Minggu, 22 November 2020

Sejarah Peradaban Mesir Kuno dan Datar Raja Mesir Kuno


Mesir Kuno adalah suatu peradaban kuno di bagian timur laut Afrika. Peradaban ini terpusat di sepanjang hilir sungai Nil. Peradaban ini dimulai dengan unifikasiMesir Hulu dan Hilir sekitar 3150 SM. ‎dan selanjutnya berkembang selama kurang lebih tiga milenium. Sejarahnya mengalir melalui periode kerajaan-kerajaan yang stabil, masing-masing diantarai oleh periode ketidakstabilan yang dikenal sebagai Periode Menengah. Mesir Kuno mencapai puncak kejayaannya pada masa Kerajaan Baru. Selanjutnya, peradaban ini mulai mengalami kemunduran. Mesir ditaklukan oleh kekuatan-kekuatan asing pada periode akhir. Kekuasaan firaun secara resmi dianggap berakhir pada sekitar 31 SM, ketika Kekaisaran Romawi menaklukkan dan menjadikan wilayah Mesir Ptolemeus sebagai bagian dari provinsi Romawi. ‎Meskipun ini bukanlah pendudukan asing pertama terhadap Mesir, periode kekuasaan Romawi menimbulkan suatu perubahan politik dan agama secara bertahap di lembah sungai Nil, yang secara efektif menandai berakhirnya perkembangan peradaban merdeka Mesir.

Peradaban Mesir Kuno didasari atas pengendalian keseimbangan yang baik antara sumber daya alam dan manusia, ditandai terutama oleh:

irigasi teratur terhadap Lembah Nil;
pendayagunaan mineral dari lembah dan wilayah gurun di sekitarnya;
perkembangan sistem tulisan dan sastra;
organisasi proyek kolektif;
perdagangan dengan wilayah Afrika Timur danTengah serta Mediterania Timur; serta
kegiatan militer yang menunjukkan kekuasaan terhadap kebudayaan negara/suku bangsa tetangga pada beberapa periode berbeda.
Pengelolaan kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan oleh penguasa sosial, politik, dan ekonomi, yang berada di bawah pengawasan sosok Firaun.

Pencapaian-pencapaian peradaban Mesir Kuno antara lain: teknik pembangunan monumen seperti piramida, kuil, dan obelisk; pengetahuan matematika; teknik pengobatan; sistem irigasi dan agrikultur; kapal pertama yang pernah diketahui;‎ teknologi tembikar glasir bening dan kaca; seni dan arsitektur yang baru; sastra Mesir Kuno; dan traktat perdamaian pertama yang pernah diketahui. M‎esir telah meninggalkan warisan yang abadi. Seni dan arsitekturnya banyak ditiru, dan barang-barang antik buatan peradaban ini dibawa hingga ke ujung dunia. Reruntuhan-reruntuhan monumentalnya menjadi inspirasi bagi pengelana dan penulis selama berabad-abad.

Sejarah 

Pada akhir masa Paleolitik, iklim Afrika Utara menjadi semakin panas dan kering. Akibatnya, penduduk di wilayah tersebut terpaksa berpusat di sepanjang sungai Nil. Sebelumnya, semenjak manusia pemburu-pengumpulmulai tinggal di wilayah tersebut pada akhir Pleistosen Tengah (sekitar 120 ribu tahun lalu), sungai Nil telah menjadi urat nadi kehidupan Mesir. ‎Dataran banjir Nil yang subur memberikan kesempatan bagi manusia untuk mengembangkan pertanian dan masyarakat yang terpusat dan mutakhir, yang menjadi landasan bagi sejarah peradaban manusia.

Periode Pradinasti

Pada masa pra dan awal dinasti, iklim Mesir lebih subur daripada saat ini. Sebagian wilayah Mesir ditutupi olehsabana berhutan dan dilalui oleh ungulata yang merumput. Flora dan fauna lebih produktif dan sungai Nil menopang kehidupan unggas-unggas air. Perburuan merupakan salah satu mata pencaharian utama orang Mesir. Selain itu, pada periode ini, banyak hewan yang didomestikasi

Sekitar tahun 5500 SM, suku-suku kecil yang menetap di lembah sungai Nil telah berkembang menjadi peradaban yang menguasai pertanian dan peternakan. Peradaban mereka juga dapat dikenal melalui tembikar dan barang-barang pribadi, seperti sisir, gelang tangan, dan manik. Peradaban yang terbesar di antara peradaban-peradaban awal adalahBadari di Mesir Hulu, yang dikenal akan keramik, peralatan batu, dan penggunaan tembaga.

Di Mesir Utara, Badari diikuti oleh peradaban Amratia dan Gerzia, yang menunjukkan beberapa pengembangan teknologi. Bukti awal menunjukkan adanya hubungan antara Gerzia dengan Kanaan dan pantai Byblos.

Sementara itu, di Mesir Selatan, peradaban Naqada, mirip dengan Badari, mulai memperluas kekuasaannya di sepanjang sungai Nil sekitar tahun 4000 SM. Sejak masa Naqada I, orang Mesir pra dinasti mengimpor obsidian dari Ethiopia, untuk membentuk pedang dan benda lain yang terbuat dari flake. ‎Setelah sekitar 1000 tahun, peradaban Naqada berkembang dari masyarakat pertanian yang kecil menjadi peradaban yang kuat. Pemimpin mereka berkuasa penuh atas rakyat dan sumber daya alam lembah sungai Nil.‎ Setelah mendirikan pusat kekuatan di Hierakonpolis, dan lalu di Abydos, penguasa-penguasa Naqada III memperluas kekuasaan mereka ke utara.

Budaya Naqada membuat berbagai macam barang-barang material - yang menunjukkan peningkatan kekuasaan dan kekayaan dari para penguasanya - seperti tembikar yang dicat, vas batu dekoratif yang berkualitas tinggi, pelat kosmetik, dan perhiasan yang terbuat dari emas, lapis, dan gading. Mereka juga mengembangkan glasir keramik yang dikenal dengan nama tembikar glasir bening. ‎Pada fase akhir masa pra dinasti, peradaban Naqada mulai menggunakan simbol-simbol tulisan yang akan berkembang menjadi sistem hieroglif untuk menulis bahasa Mesir kuno.

Periode Dinasti Awal

Pendeta Mesir pada abad ke-3 SM, Manetho, mengelompokan garis keturunan firaun yang panjang dari Menes ke masanya menjadi 30 dinasti. Sistem ini masih digunakan hingga hari ini. ‎Ia memilih untuk memulai sejarah resminya melalui raja yang bernama "Meni" (atauMenes dalam bahasa Yunani), yang dipercaya telah menyatukan kerajaan Mesir Hulu dan Hilir (sekitar 3200 SM). ‎Transisi menuju negara kesatuan sejatinya berlangsung lebih bertahap, berbeda dengan apa yang ditulis oleh penulis-penulis Mesir Kuno, dan tidak ada catatan kontemporer mengenai Menes. Beberapa ahli kini meyakini bahwa figur "Menes" mungkin merupakan Narmer, yang digambarkan mengenakan tanda kebesaran kerajaan pada pelat Narmer yang merupakan simbol unifikasi.

Pada Periode Dinasti Awal, sekitar 3150 SM, firaun pertama memperkuat kekuasaan mereka terhadap Mesir hilir dengan mendirikan ibukota di Memphis. Dengan ini, firaun dapat mengawasi pekerja, pertanian, dan jalur perdagangan ke Levant yang penting dan menguntungkan.. Peningkatan kekuasaan dan kekayaan firaun pada periode dinasti awal dilambangkan melalui mastaba (makam) yang rumit dan struktur-struktur kultus kamar mayat di Abydos, yang digunakan untuk merayakan didewakannya firaun setelah kematiannya. In‎stitusi kerajaan yang kuat dikembangkan oleh firaun untuk mengesahkan kekuasaan negara atas tanah, pekerja, dan sumber daya alam, yang penting bagi pertumbuhan peradaban Mesir kuno.

Kerajaan Lama

Kemajuan dalam bidang arsitektur, seni, dan teknologi dibuat pada masa Kerajaan Lama. Kemajuan ini didorong oleh meningkatnya produktivitas pertanian, yang dimungkinkan karena pemerintahan pusat dibina dengan baik. ‎Di bawah pengarahan wazir, pejabat-pejabat negara mengumpulkan pajak, mengatur proyek irigasi untuk meningkatkan hasil panen, mengumpulkan petani untuk bekerja di proyek-proyek pembangunan, dan menetapkan sistem keadilan untuk menjaga keamanan. D‎engan sumber daya surplus yang ada karena ekonomi yang produktif dan stabil, negara mampu membiayai pembangunan proyek-proyek kolosal dan menugaskan pembuatan karya-karya seni istimewa. Piramida yang dibangun oleh Djoser, Khufu, dan keturunan mereka, merupakan simbol peradaban Mesir Kuno yang paling diingat.

Seiring dengan meningkatnya kepentingan pemerintah pusat, muncul golongan juru tulis (sesh) dan pejabat berpendidikan, yang diberikan tanah oleh firaun sebagai bayaran atas jasa mereka. Firaun juga memberikan tanah kepada struktur-struktur kultus kamar mayat dan kuil-kuil lokal untuk memastikan bahwa institusi-institusi tersebut memiliki sumber daya yang cukup untuk memuja firaun setelah kematiannya. Pada akhir periode Kerajaan Lama, lima abad berlangsungnya praktik-praktik feudal pelan-pelan mengikis kekuatan ekonomi firaun. Firaun tak lagi mampu membiayai pemerintahan terpusat yang besar. ‎Dengan berkurangnya kekuatan firaun, gubernur regional yang disebut nomark mulai menantang kekuatan firaun. Hal ini diperburuk dengan terjadinya kekeringan besar antara tahun 2200 hingga 2150 SM, ‎sehingga Mesir Kuno memasuki periode kelaparan dan perselisihan selama 140 tahun yang dikenal sebagai. Periode Menengah Pertama Mesir.

Periode Menengah Pertama Mesir

Setelah pemerintahan pusat Mesir runtuh pada akhir periode Kerajaan Lama, pemerintah tidak lagi mampu mendukung atau menstabilkan ekonomi negara. Gubernur-gubernur regional tidak dapat menggantungkan diri kepada firaun pada masa krisis. Kekurangan pangan dan sengketa politik meningkat menjadi kelaparan dan perang saudara berskala kecil. Meskipun berada pada masa yang sulit, pemimpin-pemimpin lokal, yang tidak berhutang upeti kepada firaun, menggunakan kebebasan baru mereka untuk mengembangkan budaya di provinsi-provinsi. Setelah menguasai sumber daya mereka sendiri, provinsi-provinsi menjadi lebih kaya. Fakta ini dibuktikan dengan adanya pemakaman yang lebih besar dan baik di antara kelas-kelas sosial lainnya. Dengan meningkatnya kreativitas, pengrajin-pengrajin provinsial menerapkan dan mengadaptasi motif-motif budaya yang sebelumnya dibatasi oleh Kerajaan Lama. Juru-juru tulis mengembangkan gaya yang melambangkan optimisme dan keaslian periode.

Bebas dari kesetiaan kepada firaun, pemimpin-pemimpin lokal mulai berebut kekuasaan. Pada 2160 SM, penguasa-penguasa di Herakleopolis menguasai Mesir Hilir, sementarakeluarga Intef di Thebes mengambil alih Mesir Hulu. Dengan berkembangnya kekuatan Intef, serta perluasan kekuasaan mereka ke utara, maka pertempuran antara kedua dinasti sudah tak terhindarkan lagi. Sekitar tahun 2055 SM, tentara Thebes di bawah pimpinan Nebhepetre Mentuhotep II berhasil mengalahkan penguasa Herakleopolis, menyatukan kembali kedua negeri, dan memulai periode renaisans budaya dan ekonomi yang dikenal sebagai Kerajaan Pertengahan.

Kerajaan Pertengahan

Firaun Kerajaan Pertengahan berhasil mengembalikan kesejahteraan dan kestabilan negara, sehingga mendorong kebangkitan seni, sastra, dan proyek pembangunan monumen. Mentuhotep II dan sebelas dinasti penerusnya berkuasa dari Thebes, tetapi wazir Amenemhat I, sebelum memperoleh kekuasaan pada awal dinasti ke-12 (sekitar tahun 1985 SM), memindahkan ibukota ke Itjtawy di Oasis Faiyum. ‎Dari Itjtawy, firaun dinasti ke-12 melakukan reklamasi tanah dan irigasi untuk meningkatkan hasil panen. Selain itu, tentara kerajaan berhasil merebut kembali wilayah yang kaya akan emas di Nubia, sementara pekerja-pekerja membangun struktur pertahanan di Delta Timur, yang disebut "tembok-tembok penguasa", sebagai perlindungan dari serangan asing.

Maka populasi, seni, dan agama negara mengalami perkembangan. Berbeda dengan pandangan elitis Kerajaan Lama terhadap dewa-dewa, Kerajaan Pertengahan mengalami peningkatan ungkapan kesalehan pribadi. Selain itu, muncul sesuatu yang dapat dikatakan sebagai demokratisasi setelah akhirat; setiap orang memiliki arwah dan dapat diterima oleh dewa-dewa di akhirat. Sastra Kerajaan Pertengahan menampilkan tema dan karakter yang canggih, yang ditulis menggunakan gaya percaya diri dan elok, s‎ementara relief dan pahatan potret pada periode ini menampilkan ciri-ciri kepribadian yang lembut, yang mencapai tingkat baru dalam kesempurnaan teknis.

Penguasa terakhir Kerajaan Pertengahan, Amenemhat III, memperbolehkan pendatang dari Asia tinggal di wilayah delta untuk memenuhi kebutuhan pekerja, terutama untuk penambangan dan pembangunan. Penambangan dan pembangunan yang ambisius, ditambah dengan meluapnya sungai Nil, membebani ekonomi dan mempercepat kemunduran selama masa dinasti ke-13 dan ke-14. Semasa kemunduran, pendatang dari Asia mulai menguasai wilayah delta, yang selanjutnya mulai berkuasa di Mesir sebagai Hyksos.

Periode Menengah Kedua dan Hyksos

Sekitar tahun 1650 SM, seiring dengan melemahnya kekuatan firaun Kerajaan Pertengahan, imigran Asia yang tinggal di kota Avaris mengambil alih kekuasaan dan memaksa pemerintah pusat mundur ke Thebes. Di sanam firaun diperlakukan sebagai vasal dan diminta untuk membayar upeti. H‎yksos ("penguasa asing") meniru gaya pemerintahan Mesir dan menggambarkan diri mereka sebagai firaun. Maka elemen Mesir menyatu dengan budaya Zaman Perunggu Pertengahan mereka.

Setelah mundur, raja Thebes melihat situasinya yang terperangkap antara Hyksos di utara dan sekutu Nubia Hyksos, Kerajaan Kush, di selatan. Setelah hampir 100 tahun mengalami masa stagnansi, pada tahun 1555 SM, Thebes telah mengumpulkan kekuatan yang cukup untuk melawan Hyksos dalam konflik selama 30 tahun. ‎Firaun Seqenenre Tao II danKamose berhasil mengalahkan orang-orang Nubia. Pengganti Kamose, Ahmose I, berhasil mengusir Hyksos dari Mesir. Selanjutnya, pada periode Kerajaan Baru, kekuatan militer menjadi prioritas utama firaun agar dapat memperluas perbatasan Mesir dan menancapkan kekuasaan atas wilayah Timur Dekat.‎

Kerajaan Baru

Firaun-firaun Kerajaan Baru berhasil membawa kesejahteraan yang tak tertandingi sebelumnya. Perbatasan diamankan dan hubungan diplomatik dengan tetangga-tetangga diperkuat. Kampanye militer yang dikobarkan oleh Tuthmosis I dan cucunyaTuthmosis III memperluas pengaruh firaun ke Suriah dan Nubia, memperkuat kesetiaan, dan membuka jalur impor komoditas yang penting seperti perunggu dan kayu. F‎iraun-firaun Kerajaan juga memulai pembangunan besar untuk mengangkat dewa Amun, yang kultusnya berbasis di Karnak. Para firaun juga membangun monumen untuk memuliakan pencapaian mereka sendiri, baik nyata maupun imajiner. Firaun perempuan Hatshepsut menggunakan propaganda semacam itu untuk mengesahkan kekuasaannya. ‎Masa kekuasaannya yang berhasil dibuktikan oleh ekspedisi perdagangan ke Punt, kuil kamar mayat yang elegan, pasangan obelisk kolosal, dan kapel di Karnak.

Sekitar tahun 1350 SM, stabilitas Kerajaan Baru terancam ketikaAmenhotep IV naik tahta dan melakukan reformasi yang radikal dan kacau. Ia mengubah namanya menjadi Akhenaten. Akhenaten memuja dewa matahari Aten sebagai dewa tertinggi. Ia lalu menekan pemujaan dewa-dewa lain. A‎khenaten juga memindahkan ibukota ke kota baru yang bernama Akhetaten (kiniAmarna). Ia tidak memperdulikan masalah luar negeri dan terlalu asyik dengan gaya religius dan artistiknya yang baru. Setelah kematiannya, kultus Aten segera ditinggalkan, dan firaun-firaun selanjutnya, yaitu Tutankhamun, Ay, dan Horemheb, menghapus semua penyebutan mengenai bidaah Akhenaten.

Ramses II naik tahta pada tahun 1279 SM. Ia membangun lebih banyak kuil, mendirikan patung-patung dan obelisk, serta dikaruniai anak yang lebih banyak daripada firaun-firaun lain dalam sejarah. ‎Sebagai seorang pemimpin militer yang berani, Ramses II memimpin tentaranya melawan bangsa Het dalam pertempuran Kadesh. Setelah bertempur hingga mencapai kebuntuan (stalemate), ia menyetujui traktat perdamaian pertama yang tercatat sekitar 1258 SM.

Kekayaan menjadikan Mesir sebagai target serangan, terutama oleh orang-orang Laut danLibya. Tentara Mesir mampu mengusir serangan-serangan itu, namun Mesir akan kehilangan kekuasaan atas Suriah dan Palestina. Pengaruh dari ancaman luar diperburuk dengan masalah internal seperti korupsi, penjarahan makam, dan kerusuhan. Pendeta-pendeta agung di kuil Amun, Thebes, mengumpulkan tanah dan kekayaan yang besar, dan kekuatan mereka memecahkan negara pada masa Periode Menengah Ketiga.

Periode Menengah Ketiga

Setelah kematian firaun Ramses XI tahun 1078 SM, Smendesmengambil alih kekuasaan Mesir utara. Ia berkuasa dari kotaTanis. Sementara itu, wilayah selatan dikuasai oleh pendeta-pendeta agung Amun di Thebes, yang hanya mengakui nama Smendes saja. ‎Pada masa ini, orang-orang Libya telah menetap di delta barat, dan kepala-kepala suku penetap tersebut mulai meningkatkan otonomi mereka. Pangeran-pangeran Libya mengambil alih delta di bawah pimpinan Shoshenq I pada tahun 945 SM. Mereka lalu mendirikan dinasti Bubastite yang akan berkuasa selama 200 tahun. Shoshenq juga mengambil alih Mesir selatan dengan menempatkan keluarganya dalam posisi kependetaan yang penting. Kekuasaan Libya mulai mengikis akibat munculnya dinasti saingan di Leontopolis, dan ancamanKush di selatan. Sekitar tahun 727 SM, raja Kush, Piye, menyerbu ke arah utara. Ia berhasil menguasai Thebes dan delta.

Martabat Mesir terus menurun pada Periode Menengah Ketiga. Sekutu asingnya telah jatuh kedalam pengaruh Asiria, dan pada 700 SM, perang antara kedua negara sudah tak terhindarkan lagi. Antara tahun 671 hingga 667 SM, bangsa Asiria mulai menyerang Mesir. Masa kekuasaan raja Kush, Taharqa, dan penerusnya, Tanutamun, dipenuhi dengan konflik melawan Asiria. A‎khirnya, bangsa Asiria berhasil memukul mundur Kush kembali ke Nubia. Mereka juga menduduki Memphis dan menjarah kuil-kuil di Thebes.

Periode Akhir

Dengan tiadanya rencana pendudukan permanen, bangsa Asiria menyerahkan kekuasaan Mesir kepada vassal-vassal yang dikenal sebagai raja-raja Sais dari dinasti ke-26. Pada tahun 653 SM, raja Sais Psamtik I berhasil mengusir bangsa Asiria dengan bantuan tentara bayaran Yunani yang direkrut untuk membentuk angkatan laut pertama Mesir. Selanjutnya, pengaruh Yunani meluas dengan cepat. Kota Naukratis menjadi tempat tinggal orang-orang Yunani di delta.

Di bawah raja-raja Sais, Mesir mengalami kebangkitan singkat ekonomi dan budaya. Sayangnya, pada tahun 525 SM, bangsa Persia yang dipimpin oleh Cambyses II memulai penaklukan terhadap Mesir. Mereka berhasil menangkap firaun Psamtik III dalam pertempuran di Pelusium. Cambyses II lalu mengambil alih gelar firaun. Ia berkuasa dari kotaSusa, dan menyerahkan Mesir kepada seorang satrapi. Pemberontakan-pemberontakan meletus pada abad ke-5 SM, tetapi tidak ada satupun yang berhasil mengusir bangsa Persia secara permanen.

Setelah dikuasai Persia, Mesir digabungkan dengan Siprus dan Fenisia dalam satrapi ke-6Kekaisaran Persia Akhemeniyah. Periode pertama kekuasaan Persia atas Mesir, yang juga dikenal sebagai dinasti ke-27, berakhir pada tahun 402 SM. Dari 380–343 SM, dinasti ke-30berkuasa sebagai dinasti asli terakhir Mesir. Restorasi singkat kekuasaan Persia, kadang-kadang dikenal sebagai dinasti ke-31, dimulai dari tahun 343 SM. Akan tetapi, pada 332 SM, penguasa Persia, Mazaces, menyerahkan Mesir kepada Alexander yang Agung tanpa perlawanan.

Administrasi dan perdagangan

Firaun adalah raja yang berkuasa penuh atas negara—setidaknya dalam teori—dan memegang kendali atas semua tanah dan sumber dayanya. Firaun juga merupakan komandan militer tertinggi dan kepala pemerintahan, yang bergantung pada birokrasi pejabat untuk mengurusi masalah-masalahnya. Yang bertanggung jawab terhadap masalah administrasi adalah orang kedua di kerjaan, sang wazir, yang juga berperan sebagai perwakilan raja yang mengkordinir survey tanah, kas negara, proyek pembangunan, sistem hukum, dan arsip-arsip kerajaan. D‎i level regional, kerajaan dibagi menjadi 42 wilayah administratif yang disebut nome, yang masing-masing dipimpin oleh seorangnomark, yang bertanggung jawab kepada wazir. Kuil menjadi tulang punggung utama perekonomian yang berperan tidak hanya sebagai pusat pemujaan, namun juga berperan mengumpulkan dan menyimpan kekayaan negara dalam sebuah sistem lumbung dan perbendaharaan dengan meredistribusi biji-bijian dan barang-barang lainnya.

Sebagian besar perekonomian diatur secara ketat dari pusat. Bangsa Mesir Kuno belum mengenal uang koin hingga Periode Akhir sehingga mereka menggunakan sejenis uang barter berupa karung beras dan beberapa deben (satuan berat yang setara dengan 91 gram) tembaga atau perak sebagai denominatornya. ‎Pekerja dibayar menggunakan biji-bijian; pekerja kasar biasanya hanya mendapat 5 karung (200 kg) biji-bijian per bulan sementara mandor bisa mencapai 7 karung (250 kg) per bulan. Harga tidak berubah di seluruh wilayah negara dan biasanya dicatat utuk membantu perdagangan; misalnya kaus dihargai 5 deben tembaga sementara sapi bernilai 140 deben. ‎Pada abad ke 5 sebelum masehi, uang koin mulai dikenal di Mesir. Awalnya koin digunakan sebagai nilai standar darilogam mulia dibanding sebagai uang yang sebenarnya; baru beberapa abad kemudian uang koin mulai digunakan sebagai standar perdagangan.

Status sosial

Masyarakat Mesir Kuno ketika itu sangat terstratifikasi dan status sosial yang dimiliki seseorang ditampilkan secara terang-terangan. Sebagian besar masyarakat bekerja sebagai petani, namun demikian hasil pertanian dimiliki dan dikelolah oleh negara, kuil, atau keluarga ningrat yang memiliki tanah. ‎Petani juga dikenai pajak tenaga kerja dan dipaksa bekerja membuat irigasi atau proyek konstruksi menggunakan sistem corvée. ‎Seniman dan pengrajin memunyai status yang lebih tinggi dari petani, namun mereka juga berada di bawah kendali negara, bekerja di toko-toko yang terletak di kuil dan dibayar langsung dari kas negara. Juru tulis dan pejabat menempati strata tertinggi di Mesir Kuno, dan biasa disebut "kelas kilt putih" karena menggunakan linen berwarna putih yang menandai status mereka. ‎Perbudakan telah dikenal, namun bagaimana bentuknya belum jelas diketahui.

Mesir Kuno memandang pria dan wanita, dari kelas sosial apa pun kecuali budak, sama di mata hukum. Baik pria maupun wanita memiliki hak untuk memiliki dan menjual properti, membuat kontrak, menikah dan bercerai, serta melindungi diri mereka dari perceraian dengan menyetujui kontrak pernikahan, yang dapat menjatuhkan denda pada pasangannya bila terjadi perceraian. Dibandingkan bangsa lainnya di Yunani, Roma, dan bahkan tempat-tempat lainnya di dunia, wanita di Mesir Kuno memiliki kesempatan memilih dan meraih sukses yang lebih luas. Wanita seperti Hatshepsut dan Celopatra bahkan bisa menjadi firaun. Namun, wanita di Mesir Kuno tidak dapat mengambil alih urusan administrasi dan jarang yang memiliki pendidikan dari rata-rata pria ketika itu

‎Berikut adalah daftar raja dan firaunMesir kuno, dari periode awal sebelum3000 SM sampai akhir dinasti Ptolemeusketika Mesir menjadi salah satu provinsiRoma di bawah pemerintahan Augustus Caesar pada 30 SM. Tanggal-tanggal yang dicantumkan adalah perkiraan.

Periode Kuno

Dinasti awal: Mesir hilir

Nama Keterangan Tahun
Tiu  ?
Thesh  ?
Hsekiu  ?
Wazner c. 3100 SM?

Dinasti awal: Mesir hulu

Nama Keterangan Tahun
Serket I c. 3200 SM?
Iry-Hor c. 3150 SM?
Ka c. 3100 SM
King Scorpion c. 3100 SM
Narmer c. 3100 SM

Dinasti pertama

Nama Keterangan Tahun
Menes  ?
Hor-Aha c. 3050 SM
Djer 41 tahun
Merneith
Djet 23 tahun
Den 14 sampai 20 tahun
Anedjib 10 tahun
Semerkhet 9 tahun
Qa'a 2916?–2890

Dinasti kedua

Nama Keterangan Tahun
Hotepsekhemwy 2890–?
Raneb 39 tahun
Nynetjer 40 tahun
Wneg 8 tahun
Senedj 20 tahun
Seth-Peribsen 17 tahun
Sekhemib-Perenmaat  ?
Khasekhemwy  ?–2686 SM 17 sampai 18 tahun

Kerajaan Lama

Dinasti ketiga 

Nama Keterangan Tahun
Sanakhte 2686-2668
Djoser 2668–2649
Sekhemkhet 2649–2643
Khaba 2643–2637
Huni 2637–2613

Dinasi keempat

Nomen (Praenomen) Keterangan Tahun
Sneferu 2613–2589
Khufu 2589–2566
Djedefra(Radjedef) 2566–2558
Khafra 2558–2532
Menkaura 2532–2503
Shepseskaf 2503–2498

Dinasti kelima

Nama Keterangan Tahun
Userkaf 2498–2491
Sahure 2487–2477
Neferirkare Kakai 2477–2467
Shepseskare Isi 2467–2460
Neferefre 2460–2453
Nyuserre Ini 2453–2422
Menkauhor Kaiu 2422–2414
Djedkare Isesi 2414–2375
Unas 2375–2345

Dinasti keenam

Nama Keterangan Tahun
Teti 2345–2333
Userkare 2333–2332
Pepi I Meryre 2332–2283
Merenre Nemtyemsaf I 2283–2278
Pepi II Neferkare 2278–2184
Merenre Nemtyemsaf II 2184
Nitiqret 2184–2181

Periode Menengah pertama

Dinasti ketujuh dan kedelapan (digabung)

Nama Keterangan Tahun
Neferkara I -
Neferkara Nebi -
Djedkara Shemai -
Neferkara Khendu -
Neferkamin Seneferka -
Nikara -
Neferkara Tereru -
Neferkahor -
Neferkara Pepyseneb -
Neferkamin Anu -
Qakare Ibi -
Neferkara II -
Neferkawhor Khuwihap -
Neferirkara -

Dinasti kesembilan

Nama Keterangan Tahun
Meryibre Khety(Achthoes I) - 2160– ?
Meribre Khety II -  ?
Neferkare III -  ?
Nebkaure (Acthoes II) -  ?
Setut -  ?
Wakhare Khety I -  ?
Merykare -  ?
Wankhare Khety II -  ?
Menethoupe I -  ?
Wankhare Khety III -  ?
Khety II -  ?
Khety II's daughter -  ?
Merikare's daughter -  ? –2130

Dinasti kesepuluh

Nama Keterangan Tahun
Meryhathor 2130– ?
Neferkare IV  ?
Wankare(Acthoes III)  ?
Merykare  ?
 ? –2040

Dinasti kesebelas

Nama Keterangan Tahun
Intef I 2134–2117
Intef II 2117–2069
Intef III 2069–2060
NebhetepreMentuhotep I 2060–2010
SankhkareMentuhotep II 2010–1998
NebtawyreMentuhotep III 1997–1991

Kerajaan Pertengahan

Dinasti keduabelas

Nama Keterangan Tahun
Amenemhat I 1991–1962
Senusret I(Sesostris I) 1971–1926
Amenemhat II 1929–1895
Senusret II(Sesostris II) 1897–1878
Senusret III(Sesostris III) 1878–1860
Amenemhat III 1860–1815
Amenemhat IV 1815–1807
Sobekneferu firaun wanita 1807–1803

Periode Menengah kedua

Dinasti ketigabelas

Nama Keterangan Tahun
Sekhemre KhutawySobekhotep orWegaf 1803–1799 4 tahun
Sekhemkare
Amenemhat 1795–1792
Sehetepre  ? –1790
Iufni  ?
Seankhibre  ?
Semenkare  ?
Sehetepre  ?
Sewadjkare  ?
Nedjemibre 7 bulan  ?
Sobekhotep I  ?
Renseneb 4 bulan c. 1775
Hor c. 1775
Sedjefakare c. 5 sampai 7 tahun.
Sekhemre KhutawySobekhotep c. 1767
Khendjer Minimum 4 tahun 3 bulan c. 1765
Imyremeshaw  ?
Antef V  ?
Sobekhotep III 4 tahun 2 bulan c. 1755
Neferhotep I 11 tahun 1751–1740
Sobekhotep IV 10 atau 11 tahun 1740–1730
Sobekhotep V c. 1730
Wahibre Ibiau 10 tahun 8 bulan c. 1725–1714
Merneferre Ai 23 tahun 8 bulan c. 1714–1691
Merhetepre Ini 2 tahun 2 bulan  ?
Seankhenre Sewadtjew  ?
Mersekhemre Ined  ?
Sewadjkare Hori  ?

Dinasti keempatbelas

Nama Keterangan Tahun
Nehesy - c. 1705
Khakherewre ? -  ?
Nebefawre - c. 1704
Sehebre ? -  ?
Merdjefare - c. 1699
Sewadjkare ? -  ?
Nebdjefare - c. 1694
Webenre ? -  ?
 ? -  ?
—djefare ? -  ?
—webenre - c. 1690

Dinasti kelimabelas

Nama Keterangan Tahun
Sheshi 1674- ?
Yakubher -  ?
Khyan - 30-40 tahun
Apepi I - 40 tahun atau lebih
Khamudy -  ? -1535

Dinasti keenambelas

Nomen (Praenomen) Keterangan Tahun
Djehuty(Sekhemresementawy) 3 tahun
Sobekhotep VIII(Sekhemresewosertawy) 16 tahun
Neferhotep III(Sekhemresankhtawy) 1 tahun
Mentuhotepi(Sankhenra) 1 tahun
Nebiryraw I(Sewadjenra) 26 tahun
Nebiryraw II 3 bulan?
– (Semenra) 1 tahun?
Bebiankh (Sewoserenra) 12 tahun
– (Sekhemreshedwaset) 3 bulan?

Dinasti ketujuhbelas

Nama Keterangan Tahun
RahotepSekhemrewahkhaw - 1650- ?
Intef V the Elder - 3 tahun
Antef VISekhemrewepmaat -  ?
Antef VIINubkheperre -
Intef VIIISekhemreherhermaat - -
Sobekemsaf IISekhemrewadjkhaw - -
Thuty - 1 tahun
Mentuhotep VI - 1 tahun
Nebiryerawet I - 6 tahun
Nebiryerawet II -  ?
Semenmedjatre -  ?
Seuserenre - 12 tahun
Shedwast -  ?
Intef VII - 3 tahun atau lebih
Tao I the Elder (ie: Senakhtenre) - c. 1558
Tao II the Brave - c. 1558-1554
Kamose - 1554-1549

Kerajaan Baru

Dinasti kedelapanbelas

Nama Keterangan Tahun
Ahmose I, Ahmosis I - 1550-1525
Amenhotep I - 1525-1504
Thutmose I - 1504-1492
Thutmose II - 1492-1479
Thutmose III - 1479-1425
Hatshepsut firaun wanita 1473-1458
Amenhotep II - 1427-1400
Thutmose IV - 1400-1390
Amenhotep III - 1390-1352
Amenhotep IV/Akhenaten - 1352-1336
Smenkhkare - 1338-1336
Tutankhamun - 1336-1327
Kheperkheprure Ay - 1327-1323
Horemheb mantan jendral dan penasehatTutankhamun 1323-1295

Dinasti kesembilanbelas

Nama Keterangan Tahun
Ramesses I - 1295-1294
Seti I - 1294-1279
Ramesses II the Great - 1279-1213
Merneptah/Mineptah - 1213-1203
Amenemses - 1203-1200
Seti II - 1200-1194
Merneptah Siptah - 1194-1188
Twosret firaun wanita 1188-1186

Dinasti keduapuluh

Nama Keterangan Tahun
Setnakhte - 1186-1183
Ramesses III - 1183-1152
Ramesses IV - 1152-1146
Ramesses V - 1146-1142
Ramesses VI - 1142-1134
Ramesses VII - 1134-1126
Ramesses VIII - 1126-1124
Ramesses IX - 1124-1106
Ramesses X - 1106-1102
Ramesses XI - 1102-1069

Periode Menengah ketiga

Dinasti keduapuluhsatu

Nama Keterangan Tahun
Nesbanebdjed I - 1069-1043
Amenemnisu - 1043-1039
Psusennes I - 1039-991
Amenemope - 993-984
Osorkon the Elder - *( Osochor ) 984-978
Siamun - 978-959‎
Psusennes II - 959-945

Dinasti keduapuluhdua

Nama Keterangan Tahun
Shoshenq I - 945-924
Osorkon I - 924-889
Shoshenq II - 890-890/889
Takelot I - 889-874
Harsiese - 875-862
Osorkon II - 874-834
Shoshenq III - 834-795
Shoshenq IV - 795-782
Pami - 782-776
Shoshenq V - 776-740
Osorkon IV - 740-720

Dinasti keduapuluhtiga

Nama Keterangan Tahun
Takelot II - 837-813
Pedubast - 826-801
Iuput I - 812-811
Shoshenq VI - 801-795
Osorkon III - 795-767
Takelot III - 773-765
Rudamun - 765-762
Iuput II - 762-728

Libu

Nama Keterangan Tahun
Inamunnifnebu - 805-795
im haris su - 795-780
Niumateped - 780-755
Titaru - 763-755
Ker - 755-750
Rudamon - 750-745
Ankhor - 745-736
Tefnakht - 736-732
Dinasti keduapuluhempat

Nama Keterangan Tahun
Tefnakhte - 732-725
Bakenrenef(Bocchoris) - 725-720

Periode akhir

Dinasti kedua puluh limaSunting
Nama Keterangan Tahun
Piye - 752-721
Shabaka - 721-707
Shebitku - 707-690
Taharqa - 690-664
Tantamani - 664-656
Dinasti kedua puluh enam

Nama Comment Tahun
Nekho I - 672 –664 SM
Psamtik I - 664 –610 SM
Nekho II - 610 –595 SM
Psamtik II - 595 –589 SM
Hofra - 589 –570 SM
Amasis II - 570 –526 SM‎
Psamtik III - 526 –525 SM

Dinasti kedua puluh tujuh

Nama Keterangan Tahun
Cambyses II - 525 –521 SM
SmerdisPerampas Kuasa - 522 –521 SM
Darius I yang Agung - 521 –486 SM
Xerxes Agung - 486 –465 SM
ArtabanussangHirkania - 465 –464 SM
Artaxerxes IPanjang Tangan - 464 –424 SM
Xerxes II - 424 –423 SM
Sogdianus - 424 –423 SM
Darius II 424 –404 SM

Dinasti kedua puluh delapan

Nama Keterangan Tahun
Amyrtaeus - 404 –398 SM

Dinasti keduapuluhsembilan

Nama Keterangan Tahun
Nefaarud I - 398 –393 SM
Psammuthes - 393 SM
Hakor(Achoris) - 393 –380 SM
Nefaarud II - 380 SM

Dinasti ketigapuluh

Nama Keterangan Tahun
Nectanebo I - 380 –362 SM
Teos dari Mesir - 362 –360 SM
Nectanebo II - 360 –343 SM

Dinasti ketigapuluhsatu

Nama Keterangan Tahun
Artaxerxes III - 343–338 SM
Artaxerxes IV Arses - 338–336 SM
Khabbabash - 338–335 SM
Darius III Codomannus - 336–332 SM

Dinasti Argead

Nama  .          ‎Keterangan ‎ Tahun

Alexander Agung Macedoniamenguasai Persia dan Egypt 332–323 SM
Philip III Arrhidaeus - 323–317 SM
Alexander IV dari Masedon - 317–309 SM

Dinasti Ptolemeus

Nama  . ‎Keterangan  ‎Tahun

Ptolemeus ISoter turun tahta pada 285 SM; wafat pada 283 SM 305–285 SM
Berenisius I istri Ptolemy I  ?-285 SM
Ptolemeus II Philadelphos - 288–246 SM
Arsinoe I istri Ptolemy II 284/81-ca.274 SM
Arsinoe II istri Ptolemeus II 277-270 SM
Ptolemeus IIIEuergetes I - 246–222 SM
Berenisius II istri Ptolemy III 244/3-222 SM
Ptolemeus IVFilopator - 222–204 SM
Arsinoe III istri Ptolemy IV 220-204 SM
Ptolemeus VEpiphanes - 204–180 SM
Cleopatra I istri Ptolemeus V 193-176 SM
Ptolemeus VIFilometor wafat 145 SM 180–164 SM
Cleopatra II istri Ptolemy VI 173-164 SM
Ptolemeus VIIIEuergetes II - 171–163 SM
Ptolemeus VIDilometor - 163-145 SM
Cleopatra II - 163-127 SM
Ptolemeus VII Neos Philopator - 144-145 SM
Ptolemeus VIIIEuergetes II - 145-131 SM
Cleopatra III istri kedua Ptolemeus VIII 142-131 SM
Ptolemeus Memphitis - 131 SM
Ptolemeus VIIIEuergetes II - 127-116 SM
Cleopatra III - 127-107 SM
Cleopatra II - 124-116 SM
Ptolemeus IXSoter II wafat 80 SM 116–110 SM
Cleopatra IV - 116-115 SM
Ptolemeus XAlexander I wafat 88 SM 110–109 SM
Ptolemeus IXPemabuk II - 109–107 SM
Ptolemeus XAlexander I - 107–88 SM
Ptolemy IXPemabuk II - 88–81 SM
Berenisius III - 81-80 SM
Ptolemeus XIAlexander II - 80 SM
Ptolemeus XII Neos Dionysos (Auletes) - 80–58 SM
Cleopatra VTryphaena istri Ptolemeus XII, ibu Berenice IV  ?-57 SM
Cleopatra VI putri Ptolemeus XII  ?-58 SM
Berenice IV putri Ptolemy XII 58–55 SM
Ptolemeus XII Neos Dionysos - 55–51 SM
Cleopatra VII Philopator Cleopatra yang paling terkenal 51–30 SM
Ptolemy XIII saudara laki-laki Cleopatra VII 51–47 SM
Arsinoe IV - 48-47 SM
Ptolemeus XIV - 47–44 SM
Ptolemeus XV Caesarion - 44–30 SM

 

Sejarah Peradaban Mesopotamia Kuno (Assyria. Babilonia. Semuria. Persia)


Peradaban Mesopotamia meliputi Sumeria, Babilonia, Assyria, dan Persia. Sejarah ‎Peradaban tua Mesopotamia berkembang di antara dua sungai besar, Euphrat dan Tigris, yang merupakan wilayah Irak sekarang. Kedua sungai tersebut berhulu di Pegunungan Armenia (sekarang Turki) dan mengalir ke arah tenggara menuju ‎Teluk Persia. Kawasan yang meliputi kurang lebih enam ribu kilometer persegi tersebut memiliki kesuburan yang tinggi serta iklim yang nyaman. Kawasan tersebut menjadi tempat kediaman berbagai bangsa dan tempat tumbuhnya peradaban tinggi. Kawasan di sekitar Akkad atau Agade (sekarang Baghdad) diduduki oleh bangsa bangsa Semit yang nomaden seperti Hebrew dan Arab. Di sebelah selatan datang bangsa Sumeria. Bangsa yang diperkirakan berasal dan arah timur ini terdiri atas para petani dan membangun kota-kota yang indah. Kira-kira tahun 4000 SM, bangsa yang tinggal di Mesopotamia telah membangun sejumlah kota di sebelah selatan Mesopotamia Hilir yang kemudian dikenal sebagai Sumer. Kerika bangsa ini berimigrasi ke arab Utara, mereka bertemu dengan bangsa Semit. Pertemuan tersebut menghasilkan peradaban baru yang disebut Mesopotamia.
Bangsa Sumeria

Sungai Tigris dan Eufrat berhulu di Pegunungan Armenia, bermuara di Teluk Persia. Keduanya mengalir berdekatan hampir di muaranya. Wilayah itu sudah dihuni sejak sekitar tahun 4000 sebelum Masehi. Ada penyebutan berbeda tentang lembah Sungai Tigris dan Eufrat. Penulis kuno menyebutnya Sumeria. sedangkan di dalam kitab Injil disebut lembah Shinar. Kita sekarang menyebutnya Mesopotamia (negara Irak), artinya tanah di antara dua aliran sungai. Tanahnya sangat subur karena sering dilanda banjir. Kesuburan itulah yang menarik perhatian suku-suku bangsa pengembara di daerah padang pasir sebelah baratnya, atau penghuni gua-gua di bagian timur. Suku bangsa itulah yang kemudian dikenal sebagai bangsa Sumeria. Bangsa Sumeria merupakan bangsa tertua yang mendiami daerah itu. Mereka meninggalkan kebudayaan ‎Mesopotamia kuno. Mula-mula mereka hidup berburu, kemudian mulai mengendalikan banjir. Caranya dengan membuat benteng tanah, terowongan, dan saluran untuk meluruskan aliran sungai. Fungsinya sebagai saluran pengairan yang menjadi tulang punggung pertanian di daerah Mesopotamia.

Bangsa Sumeria kemudian mendirikan kota-kota dengan pemerintahan seperti sebuah negara sehingga dikenal dengan sebutan Negara Kota. Bertambahnya jumIah penduduk membuat wilayah kota menjadi sempit. Perluasan kota menimbulkan masalah pengairan di wilayah itu, dan kadang-kadang menyebabkan terjadinya perang antarkota. Kemenangan perang berarti mereka berhasil meluaskan wilayahnya. Kota-kota terkenal kuat dan kaya adalah Ur. Kish Larsa, Lahash, Eridu, Nippur, dan Adab. Perang antarkota sering terjadi. Masing-masing kota mempunyai tentara infantri, dan pasukan kereta perang yang ditarik keledai liar. Akibat perang kemudian muncul kota yang benar-benar kuat dengan dinasti-dinasti yang tangguh, seperti Kish Ur, Erech, dan Lagash. Sekeliling kota dipagar dengan tembok sampai tahun 3.000 SM. Kota pertama yang diberi pagar tembok adalah Uruk dan tahun 2700-2650 SM. Bangsa Sumeria mahir sekali membangun rumahnya dan anyaman sejenis daun ilalang, dilapisi lumpur lalu dikeringkan dengan panas matahari. Mereka tidak membuat rumah dari batu sebab di daerah Mesopotamia tidak ada batu.

Selain itu, bangsa Sumeria juga mahir menanam gandum. Sayur-sayuran, menenun kain, dan memotong batang pohon untuk dijadikan roda kereta. Mereka merupakan bangsa yang pertama kali menciptakan tulisan. Bentuk tulisannya segi tiga seperti paku. Kepandaian menulis itu sangat penting, karena dengan tulisan orang dapat mengirim pesan atau menyimpan pengetahuannya agar dibaca orang lain. Tulisan orang Sumeria digoreskan pada tanah liat lunak lalu dijemur. Lempengan tanah liat memang berat tetapi tahan lama. Isi dan lempengan tanah liat itu bermacam-macam, mulai dan surat dagang, kalender pertanian, resep obat sampai peraturan/hukum. Hukum bangsa Sumeria merupakan hukum yang tertua di dunia. Dan naskah tanah liat yang ditemukan di Uruk, dapat diketahui penguasa pertama di Uruk adalah Gilgamesh. Ia menjadi tokoh di dalam kisah kepahhawanan di daerah Mesopotamia. Naskah tanah liat itu juga ditemukan di kota-kota lainnya.

Bangsa Sumeria juga merupakan bangsa pertama yang membagi satu tahun menjadi 360 hari, satu jam terdiri 60 menit. Lalu membagi sebuah lingkaran menjadi 360 derajat. Kota-kota bangsa Sumeria dilengkapi dengan kuil yang disebut Ziggurat. Bangunan itu dibuat dari batu bata yang telah dibakar. Bentuknya seperti piramida yang didirikan di atas sebuah bukit buatan. Bentuk bangunan Ziggurat hasil rancangan bangsa Sumeria kemudian menjadi bentuk dasar seluruh arsitektur di daerah Mesopotamia. Di puncak bangunan ada ruangan untuk dewa kota. Ruang itu bisa dicapai melalui tangga besar dan lantai dasar. Untuk keperluan membuat patung dewanya, para pemahat mendatangkan batu dari daerah lain.

Setiap pergantian musim. bangsa Sumeria mengadakan persembahan kepada dewa kota. Mereka percaya, hasil panen, kesehatan, dan keselamatan mereka bergantung pada kemurahan para dewa. Persembahan mereka mulai dari gandum, wol, sampai perak. Beberapa raja Sumeria yang terkenal ialah Enmebaragesi dari Dinasti Kish. Ia merupakan raja tertua dari daerah Mesopotamia. Raja Dinasti Kish lainnya ialah Mesilim dan Urzababa. Raja yang terkenal dari kota Ur ialah Mesannepada. Raja yang terkenal dari kota Lagash ialah Eannatum, dan Ur-Nashe. Letak daerah Mesopotamia yang demikian baik, menyebabkan daerah itu kemudian berkembang menjadi pusat perdagangan antara Arab di selatan dengan Armenia di utara dan India di timur dengan daerah Timur Tengah di barat.‎

Bangsa Babilonia

Bangsa Sumeria ditaklukkan oleh tetangganya, yaitu bangsa Semit yang tinggal di utaranya pada Tahun 2300 sebelum Masehi. Bangsa Semit itu mungkin dekat hubungannya dengan bangsa Sumeria. Mereka itu merupakan nenek moyang bangsa Yahudi dan Arab. Raja Semit yang menaklukkan Sumeria bernama Sargon Agung. Wilayah kekuasaannya meliputi wilayah Sumeria dan Akkadia (Mesopotamia). Ibu kotanya Agade (Akkad). Raja yang kemudian. Ur-Nammu (2113-2096 SM), memerintah kerajaan yang besar. Untuk menunjukkan kekuasaannya ia membangun Ziggurat yang sangat besar. Bangunan itu didirikan di atas bukit. Ada tiga tangga untuk naik ke puncaknya, masing-masing terdiri seratus anak tangga. Daerah Sumeria terpecah menjadi satuan-satuan kecil yang saling berperang. Menjelang tahun 2200 sebelum Masehi. Salah satu kota yang menjadi pusat kebudayaan adalah kota Babilon (Babil). Menurut para ahli, nama Babilonia berasal dan kata babila. Kata itu menurut ahli etimologi (ilmu yang mempelajari asal kata), berasal dan kata babilu yang berarti gerbang menuju tuhan.

Sekarang kota Babilon terletak 97 kilometer di selatan Baghdad, di tepi Sungai Eufrat, Irak Selatan. Kota itu merupakan pusat perdagangan, keagamaan, dan ibu kota Kerajaan Babilonia. Kota Babilon bentuknya segi empat dengan Sungai Eufrat mengalir di tengahnya. Ada tembok keliling yang dihiasi dengan gambar-gambar binatang buas. Di kota itu dijumpai beberapa kuil yang seperti kuil Marduk. Di bagian tengah kuil ada Menara Babel. Tidak jauh dan situ terdapat Taman Gantung yang terkenal sebagai salah satu dan Tujuh Keajaiban Dunia. Taman itu dibangun di atas bukit buatan. Tinggi taman itu sekitar 107 meter. Bentuknya berupa podium yang ditanami dengan pohon, rumput, dan bunga-bungaan. Ada air terjun buatan berasal air sungai yang dialirkan ke puncak bukit, lalu mengalir melalui saluran buatan. Jadilah tempat sejuk di daerah panas dan kering. 

Peninggalan kota Babilon sekarang hanya berupa reruntuhan saja.
Wilayah Babilonia terbagi menjadi dua negara, Sumeria di tenggara dari Akkadia di barat laut. Pada tahun 1850 SM. Sejarah Sumeria dan Akkad dihiasi oleh peperangan yang tidak putus-putusnya. Meskipun demikian, kebudayaan mereka terus berkembang. Setelah Sumeria kalah. Akkadia di bawah kekuasaan bangsa Amorit berkembang menjadi Kerajaan Babilonia yang menguasai seluruh wilayah Mesopotamia selatan. Assyria, dan Mesopotamia utara. Rajanya yang terkenal bernama Hammurabi (1792-1750 SM). Ia raja ke-6 dan dinasti pertama yang menguasai Babilon. Selama pemerintahannya ia memajukan pendidikan, ilmu pengetahuan, dan mengeluarkan hukum tertulis. Hukum itu dikenal sebagai Undang-Undang Hammurabi. Undang-undang itu sangat keras dan terdiri dari 280 pasal.

Undang-Undang Hammurabi antara lain mengatur soal pencurian dan tukang tadahnya, korupsi, pembunuhan, penculikan, penipuan, perpajakan, pencemaran nama baik, dan kehidupan keluarga. Undang-undang itu bertujuan menegakkan keadilan, melindungi rakyat dari penindasan, dan memberantas kejahatan. Oleh karena itu, meskipun undang-undangnya sangat keras, Hammurabi dianggap pelindung rakyat. Anaknya, Samsuiluna (1749-1712 SM) menggantikannya sebagai raja. Kerajaan Babilonia mengalami kemunduran. Wilayah selatan, Larsa, melepaskan diri dari kekuasaan Babilonia. Tembok kota Ur, Uruk, dan Larsa dirobohkan. Raja Samsuiluna membangun benteng untuk menahan serangan Kassite pada Tahun 1726 SM. Raja terakhir Dinasti Babilonia, Samsuditana, ditaklukkan oleh Raja Mursilis I dari Kerajaan Hittite pada tahun 1595 sebelum Masehi. Mursilis I berhasil menyatukan negara-negara kota dan menjadikan Kerajaan Hittite menjadi kekuasaan besar ketiga di Timur Tengah bersaing dengan kerajaan Mesir dan Babilonia.

Bangsa Assyria dapat melepaskan diri dan mendirikan kerajaan baru. Penguasa Kerajaan Assyria menguasai kota Babilon padaTahun 745-639 SM. Beberapa kali penduduk Babilon melakukan pemberontakan terhadap penguasa Assyria, tetapi dapat dipadamkan oleh Raja Sennacherib. Babilon dihancurkan pada Tahun 639 SM. Akan tetapi, sebelas tahun kemudian kota itu dibangun kembali oleh Assarhaddon, putra Sennacherib. Dalam rangkaian perang selanjutnya, muncul dinasti baru, yaitu dinasti kedua dari kota Isin. Rajanya yang terkenal, Nebuchadnessa 1 (1124-1103 SM). Ia berhasil menaklukkan Dinasti Elam dan Assyria. Babilonia lebih banyak dikuasai oleh raja-raja Assyria Sampai akhir abad ke-7 SM. Raja terakhir yang memerintah di Babilonia ialah Raja Asurbanipal. Sesudah itu, Babilonia diperintah oleh raja baru dan bangsa Chaldean, yaitu Nabopolassar. Ia menjadikan Babilon sebagai ibu kota kerajaan.

Babilon kemudian kembali mencapai zaman keemasan. Daerah kekuasaannya meluas hingga Sisilia. Ia digantikan oleh anaknya, Nebuchadnessar II (605-562 SM). Raja itu menaklukkan Syria dan Palestina pada tahun 587, kemudian membangun kembali kota Babilon, serta memperbaiki Taman Gantung Babilon, Kuil Marduk, dan Zigguratnya. Babilon kemudian ditaklukkan Cyrus Agung dari Persia pada tahun 539 SM. Aleksander Agung menguasai Babilon pada Tahun 331. Ketika memasuki ibu kota Babilon, Aleksander meninggal. Salah seorang panglimanya, Seleucos, diangkat sebagai penguasa Mesopotamia. Babilon dikuasai bangsa Partia Pada tahun 200, dan terakhir oleh bangsa Sasania sebelum hancur. Bangsa Arab memanfaatkan reruntuhan kota Babilon untuk dibangun menjadi kota Al-Hillah pada Tahun 200. Peninggalan kota Babilon sekarang hanya berupa reruntuhannya. Sebagian dari pintu gerbang kota Babilon dan sebagian Taman Gantung dipugar kembali oleh pemerintah Irak sekarang.‎

Babilonia (1696 – 1654 SM) dinamai sesuai dengan ibukotanya,Babel, adalah negara kuno yang terletak di selatan Mesopotamia (se‎karang Irak), di wilayah Sumeria dan Akkadia. Babel pertama disebut dalam sebuah tablet dari masa pemerintahan Sargon dari Akkadia, dari abad ke-23 SM.

Babilonia berkembang menjadi sebuah kerajaan besar pada masa Hammurabi (1696 - 1654 sebelum Masehi), yang area kekuasannya meliputi daerah kerajaan Akkadia pada masa sebelumnya.

Setelahnya berdiri Kekaisaran Neo-Babilonia, dibawah kekuasaan dinasti Kasdim atau dinasti ke-11, yang dimulai dari revolusi ‎Nabopolassar pada tahun 626 SM hingga invasi Koresh Agung, dengan penguasa terkenal di antaranya adalah Nebukadnezar II. Babilonia kemudian dikalahkan oleh Koresh Agung, raja Media danPersia pada tahun 539 SM.

Kekaisaran Babilonia Baru atau Kekaisaran Khaldea adalah periode dalam sejarah Mesopotamia yang dimulai pada tahun 626 SM dan berakhir pada tahun 539 SM.[1] Selama tiga abad sebelumnya, Babilonia dikuasai oleh bangsa sesama penutur bahasa Akkad sekaligus tetangga mereka di utara, yaitu Assyria. Selama periode tersebut, Babilonia menikmati status yang penting. Assyria berhasil menjaga kesetian Babilonia selama periode Assyria Baru, entah melalui pemberian hak istimewa yang terus-menerus bertambah, atau melalui tindakan militer. Akan tetapi, semuanya berubah pada tahun 627 SM dengan matinya pemimpin kuat Assyria terakhir, Assurbanipal. Di bawah pimpinan Nabopolassar orang Khaldea, Babilonia memberontak. Dengan bersekutu bersama bangsa Medes, Babilonia menghancurkan kota Nineveh, ibukota Assyria, pada tahun 612 SM. Dengan demikian, Babilonia bebas dari kekuasaan Assyria dan menjadi negara merdeka. Periode kekuasaan Babilonia dicirikan dengan perkembangan pesat dalam arsitektur, seni, dan ilmu pengetahuan.

Para raja Babilonia Baru amat menyadari antikuitas warisan mereka, dan berupaya menerapkan kebijakan tradisionalis, membangkitkan kembali kebudayaan Sumer-Akkad kuno mereka. Meskipun bahasa Aram telah menjadi bahasa sehari-hari, namun bahasa Akkad kembali ditetapkan sebagai bahasa administrasi dan kebudayaan. Ungkapan-ungkapan arkaik dari 1500 tahun sebelumnya dimasukkan kembali ke dalam prasasti-prasasti Akkad, bersama dengan bahasa Sumer yang sudah lama tak digunakan. naskah kuneform Babilonia Baru juga diubah untuk menyerupai naskah Akkad, yang sudah amat lama.

Karya seni dari masa kejayaan Babilonia amat dihargai dan dirawat. Contohnya, ketika sebuah patung Sargon Agung (Sargon dari Akkad) ditemukan dalam suatu pekerjaan konstruksi, diperintahkan untuk dibangun sebuah kuil untuk patung tersebut. Diceritakan pula bahwa Nebukhadnezzar, dalam upayanya membangun ulang kuil di Sippar, harus melakukan penggalian berulang hingga ia menemukan fondasi Naram-Suen, suatu penemuan yang memungkinkannya membangun kembali kuil tersebut secara layak. Babilonia Baru juga membangkitkan kembali praktik penunjukkan putri kerajaan sebagai pendeta dewi bulan, Sin, suatu kebiasaan yang dulu dilakukan pada masa Sargon,

Pada periode Babilonia baru, banyak tanah yang dibuka untuk diolah. Kedamaian dan kekuasaan kekaisaran membuat tersedianya sumber daya untuk memperluas irigasi dan membangun sistem kanal. Daerah pedesaan Babilonia didominasi oleh perkebunan-perkebunan besar, yang diberikan kepada pejabat pemerintah sebagai bentuk pembayaran. Perkebunan-perkebunan ini biasanya dikelola melalui penguasa lokal, yang mengambil sebagian keuntungan. Penduduk desa ikut serta dalam perkebunan tersebut dengan menjadi buruh dan penyewa tanah.

Kota-kota di Babilonia memperoleh hak otonomi dan hak istimewa dari raja. Kota berpusat di kuil. Tiap kota memiliki pengadilan sendiri, dan kasus hukum seringkali diputuskan dalam majelis. Kuil mendominasi struktur sosial. Status sosial dan hak politik sesorang ditentukan berdasarkan posisi mereka terkait dengan hierarki kagamaan. Para pekerja, misalnya perajin, memperoleh statsu yang tinggi. Selain itu, terdapat pula serikat pekerja untuk memberi para pekerja daya tawar kolektif.

Daftar Raja 

Dinasti ke-11
Nabopolassar atau Nabu-apla-usur 626 SM – 605 SM
Setelah matinya raja Ashurbanipal pada tahun 627 SM, kerajaan Asyur terpecah oleh persaingan di dalam. Seorang jenderal Asyur, Sin-shum-lishir, memberontak dan menguasai Babilon, tetapi langsung digulingkan oleh tentara Asyur yang setia pada raja Ashur-etil-ilani. Babilon kemudian dikuasai oleh putra Ashurbanipal yang lain, Sin-shar-ishkun, yang mengangkat diri menjadi raja. Namun tidak lama kemudian Babilon memberontak dengan bantuan suku Kasdim (Bit Kaldu), yang dipimpin oleh Nabopolassar. Nabopolassar merebut tahta dan memulai dinasti Neo-Babilonian.
Selama 3 tahun pertama, Nabopolassar tidak diganggu dalam memperkuat Babilon, karena ada perang saudara sengit antara raja Asyur Ashur-etil-ilani dan saudaranya Sin-shar-ishkun di Mesopotamia selatan.

Tahun 623 SM, Sin-shar-ishkun membunuh saudaranya dalam Perang di Nippur, merebut tahta dan berusaha merebut Babilon dari Nabopolassar. Selama 7 tahun, Nabopolassar memukul mundur serangan Asyur, dan tahun 616 SM malah menyerang Assur dan Arrapha, tetapi tidak berhasil. Kemudian bersama sekutunya, bekas tentara Asyur, orang-orang Media,Persia, Elam dan Scythian, ia menyerang lagi pada tahun 615 dan 614 SM, kali ini Assur dan Arrapha berhasil direbut. Selama tahun 613 SM tentara Asyur mencoba memukul mundur tentara Babilonia dan Media. Namun sebaliknya pada tahun 612 SM Nabopolassar dan raja Media, Cyaxares, memimpin tentara gabungan menyerang Niniwe, mengepungnya selama 3 bulan dan merebutnya. Sejak itu Babilon menguasai Asyur dan wilayah bagian utara maupun baratnya.

Seorang jenderal Asyur, Ashur-uballit II, menjadi raja Asyur dan mendirikan ibukotanya di Harran. Nabopolassar dan sekutunya mengepung Ashur-uballit II di Harran tahun 608 SM dan merebutnya; Ashur-uballit II menghilang setelah ini.

Raja Mesir, Firaun Nekho II menyerang pada tahun 609 SM dalam upaya yang terlambat untuk membantu sekutunya di Asyur. Nabopolassar (dibantu putra dan kelak penggantinya, Nebukadnezar II) selama tahun-tahun terakhir pemerintahannya terus mengusir orang-orang Mesir, yang dibantu tentara bayaran dari Yunani dan sisa tentara Asyur, dari Siria, Asia Kecil, bagian utara Arabia danIsrael. Nebukadnezar membuktikan kehandalannya dengan akhirnya mengalahkan tentara Mesir beserta sekutunya dalam perang di Carchemishtahun 605 SM.‎

Nebukadnezar atau Nabu-kudurri-usur II605 SM – 562 SM

Nebukadnezar II menjadi raja setelah ayahnya mati. Ia membangun semua kota-kota besar Babilonia dengan mewahnya. Ibukotanya, Babilon, meliputi wilayah seluas 3 mil persegi, dikelilingi oleh rawa-rawa dan dua lapis dinding tebal. SungaiEufrat mengalir di tengah kota, dihubungkan dengan jembatan batu yang indah. Di tengah kota ada ziggurat raksasa yang disebut Etemenanki, "Rumah perbatasan langit dan bumi," di sebelah kuil dewa Marduk.

Nebukadnezar berhasil menaklukkan Siria dan Fenisia, memaksa upeti dariDamaskus, Tirus dan Sidon. Ia juga menyerang Asia Kecil, di tanah "Hatti". Tahun 605 SM ia menduduki Yerusalem dan mendapatkan upeti dari Yoyakim, raja Yehuda.

Seperti Asyur, Babilonian berperang setiap tahun untuk menguasai jajahannya. Tahun 601 SM Nebukadnezar berperang lagi melawan Mesir. Tahun 599 SM ia menyerang Arabia dan mengalahkan mereka di Qedar. Tahun 597 BC ia menyerang Kerajaan Yehuda dan merebutYerusalem serta menawan raja Yoyakhin, membawanya dalam pembuangan, dan menempatkan Zedekia, paman Yoyakhinmenjadi raja. Mengambil kesempatan perang antara Mesir dan Babilon, rajaZedekia mencoba memberontak. Setelah dikepung 18 bulan Jerusalem direbut lagi tahun 587 SM, ribuan orang Yahudi dibuang ke Babel dan Bait Suci dihancurkan sampai rata tanah.

Pada tahun 572 Nebukadnezar menguasai penuh Babilonia, Asyur, Fenisia, Israel, Filistin, Arabia utara dan sebagian Asia Kecil.

Nebukadnezar terus berperang dengan Firaun Psamtik II dan Hofra (Apries) selama pemerintahannya, dan pada zaman Firaun Amasis II tahun 568 SM, ia diduga menginjakkan kaki di tanah Mesir.‎
Ewil-Merodakh atau Amel-Marduk 562 SM – 560 SM

Ewil-Merodakh adalah putra dan penerusNebukadnezar II. Ia memerintah hanya 2 tahun (562 – 560 SM). Menurut Kitab 2 Raja-raja di Alkitab, ia mengampuni dan melepaskan raja Yoyakhin, dari Kerajaan Yehuda, yang ditawan di Babel selama 37 tahun (sejak tahun 597 SM).dimana ditulis bahwa:
Kemudian dalam tahun ke-37 sesudah Yoyakhin, raja Yehuda dibuang, dalam bulan yang ke-12, pada tanggal 27 bulan itu, maka Ewil-Merodakh, raja Babel, dalam tahun ia menjadi raja, menunjukkan belas kasihannya kepada Yoyakhin, raja Yehuda, dengan melepaskannya dari penjara. Ewil-Merodakh berbicara baik-baik dengan dia dan memberikan kedudukan kepadanya lebih tinggi dari pada kedudukan raja-raja yang bersama-sama dengan dia di Babel. ”‎
Menurut Kitab Yeremia pasal 52:31-32Ewil-Merodakh melepaskan Yoyakhin tanggal 25.‎

Diduga karena berusaha mengubah kebijakan ayahnya, Ewil Merodakh dibunuh oleh Nergal-sarezer atau Neriglissar, iparnya yang kemudian merebut tahtanya.‎

Nergal-sarezer atau Neriglissar 560 SM –556 SM

Nergal-sarezer atau Neriglissar me‎merintah dengan stabil, melakukan banyak pekerjaan umum, termasuk memperbaiki kuil dan sebagainya. Ia juga berhasil menyerang Silisia, yang mengancam Babilon. Neriglissar hanya bertahta 4 tahun sebelum diganti putranya,Labashi-Marduk yang masih muda. Tidak jelas apakah Neriglissar dari suku Kasdimatau penduduk asli kota Babilon.
Labashi-Marduk atau Labaši-Marduk 556 SM

Labashi-Marduk adalah putra Nergal-sarezer atau Neriglissar, yang meneruskan tahta ketika masih kecil. Ia dibunuh dalam satu persepakatan 9 bulan setelah dinobatkan. Ia digantikan oleh Nabonidus.‎

Nabonidus atau Nabû-naʾid 556 SM –539 SM
Latar belakang Nabonidus tidak jelas. Dalam satu tulisan peninggalannya, ia menyebut latar belakangnya tidak penting. ‎Ibunya yang hidup sampai usia tua dan tinggal di kuil dewa bulan Sîn di Harran ju‎ga tidak menyebut asal-usulnya. Menurut ‎Tawarikh Nabonidus mulai tahun ke-7 pemerintahannya (549 SM) ia mengasingkan diri ke kota Tema di Arabia dan menyerahkan pemerintahannya pada putra sulungnya, Belsyazar.
Belsyazar atau Bêl-šar-usur 549 SM –539 SM
Belsyazar menjadi raja atas nama ayahnya, Nabonidus, selama 10 tahun ayahnya di pengasingan (menurutTawarikh Nabonidus). Kitab Danielmencatat bahwa Nebukadnezar disebut sebagai ayahnya. Istilah "ayah" dapat berarti "kakek" atau "leluhur", termasuk juga "ayah angkat". Pada tahun 539 SM, Nabonidus pulang ke Babilon untuk menghadapi ancaman serangan Koresh, raja Persia, tetapi tidak berhasil menahan serbuan ini. Menurut Kitab Daniel, Belsyazar mati terbunuh pada malam tentara Persia berhasil masuk dan merebut ibukota Babilon yang berdasarkan perhitungan waktu sejarah terjadi pada tanggal 15 Oktober 539 SM. ‎Dalam catatan-catatan Babel maupun Persia, namanya tidak disebutkan lagi setelah tanggal ini.

Assyria
Bangsa Assyria lebih tua daripada bangsa Babilon. Mereka merupakan campuran banyak ras. Para ahli menyebutnya sebagai bangsa Semit. Sebutan itu didasarkan atas bahasa yang digunakannya, yaitu bahasa Semit. Bahasa itu kemudian menurunkan bahasa Ibrani dan Arab sekarang. Negeri bangsa Assyria terletak di tepi Sungai Tigris, di Mesopotamia. Di daerah itu dijumpai peradaban kuno yang tinggi seperti kebudayaan bangsa Babilon yang ada di bagian selatannya. 

Bangsa Assyria sering disebut sebagai bangsa Roma dan Asia. Kedua bangsa itu sama-sama dikenal sebagai bangsa penakluk. Mereka sangat ditakuti karena mempunyai tentara infantri, tentara berkuda, dan tentara dengan kereta perang. Peninggalan peninggalan berupa tembikar, alat-alat batu, dan sisa-sisa bangunan menunjukkan bahwa daerah Assyria sudah dihuni sejak zaman batu baru (neolitik) yang berkembang sekitar 6.000 tahun yang lalu. Bangsa Assyria menjadi bangsa merdeka sekitar abad ke-14 sebelum Masehi. Sebelumnya, mereka dijajah bangsa Babilonia, kemudian bangsa Mitani. Raja Ashur Uballit I merupakan pendiri kerajaan Assyria dan memerintah tahun 1365-1330 sebelum Masehi. Ia menyebut dirinya Raja Agung dan orang pertama yang menyebut Assyria sebagai Tanah Ashur. 

Pada masa pemerintahannya Kerajaan Assyria terus berperang melawan Babilonia. Pertempuran terus berlanjut pada masa pemerintahan Enlil-nihari, putra Ashuruballit Masa kejayaan Assyria dicapai pada masa pemerintahan Adad ninari I. Ia berhasil menaklukkan dan mempersatukan seluruh Mesopotamia. Ia menyebut dirinya Raja di Raja. Ia memperluas kuil, istana Ashur, dan membuat benteng pertahanan terutama di tepi Sungal Tigris.

Penggantinya adalah Tukulti-ninurta I yang memerangi Babilonia secara besar-besaran. Ia mengasingkan rajanya dan menjarah kuil Babilonia. Tindakan menjarah kuil merupakan tindakan yang melanggar agama, baik di Babilon maupun di Assyria. Akibatnya, hubungan dengan rakyatnya memburuk. Anaknya sendiri memberontak dan mengepung ibu kota. Tukulti-ninurta I terbunuh. Sejak itu, Kerajaaran Assyria mengalami kemunduran, sedangkan Babilonia bangkit kembali Kerajaan Assyria baru muncul kembali di bawah pemerintahan Raja Tigalth-pilaser I pada abad ke-II SM. Ia mengalahkan Kerajaan Aramaean dan Babilonia Utara. Ia sangat memperhatikan pertanian, perkebunan, serta mengembangkan administrasi pemerintahan dan pengajaran. Peraturan hukum juga diterapkan. Hukuman mati merupakan hal yang umum. Hukuman yang ringan berupa kerja paksa dan hukuman dera. Cucu Tigalth-pilaser I, yaitu Asurnasirpal I adalah seorang raja yang lemah. Ia tidak banyak berbuat untuk menahan serangan musuh. Baru pada abad ke 9-7 SM muncul raja-raja yang kuat seperti Tiglath-pilaser III, Sargon II, Sennacherib, dan Assarhaddon. Wilayah kekuasaan Assyria meliputi hampir seluruh daerah Timur Tengah, dan Mesir sampai Teluk Persia.

Asurnasirpat II dikenal sebagai raja yang kejam. Ia merupakan raja pertama yang menggunakan pasukan berkuda, pasukan kereta perang, dan pasukan berjalan kaki (infantri). Ia membangun kota Kalakh dan menjadikannya ibu kota kerajaan. Ia membangun istana besar seluas 25.000 meter persegi. Dengan kekejaman ia membangun kuil yang tinggi untuk memuja dewa kota Kalakh, dewa perang Ninurta dan dewa berburu. Puncak kuil itu dipakai untuk mengamati bintang Ia digantikan oleh Raja Sargon II (721-705 sebelum Masehi) yang meneruskan usaha perluasan daerah kekuasaannya. Raja Sargon II terbunuh dalam peperangan. Ia digantikan oleh anaknya, Sennacherib. Pada mulanya bangsa Assyria bersahabat dengan bangsa Babilon. Akan tetapi, bangsa Assyria berbalik memusuhi bangsa Babilon pada tahun 689. Selama 9 bulan raja Assyria, Sennacherib, mengepung kota Babilon dan akhirnya kota itu dapat dihancurkan.

Raja Sennacherib sangat memperhatikan pertanian dan pengairan negaranya. Ibu kotanya, Niniveh, memperoleh air dari sebuah saluran air berupa jembatan sepanjang 300 meter. Ia memperkenalkan tanaman kapas kepada bangsa Assyria. Istananya dihias dengan keramik berwarna. Dindingnya dipenuhi ukiran binatang dan manusia. Ada patung lembu bersayap dengan kepala manusia. Patung itu sangat besar. Seni pahat saat itu berkembang sangat pesat. Bangsa Assyria telah mengenal tulisan yang disebut tulisan paku. Bentuk tulisan itu segi tiga mirip paku dan kebanyakan digoreskan di atas lempengan tanah liat pada waktu masih basah. Lempengan itu kemudian dijemur di panas matahari. Penggantinya, Assurbanipal, sangat tertarik pada pendidikan. Di Niniveh, ia mengumpulkan 22.000 lempengan tanah liat bertulis yang disimpan di perpustakaan. Isinya antara lain menyangkut masalah agama, sastra, pengobatan, matematika, ilmu pengetahuan alam, kamus, dan sejarah.

Semua lempengan tanah liat itu didaftar dengan cermat dan ditaruh di atas rak. Sekarang sebagian besar lempengan tanah liat itu disimpan di Museum London, Inggris. Bangsa Assyria senang berperang, karena itu mereka mempunyai banyak musuh. Pengganti Assurbanipal, Asur-etel-ilani bukan seorang raja yang kuat. Kerajaan Assyria ditaklukkan oleh persekutuan bangsa Babilon, Medes, dan Chaldeans pada Tahun 614. Setelah tiga bulan berperang, Niniveh kalah. Tempat suci dan istananya hancur, termasuk juga irigasi yang dibuat oleh Sennacherib. Sisa pasukan Assyria menyerah pada tahun 609, dan Kerajaan Assyria lenyap dari sejarah.

Persia
Persia adalah sebutan bangsa Arab untuk bangsa Iran. Daerah Persia sekarang dikenal sebagai dataran tinggi Iran. Penduduknya sebagian besar ialah bangsa Medes. Bangsa asli Persia datang ke daerah itu dan daratan Asia Tengah sekitar tahun 900 SM. Mereka menyerang bangsa Arya di perbatasan gurun Iran, dan kemudian berdiam di daerah Fars yang dikelilingi oleh pegunungan dan gurun. Dengan demikian, mereka mudah menahan serangan bangsa Assyria. Bangsa Persia dikenal sebagai petani dan pemelihara kuda. Mulanya mereka mengalami kesukaran dalam mengolah tanah. Mereka harus membuat terowongan panjang untuk mengalirkan air ke daerah pegunungan. 

Bangsa Persia mempunyai beberapa orang raja yang terkenal mulai tahun 836 SM. Salah seorang di antaranya ialah Cyrus Agung. Istana kerajaannya dikenal dengan sebutan Istana Persipolis. Raja Cyrus gemar berperang, dan berhasil menguasai daerah yang luas mulai dari Mesir di Afrika sampai ke daerah perbatasan India. Kerajaan pertama yang ditaklukkan Cyrus ialah Kerajaan Medes, Lydia, dan akhirnya Babilonia. Cyrus akhirnya terbunuh dalam peperangan. Cambyses meneruskan usaha ayahnya menaklukkan Mesir.
Setelah Cambyses meninggal terjadi pemberontakan, tetapi dapat dipadamkan oleh Darius. Pada masa pemerintahan Darius (550-486 SM), Persia mengalami masa kejayaannya. Wilayah kerajaannya meliputi seluruh daerah Tirnur Tengah. Luasnya lebih besar daripada daerah kekuasaan Kerajaan Masedonia pada masa pemerintahan Aleksander Agung atau Kerajaan Romawi Kuno. Bangsa Persia merupakan penguasa yang baik. Kerajaan mereka dibagi dalam beberapa satrap (gubernur). Tiap satrap mengawasi 20 provinsi. Jalan-jalan yang mulus banyak dibangun untuk memperlancar hubungan antardaerah. 

Salah satu di antaranya ialah Jalan Raja yang membentang dan Susa ke Sardis. Jaraknya sekitar 1.600 mil. Tiap 40 mil ada tempat pemberhentian untuk mengganti kuda. Perintah raja dapat disampaikan dalam waktu seminggu untuk jarak 1.600 mil. Bangsa Persia membangun tambang perak dan memperbaiki saluran yang pernah digunakan oleh kapal Hatshepsut yang berlayar dan Laut Tengah ke Laut Merah. Mereka juga membangun kuil-kuil besar seperti bangunan di Babilonia dan Assyria. Bangsa Persia mengenal alphabet yang terdiri dan 39 huruf. Mereka belajar Astronomi dan bangsa Babilonia. Bangsa Persia mengikuti ajaran Zoroaster yang hidup sekitar 600 SM. Ajaran itu ada hubungannya dengan ajaran Hindu. Menurut ajaran Zoroaster hidup adalah peperangan antara kebaikan dan kejahatan.
Di satu sisi ada Dewa Perusak (Ahriman) dan Dewa Kebijaksanaan (Ahuramazda). Dengan menolong Ahuramazda memerangi Ahriman, seorang pemeluk ajaran Zoroaster akan menemui kehidupan yang baik. Penganut Zoroaster harus ramah,jujur, tulus, dan bersahabat dengan sesamanya, juga dengan hewan. Jika penganut Zoroaster yang baik meninggal, ia dapat melewati api yang ada di antara dunia dan surga tanpa terluka. Untuk mereka ada sebuah jembatan lebar yang menghubungkan dunia dan surga. Sebaliknya, orang yang jahat tidak pernah sampai di surga, karena jatuh. Mereka menjumpai jembatan yang sangat sempit, yang sukar sekali dilalui. Raja-raja Persia yang terkenal adalah penganut ajaran Zoroaster. Bahkan Darius dalam salah satu prasastinya mengatakan Atas kehendak Ahuramazda yang memilih aku dan menjadikan aku raja seluruh dunia. Raja Persia lainnya, Ataxerxes I, mengeluarkan kalender baru dengan nama-nama dewa Zoroaster sebagal nama-nama bulannya. Beberapa dari ajaran Zoroaster dipakai oleh bangsa Romawi dalam pemujaan dewa Mithras. Bangsa Persia akhirnya ditaklukkan oleh orang Islam pada abad ke-7.
Sekian uraian tentang Sejarah Mesopotamia: Sumeria, Babilonia, Assyria, Persia, semoga bermanfaat. ‎

 

Doa Nabi Sulaiman Menundukkan Hewan dan Jin

  Nabiyullah Sulaiman  'alaihissalam  (AS) merupakan Nabi dan Rasul pilihan Allah Ta'ala yang dikaruniai kerajaan yang tidak dimilik...