang di hasilkan oleh bangsa Arya yang mungkin meliputi peradaban, agama, budaya, seni dan lain sebagainya.
Peradaban dan budaya Arya di India (Indo-arya) tidak akan perbah lepas
dari pembahasan agama Hindu dan perkembangannya. Agama Hindu muncul
ditengah-tengah perkembangan kebudayaan Arya.
KEDATANGAN BANGSA ARYA
Nama arya berarti bangsawan atau tuan, yang terdapat dalam bahasa persia
dan india. Perpindahan Bangsa Arya di India terjadi bertahap-tahap, dan
tidak terjadi langsung dengan gelombang besar. Waktu yang dibutuhkan
juga membutuhkan waktu yang berabad-abad, itupun sambil membawa keluarga
mereka.
Pada masa tertentu, ada sekelompok yang nampaknya begitu kuat yang
memasuki India. Hal ini dibuktikan pada penggalian di Harappa yang
menyatakan bahwa kota Harappa takluk dengan kekerasan, karena banyak
ditemukan tumpukan mayat di Harappa. Selain itu kerusakan di dinding
kota, yang semuanya disinyalir Harappa di hancurkan oleh Bangsa yang
gagah berani. Pendirian ini juga diperkuat dengan pernyataan buku Weda
yang mengatakan bahwa bangsa Hariyupuja yang dikalahkan oleh orang-orang
Arya dengan bantuan, dan tentu haruyupura itu dapat kita anggap sama
dengan budaya Harappa.
Perpindahan bangsa Arya ke India berlangsung pada satu masa yang
berabad-abad lamanya dapat juga dibuktikan kalau dibandingkan
syair-syair Weda yang tertua dengan yang terkemudian. Penyelidikan ini
menyatakan bahwa mula-mulanya sungai Indus dianggap oleh orang Arya
sebagai sungai yang keramat dan menjadi sumber dari sekalian kebaikan
bagi orang Arya.
Tetapi pada masa Doab Gangga-Jumna menjadi pusat kebudayaan brahma, maka
ternyata bahwa seluruh daerah Indus dan Punjab sudah dilupakan oleh
orang-orang Arya, dan bhakan buku-buku seperti Weda dan Upanisad
seakan-akan melupakan kesucian sungai Indus. Orang-orang Arya merupakan
bangsa yang suka yang berpetualang pada saat itu.
Nampaknya kedatangan bangsa Arya berbarengan dengan lansung
berkembangnya kerajaan-kerajaan bangsa Arya. Dalam beberapa
berita-berita peperangan raja Persia menaklukan Punjab dan Sindh tahun
516 SM, dan raja tersebut mempunyai beberapa prajurit dari kalangan
orang-orang India. Sedangkan kita tahu bahwa bangsa Arya adalah bangsa
yang berasal dari Asia Barat.
PENGARUH BANGSA ARYA
Kedatangan bangsa Arya di India telah memberi pengaruh besar dalam
sejarah perkembangan Bangsa India sendiri. Bangsa Dravida yang
sebelumnya telah menempati India telah memberi tiga reaksi pasca
serangan bangsa Arya. Kelompok pertama adalah mereka yang menolak
kedatangan bangsa Arya dengan memberi perlawanan sampai mati. Kelompok
kedua yaitu mereka yang akhirnya menyingkir ke daerah selatan, Deccan
dan Bihar. Kelompok ketiga adalah yang kemudian melakukan asimilasi
dengan bangsa Arya, yang kemudian melahirkan budaya baru.
Fokus peneitian para ilmuan sejarah masih masih berkisar pada budaya
yang telah dihasilkan oleh percampuran bangsa Arya dan Dravida tersebut,
atau yang kemudian sering dengan kebudyaan Indo-arya. Alasan utamanya
adalah bahwa percampuran tersebut selanjutnya melahirkan sistem budaya
dan poitik yang lebih mudah untuk dirunut pada sejarawan. Pengaruh
selanjutnya dari budaya Indo-arya adalah munculnya perbagai budaya
seperti Bahasa Sansekerta, Upacara Keagamaan, dan hal-hal sacral
lainnya. Selain itu adalah kemunculan dan berkembangnya Agama Hindu yang
menjadi agama terbersar di India sampai sekarang.
Untuk saat ini orang-orang dari bangsa Arya mendiami daerah-daerah
sekitar di sebelag utara garis perbatasan yang terletak antara Goa dan
Orissa selatan. Ada juga sebagian terletak di sebelah selatan garis
tersebut, seperti Hiderabad.
Sebagai bangsa pendatang, Arya memandang orang-orang Dravida adalah
sebagai penduduk yang lebih rendah dari bangsa Arya. Namun hal itu tidak
menutup kemungkinan Bangsa Arya mengakui bahwa Bangsa Dravida merupakan
Bangsa yang kaya yang telah mengembangkan peradaban dan kebudayaan yang
cukup tinggi. Jika dilihat kembali, sistem kepercayaan telah menjadi
dasar utama dalam kultur masyarakat India dalam sistem sosial.
Eksistensi kasta sebagai pembagian kelas masyarakat India merupakan
bentuk nyata yang tidak terhapus begitu saja hingga saat ini. Brahmana
sebagai kasta tertinggi di India tetap dipegang oleh bangsa Arya
sendiri, sementara Ksatria, Waisya, dan S0udra adalah kelompok sosial
yang mesti mengikuti hukum yang telah dibuat oleh para Brahmana.
Pengaruh yang signifikan dari bangsa Arya yang selama ini banyak dikaji
adalah munculny abanyak kerajaan bercorak Arya. Proses kultural yang
berlangsung hingga abad ke-7 sebelum masehi kemudian melahirkan sejarah
politk bangsa India yang sangat panjang. Pada periode ini suber sejarah
India semakin terang dengan perlbagai iniformasi tertulis dari dalam
India maupun dari catatan asing. Beberapa kerajaan penting pada masa
awal perkembagnan Arya adalah Gandhara, Kosala, Kasi dan Maghada. Tetapi
sampai sekarang hanya kerajaan-kerajaan yang mempunyai pengaruh besar
saja yang dapat diakses dan dikaji. Hal karena terbatasnya sumber
sejarah yang menerangkan perihal tersebut. Selain itu kita tahu India
mempunyai wilayah yang cukup luas, dan tidak memungkinkan dikaji
kerajaan-kerajaan yang terseban seantero India. Dari sekian banyak
kerajaan, mungkin yang dapat diakses dan dikaji karena mempunyai peranan
penting dalam perkembangan peradaban di India. Salah satunya adalah
Maghada.
Secara umum gambaran kondisi India pada saat Islam sebelum masuk adalah sebagai berikut:
Kerajaan-kerajaan yang ada di India sebelum Islam masuk.
Kerajaan Maurya
Pada tahun 327 SM. datanglah Iskandar Zulkarnaen dari Persia ke India
melalui Sela Kaibair dan menguasai India di daerah Punjab, tetapi
kekuasaannya itu tidak tahan lama. Kemudian, pada tahun 324 SM. pecah
pemberontakan dibawah pimpinan Candragupta dan berhasil menghalahkan
Iskandar Zulkarnaen, serta berhasil mengusir penduduk asing tersebut
dari India ( sedudah sepeninggalnya Iskandar Zulkarnaen w. 323 SM. )
Berdirilah sekarang kerajaan Maurya, dengan Candragupta Maurya sebagai
raja pertamanya. Dalam waktu singkat kekuasaan Maurya sudah membentang
dari Khasmir di barat hingga daerah lembah sungai Gangga di timur.
Ibukota kerajaan ini adalah di Pattaliputra. Pada perkembangan
selanjutnya, kerajaan ini dipimpin oleh Asoka ( 268-232 SM )
cucu Candragupta Maurya. Di bawah Raja Asoka, kerajaan Maurya mengalami
zaman gemilang. Kalingga dan Dekkan ditundukkannya. Akan tetapi
menyaksikan korban dan bencana perang yang dasyat di Kalingga, ia
menjadi terharu dan menyesal. Sejak saat itu tidak lagi, ia melakukan
peperangan dan lebih mencita-citakan perdamaian serta kebahagiaan bagi
umat manusia.
Pada awalnya Asoka beragama Hindu tetapi kemudian menjadi pengikut agama
Budha dan agama tersebut menjadi dasar pemerintahannya. Banyak kemajuan
yang dicapai oleh Asoka antara lain adalah didirikannya tiang-tiang
batu bertahtahkan ajaran Budha di segala penjuru kerajaannya. Setelah
Asoka meninggal, kerajaan lalu terpecah-pecah dalam bagian-bagian kecil,
namun akhirnya beberapa abad kemudian muncullah seorang raja yang gagah
perkasa, bernama Candragupta I, pembangun kerajaan Gupta.
Kerajaan Gupta
Candragupta I ( 320-330 ) membangun kerajaan ini berpusat di sungai
Gangga. Berlainan dengan Asoka, Candragupta I ini beragama Hindu, tetapi
agama Budha tetap berkembang dengan suburnya. Zaman Gupta dalam sejarah
India di pandang sebagai zaman yang paling gemilang atau disebut juga
dengan zaman keemasan. Puncak kemegahann kerajaan Gupta dicapai pada
masa pemerintahan Raja Samudragupta anak Candragupta I.
Perkembangan selanjutnya, kerajaan Gupta dipimpin oleh Samudragupta
(330-373 ), seluruh lembah Gangga dan Sindu di taklukkannya serta India
Selatan juga dikuasainya. Ia memilih kota Ayodya sebagai ibu kota
kerajaannya. Kemudian setelah Samudragupta mati kerajaan ini di pimpin
oleh Candragupta II ( 375-415 ), pada masa ini kerajaan makmur dan
sejahtera, banyak gedung indah didirikan, perdagangan dan pelayaran
makin maju, kesenian, ilmu pengetahuan, kesusastraan juga maju dengan
pesat.
Sepeninggal Candragupta II, kerajaan Gupta mulai mundur, berbagai suku
bangsa di Asia Tengah datang menyerbu. Hampir dua abad masa gelap ini
menimpa India. Akhirnya pada abad ke 7, tampilah kembali seorang raja
yang kuat bernama Harshavardhana, dengan membangun kembali kerajaan
tersebut. Disisi lain Islam lahir yang dibawa oleh Nabi Muhammad di
Mekkah pada abad ke 7 M.
Kondisi Politik
Kondisi politik di India sejak dahulu mengalami berbagai gejolak dengan
adanya beberapa kerajaan-kerajaan yang saling berperang satu sama lain
pada masa awal invasi Arab. Seperti yang telah diungkapkan pada
pembahasan diatas, bahwa setelah sepeninggalnya Candragupta II, keadaan
mulai kacau sampai tampilnya Raja Harshavardhana di Qanauj,
mengembalikan kestabilan politiknya, tetapi kemudian sepeninggalnya raja
tersebut, kerajaan jatuh berkeping-keping di ikuti dengan kerusuhan
diantara putra mahkota demi merebutkan kekuasaan. Kekacauan politik
terburuk sering terjadi di tanah ini ( India ) selama lebih dari 50
tahun. Bagian tersisa dari negeri ini dibagi-bagikan diantara banyak
penguasa independen dengan beragam tingkat kekuasaan dan kehormatan.
Sistem pemerintahan pada masa kerajaan ini adalah terdiri dari Raja,
Menteri, Kepala Propinsi ( Uparika ), Kepala Distrik dan Kepa Desa. Raja
sebagai kepala administrasi yang juga menggabungkan semua kekuatan
legislatif, eksekutif, yudikatif dam militer dalam dirinya. Jabatan ini
bersifat turun-temurun tetapi kadang raja juga dipilih. Para Menteri
bertugas membantu dan memberi saran kepada raja. Dalam sistem kerajaan
ini juga ada propinsi-propinsi bagian dari kerajaan yang di kepalai oleh
Uaparika. Kemudian propinsi juga di bagi kedalam beberapa distrik yang
disebut Vaisaya ( petugas distrik disebut Vaisayapati ). Sedangkan desa
merupakan unit terkecil administrasi yang dikepalai oleh Panchayat.
Kondisi Ekonomi
Secara keseluruhan rakyat di India dapat dikatakan sudah makmur. Rakyat
berada dalam kondisi sejahtera, pertanian merupakan pekerjaan utama
rakyat setempat. Bagla dan Gujarat terkenal sebagai tempat produsen
serta pengekspor barang-barang tekstil kapas. Kondisi ekonomi semacam
ini setidaknya dapat dirasakan rakyat pada saat kegemilangan
kerajaan-kerajaan yang ada di India seperti masa Raja Asoka dari
kerajaan Maurya.
Kondisi Agama
Di India terdapat tiga agama besar yaitu Budha, Jain dan Hindu pada awal
penaklukan Arab. Agama Jain tidak populer dan agama Budha sedang
menurun,. Agama Hindu adalah agama yang paling penting bagi India.
Hampir seluruh raja menganut agama Hindu dan mengambil langkah-langkah
untuk kepentingan agamanya. Tekanan dari Brahmana terhadap penganut
agama Budha menyebabkan mereka mengharapkan datangnya kekuatan lain
untuk menghindari penguasaan Hindu.
Dengan melihat kondisi seperti ini setidaknya ada dua faktor yang perlu
dicermati, yang pertama, bahwa bangsa India sulit di tembus oleh
kekuasaan ataupun kepercayaan lain, hal ini karena sudah mengakar kuat
sistem pemerintahan Monarkhi India yang pernah mengalami kegemilangan
sebelum Islam datang dengan kemajuan dalam berbagai bidang, serta salah
satu agama menjadi agama negara dan diperjuangkan secara sungguh-sungguh
sehingga sulit untuk menembus kesana, seperti masa Asoka agama Budha
menjadi agama kerajaan atau masa Candragupta I, agama Hindu mengakar
kuat pada kerajaannya. Kedua, bahwa adanya ketidaksenangan agama Budha
sebagai agama besar di India merasa tersaingi dan tersingkir oleh
kekuasaan Hindu maka menginginkan adanya kekuatan luar untuk masuk ke
India sebagai tandingan terhadap Hindu, sehingga menjadikan Islam masuk
kesana dapat perhatian lebih dari agama tersebut.
Kondisi Sosial
Kondisi sosial pada anak benua India ini, jelas terlihat bahwa kondisi
masyarakatnya yang terdiri beberapa suku bangsa akan mengalami
perbedaan-perbedaan kultur yang membentuknya. Kondisi sosial yang semcam
ini juga tidak bisa terlepas dari sitem agama Hindu yang
mempengaruhinya dengan membagi masyarakat dalam empat kasta ( Brahmana,
Ksatria, Waisya dan Sudra ). Bangsa Arya termasuk 3 kasta yang
tertinggi, sedangkan orang Dravida di masukkan dalam kasta Sudra. Di
luar ke empat kasta tersebut masih terdapat lagi satu golongan besar
yang nasibnya sangat menyedihkan yaitu golongan Paria, mereka tidak
masuk apa-apa.
Secara umum rakyat menikah diantara kastanya masing-masing dan
perkawinan antar kasta sangat jarang terjadi. Poligami banyak diterapkan
dalam masyarakat, tetapi kaum wanita tidak di bolehkan menikah untuk
kedua kalinya .
Kerajaan Andhra (Benggala)
Kerajaan Andhra didiami oleh bangsa dravida, letaknya di pantai teluk
Benggala di antara muara sungai Godavari dan Khrisna. Diwaktu
pemerintahan raja Asoka kerajaan itu ditaklukkan dan diharuskan membayar
upeti. Tetapi kerajaan itu kemudian hari bertambah kuat, sehingga
seorang dari antara raja-rajanya dapat menduduki kerajaan Maurya.
Selama raja-raja Andhra memerintah, agama Brahma dan Budha keduanya
mendapat penghargaan yang sama. Walaupun raja-raja sendiri memeluk agama
Brahma, tetapi agama Budha tetap mendapat perlindungan dan bantuan juga
dari pihak mereka. Untuk para biksu disediakan wihara, terutama dalam
gua-gua di pegunungan Deccan.
Kerajaan Andhra makmur dan terkenal sebab mempunyai perhubungan laut
juga dengan luar negeri. Akan tetapi di abad ke 3 sejarah kerajaan itu
makin kabur. Dalam keadaan gelap gulita kerajaan itu lenyap dan tidak
pernah lagi terdengar dalam sejarah India.
Kerajaan Parthi (India Barat)
Sebagai telah diuraikan tadi sisa kerajaan Iskandar Zulkarnain masih
terdapat di Persia pada waktu itu, yaitu kerajaan Baktria. Penduduknya
kebanyakan orang pengembara yang suka berpindah-pindah tempat untuk
mengembalakan ternaknya. Bangsa itu selalu hendak memasuki India.
Lebih-lebih setelah mereka itudidesak oleh bangsa lainyang datang dari
sebelah utara. Krajaan Baktria pada akirnya ditaklukkan oleh bangsa
Parthi yang kemudian terus merebut daerah sungai Indus di India barat.
Dizaman ini terjadilah perpindahan bangsa-bangsa Asia Tengah ke India
(bangsa-bangsa Parthi dan Saka) dengan cara besar-besaran.
Raja yang terkenal dari bangsa Parthi itu ialah Gondophares. Menurut
berita raja inilah yang membawa agama Kristen ke tanah India.
Kerajaan Kushan (India Utara)
India Uatara menderita kerusakan juga disebabkan oleh masuknya bangsa
Yue-Chi dari Tiongkok Tengah. Bangsa ini amat perkasa, sehingga mereka
menaklukkan daerah-daerah turkestan sekarang dan mengusir bangsa-bangsa
seka dari tempat diamnya disekitar laut Kaspia. Mereka itu mendirikan
suatu kerajaan yang kuat disebelah utara India.
Sesudah mengetahi kelemahan-kelemahan raja-raja Andhra, bangsa Yue-Chi
berikhtiar untuk merebut India. Mula-mula mereka menaklukkan daerah
Gandhara dan Punjab. Kerajaan yang mereka dirikan disana adalah kerajaan
Kushan.
Rajanya yang pertama ialah Kadhpises I (tahun 40 sesudah Masehi),
sedangkan raja Kushan yang termasyhur bernama Kaniskha (tahun 120).
Namanya tersebut dalam kitab-kitab Budha di India, Tibet dan Mongolia,
karena ia terkenal sebagai pembela agama Budha.
Pada waktu itu kerajaan Kushan melingkupi India Utara, Lembah Gangga dan
Indua, jadi belum seluruh kerajan Asoka ibu negeri kerajaan Andhra,
Pataliputra jatuh ke tangannya. Akan tetapi Kaniskha berdiam di
Purushpura atau Pashawar yang sekarang. Dibelakang hari raja itu memeluk
agama Budha. Perhubungan dengan Tiongkok diperkuatnya dengan mengirim
pendeta-pendeta Buddha kesana.
Dalam sejarah agama Budha terberita juga permusyawaratan besar yang
diadakan diantara pemimpin-pemimpin agama Budha atas perintah Kaniskha
untuk menyelsaikan bermacam-macam perselisihan yang timbul dalam agama
itu dan menyelidiki kitab-kitab yang mengenai ilmu agama dan filsafat
supaya dipersatukan Sesudah rapat itu, yang dihadiri oleh 500 orang
ulama-ulama agama Budha menghabiskan pekerjaannya, semua putusan yang
diambil, ditulis dalam tembaga dalam bahasa sansekerta dan disimpan
dalam suatu stupa dekat kota Srinagar.
Diantara raja-raja keturunannya kita sebut seorang saja, yaitu Vasudeva
(182-220). Ialah raja penghabisan yang masih dapat memegang persatuan
dalam kerajaannya. Setelah Vasudeva wafat, kerajaan Kushan pecah belah
seperti nasib kerajaan Andhra di India Tengah, kerajaan Kushan lenyap
juga dari sejarah. Zaman yang mulai dengan keruntuhan kerajaan Kushan
dan Andhra sampai zaman Gupta, yang meliputi lebih kurang 100 tahun
adalah zaman yang sulit sekali dalam sejarah India.
Yang tetap berdiri pada masa itu ialah kerajaan Saka di India Barat, di
daerah sungai Indus dan Rajputana. Bangsa Rajput yang menduduki daerah
Rajputana sekarang disebelah utara Bombay masuk keturunan bangsa Saka
itu.
Kerajaan Maghada
Pada masa kerajaan Maghada terdapat beberapa dinasti yang bergiliran memegang tampuk kepemimpinan di India/Maghada.
Dinasti Sisunaga
Dinasti Sisunaga merupakan dinasti pertama yang memegang tampuk
kepemimpinan di kerajaan Maghada. Dinasti ini setidaknya pernah dipimpin
oleh sembilan raja yaitu: Saisunaga, Kakavarna, Kshemadarman,
Kshemajit, Bimbisara, Ayatasatru, Darsuka, Udaya, Nandivadana.
Dinasti Nanda
Dinasti Nanda juga pernah berkuasa atas kerajaan Maghada, tepatnya pada
413-322 SM. Raja-raja yang pernah berkuasa pada dinasti Nanda juga
berjumlah sembilan orang, seperti halnya dinasti Sisunaga. Pada masa
dinasti ini banyak sekali ketidakstabilan pada pemerintahan, hal ini
dibuktikan dengan banyaknya raja pada kurun waktu yang kurang dari satu
abad. Sehingga pada akhirnya dinasti ini berhasil dikudeta oleh
Chandragupta dari Maurya, yang kemudian mendirikan dinasti baru yaitu
dinasti Maurya.
Dinasti Maurya
Pada masa dinasti Maurya merupakan dinasti yang mampu membawa India pada
masa kejayaannya. Pada 322 SM Chandrgupta naik tahta dari hasil kudeta
yang dia pimpin dari kekuasaan dinasti Nanda. Hal penting yang patut
dicatat pada masa Chandragupta adalah perisnggungan India dengan bangsa
asing, tepatnya kekaisran Macedonia yang dipimpin oleh pemimpin agung
Alexander the great (iskandar zulkarnain). Peristiwa ini berlangsung dua
tahun sebelum Chandragupta naik tahta. Kedatangan Macedonia tidak hanya
mempunyai maksud politis saja tetapi juga misi penyebaran budaya barat
ke daerah timur. Beberapa sumber mengatakan bahwa ekspansi Alexander the
great tidak mempunyai motif politik sama sekali, karena pasukan
Macedonia hanya lewat saja dan tidak meneruskan penyerangan kea rah
timur, dan bahkan mereka kembali lagi ke barat (Eropa).
Seperti halnya daerah-daerah timur yang lain, pasca ekspansi bangsa
barat adalah kemunculan budaya hellenisme. Yaitu perpaduan budaya timur
dengan budaya barat. Sejak masa tersebut semakin terbuka hubungan barat
dengan dunia timur. Hal inilah yang kemudian mendorong India semakin
menjelma menjadi pusat peradaban penting dunia. Banyak ilmuan yang
kemudian datang dan pergi di India. Hal yang juga patut dicermati adalah
pada masa itu sejarah India telah ditulis oleh salah satu kaki tangan
Alexander the great yang selalu mengirinya kemanapun dan kapanpun ia
pergi.
Kondisi Asia Selatan (dulu India) pada masa sebelum masuknya Islam telah
mengalami perkembangangan yang sudah cukup lama dari beberapa tahun
sebelum masehi. Dalam perkembangan tersebut, India sudah mempunyai
kebudayaan tinggi yaitu Mohendo-Daro dan Harrapa yang kemungkinan besar
milik bangsa Dravida.
Asal usul India aslinya adalah Hind yang diambil dari nama Sungai
Shindu. Daerah ini di datangi oleh dua suku bangsa yang besar yaitu
Dravida dari Asia Barat yang mempercayai adanya tuhan secara abstrak dan
suku bangsa Arya yang datang dari Persia dengan membawa kepercayaan
adanya tuhan secara nyata. Kemudian dari sinilah di India melahirkan
agama Brahmana ( Hindu ) dab Budha. Selain dua agama tersebut juga ada
agama Jain tetapi tidak populer di India dan bahkan melebur dengan
Hindu.
Secara general kondisi india sebelum Islam datang kesana sudah relatif
tertata masyarakatnya dengan kehidupan ekonomi yang makmur, meskipun
adanya polemik politik karena perebutan kekuasaan di antara putra-putra
mahkota, namun kondisi keagamaan di India cukup terjaga tidak mengalami
kemunduran.