Senin, 23 November 2020

Sejarah Dinasti Mamluk Mesir


Mamluk atau Mamalik adalah budak belian kasta kesatria yang dimiliki oleh khalifah Islam yang berkuasa. Meskipun para mamluk adalah belian namun status mereka diatas budak biasa, yang mana budak biasa tidak diperkenankan membawa senjata dan juga dilarang melakukan aktivitas tertentu. Di beberapa tempat tertentu seperti di Mesir, sejak masa dinasti Ayyubiyah hingga masa Kesultanan Utsmaniyah, mamluk bahkan sudah menjadi majikan sejati, yang status sosialnya diatas orang merdeka umumnya.‎

Secara rinci dinasti mamluk yang pernah berkuasa merujuk kepada:

Dinasti Khwarazmia di Persia (1077–1231)
Dinasti Mamluk di Delhi (1206–1290)
Kesultanan Mamluk di Kairo (1250–1517)
Dinasti Mamluk di Irak (1704–1831)
Para prajurit mamluk ini menciptakan kelas kesatria yang khusus yang memiliki kedudukan politik yang penting dan memiliki kekuasaan yang berumur panjang, bertahan sejak abad ke-9 hingga abad ke-19 masehi. Seiring waktu, para Mamluk menjadi kasta militer yang sangat kuat dalam sebagian masyarakat Islam. Mamluk memegang kekuasaan politik dan militer khususnya di Mesir, juga di Syam, Irak dan India. Dalam beberapa kasus, bahkan menjabat sebagai sultan, sebagian lain mengusai kekuasaan lokal sebagai Amir. Yang paling terkenal adalah periode Kesultanan Mamluk (1250–1517), dimana sebuah faksi Mamluk di Mesir berhasil mengambil alih kekuasaan dari penguasanya, dinasti Ayyubiyah. Mereka awalnya merupakan prajurit budak yang berasal dari suku-suku bangsa Turki yang memanfaatkan keadaan dinasti Ayyubiyah yang mulai melemah. Kesultanan ini dikenal karena mampu memukul mundur invasi pasukan ilkhan dari Mongol pada Pertempuran Ain Jalut juga dalam melawan pasukan Salib, mereka secara efektif menggiring pasukan Salib keluar dari Syampada 1291 hingga secara resmi era Pasukan salib berakhir pada 1302.

Pasukan Mamluk pertama dikerahkan pada zaman Abbasiyyah pada abad ke-9. Bani Abbasiyyah merekrut tentara-tentara ini dari kawasan Kaukasus dan Laut Hitam dan mereka ini pada mulanya bukanlah orang Islam. Dari Laut Hitam direkrut bangsa Turki dan kebanyakan dari suku Kipchak.

Keistimewaan tentara Mamluk ini ialah mereka tidak mempunyai hubungan dengan golongan bangsawan atau pemerintah lain. Tentera-tentera Islam selalu setia kepada syekh, suku dan juga bangsawan mereka. Jika terdapat penentangan tentara Islam ini, cukup sulit bagi khalifah untuk menanganinya tanpa bantahan dari golongan bangsawan. Tentaa budak juga golongan asing dan merupakan lapisan yang terendah dalam masyarakat. Sehingga mereka tidak akan menentang khalifah dan mudah dijatuhkan hukuman jika menimbulkan masalah. Oleh karena itu, tentara Mamluk adalah aset terpenting dalam militer.

Organisasi Tentara Mamluk‎
Setelah memeluk Islam, seorang Mamluk akan dilatih sebagai tentara berkuda. Mereka harus mematuhi Furisiyyah, sebuah aturan perilaku yang memasukkan nilai-nilai seperti keberanian dan kemurahan hati dan juga doktrin mengenai taktik perang berkuda, kemahiran menunggang kuda, kemahiran memanah dan juga kemahiran merawat luka dan cedera.

Tentara Mamluk ini hidup di dalam komunitas mereka sendiri saja. Masa lapang mereka diisi dengan permainan seperti memanah dan juga persembahan kemahiran bertempur. Latihan yang intensif dan ketat untuk anggota-anggota baru Mamluk juga akan memastikan bahawa kebudayaan Mamluk ini abadi.

Setelah tamat latihan, tentara Mamluk ini dimerdekakan tetapi mereka harus setia kepada khalifah atau sultan. Mereka mendapat perintah terus dari khalifah atau sultan. Tentara Mamluk selalu dikerahkan untuk menyelesaikan perselisihan antara suku setempat. Pemerintah setempat seperti amir juga mempunyai pasukan Mamluk sendiri tetapi lebih kecil dibandingkan pasukan Mamluk Khalifah atau Sultan.

Pada mulanya, status tentara Mamluk ini tidak boleh diwariskan dan anak lelaki tentara Mamluk dilarang mengikuti jejak langkah ayahnya. Di sebagian kawasan seperti Mesir, tentara Mamluk mulai menjalin hubungan dengan pemerintah setempat dan akhirnya mendapat pengaruh yang luas.

Kemajuan di bidang Ilmu kemiliteran
Pada era Dinasti Al-Mamluk produksi buku mengenai ilmu militer itu berkembang pesat. Sedangkan, pada zaman Shalahuddin, ada buku manual militer karya AT-Thurtusi (570 H/1174 M) yang membahas keberhasilan menaklukan Yerussalem. Semenjak awal Islammemang menaruh perhatian khusus mengenai soal perang. Bahkan Nabi MuhammadShallallahu 'Alaihi Wasallam pernah meminta agar para anak lelaki diajari berenang, gulat, dan berkuda. Berbagai kisah peperangan seperti legenda Daud dan Jalut juga dikisahkan dengan apik dalam Al-Qur'an. Bahkan, ada satu surat di Al-Qur'an yang berkisah tentang `heroisme’ kuda-kuda yang berlari kencang dalam kecamuk peperangan.

”Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah. Dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan (kuku kakinya). Dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi. Maka, ia menerbangkan debu dan menyerbu ke tengah kumpulan musuh.” (Al-‘aAdiyat 1-4).

Kaum muslim sebenarnya pun sudah menulis berbagai karya mengenai soal perang dan ilmu militer. Berbagai jenis buku mengenai 'jihad' dan pengenalan terhadap seluk beluk kuda, panahan, dan taktik militer. Salah satu buku yang terkenal dan kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris The Catologue yang merupakan karya Ibnu Al-Nadim (wafat antara380H-338 H/990-998 M).

Dalam karya itu, Al-Nadim menulis berbagai kategori mengenai cara menunggang kuda, menggunakan senjata, tentang menyusun pasukan, tentang berperang, dan menggunakan alat-alat persenjataan yang saat itu telah dipakai oleh semua bangsa. Karya semacam ini pun kemudian banyak muncul dan disusun pada masa Khalifah Abbasiyah, misalnya oleh Khalifah al-Manshur dan al-Ma’mun. Bahkan, pada periode kekuasaan Daulah Al-Mamluk produksi buku mengenai ilmu militer itu berkembang sangat pesat. Minat para penulis semakin terpacu dengan keinginan mereka untuk mempersembahkan sebuah karya kepada kepada para sultan yang menjadi penguasa saat itu. Pembahasan sering dibahas adalah mengenai seluk beluk yang berkaitan dengan serangan bangsa Mongol.

Pada zaman Shalahuddin, ada sebuah buku manual militer yang disusun oleh At-Tharsusi, sekitar tahun 570 H/1174 M. Buku ini membahas mengenai keberhasilan Shalahuddin di dalam memenangkan perang melawan bala tentara salib dan menaklukan Yerussalem. Buku ini ditulis dengan bahasa Arab, meski sang penulisnya orang Armenia. Manual yang ditulisnya selain berisi tentang penggunaan panah, juga membahas mengenai ‘mesin-mesin perang’ saat itu, seperti mangonel (pelempar batu), alat pendobrak, menara-menara pengintai, penempatan pasukan di medan perang, dan cara membuat baju besi. Buku ini semakin berharga karena dilengkapi dengan keterangan praktis bagaimana senjata itu digunakan.

Buku lain yang membahas mengenai militer adalah karya yang ditulis oleh Ali ibnu Abi Bakar Al Harawi (wafat 611 H/1214 M). Buku ini membahas secara detail mengenai soal taktik perang, organisasi militer, tata cara pengepungan, dan formasi tempur. Kalangan ahli militer di Barat menyebut buku ini sebagai sebuah penelitian yang lengkap tentang pasukan muslimdi medan tempur dan dalam pengepungan. Pada lingkungan militer Daulah Mamluk menghasilkan banyak karya tentang militer, khususnya keahlian menunggang kuda ataufu'usiyyah. Dalam buku ini dibahas mengenai bagaimana cara seorang calon satria melatih diri dan kuda untuk berperang, cara menggunakan senjatanya, dan bagaimana mengatur pasukan berkuda atau kavaleri.

Contoh buku yang lain adalah karya Al-Aqsara’i (wafat74 H/1348 M) yang diterjemahkan kedalam bahasa Inggris menjadi An End to Questioning and Desiring (Further Knowledge) Concering the Science of Horsemenship. Buku ini lebih komplet karena tidak hanya membahas soal kuda, pasukan, dan senjata, namun juga membahas mengenai doktrin dan pembahasan pembagaian rampasan perang.

Layanan Pos Ala Dinasti Mamluk
Layanan pos di era kejayaan Islam tak hanya sekadar sebagai pengantar pesan. Dinasti Mamluk yang berkuasa di Mesir pada 1250 M hingga 1517 M juga menjadikan pos sebagai alat pertahanan. Guna mencegah invasi pasukan tentara Mongol di bawah komando Hulagu Khan pada medio abad ke-13 M, para insinyur Mamluk membangun menara pengawas di sepanjang rute pos Irak hingga Mesir.

Di atas menara pengawas itu, selama 24 jam penuh para penjaga telah menyiapkan tanda-tanda bahaya. Jika bahaya mengancam di siang hari, petugas akan membakar kayu basah yang dapat mengepulkan asap hitam. Sedangkan di malam hari, petugas akan membakar kayu kering. Upaya itu ternyata tak sepenuhnya berhasil. Tentara Mongol mampu menembusBaghdad dan memorak-porandakan metropolis intelektual itu. Meski begitu, peringatan awal yang ditempatkan di sepanjang rute pos itu juga berhasil mencegah masuknya tentaraMongol ke Kairo, Mesir.

Hanya dalam waktu delapan jam, berita pasukan Mongol akan menyerbu Kairo sudah diperoleh pasukan tentara Muslim. Itu berarti, sama dengan waktu yang diperlukan untuk menerima telegram dari Baghdad ke Kairo di era modern. Berkat informasi berantai dari menara pengawas itu, pasukan Mamluk mampu memukul mundur tentara Mongol yang akan menginvasi Kairo. Menurut Paul Lunde, layanan pos melalui jalur darat pada era kekuasaanDinasti Mamluk juga sempat terhenti ketika pasukan Tentara Salib memblokir rute pos. Meski begitu, penguasa Dinasti Mamluk tak kehabisan akal.

Sejak saat itu, kata dia, Dinasti Mamluk mulai menggunakan merpati pos. Dengan menggunakan burung merpati sebagai pengantar pesan, pasukan Tentara Salib tak dapat mencegah masuknya pesan dari Kairo ke Irak. Merpati pos mampu mengantarkan surat dariKairo ke Baghdad dalam waktu dua hari, tutur Lunde. Sejak itu, peradaban Barat juga mulai meniru layanan pos dengan merpati seperti yang digunakan penguasa Dinasti Mamluk.

Lunde menuturkan, pada 1300 M Dinasti Mamluk memiliki tak kurang dari 1.900 merpati pos. Burung merpati itu sudah sangat terlatih dan teruji mampu mengirimkan pesan ketempat tujuan. Seorang tentara Jerman bernama Johan Schiltberger menuturkan kehebatan pasukan merpati pos yang dimiliki penguasa Dinasti Mamluk. Sultan Mamluk mengirim surat dengan merpati, sebab dia memiliki banyak musuh, cetus Schiltberger. Dinasti Mamlukmemang bukan yang pertama menggunakan merpati pos. Penggunaan merpati untuk mengirimkan pesan kali pertama diterapkan peradaban Mesir kuno pada 2900 SM.

Pada masa kekuasaan Dinasti Mamluk, merpati pos juga berfungsi untuk mengirimkan pesanan pos parcel. Al-kisah, penguasa Mamluk sangat puas dengan kiriman buah ceri dariLebanon yang dikirimkan ke Kairo dengan burung merpati. Setiap burung merpati membawa satu biji buah ceri yang dibungkus dengan kain sutra. Pada masa itu, sepasang burung merpati pos harganya mencapai 1.000 keping emas. Layanan merpati pos ala Dinasti Mamluk itu tercatat sebagai sistem komunikasi yang tercepat di abad pertengahan.

Masa Kekuasaan Daulah Mamalik di Mesir
Kalau ada negeri Islam yang selamat dari kehancuran akibat serangan-serangan bangsaMongol, baik serangan Hulagu Khan maupun Timur Lenk, maka negeri itu adalah Mesir yang ketika itu berada di bawah kekuasaan dinasti Mamalik. Karena negeri ini terhindar dari kerhancuran, maka persambungan perkembangan peradaban dengan masa klasik relatif terlihat dan beberapa di antara prestasi yang pernah dicapai pada masa klasik bertahan di Mesir. Walaupun demikian, kemajuan yang dicapai oleh dinasti ini, masih di bawah prestasi yang pernah dicapai oleh umat Islam pada masa klasik. Hal itu mungkin karena metode berpikir tradisional sudah tertanam sangat kuat sejak berkembangnya aliran teologi'Asy'ariyah, filsafat mendapat kecaman sejak pemikiran al- Ghazali mewarnai pemikiran mayoritas umat Islam, dan yang lebih penting lagi adalah karena Baghdad dengan fasilitas-fasilitas ilmiahnya yang banyak memberi inspirasi ke pusat-pusat peradaban Islam, hancur.

Mamalik adalah jamak dari Mamluk yang berarti budak. Dinasti Mamalik memang didirikan oleh para budak. Mereka pada mulanya adalah orang-orang yang ditawan oleh penguasa dinasti Ayyubiyah sebagai budak, kemudian dididik dan dijadikan tentaranya. Mereka ditempatkan pada kelompok tersendiri yang terpisah dari masyarakat. Oleh penguasaAyyubiyah yang terakhir, al-Malik al-Salih, mereka dijadikan pengawal untuk menjamin kelangsungan kekuasaannya. Pada masa penguasa ini, mereka mendapat hak-hak istimewa, baik dalam karier ketentaraan maupun dalam imbalan-imbalan material. Pada umumnya mereka berasal dari daerah Kaukasus dan Laut Kaspia. Di Mesir mereka ditempatkan di pulau Raudhah di Sungai Nil untuk menjalani latihan militer dan keagamaan. Karena itulah, mereka dikenal dengan julukan Mamluk Bahri. Saingan mereka dalam ketentaraan pada masa itu adalah tentara yang berasal dari suku Kurdi.

Ketika al-Malik al-Salih meninggal (1249 M), anaknya, Turansyah, naik tahta sebagai Sulthan. Golongan Mamalik merasa terancam karena Turansyah lebih dekat kepada tentara asal Kurdi daripada mereka. Pada tahun 1250 M Mamalik di bawah pimpinan Aybak danBaybars berhasil membunuh Turansyah. Istri al-Malik al-Salih, Syajarah al-Durr, seorang yang juga berasal dari kalangan Mamalik berusaha mengambil kendali pemerintahan, sesuai dengan kesepakatan golongan Mamalik itu. Kepemimpinan Syajarah al-Durr berlangsung sekitar tiga bulan. Ia kemudian kawin dengan seorang tokoh Mamalik bernama Aybak dan menyerahkan tampuk kepemimpinan kepadanya sambil berharap dapat terus berkuasa di belakang tabir. Akan tetapi segera setelah itu Aybak membunuh Syajarah al-Durr dan mengambil sepenuhnya kendali pemerintahan. Pada mulanya, Aybak mengangkat seorang keturunan penguasa Ayyubiyah bernama Musa sebagai Sultan "syar'i" (formal) disamping dirinya yang bertindak sebagai penguasa yang sebenarnya. Namun, Musa akhirnya dibunuh oleh Aybak. Ini merupakan akhir dari dinasti Ayyubiyah di Mesir dan awal dari kekuasaan dinasti Mamalik.

Aybak berkuasa selama tujuh tahun (1250-1257 M). Setelah meninggal ia digantikan oleh anaknya, Ali yang masih berusia muda. Ali kemudian mengundurkan diri pada tahun 1259 Mdan digantikan oleh wakilnya, Qutuz. Setelah Qutuz naik tahta, Baybars yang mengasingkan diri ke Syria karena tidak senang dengan kepemimpinan Aybak kembali ke Mesir. Di awal tahun 1260 M Mesir terancam serangan bangsa Mongol yang sudah berhasil menduduki hampir seluruh dunia Islam. Kedua tentara bertemu di Ayn Jalut, dan pada tanggal 13 September 1260 M, tentara Mamalik di bawah pimpinan Qutuz, Baybars dan Syaikhul Islam Ibn Taimiyyah Rahimahullah berhasil menghancurkan pasukan Mongol tersebut. Kemenangan atas tentara Mongol ini membuat kekuasaan Mamalik di Mesir menjadi tumpuan harapan umat Islam di sekitarnya. Penguasa-penguasa di Syria segera menyatakan sumpah setia kepada penguasa Mamalik.

Tidak lama setelah itu Qutuz meninggal dunia. Baybars, seorang pemimpin militer yang tangguh dan cerdas, diangkat oleh pasukannya menjadi Sultan (1260- 1277 M). Ia adalah sultan terbesar dan termasyhur di antara Sultan Mamalik. Ia pula yang dipandang sebagai pembangun hakiki dinasti Mamalik.

Sejarah daulah ini hanya berlangsung sampai tahun 1517 M, ketika dikalahkan oleh Bani Utsmani, Daulah ini dibagi menjadi dua periode :

Pertama, periode kekuasaan Mamluk Bahri, sejak berdirinya (1250 M) sampai berakhirnya pemerintahan Hajji II tahun 1389 M.

Kedua periode kekuasaan Mamluk Burji, sejak berkuasanya Burquq untuk kedua kalinya tahun 1389 M sampai kerajaan ini dikalahkan oleh Bani Utsmani tahun 1517 M.

Daulah Mamalik membawa warna baru dalam sejarah politik Islam. Pemerintahan dinasti ini bersifat oligarki militer, kecuali dalam waktu yang singkat ketika Qalawun (1280-1290 M)menerapkan pergantian sultan secara turun temurun. Anak Qalawun berkuasa hanya empat tahun, karena kekuasaannya direbut oleh Kitbugha (1295- 1297 M). Sistem pemerintahan oligarki ini banyak mendatangkan kemajuan di Mesir. Kedudukan amir menjadi sangat penting. Para amir berkompetisi dalam prestasi, karena mereka merupakan kandidat sultan. Kemajuan-kemajuan itu dicapai dalam bebagai bidang, seperti konsolidasi pemerintahan, perekonomian, dan ilmu pengetahuan.

Dalam bidang pemerintahan, kemenangan dinasti Mamalik atas tentara Mongol di 'Ayn al-Jalut menjadi modal besar untuk menguasai daerah-daerah sekitarnya. Banyak penguasa-penguasa dinasti kecil menyatakan setia kepada kerajaan ini. Untuk menjalankan pemerintahan di dalam negeri, Baybars mengangkat kelompok militer sebagai elit politik. Disamping itu, untuk memperoleh simpati dari kerajaan-kerajaan Islam lainnya, Baybars m‎embaiat keturunan Bani Abbas yang berhasil meloloskan diri dari serangan bangsa ‎Mongol, al-Mustanshir sebagai khalifah. Dengan demikian, khilafah Abbasiyah, setelah dihancurkan oleh tentara Hulaghu di Baghdad, berhasil dipertahankan oleh daulah ini dengan Kairo sebagai pusatnya. Sementara itu, kekuatan-kekuatan yang dapat mengancam kekuasaan Baybars dapat dilumpuhkan, seperti tentara Salib di sepanjang Laut Tengah,Assasin di pegunungan Syria, Cyrenia (tempat berkuasanya orang-orang Armenia), dan kapal-kapal Mongol di Anatolia.

Dalam bidang ekonomi, dinasti Mamalik membuka hubungan dagang dengan Perancis danItalia melalui perluasan jalur perdagangan yang sudah dirintis oleh dinasti Fathimiyah diMesir sebelumnya. Jatuhnya Baghdad menjadikan kota Kairo sebagai jalur perdagangan antara Asia dan Eropa, dan menjadi lebih penting karena Kairo menghubungkan jalur perdagangan Laut Merah dan Laut Tengah dengan Eropa. Disamping itu, hasil pertanian juga meningkat. Keberhasilan dalam bidang ekonomi ini didukung oleh pembangunan jaringan transportasi dan komunikasi antarkota, baik laut maupun darat. Ketangguhan angkatan laut Mamalik sangat membantu pengembangan perekonomiannya.

Di bidang ilmu pengetahuan, Mesir menjadi tempat pelarian ilmuwan-ilmuwan asal Baghdad da‎ri serangan tentara Mongol. Karena itu, ilmu-ilmu banyak berkembang di Mesir, seperti sejarah, kedokteran, astronomi, matematika, dan ilmu agama. Dalam ilmu sejarah tercatat nama-nama besar, seperti Ibn Khalikan, Ibn Taghribardi, dan Ibn Khaldun. Di bidang astronomi dikenal nama Nashiruddin ath-Thusi. Di bidang matematika Abul Faraj al-'Ibry . Dalam bidang kedokteran: Abul Hasan 'Ali an-Nafis, penemu susunan dan peredaran darah dalam paru-paru manusia, Abdul Mun'im ad-Dimyathi, seorang dokter hewan, dan Ar-Razi’, perintis psykoterapi. Dalam bidang opthalmologi dikenal nama Shalahuddin ibn Yusuf. Sedangkan dalam bidang ilmu keagamaan, tersohor nama Syaikhul Islam ibn Taimiyah Rahimahullah, seorang mujaddid, mujahid dan ahli hadits dalam Islam, Imam As-Suyuthi Ro‎himahullah yang menguasai banyak ilmu keagamaan, Imam Ibn Hajar al-'Asqalani Rahimahullah dalam ilmu hadits, ilmu fiqih dan lain-lain.

Daulah Mamalik juga banyak mengalami kemajuan di bidang arsitektur. Banyak arsitek didatangkan ke Mesir untuk membangun sekolah-sekolah dan masjid-masjid yang indah. Bangunan-bangunan lain yang didirikan pada masa ini di antaranya adalah rumah sakit, museum, perpustakaan, villa-villa, kubah dan menara masjid.

Kemajuan-kemajuan itu tercapai berkat kepribadian dan wibawa Sulthan yang tinggi, solidaritas sesama militer yang kuat, dan stabilitas negara yang aman dari gangguan. Akan tetapi, ketika faktor-faktor tersebut menghilang, daulah Mamalik sedikit demi sedikit mengalami kemunduran. Semenjak masuknya budak-budak dari Sirkasia yang kemudian dikenal dengan nama Mamluk Burji yang untuk pertama kalinya dibawa oleh Qalawun, solidaritas antar sesama militer menurun, terutama setelah Mamluk Burji berkuasa. Banyak penguasa Mamluk Burji yang bermoral rendah dan tidak menyukai ilmu pengetahuan. Kemewahan dan kebiasaan berfoya-foya di kalangan penguasa menyebabkan pajak dinaikkan. Akibatnya, semangat kerja rakyat menurun dan perekonomian negara tidak stabil. Disamping itu, ditemukannya Tanjung Harapan oleh kaum Eropa tahun 1498 M, menyebabkan jalur perdagangan Asia-Eropa melalui Mesir menurun fungsinya. Kondisi ini diperparah oleh datangnya kemarau panjang dan berjangkitnya wabah penyakit.

Di pihak lain, suatu kekuatan politik baru yang besar muncul sebagai tantangan bagi Mamalik, yaitu Daulah Bani Utsmani. Kerajaan inilah yang mengakhiri riwayat Mamalik diMesir. Dinasti Mamalik kalah melawan pasukan Utsmaniyah dalam pertempuran menentukan di luar kota Kairo tahun 1517 M . Sejak itu wilayah Mesir berada di bawah kekuasaan Kesultanan Bani Utsmani sebagai salah satu propinsinya. Wallahul Musta’an.

Pembubaran Mamalik

Dimasa kekuasaan Muhammad Ali Mamalik dibubarkan melalui pembantaian dalam sebuah pesta kenegaraan di Al-Qal'ah pada 11 Maret 1811 M. Ketika para perwiwa tinggi mamlik telah berkumpul di pesta kenegaraan Muhammad Ali memrintahkan para pengawalnya untuk mengunci semua pintu dan dan dengan serentak menembaki para perwira Mamalik, Jumlah perwira yang dibantai mencapai 1000 orang tanpa seorangpun dari mereka dapat lolos. Pembantaian ini memang keji namun Muhammad Ali memandang pada sejarah Mamalik yang sering melakukan penghianatan dan penggulingan kekuasaan berdarah.‎

 

Sejarah Kungfu Shaolin


Bagi yang suka nonton film mandarin, hal yang paling familier tentunya adalah keberadaan ilmu bela diri kungfunya. Dan dari sekian banyak ilmu kungfu yang dikenal, Shaolin adalah kuil dengan ilmu beladiri yang dianggap sebagai terbaik dibandingkan yang lain. Tak heran banyak yang tertarik untuk mempelajari kungfu Shaolin atau sekedar melihat bagaimana aktivitas para biksu di kuil tersebut.

Untuk menyaksikannya, para traveler bisa berkunjung ke Kuil Shaolin yang berada di daerah Dengfeng, Provinsi Henan Cina. Lokasi kuil ini berada di tempat yang alami karena masuk dalam wilayah Pegunungan Song, tepatnya di hutan di wilayah Gunung Shaoshi. Dan kuil ini pun menjadi salah satu dari empat kuil Budha suci yang ada di Cina.

Catatan sejarah menuliskan hal yang berbeda terkait pembangunan dari Kuil Shaolin ini. Menurut buku Continued Biographies of Eminent Monks yang ditulis oleh Daoxuan, Kuil Shaolin dibangun pada tahun 477. Sementara itu Jiaqing Chongxiu Yitongshi mengungkapkan kalau Kuil Shaolin ini berada di Provinsi Henan dan dibangun pada tahun 497.

Tak hanya mempunyai usia yang tua, kompleks bangunan Kuil Shaolin juga memiliki desain yang sangat menarik. Terutama pada area Hutan Pagoda. Sesuai dengan namanya, tempat ini dipenuhi dengan total sebanyak 240 bangunan makam yang berbentuk pagoda berbagai ukuran. Pagoda-pagoda tersebut dibangun dari beberapa dinasti yang berbeda, dari Dinasti Tang, Song, Jin, Yuan, Ming serta Qing (618 hingga 1911).


Karena nilai sejarah serta desainnya yang menarik itulah, Kuil Shaolin beserta Hutan Pagoda dilabeli UNESCO sebagai World Heritage Site pada tahun 2010 sebagai bagian dari Monumen Bersejarah dari Dengfeng.

Kompleks bangunan Kuil Shaolin sendiri terdiri dari berbagai bagian. Secara total, area Kuil Shaolin berukuran 160 x 300 meter dengan luas sebesar 57.600 meter persegi. Total terdapat 14 hall pada kompleks ini, di mana terbagi berdasarkan lokasinya.

Bangunan pertama yang bakal dilihat pada saat memasuki kompleks Kuil Shaolin adalah Shanmen Hall. Bangunan yang satu ini dilengkapi dengan sebuah papan yang digantung bertuliskan Kuil Shaolin. Papan tersebut ditulis oleh Kaisar Kangxi yang memerintah Cina pada masa Dinasti Qing pada era tahun 1622 hingga 1723.

Selanjutnya ada Hall of Heavenly Kings atau yang juga dikenal dengan nama Devaraja Hall. Jalan masuk menuju bangunan ini sangat khas karena terdapat dua patung berbentuk Vajra (Prajurit Buddha). Dan seperti namanya, di dalam bangunan ini terdapat patung dari Four Heavenly Kings yang bertanggung jawab untuk memeriksa tingkah laku manusia, menolong yang membutuhkan serta memberikan berkahnya kepada masyarakat.

Tempat yang tak boleh dilewatkan tentu saja adalah Hutan Pagoda. Di sini merupakan lokasi pemakaman para biksu Buddha yang dianggap suci. Total terdapat sekitar 240 bangunan pagoda di sini dengan rata-rata mempnyai ketinggian 15 meter. Ukuran dari bangunan pagoda di sini menunjukkan status biksu yang dimakamkan di dalamnya. Dan Hutan Pagoda ini merupakan kompleksbangunan pagoda terbesar di Cina.

Ada pula Gua Dharma yang menjadi lokasi bermeditasinya Dharma selama 9 tahun. Menurut kisah, setelah bermeditasi selama sembilan tahun, Dharma akhirnya berhasil mencapai keabadian dan membentuk Buddhist Zen. Gua ini tak terlalu besar, hanya memiliki kedalaman tujuh meter dan tinggi tiga meter.

Dan tentu saja area yang sangat penting dan harus dikunjungi pada saat datang ke Kuil Shaolin adaalh tempat latihan kungfu. Kungfu Shaolin sendiri merupakan hasil kombinasi antara beladiri Cina yang disebut kungfu dengan ideologi Buddha. Dan saat ini, Kungfu Shaolin sudah sangat terkenal dan tak hanya dipelajari oleh masyarakat Cina, tapi juga orang-orang dari belahan dunia lainnya. Tak heran kalau kungfu ini telah bertahan hingga 1500 tahun.

Kung Fu Shaolin sendiri diciptakan oleh Bodhi Dharma pada rentang antara tahun 477 hingga 499. Menurut catatan sejarah, Kungfu Shaolin mempunyai total 708 seri skill dan trik, 552 seri pukulan dan skill senjata serta 72 aksi. Pada awalnya, Bodhi Dharma menciptakan kungfu Shaolin agar para biksu Shaolin bisa meningkatkan kesehatannya sekaligus untuk pertahanan diri.

Dan dalam Kungfu Shaolin sendiri, terdapat hal-hal tabu yang tak boleh dilakukan oleh para biksu ataupun mereka yang mempelajarinya. Sepuluh hal-hal tabu tersebut adalah ahimsa ( tak boleh menyakiti), menahan nafsu, tidak mencuri, berprilaku mesum, tak boleh sombong, tak boleh hidup mewah serta prilaku terkait moral lainnya.

Sepenggal Asal Usul Shaolin
Shaolin adalah sejenis ilmu bela diri aliran Buddha, tetapi asal-usul ilmu silat tersebut bukan muncul dari Shaolin sendiri, melainkan diwarisi dari Hong Quan (baca: hung jhüen, salah satu ilmu bela diri aliran Selatan yang terutama tersebar di Provinsi Guangdong dan beberapa provinsi lainnya di Tiongkok).
Seorang biksu setelah bermeditasi perlu menggerakkan tubuh, bila sering bermeditasi, otomatis akan muncul tenaga dalam dan perputaran Zhou Tian (Lingkaran Langit, suatu proses dalam pelatihan ilmu tenaga dalam) dan pergerakan meridian, jika dilatih lagi ilmu bela diri maka akan sangat mudah sekali tumbuh Gong (baca: kung, energi kultivasi). Karena ia sederhana dan tidak terganggu oleh kehidupan duniawi, maka sejak dulu Kuil Shaolin bisa mencetak ahli kungfu yang tangguh dan ternama.”

Kompetisi Akbar Wushu Tionghoa Dunia ketiga yang diselenggarakan oleh NTDTV (New Tang Dynasty Television), mulai 8 Oktober lalu dilombakan di gedung olahraga Universitas Swasta Baruch College Arc Arene, Manhattan, Kota New York, 72 peserta berasal dari empat benua menunjukkan kebolehannya dalam pelatih-an tradisional aliran mereka masing-masing dan secara bertahap memasuki peluang ke jenjang semi final.

Usai kompetisi, Li Youfu, ketua Komite Wasit Kompetisi Akbar memperkenalkan salah satu aliran ilmu bela diri kepada wartawan yakni asal-usul kungfu Shaolin dan membuka tabir misteri kepada para pembaca serta mengajarkan bagaimana menikmati keindahan Wushu.

* Ilmu bela diri Shaolin termasuk aliran Buddha?

Li Youfu berkata, Wushu berasal dari kebudayaan tradisional Tionghoa yang sangat kuno dan kaya makna. Ia pada awalnya berasal dari Taoisme dan berhubungan erat dengan kultivasi (pengolahan jiwa dan raga hingga mencapai kesempurnaan), sehingga terbentuklah karakter pengasuhan moral, seni dan ketrampilan, pemeliharaan kebugaran, bela diri, serta pencegahan kekerasan. Itulah mengapa di dalam aksara Wu (武 = silat, bela diri) mengandung 2 aksara yakni: menghentikan pertikaian (止戈).

Sejak zaman dulu hanya ada dua aliran besar yakni Buddha dan Tao, kalau begitu apakah ilmu bela diri dari Kuil Shaolin itu termasuk ilmu dari aliran Buddha?

Li Youfu menjelaskan, ilmu bela diri dari kuil Shaolin itu boleh disebut Ilmu Eksternal, tetapi bukan ilmu dari aliran Buddha, karena ilmu aliran Buddha bermeditasi dan berlatih Qi Gong (baca: jhi kung, ilmu pengolahan napas dan energi vital).

“Biksu kuil Shaolin bermeditasi dan berlatih tenaga dalam, mengapa mereka tidak berlatih Taichi? Sebetulnnya aliran Buddha tidak diperkenankan untuk dicampur pelatihannya dengan ilmu dari aliran Tao, maka biksu yang benar-benar berhasil menguasai ilmu tersebut di dalam tubuhnya, tidak akan berlatih jurus Taichi. Kungfu Shaolin sendiri sebetulnya tidak berlatih tenaga dalam, karena menyangkut masalah aliran tidak mendua (berspesialisasi tunggal), orang yang berlatih sendiri memahami akan hal itu, tetapi masalah tersebut tidak diketahui oleh masyarakat.”

“Dari aliran Tao terbagi lagi beberapa aliran seperti: Xingyi, Taichi, Bagua (baca: pa kwa, Delapan Trigram) dan Elixier Dalam. Sedangkan Shaolin berlatih tenaga luar, maka di dalam Shaolin terdapat Qigong keras, yang dengan menggunakan tangan bisa menghancurkan batu dengan ilmu Telapak Pasir Besi, ini termasuk Qigong keras, dan Qi-nya tidak masuk ke dalam Dan Tian, tidak berlatih Dan (Elixier dalam), dengan begini tidak berpengaruh terhadap tenaga dalam yang mereka latih dari hasil bermeditasi, tidak menyangkut permasalahan teguh pada satu aliran.”

Dalam nomor kompetisi 8 Oktober lalu, bisa disaksikan nunchaku (sepasang ruyung 2 ruas) dan toya api. Li Youfu memberi penjelasan, “Mereka berlatih toya karena berstatus biksu, tidak boleh membawa dan menyandang senjata tajam, di dalam Kuil Shaolin pun tidak tersedia pedang, zaman dulu mereka juga tidak berlatih golok. Mereka berlatih dua jenis senjata, toya dan Yue Ya Chan (senjata tajam berbentuk tongkat panjang dengan skop di satu ujung dan bulan sabit di ujung lainnya) yang juga disebut sebagai tongkat biksu, seperti yang digunakan Sha Sheng (Pendeta Pasir dalam cerita Perjalanan Menuju ke Barat). Kepala biara pada zaman dulu selalu membawa benda semacam ini. Toya tidak memiliki logam bersisi tajam, kedua ujungnya juga tidak lancip, ia hanya sebuah alat.”
Ilmu Bela Diri Shaolin Termasuk Hong Quan

Li Youfu mengatakan, ilmu bela diri Shaolin berasal dari Hong Quan. “Bodhidharma datang dari barat tanpa kitab apapun dan tidak membawa ilmu bela diri. Ia hanya bertapa 9 tahun menghadap dinding. Di kemudian hari bersamaan masuknya masyarakat ke kuil menjadi biksu, mereka ada yang membawa ilmu bela diri, saat itu ilmu bela diri Hong Quan cukup populer di dalam masyarakat. Ada jenis Hong Quan besar dan Hong Quan kecil, maka tersebarlah ia ke dalam kuil Shaolin.

Juga ada ilmu bela diri Wu Zi (dalam satu pukulan mengandung lima perubahan, sangat fantastis), ilmu bela diri ini di bawa oleh orang hebat dan sebagian orang yang berlatih ilmu bela diri lain yang menyebarkannya ke dalam kuil, pewarisannya cukup lurus dan murni, karena para biksu pada dasarnya sudah melepas duniawi, pikiran mereka lebih sederhana dan murni, tidak ada gangguan, melulu hanya baca sutera, bermeditasi dan berlatih ilmu bela diri. Itulah mengapa mereka bisa mencapai taraf ilmu yang tinggi.

Delapan gerak dasar tangan & Lima gerak dasar kaki dalam Tai Chi
Keseimbangan Yin dan Yang
Tai Chi Chuan merupakan seni beladiri, menggunakan kekuatan lawan untuk memukul diri mereka sendiri.
Secara ringkas gerak Tai Chi terdiri atas :

Memukul
Menendang
Melempar
Mencengkram

Latihan Tai Chi dikondisikan untuk tenang, perasaan lawan tanding dikembangkan secara hakiki, menghindarkan keegoisan, menghindarkan prilaku agresif. Karena Seni bela diri Tai Chi mengalir bersama gerak lawan. Dengan demikian kondisi rileks dan tenang merupakan syarat dalam menghadapi lawan agar bisa menggunakan keterampilan dan teknik secara efektif. Dan pengembangan Tai Chi terletak pada kekuatan pikiran serta aliran tenaga intrinsik. Tenaga anda akan berkembang jika anda tahu bagaimana menggunakan energi kosmis. Tenaga dilatih secara internal dengan meningkatkan pikiran melalui meditasi serta latihan Tai Chi Chuan ini akan menetap serta dapat dipergunakan untuk keperluan apa saja. Konsep beladiri Tai Chi adalah ”Jika lawan tidak bergerak , saya tidak bergerak, jika lawan bergerak maka saya bergerak lebih cepat”. ”Jika yin maka yin lebih banyak, jika yang maka yang lebih banyak”.

Prisip lipat empat :

Membedakan mana yang asli dengan yang palsu.
Bernapas secara teratur.
Menggunakan akal bukan kebrutalan.
Rileks dalam bertindak.

Aspek meditatif Tai Chi serta penekanan pada gerakan rileks akan menyebabkan kejernihan serta kejelasan pikiran, yang akan menghasilkan keanggunan, kewibawaan dan aliran energi yang harmonis. Sehingga pendalaman Tai Chi pada seseorang akan membentuk sifat sebagai berikut:

Percaya kemampuan diri
Halus tutur katanya
Rendah hati
Toleran
Membawa kedamaian bagi diri dan orang lain

Tai Chi sendiri berarti ”Puncak Yang Besar” atau ”Kosmos”.

”Tai Chi lahir dari kehampaan, yang menghasilkan gerak dan ketenangan, dan merupakan induk yin dan yang. Ketika bergerak ia memisah, ketika tenang ia menyatu”

Konsep yin-yang merupakan pelambangan akan dua aspek yang berbeda, yang saling melengkapi atas segala sesuatu dialam semesta, baik berupa kebendaan atau merupakan konsep pikiran.

Konsep yin-yang merupakan dua aspek yang saling bertentangan tetapi saling memberi makna satu sama lainnya. Seperti tidak ada ”Atas” dan ”Langit” jika tidak ada ”Bawah” dan ”Bumi”. Tetapi keduanya tidak akan bermakna jika kita berada diluar angkasa. ”Bawah” dan ”Bumi” merujuk kepada yin.

”Atas” dan ”Langit” merujuk kepada yang.

Konsep yin-yang adalah konsep yang sifatnya relatif tetapi saling melengkapi, dan merupakan dua aspek dari satu kesatuan.

Konsep yin-yang diwujudkan dalam empat aspek tai chi chuan, yaitu :

Bentuk
Latihan Tenaga
Penerapan
Teori
Untuk hasil yang terbaik adalah keadaan yin-yang selaras, aspek yang diwujudkan dalam gerakan sirkuler dan eksternal, aspek yin diwujudkan dalam pengaturan pernapsan dan visualisasi.

Hasil terbaik berlatih Tai Chi Chuan bukan dari berlatih Tai Chi sebagai konsep bela diri (Yang) atau berlatih Tai Chi sebagai konsep kesehatan (Yin) tetapi dari kedua – duanya yang selaras dan seimbang. Dengan demikian manfaat terbaik dibidang kesehatan didapat dari berlatih Tai Chi sebagai seni bela diri.

Keseimbangan pada Tai Chi adalah :

Ketenangan dan Gerak
Akal dan tubuh
Keterampilan dan penerapan
Mempraktikan jurus tai chi secara rutin harus diimbangi oleh masuk kedalam keheningan Tai Chi yaitu kuda – kuda atau meditasi duduk.

Delapan gerak dasar tangan & Lima gerak dasar kaki dalam Tai Chi

Beberapa khasanah klasik, disebutkan juga mengenai 13 teknik Tai Chi. Ini bukan merujuk pada 13 gerakan atau formasi, namun lebih kepada delapan gerak dasar tangan dan lima gerak dasar kaki. Pengambilan esensi 13 teknik ini mengacu pada Delapan Diagram (Bagua) dan Lima Unsur (Wuxing).

Delapan Diagram yang diambil esensinya sebagai 8 gerak dasar tangan ini bisa dijabarkan sebagai berikut: iching

Peng = menangkis (halting)

Lu = memutar (twisting)

Qi = menekan (pressing)

An = mendorong (pushing)

Lie = menyebar (scattering)

Cau = mengambil (taking)

Zhou = menyiku (elbowing)

Kao = bersandar (leaning)

8 Gerakan diambil dari Bagua merupakan penyimbolan dari Surga, Bumi, Petir, Angin, Air, Api, Gunung dan Rawa

Lima Unsur atau Lima Elemen dikemas menjadi 5 gerak dasar kaki, yaitu :

Jin = bergerak kedepan (move forward)

Tui = bergerak mundur (move backward)

Ku = bergerak ke kiri (move to left)

Pan = bergerak ke kanan (move to right)

Ding = tetap di tengah (within middle)

5 gerakan diambil dari Wuxing yang diwakili oleh Logam, Air, Kayu, Api, Tanah.

Kombinasi dua gerak dasar dari Delapan Diagram dan Lima Unsur ini akan lebih jelas ketika seorang praktisi sedang berlatih dan ‘perform’, dan memang lebih baik anda bertanya pada Master/Sifu anda yang mana dan kapan saat Lu, lalu An atau Lie kemudian Zhou dan seterusnya. Dan bagaimana gerak dasar kakinya, apakah Jin, atau Ku atau tetap Ding. Semua sudah terangkum dalam gerakan Tai Chi.

Pada dasarnya tidak ada urutan baku, akan ada perubahan (iching) selalu, karena kesemuanya terjadi kondisional, sesuai keadaan yang saat itu terjadi.
Memang tidak mudah bagi para pembelajar khususnya pemula untuk mempelajari Tai Chi jika tidak bisa bersikap tenang dan seimbang serta memiliki visualisasi dan kontrol energi, dibanding hanya berfokus pada gerakan fisik. Pembelajar yang demikian biasanya akan terfokus pada satu hal dan sulit bergerak simultan.

Lebih jelasnya begini, saat melakukan gerakan dan fokus mengingat gerakan tangan, maka disaat yang sama, gerakan kakinya akan lupa, atau saat fokus pada gerak kaki, maka disaat yang sama pula gerakan tangan lupa. Atau ketika fokus mengingat gerakan tangan dan kaki, maka disaat itu juga perputaran pinggang dan orientasinya akan terlupakan. Begitu dan ini hal yang sering terjadi. Dan jika ditanya kenapa begitu, kebanyakan akan menjawab, ‘karena gerakannya menyambung terus, seolah tiada putusnya’.

Tidak seperti beladiri lainnya yang bisa dipecah menjadi paket-paket gerak dasar, yang dilakukan putus-putus. Ini menjadi salah satu ciri khas Tai Chi.

Para Master sebenarnya mengetahui hal ini, namun kondisi itu sebenarnya bukan sebuah masalah, karena setiap Master memiliki metode sendiri-sendiri untuk menjelaskan dan mengajarkan pada muridnya. Saya menganggapnya sebagai sebuah hak prerogratif, karena selanjutnya murid itu sendiri harus menemukan sendiri teknik yang tepat untuk dirinya, mempelajari tiap ruas dan posisi otot yang sudah diberikan dalam tubuhnya. Artinya , dia harus menundukkan tubuhnya, pikirannya dan energinya untuk menyatu dalam sebuah meditasi gerak Tai Chi. Inilah Tai Chi, menyelami diri berikut kekuatan pribadi,

”Lagu Untuk Pelatihan 13 Teknik”
oleh Wu Yu Xiang (1813 – 1880 )

Jangan meremehkan ketiga belas teknik,
Sumber kehidupan ada di pinggang
Perhatikan yang nyata dengan yang solid
Tanpa halangan chi mengalir dengan anggun
Diam dalam gerak dan gerak dalam diam
Sesuaikan menurut situasinya
Setiap teknik harus dibimbing oleh keinginan
Efisiensi perang akan dicapai dengan mudah
Sepanjang waktu perhatikan pinggang mu
Perut dipenuhi oleh chi dan tenaga
Punggung lurus dan penuh spirit
Seluruh badan rileks dengan kepala tegak
Perhatikan detil setiap gerak
Spontanitas membiarkan setiap gerakmu
Bimbingan guru diperlukan untuk membuka jalan
Jika diselesaikan ia tidak terbelenggu oleh aturan
Apakah yang sulit berkaitan dengan bentuk
Akal dan energi adalah raja
Apakah tujuan berlatih tai chi chuan
Kesehatan dan vitalitas serta musim semi abadi.


5 Jurus Kungfu yang telah Hilang dan Menjadi Legenda
Kita tentu sering menonton film kungfu klasik yang menyuguhkan berbagai ilmu atau jurus-jurus hebat yang kadang tidak masuk di akal. Namun, tahukah sobat sekalian bahwa sebagian besar jurus itu dulu memang benar keberadaannya. Namun seiring waktu, maka semakin berkurang kemampuan manusia untuk mempelajari jurus kungfu tersebut sehingga tidak ada lagi yang dapat meneruskannya. Jurus kungfu tersebut pun hilang dan menjadi legenda. Berikut jurus-jurus kungfu yang pernah ada, namun hilang karena tidak ada penerusnya. Memang masih banyak jurus yang hilang dan menjadi legenda, tetapi saya memberikan lima yang paling terkenal.


1. Ilmu Ulat Sutera Langit

Kungfu ini diciptakan oleh seorang tabib terkenal di jaman Samkok (Tiga Kerajaan), Hua Duo. Kehebatan ilmu ini terletak pada kemampuan pengobatannya yang sangat hebat, bisa menyembuhkan penyakit separah apapun bahkan menyambung kembali otot ataupun tulang yang telah hancur.
Kungfu ini dibagi dalam tiga tingkatan:

Tingkat Pertama: memetik ratusan jenis tanaman dan rumput obat lalu digodok. Airnya digunakan untuk berendam. Saat berlatih menghirup dan menghembuskan nafas, simbol langit bumi. Setelah berhsil, semua racun dalam tubuh akan terkuras. Otot, tulang dan nadi menghisap manfaat godokan obat. Tulang dan kulit menjadi semakin kuat.

Tingkat kedua: cairan darah yang berada dalam tubuh yang mengandung obat akan mengkristal dan menjadi penyembuh rasa sakit. Membuat aliran darah di nadi kecil menjadi lancar. Tanpa melakukan tusuk jarum bisa menyembuhkan sakit pada organ dan bebas dari bahaya.

Tahap ketiga: disebut juga tahap Wu Shang Tian. Saat menghembuskan napas akan memuntahkan serat sutra yang membungkus dirinya ke dalam kepompong, yang memisahkan dirinya dari bumi dan langit dan kembali menjadi muda.

2. Tongkat Pemukul Anjing

Salah satu dari dua jurus utama Partai Kaypang setelah 18 Tapak Penakluk Naga. Tongkat Penggebuk Anjing memiliki perubahan yang bervariasi dan sangat sulit diduga. Dasar jurus ini dibagi menjadi beberapa bagian seperti membelit, memutar, menusuk, memukul, menyalip dan menghentak. Tanpa menggunakan tenaga dalam sekalipun, jurus ini sudah bisa menghajar lawan. Apalagi jika dipadukan dengan tenaga dalam, kehebatannya tentu jauh lebih dasyat.

3. Pengubah Otot

Kitab pengubah otot adalah jurus maut ketiga ciptaan pendiri shaolin Damo (Bodhidarma). Setelah meciptakan Perisai Lonceng Emas hingga tahap 12, Damo yakin tidak ada yg bisa mencapai tahap tertinggi, karena itu ia menciptakan ilmu yg lebih mudah. Keistimewaan Ilmu Pengubah Otot, menggunakan seluruh urat nadi di tubuh untuk menyatukan daya tarik magnet, mengambil kekuatan dari luar untuk dijadikan tenaga dalam. Jurus ini pada puncaknya akan menjadikan manusia dan langit bersatu. Kitab Pengubah Otot dibagi dalam 7 tahap, atau disebut juga 7 tingkat pagoda. Dua tahap pertama adalah murni melatih pernapasan.

4. Perisai Lonceng Emas

Tahap dari Perisai Lonceng Emas ini, yaitu pada tahap 1-6, kungfu ini melatih nafas berat supaya bisa membersihkan fungsi organ tubuh secara sempurna, lalu pada tahap 7-9 seseorang yang berlatih kungfu ini akan mampu bertahan dari gempuran seberat 3000kg, dan mempunyai daya ledak yang kekuatannya mencapai 2500kg. Untuk mencapai tahap ini rata-rata orang normal membutuhkan 3-5 tahun untuk menyatukan nafas dalam yang sejak mula terpecah. Dan yang terakhir pada tahap 10-12 adalah penyatuan sempurna seseorang dengan tenaga alam, sehingga sewaktu hujan atau terkena air tidak basah, dan sewaktu terkena api juga tidak terbakar, lalu dapat melawan kekuatan grafitasi bumi dalam jangka waktu yang relatif lama.

Empat manual beladiri ciptaan Bodhidarma adalah Sutra Anak Lelaki, Kitab Perisai Lonceng Emas, Sutra Pengubah Otot, dan Sutra Pembersihan Sumsum. Dari keempat kung fu itu yang paling sering mengharumkan sekaligus merajai dunia persilatan adalah Kitab Sutra Pengubah Otot, sebab mempunyai pewaris langsung dari tiap generasi, sedangkan Perisai Lonceng Emas hanya menjadi kung fu nomer 2, karena sejak diciptakan 1200 tahun kemudian baru ada 1 orang yang menguasai hingga tahap 11, beliau adalah biksu Qi Yun dari Shaolin yang berhasil menyelamatkan kitab-kitab Sutra baik sutra Budha maupun sutra kungfu dari penjarahan di akhir Dinasti Qing. Beliau adalah satu-satunya biksu Shaolin yang berhasil mendobrak hingga ke tahap 11 karena niat untuk menyelamatkan peninggalan leluhur sehingga berani menerobos kobaran api dan melayang dengan ringannya bagai dewa.

Manusia dapat berkembang terus apabila dalam hidupnya tidak terikat oleh waktu, tetapi karena usia manusia terbatas maka penguasaan kungfu ini agak sulit untuk sampai ke tingkat tertinggi, dari pertama kali diciptakan, kungfu Perisai Lonceng Emas ini tidak ada yang dapat mencapai tahap 12 (sebetulnyaBodhidarma sendiri tidak tahu sampai tahap berapa beliau bisa melangkah lagi) yang sangat sempurna. Di tahap ini manusia tidak perlu makan atau minum selama 370 hari tidak akan mempengaruhi system tubuh, melangkah di air tidak basah, melangkah masuk dalam lautan api tidak terbakar, minum racun tidak berpengaruh. Boleh dikatakan pada tahap ini manusia sudah mengalami perubahan system kerja organ tubuh menjadi lebih efisien dan tidak terlalu banyak bergerak seperti pada manusia umumnya.

 5. Tapak Buddha

Kitab tapak/telapak Budha sendiri diciptakan Sidharta Gautama di India pada masa dia belia, karena merasa tidak puas dengan kondisi sosial yang terjadi saat itu beliau bertualang mencari jawaban dari segala pertanyaan hatinya. Beliau mencari jawaban atas pertanyaan yang lama dicari manusia, mengapa ada siklus lahir dewasa, sakit tua lalu mati. Selama beliau berkelana sampai mendapat pencerahan sejati, banyak rintangan dan hambatan yang dihadapai Sidharta Gautama, mulai dari godaan nafsu kenikmatan, kekuasaan dan kekayaan. Setelah mencapai pencerahan barulah Sidharta memulai menciptakan kungfu Telapak Budha ini, dengan tujuan membasmi segala angkara dan berbagai jenis kejahatan yang ada di dunia ini.

Kungfu dari India yang bernuansa agama ini dikembangkan di dunia pada abad ke VI, ketika biksu suci dari Dinasti Tang di utus untuk mencari Kitab Tripitaka ke India, yang kisahnya sangat terkenal yaitu Perjalanan Menuju Barat. Biksu Suci Dinasti Tang saat itu Tang Suan Zhang (Tong Sam Cong) melewati 81 cobaan dan rintangan spiritualitas untuk menghadap sang Budha.

Dari India buksu Suci Tang berhasil membawa Kitab Suci Budha dan 8 Sutra Kung Fu Telapak Budha, 3 buah Senjata Prajurit Budha, dan upeti kepada Dinasti Tang Raya.
Sebenarnya Telapak Budha terdiri dari 9 Jurus, dan mempunyai 9 Bentuk Senjata Prajurit Budha, tetapi hanya ada 8 Jurus yang disebarkan ke daratan China karena jurus ke sembilan merupakan jurus yang hanya bisa dikuasai oleh sang Budha sendiri yang berfungsi sebagai pelindung sekaligus penghancur langit, bumi dan manusia, oleh karena itu jurus terakhir ini tidak boleh beredar luas ataupun disebarkan, maka jurus ini di segel di India Kuil Lui In She.

Kaisar Dinasti Tang Raya, Li Shi Min (Tang Tai Cong) merebut tahta lewat kekerasan (membunuh saudara dan guru) namun memerintah dengan bijak, sutra Budha di simpan di kuil dalam komplek Istana dan dijaga turun temurun oleh para biksu suci dari kuil Huang Jie.

300 tahun kemudian setelah Dinasti Tang runtuh, kuil Huang Jie hangus dijarah dan dibakar pemberontak. 3 biksu suci menyimpan Sutra Hati Telapak Budha dan 3 buah senjata prajurit Budha saling berpencar supaya bisa menyelamatkan benda-benda suci itu.
Tapak Budha Langit (Rulai San Zhuan) lahir dari proses meditasi memperoleh Bodhi (kebangunan/kesadaran) hingga pencerahan sang Budha Sidharta Gautama, maka kung fu ini mengandung hawa murni langit, bumi, dan manusia untuk melindungi ketiga dunia dan menyelamatkan manusia dari dosa. 
Kung fu Telapak Budha Langit ini mempunyai dasar tenaga dalam yang mewakili unsur keras dan lembut (langit dan bumi, matahari dan bulan), yaitu Es Hitam Menghindari Api sebenarnya dari dasar tenaga dalamnya saja sudah tampak daya tahan dari suatu bentuk kungfu. Dengan berbekal dasar tenaga dalam yang maha dahsyat ini saja sebenarnya sudah cukup akan mengerahkan jurus apa saja, tetapi karena pada dasarnya adalah landasan untuk mengerahkan jurus Telapak Budha Langit yang sangat keras sekaligus lembut mampu menghancurkan kejahatan tetapi juga membangun bumi. Jurus ini selaras dan tidak menimbulkan kontra dalam tubuh si pemakai kungfu ini. Di Korea ada kungfu yang keras yaitu Es Api Penghancur Langit, tetapi kurang begitu sempurna sehingga pada tahap 7 (puncak) justru mengakibatkan gangguan pada jantung si pemilik Kungfu itu.‎

 

Sejarah Kungfu Aliran Wing Chun


Pada masa Cina dijajah oleh bangsa Manchuria (Dinasti Ching), saat Kaisar Yung Cheng1 berkuasa (1723-1736), terjadi peristiwa dibakarnya Kuil Shao Lin, yang berada di Gunung Sung, Propinsi Honan. Peristiwa tersebut terjadi sekitar 300 tahun yang lalu, saat kuil ini sedang dikepung oleh tentara pemerintah Manchuria.

Saat itu pemerintahan Manchuria takut akan perkembangan kung fu di Kuil Shao Lin yang semakin lama semakin kuat dan juga karena kuil ini dianggap sebagai pusat gerakan pemberontakan 2 melawan penjajah Manchuria. Pemerintah mengirim pasukan yang dipimpin oleh Chan Man Yiu, Wong Chun May, dan Cheung King Chow untuk menyerang kuil ini. Serangan demi serangan selalu mengalami kegagalan. Chan Man Yiu kemudian bekerja sama dengan para pengkhianat dari Kuil Shao Lin, salah satunya adalah Pendeta Ma Ning Yee, dan membakar Kuil Shao Lin secara diam-diam. Banyak penghuni Shao Lin, pendeta, murid calon pendeta, maupun murid-murid yang bukan calon pendeta mati terbakar. Walaupun demikian tidak semuanya mati, beberapa berhasil lolos dari peristiwa ini. Mereka yang berhasil lolos di antaranya adalah Pendeta Wanita Ng Mui, Pendeta Chi Sin, Pendeta Pak Mei, Master Fung To Tak, dan Master Miu Hin 3, dan juga beberapa orang murid, yang paling terkenal di antaranya adalah Hung Hay Kwun (Hung Si Kuan), Fong Sai Yuk (Fang Se Yu) 4, Luk Ah Choy, dan lain-lainnya. Kelima pendeta/master ini adalah lima guru yang mewakili lima gaya kung fu Shao Lin.

Pendeta Chi Sin yang mempunyai murid paling banyak memimpin pelawanan terhadap pemerintahan Manchuria. Pendeta ini bersama dengan beberapa orang murid kesayangannya, yaitu Hung Hay Kwun,Tung Chin Kun, dan Tse Ah Fook, menjadi buronan pemerintah. Agar tidak tertangkap, Pendeta Chi Sin memerintahkan murid-muridnya untuk menyamar, lalu ia sendiri menyamar menjadi juru masak di Perahu Merah/The Red Junk 5. Sementara itu Master Miu Hin, anaknya perempuannya, Miu Tsui Fa, dan cucunya, Fong Sai Yuk, bersembunyi untuk sementara waktu di kalangan suku minoritas Miao dan Yao, yang berlokasi di antara propinsi Sze Chuan dan Yunnan. Mereka kemudian berkeliling dan melakukan banyak hal sehingga melahirkan legenda-legenda fantastis, di antaranya adalah "Fong Sai Yuk menantang sang juara bertahan turnamen kung fu".

Pendeta Wanita Ng Mui adalah satu-satunya master wanita dari Shao Lin dan yang tertua dari kelima master tersebut. Ia lebih toleran terhadap pemerintah Manchuria daripada keempat saudara seperguruannya ini. Walaupun demikian kadang-kadang ia juga menggunakan kung fu-nya untuk menegakkan keadilan. Ng Mui pergi berkeliling Cina, perjalanannya ini melahirkan legenda "Ng Mui membunuh Lee Pa Shan di hamparan bunga plum 6". Ia lalu mengundurkan diri dan bersumpah untuk tidak terlibat lagi dalam peristiwa-peristiwa kekerasan. Ia kemudian menetap diKuil Bangau Putih yang terletak di gunung Tai Leung (juga disebut gunung Chai Ha), di antara propinsi Yunnan dan Sze Chuan. Ia berkonsentrasi mendalami Zen Buddhisme, sebuah sekte Buddha yang dikembangkan oleh Bodhidharma 7, dan juga ilmu kung fu sebagai hobby yang amat disukainya. Ng Mui, seperti juga yang lainnya, tidak pernah melupakan pengalaman pahit peristiwa kebakaran dan pengkhianatan di Kuil Shao Lin. Ia juga khawatir akan pengejaran yang dilakukan oleh para pengkhianat dan pasukan pemerintah Manchuria. Ia sadar akan kesulitan yang akan dialaminya jika suatu saat bertemu dengan para pengkhianat yang juga telah menguasai ilmu bela diri Shao Lin tersebut. Ia sadar bahwa pengetahuan teoritis bela dirinya sejajar dengan mereka, dan suatu saat kemampuan fisiknya akan kalah dengan para pengkhianat yang jauh lebih muda darinya. Untuk mengatasi hal ini, cara satu-satunya adalah dengan menciptakan sebuah teknik bertarung baru yang mampu mengatasi teknik-teknik bertarung Shao Lin. Pertanyaannya adalah apa teknik baru itu dan bagaimana menciptakannya?


Lahirnya Teknik Bertarung Baru

Suatu saat Ng Mui menyaksikan pertarungan antara seekor rubah dan seekor bangau liar besar. Rubah itu berjalan mengitari bangau mencari kesempatan untuk menyerang, sementara bangau diam di tengah dan berputar-putar untuk menghadapi rubah. Setiap kali rubah menyerang dengan cakarnya, bangau menghalau dengan sayapnya dan pada saat yang sama balik menyerang dengan paruhnya. Rubah tersebut memanfaatkan kelincahannya untuk menghindar dan menyerang tiba-tiba dengan cakarnya. Demikian perkelahian ini berlangsung dalam waktu yang cukup lama hingga Ng Mui mendapatkan inspirasi untuk mengembangkan teknik pertarungan baru. Siapa di antara bangau dan rubah yang menjadi pemenang tidaklah penting. Ng Mui berkonsentrasi untuk menyesuaikan gerakan cakar rubah dan sayap bangau menjadi gerakan manusia. Ia berhasil menciptakan satu set gerakan tempur yang tetap mempertahankan gerakan rubah dan bangau tetapi sesuai dengan gerakan manusia.

Gerakan kung fu Shao Lin yang menitik beratkan pada suatu pola tetap, terlalu rumit untuk Ng Mui. Dalam teknik barunya ini ia menitikberatkan pada kesederhanaan gerak dan keanekaragaman kegunaan. Hal ini cukup menyimpang dari teknik-teknik Shao Lin. Dengan kata lain, dari sepuluh set atau lebih gerakan Shao Lin, satu dan lainnya hanya berbeda sedikit, hanya akan memberikan latihan stereotip bagi para anak didik. Sistem baru ciptan Ng Mui ini terdiri dari beberapa gerakan sederhana yang digabungkan, dan setelah mengalami beberapa perbaikan dan penyempurnaan, dibagi menjadi tiga jurus dan satu set gerakan berlatih menggunakan "orang-orangan kayu". Terlebih lagi dalam gaya Shao Lin, banyak gerakan yang memiliki pose menarik dan nama yang indah, seperti "Tarian Naga dan Pheonix", "Tongkat Master Tao", dan "Singa Keluar Dari Gua", tetapi dalam pertempuran yang sesungguhnya tidak dapat diprektekkan. Kebalikannya, dalam teknik baru ini, setiap gerakan adalah gerakan tempur yang sesungguhnya dan sangat praktis. Sudah tidak ada lagi gerakan-gerakan dan pose-pose indah yang hanya berguna untuk menarik perhatian. Gerakan-gerakan ini memiliki nama-nama yang sesuai dengan kegunaan dan bentuk gerakannya, seperti "Telapak Tangan Menghadap Ke Atas", sebuah nama yang sangat jelas menunjukkan gerak tangan yang diwakilinya.

Perbedaan lainnya adalah dalam teknik Shao Lin terlalu banyak menekankan latihan fisik. Seorang murid harus berlatih kuda-kuda yang kuat selama dua atau tiga tahun sebelum ia dapat melanjutkan pelajaran. Dalam teknik barunya, Ng Mui lebih menekankan penggunaan metode dalam mengalahkan musuh daripada dengan menggunakan kekuatan. Memang dalam metode ini perlu juga melatih kekuatan, tetapi dalam pertempuran yang sesungguhnya, yang terpenting adalah menerapkan metode yang tepat untuk masing-masing keadaan, dan juga untuk masing-masing lawan. Untuk keperluan ini, para pengikut akan dibekali dengan beragam teknik gerakan tangan, kuda-kuda, dan gerak langkah yang fleksibel. Dengan kata lain, dalam pertempuran yang sesungguhnya, gaya Shao Lin akan menggunakan gerakan tangan dan kuda-kuda lebar, sementara teknik baru ini akan menggunakan langkah kaki yang mengejar dan teknik bertempur jarak dekat. Dalam gaya Shaolin, kuda-kuda yang paling sering digunakan adalah "kaki depan sebagai busur dan kaki belakang sebagai anak panah" atau disebut juga kuda-kuda depan, sementara dalam teknik baru ini menggunakan kuda-kuda "kaki depan sebagai anak panah dan kaki belakang sebagai busur" atau disebut juga kuda-kuda belakang. Kuda-kuda belakang ini memungkinkan diterapkannya teknik "tendangan menghujam ke depan" yang cepat untuk menyerang tempurung lutut orang-orang yang menggunakan kuda-kuda depan, dan dapat mundur dengan cepat, jika kaki depannya sendiri diserang.Teknik baru ini akhirnya membuktikan ketidakefektifan gaya-gaya lebar Shao Lin.


Yim Wing Chun Yang Jelita

Nona Yim Wing Chun adalah penduduk asli propinsi Kwang Tung. Setelah ibunya meninggal, ia tinggal berdua dengan ayahnya, Yim Yee. Sejak kecil ia telah dijodohkan dengan Leung Bok Chao, seorang pedagang garam dari propinsi Fu Kien (Hok Kian). Sebagai murid Shao Lin, Yim Yee berusaha menggunakan kung fu-nya untuk menegakkan keadilan. Dengan demikian ia sering terlibat dalam urusan pengadilan. Agar tak ditangkap, ia mengajak anak perempuannya melarikan diri ke perbatasan antara propinsi Yunnan dan Sze Chuan dan menetap di kaki gunung Tai Leung. Mereka hidup dari hasil penjualan tahu di pasar. Yim Wing Chun tumbuh menjadi seorang gadis lincah, dan cantik. Keatraktifannya ini akan mengakibatkan masalah di kemudian hari.

Ada seorang preman lokal bermarga Wong yang terkenal bertabiat buruk. Karena kemampuan kung fu-nya dan juga karena tangan hukum begitu lemahnya di daerah terpencil ini, ia ditakuti oleh penduduk setempat. Karena tertarik dengan kecantikan Yim Wing Chun, ia mengirimkan perantara untuk melamar gadis ini, dengan ancaman jika ditolak, ia akan memaksa Wing Chun menikahinya. Ayah Wing Chun sudah tua dan Wing Chun sendiri adalah gadis yang lemah. Oleh karena itu mereka sangat khawatir dan tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Sementara itu, Pendeta Wanita Ng Mui, yang tinggal dekat desa ini, sering mengunjungi pasar desa. Setiap kali ia lewat di kios tahu Yim Yee, ia selalu mampir dan berbelanja. Dengan demikian, mereka menjadi saling mengenal. Suatu hari, saat ia berbelanja, ia memperhatikan ada sesuatu yang tidak biasa pada ekspresi ayah dan anak ini. Ketika ditanyakan, mereka menceritakan masalah tersebut kepada Ng Mui. Pengakuan ini membangkitkan kembali rasa keadilan dalam diri Ng Mui yang sudah lama dipendam. Ia memutuskan untuk membantu Yim Wing Chun, tetapi tidak dengan melawan Wong, suatu hal yang pasti dilakukannya sebelum mengundurkan diri. Alasannya adalah bahwa ia tidak ingin menunjukkan identitas aslinya sebagai pendekar Shao Lin, dan juga karena tidak layak baginya, sebagai seorang ahli bela diri terkenal dari Shao Lin, bertarung melawan preman tak ternama dari sebuah desa terpencil. Ia memutuskan untuk mengajari teknik bela diri ciptaannya kepada Yim Wing Chun. Bagi Wing Chun sendiri, ilmu bela diri bukan sesuatu yang aneh, karena ayahnya adalah murid Shao Lin. Selama ini Wing Chun merasa belum perlu mempelajari ilmu ayahnya. Kini dengan panduan Ng Mui, sang master wanita dari Shao Lin, dan juga karena kepandaian dan kerja kerasnya, ia berhasil menguasai teknik ini dalam waktu tiga tahun.

Pada suatu hari Ng Mui memberitahu bahwa Wing Chun sudah menguasai semua teknik-teknik ciptaannya dan diperbolehkan kembali ke rumah ayahnya dan menyelesaikan masalah dengan Wong. Sekembalinya ia ke rumah ayahnya, preman tersebut mulai menggodanya lagi. Kali ini Wing Chun menantangnya berkelahi. Wong terkejut, tetapi menerima tantangan ini. Ia sangat yakin dapat mengalahkan Wing Chun dan menikahinya, tetapi dalam pertarungan tersebut ia dikalahkan oleh Wing Chun. Sejak saat itu, Wong tak berani lagi mengganggu Wing Chun. Setelah peristiwa ini, Wing Chun terus berlatih teknik ini, tetapi Ng Mui merasa kehidupan di kaki gunung Tai Leung terlalu monoton dan pergi berkelana. Ia berpesan pada Wing Chun untuk menjaga peraturan Shao Lin dan berhati-hati dalam meneruskan teknik ini agar tidak jatuh ke tangan orang-orang yang tak pantas.


Leung Bok Chao Dan Leung Lan Kwai

Yim Wing Chun akhirnya menikah dengan tunangannya Leung Bok Chau. Ia berhasil menurunkan teknik yang dipelajarinya dari Ng Mui ini kepada suaminya. Leung Bok Chao sendiri pernah mempelajari bela diri, dan rajin berlatih di waktu senggangnya. Setelah pernikahan mereka, Wing Chun sering berdiskusi dengannya tentang teknik-teknik pertarungan. Awalnya ia meremehkan Wing Chun, karena menganggap Wing Chun adalah wanita yang lemah. tetapi Wing Chun berhasil memperoleh kesempatan untuk berlatih dengan suaminya dan berhasil mengalahkannya setiap kali mereka berlatih. Leung Bok Chao pun akhirnya sadar bahwa Wing Chun bukanlah seorang wanita lemah, tetapi seorang ahli seni bela diri. Sejak saat itu ia mengagumi teknik istrinya dan sering berlatih berdua. Ia menyebut teknik ini "Wing Chun Kuen" untuk menghormati istrinya.

Leung Bok Chao kemudian meneruskan teknik Wing Chun Kuen ini kepada Leung Lan Kwai, seorang tabib ahli tulang yang tidak pernah menonjolkan kemampuannya dalam bela diri. Bahkan keluarga dan sahabat-sahabatnya tidak mengetahui akan keahliannya dalam Wing Chun Kuen ini. Rahasia ini hanya sekali ditunjukkan, ketika ia membantu seorang pesilat yang sedang dikeroyok oleh sekelompok pesilat lain. Bagaimanapun juga, ia selalu berusaha untuk tidak menyombongkan diri dan menerapkan pesan pendahulunya, yaitu "tidak mengungkapkan keahlian Wing Chun Kuen kepada orang lain".


Wong Wah Bo Dan Leung Yee Tei

Walaupun ia menutup mulut tentang Wing Chun Kuen, Leung Lan Kwai meneruskan teknik ini kepada Wong Wah Bo, walaupun secara kebetulan. Wong Wah Bo adalah seorang aktor dari perkumpulan opera Cina. Pada jaman ini, aktor opera Cina disebut "Pengikut Perahu Merah (The Red Junk)". Leung Lan Kwai sebenarnya tidak ingin menerima murid, tetapi sifat-sifat Wong Wah Bo yang memiliki rasa keadilan yang tinggi membuat Leung Lan Kwai bersedia menerimanya sebagai murid.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa banyak dari para pengikut perahu merah mengerti kung fu. Karena riasan yang mereka kenakan saat tampil di panggung, identitas mereka sulit diketahui. Itulah sebabnya banyak pengikut Shao Lin bergabung dengan perkumpulan opera ini untuk bersembunyi dari kejaran pemerintah Manchuria. Tetapi menyimpan rahasia tetap merupakan hal yang sulit. Banyak dari para pengikut Shao Lin yang membuka rahasianya kepada orang yang mereka percaya. Untungnya tidak ada di antara orang kepercayaan ini yang melaporkannya ke pemerintah Manchuria. Salah satu dari pengikut Shao Lin ini adalah Master Chi Sin, yang sudah diceritakan pada awal cerita ini. Ia menjadi pahlawan perkumpulan ini dan mengajarkan kepada mereka teknik-teknik bela diri Shao Lin dan mempersiapkan mereka untuk melawan pemerintah Manchuria jika saatnya tiba.

Salah satu murid Master Chi Sin adalah Leung Yee Tei. Ia bukan aktor tetapi salah satu petugas kapal yang bertugas mengemudikan perahu dengan menggunakan tongkat panjang. Di antara semua teknik yang diajarkan Master Chi Sin, yang sangat dikaguminya adalah teknik menggunakan tongkat panjang. Untung bagi Leung Yee Tei, Master Chi Sin adalah ahli menggunakan "tongkat panjang enam setengah point" dan menganggap Leung Yee Tei cukup pantas untuk menjadi penerus teknik ini.

Wong Wah Bo sang aktor adalah salah satu penghuni kapal yang dikemudikan Leung Yee Tei. Ia sangat mengagumi teknik tongkat Leung Yee Tei, sebaliknya Leung Yee Tei mangagumi teknik Wing Chun dari Wong Wah Bo. Mereka saling bertukar pengetahuan. Hasilnya Leung Yee Tei menjadi penerus teknik Wing Chun dan teknik Wing Chun sendiri bertambah dengan masuknya teknik tongkat panjang enam setengah point, di samping teknik golok Pa Chan Tao yang sudah ada dalam Wing Chun. Saat bertukar kepandaian, mereka menyadari bahwa mereka dapat meningkatkan kemampuan masing-masing dengan menambahkan hal-hal yang telah mereka pelajari satu sama lain. Contohnya, teknik tongkat panjang enam setengah point dapat diperbaiki dengan memasukkan teknik Wing Chun ke dalamnya. Mereka lalu menerapkan teknik Chi Sau (tangan menempel) dan berhasil menciptakan teknik yang diberi nama Chi Kwun (tongkat menempel). Lebih jauh lagi, mereka berhasil meningkatkan daya guna tongkat dengan mengurangi jarak antara kedua lengan yang memegang tongkat, dan mengubah gerak kakinya menjadi seperti gerak kaki gaya tangan kosong.


Leung Jan Dari Fat Shan

Di masa tuanya Leung Yee Tei meneruskan teknik-teknik Wing Chun dan tongkat panjang enam setengah point ke Leung Jan, seorang tabib terkenal dari Fat Shan, satu dari empat kota terkenal di propinsi Kwang Tung, Cina selatan. Fat Shan yang merupakan persilangan dari beberapa jalur transportasi ramai dekat Sungai Mutiara, adalah sebuah kota perdagangan yang terkenal dan berpenduduk padat. Banyak pejabat pemerintah, pedagang-pedagang besar, buruh, dan orang-orang biasa tinggal di sini. Leung Jan, pemilik sebuah toko obat ramuan tradisional, dibesarkan dalam keluarga yang baik, berpendidikan, dan sopan. Selain mengurus Toko Obat Jan Shan di Jalan Sumpit di Fat Shan, ia juga membuka praktek tabib. Ia cukup profesional dalam bidang ini, dan dipercaya oleh masyarakat sekitarnya. Bisnisnya maju. Di waktu senggang ia suka membaca buku, dan juga seni bela diri. Ia tak ingin sembarangan memilih guru untuk belajar bela diri. Ia tak menyukai jurus dan kuda-kuda lebar yang terlihat ganas. Sistem yang menitik beratkan kekuatan fisik dan kasar tidak disukainya, demikian juga dengan gaya-gaya indah tetapi tidak praktis untuk perkelahian. Yang ia inginkan adalah gaya yang praktis dan bermanfaat, walaupun sederhana. Bertahun-tahun ia mencari guru dan sistem bela diri yang ideal, hingga pada suatu saat ia bertemu dengan Leung Yee Tei dan belajar teknik Wing Chun darinya.

Dalam waktu yang tak terlalu lama, Leung Jan telah dijuluki "Raja Kung Fu Wing Chun". Ketenarannya ini menarik perhatian para penantang. Orang-orang ambisius memaksa bertarung dengannya, tetapi semuanya dikalahkan dengan cepat. Jika orang-orang mendengar nama Leung Jan, mereka akan mengingat gelarnya "Raja Kung Fu Wing Chun" dan peristiwa ia mengalahkan lawan-lawannya. Sampai sekarangpun para generasi tua masih membicarakan tentangnya dengan penuh semangat.


Wah Si Manusia Kayu, Leung Tsun, Dan Wah Si Penukar Uang

Ketertarikan Leung Jan terhadap Wing Chun memaksanya untuk menerima beberapa orang murid, termasuk kedua anaknya, Leung Tsun dan Leung Bik. Walaupun demikian ia tidak pernah menganggap dirinya sebagai pengajar profesional. Ia mengajari mereka Wing Chun setiap sore hari setelah selesai mengurus tokonya.

Di antara murid-muridnya ada seorang yang dijuluki Wah Si Manusia Kayu. Nama ini didapatnya karena sepasang tangannya yang kuat dan sekeras kayu. Ia sering mematahkan orang-orangan kayu pada saat latihan. Setiap sore, ia belajar Wing Chun bersama saudara-saudara seperguruannya dibawah bimbingan Leung Jan.

Di sebelah toko Leung Jan, ada kios penukaran uang milik Chan Wah Sun, yang dijuluki Wah The Money Changer (Wah Si Penukar Uang). Ia sangat ingin belajar kung fu dan ingin belajar dari guru kung fu terkenal. Karena kiosnya tepat di sebelah toko obat Leung Jan yang sangat dikaguminya, ia sangat ingin meminta Leung Jan untuk menerimannya menjadi murid. Tetapi karena Leung Jan adalah pria terhormat dari keluarga terkenal dan juga pemilik toko yang cukup berada, Wah Si Penukar Uang merasa malu untuk meminta Leung Jan mengajarinya. Lagi pula ia tidak tahu apakah Leung Jan bersedia menerimanya atau tidak. Tetapi keinginannya yang kuat dan rasa hormatnya terhadap Leung Jan memberikan harapan besar baginya. Setiap hari sesudah segala pekerjaan selesai dan jalan mulai sepi, ia mengendap-endap ke pintu Leung Jan dan mengintipnya mengajar kung fu dari celah pintu. Leung Jan menjadi idolanya. Setiap gerakan tangan dan kakinya ia pelajari baik-baik dan sangat membekas pada dirinya. Semakin hari keinginannya untuk belajar menjadi semakin tebal.

Suatu hari ia merasa sudah saatnya untuk datang pada Leung Jan dan memintanya mengajari kung fu. Tepat seperti dugaannya Leung Jan menolak dengan halus. Ia kecewa, tetapi tidak putus asa. Ia memikirkan cara untuk memenuhi keinginannya. Pada saat Leung Jan sedang tidak berada di tokonya dan Leung Tsun, anak tertua Leung Jan, sedang sendirian, Wah Si Manusia Kayu membawa seseorang datang ke toko obat Leung Jan. Orang ini sesungguhnya adalah Wah Si Penukar Uang. Leung Tsun, yang merasa lebih hebat, menerima tantangan ini, untuk menguji seberapa tinggi pengetahuan sang murid gelap ini. Leung Tsun sesungguhnya tidak segiat saudara seperguruannya, Wah Si Manusia Kayu, dalam mempelajari Wing Chun. Segera setelah kedua tangan mereka bersentuhan, Wah Si Penukar uang sadar bahwa lawannya tidak sehebat yang ia duga. Pada suatu ketika Wah Si Penukar Uang berhasil memasukkan sebuah pukulan lurus dan Leung Tsun pun terjatuh tepat menimpa kursi kesayangan ayahnya. Patahlah salah satu kaki kursi itu. Mereka takut dimarahi oleh Leung Jan oleh karena itu mereka lalu berusaha menyambung kembali kaki kursi itu.

Karakteristik Teknik Wing Chun

Wing Chun adalah sebuah bentuk seni bela diri yang sangat unik, spesialisasi pada pertarungan jarak dekat, memakai pukulan cepat dan tendangan dengan pertahanan yang ketat serta ketangkasan gerak kaki untuk mempercepat gerak maju. Wing Chun yang efektif dapat dicapai dengan kordinasi antara serangan dan pertahanan yang serentak dan serangan balik.

Praktisi Wing Chun harus belajar untuk melontarkan jumlah energi yang tepat dengan keadaan santai. Guru Wing Chun yang baik akan mengajarkan muridnya untuk mengatasi serangan dengan mengatur posisi dan struktur tubuh daripada menghadapi langsung. Gaya Wing Chun meliputi tendangan, menangkis, serangan beruntun, tinju, menjebak dan mengontrol teknik sebagai bagian dari pertarungan.

Latihan Dasar Teknik Wing Chun

Kuda Kuda

Kuda-kuda dianggap sebagian besar praktisi beladiri modern sebagai sesuatu yang kuno dan kurang berguna, namun sebenarnya banyak aspek yang terkandung di dalam latihan kuda-kuda. Kuda-kuda dalam beladiri internal adalah aspek Di (Bumi), dalam teknik tenaga dalam kuda-kuda sangat dibutuhkan dalam aspek Tenaga Bumi. Latihan Kuda-kuda banyak fungsinya, asalkan kita mengetahui dengan jelas bagaimana kondisi Kita saat melakukan Kuda-kuda.

Kuda-kuda yang dilakukan yang banyak ditentang oleh praktisi modern adalah efektivitasnya dalam pertarungan. Pertarungan maupun teknik beladiri mengalami banyak sekali perubahan dan transformasi serta evolusi. Dimana dulu pertarungan memakai tenaga, sekarang lebih ke teknik. Banyak praktisi beladiri konservatif yang selalu mempertahankan bentuk kuda-kuda saat mereka Fighting. hal ini memengaruhi efektifitas dan efisiensi gerakan mereka sendiri. Dimana sekarang standing style dari kebanyakan beladiri lebih fleksibel daripada pemakaian kuda-kuda.

Pelatihan pertama adalah latihan Kuda-kuda tetap atau kuda-kuda netral (neutral stance). Dalam teknik ini, dilatih kekuatan jari kaki, telapak Pisau kaki , samping kaki, paha, tulang belakang, tulang ekor, kestablian, serta kordinasi otot. Kuda-kuda ini bila terus dilatih akan meningkatkan teknik fleksibilitas teknik langkah, sehingga badan semakin ringan. Bentuk kuda-kuda depan (front stance) bertumpu pada kaki belakang, bentuknya mirip dengan kuda-kuda San Zhan / Sam Chien, disebut juga kuda-kuda tipu atau kuda-kuda kucing (dalam bahasa Jepang disebut Neko Ashi Dachi).

Ada 3 macam pergeseran kuda - kuda dalam wing chun (mandarin : Hang Ma) diantaranya :

1. Hang Ma di tempat ( One Spot Body Movement Step )

Pada style ini, Hang Ma menitik beratkan pada salah satu titik di salah satu kaki. dimana pusa pergeseran paling besar adalah di pinggang. pada Hang Ma ini, sangat ditekankan pada rotasi pada pinggang. Hang Ma ini sangat berguna pada pertarungan, dimana kita bisa langsung memutar badan ke arah lain tanpa bertukar tempat. Contoh, saat kita sedang menghadapi lawan di sebelah kiri, maka jika ada penyerang dari sebelah kanan, kita langsung beralih ke sebelah kanan, begitu juga saat posisi depan dan belakang.

2. Hang Ma maju dan mundur satu kaki ( Same Leg Body Movement Step )

Pada style ini, kita bisa bergerak dalam kondisi menyerang, dimana seperti style pada beberapa macam beladiri, waktu kita maju, kaki depan maju dahulu, waktu mundur, kaki belakang mundur dahulu, waktu ke kiri, kaki kiri dahulu, dan waktu ke kanan, kaki kanan duluan.

3. Hang Ma Ganti Kaki (Change Leg Body Movement Step ) atau Biu Ma (thursting step)

Pada style ini kita bisa bergerak menyerang, bertahan ataupun melakukan serangan sembari bertahan. Sebenarnya masih ada satu lagi posisi kaki, yaitu posisi berdiri satu kaki, namun kebanyakan posisi ini hanya untuk latihan atau pun pada posisi tertentu. latihan posisi ini sangat berguna saat bertarung di tempat yang tidak rata. Aplikasi latihan ini akan bermanfaat saat kita melatih teknik kedua yaitu Chum Kiu dan latihan tenaga Biu Ji.

Catatan:

1- Menurut kisah yang diceritakan oleh Grandmaster Yip Man, peristiwa ini terjadi pada masa pemerintahan Kaisar Kang Hsi, sekitar 50 tahun sebelum Yung Cheng. Tetapi menurut fakta-fakta sejarah, lebih tepat jika peristiwa ini terjadi pada jaman pemerintahan Kaisar Yung Cheng.
2- Suatu gerakan perlawanan terhadap penjajahan Manchuria yang bersemboyan "Jatuhkan Dinasti Ching Dan Bangkitkan Kembali Dinasti Ming (Pan Ching Fu Ming)". Gerakan ini adalah cikal bakal dari organisasi Mafia Cina TRIAD yang ada sekarang.
3- Ada dua versi mengenai kelima master yang selamat dari kebakaran ini. Versi Martial Arts Circle dan versi TRIAD. Dalam versi TRIAD mereka yang selamat adalah: Choy Tak Thung, Fong Tai Hung, Wu Tak Tei, Ma Chiu Hing, dan Li Sik Hoy. Mereka semuanya adalah pria. Versi yang dipakai dalam cerita ini adalah versi Martial Arts Circle.
4- Hung Hei Kwun adalah pendiri aliran Hung Gar Kung Fu (Hung Kuen), dan Fong Sai Yuk adalah pendiri aliran Five Pattern Hung Kuen.
5- Perahu merah adalah perahu jung Cina berdasar rata yang dipakai sebagai alat transportasi oleh rombongan teater Opera Cina atau Opera Kanton. Perahu ini dicat merah seluruhnya dan diberi banyak hiasan .
6- Hamparan bunga plum adalah patok-patok kayu setinggi manusia (sekitar 1,6 meter) yang ditanam di tanah. Jika dilihat dari atas, patok-patok ini akan tampak seperti kelopak bunga plum. Di antara patok-patok tersebut ditanam pisau-pisau dengan ujung tajam mengarah ke atas.‎
7- Bodhidharma adalah seorang pendeta Budha yang datang dari India pada jaman Dinasti Liang (503-557). Ia mengembangkan aliran Zen Buddhisme di Cina dan dipercaya sebagai pencipta kung fu Shao Lin. Tetapi menurut penelitian, kung fu sudah terdapat di Cina sejak jaman kaisar Huang Ti (2698 Sebelum Masehi) ‎

 

Doa Nabi Sulaiman Menundukkan Hewan dan Jin

  Nabiyullah Sulaiman  'alaihissalam  (AS) merupakan Nabi dan Rasul pilihan Allah Ta'ala yang dikaruniai kerajaan yang tidak dimilik...