Islam merupakan agama kedua terbesar yang dianut di dalam Persekutuan Rusia.
Islam masuk ke Rusia pada pada tahun 992 Masehi, ketika sekelompok etnis
Rusia yang hidup di Siberia, yang disebut Bulgar memeluk agama islam
dan kemudian menyebarkannya ke seluruh Rusia. Ada beberapa republik
dalam Federasi Rusia yang mayoritas penduduknya beragama Islam, seperti
Tatarstan, Chechnya, Bashkortostan, Dagestan, Ingushetia,
Kabardino-Balkaria, Karachay-Cherkessia, dan lain-lain. Muslim pertama
di wilayah Rusia terkini adalah masyarakat Dagestani di (kawasan
Derbent) selepas penaklukan Arab (abad ke-8). Negeri Muslim yang pertama
adalah Volga Bulgaria pada tahun 922. Kaum Tatar mewarisi agama Islam
dari negeri itu. Kemudian kebanyakan orang Turki Eropa dan Kaukasia juga
memeluk agama Islam.
Mayoritas Muslim di Rusia mengikuti ajaran Islam Sunni. Dalam beberapa
kawasan, terutama di Dagestan dan Chechnya, ada tradisi Sufisme, yang
diwakili oleh tarekat Naqsyabandi dan Shazili dipimpin oleh Shaykh Said
Afandi al-Chirkawi ad-Daghestani. Amalan sufi memberikan orang Kaukasus
semangat kuat untuk menolak tekanan orang asing, dan telah menjadi
legenda di antara pasukan Rusia yang melawan orang Kaukasus pada zaman
Tsar. Orang Azeri juga pada sejarah dan masih lagi pengikut Islam Syiah,
disaat republik mereka terpisah dari Uni Soviet, banyak orang Azeri
yang datang ke Rusia untuk mencari pekerjaan.
Kaum Muslimin Rusia terbagi dalam 14 wilayah administratif, terletak di
dua wilayah geografis politis Rusia yang sangat rawan konflik. Enam
republik dan satu wilayah administratif berada di Rusia tengah,
berbatasan dengan Kazakhstan; dan tujuh republik lain di Kaukasus Utara
berbatasan dengan Georgia, Azerbaijan, Armenia, Turki dan Iran.
Sekurang-kurangnya 15-20 persen dari jumlah penduduk negara Rusia
memeluk islam dan membentukkan agama minoritas yang terbesar. Masyarakat
besar Islam dikonsentrasikan di antara warga negara minoritas yang
tinggal di antara Laut Hitam dan Laut Kaspia: Avar, Adyghe, Balkar,
Nogai, Orang Chechnya, Circassian, Ingush, Kabardin, Karachay, dan
banyak bilangan warga negara Dagestan. Di Volga Basin tengah ada
penduduk besar Tatar dan Bashkir, kebanyakan mereka Muslim. Banyak
Muslim juga tinggal di Perm Krai dan Ulyanovsk, Samara, Nizhny Novgorod,
Moscow, Tyumen, dan Leningrad Oblast (kebanyakannya kaum Tatar).
Qur'an pertama yang dicetak diterbitkan di Kazan, Rusia pada 1801. Satu lagi fenomena yang terjadi adalah gerakan Wäisi.
Pada era 1990-an, jumlah percetakan risalah Islam telah meningkat.
Antaranya ialah beberapa buah majalah dalam bahasa Rusia, "Ислам"
(transliteration: Islam), "Эхо Кавказа" (Ekho Kavkaza) dan "Исламский
вестник" (Islamsky Vestnik), dan beberapa surat khabar berbahasa Rusia
seperti "Ассалам" (Assalam), dan "Нуруль Ислам" (Nurul Islam), yang
diterbit di Makhachkala, Dagestan.
Muslim Rusia
Warga muslim Rusia adalah bagian dari Muslim Soviet Rusia, terdiri dari
kelompok yang heterogen, mereka sama sekali berbeda dalam etnis, bahasa
dan budaya bahkan mereka berbeda dalam interaksinya dengan Islam. Dan
etnis yang beragam ini kemudian disertai dengan keanekaragaman bahasa,
dan masing-masing bahasa memiliki dialek yang banyak. Bahasa Arab
diajarkan di sekolah Dasar dan madrasah-madrasah, tujuan utamanya adalah
untuk membaca Al-Qur’an dan memahami artinya. Mereka tidak bisa menulis
dan berbicara bahasa Arab, kecuali orang-orang yang telah mendapatkan
pendidikan tinggi.
Kemudian secara luas, umat Islam di Uni Soviet terkonsentrasi walaupun
tidak menyeluruh di Asia Tengah, yaitu di daerah yang dibatasi oleh Laut
Kaspia di barat, Cina di timur, Turki, Iran dan Afganistan di selatan.
Masing-masing bersebelahan dengan Pakistan dan India, akan tetapi ini
bukan fakta, karena lebih dari separuh Muslim di Uni Soviet sudah
tinggal di daerah Asia Tengah. Sisanya menyebar di seluruh wilayah Uni
Soviet, terutama di Rusia. Di Rusia, ada lima republik otonom Muslim
yang mayoritas penduduknya beragama Islam, yaitu Republik Tatarstan,
Republik Dagestan, Republik Bashkiria (Bashkortostan), Republik
Kabardino-Balkaria dan Republik Chechnya, ditambah umat Islam yang ada
di republik lain dengan penduduk mayoritas Kristen, seperti Republik
Ossetia Utara, Republik Mari El, Republik Udmurtia, juga di republik
lain dimana umat Islam menjadi warga negaranya atau membentuk komunitas
Islam.
Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Rusia
Seperti penyebaran Islam lainnya penyebarannya melalui jalur
perdagangan, Begitu pula di Rusia Islam masuk dibawa para pedagang
Muslim Arab dari wilayah Kaukasus dan tiba di Moskow dari utara bukan
dari selatan seperti yang diduga beberapa sejarawan, mereka berpendapat
bahwa Islam datang ke Moskow dari selatan, sebagai jalan paling mudah
untuk gerakan kafilah pedagang. Sebab, suku-suku Cossack Rusia yang
telatih untuk berperang, telah berdiri menentang penyebaran Dakwah Islam
dan pengaruh Islam yang merayap menuju jantung Rusia.
Hal itu kemudian memaksa para pedagang Muslim dan para da’i untuk
melintasi stepa Asia Tengah menuju Siberia, dengan bantuan kaum Tatar
yang telah masuk Islam dan mendapat petunjuk kepada agama yang haq sejak
abad kesembilan Masehi di Kerajaan mereka, Kerajaan Volga Bulgaria
Timur, yang sekarang menjadi tanah air mereka.
Daerah ini sebagian besar telah memeluk Islam pada abad kesepuluh, dan
pada abad 11 dan 12, Islam menyebar di wilayah Ural, yang sekarang
bernama Republik Bashkiria (Bashkortostan). Berkat para pedagang Muslim
dari Arab, Iran dan Turki Islam kemudian menyebar ke berbagai bagian
lain wilayah Rusia.Kaum Muslim saat ini, telah menjadi kekuatan baru di
sekitar Rusia, dari Siberia di sebelah utara dan timur laut ke arah
selatan.
Kehadiran islam di Moskow sekitar tahun 1200 Masehi, ketika itu, ibukota
kerajaan Muslim ada di kota Kazan. Saat itu, Moskow membayar pajak
kepada Kazan. Kazan tetap menjadi ibukota kaum muslimin sampai tahun
1552, ketika Tsar Rusia Ivan The Terrible berhasil menduduki dan
menghancurkan Kazan, membakar masjid, memindahkan qubah-qubah indah ke
Kremlin Moskow dan Red Square, yang masih ada sampai hari ini.
Kemudian ia menduduki kota Astrakhan pada tahun 1556, Siberia Barat
tahun 1598, dan pada akhir abad keenam belas tiba di daerah-daerah
Muslim di Kabordino dan Chechnya. Sejak saat itu, Rusia memulai
peperangan mereka melawan kaum muslimin, mereka melarang kaum muslimin
melakukan praktek keagamaan dan memaksa mereka untuk mengikuti kebiasaan
dan tradisi Rusia. Semua itu dilakukan dalam rangka me-rusia-kan kaum
muslimin, jika tidak dikatakan: mengkristenkan mereka. Mereka
memperlakukan kaum muslimin dengan kejam, menimpakan berbagai siksaan,
merampas kekayaan mereka dan memperkenalkan undang-undang hukuman untuk
memaksa penduduk setempat agar menolak agama Islam. Akan tetapi, mereka
tidak berhasil dalam proyek ini.
Mayoritas Muslim tetap mengikuti agama mereka, kekejaman Rusia tidak
mampu menghentikan penyebaran Islam. Dan sungguh sebuah paradoks yang
aneh, sebaliknya Islam mencapai kemajuan baru di paruh kedua abad 18,
pada masa pemerintahan Ratu Rusia, Catherine II, dengan berubahnya
kebijakan Rusia terhadap umat Islam yang hidup dalam perbatasannya. Saat
itu, kaum muslimin mencicipi kebebasan. Pada tahun 1764, propaganda
toleransi beragama menguat, dan pada tahun 1767 pengusiran penduduk
Tatar dari kota mereka, yaitu Kazan, dicabut pemerintah.
Pemerintahan menuju tahap baru pada tahun 1773 dengan memberikan Tatar
Volga kebebasan beragama, hak untuk membangun masjid dan sekolah
Al-Quran. Pedagang Volga kemudian menjadi mediator yang sangat baik
antara Tsar Rusia dan Asia Tengah. Mereka juga bertindak sebagai da’i
dan muballigh, membangun masjid, sekolah dan membawa Islam kepada
orang-orang yang masih semi-politheis di Bashkiria dan Siberia Barat.
Kebijakan Tsar Rusia ini bukan didasari karena kecintaan terhadap umat
Islam, tetapi kebijakan yang didorong kepentingan Rusia untuk memperluas
pengaruh dan kontrol atas daerah tetangga, karena ia menyadari
kemungkinan untuk memanfaatkan masyarakat Muslim yang berada di Rusia,
sehingga kehadiran Rusia di Asia Tengah dapat diterima bahkan diinginkan
di wilayah itu. Hal itulah yang mendorong para penguasa Rusia untuk
memperhatikan kekuatan politik umat Islam yang tinggal di Tsar Rusia
pada saat itu, pemerintah mulai mencoba untuk mendapatkan dukungan
mereka, didirikanlah lembaga sebagai pusat Fatwa di Renburg (kemudian
pindah ke Ufa) pada 1788. Setelah itu, dibentuk tiga lembaga lain untuk
Penerbitan Fatwa dalam abad berikutnya, satu lembaga pada 1831, dan dua
lainnya pada tahun 1872. Lembaga-lembaga ini sejenis hai’ah ulama
(institusi ulama), yang ada di pemerintahan Utsmani. Lembaga ini
memiliki wewenang dalam beberapa aspek hukum perdata, bertanggung jawab
atas kaderisasi ulama, pemeliharaan Wakaf dan publikasi buku-buku
keagamaan yang tidak dibolehkan terbit sebelum tahun 1800.
Perkembangan Islam di Bawah Kekuasaan Komunis
Ketika Perang Dunia Pertama pecah, kaum Muslimin berhasil menduduki
posisi yang terhormat di kekaisaran Rusia, atas apa yang telah mereka
persembahkan dalam perang untuk kepentingan negara mereka. Akan tetapi,
kondisi ini segera berubah setelah komunis mengkudeta pemerintahan.
Kondisi umat Islam sangat berbeda dengan kondisi pada akhir era
Kekaisaran Rusia. Para penguasa Komunis Soviet berbeda sikap, karena
tujuan utama komunis adalah untuk memberantas agama dalam segala
bentuknya, yang dianggap sebagai “candu masyarakat”, menurut istilah
salah seorang pemimpin mereka.
Dimulailah serangkaian panjang penindasan agama, penerapan
langkah-langkah memusuhi Islam, dan dapat dikatakan bahwa selama era
Soviet, Islam telah menelan berbagai bentuk permusuhan Komunis terhadap
agama secara umum; masjid berubah menjadi toko-toko, kafe, kursus tari
dan bioskop, padahal pada tahun 1912, di Rusia saja, kaum muslimin
memiliki lebih dari 26.000 masjid, dan pada tahun 1941 tidak ada masjid
yang tersisa kecuali sekitar 1.000 saja, pengadilan syariah sepenuhnya
ditutup pada tahun 1927 dan sistem wakaf dihapus pada tahun 1930.
Sementara tulisan Arab dihapus pada tahun yang sama, sekolah agama
ditutup, institusi ulama dibubarkan dan banyak dari mereka yang kemudian
dieksekusi. Kaum muslimin tidak diperbolehkan untuk melakukan haji,
sistem pemeliharaan babi secara kolektif mulai diberlakukan di
tanah-tanah kaum muslimin, publikasi literatur agama dicekal, ibadah
puasa menjadi hal yang hampir mustahil, upacara keagamaan dan peringatan
peristiwa bersejarah dalam Islam dilarang dalam bentuk apapun.
Partai Komunis di Rusia melihat Islam sebagai kekuatan yang
bersebrangan, agama dan iman adalah hambatan menuju komunisme, dan dia
harus cepat-cepat bekerja untuk menghancurkan dengan propaganda dan
informasi yang bersebrangan, bahkan, jika diperlukan, bisa juga
menggunakan jalur administrasi dan kepolisian. Dengan cara itulah para
pemimpin Bolshevik melihat Islam sejak awal masa kekuasaannya, sebuah
posisi yang disokong oleh Lenin, seorang musuh abadi bagi agama.
Serangan Komunis terhadap agama Islam membentang sejak tahun 1928 sampai
deklarasi Perang Dunia II. Serangan fisik ini diiringi dengan berbagai
propaganda yang sangat anti Islam, bahkan kemudian terkoordinasikan
sehingga mencapai dampak maksimal, digawangi oleh aktivis serikat
pekerja anti Tuhan “Sans-Dieu”, yang didirikan pada tahun 1925, serta
berbagai media dan organisasi negara serta lembaga pemerintah komunis.
Perlu juga untuk disebutkan di sini beberapa kutipan dari Ensiklopedia
Mini Soviet dalam Volume IV halaman 879-880, pada subjek “Islam”, yang
menjelaskan posisi resmi pemerintah Rusia terhadap agama Islam, seperti:
“Islam pada masa kekaisaran Rusia Tsar memiliki kedudukan yang tinggi
dan dipergunakan sebagai alat oleh kaum kapitalis. Setelah Revolusi
Oktober, Islam kemudian memegang bendera anti-revolusioner. Dan sebagai
efek dari pembangunan sosialisme dan pertumbuhan ateisme, bangsa ini
harus dibebaskan dari penindasan Islam yang telah mengkronis, yang
menjadi ideologi orang kaya dan musuh revolusi.”
Dalam ensiklopedia utama Soviet “. “Islam, seperti semua agama lainnya,
selalu memainkan peran oposisi, karena merupakan alat penganiayaan
secara spiritual kelas pekerja lokal, dieksploitasi oleh para penjajah
asing dari masyarakat Timur Tengah.
Musuh-musuh internal revolusi dan kaum imperialis asing menggunakan
Islam untuk memerangi negara Rusia Soviet setelah kemenangan komunis
pada Revolusi Oktober, sepanjang perang saudara dan intervensi asing…
Demikian pula pihak-pihak lain mencoba mendapatkan keuntungan dari
Islam. karena itu, sosialisme terus berupaya memeranginya sepanjang era
konstruksi di Rusia. Saat itu, ulama Muslim memimpin perjuangan kelas
melawan legislasi Soviet dalam bidang keluarga, pernikahan, dan
memperjuangkan pembebasan perempuan dan membela hak mengenakan jilbab.
Selain itu, mereka menggunakan semua propaganda media terhadap agama
Islam, yang disirkan melalui radio dan film anti agama, termasuk banyak
film yang mengejek Muslim di Rusia, membuat olok-olok agama mereka dan
menunjukkan bahwa Islam adalah penyebab kebekuan pikiran,
keterbelakangan dan penderitaan. Film itu juga memperlihatkan berbagai
ritual secara histeris, sehingga menjadi bahan tertawaan dan ejekan yang
parah, seperti tata cara wudhu, shalat, haji dan lain-lain.
Umat Islam terus menanggung semua penidasan mulai dari terorisme,
pengintaian dan pelecehan, sampai pada Perang Dunia II, dimana terjalin
kesepakatan antara pemerintah Rusia dan institusi Islam, keadaan ini
terus berlanjut selama era Stalinis pasca perang. Pada bulan Juli 1942,
Mufti Rusia dan Eropa, Abdul Rahman Rasulaev, menjalin hubungan dengan
Stalin, menguatkan kesepakatan dan berjanji bahwa Muslim akan mendukung
upaya perang dan itulah yang terjadi. Dengan demikian, berhentilah
propaganda anti-Islam secara relatif, demikian pula penderitaan dan
teror sedikit mereda, Negara dengan Islam berhubungan secara resmi
melalui bimbingan negara, terutama setelah pembentukan banyak lembaga
Islam. Situasi ini terus berlanjut sampai kematian Stalin, dan ini
adalah periode yang melegakan bagi kaum muslim Rusia.
Kemudian pada era Khrushchev, prinsip “back to Lenin” mengakhiri era
rekonsiliasi. Ia meluncurkan propaganda baru melawan Islam, yang
berlangsung dari tahun 1954 sampai tahun 1964. Pada masa itu, sebagian
besar masjid yang tadinya terbuka untuk ibadah dan tempat-tempat ziarah
dan kunjungan ditutup. Ia juga meluncurkan siaran pers, radio, televisi
dan bioskop dan kampanye yang sangat intens menyerang agama.
Setelah era Khrushchev jatuh, hubungan antara pemerintah dan umat Islam
memasuki fase baru, dimana serangan terhadap agama Islam sedikit
mengendor, dan propaganda memusuhi Islam mengambil karakter baru yang
lebih beraroma ilmiah, pemerintah meyakinkan bahwa serangan terhadap
agama dan ulama adalah tidak begitu membuahkan hasil, karena itu,
serangan melawan Islam dilahirkan ke dalam tataran ideologis sesuai
dengan ideologi Marxisme – Leninisme yang pada dasarnya anti agama,
karena itu, Partai Komunis tidak bisa terus bersikap netral terhadap
Islam.
Perbedaan antara era Leninis, Stalinis dan era lain berikutnya hanyalah
dalam metode yang digunakan oleh pemerintah Rusia untuk mempercepat
penghapusan agama dan menghancurkannya. Akan tetapi, meskipun berbagai
upaya sudah dilakukan melalui propaganda media, tekanan dan teror,
pemerintah Rusia tetap tidak puas dengan hasil yang dicapai dari
berbagai upaya ini, dan mengumumkan kegagalan propaganda dan media
diarahkan terhadap Islam.
Bahkan, sebaliknya, serangan yang ditujukan terhadap Islam memunculkan
fenomena lain. Sebagai contoh sebuah penelitian yang dilakukan pada
tahun 1978 di Republik Chechnya, Rusia.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa hanya 20 % dari rakyat Chechnya
saja yang terpengaruh propaganda media yang memusuhi Islam, sedangkan 80
% dari populasi mereka yang tersisa justru bersikap antipati terhadap
propaganda anti agama, atau bersikap acuh tak acuh.
Islam di masa lalu Rusia
Menurut Jabatan Negara Amerika Syarikat, terdapat kira-kira 21-28 juta
penduduk Islam di Rusia, mewakili sekurang-kurangnya 15-20 peratus
daripada jumlah penduduk negara Rusia dan membentuk agama minoriti yang
terbesar.
Kelompak masyarakat terbesar Islam tertumpu di antara warganegara
minoriti yang tinggal di antara Laut Hitam dan Laut Caspian: Avar,
Adyghe, Balkar, Nogai, Chechen,Circassian, Ingush, Kabardin, Karachay
dan banyak bilangan warga negara Dagestan. Di Volga Basintengah ada
penduduk besar Tatar dan Bashkir, kebanyakan mereka Muslim. Banyak
penduduk Islam juga tinggal di Perm Krai dan Ulyanovsk, Samara,Nizhny
Novgorod, Moscow, Tyumen dan Leningrad Oblast (kebanyakannya kaum Tatar)
Kerajaan Islam di Rusia
Penduduk Islam pertama di wilayah Rusia adalah masyarakat Dagestan di
kawasan Derbent selepas penaklukan Arab pada abad ke-8 Negeri Islam yang
pertama adalah Volga Bulgaria (922. KaumTatar mewarisi agama Islam dari
negeri itu. Kemudian kebanyakan Orang Turki Eropah dan Kaukasia juga
menjadi pengikut Islam.
Walaubagaimanapun, Kristianmempunyai pengaruh terkuat di dalam empayar
Rusia di luar bertentangan dengan empayar Islam. Begitupun, di sana
masih lagi hubungan di antara orang-orang Russia dan Muslim.
Di dalam satu cerita yang kebenarannya diragui, Putera Vladimir yang
gagah telah menghiburkan ilmuwan Muslim yang cuba untuk menjadikan
orang-orang Russia kepada Islam. Bagaimanapun, disebabkan pada asas
pengharaman terhadap alkohol, putera itu tidak mahu menukarkan
negaranya, sebaliknya memilih Kristian Ortodok.
Islam di Rusia telah mempunyai kewujudan yang lama, melebarkan ke seawal
penaklukan kawasan Volga Tengah pada abad ke-16, yang membawa orang
Tatar dan berkenaan Orang Turki di Volga Tengah ke dalam negara Rusia.
Pada abad ke-18 dan ke-19, taklukan Rusia di Kaukasus Utara membawa
orang-orang Islam dari kawasan ini--Dagestan, Chechen, Circassia,
Ingush, dan lain-lain--ke dalam negara Rusia. Lebih-lebih lagi,
negeri-negeri bebas di Asia Tengah dan Azerbaijan telah dibawa masuk ke
dalam negara Rusia sebagai sebahagian dasar imperialis untuk
mengasimilasi Kaukasus utara.
Kerajaan Muslim Kekhanan Astrakhan di Volga rendah telah ditawan oleh
empayar Rusia pada tahun 1556.Kekhanan Kazan telah ditakluki pada tahun
1552 danKekhanan Crimean telah ditawan pada tahun 1739 oleh Rusia.
Kekhanan Siberia telah ditakluki oleh empayar Russia pada abad ke-16
dengan mengalahkan orang-orang Tatar Siberia yang membolehkan seluruh
Siberia dibuka untuk taklukan Rusia. Kebanyakan orang-orang Muslim yang
hidup di Rusia adalah oran-orang tempatan sejak lama dulu telah dirampas
oleh empayar Rusia yang semakin membesar.
Akhirnya semua orang Muslim di Rusia mengikut ajaran Islam Sunni. Dalam
beberapa kawasan, terutamanya Dagestan dan Chechnya, ada tradisiSufisme,
yang diwakili oleh tarekat Naqsyabandi danShazili dipimpin oleh Shaykh
Said Afandi al-Chirkawi ad-Daghestani. Amalan sufi memberikan orang
Kaukasus semangat kuat untuk menolak tekanan orang asing, dan telah
menjadi legenda di antara pasukan Rusia yang melawan orang Kaukasus pada
zaman Tsar. Orang Azeri juga pada sejarah dan masih lagi pengikut Syiah
Islam, apabila republik mereka terpisah dari Soviet Union, banyak
bilangan Azeri datang ke Rusia untuk mencari pekerjaan.
Qur'an pertama yang dicetak diterbitkan di Kazan,Russia pada 1801.
Sati lagi fenomena adalah gerakan Wäisi.
Hubungan antara Pemerintah Rusia dengan aspek-aspek penduduk Muslim
sejak awal sudah diwarnai dengan adanya ketidakpercayaan dan keraguan.
Pada tahun 1992, misalnya, Sheikh Rawil Ghaynetdin,imam dari Masjid
Moskow, mengeluhkan bahwa "negara kita [Russia] masih mewarisi ideologi
dari kepemimpinan Tsar, yang mempercayai bahwa hanya aqidah Ortodoks
sahaja yang boleh dijadikan pegangan, sebagai agama rasmi negara."
Kerajaan Russia pula, untuk bahagiannya, risau akan kebangkitan Islam
sebagai mana yang dipersaksikan pada tahun 1980 dengan Afghanistan dan
keduanya ,Iran. Kemuncak kerisauan kerajaan berlaku pada tahuyn 1992,
yang mana sebuah konferens telah diadakan di Saratov oleh Parti
Pembaharuan Islam. Wakil-wakil yang menghadiri konferens tersebut datang
daripada pelbagai tempat, kebanyakannya dari Republik Asia Tengah yang
baru-baru sahaja merdeka, Azerbaijan, dan dari pelbagai jajahan autonomi
Russia, termasuk Republik AutonomiTatarstan dan Bashkortostan.
Pertemuan tersebut telah menimbulkan kesedaran di Moskow akan kebolehan
Islam untuk tersebar luas di Russia terutamnya dari negara-negara Islam
yang baru merdeka dan juga negara-negara yang masih di bawah jajahan
Soviet. Untuk itu, Kerajaan Russia telah mengelola pembiayaan pertahanan
dan politikal untuk diktator-diktator sekular bagi lima republik Asia
Tengah, yang kesemuanya tidak memihak kepada politik Islam. Sehingga
pertengahan 1990, kebangkitan Islam hanyalah merupakan alasan standard
untuk desakan nasionalis radikal bahawa, Russia berjaya mengawal
kebangkitan tersebut.
Usaha untuk menggariskan kuasa kerajaan federal dan lokal di Rusia juga
turut mempengarushi hubungan Russia dengan komuniti Islam. Kerajaan
Russia mewariskan dua daripada empat jabatan kerohanian, atau jabatan
mufti, yang telah sedia ada sejak era Stalin untuk mengendalikan
aktiviti-aktiviti agama Islam, di setiap pelusuk Soviet Union; manakala
dua lagi jabatan terletak di Tashkent danBaku. Satu daripada dua jabatan
tersebut mempunyai bidang kuasa di Russia Eropah dan Siberia, dan yang
satu lagi bertanggung jawab ke atas golongan Muslim di Kaukasus Utara
dan daerah Transcaspian.
Pada tahun 1992, beberapa Pertubuhan Islam menarik diri daripada berada
di bawah kuasa jabatan mufti dan mencuba untuk mewujudkan jabatan
kerohanian mereka sendiri. Selepas tahun tersebut, Tatarstan dan
Bashkortostan menarik pengiktirafan mereka daripada jabatan mufti Russia
Eropah dan Siberia, dan mewujudkan jabatan mufti mereka sendri.
Terdapat banyak bukti rasmi mengedai perdamaian terhadap Islam di Russia
pada tahun 1990. Jumlah umat islam yang dibenarkan untuk mengerjakan
Haji di Mekkah meningkat secara mendadak selepas sekatan mutlak Era
Soviet yang berakhir pada 1990. Pencetakan Al-Quran telah diperbolehkan,
dan banyak masjid sedang dibina di kawasan-kawasan yang mempunya
populasi Islam yang tinggi. Pada tahun 1995, Union of Muslims of Russia
telah ditubuhkan, diketuai olwh Khatyb Mukaddas dari Tatarstan, yang
bertujuan untuk memperbaiki persefahaman antara etnik dan membasmi salah
faham orang-orang Russia terhadap konsep Islam.
Pertumbuhan itu merupakan hasil kejayaan daripada Union of Muslims
pra-perang dunia I, yang mana pertubuhan tersebut mempunyai kumpulan
kecilnya sendiri di Russian Duma. Pertubuhan yang wujud selaps era
kommunis telah menubuhkan sebuah parti politik Nur All-Russia Muslim
Public Movement yang mempunyai hubungan rapat dengan ulama-ulama Islam
untuk membela politik, ekonomi dan hak-hak budaya orang-orang Islam dan
etnik-etnik minor yang lain. Pusat budaya Islam Russia yang mempunyai
sebuah madrasah telah dibuka di Moskow pada tahun 1991. Pada era
1990-an, jumlah percetakan risalah Islam telah meningkat.
Antaranya ialah beberapa buah majalah dalam bahasa Rusia, "Ислам"
(transliteration: Islam), "Эхо Кавказа" (Ekho Kavkaza) dan "Исламский
вестник" (Islamsky Vestnik), dan beberapa suratkhabar berbahasa Rusia
seperti "Ассалам" (Assalam), dan "Нуруль Ислам" (Nurul Islam), yang
diterbit di Makhachkala, Dagestan.
"Sobornaya" merupakan salah sebuah masjid diMoskow yang dapat menampung
populasi Islam Moskow berjumlah lebih daripada 2,5 juta - bandar
terbesar di Eropah. Pada hari ini, diding biru muda masjid tersebut
tidak dapat lagi menampung jumlah ratusan umat Islam yang menghadirinya.
Pada hari Jumaat dan hari-hari perayaan lain, masjid tersebut dilimpahi
umat Islam, membuatkan umat Islam terpaksa bersolat di atas
keratan-keratan akhbar di luar perkarangan masjid, membiarkan dahi
mereka bersujud di atas konkrit. Ketua-ketua orang Islam berkata, mereka
akan mencuba untuk menambah binaan baru, tetapi disekat oleh kerajaan
tempatan, kerana takut perbuatan ini dapat menimbulkan kemarahan di
kalangan majoriti etnik Russia.
Serangan terhadap Masjid juga turut meningkat. Pada September 2006,
seorang Imam telah ditembak mati diluar rumahnya di selatan bandar
tersebut. Rusuhan yang berlaku pada bulan Ogos telah membuatkan orang
Islam Chechens dan muhajirin-muhajirin lain dari daerah Caucasus dihalau
oleh kumpulan-kumpulan perusuh ke kawasan barat laut bandar tersebut.
Islam semakin subur di seluruh pelusuk Russia. Golongan-golang ekspert
berkata, negara tersebut sedang mengalami perubahan yang mana sekiranya
keadaan ini berterusan, hampir satu pertiga daripada populasi Russia
akan memeluk agama suci Islam menjelang pertengahan abad ini. Etnik
Russia mempunyai kadar kelahiran yang rendah dan kadar kematian yang
tinggi akibat alkaholisme, manakala orang-orang Islam mempunyai kadar
kelahiran yang tinggi dah alkoholisme dipandang haram. Sejak 1989,
populasi Islam Russia telah meningkat kepada hampir-hampir 25 juta.
Terdapat juga Universiti Islam Rusia in Kazan, Tatarstan. Universiti ini
menggunakan bahasa Rusia dan bahasa Tatar. Di Dagestan ada beberapa
madrasah dan Universiti Islam, seperti Universiti Islam Dagestan dan
Institut Teologi dan Hubungan Internasional.
Masjid tertua di Rusia dan CIS (Persemakmuran Negara-negara Merdeka)
Derbent yang merupakan salah satu kota tertua di dunia didirikan pada
438 M. Masjid Juma dibangun pada tahun 773 M. Sesuai namanya, masjid ini
dibangun untuk menampung warga kota menjalankan ibadah shalat Jumat.
Jangan heran jika bangunannya adalah yang terbesar di Derbent pada masa
itu.
Akibat gempa pada abad akhir ke-14, masjid tertua di Rusia ini mengalami
kerusakan parah sehingga dilakukan restorasi besar-besaran. Sayang
sekali selama berlangsungnya kampanye ateis pada 1930-an, masjid ini
ditutup. Bahkan beralih fungsi menjadi penjara kota.
Fungsinya sebagai tempat ibadah baru dipulihkan pada pertengahan abad
ke-20 yang sekaligus menandai pemulangannya kepada Dewan Ulama Derbent.
Sekarang masjid megah ini dimasukan UNESCO dalam daftar Warisan Budaya
Dunia.