Peradaban Mesopotamia meliputi Sumeria, Babilonia, Assyria, dan Persia.
Sejarah Peradaban tua Mesopotamia berkembang di antara dua sungai
besar, Euphrat dan Tigris, yang merupakan wilayah Irak sekarang. Kedua
sungai tersebut berhulu di Pegunungan Armenia (sekarang Turki) dan
mengalir ke arah tenggara menuju Teluk Persia. Kawasan yang meliputi
kurang lebih enam ribu kilometer persegi tersebut memiliki kesuburan
yang tinggi serta iklim yang nyaman. Kawasan tersebut menjadi tempat
kediaman berbagai bangsa dan tempat tumbuhnya peradaban tinggi. Kawasan
di sekitar Akkad atau Agade (sekarang Baghdad) diduduki oleh bangsa
bangsa Semit yang nomaden seperti Hebrew dan Arab. Di sebelah selatan
datang bangsa Sumeria. Bangsa yang diperkirakan berasal dan arah timur
ini terdiri atas para petani dan membangun kota-kota yang indah.
Kira-kira tahun 4000 SM, bangsa yang tinggal di Mesopotamia telah
membangun sejumlah kota di sebelah selatan Mesopotamia Hilir yang
kemudian dikenal sebagai Sumer. Kerika bangsa ini berimigrasi ke arab
Utara, mereka bertemu dengan bangsa Semit. Pertemuan tersebut
menghasilkan peradaban baru yang disebut Mesopotamia.
Bangsa Sumeria
Sungai Tigris dan Eufrat berhulu di Pegunungan Armenia, bermuara di
Teluk Persia. Keduanya mengalir berdekatan hampir di muaranya. Wilayah
itu sudah dihuni sejak sekitar tahun 4000 sebelum Masehi. Ada penyebutan
berbeda tentang lembah Sungai Tigris dan Eufrat. Penulis kuno
menyebutnya Sumeria. sedangkan di dalam kitab Injil disebut lembah
Shinar. Kita sekarang menyebutnya Mesopotamia (negara Irak), artinya
tanah di antara dua aliran sungai. Tanahnya sangat subur karena sering
dilanda banjir. Kesuburan itulah yang menarik perhatian suku-suku bangsa
pengembara di daerah padang pasir sebelah baratnya, atau penghuni
gua-gua di bagian timur. Suku bangsa itulah yang kemudian dikenal
sebagai bangsa Sumeria. Bangsa Sumeria merupakan bangsa tertua yang
mendiami daerah itu. Mereka meninggalkan kebudayaan Mesopotamia kuno.
Mula-mula mereka hidup berburu, kemudian mulai mengendalikan banjir.
Caranya dengan membuat benteng tanah, terowongan, dan saluran untuk
meluruskan aliran sungai. Fungsinya sebagai saluran pengairan yang
menjadi tulang punggung pertanian di daerah Mesopotamia.
Bangsa Sumeria kemudian mendirikan kota-kota dengan pemerintahan seperti
sebuah negara sehingga dikenal dengan sebutan Negara Kota. Bertambahnya
jumIah penduduk membuat wilayah kota menjadi sempit. Perluasan kota
menimbulkan masalah pengairan di wilayah itu, dan kadang-kadang
menyebabkan terjadinya perang antarkota. Kemenangan perang berarti
mereka berhasil meluaskan wilayahnya. Kota-kota terkenal kuat dan kaya
adalah Ur. Kish Larsa, Lahash, Eridu, Nippur, dan Adab. Perang antarkota
sering terjadi. Masing-masing kota mempunyai tentara infantri, dan
pasukan kereta perang yang ditarik keledai liar. Akibat perang kemudian
muncul kota yang benar-benar kuat dengan dinasti-dinasti yang tangguh,
seperti Kish Ur, Erech, dan Lagash. Sekeliling kota dipagar dengan
tembok sampai tahun 3.000 SM. Kota pertama yang diberi pagar tembok
adalah Uruk dan tahun 2700-2650 SM. Bangsa Sumeria mahir sekali
membangun rumahnya dan anyaman sejenis daun ilalang, dilapisi lumpur
lalu dikeringkan dengan panas matahari. Mereka tidak membuat rumah dari
batu sebab di daerah Mesopotamia tidak ada batu.
Selain itu, bangsa Sumeria juga mahir menanam gandum. Sayur-sayuran,
menenun kain, dan memotong batang pohon untuk dijadikan roda kereta.
Mereka merupakan bangsa yang pertama kali menciptakan tulisan. Bentuk
tulisannya segi tiga seperti paku. Kepandaian menulis itu sangat
penting, karena dengan tulisan orang dapat mengirim pesan atau menyimpan
pengetahuannya agar dibaca orang lain. Tulisan orang Sumeria digoreskan
pada tanah liat lunak lalu dijemur. Lempengan tanah liat memang berat
tetapi tahan lama. Isi dan lempengan tanah liat itu bermacam-macam,
mulai dan surat dagang, kalender pertanian, resep obat sampai
peraturan/hukum. Hukum bangsa Sumeria merupakan hukum yang tertua di
dunia. Dan naskah tanah liat yang ditemukan di Uruk, dapat diketahui
penguasa pertama di Uruk adalah Gilgamesh. Ia menjadi tokoh di dalam
kisah kepahhawanan di daerah Mesopotamia. Naskah tanah liat itu juga
ditemukan di kota-kota lainnya.
Bangsa Sumeria juga merupakan bangsa pertama yang membagi satu tahun
menjadi 360 hari, satu jam terdiri 60 menit. Lalu membagi sebuah
lingkaran menjadi 360 derajat. Kota-kota bangsa Sumeria dilengkapi
dengan kuil yang disebut Ziggurat. Bangunan itu dibuat dari batu bata
yang telah dibakar. Bentuknya seperti piramida yang didirikan di atas
sebuah bukit buatan. Bentuk bangunan Ziggurat hasil rancangan bangsa
Sumeria kemudian menjadi bentuk dasar seluruh arsitektur di daerah
Mesopotamia. Di puncak bangunan ada ruangan untuk dewa kota. Ruang itu
bisa dicapai melalui tangga besar dan lantai dasar. Untuk keperluan
membuat patung dewanya, para pemahat mendatangkan batu dari daerah lain.
Setiap pergantian musim. bangsa Sumeria mengadakan persembahan kepada
dewa kota. Mereka percaya, hasil panen, kesehatan, dan keselamatan
mereka bergantung pada kemurahan para dewa. Persembahan mereka mulai
dari gandum, wol, sampai perak. Beberapa raja Sumeria yang terkenal
ialah Enmebaragesi dari Dinasti Kish. Ia merupakan raja tertua dari
daerah Mesopotamia. Raja Dinasti Kish lainnya ialah Mesilim dan
Urzababa. Raja yang terkenal dari kota Ur ialah Mesannepada. Raja yang
terkenal dari kota Lagash ialah Eannatum, dan Ur-Nashe. Letak daerah
Mesopotamia yang demikian baik, menyebabkan daerah itu kemudian
berkembang menjadi pusat perdagangan antara Arab di selatan dengan
Armenia di utara dan India di timur dengan daerah Timur Tengah di
barat.
Bangsa Babilonia
Bangsa Sumeria ditaklukkan oleh tetangganya, yaitu bangsa Semit yang
tinggal di utaranya pada Tahun 2300 sebelum Masehi. Bangsa Semit itu
mungkin dekat hubungannya dengan bangsa Sumeria. Mereka itu merupakan
nenek moyang bangsa Yahudi dan Arab. Raja Semit yang menaklukkan Sumeria
bernama Sargon Agung. Wilayah kekuasaannya meliputi wilayah Sumeria dan
Akkadia (Mesopotamia). Ibu kotanya Agade (Akkad). Raja yang kemudian.
Ur-Nammu (2113-2096 SM), memerintah kerajaan yang besar. Untuk
menunjukkan kekuasaannya ia membangun Ziggurat yang sangat besar.
Bangunan itu didirikan di atas bukit. Ada tiga tangga untuk naik ke
puncaknya, masing-masing terdiri seratus anak tangga. Daerah Sumeria
terpecah menjadi satuan-satuan kecil yang saling berperang. Menjelang
tahun 2200 sebelum Masehi. Salah satu kota yang menjadi pusat kebudayaan
adalah kota Babilon (Babil). Menurut para ahli, nama Babilonia berasal
dan kata babila. Kata itu menurut ahli etimologi (ilmu yang mempelajari
asal kata), berasal dan kata babilu yang berarti gerbang menuju tuhan.
Sekarang kota Babilon terletak 97 kilometer di selatan Baghdad, di tepi
Sungai Eufrat, Irak Selatan. Kota itu merupakan pusat perdagangan,
keagamaan, dan ibu kota Kerajaan Babilonia. Kota Babilon bentuknya segi
empat dengan Sungai Eufrat mengalir di tengahnya. Ada tembok keliling
yang dihiasi dengan gambar-gambar binatang buas. Di kota itu dijumpai
beberapa kuil yang seperti kuil Marduk. Di bagian tengah kuil ada Menara
Babel. Tidak jauh dan situ terdapat Taman Gantung yang terkenal sebagai
salah satu dan Tujuh Keajaiban Dunia. Taman itu dibangun di atas bukit
buatan. Tinggi taman itu sekitar 107 meter. Bentuknya berupa podium yang
ditanami dengan pohon, rumput, dan bunga-bungaan. Ada air terjun buatan
berasal air sungai yang dialirkan ke puncak bukit, lalu mengalir
melalui saluran buatan. Jadilah tempat sejuk di daerah panas dan
kering.
Peninggalan kota Babilon sekarang hanya berupa reruntuhan saja.
Wilayah Babilonia terbagi menjadi dua negara, Sumeria di tenggara dari
Akkadia di barat laut. Pada tahun 1850 SM. Sejarah Sumeria dan Akkad
dihiasi oleh peperangan yang tidak putus-putusnya. Meskipun demikian,
kebudayaan mereka terus berkembang. Setelah Sumeria kalah. Akkadia di
bawah kekuasaan bangsa Amorit berkembang menjadi Kerajaan Babilonia yang
menguasai seluruh wilayah Mesopotamia selatan. Assyria, dan Mesopotamia
utara. Rajanya yang terkenal bernama Hammurabi (1792-1750 SM). Ia raja
ke-6 dan dinasti pertama yang menguasai Babilon. Selama pemerintahannya
ia memajukan pendidikan, ilmu pengetahuan, dan mengeluarkan hukum
tertulis. Hukum itu dikenal sebagai Undang-Undang Hammurabi.
Undang-undang itu sangat keras dan terdiri dari 280 pasal.
Undang-Undang Hammurabi antara lain mengatur soal pencurian dan tukang
tadahnya, korupsi, pembunuhan, penculikan, penipuan, perpajakan,
pencemaran nama baik, dan kehidupan keluarga. Undang-undang itu
bertujuan menegakkan keadilan, melindungi rakyat dari penindasan, dan
memberantas kejahatan. Oleh karena itu, meskipun undang-undangnya sangat
keras, Hammurabi dianggap pelindung rakyat. Anaknya, Samsuiluna
(1749-1712 SM) menggantikannya sebagai raja. Kerajaan Babilonia
mengalami kemunduran. Wilayah selatan, Larsa, melepaskan diri dari
kekuasaan Babilonia. Tembok kota Ur, Uruk, dan Larsa dirobohkan. Raja
Samsuiluna membangun benteng untuk menahan serangan Kassite pada Tahun
1726 SM. Raja terakhir Dinasti Babilonia, Samsuditana, ditaklukkan oleh
Raja Mursilis I dari Kerajaan Hittite pada tahun 1595 sebelum Masehi.
Mursilis I berhasil menyatukan negara-negara kota dan menjadikan
Kerajaan Hittite menjadi kekuasaan besar ketiga di Timur Tengah bersaing
dengan kerajaan Mesir dan Babilonia.
Bangsa Assyria dapat melepaskan diri dan mendirikan kerajaan baru.
Penguasa Kerajaan Assyria menguasai kota Babilon padaTahun 745-639 SM.
Beberapa kali penduduk Babilon melakukan pemberontakan terhadap penguasa
Assyria, tetapi dapat dipadamkan oleh Raja Sennacherib. Babilon
dihancurkan pada Tahun 639 SM. Akan tetapi, sebelas tahun kemudian kota
itu dibangun kembali oleh Assarhaddon, putra Sennacherib. Dalam
rangkaian perang selanjutnya, muncul dinasti baru, yaitu dinasti kedua
dari kota Isin. Rajanya yang terkenal, Nebuchadnessa 1 (1124-1103 SM).
Ia berhasil menaklukkan Dinasti Elam dan Assyria. Babilonia lebih banyak
dikuasai oleh raja-raja Assyria Sampai akhir abad ke-7 SM. Raja
terakhir yang memerintah di Babilonia ialah Raja Asurbanipal. Sesudah
itu, Babilonia diperintah oleh raja baru dan bangsa Chaldean, yaitu
Nabopolassar. Ia menjadikan Babilon sebagai ibu kota kerajaan.
Babilon kemudian kembali mencapai zaman keemasan. Daerah kekuasaannya
meluas hingga Sisilia. Ia digantikan oleh anaknya, Nebuchadnessar II
(605-562 SM). Raja itu menaklukkan Syria dan Palestina pada tahun 587,
kemudian membangun kembali kota Babilon, serta memperbaiki Taman Gantung
Babilon, Kuil Marduk, dan Zigguratnya. Babilon kemudian ditaklukkan
Cyrus Agung dari Persia pada tahun 539 SM. Aleksander Agung menguasai
Babilon pada Tahun 331. Ketika memasuki ibu kota Babilon, Aleksander
meninggal. Salah seorang panglimanya, Seleucos, diangkat sebagai
penguasa Mesopotamia. Babilon dikuasai bangsa Partia Pada tahun 200, dan
terakhir oleh bangsa Sasania sebelum hancur. Bangsa Arab memanfaatkan
reruntuhan kota Babilon untuk dibangun menjadi kota Al-Hillah pada Tahun
200. Peninggalan kota Babilon sekarang hanya berupa reruntuhannya.
Sebagian dari pintu gerbang kota Babilon dan sebagian Taman Gantung
dipugar kembali oleh pemerintah Irak sekarang.
Babilonia (1696 – 1654 SM) dinamai sesuai dengan ibukotanya,Babel,
adalah negara kuno yang terletak di selatan Mesopotamia (sekarang
Irak), di wilayah Sumeria dan Akkadia. Babel pertama disebut dalam
sebuah tablet dari masa pemerintahan Sargon dari Akkadia, dari abad
ke-23 SM.
Babilonia berkembang menjadi sebuah kerajaan besar pada masa Hammurabi
(1696 - 1654 sebelum Masehi), yang area kekuasannya meliputi daerah
kerajaan Akkadia pada masa sebelumnya.
Setelahnya berdiri Kekaisaran Neo-Babilonia, dibawah kekuasaan dinasti
Kasdim atau dinasti ke-11, yang dimulai dari revolusi Nabopolassar pada
tahun 626 SM hingga invasi Koresh Agung, dengan penguasa terkenal di
antaranya adalah Nebukadnezar II. Babilonia kemudian dikalahkan oleh
Koresh Agung, raja Media danPersia pada tahun 539 SM.
Kekaisaran Babilonia Baru atau Kekaisaran Khaldea adalah periode dalam
sejarah Mesopotamia yang dimulai pada tahun 626 SM dan berakhir pada
tahun 539 SM.[1] Selama tiga abad sebelumnya, Babilonia dikuasai oleh
bangsa sesama penutur bahasa Akkad sekaligus tetangga mereka di utara,
yaitu Assyria. Selama periode tersebut, Babilonia menikmati status yang
penting. Assyria berhasil menjaga kesetian Babilonia selama periode
Assyria Baru, entah melalui pemberian hak istimewa yang terus-menerus
bertambah, atau melalui tindakan militer. Akan tetapi, semuanya berubah
pada tahun 627 SM dengan matinya pemimpin kuat Assyria terakhir,
Assurbanipal. Di bawah pimpinan Nabopolassar orang Khaldea, Babilonia
memberontak. Dengan bersekutu bersama bangsa Medes, Babilonia
menghancurkan kota Nineveh, ibukota Assyria, pada tahun 612 SM. Dengan
demikian, Babilonia bebas dari kekuasaan Assyria dan menjadi negara
merdeka. Periode kekuasaan Babilonia dicirikan dengan perkembangan pesat
dalam arsitektur, seni, dan ilmu pengetahuan.
Para raja Babilonia Baru amat menyadari antikuitas warisan mereka, dan
berupaya menerapkan kebijakan tradisionalis, membangkitkan kembali
kebudayaan Sumer-Akkad kuno mereka. Meskipun bahasa Aram telah menjadi
bahasa sehari-hari, namun bahasa Akkad kembali ditetapkan sebagai bahasa
administrasi dan kebudayaan. Ungkapan-ungkapan arkaik dari 1500 tahun
sebelumnya dimasukkan kembali ke dalam prasasti-prasasti Akkad, bersama
dengan bahasa Sumer yang sudah lama tak digunakan. naskah kuneform
Babilonia Baru juga diubah untuk menyerupai naskah Akkad, yang sudah
amat lama.
Karya seni dari masa kejayaan Babilonia amat dihargai dan dirawat.
Contohnya, ketika sebuah patung Sargon Agung (Sargon dari Akkad)
ditemukan dalam suatu pekerjaan konstruksi, diperintahkan untuk dibangun
sebuah kuil untuk patung tersebut. Diceritakan pula bahwa
Nebukhadnezzar, dalam upayanya membangun ulang kuil di Sippar, harus
melakukan penggalian berulang hingga ia menemukan fondasi Naram-Suen,
suatu penemuan yang memungkinkannya membangun kembali kuil tersebut
secara layak. Babilonia Baru juga membangkitkan kembali praktik
penunjukkan putri kerajaan sebagai pendeta dewi bulan, Sin, suatu
kebiasaan yang dulu dilakukan pada masa Sargon,
Pada periode Babilonia baru, banyak tanah yang dibuka untuk diolah.
Kedamaian dan kekuasaan kekaisaran membuat tersedianya sumber daya untuk
memperluas irigasi dan membangun sistem kanal. Daerah pedesaan
Babilonia didominasi oleh perkebunan-perkebunan besar, yang diberikan
kepada pejabat pemerintah sebagai bentuk pembayaran.
Perkebunan-perkebunan ini biasanya dikelola melalui penguasa lokal, yang
mengambil sebagian keuntungan. Penduduk desa ikut serta dalam
perkebunan tersebut dengan menjadi buruh dan penyewa tanah.
Kota-kota di Babilonia memperoleh hak otonomi dan hak istimewa dari
raja. Kota berpusat di kuil. Tiap kota memiliki pengadilan sendiri, dan
kasus hukum seringkali diputuskan dalam majelis. Kuil mendominasi
struktur sosial. Status sosial dan hak politik sesorang ditentukan
berdasarkan posisi mereka terkait dengan hierarki kagamaan. Para
pekerja, misalnya perajin, memperoleh statsu yang tinggi. Selain itu,
terdapat pula serikat pekerja untuk memberi para pekerja daya tawar
kolektif.
Daftar Raja
Dinasti ke-11
Nabopolassar atau Nabu-apla-usur 626 SM – 605 SM
Setelah matinya raja Ashurbanipal pada tahun 627 SM, kerajaan Asyur
terpecah oleh persaingan di dalam. Seorang jenderal Asyur,
Sin-shum-lishir, memberontak dan menguasai Babilon, tetapi langsung
digulingkan oleh tentara Asyur yang setia pada raja Ashur-etil-ilani.
Babilon kemudian dikuasai oleh putra Ashurbanipal yang lain,
Sin-shar-ishkun, yang mengangkat diri menjadi raja. Namun tidak lama
kemudian Babilon memberontak dengan bantuan suku Kasdim (Bit Kaldu),
yang dipimpin oleh Nabopolassar. Nabopolassar merebut tahta dan memulai
dinasti Neo-Babilonian.
Selama 3 tahun pertama, Nabopolassar tidak diganggu dalam memperkuat
Babilon, karena ada perang saudara sengit antara raja Asyur
Ashur-etil-ilani dan saudaranya Sin-shar-ishkun di Mesopotamia selatan.
Tahun 623 SM, Sin-shar-ishkun membunuh saudaranya dalam Perang di
Nippur, merebut tahta dan berusaha merebut Babilon dari Nabopolassar.
Selama 7 tahun, Nabopolassar memukul mundur serangan Asyur, dan tahun
616 SM malah menyerang Assur dan Arrapha, tetapi tidak berhasil.
Kemudian bersama sekutunya, bekas tentara Asyur, orang-orang
Media,Persia, Elam dan Scythian, ia menyerang lagi pada tahun 615 dan
614 SM, kali ini Assur dan Arrapha berhasil direbut. Selama tahun 613 SM
tentara Asyur mencoba memukul mundur tentara Babilonia dan Media. Namun
sebaliknya pada tahun 612 SM Nabopolassar dan raja Media, Cyaxares,
memimpin tentara gabungan menyerang Niniwe, mengepungnya selama 3 bulan
dan merebutnya. Sejak itu Babilon menguasai Asyur dan wilayah bagian
utara maupun baratnya.
Seorang jenderal Asyur, Ashur-uballit II, menjadi raja Asyur dan
mendirikan ibukotanya di Harran. Nabopolassar dan sekutunya mengepung
Ashur-uballit II di Harran tahun 608 SM dan merebutnya; Ashur-uballit II
menghilang setelah ini.
Raja Mesir, Firaun Nekho II menyerang pada tahun 609 SM dalam upaya yang
terlambat untuk membantu sekutunya di Asyur. Nabopolassar (dibantu
putra dan kelak penggantinya, Nebukadnezar II) selama tahun-tahun
terakhir pemerintahannya terus mengusir orang-orang Mesir, yang dibantu
tentara bayaran dari Yunani dan sisa tentara Asyur, dari Siria, Asia
Kecil, bagian utara Arabia danIsrael. Nebukadnezar membuktikan
kehandalannya dengan akhirnya mengalahkan tentara Mesir beserta
sekutunya dalam perang di Carchemishtahun 605 SM.
Nebukadnezar atau Nabu-kudurri-usur II605 SM – 562 SM
Nebukadnezar II menjadi raja setelah ayahnya mati. Ia membangun semua
kota-kota besar Babilonia dengan mewahnya. Ibukotanya, Babilon, meliputi
wilayah seluas 3 mil persegi, dikelilingi oleh rawa-rawa dan dua lapis
dinding tebal. SungaiEufrat mengalir di tengah kota, dihubungkan dengan
jembatan batu yang indah. Di tengah kota ada ziggurat raksasa yang
disebut Etemenanki, "Rumah perbatasan langit dan bumi," di sebelah kuil
dewa Marduk.
Nebukadnezar berhasil menaklukkan Siria dan Fenisia, memaksa upeti
dariDamaskus, Tirus dan Sidon. Ia juga menyerang Asia Kecil, di tanah
"Hatti". Tahun 605 SM ia menduduki Yerusalem dan mendapatkan upeti dari
Yoyakim, raja Yehuda.
Seperti Asyur, Babilonian berperang setiap tahun untuk menguasai
jajahannya. Tahun 601 SM Nebukadnezar berperang lagi melawan Mesir.
Tahun 599 SM ia menyerang Arabia dan mengalahkan mereka di Qedar. Tahun
597 BC ia menyerang Kerajaan Yehuda dan merebutYerusalem serta menawan
raja Yoyakhin, membawanya dalam pembuangan, dan menempatkan Zedekia,
paman Yoyakhinmenjadi raja. Mengambil kesempatan perang antara Mesir dan
Babilon, rajaZedekia mencoba memberontak. Setelah dikepung 18 bulan
Jerusalem direbut lagi tahun 587 SM, ribuan orang Yahudi dibuang ke
Babel dan Bait Suci dihancurkan sampai rata tanah.
Pada tahun 572 Nebukadnezar menguasai penuh Babilonia, Asyur, Fenisia, Israel, Filistin, Arabia utara dan sebagian Asia Kecil.
Nebukadnezar terus berperang dengan Firaun Psamtik II dan Hofra (Apries)
selama pemerintahannya, dan pada zaman Firaun Amasis II tahun 568 SM,
ia diduga menginjakkan kaki di tanah Mesir.
Ewil-Merodakh atau Amel-Marduk 562 SM – 560 SM
Ewil-Merodakh adalah putra dan penerusNebukadnezar II. Ia memerintah
hanya 2 tahun (562 – 560 SM). Menurut Kitab 2 Raja-raja di Alkitab, ia
mengampuni dan melepaskan raja Yoyakhin, dari Kerajaan Yehuda, yang
ditawan di Babel selama 37 tahun (sejak tahun 597 SM).dimana ditulis
bahwa:
“ Kemudian
dalam tahun ke-37 sesudah Yoyakhin, raja Yehuda dibuang, dalam bulan
yang ke-12, pada tanggal 27 bulan itu, maka Ewil-Merodakh, raja Babel,
dalam tahun ia menjadi raja, menunjukkan belas kasihannya kepada
Yoyakhin, raja Yehuda, dengan melepaskannya dari penjara. Ewil-Merodakh
berbicara baik-baik dengan dia dan memberikan kedudukan kepadanya lebih
tinggi dari pada kedudukan raja-raja yang bersama-sama dengan dia di
Babel. ”
Menurut Kitab Yeremia pasal 52:31-32Ewil-Merodakh melepaskan Yoyakhin tanggal 25.
Diduga karena berusaha mengubah kebijakan ayahnya, Ewil Merodakh dibunuh
oleh Nergal-sarezer atau Neriglissar, iparnya yang kemudian merebut
tahtanya.
Nergal-sarezer atau Neriglissar 560 SM –556 SM
Nergal-sarezer atau Neriglissar memerintah dengan stabil, melakukan
banyak pekerjaan umum, termasuk memperbaiki kuil dan sebagainya. Ia juga
berhasil menyerang Silisia, yang mengancam Babilon. Neriglissar hanya
bertahta 4 tahun sebelum diganti putranya,Labashi-Marduk yang masih
muda. Tidak jelas apakah Neriglissar dari suku Kasdimatau penduduk asli
kota Babilon.
Labashi-Marduk atau Labaši-Marduk 556 SM
Labashi-Marduk adalah putra Nergal-sarezer atau Neriglissar, yang
meneruskan tahta ketika masih kecil. Ia dibunuh dalam satu persepakatan 9
bulan setelah dinobatkan. Ia digantikan oleh Nabonidus.
Nabonidus atau Nabû-naʾid 556 SM –539 SM
Latar belakang Nabonidus tidak jelas. Dalam satu tulisan peninggalannya,
ia menyebut latar belakangnya tidak penting. Ibunya yang hidup sampai
usia tua dan tinggal di kuil dewa bulan Sîn di Harran juga tidak
menyebut asal-usulnya. Menurut Tawarikh Nabonidus mulai tahun ke-7
pemerintahannya (549 SM) ia mengasingkan diri ke kota Tema di Arabia dan
menyerahkan pemerintahannya pada putra sulungnya, Belsyazar.
Belsyazar atau Bêl-šar-usur 549 SM –539 SM
Belsyazar menjadi raja atas nama ayahnya, Nabonidus, selama 10 tahun
ayahnya di pengasingan (menurutTawarikh Nabonidus). Kitab Danielmencatat
bahwa Nebukadnezar disebut sebagai ayahnya. Istilah "ayah" dapat
berarti "kakek" atau "leluhur", termasuk juga "ayah angkat". Pada tahun
539 SM, Nabonidus pulang ke Babilon untuk menghadapi ancaman serangan
Koresh, raja Persia, tetapi tidak berhasil menahan serbuan ini. Menurut
Kitab Daniel, Belsyazar mati terbunuh pada malam tentara Persia berhasil
masuk dan merebut ibukota Babilon yang berdasarkan perhitungan waktu
sejarah terjadi pada tanggal 15 Oktober 539 SM. Dalam catatan-catatan
Babel maupun Persia, namanya tidak disebutkan lagi setelah tanggal ini.
Assyria
Bangsa Assyria lebih tua daripada bangsa Babilon. Mereka merupakan
campuran banyak ras. Para ahli menyebutnya sebagai bangsa Semit. Sebutan
itu didasarkan atas bahasa yang digunakannya, yaitu bahasa Semit.
Bahasa itu kemudian menurunkan bahasa Ibrani dan Arab sekarang. Negeri
bangsa Assyria terletak di tepi Sungai Tigris, di Mesopotamia. Di daerah
itu dijumpai peradaban kuno yang tinggi seperti kebudayaan bangsa
Babilon yang ada di bagian selatannya.
Bangsa Assyria sering disebut sebagai bangsa Roma dan Asia. Kedua bangsa
itu sama-sama dikenal sebagai bangsa penakluk. Mereka sangat ditakuti
karena mempunyai tentara infantri, tentara berkuda, dan tentara dengan
kereta perang. Peninggalan peninggalan berupa tembikar, alat-alat batu,
dan sisa-sisa bangunan menunjukkan bahwa daerah Assyria sudah dihuni
sejak zaman batu baru (neolitik) yang berkembang sekitar 6.000 tahun
yang lalu. Bangsa Assyria menjadi bangsa merdeka sekitar abad ke-14
sebelum Masehi. Sebelumnya, mereka dijajah bangsa Babilonia, kemudian
bangsa Mitani. Raja Ashur Uballit I merupakan pendiri kerajaan Assyria
dan memerintah tahun 1365-1330 sebelum Masehi. Ia menyebut dirinya Raja
Agung dan orang pertama yang menyebut Assyria sebagai Tanah Ashur.
Pada masa pemerintahannya Kerajaan Assyria terus berperang melawan
Babilonia. Pertempuran terus berlanjut pada masa pemerintahan
Enlil-nihari, putra Ashuruballit Masa kejayaan Assyria dicapai pada masa
pemerintahan Adad ninari I. Ia berhasil menaklukkan dan mempersatukan
seluruh Mesopotamia. Ia menyebut dirinya Raja di Raja. Ia memperluas
kuil, istana Ashur, dan membuat benteng pertahanan terutama di tepi
Sungal Tigris.
Penggantinya adalah Tukulti-ninurta I yang memerangi Babilonia secara
besar-besaran. Ia mengasingkan rajanya dan menjarah kuil Babilonia.
Tindakan menjarah kuil merupakan tindakan yang melanggar agama, baik di
Babilon maupun di Assyria. Akibatnya, hubungan dengan rakyatnya
memburuk. Anaknya sendiri memberontak dan mengepung ibu kota.
Tukulti-ninurta I terbunuh. Sejak itu, Kerajaaran Assyria mengalami
kemunduran, sedangkan Babilonia bangkit kembali Kerajaan Assyria baru
muncul kembali di bawah pemerintahan Raja Tigalth-pilaser I pada abad
ke-II SM. Ia mengalahkan Kerajaan Aramaean dan Babilonia Utara. Ia
sangat memperhatikan pertanian, perkebunan, serta mengembangkan
administrasi pemerintahan dan pengajaran. Peraturan hukum juga
diterapkan. Hukuman mati merupakan hal yang umum. Hukuman yang ringan
berupa kerja paksa dan hukuman dera. Cucu Tigalth-pilaser I, yaitu
Asurnasirpal I adalah seorang raja yang lemah. Ia tidak banyak berbuat
untuk menahan serangan musuh. Baru pada abad ke 9-7 SM muncul raja-raja
yang kuat seperti Tiglath-pilaser III, Sargon II, Sennacherib, dan
Assarhaddon. Wilayah kekuasaan Assyria meliputi hampir seluruh daerah
Timur Tengah, dan Mesir sampai Teluk Persia.
Asurnasirpat II dikenal sebagai raja yang kejam. Ia merupakan raja
pertama yang menggunakan pasukan berkuda, pasukan kereta perang, dan
pasukan berjalan kaki (infantri). Ia membangun kota Kalakh dan
menjadikannya ibu kota kerajaan. Ia membangun istana besar seluas 25.000
meter persegi. Dengan kekejaman ia membangun kuil yang tinggi untuk
memuja dewa kota Kalakh, dewa perang Ninurta dan dewa berburu. Puncak
kuil itu dipakai untuk mengamati bintang Ia digantikan oleh Raja Sargon
II (721-705 sebelum Masehi) yang meneruskan usaha perluasan daerah
kekuasaannya. Raja Sargon II terbunuh dalam peperangan. Ia digantikan
oleh anaknya, Sennacherib. Pada mulanya bangsa Assyria bersahabat dengan
bangsa Babilon. Akan tetapi, bangsa Assyria berbalik memusuhi bangsa
Babilon pada tahun 689. Selama 9 bulan raja Assyria, Sennacherib,
mengepung kota Babilon dan akhirnya kota itu dapat dihancurkan.
Raja Sennacherib sangat memperhatikan pertanian dan pengairan negaranya.
Ibu kotanya, Niniveh, memperoleh air dari sebuah saluran air berupa
jembatan sepanjang 300 meter. Ia memperkenalkan tanaman kapas kepada
bangsa Assyria. Istananya dihias dengan keramik berwarna. Dindingnya
dipenuhi ukiran binatang dan manusia. Ada patung lembu bersayap dengan
kepala manusia. Patung itu sangat besar. Seni pahat saat itu berkembang
sangat pesat. Bangsa Assyria telah mengenal tulisan yang disebut tulisan
paku. Bentuk tulisan itu segi tiga mirip paku dan kebanyakan digoreskan
di atas lempengan tanah liat pada waktu masih basah. Lempengan itu
kemudian dijemur di panas matahari. Penggantinya, Assurbanipal, sangat
tertarik pada pendidikan. Di Niniveh, ia mengumpulkan 22.000 lempengan
tanah liat bertulis yang disimpan di perpustakaan. Isinya antara lain
menyangkut masalah agama, sastra, pengobatan, matematika, ilmu
pengetahuan alam, kamus, dan sejarah.
Semua lempengan tanah liat itu didaftar dengan cermat dan ditaruh di
atas rak. Sekarang sebagian besar lempengan tanah liat itu disimpan di
Museum London, Inggris. Bangsa Assyria senang berperang, karena itu
mereka mempunyai banyak musuh. Pengganti Assurbanipal, Asur-etel-ilani
bukan seorang raja yang kuat. Kerajaan Assyria ditaklukkan oleh
persekutuan bangsa Babilon, Medes, dan Chaldeans pada Tahun 614. Setelah
tiga bulan berperang, Niniveh kalah. Tempat suci dan istananya hancur,
termasuk juga irigasi yang dibuat oleh Sennacherib. Sisa pasukan Assyria
menyerah pada tahun 609, dan Kerajaan Assyria lenyap dari sejarah.
Persia
Persia adalah sebutan bangsa Arab untuk bangsa Iran. Daerah Persia
sekarang dikenal sebagai dataran tinggi Iran. Penduduknya sebagian besar
ialah bangsa Medes. Bangsa asli Persia datang ke daerah itu dan daratan
Asia Tengah sekitar tahun 900 SM. Mereka menyerang bangsa Arya di
perbatasan gurun Iran, dan kemudian berdiam di daerah Fars yang
dikelilingi oleh pegunungan dan gurun. Dengan demikian, mereka mudah
menahan serangan bangsa Assyria. Bangsa Persia dikenal sebagai petani
dan pemelihara kuda. Mulanya mereka mengalami kesukaran dalam mengolah
tanah. Mereka harus membuat terowongan panjang untuk mengalirkan air ke
daerah pegunungan.
Bangsa Persia mempunyai beberapa orang raja yang terkenal mulai tahun
836 SM. Salah seorang di antaranya ialah Cyrus Agung. Istana kerajaannya
dikenal dengan sebutan Istana Persipolis. Raja Cyrus gemar berperang,
dan berhasil menguasai daerah yang luas mulai dari Mesir di Afrika
sampai ke daerah perbatasan India. Kerajaan pertama yang ditaklukkan
Cyrus ialah Kerajaan Medes, Lydia, dan akhirnya Babilonia. Cyrus
akhirnya terbunuh dalam peperangan. Cambyses meneruskan usaha ayahnya
menaklukkan Mesir.
Setelah Cambyses meninggal terjadi pemberontakan, tetapi dapat
dipadamkan oleh Darius. Pada masa pemerintahan Darius (550-486 SM),
Persia mengalami masa kejayaannya. Wilayah kerajaannya meliputi seluruh
daerah Tirnur Tengah. Luasnya lebih besar daripada daerah kekuasaan
Kerajaan Masedonia pada masa pemerintahan Aleksander Agung atau Kerajaan
Romawi Kuno. Bangsa Persia merupakan penguasa yang baik. Kerajaan
mereka dibagi dalam beberapa satrap (gubernur). Tiap satrap mengawasi 20
provinsi. Jalan-jalan yang mulus banyak dibangun untuk memperlancar
hubungan antardaerah.
Salah satu di antaranya ialah Jalan Raja yang membentang dan Susa ke
Sardis. Jaraknya sekitar 1.600 mil. Tiap 40 mil ada tempat pemberhentian
untuk mengganti kuda. Perintah raja dapat disampaikan dalam waktu
seminggu untuk jarak 1.600 mil. Bangsa Persia membangun tambang perak
dan memperbaiki saluran yang pernah digunakan oleh kapal Hatshepsut yang
berlayar dan Laut Tengah ke Laut Merah. Mereka juga membangun kuil-kuil
besar seperti bangunan di Babilonia dan Assyria. Bangsa Persia mengenal
alphabet yang terdiri dan 39 huruf. Mereka belajar Astronomi dan bangsa
Babilonia. Bangsa Persia mengikuti ajaran Zoroaster yang hidup sekitar
600 SM. Ajaran itu ada hubungannya dengan ajaran Hindu. Menurut ajaran
Zoroaster hidup adalah peperangan antara kebaikan dan kejahatan.
Di satu sisi ada Dewa Perusak (Ahriman) dan Dewa Kebijaksanaan
(Ahuramazda). Dengan menolong Ahuramazda memerangi Ahriman, seorang
pemeluk ajaran Zoroaster akan menemui kehidupan yang baik. Penganut
Zoroaster harus ramah,jujur, tulus, dan bersahabat dengan sesamanya,
juga dengan hewan. Jika penganut Zoroaster yang baik meninggal, ia dapat
melewati api yang ada di antara dunia dan surga tanpa terluka. Untuk
mereka ada sebuah jembatan lebar yang menghubungkan dunia dan surga.
Sebaliknya, orang yang jahat tidak pernah sampai di surga, karena jatuh.
Mereka menjumpai jembatan yang sangat sempit, yang sukar sekali
dilalui. Raja-raja Persia yang terkenal adalah penganut ajaran
Zoroaster. Bahkan Darius dalam salah satu prasastinya mengatakan Atas
kehendak Ahuramazda yang memilih aku dan menjadikan aku raja seluruh
dunia. Raja Persia lainnya, Ataxerxes I, mengeluarkan kalender baru
dengan nama-nama dewa Zoroaster sebagal nama-nama bulannya. Beberapa
dari ajaran Zoroaster dipakai oleh bangsa Romawi dalam pemujaan dewa
Mithras. Bangsa Persia akhirnya ditaklukkan oleh orang Islam pada abad
ke-7.
Sekian uraian tentang Sejarah Mesopotamia: Sumeria, Babilonia, Assyria, Persia, semoga bermanfaat.