Gugusan alam ranah Minang masih menyimpan gunung merapi aktif. Gunung
Marapi adalah sebuah gunung vulkano dengan beberapa buah kawah aktif.
Gunung ini tergolong gunung yang paling aktif di Pulau Sumatera.
Secara geografis Gunung Marapi terletak antara Kabupaten Tanah Datar,
Kabupaten Agam dan Kotamadya Padang Panjang. Di sebelahnya terdapat
Gunung Singgalang dengan telaga sebagai daya tariknya. Namun secara
administrasi, gunung ini berada dalam kawasan Kabupaten Agam. Gunung
Marapi memiliki ketinggian 2891,3 meter dari permukaan air laut. Untuk
mencapai kaki Gunung Marapi cukup mudah, mengingat letaknya yang tidak
jauh dari Kota Bukittinggi dan Kota Padang Panjang. Untuk menuju Gunung
Marapi, jika Anda dari Kota Padang atau Bandar Udara Ketaping
membutuhkan waktu kurang lebih 1.5 jam.
Objek Wisata Alam
Gunung Marapi merupakan salah satu gunung yang ada di Sumatera Barat
yang sering digunakan untuk pendakian. Mengingat gunung tersebut sudah
memiliki jalur pendakian yang tetap. Meski demikian, Anda harus tetap
waspada dan hati-hati ketika melakukan pendakian di Gunung Marapi.
Selama dalam perjalanan pendakian, Anda akan disuguhi pemandangan yang
hanya ada di gunung, yaitu bunga edelweis. Jika Anda beruntung, Anda
dapat melihat Danau Singkarak ketika Anda sudah sampai di puncak gunung.
Terdapat beberapa jalur pendakian di jalur ini, namun titik start yang
dapat Anda tempuh adalah dari Koto Baru. Sebelum melakukan pendakian,
pastikan dahulu Anda telah menyiapkan bekal yang dibutuhkan seperti
tenda, makanan, air, jaket dan perlengkapan lainnya. Dari pasar Koto
Baru menuju pos pendakian, Anda harus memilih untuk memulai dengan jalan
kaki atau angkutan pedesaan yang menuju ke pos pendakian. Pilihan
berjalan kaki akan menghabiskan waktu sekitar 30 menit untuk sampai di
pos pendakian.
Dari pos pendakian perjalanan dilanjutkan menuju Parak Batuang dengan
melewati perkebunan penduduk. Di Parak Batuang Anda akan merasakan
nikmatnya kesegaran udara Gunung Marapi dan mengisi botol minuman di
sumber air yang terdapat di daerah ini. Dari parak batuang, membutuhkan
waktu pendakian kira-kira 5 jam untuk mencapai puncak. Perjalanan diisi
dengan pemandangan hutan tropis dan beberapa jalur pendakian yang cukup
terjal. Setelah sampai di puncak, sebaiknya Anda memilih lokasi di cadas
untuk tempat camp (berkemah). Untuk mencapai puncak sebaiknya dilakukan
saat subuh, sehingga kita bisa menikmati pemandangan matahari terbit
(sunrise) Gunung Marapi ini dan menikmati pemandangan yang mempesona di
Gunung Marapi ini di pagi hari. Dari puncak Gunung Marapi ini mata Anda
akan menyapu pemandangan Kota Bukittinggi, Gunung Singgalang,
pemandangan Danau Singkarak yang berada di Kabupaten Solok.
Legenda Penduduk
Keberadaan Gunung Marapi sangat kental karena mempunyai nilai historis
bagi masyarakat Minangkabau, Sumatera Barat. Konon menurut sejarahnya,
nenek moyang orang Minangkabau berasal dari lereng Gunung Marapi, hal
ini ditandai dengan terdapatnya Nagari Pariangan di Kabupaten Tanah
Datar. Nagari Pariangan merupakan cikal bakal dari lahirnya sistem
pemerintahan masyarakat berbasis nagari di Sumatera Barat. Sebuah animo
unik yang berkembang di masyarakat, bahwa jika seseorang belum pernah
mendaki Gunung Marapi maka orang tersebut belum “lengkap” disebut
sebagai orang Minangkabau.
Puncak Marapi dalam legenda Minang adalah awal dari lahirnya Ranah
Minangkabau. Awal lahirnya Minang Darek (wilayah pegunungan Marapi)
nenek moyang bangsa yang diyakini masih keturunan Iskandar Zulkarnaen
dari Macedonia itu dikisahkan dalam Tambo terdampar saat berlayar di
Puncak Marapi dan saat surut banjir, nampaklah di bawah kaki gunung
Luhak nan Tigo (3 cekungan daratan) maka rombongan kapal yang terdampar
itu mulai menuruni 3 wilayah itu, Luhak nan Tigo itu yang sekarang
diketahui sebagai Wilayah Kabupaten Tanah Datar (kota Batusangkar dan
Padangpanjang), yaitu Luhak nan Tuo, Wilayah Kabupaten Agam (Kota
Bukittinggi) sebagai Luhak nan tengah, dan Kabupaten Limapuluhkota (Kota
Payakumbuh) sebagai Luhak nan Bungsu. Legenda ini lah yang diimani
penduduk setempat sebagai cikal bakal lahirnya masyarakat Minangkabau
yang memiliki adat istiadat budaya yang khas dan unik. Sejatinya
Minangkabau adalah masyarakat pegunungan dimana Gunung Marapi menjadi
Simbol Budayanya diinfokan dari orang tua dahulu bahwa Rumah Gadang
dalam kepercayaannya harus didirikan dengan menghadap ke Gunung Marapi.
Legenda Orang Bunian
Orang bunian dipercaya merupakan makhluh gaib yang digambarkan memiliki
kemiripan dengan sosok manusia. Disebut jika orang bunian memiliki
tangan, kaki, kepala dan orang-organ tubuh seperti manusia, namun
makhluk yang satu ini tidak hidup di dimensi manusia. Banyak yang
percaya jika makhluk legendaris ini menempati tempat-tempat terpencil
seperti tengah hutan, bukit-bukit tinggi, perkuburan atau
bangunan-bangunan tua yang telah ditinggalkan begitu saja dalam waktu
yang lama.
Kisah legenda tentang orang bunian berasal dari kepercayaan adat
istiadat masyarakat Minangkabau, Sumatera Selatan. Konon menurut
legenda, orang bunian merupakan perwujudan sosok dewa, namun bagi
masyarakat Minangkabau sosok dewa yang mereka maksud tidak seperti
ajaran yang dianut dalam kepercayaan Hindu atau Budha. Mereka menyebut
orang bunian sebagai makhluk halus yang mendiami hutan-hutan rimba,
konon biasanya menurut legenda masyarakat setempat orang bunian akan
menculik anak kecil di waktu-waktu tertentu. Menurut kepercayaan
masyarakat sekitar, rang bunian biasanya akan menggoda anak keci dengan
menyebarkan aroma masakan yang sangat lezat atau yang lebih dikenal
dengan istilah ‘samba dewa’.
Secara tak sadar, orang bunian telah menjadi legenda yang sangat
terkenal bahkan sampai saat ini banyak peneliti dan para ilmuan dari
mancanegara yang masih terus mencari penelitian untuk membuktikan
keberadaan makhluk yang satu ini. Pasalnya, bagi mereka orang bunian
sebenarnya tak lebih hanya merupakan makhluk langka yang hidup ditengah
hutan belantara dan sangat menutup diri dari kehidupan manusia pada
umumnya. Beberapa peneliti sempat menjelaskan jika legenda ini tidak
hanya sekedar cerita, pasalnya saat melakukan penelitian mereka berhasil
menemukan bukti-bukti tentang keberadaannya. Seperti jejak kaki hingga
sebuah rekaman video yang konon merupakan rekaman bukti keberadaan kisah
legendaris ini. Dari situ mereka pun mulai membentuk sebuah skema
tentang perwujudan ssok makhluk yang satu ini. Menurut salah satu
sumber, hasil penelitian menggambarkan jika orang bunian adalah sebuah
makhluk hasil evolusi kera. Para peneiti mengatakan jika makhluk yang
satu ini berjalan dengan kedua kakinya seperti manusia, bahkan mereka
pun berjalan di atas tanah tapi dengan ukuran yang jauh lebih kecil dan
lebih pendek dari manusia.
Berbicara tentang orang bunian maka sisi mistis seolah tidak bisa
dipisahkan dari legenda ini. Banyak yang percaya jika makhluk ini
merupakan makhuk halus sebangsa jin yang konon memiliki kekuatan
supranatural yang sangat dahsyat, dan menurut legendanya makhluk ini
tidak akan pernah dilihat dengan mata biasa. Konon orang bunian hanya
akan menampakkan wujudnya kepada orang-orang yang ia inginkan. Menurut
kepercayaan banyak kalangan orang bunian tidak hanya terdapat di daerah
Minangkabau saja, konon dari kisah legendanya hampir setiap daerah
khususnya daerah perbukitan di huni oleh orang bunian. Konon menurut
legenda dari dunia mistik orang bunian pun punya kehidupan mereka
masing-masing seperti kehidupan manusia yaitu beranak pinak dan juga
memiliki sistem pemerintahan mereka tersendiri.
Benar tidaknya tentang legenda makhluk ini, salah seorang yang nampaknya
“pakar” dunia gaib asal negeri jiran sempat membuat pengumuman yang
sangat mengejutkan. Ia mengatakan bahwa tragedy hilangnya Malaysia
Airlines disebabkan karena ulah orang bunian yang membawa semua
penumpang termasuk pesawat masuk ke dimensi lain.
Dalam kepercayaan beberapa komunitas masyarakat -khususnya di Sumatera
dan Semenanjung Melayu-, ada yang disebut dengan istilah orang bunian.
Bunian secara linguistik berarti 'yang tersembunyi'. Jadi, orang bunian
artinya adalah orang yang tubuh kasarnya tersembunyi, yang ada hanyalah
tubuh halus. Oleh karena itu, sebagian masyarakat menyebutnya sebagai
'tubuh halus'.
Orang bunian dipercaya tinggal di tempat-tempat seram seperti hutan
belantara, gua yang jauh dari kampung, puncak gunung dan lain
sebagainya.
Bila ada orang yang pergi ke hutan mencari kayu, lalu ia tersesat dan
tidak pulang-pulang, maka orang menyebutnya 'telah dilarikan orang
bunian'.
Ada yang yang menduga bahwa istilah 'orang bunian' merupakan terjemahan
dari Bahasa Arab dari kata Jinn (الجن), yang mana al-jinn secara
letterlijk berarti 'sesuatu yang tersembunyi' atau 'sesuatu yang tak
tampak oleh kasat mata'.
Jika memang demikian, maka kepercayaan terhadap adanya orang bunian
sebenarnya tidak masalah, sebab keberadaan Jin pun memang diakui sebagai
suatu makhluk yang eksis dan termaktub dalam kitab suci Al-Qur'an
maupun dalam keterangan Sunnah.
Bahkan di dalam al-Qur'an sendiri terdapat sebuah surah yang namanya
adalah surah al-Jinn, yang mana dalam surah tersebut diceritakan tentang
kawanan jin yang mendengar bacaan al-Qur'an. Dalam ayat-ayat lain
disebutkan bahwa hukum Tuhan berlaku atas jin dan manusia.
Hanya saja kepercayaan-kepercayaan terhadap bunian ini banyak dibumbui
oleh kepercayaan mistis sehingga melenceng jauh dari aqidah yang benar,
misalnya percaya akan kesaktian orang bunian atau juga mememinta
pertolongan dengan membuat persembahan melalui bomoh dan dukun-dukun.
Berikut beberapa hal yang terkait dengan orang bunian:
Ilmu Bunian
Salah satu kepercayaan yang erat kaitannya dengan orang bunian adalah
adanya sesuatu yang disebut dengan 'ilmu bunian'. Disebut ilmu bunian
karena barangkali kemampuan ini didapat dari orang bunian.
Konon dikatakan bahwa ilmu bunian merupakan sebuah ilmu yang sangat
rahasia. Ilmu yang satu ini dikatakan hanya dimiliki oleh beberapa orang
saja.
Konon katanya, dengan adanya ilmu yang satu ini maka akan mampu
mempengaruhi alam bawah sadar orang yang ada di sekitarnya dengan mudah.
Ilmu yang satu ini juga disebut sebagai ilmu pekasih rotan.
Ilmu bunian biasanya digunakan untuk pekasih buat lawan jenis. Konon
pula orang yang sudah hebat dalam memiliki ilmu tersebut akan dikasihi
oleh banyak orang, termasuk lawan jenis. Dikatakan juga bahwa ilmu
bunian tersebut akan mampu untuk membuat seseorang lebih mudah dalam
mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang lain.
Bahkan ada sebuah cerita dimana seorang pemilik ilmu bunian mampu untuk
memiliki istri sebanyak 25 orang. Istri yang sangat banyak tersebut
tidak pernah terjerat konflik sama sekali.
Ilmu seperti ini tentu sudah tidak ada bedanya dengan sihir yang terlarang dalam Islam.
Bukit Bunian
Di beberapa tempat juga dipercaya sebagai tempat tinggal orang Bunian,
misalnya ada suatu bukit yang dipercaya sebagai bukit bunian, sehingga
orang kampung tidak ada yang berani datang ke sana. Konon katanya kalau
mau melewati tempat itu harus minta izin terlebih dahulu. Atau pula ada
yang nekat karena ingin bertapa dan mencari kesaktian.
Lantas bagaimana menyikapi semua ini?
Sebagai muslim, kita wajib percaya pada keberadaan yang ghaib, termasuk
jin. Tapi hal itu cukup sampai pada tahap kepercayaan, tidak lebih.
Seorang mukmin tidak dibenarkan meminta pertolongan kepada selain Allah
Swt.
Lebih dari itu, seorang mukmin harus mengimani bahwa segala sesuatu yang
terjadi di dunia ini adalah atas izin Allah Swt, karena itu tidak ada
yang perlu ditakuti kecuali hanya Allah Swt.
Wallohu A'lam