Nama lengkap Syaikh Ibnu Masyisy adalah Sayidina Syaikh. Abu Abdillah
Abdussalam Ibn Masyisy Ibn Abi Bakar Ibn Ali Ibn Hurmah Ibn Isa Ibn
Salam Ibn Mizwar Ibn Ali Ibn Haidarah Ibn Muhammad Ibn Idris al-Azhar
(almatsana) Ibn Idris al-Akbar Ibn Abdullah al-Kamil Ibn al-Hasan
al-Mutsanna Ibn al-Hasan Ibn Ali bin Abi Thalib suami Fatimah az-Zahra
putri Rasulullah.
Syaikh Ibnu Masyisy lahir pada tahun 559 H. Wafat pada tahun 662 H.
Beliau merupakan maha guru dari 3 wali Qutub; Sayyid Ibrahim al-Dasuqiy,
Sayyid Ahmad al-Badawiy dan Syaikh Abul Hasan al-Syadzilliy Alhasany
Dhabit (catatan) lafaz Masyisy, ada yang membacanya dengan huruf Ba
menggantikan Mim, menjadi Basyisy yang dalam bahasa Maziniyah berarti
seorang pelayan yang memiliki kecerdesan luar biasa.
Ibnu Masyisy belajar membaca, menulis dan menghafal al-Qur’an di Kuttab
(tempat yang digunakan untuk mengajarkan anak-anak kecil membaca,
menulis dan menghafal al-Qur’an) dan dia telah hafal al-Qur’an sejak
berumur kurang dari 12 tahun kemudian pergi menuntut ilmu. Syaikh Ibnu
Masyisy mumpuni dalam bidang ilmu juga memiliki kezuhudan yang tinggi,
Allah menyatukan dalam dirinya dua kemulian, dunia dan Agama, serta
menjaga keutamaan keyakinan yang haqiqi. Dan Ibnu Masyisy mendapatkan
keberhasilan atas kesungguhan kemauan dan cita-citanya, seorang yang
tidak pernah menyimpang dari jalan syari’at sehelai rambut pun,
berpegang teguh pada Agama dan menyampaikan keutamaan-keutamaannya.
Pada hari beliau dilahirkan, syaikh Abdul Qadir al-Jilaniy mendengar
suara hatif (bisikan ruhani); “Ya syaikh Abdul Qadir, cermatilah
keadaanmu kepada penduduk kota maroko, sesungguhnya yang akan menjadi
wali Qutub di kota tersebut telah dilahirkan.
Syaikh Ibnu Masyisy memiliki kesungguhan dan kemauan yang keras dalam
menuntut ilmu serta menjaga aurad (bacaan-bacaan dzikir dan do’a)
sehingga dia sampai kepada jalan menuju ma’rifah kepada Allah, maka Ibnu
Masyisy mumpuni dalam bidang ilmu juga mendapatkan puncak kezuhudan. Di
antara guru-gurunya dalam bidang ilmu pengetahuan adalah Syaikh Ahmad
yang di juluki (aqtharaan), dimakamkan di daerah Abraj dekat pintu
Tazah.
Di antara para gurunya dalam bidang tasawwuf Syaikh Abdurrahman
al-Madaniy yang terkenal dengan az-Zayyaat, dari beliau Ibnu Masyisy
belajar tentang ilmu mua’amalah dengan masyarakat yang sumbernya
berakhlak sesuai dengan akhlak Rasulullah sehingga dari ilmu tersebut
Ibnu Masyisy mendapatkan yang lebih banyak.
Barang kali, penyebab tidak terlalu banyak warisan peningalan Syaikh
Abdussalam Ibn Masyisy, meskipun kedududakannya tinggi. Salah satu murid
beliau adalah Imam Abu al-Hasan as-Syaziliy, mengatakan: “Bahwa Syaikh
Ibn Masyisy ulama yang masturul Hal (sangat tertutup) dan tidak ingin di
kenal oleh manusia, di antara do’anya “Ya Allah aku mohon kepada-Mu
agar makhluk berpaling dariku sehingga tidak ada tempat kembali bagiku
selain kepada-Mu“. Allah mengabulkan permohonan Syaikh Ibnu Masyisy
tersebut karena sangat ketertutupannya itu sampai tidak ada yang
mengenal beliau kecuali Syaikh Abu al-Hasan as-Syaziliy yang sebuah
thariqah dinisbahkan kepadanya.
Adapun beberapa peninggalan ilmiyah Syaikh Ibnu Masyisy yang sampai
kepada kita melalui muridnya Syaikh Abu al-Hasan as-Syaziliy adalah
sekumpulan nasehat yang mengagumkan dengan ungkapan yang bersih, jernih
selaras dengan al-Qur’an dan as-Sunnah, di antaranya adalah: “Syaikh Abu
al-Hasan as-Syaziliy berkata: “Guruku mewasiatkan kepadaku dan dia
berkata:” Jangan kamu langkahkan kedua kakimu kecuali kamu hanya
mengharap balasan dari Allah, janganlah kamu duduk kecuali kamu merasa
aman dari maksiat kepada Allah dan jangan kamu berteman kecuali dia
dapat menolongmu untuk ta’at kepada Allah“.
Dan Ibnu Masyisy berkata secara langsung kepada Abu al-Hasan
as-Syaziliy: Senantiasalah kamu suci dari rasa ragu dan dari kotoran
dunia, ketika kamu dalam keadaan kotor maka bersucilah, ketika kamu
mulai cenderung kepada syahwat dunia maka perbaikilah dengan bertaubat,
jangan sampai kamu dirusak dan ditipu hawa nafsu, maka dari itu
senantiasalah kamu merasa dekat kepada Allah dengan penuh ketundukan dan
ketulusan hati.
Salah satu teks penting yang sampai kepada kita dari Syaikh Abdussalam
Ibn Masyisy adalah teks “shalawat Masyisyiah”, yaitu sebuah teks
shalawat yang unik jika kata-katanya itu berbaur atau diucapkan oleh ruh
maka akan membuat pemilik ruh tersebut terasa melayang di udara dari
keluhuran dan keindahan alam malakut. Dan teks tersebut merupakan titik
perhatian para pensyarah (komentator).
Banyak ulama yang ambil bagian dalam memberikan syarh (komentar) atas
shalawat Masyisyiyah di antaranya: Imam Ahmad Ibn Ajibah, Syaikh Ahmad
al-Shawiy al-Malikiy dan Syaikh Abdullah Ibn Muhammad al-Ghumariy.
Penyebab Imam Ibnu Masyisy keluar dari khalwatnya menentang Ibnu Abi
al-Thawaajin al-Kattamiy seorang penyihir yang mengaku nabi, beliau
telah mempengaruhi sebagian orang pada masanya, dan melakukan perlawanan
atas dia dan para pengikutnya dengan logika dan dalil-dalil syar’i baik
ucapan dan perbuatan dengan serangan atau perlawanan yang keras, mereka
memotivasi untuk melakukan tipu daya dan persekutuan untuk membunuhnya,
maka ia mengutus sebuah kelompok kepada Syaikh itu untuk menjebak
beliau sehingga beliau turun dari khalwatnya untuk berwudhu dan shalat
subuh dan di sanalah mereka membunuhnya pada tahun 662 H, semoga Allah
merahmati dengan rahmat yang luas, dan mengumpulkan kami bersama dengan
beliau ditempat yang diridhai Allah.
Beliau memiliki karya berbentuk tulisan yang berupa buku kumpulan
refleksi tentang kehidupan beragama dan politik pada masanya ,serta
pidato terkenal Nabi Muhammad (Kitab tasilya) yang ditulis ulang dan
dikomentari oleh Syeh Ahmad ibn Ajiba (1747-1809),seorang ulama besar
Maroko Abad 18. Selain itu, Ia adalah penulis dari sholawat indah dan
keramat yang sangat terkenal, yaitu Sholawat Masyisyiyah yang sering
diwiridkan dipesantren pesantren Nusantara.
Di Maroko ,sholawat ini masih lestari dan sering dibacakan secara
berjama’ah di masjid masjid, zawiyah sufiyah sampai seringkali
terdengar di radio radio kerajaan. Dan ini adalah upaya baik Kerajaan
Maroko dalam melestarikan karya ulama’ agar tidak tergerus masa
,sekaligus upaya pengingat masyarakat untuk selalu bersholawat ,dan
salam kepada Junjungan Kanjeng Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi wasallam.
Sholawat Masyisyiyah
Untuk menghindari gangguan ghaib, terlebih gangguan Tuyul, santet dll maka di antara SHOLAWAT yang ampuh adalah dengan membaca
“Sholawat Masyisyiyah”,
disamping sholawat tersebut mempunyai Fadhilah yang luar biasa, Sholawat Masyisyiyah juga memiliki keistimewaan,.
Barangsiapa yang membaca Sholawat Masyisyiyah 10 kali, maka Insyaallah urusan rizkinya akan di mudahkan oleh Allah,.
Untuk menangkal gangguan thuyul, ada beberapa kaifiyah dalam membaca Sholwat tersebut,.
di antara kaifiyahnya adalah dibaca setelah menunaikan Sholat Subuh
sebanyak Tuju kali di dalam rumah, selanjutnya sebagai berikut :
1. Bertawasul atas Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wasalam
2. Bertawasul atas Syaikh Abdul Qodir Al Jilani
3. Bertawasul atas Syaikh ‘Abdis Salam bin Masyisy Alhasny
4. Kemudian membaca Sholawat Masyisyiyah sebanyak 7 kali,.
Adapun Sholawatnya adalah sebagai berikut
بسم الله الرحمن الرحيم
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مَنْ مِنْهُ انْشَقَّتِ اْلاَسْرَارُ.وَانْفَلَقَتِ اْلاَنْوَارُ. وَفِيْهِ ارْتَقَتِ الْحَقَائِقُ . وَتَنَزَلَتْ عُلُومُ سَيِّدِنَا اٰدَمَ عَلَيْهِ السّلاَ م فَاَعْجَزَالْخَلاَئِقُ . وَلَهُ تَضَاءَلَتِ الْفُهُومُ فَلَمْ يُدْرِكْهُ مِنَّا سَابِقٌ وَلاَ لاَحِقٌ . فَرِيَاضُ الْمَلَكُوْتِ بِزَهْرِ جَمَالِهِ مُوْنِقَةٌ . وَحِيَاضُ الْجَبَرُوْتِ بِفَيْضِ اَنْوَارِهِ مُتَدَفِّقَةٌ . وَلاَ شَيْئَ اِلاَّهُوَ مَنُوْط اِذْ لَوْلاَ الْوَاسِطَةٌ لَذَهَبَ كَمَا قِيْلَ الْمَوْسُوْط . صَلاَةً تَلِيْقُ بِكَ مِنْكَ اِلَيْهِ كَمَا هُوَ اَهْلُهُ . اَللَّهُمَّ اِنَّهُ سِرُّكَ الْجَامِعُ الدَّالُّ عَلَيْكَ وَحِجَابُكَ اْلاَعْظَمُ اْلقَائِمُ لَكَ بَيْنَ يَدَيْكَ . اَللَّهُمَّ أَلْحِقْنِى بِنَسَبِهِ . وَحَقِّقْنِىْ بِحَسَبِهِ . وَعَرِّفْنِىْ اِيَّاهُ مَعْرِفَةً اَسْلَمُ بِهَا مِن مَوَارِدِ الْجَهْلِ . وَاَكْرَعُ بِهَا مِنْ مَوَارِدِ الْفَضْلِ . وَاحْمِلْنِىْ عَلَى سَبِيْلِهِ إِلَى حَضْرَتِكَ حَمْلاً مَحْفُوْفًا بِنُصْرَتِكَ . وَاقْذِفْ بِىْ عَلَى الْبَاطِلِ فَأَدْمَغَهُ . وَزُجَّ بِىْ فِيْ بِحَارِ اْلاَحَدِيَّة . وَنْشُلْنِيْ مِنْ اَوْحَالِِ التَّوْحِيْدِ . وَأَغْرِقْنِيْ فِيْ عَيْنِ بَحْرِ الْوَحْدَةِ حَتَّى لاَأَرَى وَلاَ اَسْمَعَ وَلاَ اَجِدَ وَلاَ اُحِسَّ اِلاَّ بِهَا . وَاجْعَلْ حِجَابَ اْلاَعْظَمَ حَيَاةَ رُوْحِىْ وَرُوْحَهُ سِرَّ حَقِيْقَتِىْ وَحَقِيْقَتَهُ جَامِعَ عَوَالِمِيْ بِتَحْقِيْقِ الْحَقِّ اْلاَوَّلِ . يَا اَوَّلُ يَاآخِرُ يَاظَاهِرُ يَا باَطِنُ . اِسْمَعْ نِدَائِى بِمَا سَمِعْتَ بِهِ نِدَاءَ عَبْدِكَ زَكَرِيَّا عَلَيْهِ السّلاَمُ . وَانْصُرْنِيْ بِكَ لَكَ . وَاَيِّدْنِيِْ بِكَ لَكَ . وَاجْمَعْ بَيْنِىْ وَبَيْنَكَ وَحُلْ بَيْنِىْ وَبَيْنَ غَيْرِكَ . اَللهُ اللهُ اللهُ . إِنَّ الَّذِي فَرَضَ عَلَيْكَ الْقُرْآَنَ لَرَادُّكَ إِلَى مَعَادٍ . رَبَّنَا آتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَداً . إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا . صَلَوَاتُ اللهِ وَسَلاَمُهُ وَتَحِيَّاتُهُ وَرَحْمَاتُهُ وَبرَكَاتُهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَرَسُولِكَ النَّبِىِّ الأُمِّىِّ وَعَلَى آلِه وَصَحْبِهِ عَدَدَ الشَّفْعِ وَالْوَتْرِ وَعَدَدَ كَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ الْمُبَارَكَاتِ سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رب العالمين
Penjelasan:
Dalam kitab Afdhalush Shalawat 'Alaa Sayyidis Saadaat dijelaskan mengenai shalawat masyisiyah sebagai berikut:
هذه صلاة سيدي عبد السلام بن مشيش وهي من أفضل الصيغ المشهورة ذات الفضل
العظيم. قال العلامة السيد محمد عابدين صاحب حاشية الدر في ثبته صلاة الشيخ
الإمام القطب العارف بالله تعالى والدال عليه ذي الطريقة السنية المستقيمة
والأحوال السنية العظيمة شريف النسب وأصيل الحسب سيدنا ومولانا السيد
الشريف عبد السلام بن بشيش يقال بالباء في أوله وبالميم الحسني المغربي
التي أولها اللهم صلى على من منه انشقت الأسرار وانفلقت الأنوار الخ
Artinya:
"Shalawat di atas ini merupakan shalawat milik Sayyidi asy-Syaikh Abdus
Salaam ibn Masyisy dan ia merupakan salah satu di antara sighat shalawat
yang paling utama dan terkenal serta memiliki keutamaan yang agung.
As-Sayyid Muhammad Abidin, penulis Hasyiyah ad-durr dalam catatannya
yang diberikan untuk mengomentarai shalawat ini mengatakan, "Pemilik
shalawat ini merupakan seorang imam yang Mengenal Allah, pemilik jalan
yang luhur dan lurus, yang bertahtakan ketulusan dan keagungan, berasal
dari keturunan yang terhormat, junjungan kami, Sayyidina wa Maulana
As-Sayyid Asy-Syarif Abdussalaam bin Basyisy atau al-Masyisy al-hasani
al-Maghribi, shalawat tersebut yaitu: Allaahumma Shalli 'Alaa Man Minhun
Syaqqatil Asraar wan falaqatil anwar dan seterusnya.
Cara Pengamalan
Cara mengamalkan Shalawat Masyisiyah bisa bermacam-macam disesuaikan
dengan ijazah yang kita terima dari ulama yang secara khusus memberikan
ijazah shalawat tersebut kepada kita. Adapun admin sendiri mendapatkan
ijazah khusus untuk shalawat masyisiyah ini dari Syaikh Thaifur yang
waktu pengamalannya yaitu setelah shalat Dzuhur sebanyak 1x dilanjutkan
membaca shalawat fatih sebanyak 100 x. Adapun dalam kitab Afdhalush
Shalawat 'Alaa Sayyidis Saadaat disebutkan salah satu cara pengamalan
Syaikh Ahmad an-Nakhli sebagai berikut:
قد أوردها الشهاب أحمد النخلي وتلميذه الشهاب المنيني في ثبتيهما وذكر
النخلي أنه أخذها عن الشيخ أحمد البابلي والشيخ عيسى الثعالبي قال وأمراني
أن أقرأها بعد صلاة الصبح مرة وبعد صلاة المغرب مرة قال ورأيت في بعض
التعاليق تقرأ ثلاث مرات بعد الصبح وبعد المغرب وبعد العشاء وفي قراءتها من
الأسرار ومن الأنوار ما لا يعلم حقيقته إلا الله تعالى وبقراءتها المدد
الإلهي والفتح البراني ولم يزل قارئها بصدق وإخلاص مشروح الصدر ميسر الأمر
محفوظا بحفظ الله تعالى من جميع الآفات والبليات والأمراض الظاهرة والباطنة
منصوراً على جميع الأعداء مؤيداً بتأييد الله العظيم في جميع أموره
ملحوظاً بعين عناية الله الكريم الوهاب وعناية رسوله صلى الله تعالى عليه
وعلى الآل والأصحاب وتظهر فائدتها بالمداومة عليها مع الصدق والإخلاص
والتقوى ومن يطع الله ورسوله ويخش الله ويتقه فأولئك هم الفائزون ا.ه. وقد
زاد بعض أكابر العارفين من مشايخ الطريقة الشاذلية فيها زيادات شريفة مزجها
بها وجعلها وظيفة يقرؤها أهل طريقته العلية صباحاً ومساء نفعنا الله بهم.
Artinya: "Syaikh Ahmad an-Nakhili dan muridnya, Asy-Syihab al-Manini
menyebutkan shalawat ini di dalam makalah mereka. An-Nakhili menyebutkan
bahwa ia menerima shalawat ini dari Syaikh Ahmad al-Babili dan Syaikh
Isa ats-Tsa'alibi. Ia berkata, "Beliau menyuruhku untuk membacanya
setelah shalat subuh satu kali dan setelah shalat maghrib satu kali." Ia
melanjutkan, "Dan aku lihat dalam beberapa tulisan, bahwa shalawat ini
dibaca masing-masing 3 kali, setelah shalat subuh, maghrib dan isya'. Di
dalam membacanya terkandung beberapa rahasia dan cahaya pencerahan yang
hakikatnya hanya diketahui oleh Allah. Dan dengan membacanya pula
karunia-karunia ketuhanan dan pencerahan rabbani akan tergapai. orang
yang mengamalkannya akan senantisa jujur dan ikhlas, hatinya senantiasa
lapang dan urusannya dimudahkan, terlindung dalam penjagaan Allah dari
semua bencana, kerusakan dan dari segala macam penyakit, lahir dan
batin, dibantu dalam mengalahkan musuh dengan kekuatan Allah; segala
urusannya dimudahkan dengan mendapatkan inayah dari Allah, Dzat Yang
Maha Pemurah lagi Maha Pemberi, dan inayah dari rasulNya, semoga
shalawat dan salam tercurahkan kepadanya dan kepada keluarga dan
sahabat-sahabatnya. Faidahnya akan tampak dengan mengamalkannya secara
rutin dengan tulus, ikhlas dan takwa, "Dan barangsiapa yang taat kepada
Allah dan rasulNya, takut kepada Allah dan bertakwa kepadaNya, maka
mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan." Sebagian pemuka
tarekat Syadziliyah menambahkan bacaan-bacaan pada shalawat ini, lalu
mereka menjadikannya sebagai wiridan wajib bagi pengikut tarekat yang
mulia ini, pada waktu-waktu pagi dan sore. Semoga Allah melimpahkan
manfaatNya kepada kita. Amiin