Minggu, 22 November 2020

Sejarah Dinasti Xia


Dinasti Xià (Hanzi: 夏 Indonesia: Sia) merupakan dinasti pertama yang tercatat dalam buku sejarah Cina. Catatan sejarah paling awal ditemukan dalam buku sejarah Shàngshū yang mengatakan bahwa Dinasti Xià memiliki puluhan ribu negara upeti, sehingga secara umum menganggap Dinasti Xià adalah sebuah negara yang terbentuk dari gabungan berbagai suku bangsa, dan para sejarawan dari aliran ajaran Marxisme di Tiongkok daratan menetapkan Dinasti Xià sebagai sebuah negara budak.

Menurut catatan buku sejarah, Dinasti Xià adalah negara yang didirikan oleh putra dari Yǔ yaitu Qǐ. Yǔ mewariskan singgasana kepada anaknya Qǐ, yang menganti cara terdahulu,Chánràngzhìdù (mewariskan singgasana kepada orang bijaksana atau yang berkemampuan - Bahasa Inggris en:Elective Law) menjadi Shìxízhì (mewariskan singgasana dari ayah kepada anak atau kepada orang yang mempunyai hubungan darah atau keluarga dekat. Dinasti Xià secara keseluruhan diwariskan sebanyak 13 generasi, 16 raja (atau 14 generasi, 17 raja, tergantung perbedaan pendapat tentang Yǔ dianggap sebagai raja Dinasti Xià atau pemimpin gabungan suku), sekitar 400 tahun, yang kemudian dimusnahkan olehDinasti Shang.

Xià dalam Literatur sejarah 

Menurut cataran literatur kuno Cina, sebelum berdirinya Dinasti Xià, sering terjadi perang untuk memperebutkan kekuasaan sebagai pemimpin dari gabungan suku antara suku Xiàdengan suku-suku di sekitarnya. Suku Xià mulai berkembang sekitar zaman Kaisar Zhuanxupada zaman legenda Cina kuno. Banyak catatan literatur Cina kuno mencatat keberadaan suku Xià pada masa Kaisar Zhuānxù. Di antaranya Shiji, Xiàběnjì dan Dàdàilǐjì Dìxìmengatakan Yǔ adalah cucu dari Zhuānxù, tetapi ada catatan literatur lain yang mengatakan Yǔ adalah cucu generasi ke-5 dari Zhuānxù. Dari catatan-catatan literatur tersebut menunjukkan bahwa suku Xià kemungkinan besar adalah salah satu dari keturunan Zhuānxù.

Gǔn

Dalam catatan literatur Cina kuno, Gǔn adalah salah satu tokoh suku Xià yang paling awal terdapat catatannya. Dalam Guóyǔ Zhōuyǔ diceritakan bahwa Gǔn sebagai pemimpin dari suku Xià dianugerahkan daerah Chóng, dan digelar sebagai Chóngbó Gǔn. Kemudian Yǔ mengantikan Gǔn sebagai Chóngbó Yǔ. Ini membuktikan bahwa suku Xià awalnya aktif di sekitar daerah Chóng. Pada waktu itu Huánghé (Sungai Kuning) meluap. Untuk menghadapi banjir, banyak suku membentuk gabungan suku untuk menghadapi banjir, dan Gǔn dipilih oleh Sìyuè (Empat Prefektur) menjadi pemimpin dari pekerjaan mengendalikan banjir tersebut. Gǔn mengendalikan banjir selama 9 tahun tetapi akhirnya dinyatakan gagal. Penyebab dari kegagalan Gǔn kemungkinan besar karena dia kurang mampu mempersatukan orang dari berbagai suku. Menurut catatan Shàngshū Yáodiǎn, pada mulanya Yao oleh karena sifat Gǔn yang suka saling menyalahkan dan membeda-bedakan suku, tidak setuju mengangkat Gǔn sebagai pemimpin dari pekerjaan mengendalikan banjir. Diduga bahwa pada waktu Gǔn menjabat sebagai pemimpin dari pekerjaan pengendalian banjir, sudah banyak suku yang tidak puas dengannya. Dalam Shàngshū Hóngfàn danGuóyǔ Lǔyǔ terdapat catatan tentang Gǔnzhànghóngshuǐ, yang menceritakan bahwa cara Gǔn mengendalikan banjir adalah dengan menggunakan tanah dan kayu untuk membendung air, yang akhirnya gagal, dan ini juga mungkin merupakan salah satu dari kegagalan Gǔn dalam mengendalikan banjir selama 9 tahun. Pada akhirnya, setelah Gǔn gagal dalam mengendalikan banjir, dia dihukum mati di Yǔshān (Gunung Yu).

Yu

Yǔ adalah putra dari Gǔn. Yǔ bukan hanya tidak menunjukkan rasa dendam, malahan tetap menghormati Shun, dan mendapatkan kepercayaan dari Shùn. Shùn menyerahkan tugas mengendalikan banjir kepada Yǔ. Yǔ memperbaiki cara ayahnya mengendalikan banjir, secara besar mempersatukan orang dari berbagai suku, sehingga akhirnya berhasil mengendalikan banjir. Dalam catatan Shǐjì Xiàběnjì tercatat waktu Yǔ mengendalikan banjir, bekerja keras, tiga kali melewati pintu rumahnya tetapi tidak pernah masuk – dengan alasan reuni dengan keluarga akan menghabiskan banyak waktu dan pikiran dari tugasnya mengendalikan banjir. Kegigihan dan ketekunannya dalam melaksanakan tugas mendapat penghargaan dari banyak kalangan, dan ini mungkin juga merupakan salah satu faktor dari bersatu berbagai suku.

Oleh karena Yǔ berhasil mengendalikan banjir dan mengembangkan pertanian, sehingga kekuatan suku Xià menjadi kuat, menjadi pemimpin dari gabungan berbagai suku. Kemudian Shùn mengutus Yǔ untuk menyerang suku Sānmiáo. Yǔ mengusir suku Sānmiáo kedaerah perairan Dānjiāng dan Hànshuǐ, berhasil mengkokohkan kekuatan kerajaan. Dalam Mòzǐ Fēigōng diceritakan bahwa setelah Yǔ berhasil menaklukkan suku Sānmiáo, suku Xià sudah menjadi suku yang sangat penting diperairan Huánghé pada waktu itu. Shùn mewariskan singgasana kepada Yǔ, Yǔ pernah mengadakan pertemuan persekutuan antar suku diTúshān (Gunung Du), dan sekali lagi menyerang suku Sānmiáo (pada waktu itu suku diZhōngyuán (pusat daratan Tiongkok) sering berperang dengan suku Sānmiáo). DalamZuǒzhuàn (walau mungkin terlalu dibesar-besarkan) dikatakan terdapat puluhan ribu negara upeti menghadiri pertemuan persekutuan di Túshān, dengan demikian boleh diperkirakan betapa besarnya pengaruh suku Xià pada waktu itu. Pada suatu pertemuan antar suku diHuìjī, pemimpin suku Fángfēngshì, waktu pertemuan datang terlambat dan dihukum mati oleh Yǔ. Ini membuktikan bahwa suku Xià pada awal pengukuhan kekuasaannya telah muncul sifat monarki atas kekuasaan. Menyusul dengan semakin kuatnya kekuasaan gabungan suku bangsa dengan suku Xià yang merupakan keturunan dari suku Húangdìsebagai inti kekuatan, hubungan ekonomi berbagai daerah juga semakin kuat. Dalam catatan sejarah kuno sering terdapat catatan tentang Yǔ menentukan pembayaran upeti sesuai dengan jarak negara-negara upetinya, ini juga membuktikan pengendalian ekonomi suku Xià terhadap suku-suku lain disekitarnya.

Dalam catatan literatur kuno juga sering diceritakan nafsu Yǔ atas kekuasaan pada usia tuanya. Walaupun Yǔ ingin mempertahankan kekuasaan pemerintahan dalam suku Xià sendiri, tetapi tetap harus mempertimbangkan tradisi Chánràng, sehingga ia menerapkan suatu siasat yang efektif. Yǔ pada mulanya mengangkat Gāotáo dari suku Yǒuyǎnshì yang memiliki reputasi tinggi sebagai ahli warisnya, guna menunjukkan penghargaan Yǔ terhadap tradisi Chánràng. Tetapi Gāotáo lebih tua dari Yǔ, sehingga belum sempat mewarisi singgasana sudah meninggal. Kemudian Yǔ memilih Yì dari suku Dōngyí yang tidak begitu berpengaruh menjadi ahli waris. Pada waktu itu banyak suku yang tidak mendukung Yì, dan malahan mendukung putra dari Yǔ, Qǐ. Yǔ berharap jika kelak Yì tidak mendapat dukungan dari masyarakat, maka akan mewariskan singgasana kepada putranya Qǐ.

Qi

Setelah Yǔ meninggal, Yì sama sekali tidak mendapatkan kedudukannya, malahan dengan dukungan masyarakat, Qǐ mendapatkan kedudukan sebagai pemimpin (tetapi menurutZhúshūjìnián, Yì sebenarnya sempat naik takhta, namun kemudian Qǐ membunuh Yì dan merebut kekuasaan). Sehingga Yì memimpin pasukan gabungan dengan suku Dōngyímenyerang Qǐ. Setelah melalui perang selama beberapa tahun, akhirnya Yì dibunuh oleh Qǐ, sehingga Qǐ berhasil naik takhta sebagai raja. Dan ini oleh kebanyakkan sejarawan dianggap sebagai awal dari dinasti pertama di Tiongkok yang menerapkan cara Shìxízhì (Putra tertua merupakan ahli waris Kekan) - Dinasti Xià. Kemudian juga terdapat banyak suku yang masih menganut cara Chánràng (bawahan terkuat menjadi penerus kekuasaan) tidak puas dengan kekuasaan Qǐ. Pemimpin dari suku Yǒuhùshì yang tinggal disekitar daerah sekarangGuānzhōng provinsi Shǎnxī, memimpin pasukan gabungannya menyerang Qǐ, dan di daerah Gān (sekarang selatan dari Hùxiàn provinsi Shaanxi) melakukan pertempuran sengit. Sebelum perang, Qǐ menyebut kedudukan kekuasaannya sebagai Gōngxíngtiān(melaksanakan mandat langit), yang juga merupakan dasar dari terbentuknnya Tiānzǐlùn(teori putra langit). Qǐ memiliki dukungan dari masyarakat di Zhōngyuán, dalam hal jumlah pasukan jauh lebih unggul, sehingga akhirnya berhasil mengalahkan Yǒuhùshì. Kemenangan kedua dari Qǐ membuktikan bahwa prinsip dalam masyarakat di Zhōngyuán telah berubah dari tradisi Chánràngzhì menjadi Shìxízhì.

Suku Xià pada mulanya bermarga Sì, tetapi mulai dari Qǐ diubah menjadi Xià sesuai dengan nama kerajaannya. Dan pada waktu yang bersamaan, Qǐ tidak lagi menggunakan Bósebagai gelar kebesaran dan diganti menjadi Hòu, dengan gelar Xiàhòu Qǐ.

Selama masa pemerintahan Qǐ, putranya Wǔguān sering melakukan pemberontakan.Hánfēizǐ Shuōyí mengatakan Wǔguān adalah seorang yang Hàiguóshāngmínbàifǎ(merugikan negara, menyakiti rakyat, merusak hukum), sehingga akhirnya dibunuh. Selain kekacauan dalam suku Xià sendiri, guna untuk memperkuat kekuasaan gabungan antar suku bangsa disekitarnya, suku Xià juga sering melakukan peperangan dengan suku Dōngyí.

Tàikāng Kehilangan Kerajaan

Setelah Qǐ meninggal, putranya Tàikāng meneruskan singgasana. Tàikāng hanya tahu hidup foya-foya, tidak mengurusi pemerintahan, selama masa pemerintahannya, kekuatan suku Xià menjadi lemah, sehingga suku Tàihào dan Shǎohào dari Dōngyí mengambil kesempatan menyerang ke barat. Pemimpin suku Dōngyí merupakan seorang jagoan memanah yang bernama Yì. Dalam catatan Lǚshìchūnqiū Wùgōng menganggap bahwa busur panah adalah diciptakan oleh Yì. Yì memimpin pasukan Dōngyí pindah kedaerah milik Yǒuxiàshì, Qióngshí(sekarang selatan Luoyang, provinsi Hénán), dan melakukan perkawinan dengan orang setempat, menjalin hubungan yang baik, dan membentuk suku Yǒuqióngshì. Yì dengan dukungan dari rakyat Xià berhasil mendapatkan kekuasaan atas pemerintahan Dinasti Xià. Sedangkan Tàikāng melarikan diri kebawah naungan Zhēnxúnshì.

Yì setelah mendapat kekuasaan tidak mengangkat diri sendiri sebagai raja, tetapi mengangkat adik dari Tàikāng, Zhòngkāng sebagai raja. Tetapi sebenarnya seluruh kekuasaan dan keputusan berada ditangan Yì. Hal ini menimbulkan rasa tidak puas dari banyak suku lainnya. Diantaranya Yǒuhéshì dan Yǒuxīshì yang bertanggung jawab atas astronomi secara terang-terangan menentang. Yì dengan alasan merusak tata astronomi dan sia-sia pada jabatannya, mengerahkan pasukan menyerang mereka dan mendapatkan kemenangan.

Setelah Zhòngkāng meninggal, anaknya Xiàng mengantikannya. Tidak lama kemudian Xiàng lari kebawah naungan Zhēnxúnshì dan Zhēnguànshì yang mendukung Dinasti Xià. Akhirnya Yì menjadi penguasa tunggal Dinasti Xià. Tetapi setelah mendapat kekuasaan, Yì sama seperti dengan Tàikāng, tidak lagi mengurusi urusan negara, setiap hari pergi berburu. Ia memecat menteri-menteri setia seperti Wǔluó , Bókùn, Lóngyǔ, dan malahan memakaiHánzhuó yang diusir dari suku Bómíngshì. Hánzhuó mengumpulkan komplotannya, sehingga kekuasaannya semakin besar. Sampai suatu hari, ia mengambil kesempatan waktu Yì pergi berburu, membunuh Yì dan seluruh keluarganya. Setelah merampas kekuasaan dari Yì. Hánzhuó menganugerahkan daerah Gē kepada putranya Yì, dan menganugerahkan daerah Liáo kepada putranya yang lain, Jiāo. Jiāo memimpin pasukannya memusnahkan Zhēnxúnshì dan Zhēnguànshì yang mendukung Dinasti Xià, membunuh Xiàng yang bersembunyi di Zhēnxún. Istri Xiang, Mín pada waktu itu telah hamil, dari lubang tembok, ia berhasil melarikan diri dari serangan Jiāo, dan bersembunyi di rumah ibunya di suku Yǒuréngshì, dan tidak lama kemudian melahirkan Shǎokāng (Tàikāng, Zhòngkāng, dan Shǎokāng sama bernama Kāng, agar tidak membingungkan, mulai ditambahkan tanda generasi - yaitu nama tengah - di depan namanya).

Masa kejayaan Shǎokāng

Shǎokāng setelah dewasa, bekerja sebagai pengurus peternakan suku Yǒuréngshì, akibatnya ketahuan oleh Jiāo tempat keberadaannya. Jiāo mengutus orang ke suku Yǒuréngshì untuk membunuhnya, Shǎokāng terpaksa lari dan bersembunyi di sukuYǒuyúshì (keturunan dari Shùn). Pemimpin dari Yǒuyúshì pada waktu itu tidak ada anak laki-laki, hanya ada dua anak perempuan, sehingga sangat sayang kepada Shǎokāng. Ia menghadiahkan daerah Lúnyì kepada Shǎokāng, sehingga Shǎokāng dapat memakai Lúnyì sebagai markasnya, membentuk pasukannya sendiri. Ia mulai mengumpulkan sisa-sisa pasukan Dinasti Xià, dan membagikan tugas masing-masing. Ia menempatkan mata-mata di pasukan Jiāo, untuk persiapan merebut kembali kekuasaan Dinasti Xià. Pada saat itu, bekas menteri Dinasti Xià, Mǐ yang bersembunyi di suku Yǒugéshì - setelah mendengar kabar bahwa Shǎokāng ingin merebut kembali kekuasaan Dinasti Xià - memimpin sisa pasukan suku Zhēnguànshì dan Zhēnxúnshì bergabung dengan Shǎokāng dan mengalahkan pengkhianat Hánzhuó lalu mengangkat Shǎokāng sebagai raja Dinasti Xià. Shǎokāng juga berhasil memusnahkan Jiāo (putra Hánzhuó) di daerah Guò, dan mengutus putranya Zhù memusnahkan Yì (kakak Jiāo) di daerah Gē, sehingga suku Yǒuqióngshì dari kaum Dōngyíyang menguasai Zhōngyuán sebanyak 3 generasi dan ratusan tahun akhirnya musnah. Shǎokāng berhasil merebut kembali kekuasaan Dinasti Xià, yang dalam sejarah disebut sebagai Shǎokāngzhōngxìng (masa kejayaan Shǎokāng). Dari Tàikāng kehilangan kekuasaan sampai Shǎokāngzhōngxìng menunjukkan keberhasilan suku Huáxiàmenaklukkan suku-suku disekitar Zhōngyuán (terutama suku Dōngyí).

Pertengahan Periode

Putra Shǎokāng, Zhù mengantikan kedudukan raja. Ia mengerti ketidak puasan suku Yí di timur terhadap Dinasti Xià, untuk memperkokoh kekuasaan di timur, ia memindahkan ibukota dari Yuán (sekarang Jǐyuán, provinsi Hénán) ke Lǎoqiū (sekarang utara dari Kāifēngxiàn, provinsi Hénán). Ia berkonsentrasi mengembangkan peralatan perang dan perlengkapan prajurit. Ia juga mengutus orang untuk menyerang suku Yí di daerah pesisir pantai timur (sekarang bagian barat provinsi Shāndōng, bagian timur provinsi Ānhuī dan sekitar provinsi Jiāngsū). Pada waktu itu, ia juga mendapatkan barang keramat, Jiǔwěihú (serigala sembilan ekor - Jepang: Bijuu). Wilayah Dinasti Xià juga pada masa pemerintahan Zhù meluas sampai kedaerah pesisir Dōnghǎi (sekarang Huánghǎi). Selama masa pemerintahan Zhù, boleh dikatakan merupakan masa paling makmur dan maju dari Dinasti Xià. Orang Xià juga sangat menghargai dan menghormati Zhù. Menurut catatan Guóyǔ Lǔyǔ menganggap Zhù secara keseluruhan mewarisi karier dari Yǔ.

Pada masa pemerintahan putra dari Zhù, Huái, suku Dōngyí dan suku Huáxià hidup dalam damai. Sembilan suku Yí (Jiǔyí): Quǎnyí, Yúyí, Fāngyí, Huángyí, Báiyí, Chìyí, Xuányí, Fēngyí, dan Yángyí yang tinggal di daerah perairan Huáihé (Sungai Huai) dan Sìshuǐ sering datang menyembah dan menyerahkan upeti. Setelah Huái meninggal, digantikan oleh putranya Máng. Setelah Máng meninggal, digantikan oleh putranya Xiè. Selama periode ini, hubungan antara suku Dōngyí dan suku Huáxià terus berkembang. Pada masa pemerintahan Xiè, suku Dōngyí pada umumnya sudah membaur dengan suku Huáxià, maka ia mengalihkan perhatiannya ke barat. Dan pada waktu itu, ia mulai melakukan anugerah tempat dan gelar kepada negara-negara upeti. Dan ini merupakan permulaan dari Zhūhóuzhì(sistem feodal) Cina beberapa abad kemudian. Setelah Xiè meninggal, putranya Bùjiàngmengantikan. Bùjiàng sempat beberapa kali memimpin pasukannya menyerang Jiǔyuàn di barat.

Akhir Periode 

Setelah Bùjiàng meninggal, adiknya Jiōng mengantikannya. Setelah Jiōng meninggal, putranya Jìn mengantikannya. Jìn naik takhta tidak lama, meninggal karena sakit, kemenakannya, putra dari Bùjiàng, Kǒngjiǎ yang naik takhta. Ia mengubah tradisi Dinasti Xià yang sembahyang terhadap leluhur, mulai menitik-beratkan sembahyang kepada langit. Dalam Shǐjì Xiàběnjì dikatakan Kǒngjiǎ adalah seorang yang Hàofāngguǐshén (suka meniru dewa dan hantu), Shìyínluàn (urusan negara menjadi kacau). Banyak suku dan negara upeti mulai tidak puas dengan pemerintahan Dinasti Xià, tetapi hubungan antara suku Dōngyí dan suku Huáxià masih baik. Ini mungkin karena pembauran antara suku Dōngyí dan suku Huáxià udah sangat tinggi. Setelah Kǒngjiǎ meninggal, digantikan oleh putranya Gāo. Setelah Gāo meninggal, digantikan oleh putranya Fā. Pada periode ini, hubungan antara Dinasti Xià dengan suku dan negara upetinya memburuk, keributan dalam istana kerajaan juga semakin parah. Mulai dari masa pemerintahan Kǒngjiǎ sampai Lǚgǔi (Xià Jié), gejolak dalam kerajaan sendiri tidak pernah berhenti.

Jie

Setelah Fā meninggal, putranya Jié mengantikannya. Selama masa pemerintahan Jié, hubungan antara suku dan negara upeti dengan Dinasti Xià sudah retak. Suku dan negara yang membayar upeti kepada Dinasti Xià semakin berkurang sehingga Jié sering menyerang suku dan negara upeti yang tidak taat kepada Dinasti Xià. Dalam catatan literatur kuno dikatakan bahwa Jié sangat hidung belang, setiap kali setelah mengalahkan suatu suku, pasti memilih perempuan dari suku tersebut yang ia sukai, kemudian dibawa pulang ke istana untuk dijadikan selir. Guóyǔ Jínyǔ mencatatkan suku Yǒushīshì, Zhúshūjìnián mencatatkan suku Mínshānshì dan Mòxǐshì, semua pernah mengalami nasib yang sama. Di antaranya selir dari Mòxǐshì terlebih dahulu sudah terikat perkawinan dengan Yīyǐn, tetapi dirampas oleh Jié di Luó, sehingga Yīyǐn dalam amarahnya pergi bergabung dengan Shāng Tāng. Serangan-serangan yang dilakukan oleh Jié juga membuat marah beberapa suku yang cukup kuat dan berpengaruh. Suku Yǒumínshì (keturunan Shùn) oleh karena tidak menuruti kemauan Jié sehingga dimusnahkan. Suku Shāng bermarga Zǐ yang aktif di daerah barat daya provinsi Shāndōng, pada waktu Dinasti Xià yang sedang mengalami kekacauan mulai berkembang dan maju. Jié juga dengan alasan suku Shāng tidak patuh, menyerang dan mengalahkan pemimpin suku Shāng yang bernama Tāng. Tāng dipenjarakan di Xiàtái(ada yang mengatakan Diàotái), kemudian dilepas. Selain hubungan luar Dinasti Xià yang semakin memburuk, dalam catatan literatur juga diceritakan Jié salah memakai orang dalam pemerintahannya.

Jié hanya tahu berfoya-foya untuk diri sendiri, tidak memedulikan penderitaan rakyat. Sekitar akhir abad ke 17 SM, pemimpin dari suku Shāng, Tāng memimpin pasukan gabungan dari berbagai suku dan negara upeti menyerang Jié dan memusnahkan suku-suku yang membela Dinasti Xià: Wéi, Gù, Kūn, Wú, dan terakhir di Cānghuáng berperang dengan Jié. Kekuatan Tāng sangat besar, Jié tidak sanggup bertahan sambil melarikan diri dan berperang. Akhirnya ia akalah di daerah suku Yǒusōngshì. Jié lari ke Míngtiáo (sekarang pertengahan provinsi Hénán - versi lain mengatakan sekarang merupakan Ānyi, provinsi Shanxi) dan dikejar oleh Tāng. Perang besar-besaran terjadi di Míngtiáo. Sekali lagi Jié mengalami kekalahan, dan diasingkan oleh Tāng ke Lìshān - Gunung Li (ada yang mengatakan Géshān - Gunung Ke), tinggal bersama Mòxǐshì. Akhirnya Jié melarikan diri keNáncháo(sekarang Cháoxiàn, provinsi Anhui) dan meninggal di sana.

Setelah Pertempuran Míngtiáo, Dinasti Xià digulingkan, dan atas dukungan dari suku-suku dan negara upeti, di Háo mengelar diri sebagai Wáng (raja). Dinasti pertama dalam sejarah Tiongkok dengan kekuasaan Shìxízhì, Dinasti Xià, yang diwariskan sebanyak 13 generasi (buku sejarah Shìběn mencatat 12 generasi), 16 raja, selama 471 tahun (menurutZhúshūjìnián), pada akhir abad ke-17 SM, awal abad ke-16 SM musnah.

Keturunan

Setelah Dinasti Xià musnah, sisa keturunannya masih bermukim di Zhōngyuán. Ada dua kelompok masing-masing pindah ke selatan dan utara. Jié membawa banyak keturunan Dinasti Xià dari Lìshān pindah ke Náncháo di selatan, ini adalah kelompok selatan. Kelompok utara masuk ke dataran Mongol, dan berbaur dengan masyarakat setempat, dan inilah yang kemudian dikenal dengan sebutan suku Xiōngnú. Dalam Shǐjì Xiōngnúlièzhuàntercatat "Xiōngnú, leluhurnya adalah keturunan dari raja Xià (yaitu Yǒuxiàshì)". Kuòdìpǔsecara lebih jelas menyatakan "Putranya (yang dimaksud putra dari Jié), Xūnzhōu (atau Xūnyù) mengawini selir dari Jié, pindah ke padang luar di utara, hidup beternak dan berpindah-pindah (yang dimaksud adalah kaum suku pengembala di padang rumput utara) yang oleh orang Cina disebut sebagai Xiōngnú".

Wilayah kekuasaan

Wilayah kekuasaan Dinasti Xià dari barat mulai dari barat provinsi Hénán dan selatanprovinsi Shānxī; timur sampai perbatasan tiga provinsi Hénán, Shandong dan Héběi; selatan mulai dari provinsi Húběi, utara sampai provinsi Héběi. Pada waktu itu kekuasaan Dinasti Xià merambah sampai bagian selatan dan utara Huánghé (Sungai Huang), sampai perairan Chángjiāng (Sungai Jang). Ibukota Dinasti Xià antara lain: Yángchéng (sekarang timur dariDēngfēng, provinsi Henan), Zhuóxín (sekarang barat laut Dēngfēng, provinsi Hénán), Ānyi (sekarang barat laut Xiàxiàn, provinsi Shānxī).

Struktur negara Dinasti Xià adalah berasal dari gabungan suku, dengan ciri-ciri seperti:

Wilayah yang diperintah langsung oleh negara adalah wilayah dalam suku sendiri. Di luar wilayah suku Xià sendiri, pemimpin dari suku lain diatas wilayah sendiri, memiliki kekuasaan pemerintahan yang mandiri; terhadap raja Dinasti Xià, mereka hanya bernaung di bawah kerajaan dan membayar upeti, sebagai tanda saling menghormati.

Dalam struktur kekuasaan dan pemerintahan, ada dua cara, yaitu monarki dan demokrasi, dimana struktur pemerintahan negara mengutamakan demokrasi suku dari pada monarki raja.

Daftar penguasa dinasti

Nama anumerta (Shi Hao 諡號)

Urutan Lama memerintah. ‎Tionghoa Hanyu Pinyin

01 45 juga dipanggil (大禹; dà yǔ)
02 10  
03 29 太康 Tài Kāng  
04 13 仲康 Zhòng Kāng  
05 28 Xiāng  
06 21 少康 Shǎo Kāng  
07 17 Zhù  
08 26 Huái  
09 18 Máng  
10 16 Xiè  
11 59 不降 Bù Jiàng  
12 21 Jiōng  
13 21 Jǐn Guoyu: jìn, putonghua: jǐn
14 31 孔甲 Kǒng Jiǎ  
15 11 Gāo  
16 11  
17 52 Jié juga Lu Gui (履癸 lǚ guǐ)

 

Sejarah China


Sejarah Tiongkok adalah salah satu sejarah kebudayaan tertua di dunia. Dari penemuan ‎arkeologi dan antropologi, daerah Tiongkok telah didiami oleh manusia purba sejak 1,7 juta tahun yang lalu. Peradaban Tiongkok berawal dari berbagai negara kota di sepanjang lembah Sungai Kuning pada zaman Neolitikum. Sejarah tertulis Tiongkok dimulai sejak ‎Dinasti Shang (k. 1750-1045 SM). ‎Cangkang kura-kura dengan aksara Tionghoa kuno yang berasal dari Dinasti Shang memiliki penanggalan radiokarbon hingga 1500 SM. B‎udaya, sastra, dan filsafat Tiongkok berkembang pada zaman Dinasti Zhou (1045-256 SM) yang melanjutkan Dinasti Shang. Dinasti ini merupakan dinasti yang paling lama berkuasa dan pada zaman dinasti inilah aksara Tionghoa modern mulai berkembang.

Dinasti Zhou terpecah menjadi beberapa negara kota, yang menciptakan Periode Negara Perang. Pada tahun 221 SM, Qin Shi Huang menyatukan berbagai kerajaan ini dan mendirikan kekaisaran pertama Tiongkok. Pergantian dinasti dalam sejarah Tiongkok telah mengembangkan suatu sistem birokrasi yang memungkinkan Kaisar Tiongkok memiliki kendali langsung terhadap wilayah yang luas.

Pandangan konvensional terhadap sejarah Tiongkok adalah bahwa Tiongkok merupakan suatu negara yang mengalami pergantian antara periode persatuan dan perpecahan politis yang kadang-kadang dikuasai oleh suku bangsa asing (non-Han), yang sebagian besar terasimiliasi ke dalam populasi Suku Han. Pengaruh budaya dan politik dari berbagai wilayah di Asia, yang dibawa oleh gelombang imigrasi, ekspansi, dan asimilasi yang bergantian, menyatu untuk membentuk budaya Tiongkok modern.

Berbicara tentang sejarah, sejarah China Kuno bisa jadi merupakan sejarah yang paling banyak dibicarakan. Mengingat usia yang sangat tua dan berbagai peninggalan sejarah yang berguna, pantas rasanya jika sejarah ini menjadi salah satu sejarah yang cukup terkenal.


Menjadi masyarakat China sepertinya merupakan sebuah kebanggaan tersendiri. Di luar hal-hal buruk yang terjadi di negara ini nyatanya China memiliki sejarah peradaban yang sangat menarik. Sejarah China kuno sangat "diperhitungkan". Siapa yang tidak bangga jika mengetahui sejarah negaranya menjadi salah satu cerita sejarah yang berpengaruh di dunia? Dengan begitu, secara emosional kita pasti akan merasa menjadi sebuah negara yang besar.

Sejarah China Kuno - Asal Muasal Negeri China

Sejarah China kuno bermula dari asal mula nama China itu sendiri. Sebutan China diberikan oleh orang-orang Barat yang sebelumnya disebut dengan nama Bangsa Tengah. Daratan China yang berada di Tengah Asia Timur berawal dari peradaban masyarakat di sekitar Sungai Kuning. Kurang lebih 4300 tahun lalu, di sana, ada suku yang dipimpin oleh dua orang pemimpin besar. Dua pemimpin itu bernama Yan-Di dan Huang-Di.

Yan-Di dan Huang-Di kemudian bekerja sama untuk membangun sebuah bangsa yang besar. Berkat kerja keras mereka, terbentuklah sebuah bangsa yang mereka beri nama Bangsa Hua. Hua punya arti yang sangat indah yaitu 'bunga dan keindahan'. Dengan semangat membangun sebuah bangsa yang besar, sejarah China kuno pun dimulai.

Sejarah China kuno pun berlanjut, sekitar abad ke-21 SM, seorang penguasa besar bernama Qi (putra Yu) membangun kerajaan yang diberi nama Kerajaan Xia. Besarnya pengaruh Kerajaan Xia menyebabkan bangsa Hua memiliki nama lain, yaitu Xia. Seiring berjalannya waktu, bangsa tersebut mengganti namanya dengan sebutan Bangsa Tianxia. Nah, dari Bangsa Tianxia iniliah mereka menyebut dirinya Bangsa Tengah. Dan oleh orang Barat, sebutan Bangsa Tengah ini berubah menjadi China.

Sejarah China Kuno dari Masa ke Masa

Secara garis besar, sejarah China kuno dibagi ke dalam tiga masa. Masa pertama disebut “the age of myths”, yakni masa sebelumnya hingga masa Dinasti Shang. Masa kedua disebut “the age of feudal states”, yakni masa kekuasaan Dinasti Zhou. Masa ketiga disebut “the age of empires”, yakni terjadi pada masa kekuasaan Dinasti Qing hingga kekuasaan Dinasti Ming.

Ketiga masa tersebut menjadi sebuah fase penting dalam cerita sejarah China kuno. Tidak bisa dihilangkan dan akan tetap menjadi bagian dari kehidupan masyarakat China. Karena fase itulah yang hingga akhirnya berhasil membawa masyarakat China pada keadaan seperti sekarang ini.

Dalam sejarah China kuno juga diceritakan bahwa sebelum Dinasti Shang berkuasa, telah ada Kerajaan Xia yang berdiri pada 2100 SM hingga 1600 SM. Sebenarnya, ada perbedaan pendapat mengenai kapan waktu Dinasti Xia ini berkuasa. Berdasarkan perhitungan Liu Xin, Xia berkuasa sejak 2205 SM dan berakhir pada 1766 SM.

Namun, di dalam Sejarah Bambu, tertulis bahwa pemerintah Xia berkuasa sekitar 1989 SM hingga 1558 SM. Lain lagi yang dilaporkan dari hasil penelitian Proyek Kronologi Xia Shang Zhou yang diadakan oleh pemerintah RRC, mereka berpendapat bahwa Xia berkuasa sekitar tahun 2070 SM dan 1600 SM. Perbedaan catatan mengenai sejarah China kuno memang wajar terjadi. Mengingat versi yang datang dari berbagai sumber juga bisa berbeda.

Jangan heran jika pada kenyataannya, sejarah China kuno banyak menyuguhkan cerita-cerita tentang kerajaan dan dinasti, karena hal tersebut memang telah menjadi identitas negara ini. 

Masih menurut cerita sejarah China kuno, setelah Kerajaan Xia berakhir, muncul dinasti pertama di China, yaitu Dinasti Shang yang berkuasa antara 1600 SM hingga 1046 SM. Dinasti Shang pernah dipimpin oleh sekitar 31 orang raja. Raja pertama mereka bernama Raja Tang dan raja terakhirnya bernama Raja Zhou. Menurut beberapa keterangan, masyarakat China pada masa Shang memiliki kepercayaan terhadap banyak dewa. Mereka percaya kepada dewa tertinggi bernama Shang-Ti.

Para ahli arkeolog menemukan tulang orakel yang digunakan masyarakat China pada 1500 SM untuk memprediksi masa depan. Temuan tulang orakel itu menjadi bukti keberadaan Dinasti Shang periode kedua. Penemuan ini merupakan bagian kecil dari penemuan dalam perjalanan sejarah China kuno. Masih banyak penemuan-penemuan lain yang juga cukup penting.

Dinasti Shang runtuh sejak kalah dalam pertempuran Muye melawan Wu Wang, seorang penguasa Zhou. Maka, sejak itulah berdiri kekuasaan Dinasti Zhou yang disebut “the age of feudal state”. Kekalahan Dinasti Shang ini juga menjadi sebuah jalan cerita menarik dalam sejarah China kuno yang panjang.

Dalam sejarah China kuno, disebutkan bahwa Dinasti Zhou merupakan dinasti yang paling lama berkuasa di China. Berdasarkan penilitian Proyek Kronologi Xia Shang Zhou, Dinasti Zhou berkuasa sejak 1046 SM dan berakhir pada 256 SM.

Masa ketiga yang disebut “the age of empires” sejarah China kuno ini terjadi saat kekuasaan Dinasti Ming hingga Dinasti Qing. Dinasti Ming berkuasa antara 1368 hingga 1644. Dinasti Ming berdiri karena hasil pemberontakan terhadap Dinasti Yuan pada 1368. Pemberontakan itu berasal dari kaum petani yang tidak puas dengan kekuasaan Dinasti Yuan. Zhu Yuanzang dari suku Han merupakan dalang pemberontakan tersebut. Pada masa inilah, pembangunan tembok China diselesaikan.

Jika berbicara tentang peninggalan sejarah China kuno, tembok besar China sepertinya menajdi peninggalan terbesar dari peradaban itu. Keberadaan tembok besar China tersebut hingga kini bahkan tetap membekaskan kekuatan sebuah bangsa.

Warisan sejarah China kuno ini memiliki panjang yang bahkan bisa terlihat hingga luar angkasa. Perlu diketahui bahwa sesungguhnya, tembok besar China sesungguhnya adalah gabungan tembok-tembok pendek yang mengikuti jalur pegunungan di China. Yang membuat ini istimewa adalah jaraknya yang luar biasa panjang. Panjang tambok ini mencapai 8. 851 km. Sebuah panjang bangunan yang sangat menakjubkan untuk masyarakat yang hidup di awal tahun 1000-an.

Sejarah China Kuno - Akhir dari China Kuno

Akhir dari sejarah kuno China adalah masa Dinasti Qing. Inilah kekuasaan feodal terakhir yang berkuasa di China. Dinasti Qing berkuasa setelah Dinasti Ming hancur karena kalah perang melawan suku Manchu pada 1644. Dinasti Qing berkuasa sekitar 1644 dan berakhir pada 1911.

Setelah Dinasti Qing berakhir, berakhir jugalah sejarah China kuno. China memasuki era modern dengan mulai menghapus sistem feodal kerajaan. Sun Yat-Sen berhasil memprovokasi rakyat China untuk mengadakan revolusi yang mengakibatkan turunnya Kaisar Xuantong, penguasa Qing, pada 12 Februari 1912. Setelah kekuasaan feodal berakhir, China menerapkan sistem negara Republik China. Sun Yat-Sen kemudian diangkat menjadi presiden pertama Republik China.

Sejarah China kuno yang memang identik dengan kekaisaran dan dinasti serta kerajaan ternyata menjadi hal yang dianggap menarik bagi sebagian sineas. Berbagai film bertemakan kerajaan China kuno pun banyak diproduksi, salah satunya adalah Curse of The Golden Flower.

Dinasti Xia (2100 SM-1600 SM)

Dinasti Xia adalah dinasti pertama yang diceritakan dalam catatan sejarah seperti Catatan Sejarah Agung d‎an Sejarah Bambu.Dinasti ini didirikan oleh Yu yang Agung. Sebagian besar arkeolog sekarang menghubungkan Dinasti Xia dengan hasil-hasil ekskavasi di Erlitou, provinsi Henan,yang berupa temuan perunggu leburan dari sekitar tahun 2000 SM. Beragam tanda-tanda yang terdapat pada tembikar dan kulit kerang yang ditemukan pada periode ini, diduga adalah bentuk pendahulu dari aksara moderen Cina.

Dinasti Shang (1560 SM-1045 SM)

Dinasti Shang menurut sumber tradisional adalah dinasti pertama Cina. Menurut kronologi berdasarkan perhitungan Liu Xin, dinasti ini berkuasa antara 1766 SM dan 1122 SM, sedangkan menurut Sejarah Bambu adalah antara 1556 SM dan 1046 SM. Hasil dari Proyek Kronologi Xia Shang Zhou pemerintahRepublik Rakyat Cina pada tahun 1996menyimpulkan bahwa dinasti ini memerintah antara1600 SM sampai 1046 SM. Informasi langsung tentang dinasti ini berasal dari inskripsi pada artefakperunggu dan tulang orakel. S‎erta dari Catatan Sejarah Agung (Shiji) karya Sima Qian.

Temuan arkeologi memberikan bukti keberadaanDinasti Shang sekitar 1600–1046 SM, yang terbagi menjadi dua periode. Bukti keberadaan Dinasti Shang periode awal (k. 1600-1300 SM) berasal dari penemuan-penemuan di Erlitou, Zheng hou dan Shang cheng. S‎edangkan bukti keberadaan Dinasti Shang periode kedua (k. 1300–1046 SM) atau periode Yin , berasal dari kumpulan besar tulisan pada tulang orakel. Para arkeolog mengkonfirmasikan bahwa kota Anyang di provinsi Henan adalah ibukota terakhir Dinasti Shang, ‎dari sembilan ibukota lainnya. Dinasti Shang diperintah 31 orang raja, sejakRaja Tang sampai dengan Raja Zhou sebagai raja terakhir. Masyarakat Cina masa ini mempercayai banyak dewa, antara lain dewa-dewa cuaca dan langit, serta dewa tertinggi yang dinamakan Shang-Ti. Mereka juga percaya bahwa nenek moyang mereka, termasuk orang tua dan kakek-nenek mereka, setelah meninggal akan menjadi seperti dewa pula dan layak disembah. Sekitar tahun 1500 SM, orang Cina mulai menggunakan tulang orakel untuk memprediksi masa depan.

Para ilmuwan Barat cenderung ragu-ragu untuk menghubungkan berbagai permukiman yang sezaman dengan pemukiman Anyangsebagai bagian dari dinasti Shang. ‎Hipotesa terkuat ialah telah terjadinya ko-eksistensi antara Anyang yang diperintah oleh Dinasti Shang, dengan pemukiman-pemukiman berbudaya lain di wilayah yang sekarang dikenal sebagai “Cina sebenarnya” (China proper).

Dinasti Zhou (1027 SM–256 SM)

Dinasti Zhou adalah dinasti terlama berkuasa dalam sejarah Cina yang menurut ProyekKronologi Xia Shang Zhou berkuasa antara 1046 SM hingga 256 SM. Dinasti ini mulai tumbuh dari lembah Sungai Kuning, di sebelah barat Shang. Penguasa Zhou, Wu Wang, berhasil mengalahkan Shang padaPertempuran Muye. Pada masa Dinasti Zhou mulailah dikenal konsep “Mandat Langit” sebagai legitimasi pergantian kekuasaan,[23] dan konsep ini seterusnya berpengaruh pada hampir setiap pergantian dinasti di Cina. Ibukota Zhou awalnya berada di wilayah barat, yaitu dekat kota Xi’anmoderen sekarang, namun kemudian terjadi serangkaian ekpansi ke arah lembah Sungai Yangtze. Dalam sejarah Cina, ini menjadi awal dari migrasi-migrasi penduduk selanjutnya dari utara ke selatan. Pada Dinasti ini banyak bermunculan tokoh-tokoh seperti Lao Tzu dan Kong Fu Tzu

Periode Musim Semi dan Musim Gugur (722 SM-476 SM)

Pada sekitar abad ke-8 SM, terjadi desentralisasi ‎kekuasaan pada Periode Musim Semi dan Musim Gugur, yang diberi nama berdasarkan karya sastra ‎Chun Qiu (Musim Semi dan Gugur). Pada zaman ini, pimpinan militer lokal yang digunakan Zhou mulai menunjukkan kekuasaannya dan berlomba-lomba memperoleh hegemoni. Invasi dari barat laut, misalnya oleh Qin, memaksa Zhou untuk memindahkan ibu kotanya ke timur, yaitu ke Luoyang. Ini menandai fase kedua Dinasti Zhou: Zhou Timur. Ratusan negara bermunculan, beberapa di antaranya hanya seluas satu desa, dengan penguasa setempat memegang kekuasaan politik penuh dan kadang menggunakan gelar kehormatan bagi dirinya. Seratus Aliran Pemikiran dari filsafat Cina berkembang pada zaman ini, berikut juga beberapa gerakan intelektual berpengaruh seperti Konfusianisme, Taoisme,Legalisme, dan Mohisme.

Periode Negara Perang (476 SM-221 SM)

Setelah berbagai konsolidasi politik, tujuh negara terkemuka bertahan pada akhir abad ke-5 SM. Meskipun saat itu masih terdapat raja dari Dinasti Zhou sampai 256 SM, namun ia hanya seorang pemimpin nominal yang tidak memiliki kekuasaan yang nyata. Pada masa itu, daerah tetangga dari negara-negara yang berperang juga ditaklukkan dan menjadi wilayah baru, antara lain Sichuan danLiaoning; yang kemudian diatur di bawah sistem administrasi lokal baru berupa commandery danprefektur. Negara Qin berhasil menyatukan ketujuh negara yang ada, serta melakukan ekspansi ke wilayah-wilayah Zhejiang, Fujian, Guangdong, danGuangxi pada 214 SM. P‎eriode saat negara-negara saling berperang hingga penyatuan seluruh Cina oleh Dinasti Qin pada tahun 221 SM, dikenal dengan nama “Periode Negara Perang“, yaitu penamaan yang diambil dari nama karya sejarah ‎Zhan Guo Ce (Strategi Negara Berperang).

Dinasti Qin/Chin (221 SM–206 SM)

Dinasti Qin berhasil menyatukan Cina yang terpecah menjadi beberapa kerajaan pada Periode Negara Perang melalui serangkaian penaklukan terhadap kerajaan-kerajaan lain, dengan penaklukan terakhir adalah terhadap kerajaan Qi pada sekitar tahun 221 SM. Qin Shi Huang dinob‎atkan menjadi kaisar pertama Cina bersatu pada tahun tersebut. Dinasti ini terkenal mengawali pembangunan Tembok Besar Cina yang belakangan diselesaikan oleh Dinasti Mingserta peninggalan Terakota di makam Qin Shi Huang.

Beberapa kontribusi besar Dinasti Qin, antara termasuk terbentuknya konsep pemerintahan terpusat, penyatuan undang-undang hukum, diterapkannya bahasa tertulis, satuan pengukuran, dan mata uang bersama seluruh Cina, setelah berlalunya masa-masa kesengsaraan pada Zaman Musim Semi dan Gugur. Bahkan hal-hal yang mendasar seperti panjangnya as roda untuk gerobakdagang, saat itu mengalami penyeragaman demi menjamin berkembangnya sistem perdagangan yang baik di seluruh kekaisaran.[26]

Dinasti Han (206 SM–220 M)

Dinasti Han didirikan oleh Liu Bang, seorang petani yang memimpin pemberontakan rakyat dan meruntuhkan dinasti sebelumnya, Dinasti Qin, pada tahun 206 SM. Zaman kekuasaan Dinasti Han terbagi menjadi dua periode yaitu Dinasti Han Barat (206 SM – 9) dan Dinasti Han Timur (23 – 220) yang dipisahkan oleh periode pendek Dinasti Xin (9 – 23).

Kaisar Wu (Han Wudi) berhasil mengeratkan persatuan dan memperluas kekaisaran Cina dengan mendesak bangsa Xiongnu (sering disamakan dengan bangsa Hun) ke arah stepa-stepa Mongolia Dalam, dengan demikian merebut wilayah-wilayahGansu, Ningxia, dan Qinghai. Hal tersebut menyebabkan terbukanya untuk pertama kali perdagangan antara Cina dan Eropa, melalui Jalur Sutra. Jenderal Ban Chao dari Dinasti Han bahkan memperluas penaklukannya melintasi pegunungan Pamir sampi ke Laut Kaspia.Kedutaan pertama dariKekaisaran Romawi tercatat pada sumber-sumber Cina pertama kali dibuka (melalui jalur laut) pada tahun 166, dan yang kedua pada tahun 284.

Pada awalnya, Liu Bang (kaisar Gao) membagi negara menjadi beberapa negara bagian feodal dengan maksud untuk memuaskan para pemimpin negeri yang bergabung dengannya saat perang Chu-Han, walaupun dia berencana akan menyingkirkan mereka setelah Liu Bang menggabungkan dan mengkonsolidir pasukannya menjadi kekuatan penuh.

Pada masa dinasti Han, ajaran Konfusius dan Taoisme berkembang pesat.

Dinasti Sui (581–618 M

Dinasti Sui (Sui Chao) (581 – 618) adalah sebuah dinasti yang menjadi peletak dasar bagi kejayaanDinasti Tang sesudahnya. Dinasti ini mempersatukanCina yang terpecah belah pada Zaman Enam Belas Negara sebelumnya. Terusan besar dibangun pada masa dinasti ini. Dinasti ini cukup pendek karena hanya 2 kaisar yang benar-benar memerintah. Kaisar-kaisar berikutnya hanyalah kaisar boneka yang dipasang oleh para jenderal dan penguasa militer sebelum akhirnya mereka sendiri mendirikan dinastinya sendiri. Li Yuan, sepupu Yang Guang, kaisar dinasti Sui yang kedua, merebut kekuasaan dan mendirikan dinasti Tang.

Masa transisi Dinasti Sui-Tang

Masa transisi Sui-Tang (Sui mo Tang chu) adalah masa peralihan dari Dinasti Sui ke Dinasti Tang yang penuh konflik dan pertumpahan darah. Pada masa itu, Cina terpecah-pecah atas beberapa negara independen yang berumur pendek, negara-negara ini dipimpin oleh para mantan pejabat dan pemimpin militer Sui dan para pemimpin pemberontakan petani. Salah satu mantan jenderal Sui bernama Li Yuanakhirnya berhasil mempersatukan kembali Cina dan mendirikan Dinasti Tang, ia menjadi kaisar pertamanya dengan gelar Kaisar Tang Gaozu. Periode ini berawal dari tahun 613 ketika Kaisar Yang dari Sui melakukan kampanye militer melawanKerajaan Goguryeo, Korea. Perang yang gagal ini berujung tragedi bagi Cina, banyak pasukan yang dikirim ke Korea tidak pernah kembali yang selanjutnya berakibat desersi di tubuh militer dan pemberontakan dari rakyat yang direkrut paksa untuk dikirim dalam kampanye berikutnya. Periode ini baru berakhir tahun 628 dengan dikalahkannya Kerajaan Liang, rezim separatis terakhir pimpinan Liang Shiduoleh Kaisar Tang Taizong (Li Shimin), putra Li Yuan dan kaisar kedua Tang.

Runtuhnya Dinasti Sui dan berdirinya Dinasti Tang

Kaisar Yang merasa dirinya aman-aman saja dibawah perlindungan pasukan elit Xiaoguo di Jiangdu, padahal keadaan negara saat itu sudah semakin gawat. Ia tidak terlalu peduli untuk menangani pemberontakan dan hanya mengirim Jenderal Wang Shichong ke Luoyang untuk mempertahankan kota itu dari serbuan pasukan Li Mi. Kaisar bahkan tidak berniat untuk kembali ke utara dan bermaksud memindahkan ibukota ke Danyang (sekarang Nanjing, Jiangsu), di wilayah selatanSungai Yangtze. Namun anggota pasukan Xiaoguo yang sebagian besar berasal dari utara dan mengkhawatirkan keluarga mereka disana, mulai melakukan desersi, mereka yang tertangkap dikenai hukuman berat. Keresahan melanda tubuh pasukan elit itu sehingga para perwiranya berkomplot untuk melakukan kudeta, mereka mendukung Yuwen Huaji, Adipati Xu (putra Yuwen Shu) sebagai pemimpin kudeta. Musim semi 618, mereka melaksanakan rencana itu dan membunuh Kaisar Yang. Kemudian Yuwen mengangkat keponakan Kaisar Yang, Yang Hao, Pangeran Qin sebagai kaisar boneka, dan ia sendiri sebagai walinya. Ia lalu bertolak dari Jiangdu ke utara bersama pasukan Xiaoguo untuk memerangi pemberontak.

Kabar kematian kaisar segera menyebar ke seantero wilayah Cina. Di Chang’an, Li Yuan meresponnya dengan menuntut Kaisar Gong menyerahkan tahta padanya, ia mendirikan dinasti baru, Dinasti Tang, dengan dirinya sebagai kaisar pertama. Sementara di Luoyang, tujuh orang pejabat terkemuka mengangkat cucu lain Kaisar Yang, Yang Tong, Pangeran Yue, sebagai kaisar dan ia diakui sebagai kaisar yang sah oleh sebagian besar pos militer yang masih setia pada Sui. Li Mi yang posisinya terjepit antara pemerintah Sui di Luoyang dan pasukan Yuwen yang sedang menuju utara, untuk sementara menjalin persekutuan dengan pemerintah di Luoyang dan mengakui Yang Tong sebagai pemimpin yang sah. Setelah Li mengalahkan Yuwen, Wang Shichong yang menentang persekutuan itu, mengambil alih kekuasaan dan menjadi wali atas Yang Tong, dengan demikian persekutuan dengan Li Mi putus. Pada akhir tahun itu, Wang melakukan serangan dadakan terhadap Li, Li yang kalah terpaksa melarikan diri ke wilayah Tang. Tahun berikutnya ia mencoba berontak dan dikalahkan pemerintah Tang, lalu dihukum mati.

Di tempat lain, Xue Ju telah wafat pada awal 618 dan digantikan oleh putranya, Xue Rengao. Li Shimin, Pangeran Qin, putra Li Yuan, mengalahkan dan membunuh Xue, seluruh wilayah kekuasaannya pun dianeksasi oleh Tang. Pada saat yang sama, Dou Jiande mengkonsolidasikan wilayahnya di utara Sungai Kuning, ia mengalahkan dan menghukum mati Yuwen yang telah meracuni Yang Hao dan mengangkat dirinya sebagai Kaisar Xu, namun Dou tidak pernah berhasil mengalahkan Luo Yi. Luo sendiri akhirnya menyerah pada pemerintah Tang. Sementara Zhu Can menghadapi perlawanan sengit dari rakyat yang membenci kekejamannya, ia mempertimbangkan antara menyerah pada Yang Tong di Luoyang atau pada Dinasti Tang, dan akhirnya ia memilih pilihan pertama. Pada musim panas 619, Wang menggulingkan Yang Tong dan mendirikan dinastinya sendiri, Dinasti Zheng, dengan dirinya sebagai kaisar.

Dinasti Tang (618–907 M)

Pada 18 Juni 618, Li Yuan naik tahta dan memulai era Dinasti Tang yang menggantikan Dinasti Sui. Zaman ini merupakan masa kemakmuran dan perkembangan seni dan teknologi Cina. Agama Buddha menjadi agama utama yang dianut oleh keluarga kerajaan serta rakyat kebanyakan. Sejak sekitar tahun 860, Dinasti Tang mulai mengalami kemunduran karena munculnya pemberontakan-pemberontakan.

Dinasti Sung (960-1279 M)

Dinasti Song (song chao) adalah salah satu dinasti yang memerintah di Cina antara tahun 960 sampai dengan tahun 1279 sebelum Cina diinvasi oleh bangsa Mongol. Dinasti ini menggantikan periodeLima Dinasti dan Sepuluh Negara dan setelah kejatuhannya digantikan oleh Dinasti Yuan. Dinasti ini merupakan pemerintahan pertama di dunia yang mencetak uang kertas dan merupakan dinasti Cina pertama yang mendirikan angkatan laut. Dalam periode pemerintahan dinasti ini pula, untuk pertama kalinya bubuk mesiu digunakan dalam peperangan dan kompas digunakan untuk menentukan arah utara.

Dinasti Song dibagi ke dalam dua periode berbeda, Song Utara dan Song Selatan. Semasa periode Song Utara (960–1127), ibukota Song terletak di kota Bianjing (sekarang Kaifeng) dan dinasti ini mengontrol kebanyakan daerah Cina dalam (daerah suku Hanbermayoritas). Song Selatan (1127–1279) merujuk pada periode setelah dinasti Song kehilangan kontrol atas Cina Utara yang direbut oleh Dinasti Jin. Pada masa periode ini, pemerintahan Song mundur ke selatan Sungai Yangtze dan mendirikan ibukota di Lin’an (sekarang Hangzhou). Walaupun Dinasti Song telah kehilangan kontrol atas daerah asal kelahiran kebudayaan Cina yang berpusat di sekitar Sungai Kuning, ekonomi Dinasti Song tidaklah jatuh karena 60 persen populasi Cina berada di daerah kekuasaan Song Selatan dan mayoritas daerah kekuasaannya merupakan tanah pertanian yang produktif. 

Di‎nasti Song Selatan meningkatkan kekuatan angkatan lautnya untuk mempertahankan daerah maritim dinasti Song. Untuk mendesak Jin dan bangsa ‎Mongol, dinasti Song mengembangkan teknologi militer yang menggunakan bubuk mesiu. Pada tahun 1234, Dinasti Jin ditaklukkan oleh bangsa Mongol.Möngke Khan, Khan ke-empat kekaisaran Mongol, meninggal pada tahun 1259 dalam penyerangan ke sebuah kota di Chongqing. Saudara lelakinya, Kublai Khan kemudian dinyatakan sebagai Khan yang baru, walaupun klaim ini hanya diakui oleh sebagian bangsa Mongol di bagian Barat. Pada tahun 1271, Kubilai Khan dinyatakan sebagai Kaisar Cina.[2]Setelah peperangan sporadis selama dua dasawarsa, tentara Kubilai Khan berhasil menaklukkan dinasti Song pada tahun 1279. Cina kemudian disatukan kembali di bawah Dinasti Yuan (1271–1368).

Kehidupan sosial semasa Dinasti Song cukup vibran. Elit-elit sosial saling berkumpul untuk memamerkan dan memperdagangkan karya-karya seni berharga, masyarakat saling berkumpul dalam festival-festival publik dan klub-klub privat, dan di kota-kota terdapat daerah perempatan hiburan yang semarak. Penyebaran ilmu dan literatur didorong oleh penemuan teknik percetakan blok kayu yang telah ada dan penemuan percetakan bergerak pada abad ke-11. Teknologi, sains, filsafat, matematika, dan ilmu teknik pra-modern berkembang dengan pesat pada masa Dinasti Song. Walaupun institusi seperti ujian pegawai sipil telah ada sejak masa Dinasti Sui, institusi ini menjadi lebih menonjol pada periode Song. Hal inilah yang menjadi faktor utama bergesernya elit bangsawan menjadi elit birokrat.

Dinasti Yuan (1279–1368 M)

Dinasti Yuan (yuan chao) (1279 – 1368) adalah satu dari dua dinasti asing di Cina (yang lainnya adalahdinasti Qing). Dinasti asing berarti dinasti yang bukan didirikan oleh orang Han karena di zaman dulu, Han adalah satu-satunya yang dianggap mewakili entitas China. Dinasti ini didirikan oleh Kublai Khan, cucu dariJenghiz Khan yang mendirikan kekaisaran terbesar dalam sejarah dunia.

Walaupun Kublai Khan secara de-facto adalah pendiri Dinasti Yuan, namun ia menempatkan kakeknya, Jenghiz Khan sebagai kaisar pertama Dinasti Yuan.

Sebelum invasi bangsa Mongol, laporan dari dinasti-dinasti Cina memperkirakan terdapat sekitar 120 juta penduduk; namun setelah penaklukan selesai secara menyeluruh pada tahun 1279, sensus tahun 1300 menyebutkan bahwa terdapat 60 juta penduduk.[28]Demikian pula pada pemerintahan Dinasti Yuan terjadi epidemi abad ke-14 berupa wabah penyakit pes (Kematian Hitam), dan diperkirakan telah menewaskan 30% populasi Cina saat itu.

Dinasti Ming (1368–1644)

Sepanjang masa kekuasaan Dinasti Yuan, terjadi penentangan yang cukup kuat terhadap kekuasaan asing ini di kalangan masyarakat. Sentimen ini, ditambah sering timbulnya bencana alam sejak 1340-an, akhirnya menimbulkan pemberontakan petaniyang menumbangkan kekuasaan Dinasti Yuan. Zhu Yuan zhang dari suku Han mendirikan Dinasti Mingsetelah berhasil mengusir Dinasti Yuan pada tahun1368.

Tahun 1449, Esen Tayisi dari bangsa Mongol Oirat melakukan penyerangan ke wilayah Cina utara, dan bahkan sampai berhasil menawan Kaisar Zhengtongdi Tumu. Tahun 1542, Altan Khan memimpin bangsa Mongol terus-menerus mengganggu perbatasan utara Cina, dan pada tahun 1550 ia berhasil menyerang sampai ke pinggiran kota Beijing. Kekaisaran Dinasti Ming juga menghadapi serangan bajak laut Jepang di sepanjang garis pantai tenggara Cina;[31] peranan Jenderal Qi Jiguang sangat penting dalam mengalahkan serangan bajak laut tersebut. Suatu gempa bumi terdasyat di dunia, gempa bumi Shaanxitahun 1556, diperkirakan telah menewaskan sekitar 830.000 penduduk, yang terjadi di masa pemerintahan Kaisar Jiajing.

Selama masa Dinasti Ming, pembangunan terakhirTembok Besar Cina selesai dilaksanakan, sebagai usaha perlindungan bagi Cina atas invasi dari bangsa-bangsa asing. Meskipun pembangunannya telah dimulai di masa sebelumnya, sesungguhnya sebagian besar tembok yang terlihat saat ini adalah yang telah dibangun atau diperbaiki oleh Dinasti Ming. Bangunan bata dan granit telah diperluas, menara pengawas dirancang-ulang, serta meriam-meriam ditempatkan di sepanjang sisinya.

Dinasti Qing/Ching (1644–1911 M)

Dinasti Qing (1644–1911) didirikan menyusul kekalahan Dinasti Ming, dinasti terakhir Han Cina, oleh suku Manchu (滿族,满族) dari sebelah timur laut Cina pada tahun 1644. Dinasti ini merupakan dinasti feodal terakhir yang memerintah Cina. Diperkirakan sekitar 25 juta penduduk tewas dalam periode penaklukan Manchu atas Dinasti Ming (1616-1644). ‎Bangsa Manchu kemudian mengadopsi nilai-nilaiKonfusianisme dalam pemerintahan mereka, sebagaimana tradisi yang dilaksanakan oleh pemerintahan dinasti-dinasti pribumi Cina sebelumnya.

Pada Pemberontakan Taiping (1851–1864), sepertiga wilayah Cina sempat jatuh dalam kekuasaan Taiping Tianguo, suatu gerakan keagamaan kuasi-Kristen yang dipimpin Hong Xiuquan yang menyebut dirinya “Raja Langit”. Setelah empat belas tahun, barulah pemberontakan tersebut berhasil dipadamkan, tentara Taiping dihancurkan dalam Perang Nanking Ketiga tahun 1864. Kematian yang terjadi selama 15 tahun pemberontakan tersebut diperkirakan mencapai 20 juta penduduk.

Beberapa pemberontakan yang memakan korban jiwa dan harta yang lebih besar kemudian terjadi, yaitu Perang Suku Punti-Hakka, Pemberontakan Nien, Pemberontakan Minoritas Hui, Pemberontakan Panthay, dan Pemberontakan Boxer. ‎Dalam banyak hal, pemberontakan-pemberontakan tersebut dan perjanjian tidak adil yang berhasil dipaksakan oleh kekuatan imperialis asing terhadap Dinasti Qing, merupakan tanda-tanda ketidakmampuan Dinasti Qing dalam menghadapi tantangan-tantangan baru yang muncul di abad ke-19.

 

Sejarah Peradaban Yunani Kuno


Yunani merupakan salah satu pusat peradaban tertua di eropa. Yunani terletak di sekitar Laut Tengah yang sangat strategis dalam pelayaran. Peradaban Yunani lahir di lingkungan geografis yang sebenarnya tidak mendukung. Tanah Yunani tidak seperti Mesopotamia, Huang Ho, ataupun Mesir yang subur. 
Yunan merupakan tanah yang kering, dengan banyak benteng alam yang kuat berupa jurang-jurang yang terjal, gunung-gunung yang tinggi, serta pantai-pantai yang curam dan terjal. Hujan sangat jarang turun di Yunani. 

Bangsa Yunani terbentuk dari percampuran bangsa pendatang dari laut Kaspia dan dan penduduk asli yang terdiri dari petani. Yunani terletak di ujung tenggara di benua eropa.Sebagian besar kepulauan di laut aegea dan laut ionia. Bangsa Yunani terbentuk dari percampuran bangsa pendatang dari laut Kaspia dan dan penduduk asli yang terdiri dari petani. Mereka membentuk suatu kelompok – kelompok kota yang disebut Polis. Polis-polis yang terkenal adalah: Athena, Sparta dan Thebe. 

Letak geografis Yunani sekarang sama dengan Yunani kuno yang kita bahas. Yunani terletak di Ujung Selatan Semenanjung Balkan. Selain di daratan tersebut wilayahnya juga meliputi pulau di Laut Aegeia. Batas-batas Yunani sekarang ini: utara berbatasan dengan Albania, Macedonia, Bulgaria dan Turki, timur adalah Laut Aegeia, selatan adalah Laut Tengah, dan barat adalah Laut Ionia. Sebagian besar wilayah Yunani bergunung-gunung sehingga antar wilayah terpisah antara satu dengan yang lain. Tiga puluh prosen daerahnya berupa daratan rendah yang terdapat di dekat laut dan terbentuk oleh endapan lumpur sungai. Sisanya berupa jazirah yaitu Peloponesos dan Attica. Gunung-gunung dan teluk-teluk di Yunani yang tak terhitung banyaknya pada waktu itu menghalangi komunikasi melalui darat. 

Lembah-lembah dan daratan rendah yang terpisah-pisah merupakan unit-unit geografis dan ekonomi yang bersifat alami, dan menjadi pemisah kesatuan unit politik. Kesatuan politik itu disebut Polis atau Negara Kota (City State) yang wilayahnya meliputi kota itu sendiri dan daerah-daerah sekitarnya. Tanah Yunani yang bergunung-gunung pada umumnya kurang subur. Di lereng pegunungan masyarakat dapat menanam gandum serta anggur. Untuk mencari daerah yang subur maka para petani (disebut Colonus) meninggalkan negerinya dan mendirikan daerah koloni di sekitar Yunani. Daerah koloni Yunani antara lain terdapat di Italia Selatan, Mesir, Palestina dan Asia Kecil (Turki sekarang). Selain kegiatan pertanian, masyarakat Yunani juga mengembangkan perekonomian melalui kegiatan pelayaran dan perdagangan karena letaknya yang strategis di perairan Laut Tengah.

Yunani Kuno adalah peradaban dalam sejarah Yunani yang dimulai dari periode Yunani Arkais p‎ada abad ke-8 sampai ke-6 SM, hingga berahirnya Zaman Kuno dan dimulainya Abad Pertengahan Awal. ‎Peradaban ini mencapai puncaknya pada periode Yunani Klasik, yang mulai berkembang pada abad ke-5 sampai ke-4 SM. Pada periode klasik ini Yunani dipimpin oleh negara-kota Athena dan berhasil menghalau serangan Kekaisaran Persia. Masa keemasan Athena berakhir dengan takluknya Athena kepada Sparta dalam Perang Peloponnesos pada tahun 404 SM. Seiring penaklukan oleh Aleksander Agung, kebudayaan Yunani, yang dikenal sebagaiperadaban Hellenistik, berkembang mulai dariAsia Tengah sampai ujung barat Laut Tengah.

Istilah "Yunani Kuno" diterapkan pada wilayah yang menggunakan bahasa Yunani pada Zaman Kuno. Wilayahnya tidak hanya terbatas pada semenanjung Yunani modern, tapi juga termasuk wilayah lain yang didiami orang-orang Yunani, di antaranya Siprus dan Kepulauan Aigea, pesisir Anatolia (saat itu disebut Ionia), Sisilia dan bagian selatan Italia (dikenal sebagai Yunani Besar), serta pemukiman Yunani lain yang tersebar sepanjang pantaiKolkhis, Illyria, Thrakia, Mesir, Kyrenaika, Galia selatan, Semenanjung Iberia timur dan timur laut, Iberia, dan Taurika.

Oleh sebagian besar sejarawan, peradaban ini dianggap merupakan peletak dasar bagi ‎Peradaban Barat. ‎Budaya Yunani memberi pengaruh kuat bagi Kekaisaran Romawi, yang selanjutnya meneruskan versinya ke bagian lain Eropa. Peradaban Yunani Kuno juga sangat berpengaruh pada bahasa, politik, sistem pendidikan, filsafat, ilmu, dan seni, mendorong Renaisans di Eropa Barat, dan bangkit kembali pada masa kebangkitan Neo-Klasik pada abad ke-18 dan ke-19 di Eropa dan Amerika.

AWAL PERADABAN

Perkembangan peradaban Yunani kuno dimulai dari perkembangan peradaban mayarakat di pulau Kreta. Pulau Kreta terletak didaerah perairan laut tengah bagian timur. Letaknya sangat strategis, sehingga menjadi pusat aktivitas didaerah perairan laut tengah bagian timur. Pulau Kreta merupakan daerah penghubung antara daerah-daerah pusat perdagangan dipulau Sicilia, Mesir, Pantai Levant, Bizantium dan Yunni. Sumber-sumber berita tentang sejarah kerajaan Kreta ini diperoleh antara lain dari syair-syair pujangga Homerus terutama dalam kitab Illyas dan Odyssea, cerita-cerita rakyat di Yunani yang lebih bersifat mitologi, hasil-hasil penggalian arkeologi yang menemukan sisa-sisa bangunan kota kuno seperti ibu kota Knossos.

Pulau Kreta terletak dipersimpangan jalan pelayaran antara Mesir dan Yunani, serta antara daerah-daerah Italia dan Punisia. Masyarakat pulau Kreta adalah Masyarakat maritim dengan kehidupan pokok berdagang dan berlayar dilaut tengah. Masyarakat pulau Kreta telah mengenal bentuk tulisan yang disebut dengan tulisan Minos. Nama minis berasal dari dari nama seorang Raja besar dari kerajaan ini, yaitu Raja Minos. Namun, tulisan Minos ampai sekarang belum berhasil dibaca sehingga sejarah kerajaan pulau Kreta belum terungkap dengan jelas. 

Kepercayaan masyarakat Kreta bersifat Polytheisme dan memuja kekuatan-kekuatan alam. Dewa tidak berfungsi seagai pencipta malapetaka, tetapi berfungsi sebagai pelindung dan pemberi berkah. Pada abad ke-15 SM, kerajaan pulau Kreta mengalami keruntuhan karena mundurnya perdagangan, lepasnya daerah-daerah koloni, akibat bencana alam. Akan tetapi, sejak abad ke-15 SM (1500 SM) terjadi invasi dan gelombang penyerbuan bangsa- bangsa Indo-Jerman dari asia tengah memasuki daerah semenanjung Yunani dan akhirnya merebut Pulau Kreta.

PERIODE PERKEMBANGAN PERADABAN YUNANI 
Secara umum perkembangan Yunani dapat dibagi menjadi 4 periode, yaitu sebagai berikut :
Fase pembentukan negara-negara kota (Polis) yang berlangsung antara 1000-800 SM.‎
Fase ekspansi negara-negara kota atau fase kolonisasi polis-polis Yunani. Ekspansi polis-polis Yunani ke arah barat sampai ke Italia Selatan, sedangkan ke arah Timur sampai ke Asia Kecil (Troya).
Masa kejayaan polis-polis Yunani (600-400SM).
Masa Keruntuhan Yunani (400-300 SM), tetapi kebudayaan Yunani berkembang di luar daerah Yunani itu sendiri.

Selama periode Kalsik (Abad ke 5 SM), Yunani terdiri dari daerah-daerah bagian kecil dan besar dalam bermacam-macam bentuk internasional (sederhana, federasi, federal, konfederasi) dan bentuk-bentuk internal (kekerajaan, tirani, oligarkhi, demokrasi konstitusional, dan lain-lain) yang paling terkenal ialah Athena, diikuti oleh Sparta dan Thebes. Sebuah semangat kebebasan dan kasih yang membara membuat bangsa Yunani dapat mengalahkan bangsa Persia, adikuasa pada saat itu, didalam peperangan yang terkenal dalam sejarah kemanusiaan- Marathon, Termopylae, Salamis dan Plataea.

Pada paruh kedua abad ke 4 SM, banyak daerah-daerah bagian di Yunani membentuk sebuah Aliansi (Cœnon of Corinth) yang dipimpin oleh Alexander Agung sebagai Presiden dan Panglima (Kaisar) dari Aliansi, Raja dari Macedonia menyatakan perang dengan Persia, membebaskan saudara-saudara mereka yang terjajah, Ionian, dan menguasai daerah-daerah yang diketahui selanjutnya. Menghasilkan sebuah masyarakat yang berkebudayaan Yunani mulai dari India Utara sampai Laut Tengah barat dan dari Rusia Selatan sampai Sudan.‎

Tidak ada kesepakatan yang tetap dan universal mengenai waktu awal dan akhir masa Antikuitas Klasik. Biasanya dimulai sejak abad ke-8 SM sampai abad ke-6 M, atau sekitar 1300 tahun.

Antikuitas Klasik di Yunani didahului olehZaman Kegelapan Yunani (1100 - 750 SM), yang secara arkeologis dicirikan dengan gaya tembikar protogeometris dangeometris, yang dilanjutkan oleh Periode Oriental, yaitu pengaruh yang kuat terhadap Yunani dari budaya Suriah-Hittit,Asiria, Punisia dan Mesir.

Secara tradisional, periode Arkais di Yunani kuno dimulai dari kuatnya pengaruh Oriental pada abad ke-8 SM, yang merupakan salah satu faktor yang menjadikan Yunani memiliki huruf alfabetsendiri. Dengan alfabet, muncullah karya tulis Yunani kuno, yang paling terkenal adalah buatan Homeros dan Hesiodos. Setelah periode Arkais, dimulailah periode Klasik sekitar 500 SM, yang pada gilirannya dilanjutkan oleh periode Hellenistik setelah kematian Aleksander Agung pada 323 SM.

Sejarah Yunani pada Antikuitas Klasik dapat dibagi menjadi beberapa periode berikut:‎

Periode Arkais (750 - 500 SM) adalah ketika para seniman mmebuat patungberdiri dalam pose yang kaku dan keramat dengan 'senyum arkais'. Periode Arkais biasanya disebut bekahir dengan penggulingan kekuasaan tiran Athena yang terakhir pada 510 SM.
Periode Klasik (500 - 323 SM) dicirikan dengan gaya yang oleh para pengamat berikutnya disebut sebagai contoh, atau klasik, misalnya Parthenon. Dalam politik, periode Klasik didominasi oleh Athena danLiga Delos pada abad ke-5 SM, yang digantikan oleh Hegemoni Sparta pada awal abad ke-4 SM, sebelum kekuasaan beralih pada Thebes dan Liga Boiotia dan akhirnya pada Liga Korinthos yang dipimpin oleh Makedonia.
Periode Hellenistik (323-146 SM) adalah ketika budaya dan kekuasaan Yunani menyebar sampai ke Timur Dekat danTimur Tengah. Periode ini dimulai setelah kematian Aleksander Agung dan berakhir dengan penaklukan Yunani oleh Romawi.
Yunani Romawi adalah periode yang berlangsung sejak Romawi menaklukan ‎Korinthos dalam Pertempuran Korinthospada 146 SM sampai didirikannya ‎Bizantium oleh kaisar Konstantinus sebagai ibukota Kekaisaran Romawi pada 330 SM.
Fase akhir Antikuitas adalah periodeKristenisasi dari akhir abad ke-4 M sampai abad ke-6 M, biasanya disebut berakhir setelah ditutupnya Akademi Neoplatonik o‎leh kaisar Yustinianus I pada 529 M.
Historiografi
Periode bersejarah di Yunani kuno adalah unik dalam sejarah dunia karena merupakan periode pertama yang dibuktikan dengan adanya historiografiyang layak, sedangkan protosejarah dansejarah kuno yang lebih awal lebih banyak diketahui melalui bukti situasional, misalnya annal, atau daftar raja, dan epigrafu pragmatis.

Herodotos dikenal secara luas sebagai "bapak sejarah", judul karyanya, Historia, menjadi asal kata untuk history. Karya Herodotos ditulis antara 450 SM sampai 420 SM dan cakupannya mencapai satu abad ke belakang, membahas tokoh-tokoh bersejarah dari abad ke-6 seperti Darius I dari Persia, Kambises II dan Psamtik III, serta menyinggung beberapa tokoh dari abad ke-8 semisal Kandaules.

Herodotos dilanjutkan oleh para penulis semacam Thukydides, Xenophon, D‎emosthenes, Plato dan Aristoteles. Sebagian besar dari ara penulis ini adalahorang Athena atau pro-Athena, sehingga sejarah dan politik kota Athena lebih banyak diketahui dariapada kota-kota lainnya. Cakupan mereka terbatas pada sejarah diplomasi, milier, dan politik, dan mengabaikan sejarah ekonomi dan sosial.

Periode Arkais

Periode Arkais dimpulai pada abad ke-8 SM, ketika Yunani mulai bangkit dari Zaman Kegelapan yang ditandai dengan keruntuhan peradaban Mykenai. Peradaban baca-tulis telah musnah dan aksara Mykenai telah dilupakan, akan tetapi bangsa Yunani mengadopsi alfabet Punisia, memodifikasinya dan menciptakanalfabet Yunani. Sekitar abad ke-9 SM catatan tertulis mulai muncul. ‎Yunani saat itu terbagi-bagi menjadi banyak komunitas kecil yang berdaulat, terbentuk sesuai pola geografis Yunani, dimana setiap pulau, lembah, dan dataran terpisah satu sama lain oleh laut atau pengunungan‎

Perang Lelantin (710–650 SM) adalah konflik yang berlangung pada masa ini dan merupakan perang tertua yang berhasil terdokumentasikan dari masa Yunani kuno. Konflik ini adalah pertikaian antara Polis(negara kota) Khalkis dan Eretria dalam memperebutkan tanah Lelantina yang subur di Euboia. Kedua kota itu menderita kemunduran akibat lamanya perang, meskipun Khalkis menjadi pemenangnya.

Kaum saudagar berkembang pada paruh pertama abad ke-7 SM, ditunjukkan dengan diperkenalkannya mata uang koinsekitar 680 SM. ‎Hal ini nampaknya menimbulkan ketegangan pada banyak negara kota. Rezim kaum aristokrat yang secara umum memerintah polis kini terancam oleh para saudagar kaya, yang pada gilirannya menginginkan juga kekuasaan politik. Sejak tahun 650 SM, para aristikrat harus berusaha supaya tidak digulingkan dan digantikan oleh tiranpopulis. Kata ini berasal dari kata Yunaninon-peyoratif, τύραννος "("tyrannos"), bermakna 'penguasa tidak sah', meskipun gelar ini berlaku baik untuk pemimpin yang bagus maupun yang buruk.‎

Populasi yang bertambah dan kurangnya lahan nampaknya telah memicu perselisihan internal antara kaum kaya dan kaum miskin di banyak negara kota. DiSparta, Perang Messenia terjadi dan akibatnya Messenia ditaklukan dan penduduknya dijadikan budak. Perang ini dimulai pada paruh kedua abad ke-8 SM, dan merupakan suatu tindakan tanpa pendahulu di Yunani kuno. Praktik ini memungkinkan terjadinya revolusi sosial. 

Penduduk yang diperbudak, yang kemudian disebut helot, dipaksa untuk bertani dan bekerja untuk rakyat Sparta, sementara semua lelaki Sparta menjadi prajurit dan masuk ke dalam Pasukan Sparta. Ini telah menjadikan Sparta sebagai negara yang termiliterisasi secara permanen. Bahkan orang kaya juga harus hidup dan berlatih sebagai prajurit seperti halnya kaum miskin. Penyetaraan ini bertujuan mengurangi potensi terjadinya konflik sosial antara kaum kaya dan kaum miskin. Reformasi ini disebut-sebut dilakukan oleh Lykurgos dari Sparta dan kemungkinan selesai pada 650 SM.

Athena menderita krisis tanah dan pertanian pada akhir abad ke-7 SM dan lagi-lagi mengalami perang saudara.arkhon (hakim kepala) Drako membuat beberapa perubahan terhadap kode hukum pada 621 SM, tapi tindakan ini gagal meredakan konflik. Pada akhirnya reformasi terjadi berkat Solon (594 SM), yang memperbanyak tanah untuk orang miskin tapi menempatkan kaum aristokrat sebagai pemegang kekuasaan. Reformasi ini cukup membuat Athena stabil.

Pada abad ke-6 SM beberapa negara kota telah tumbuh menjadi kekuatan dominan Yunani, antara lain Athena, Sparta,Korinthos, dan Thebes. Masing-masing menaklukkan wilayah pedesaan dan kota kecil sekitarnya. Sementara Athena dan Korinthos juga menjadi kekuatan maritim dan perdagangan terkemuka.

Pertumbuhan penduduk yang pesat pada abad ke-8 dan ke-7 SM telah mengakibatkan perpindahan penduduk Yunani ke koloni-koloninya di Yunani Besar(Italia selatan dan Sisilia), Asia Minor dan wilayah lainnya. Emigrasi ini berakhir pada abad ke-6 yang pada saat itu dunia Yunani, secara budaya dan bahasa, mencakup kawasan yang jauh lebih luas dari negara Yunani sekarang. Koloni Yunani ini tidak diperintah oleh kota pembangunnya, meskipun mereka tetap menjalin hubungan keagamaan dan perdagangan.

Pada periode ini, perkembangan yang pesat dalam bidang ekonomi terjadi di Yunani dan juga di daerah-daerah koloninya, yang menikmati kemajuan dalam perdagangan dan manufaktur. Periode ini juga ditandai dengan meningkatnya standar hidup di Yunani dan koloninya. Beberapa studi memperkirakan bahwa rata-rata ukuran rumah tangga Yunani, pada periode 800 SM sampai 300 SM, meningkat sampai lima kali lipat, yang mengindikasikan adanya peningkatan tajam dalam hal pendapatan para penduduknya.

Pada paruh kedua abad ke-6 SM, Athena jatuh dalam cengkeraman tiraniPeisistratos dan putranya; Hippias danHipparkhos. Akan tetapi pada tahun 510 SM pada pelantikan aristokrat AthenaKeisthenes, raja Sparta Kleomenes Imembantu rakyat Athena menggulingkan sang tiran. Setelah itu Sparta dan Athena berulang kali saling serang, pada suatu saat Kleomenes I mengangkat Isagoras yang pro-Sparta menjadi arkhon Athena. Untuk mencegah Athena menjadi negara boneka Sparta, Kleisthenes meminta warga Athena untuk melakukan suatu revolusi politik: bahwa semua warga Athena memiliki hak dan kewajiban politik yang sama tanpa memandang status: dengan demikian Athena menjadi "demokrasi". Gagasan ini disambut oleh warga Athena dengan bersemangat sehingga setelah berhasil menggulingkan Isagoras dan menerapkan reformasi Kleisthenes, Athena dengan mudah berhasil menangkal tiga kali serangan Sparta yang berusaha mengembalikan kekuasaan Isagoras.[13]Bangkitnya demokrasi memulihkan kekuatan Athena dan memicu dimulainya 'masa keemasan' Athena.

Yunani Klasik
Abad ke 5SM

Perang Yunani-Persia dan Perang Peloponnesos

Athena dan Sparta bersekutu untuk menghadapi ancaman asing yang sangat kuat dan berbahaya, Kekaisaran Persia. Setelah menindas Pemberontakan Ionia, Kaisar Darius I dari Persia, MaharajaKekaisaran Akhemeniyah memutuskan untuk menaklukan Yunani. Serangan Persia pada tahun 490 SM diakhiri dengan kemenangan Athena dalam Pertempuran Marathon dibawah kepemimpina Miltiades Muda.

Xerxes I, putra dan pewaris Darius I, mencoba kembali menaklukan Yunani 10 tahun kemudian. Akan tetapi pasukan Persia yang berjumlah besar menderita banyak korban dalam Pertempuran Thermopylae, dan persekutuan Yunani menang dalam Pertempuran Slamis danPertempuran Plataia. Perang Yunani-Persia berlangsung hingga 449 SM, dipimpin oleh Athena serta Liga Delosnya, pada saat ini Makedonia, Thrakia, danKepulauan Aigea serta Ionia semua terbebas dari pengaruh Persia.

Posisi dominan kemaharajaan maritim Athena mengancam posisi Sparta denganLiga Peloponnesos-nya, yang meliputo kota-kota di daratan Yunani. Konflik tak terhindarkan ini berujung pada Perang Peloponnesos (431-404 SM). Meskipun berulang kali berhasil menghambat perang, Athena berulang kali terpukul mundur.Wabah Wabah penyakit yang menimpa Athena pada 430 SM disusul kegagalanekspedisi militer ke Sisilia sangat melemahkan Athena. Diduga sepertiga warga Athena tewas, termasuk Perikles, pemimpin mereka.‎

Sparta berhasil memancing pemberontakan para sekutu Athena, dan akhirnya melumpuhkan kekuatan militer Athena. Peristiwa penting terjadi pada 405 SM ketika Sparta berhasil memotong jalur suplai pangan Athena dari Hellespont. Terpaksa menyerang, armada angkatan laut Athena yang pincang dihancurkan oleh pasukan Sparta dibawah pimpinanLysandros dalam Pertempuran Aigospotami. Pada 404 SM Athena mengajukan permohonan perdamaian, dan Sparta menentukan persyaratannya; Athena harus kehilangan tembok kotanya (termasuk Tembok Panjang), armada lautnya, dan seluruh koloninya di seberang laut.

Abad ke-4 SM‎
Yunani memasuki abad ke-4 SM dibawahhegemoni Sparta, akan tetapi jelas dari awal bahwa Sparta memiliki kelemahan. Krisis demografi menyebabkan kekuasaan Sparta terlalu meluas sedangkan kemampuannya terbatas untuk mengelolanya. Pada 395 SM Athena, Argos, Thebes, dan Korinthos merasa mampu menantang dominasi Sparta, yang berujung pada Perang Korinthios (395-387 SM). Perang ini berakhir dengan status quo, dengan diselingi intervensi Persia atas nama Sparta.

Hegemoni Sparta berlangsung trus selama 16 tahun setelah peristiwa itu, hingga Sparta berusaha memaksakan kehendanya kepada warga Thebes, Sparta kalah telak dalam Pertempuran Leuktra pada tahun 371 SM. Jenderal Thebes Epaminondas m‎emimpin pasukan Thebes memasuki semenanjung Peloponesos, sehingga banyak negara-kota memutuskan hubungannya dengan Sparta. Pasukan Thebes berhasil memasuki Messenia dan membebaskan rakyatnya.

Kehilangan tanah dan penduduk jajahan, Sparta jatuh menjadi kekuatan kelas dua.Hegemoni Thebes kemudian berdiri meski berusia singkat. Dalam Pertempuran Mantinea pada tahun 362 SM melawan Sparta dan sekutunya, Thebes kehilangan pemimpin pentingnya, Epamonides, meskipun mereka meraih kemenangan. Akibat kekalahan ini, baik Thebes maupun Sparta sama-sama menderita kerugian besar sehingga tak satupun di antara mereka atau sekutunya yang dapat meraih dominasi di Yunani.

Melemahnya berbagai negara-kota di jantung Yunani terjadi bersamaan dengan bangkitnya Makedonia, yang dipimpin olehPhilippos II. Dalam waktu dua puluh tahun, Philipos berhasil mempersatukan kerajaannya, memperluasnya ke utara dengan memojokkan suku-suku Illyria, dan kemudian menaklukkan Thessalia danThrakia. Kesuksesannya terjadi berkat inovasinya, yang mereformasi pasukan Makedonia. Berulang kali Philippos campur tangan dalam urusan politik negara-kota di selatan, yang berujung pada invasinya pada tahun 338 SM.

Setelah mengalahkan gabungan tentara Athena dan Thebes secara telak dalamPertempuran Khaironeia pada tahun 338 SM, Philippos secara de facto menjadi hegemon seluruh Yunan, kecuali Sparta. Ia memaksa mayoritas negara-kota Yunani untuk bergabung ke dalam Liga Korinthosdan bersekutu dengannya, serta mencegah mereka saling menyerang. Philiposp memulai serangan terhadap Kekaisaran Akhemeniyah, akan tetapi ia dibunuh olehPausanias dari Orestis pada awal konflik.

Aleksander Agung, putra dan pewaris Philippos, melanjutkan perang. Aleksander mengalahkan Darius III dari Persia dan menghancurkan Kekaisaran Akhemeniyah sepenuhnya, serta memasukkannya ke dalam Kekaisaran Makedonia. Karena kehebatannya, ia memperoleh gelar 'Agung'. Kerika Aleksander wafat pada 323 SM, kekuasaan dan pengaruh Yunani berada pada puncaknya. Terjadi perubahan politik, sosial dan budaya yang mendasar; semakin menjauh dari polis (negara-kota) dan lebih bekembang menjadi kebudayaan Hellenistik.

Yunani Hellenistik‎
Periode Hellenistik bermula pada 323 SM, ditandai dengan berakhirnya penaklukanAleksander Agung, dan diakhiri dengan penaklukan Yunani oleh Republik Romawipada 146 SM. Meskipun demikian berdirinya kekuasaan Romawi tidak memutuskan kesinambungan sistem sosial kemasyarakatan dan budaya Yunani, yang tetap tidak berubah hingga bangkitnya agama Kristen, yang menandai runtuhnya kemerdekaan politik Yunani.

HUKUM DAN PEMERINTAHAN YUNANI

Antara wilayah- wilayah di Yunani tersebut sulit untuk berhubungan yang disebabkan oleh alam yang berbukit-bukit, sehingga jadilah kota-kota yang disebut Polis. Ada dua polis yang terkenal:

1. Athena
Athena merupakan Polis yang menerapkan sistem Demokrasi. Sistem itu diperkenalkan oleh Solon (638 SM-559 SM). Dengan sistem itu, kekuasaan berada di tangan dewan rakyat. Pelaksanaan pemerintahan dilakukan oleh sembilan orang Archon yang setiap tahun diganti. Para Archon diawasi oleh Aeropagus (Mahkamah Agung) yang para anggotanya berasal dari mantan anggota Archon. Athena banyak menghasilkan para filosof yang pemikirannya sangat berpengaruh pada kehidupan manusia hingga dewasa ini. 
Para Filosof itu antara lain sebagai berikut:

a. Thales

Dia terkenal sebagai ahli matematika dan astronomi. Thales dikenal dengan perhitungannya tentang gerhana, menghitung ketinggian piramida dan menghitung bayangannya. Selain itu Thales berpendapat bahwa bumi ini berasal dari air‎

b. Anaximander

Dia berpendapat bahwa segala apa yang ada di dunia ini berasal dari bahan tunggal yang bukan air. Selain itu, Anaximander berpendapat bahwa bumi itu seperti silinder yang mempunyai ukuran lebih kecil daripada matahari.‎

c. Anaximenes

Dia berpendapat bahwa bahan pembentuk alam adalah udara.‎

d. Pytagoras

Dia terkenal sebagai ahli matematika, dia percaya bahwa segala sesuatu itu pada aturannya menurut bilangan tertentu. Sehubungan dengan hal itu, Pytagoras berpendapat bahwa melalui pengetahuan tentang bilangan, kita akan memahami tentang kenyataan.‎

e. Heraclitus

Dia adalah seorang filosof mengembangkan pemikiran tentang logika.
f. Parmenindes

Filosof ini mengemukakan pentingnya logika dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.‎

g. Hippocartus

Dia adalah seorang filosof yang ahli dalam bidang kedokteran‎
h. Socrates

Ajarannya tentang filsafat etika atau kesusilaan dengan logikasebagai dasar untuk membahasnya. Socrates mengajarkan agarmanusia dapat membedakan apa yang baik atau buruk, benar atausalah, adil atau tidak adil. Ajarannya ditujukan kepada anak mudayang diajaknya berdiskusi. Ia akhirnya di hukum mati dengan minumracun karena tuduhan telah merombak dasar-dasar etikamasyarakat Yunani kuno serta tidak percaya kepada dewa-dewayang disembah masyarakat.‎

i.Plato

Ajaran filsafatnya disebut filsafat idea. Ia menulis banyak buku,salah satunya berjudul Republica. Dalam buku tersebut diuraikantentang kebahagiaan hidup yang dapat dicapai bila manusia bekerjadengan wataknya dan wanita diangkat derajatnya. Plato jugamendirikan pusat pendidikan bernama Academus.‎

j. Aristoteles

Ia adalah murid Plato, merupakan ahli di bidang biologi danketatanegaraan. Karyanya yang terkenal antara lain Klasifikasi Floradan Fauna di Kepulauan Aegeia. Di bidang ketatnegaraan, iaberpendapat bahwa sistem pemerintahan yang baik adalah republik.Pemerintahan yang baik mengutamakan kebahagiaan sebesar-besarnya untuk seluruh rakyat. Aristoteles adalah pendiri pusat pendidikan bernama Peripatetis. Salah seorang muridnya ialah Alexandar Agung, raja Macedonia.
Lahirnya tradisi intelektual dari bangsa Yunani disebabkan oleh faktor-faktor berikut ini :
Faktor geografis dari Yunani bergunung-gunung dan tidak subur. Hal ini memacu para penduduknya untuk berpikir dan berkreasi agar mampu bertahan hidup.
Orang Yunani membangun hubungan dengan bangsa-bangsa lain seperti Mesir, Babylonia, dan yang lainnya, sehingga terjadi tukar-menukar pengetahuan.
Penduduk Yunani memiliki hak otonomi kemerdekaan dan kemakmuran di bidang ekonomi, sehingga mereka lebih berkonsentrasi untuk menumbuhkembangkan pengetahuan.
Bangsa Yunani menghargai logika dan cara berpikir yang rasional.
Bangsa Yunani selalu terlibat aktif dalam urusan politik, ekonomi, dan sosial. Hal itu membuat mereka selalu berusaha untuk mencari pemecahan dalam setiap masalah yang muncul.
2. Sparta
Pemerintahan Sparta didasari oleh pemerintahan yang bergaya militeristik. Pola ini diperkenalkan oleh Lycurgus tahun 625 SM. Pemerintahan dipegang oleh dua orang raja, sementara pelaksana tertinggi dipegang oleh suatu dewan yang bernama Ephor yang terdiri dari lima orang. Setiap Ephor memiliki dewan tua yang berusia lebih dari 60 tahun, yang bertugas untuk mempersiapkan UU yang diajukan kepada dewan rakyat (perwakilan dari semua warga kota). Para pemuda yang terseleksi secara fisik dan mental, dijadikan tentara. 

Keberadaan polis-polis di Yunani mengakibatkan mereka saling bersaing dalam memperebutkan hegemoni kekuasaan atas wilayah Yunani. Sehingga tidaklah mengherankan apabila di Yunani selalu terjadi peperangan di antara sesama polis-polis tersebut. Tetapi, datang tentara Persia yang akan menginvasi daerah Yunani, maka polis-polis yang ada di Yunani terutama Spharta dan Athena, bersatu untuk menghadapi Persia tersebut. Pertempuran antara Yunani dan Persia terjadi beberapa kali.

Perang Persia - Yunani I (492 SM). Peperangan antara Yunani dan Persia tidak terjadi karena armada tempur Persia dihancurkan oleh badai dan terpaksa harus pulang kembali. Perang Persia - Yunani II (490 SM). Pertempuran terjadi di Marathon, pertempuran itu berhasil dimenangkan oleh bangsa Yunani. Para prajurit Yunani harus lari sepanjang 42 km antara Marathon dan Athena dalam rangka berkonsolidasi dan meminta bantuan. Perang Yunani dan Persia III. Bangsa Persia datang kembali, dan pasukan Yunani menghadapinya di Termopile. Persia dapat dipukul mundur, namun Raja Spartha terbunuh dalam pertempuran itu.

Pada tahun 448 SM diadakan perdamaian antara Yunani dan Persia. Dengan menangnya Yunani atas Persia, maka hal ini membuat kemajuan, seperti pada kesenian dan ilmu pengetahuan serta adanya filosof-filosof. Hal ini membuat Sparta iri sehingga terjadi perang Peloponessos yang membuat Athena kalah sehingga membuat yunani terpecah-pecah. Dengan lemahnya Yunani membuat mudahnya Yunani ditaklukkan oleh kerajaan Macedonia di bawah pimpinan Philipus pada 338 SM.

Perjuangan Philipus untuk menguasai Persia diteruskan anaknya Alexander Agung (336-323 SM) dan ia berhasil menguasai Tunisia, Palestina, Mesir, dan di Mesir mendirikan kota yang bernama Iskandariyah. Niatnya menguasai India tak terkabul karena prajuritnya yang tidak mematuhi perintahnya. Setelah Iskandar meninggal, maka kerajaannya terpisah-pisah menjadi Kerajaan Macedonia, Kerajaan Syria (Jenderal Seuleueos) dan Kerajaan Mesir (Jenderal Ptelomeus).

PENINGGALAN-PENINGGALAN YUNANI KUNO

1. Seni Sastra
Sastrawan terkenal dari Yunani adalah Homerus yang menulis kitab Illiad dan Odysseia. Kedua kitab tersebut berkaitan erat dengan kejadian sejarah yang disebut perang Troya. Kota Troya terletak di Semenanjung Anatolia di Selatan Selat Dardanella. Seorang peneliti dari Jerman yang bernama Heinrich Schlieman telah menemukan beberapa bukti peninggalan peradaban kota Troya seperti yang dilukiskan dalam karya Komerus tersebut. Kitab Illiad menceritakan kejadian perang Troya yang disebabkan karena puteri Helena dari Sparta dilarikan oleh Pangeran Paris dari Troya Terjadilah peperangan antara raja Agamemmon dari Yunani dengan raja Priamus dari Troya. Pahlawan Troya yang bernama Hector dapat dikalahkan oleh pahlawan Yunani yang bernama Achilles. Tentara Yunani dapat memenangkan perang melalui siasat Kuda Troya atas ide raja Odysseus. 

Kuda Troya merupakan sebuah kuda kayu raksasa yang di dalamnya digunakan untuk bersembunyi tentara Yunani. Kuda tersebut diletakkan di luar benteng kota Troya. Orang Troya tertipu, kuda kayu dikira hadiah lalu ditarik ke dalam benteng. Ketika dibuka tentara Yunani berhamburan dan menyerang secara mendadak. Sementara itu armada yang berpura-pura meninggalkan Troya datang kembali ikut menyerbu. Sehingga pasukan Troya mengalami kekalahan. Kitab Odysseia mengisahkan tentang pengembaraan Odysseus sepulang dari Troya. Karena isterinya yang bernama Penelope menikah lagi maka puteranya yang bernama Telemachos menyusulnya mengembara. 

Bagi bangsa Yunani kisah Illias dan Odysseia ini menjadi salah satu kebanggaan dan alat pemersatu bangsa Yunani.

2. Seni Bangunan dan Seni Pahat
Pada awalnya seni patung/pahat Yunani menghasilkan patung seperti patung bangsa Mesir, kemudian dikembangkan menjadi lebih hidup dengan gaya naturalis. Patung dibuat dari marmer dan perunggu. Pemahat yang terkenal di Yunani bernama Phidias, sedangkan arsitek bangunan yang terkenal antara lain bernama Ikhtinus. Seni pahat menghasilkan berbagai patung para dewa maupun tokoh yang terkenal misalnya Dewa Zeus, Perikles, Plato, Aristoteles dan lain-lain Pada masa pemerintahan Perikles seni bangunan Yunani berkembang pesat. 

Peninggalan bangunan kuno Yunani antara lain kuil pemujaan. Di bukit Acropolis berdiri megah kuil Parthenon dan kuil Erechteum yang di dalamnya terdapat patung dewi Palas Athena. Di bukit Olympus dibangun kuil untuk dewa Zeus yang disebut kuil Altis.Di daerah koloni Yunani juga dibangun kuil misalnya kuil Zeus di Italia Selatan, kuil Apollo di Milate dan lain-lain. Teater adalah panggung di lapangan terbuka untuk pementasan misalnya komedi. Penonton duduk di bangku-bangku yang terbuat dari batu. Bagi orang Yunani, teater merupakan bagian pendidikan dan setiap orang dianjurkan untuk menonton.
3.Filsafat
Filsafat: Seperti ilmu fikir (logika), ilmu alam (physica), ilmu kesusilaan (Ethica), dan ilmu negara (politica). Seperti sudah disinggung pada uraian pemerintahan Yunani,ternyata polis Athena melahirkan banyak ahli pikir yang mewariskan pengetahuannya bagi umat manusia. Beberapa filusuf yang banyak mencetuskan ilmu pengetahuannya antara lain yaitu Socrates (469-399 SM), Plato (427-347 SM), dan Aristoteles (384-322 SM).

4. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Bangsa yunani telah memiliki berbagai macam pengetahuan dan teknologi yang tinggi. Beberapa ilmuwan yang terkenal antara lain Pythagoras, Thucydides, Archimedes, Thales, Analisagoras, Democritus, Euclid, Herodotus, dan Hipocrates. 
Pada waktu itu mereka sudah mampu membuat teknologi-teknologi yang canggih seperti:

Menciptakan perahu layar yang ramping sebagai sarana untuk mengarungi laut tengah dan menghubungkan daratan yunani dengan daerah-daerah pantai timur pulau sicilia.
Membuat barang-barang dari tanah liat.
Menghasilkan karya arsitektur yang megah seperti kuil zeus, kuil partenon dan gedung teater raksasa.
Mengembangkan industri untuk menunjang perdagangannya, yakni keramik yang bentuknya beraneka ragam dan dihiasi dengan indah.
Menghasilkan karya-karya benda logam berkembang pesat terutama untuk menyediakan alat-alat perang

 

Doa Nabi Sulaiman Menundukkan Hewan dan Jin

  Nabiyullah Sulaiman  'alaihissalam  (AS) merupakan Nabi dan Rasul pilihan Allah Ta'ala yang dikaruniai kerajaan yang tidak dimilik...