Kota Tasikmalaya terletak di antara Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten
Ciamis, Provinsi Jawa Barat. Kota santri ini memiliki beberapa potensi
wisata yang cukup mengagumkan, salah satunya adalah Situ Gede. Oleh
warga setempat, danau alami ini lebih dikenal dengan nama Situ Ageng.
Situ Gede memiliki luas lebih kurang 47 hektar dengan kedalaman air
antara 1,5 meter sampai dengan 6 meter.
Situ Gede menjadi tempat tujuan wisata favorit karena danau ini
merupakan obyek wisata alam satu-satunya yang ada di wilayah
pemerintahan Kota Tasikmalaya dan dekat dengan pusat kota. Danau ini
merupakan salah satu obyek wisata air yang paling potensial di wilayah
Priangan Timur dan dikunjungi oleh cukup banyak pelancong dari dalam
maupun luar kota, bahkan dari luar daerah. Berdasarkan data dari situs
resmi Pemerintah Kota Tasikmalaya, rata-rata tingkat kunjungan wisatawan
ke obyek wisata Situ Gede mencapai 9.950 orang/tahun).
Meski berstatus sebagai obyek wisata alam, perkembangan Situ Gede
sebagai sarana irigasi untuk pertanian tidak lepas dari peran pemerintah
kolonial Hindia Belanda. Pada 1932, pemerintah kolonial mengembangkan
danau alami ini untuk menampung air dari sumber mata air Cikunten yang
berhulu di Gunung Galunggung. Air yang ditampung itu kemudian
dimanfaatkan untuk mengairi sekitar 4.000 hektar sawah yang terdapat di
Kecamatan Kawalu, Mangkubumi, Indihiang, dan Cibeureum.
Danau Situ Gede juga berperan sebagai hutan penyeimbang ekosistem di
mana banyak tanaman tropis yang tumbuh mengelilingi danau ini. Sebagian
besar penduduk di sekitar danau menggantungkan hidupnya pada populasi
habitat biota di Situ Gede sebagai sumber penghasil ikan sehingga tidak
mengherankan apabila Situ Gede juga kerap dimanfaatkan sebagai tempat
untuk mencari ikan, baik dengan cara memancing ataupun menjaring.
Ciri khas yang menjadi daya tarik Situ Gede adalah sebuah pulau yang
terdapat di tengah-tengah danau. Di pulau seluas satu hektar tersebut
terdapat makam Eyang Prabudilaya, seorang tokoh penguasa pada masa silam
yang mitosnya telah menjadi legenda bagi masyarakat Tasikmalaya.
Makam Eyang Prabudilaya hingga kini masih dikeramatkan oleh masyarakat
sekitar danau. Maka dari itu, selain sebagai obyek wisata alam, Situ
Gede juga bisa dijadikan tujuan wisata religi sekaligus wisata sejarah.
Situ Sanghiyang
Objek Wisata Situ Sanghiyang yang berlokasi di Desa Cibalanarik dan Desa
Cilolohan Kecamatan Tanjungjaya, berjarak sekitar 25 km dari pusat kota
Tasikmalaya, dengan luas area sekitar 37 ha. Danau atau Situ Sanghiyang
memiliki daya tarik karena airnya yang tak pernah surut dan alam
sekitarnya yang sangat rindang. Selain panorama alam yang indah dilokasi
tersebut terdapat situs Prabu Linggawastu yang banyak dikunjungi
wisatawan.
Situ Sanghiyang merupakan sebuah objek wisata alam berupa danau yang
cukup luas di Desa Cilolohan-Cibalanarik Kecamatan Tanjungjaya Kabupaten
Tasikmalaya. Objek wisata ini masih terbilang sepi pengunjung di akhir
minggu. Oleh karena itu, pengunjung yang sengaja datang ke sini dapat
dengan leluasa menikmati pemandangan yang terpampang di hadapannya.
Sebuah prasasti kuno berupa batu ditemukan di sebuah kebun yang diduga
situs peninggalan Kerajaan Galuh di Kampung Nangklong, Desa Linggaraja,
Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.
Batu yang berdiameter sekitar 1,8 meter itu ditemukan saat melakukan
penggalian tanah kebun pada awal Oktober silam. Di atas batu tersebut
terlihat ukiran seperti gambaran sebuah peta dan terdapat tulisan
menyerupai angka 0, 1 dan 5. Selain menemukan batu itu, Hasbini sang
penemu dan pemilik kebun, menemukan beberapa batu yang berukuran lebih
kecil dengan diameter 50 cm dan memiliki motif seperti garis yang
menggambarkan perbukitan daerah sekitar. Zamzam, seorang tokoh pemuda
penggerak budaya dan pariwisata Situ Sanghyang, Kabupaten Tasikmalaya,
mengharapkan penemuan batu yang diduga prasasti kuno tersebut dapat
mengungkap sejarah kerajaan dan sejarah keberadaan Situ Sanghyang.
Jika terbukti peninggalan bersejarah, tentu ada kaitannya dengan
berdirinya sejumlah kerajaan di wilayah Kabupaten Tasikmalaya. Selain
itu prasasti kuno tersebut kemungkinan ada sangkut pautnya dengan
sejarah kerajaan yang berada di Situ Sanghyang. Dari cerita lisan
masyarakat setempat menyebutkan bahwa di kawasan itu pernah berdiri
Kerajaan Galuh Sanghyang dan Kerajaan Saung Gentong. Keberadaan temuan
batu tersebut hanya sekitar 5 kilometer dari Situ Sanghyang, sebuah
danau seluas 16,7 hektar. Di Situ Sanghyang yang terdapat di Desa
Cibalanarik juga terdapat makam kuno.
Di sekitar makam kuno ini dapat ditemukan batu pancalikan, yaitu tahta
yang terbuat dari batu dan digosok secara halus sampai mengkilap. Tahta
ini hanya digunakan pada upacara penobatan. Di atas tahta itu calon raja
diberkati oleh pendeta tertinggi. Tempat tahta ini, sesuai tradisi,
berada di kabuyutan kerajaan, tidak di dalam istana. Daya tarik wisata
yang ditawarkan adalah Situ/danau, Ziarah ke makam Eyang Prabu Lingga
Wastu, dengan aktifitas wisata yang dapat dilakukan adalah Berenang,
Naik Perahu/Rakit, Camping, Botram, Jogging dan Berziarah.
Sarana dan prasarana yang sudah tersedia adalah: Area Parkir, Jalan, Listrik, dan komunikasi