Selasa, 09 November 2021

Filosofi Pamor Melati Tumpuk


Keris Pamor Melati Tumpuk Dapurnya bisa bermacam-macam, seperti Sengkelat dan lainnya akan tetapi dari segi Tuah dan Khasiat pada Pamor sebuah Keris dengan Melati Tumpuk akan memberikan Aura yang kuat bagi pemiliknya. Selain itu, juga akan sangat baik jika Keris ini dipegang oleh orang-orang yang bijaksana, dan berhati bersih.

Filosofi Pamor Melati Tumpuk

Melati adalah bunga yang berukuran kecil namun harumnya semerbak. Melati yang berwarna putih melambangkan kesucian diri, bahwa menjadi seorang pemimpin haruslah menjaga dirinya tetap baik perbuatan dan tingkah lakunya. Secara otomatis, jika seorang pemimpin itu baik, maka jasa-jasanya akan membuat harum namanya, hingga dikenang sepanjang masa.

Pamor melati tumpuk juga dipercaya memiliki tuah untuk sarana pengasihan. Sangat cocok untuk seorang pemimpin supaya disukai dan didukung banyak orang-orang disekitarnya.

Keris Pamor Melati Tumpuk, sebenarnya hampir sama saja dengan yang lainnya seperti
Melati Rinoce/Rinonce
yang pada awalnya dibuat khusus untuk kepedulian terhadap Kerajaan dan pemimpinnya.

Keris Pamor Melati Tumpuk sangat banyak peminatnya, mengingat Tuah yang sangat baik di gunakan untuk berbagai keperluan. Juga untuk hajat, permohonan langsung bersama-sama akan membuat hajat pemilik Keris Melati Tumpuk akan lebih cepat lagi terkabul.

Akan tetapi, di zaman sekarang sangat banyak sekali Keris dengan Pamor Melati Tumpuk Kamardikan, juga bertuah dan memiliki khasiat hampir sama seperti Keris Sepuhnya.

Ini biasanya, Tuah yang terkandung di dalam Keris Pamor Melati Tumpuk berkhasiat untuk:

Menjadi pemimpin yang disegani bawahannya
Memantapkan kedudukannya sebagai pemimpin
Setiap hajatnya akan lebih mudah terkabul
Singkir hama
Singkir sengkolo
Anti santet, sihir
Dan masih banyak lagi.

Filosofi dari pamor ini adalah sebuah harapan agar pemilik Keris dengan pamor Melati  Tumpuk dapat memiliki nama harum di masyarakat seperti aroma harum bunga melati yang bertebaran.

Tapi untuk memiliki nama harum di masyarakat tentunya harus di upayakan dengan perilaku yang baik dilingkungan sekitar, berbuat baik pada sesama dan melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi sesama dan lingkungan. Seperti halnya tanaman bunga melati yang harus ditanam dulu, disirami, dirawat sampai tumbuh subur dan akhirnya bisa menghasilkan bunga berwarna indah dan beraroma harum.

Aroma harum bunga melati dapat membawa energi positif disekitarnya, karena aroma wanginya dapat menimbulkan rasa nyaman, tenang dan damai.

Bunga melati putih melambangkan kesucian, keanggunan yang sederhana, dan ketulusan. Bunga melati putih juga melambangkan keindahan dalam kesederhanaan dan kerendahan hati, karena meskipun kecil dan sederhana, tapi wanginya harum semerbak tercium kesegala penjuru.

Bunga melati akan selalu harum dan berwarna putih, suci tak ternoda. Melati akan selalu berwarna putih tidak pernah berdusta dengan apa yang ditampilkannya. Melati tidak memiliki warna lain dibalik warna putihnya dan tidak pernah menyimpan warna lain untuk berbagai keadaan.

Melati juga bisa dimaknai "Medal soko lati", atau "Keluar dari lidah". Maknanya: Apa yang kita ucapkan semestinya adalah sesuatu yang harum seperti aroma bunga melati. Karena ucapan bisa membawa kebaikan maupun keburukan tergantung dari apa yang di ucapkan, senada dengan peribahasa "Mulutmu adalah harimau-mu".

Pamor Melati Tumpuk termasuk pamor yang tidak pemilih. Artinya semua orang bisa (cocok) memiliki Keris dengan Pamor ini.

Filosofi Keris Dapur Jalak Dindhing


Keris Jalak Dinding adalah salah satu bentuk dhapur Keris lurus dengan ukuran panjang bilah sedang. Ricikan pada Keris ini, antara lain: gandhik lugas, pejetan, gusen dan tingil. Selain itu tidak ada ricikan lainnya. Sepintas Keris Jalak Dinding sangat mirip dengan Keris dhapur Jalak Tilam Sari. Perbedaanya hanya terletak pada gusen yang ada disepanjang sisi bilah Keris.

Filosofi Keris Jalak Dinding:

Dalam tradisi masyarakat Jawa dikenal sebuah "Panyondro" atau "Pengibaratan" yang bunyinya "Lakune njalak dinding" yang artinya, cara berjalannya seperti burung Jalak Dinding (lincah tapi agak berjingkat) yang di anggap sebagai simbol kewaspadaan.

Hal ini selaras dengan filosofi Keris dhapur Jalak Dinding yang merupakan simbol dari kehidupan yang harus senantiasa dijalani dengan energik tapi penuh kewaspadaan seperti sifat burung Jalak.

Burung Jalak juga merupakan simbolisasi pencapain kebahagiaan dan melepaskan dari permasalahan terutama yang terkait dengan rejeki. Bagi orang Jawa, burung Jalak dapat memberikan rasa senang hati bagi pemiliknya.

Keris Jalak Dinding merupakan sebuah ajaran atau pesan bahwa dalam menjalani kehidupan, kita tidak boleh hanya berpangku tangan, harus tetap bergerak dan jeli melihat peluang, tapi seyogyanya dalam setiap langkah kita harus tetap bersikap hati-hati, waspada, dan menghindari sifat ceroboh.

Sedangkan "Dinding" adalah simbol dari jiwa yang kokoh. Keris Jalak Dinding merupakan simbol agar pemiliknya bisa menjalani kehidupan dengan penuh semangat, selalu waspada dan memiliki hati yang kokoh, yaitu kekokohan hati pada SANG PENCIPTA.

Tuah Keris Jalak Dinding:

Tuah Keris Jalak Dinding yang merupakan manifestasi dari do'a-do'a yang dipanjatkan Mpu pembuatnya adalah supaya pemilik Keris ini bisa memiliki sifat-sifat seperti burung Jalak, antara lain:

• Mudah beradaptasi dengan lingkungan baru atau pandai membawa diri sehingga akan disukai semua orang dilingkungan pergaulannya.

• Mudah akrab dengan orang-orang baru sehingga lebih mudah mendapatkan peluang-peluang baru.

• Pandai berbicara atau berkomunikasi (cakap) sehingga mudah meyakinkan orang lain dan mudah mendapatkan kepercayaan dari orang lain.

• Energik dan penuh gagasan, sehingga lebih mudah dalam mencari rejeki.

• Memiliki kepekaan rasa yang tinggi sehingga lebih waspada pada hal-hal yang dapat membahayakan dirinya.

• Memiliki keteguhan hati, sehingga tidak mudah tergoda dengan hal-hal yang tidak bermanfaat yang bisa menghancurkan dirinya, baik itu karier, bisnis, maupun rumah tangganya.

Jadi, pemilik Keris Jalak Dinding akan menjadi pribadi yang menyenangkan dimata orang lain sehingga bisa mendapatkan banyak peluang dan kepercayaan untuk mengemban tanggung jawab yang besar, sehingga dalam hal rejeki juga akan mengalami peningkatan. Pemilik Keris Jalak Dinding juga akan memiliki keteguhan hati atau iman yang kokoh sehingga mampu mengemban tugas dan tanggung jawab yang besar.

Ciri-ciri Perkutut Yang Bisa Berubah Menjadi Ular


Sejak jaman dahulu, burung Perkutut lokal sering dikaitkan dengan hal-hal yang berbau mistis. Banyak mitos-mitos tentang burung Perkutut yang menjadi cerita turun-temurun di masyarakat, bahkan terkadang sampai membuat sebagian orang takut untuk memelihara burung Perkutut karena terpengaruh oleh cerita-cerita mistis tentang burung Perkutut.

Tapi bagi sebagian orang lainnya yang percaya pada katuranggan atau ciri mathi Perkutut yang diyakini dapat membawa keberuntungan atau hal-hal baik lainnya justru akan mencari Perkutut dengan katuranggan tertentu meskipun harganya mahal, sebab mereka yakin dengan memelihara Perkutut katuranggan dapat merubah hidupnya menjadi lebih baik.

Dari banyaknya mitos-mitos tentang Perkutut lokal, ada satu cerita yang paling terkenal dan sering diceritakan oleh orang-orang tua jaman dahulu, yaitu tentang Perkutut yang dapat berubah menjadi ular.

Cerita tentang Perkutut yang bisa berubah menjadi ular tentunya sudah tidak asing lagi bagi para penggemar burung Perkutut lokal. Tapi meskipun sering dibicarakan, cerita tentang Perkutut yang bisa berubah menjadi ular masih tetap menjadi misteri.

Secara logika tentunya hal itu mustahil terjadi karena burung Perkutut dan ular adalah dua jenis hewan yang berbeda species. Dari bentuk fisiknya saja sudah jauh berbeda. Tapi jika bicara tentang hal-hal ghaib, tentunya hal itu mungkin saja terjadi.

Jika kita mengamati corak bulu pada burung Perkutut atau luriknya dan juga warna bulunya memang ada sedikit kesamaan dengan bentuk sisik ular. Kemungkinan warna dan lurik pada burung Perkutut tersebut memang diciptakan atau didesain oleh TUHAN untuk menjadi senjata andalan burung Perkutut atau alat untuk melindungi dirinya dari ancaman atau bahaya, yaitu untuk berkamuflase menjadi serupa ular pada saat-saat tertentu.

Kemungkinan Perkutut tersebut sebetulnya tidak berubah menjadi ular, tapi hanya mengelabuhi pandangan mata Manusia dengan kemampuannya berkamuflase sehingga terlihat seperti ular.

Menurut orang-orang tua jaman dulu, jika mendapatkan burung Perkutut yang saat ditangkap tiba-tiba berubah menjadi ular, segeralah gosok-gosokkan tubuh ular tersebut ketanah yang berdebu atau siram dengan air, maka beberapa saat kemudian efek kamuflasenya akan hilang dan ular tersebut akan berubah (terlihat) menjadi burung Perkutut lagi.

Jika yang berubah menjadi ular adalah Perkutut yang dipelihara didalam kandang, maka untuk menghilangkan efek kamuflasenya yaitu dengan menutup kandangnya menggunakan kain batik, maka beberapa saat kemudian ular tersebut akan berubah kembali menjadi burung Perkutut. Kecuali jika yang ada didalam kandang tersebut adalah ular asli yang memakan burung Perkutut pasti tidak akan pernah berubah menjadi burung Perkutut lagi.

Tidak semua burung Perkutut lokal memiliki kemampuan untuk berubah menjadi ular, tapi hanya Perkutut-Perkutut tertentu saja yang memilki kemampuan tersebut dan biasanya Perkutut yang dapat berubah menjadi ular memiliki ciri-ciri tertentu yang tidak dimiliki oleh Perkutut pada umumnya.

Berikut ini beberapa katuranggan Perkutut lokal yang konon bisa berubah menjadi ular pada saat-saat tertentu:

• Perkutut Sriwiti (Leher Kobra)

Perkutut Sriwiti adalah burung Perkutut yang memiliki ciri-ciri khusus, yaitu memiliki ekor panjang dan leher panjang melengkung. Ketika bertengger badannya tampak tegak dengan kepala melengkung menyerupai ular kobra dan ekornya tegak lurus kebawah.

Perilakunya sangat tenang, suka berdiam lama di tangkringan dan sorot matanya tajam menatap kedepan. Bentuk lehernya yang mirip dengan ular kobra membuat banyak orang juga menyebutnya sebagai Perkutut leher kobra. Konon Perkutut Sriwiti dapat berubah menjadi ular pada waktu-waktu tertentu.

• Perkutut Korowelang

Ciri-ciri Perkutut Korowelang yaitu pada bagian bulu ekornya terdapat garis-garis kehitaman menyerupai ular welang. Garis-garis belang tersebut terkadang tembus sampai ke bagian bulu sayapnya.

Perkutut Korowelang merupakan Perkutut yang memiliki kebiasaan bersarang ditanah. Jenis Perkutut ini termasuk langka dan sulit ditemukan. Konon Perkutut Korowelang dapat berubah menjadi ular pada waktu-waktu tertentu.

• Perkutut Mujur

Perkutut Mujur tidak memiliki perbedaan fisik dengan Perkutut pada umumnya, dari warna bulu maupun luriknya sama seperti Perkutut biasa. Yang menjadi ciri khas dari Perkutut Mujur adalah ketika tidur posisi tubuhnya sejajar dengan tangkringan.

Konon pada malam-malam tertentu Perkutut Mujur akan mengeluarkan suara desisan seperti ular dan pada saat itulah Perkutut ini akan berubah menjadi ular.

• Perkutut Punden

Perkutut Punden adalah sebutan untuk burung Perkutut yang hidup atau mendiami Punden, pemakaman, tempat-tempat keramat atau tempat-tempat yang di anggap angker.

Perkutut Punden sangat sulit untuk ditangkap karena ada beberapa di antaranya yang merupakan Perkutut ghaib atau merupakan burung peliharaan mahluk ghaib penunggu Punden tempat burung Perkutut tersebut tinggal.

Biasanya untuk menangkap Perkutut Punden diperlukan ritual khusus atau syarat-syarat tertentu sebagai mahar atau tebusan untuk dapat memiliki burung Perkutut tersebut.

Tapi jika berjodoh, terkadang Perkutut Punden akan datang sendiri kepada seseorang yang menurutnya cocok untuk menjadi pemiliknya (tuannya).

• Perkutut Larasati

Perkutut Larasati memiliki ciri khusus yaitu bulu-bulu pada bagian pantat/duburnya berwarna kekuningan seperti burung Trucukan. Sedangkan bentuk fisik, warna bulu dan juga luriknya sama seperti Perkutut pada umumnya.

Konon Perkutut Larasati dapat berubah menjadi ular ketika tertangkap oleh Manusia dan akan berubah menjadi burung Perkutut lagi jika disiram dengan air atau digosok-gosokkan ke tanah.

Demikian sedikit informasi tentang ciri-ciri burung Perkutut yang bisa berubah menjadi ular pada waktu-waktu tertentu yang dapat kami sampaikan pada artikel kali ini.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Asma' Bolo Sewu


Asma’ Bolo Sewu adalah salah satu keilmuan tingkat tinggi yang sangat terkenal keampuhannya. Bolo Sewu yang artinya “seribu teman” dalam bahasa hikmah memiliki maksud agar pengamalnya bisa mendapatkan seribu pendamping dari bangsa ghaib, khususnya para Khodam Malaikat.

Karena merupakan Khodam suci, Khodam-Khodam Malaikat tersebut hanya bisa menyatu dengan orang-orang yang hatinya bersih. Dengan mengamalkannya, semoga ALLAH SWT akan menganugerahkan kepada kita semua hidayah dan kebersihan hati sehingga kita bisa mendapatkan rahasia hikmah yang terkandung didalamnya.

Dengan mengamalkan Asma’ Bolo Sewu, kita akan selalu dikawal dan didampingi oleh 1000 Khodam Malaikat yang akan melindungi kita dari serangan apapun, baik serangan yang bersifat fisik maupun non fisik.

Orang-orang yang berniat jahat akan merasa takut karena seoalah-olah kita sedang bersama banyak orang yang siap membntu. Jika ada yang berusaha menyerang, kita tidak perlu melawan, cukup diam dan baca amalan ini terus-menerus maka musuh tidak akan bisa menyentuh tubuh kita karena orang yang mencoba menyerang akan langsung terpental.

Berikut ini cara mengamalkan Asma’ Bolo Sewu versi Islam:

- Tawasul:

Bismillahirrohmaanirrohiim

“Ilahi antal maksudi, waridho ka matlubi, aqtina mahabbataka, wamakrifataka, ya Allah”

Wa’as aluka minridhoillah alfatihah...

1. Ilaa hadhrotin Nabiyyil mushthofaa Sayyidinaa Muhammadin Rosullillahi shollallohu ‘alaihi wa salama wa azwaajihii, wa auladihii, wa dzurriyyaatihii, wa ahli baitihii, wa ikhwanihii minal anbiyaai’, wal mursaliina ‘alaihimush sholaatu wa salaamu wa aali kulli minhum ajma’iina, syaiulillahumul fatihah... 1x

2. Wa Ila hadhorotil Malaikatil Muqorrobiin, wal karubiyyin, warruhaniyyin khususon Malaikat Jibril, Mikail, Isroil, Isrofil, Mungkar, Nakir, Rokib, Atit, Malik, Ridwaan, syaiulillahilahumul fatihah... 1x

3. Tsumma ilaa hadhoroti mursaliina Nabiyulloh Khidir alaihis salam, syaiulillahumul fatihah… 1x

4. Wa ilaa hadhoroti khulafaa ir-rosyidiinal arba’ati, abi bakri wa ‘umar wa utsman wa ‘aliy wa jamii’ish shohaabati wal qoroobati wat taabi’iina wal aimmatil arba’atil mujtahidiina rodliyallohu ‘anhum, syaiulillahumul fatihah... 1x

5. Wa ilaa hadhoroti jamii’i auliyaa illahi ta’ala mim masyariqil ardhi ilaa waghoribiha fii barriha wa bahrihaa khushuushon ilaa hadloroti quthbil ghoutsi wa muhyis sunnati wad diini imaaminaa wa qudwatina wa sayyidina Sulthonil Auliyaai’sy Syech ‘Abdul Qodir Jailani, wa syech Abi Hasan Syadzilii, wa Syech Imamul Ghozali, wa Syech Ahmad Al Falatil Bauni, wa syech Abii Abdillah Muhammad ibni Muhammad ibni Yusuf Sanusi qodda sallohu sirrohum wa nafa’ana wa azwaajina wa aulaadana wa dzuriyatina wa jamii’i ahlil islam bihim wa bibarokatihim wa bikaromatihim amiin yaa robbal ‘alamiina, syaiulillahumul fatihah… 1x

6. Wa ilaa hadhoroti jami’il ‘ulamaai’ lillahi ta’ala filmasyariqi walmaghribi khushuson ilaa hadhoroti:

- Kanjeng Sunan Maulana Malik Ibrahim

- Kanjeng Sunan Ampel (Raden Ahmad Rahmatulloh)

- Kanjeng Sunan Giri (Raden Paku Syarif Muhammad ‘Ainul Yaqin)

- Kanjeng Sunan Drajat (Raden Syarifuddin Hasyim)

- Kanjeng Sunan Bonang (Raden Machdum Ibrahim)

- Kanjeng Sunan Kalijogo (Raden Syahid)

- Kanjeng Sunan Kudus (Syaid Ja’far Shodiq)

- Kanjeng Sunan Muria (Raden Umar Said)

- Kanjeng Sunan Gunung Jati (Raden Syarif Maulana Hidayatullah)

Wa nafa’ana wa azwajina wa auladana wa dzuriyatina wa jami’i ahlil islam bihim wa bibarokatihim wa bikaromatihim amiin yaa robbal ‘alamiina, syaiulillahumul fatihah… 1x

7. Tsumma ilaa hadhoroti :

- Syech Maulana Hasanudin (Sulton Banten)

- Syech Maulana Yusuf (Banten)

- Syech Muhammad Asnawi (Caringin Labuan)

- Syech Imam Nawawi (banten)

- K.H.Hasyim As’ary

- K.H.Hamid (Pasuruan)

- Kyai Haji Kholil (Bangkalan Madura)

- Mbah Mangli

- Mbah Dalhar Gunungpring

- Ki Ageng Atas Angin

- Ki Ageng Cempaluk

- Ki Ageng Bhaurekso Pekalongan

- Ki Ageng Pinunggul Projo

- Ki Ageng Wonobrodro

- Ki Ageng Rogoselo

- Mbah Hasan Surgi Kusumo

- Mbah Faqih

- Mbah Ahmad

- Leluhur desa/kampung setempat (sebut namanya)

Wa nafa’ana wa azwaajina wa aulaadana wa dzuriyatina wa jamii’i ahlil islam bihim wa bibarokatihim wa bikaromatihim amiin yaa robbal ‘alamiina, syaiulillahilahumul fatihah… 1x

8. Tsumma ilaa arwahi abaaina wa umahatina wa azwaajina wa aulaadina wa dzurriyyatina wa ajdaadina wa jaddatina wa ikhwanina wa akhowa-tina wa a’maamina wa ‘ammatina wa akhwalina wa kholatina wa jamii’i aqribaaina wa ahabbaaina wa jamii’i man lahum haqqu ‘alaina wa jamii’i man da’aalana bi khoirin khushuson ilaa ruhi:

- Orang tua kandung (Bapak dan Ibu) yang sudah meninggal dunia (Nama… bin/binti …)

Ghofarollohu dzunubahum wa sataro ‘uyuubahum wa ja’alal jannata matswahum, annas sy fuaiulillahilahumul fatihah… 1x

9. Tsumma ilaa arwahi jamii’i ahlil qubur minal mu’minin wal mu’minat, wal muslimin wal muslismat al ahya-i minhum wal amwat, fil masyariqi wal maghribi ghofarollohu dzunubahum wa askanahum fi farodiisil jinani bi rohmatika yaa arhamar rohimiina, syaiulillahilahumul fatihah… 1x

10. Wa ila hadhorotin man ajaza ajazani wa ushulihim wa furu’ihim khususon guru-guru (sebut nama guru-guru anda) syaiulillahilahumul fatihah... 1x

- Amalan Asma’ Bolo Sewu:

Bismillahirrohmaanirrohiim

“Allohumma ma’allahi nasshirun a’daa un sarhun qodiirun amiiin, yaa Robbal alamiin. Wa sholallahu ‘alaa sayyidinaa Muhammadin wa ‘ala aalihii wa shohbihi wa sallim ajma’iin birohmatika yaa Arhamar roohimiin”

Tata cara pengamalannya cukup dibaca setiap selesai sholat fardhu untuk wirid sebanyak-banyaknya atau semampunya. Dengan mengamalkannya secara istiqomah, insyaAllah jika batin kita telah suci maka akan selalu didampingi dan dikawal Khodam Malaikat untuk melindungi dan membantu segala hajat.

Filosofi Pamor Tejo Kinurung


 Pamor Tejo Kinurung adalah perpaduan dari pamor Sodo Sakler dan pamor Wengkon. Seluruh tepi bilah Keris dilingkari pamor berbentuk garis menyerupai bingkai dan ditengah bilah terdapat pamor yang menyerupai garis lurus dari pangkal sampai ujung bilah.

Pamor Tejo Kinurung dipercaya memiliki tuah yang berkaitan dengan kepemimpinan, derajat dan juga untuk perlindungan fisik maupun non fisik. Pamor ini tergolong pemilih, artinya tidak semua orang bisa cocok memilikinya.

Bentuknya memang tampak sederhana, tapi dari segi garap pamor Tejo Kinurung memiliki tingkat kesulitan yang tinggi karena untuk mempertahankan garis bingkai dengan spasi dan jarak yang sama pada sisi tepi bilah Keris tanpa terputus yang dipadukan dengan garis tengah yang tegak lurus tidak terputus tidaklah mudah, dan hanya Empu berpengalaman saja yang bisa membuatnya karena pamor Tejo Kinurung termasuk jenis pamor rekan yang memiliki tingkat kesulitan tinggi dalam pembuatannya.

Pamor yang berbentuk garis lurus ditengah bilah Keris melambangkan pertumbuhan karier, pangkat, jabatan dan agar pemiliknya bisa meraih cita-citanya. Pamor adeg juga memiliki makna agar pemiliknya dapat menempuh jalan yang lurus serta memiliki keteguhan hati dalam menempuh kehidupan.

Sedangkan pamor berbentuk bingkai pada tepi bilah Keris melambangkan perlindungan. Jadi diharapkan pemilik Keris berpamor Tejo Kinurung senantiasa mendapatkan perlindungan dari Yang Maha Kuasa.

Keris dengan pamor Tejo Kinurung juga dipercaya memiliki tuah untuk melanggengkan jabatan atau kekuasaan. Garis adeg ditengah bilah melambangkan jabatan atau pangkat yang semakin tinggi, sedangkan pamor wengkon ditepi bilah melambangkan perlindungan. Jadi, jabatan atau pangkat pemilik Keris pamor Tejo Kinurung akan semakin meningkat dan terlindungi.

Pamor Tejo Kinurung juga dipercaya dapat melindungi pemiliknya dari marabahaya, baik yang bersifat fisik/nyata maupun yang bersifat non fisik/ghaib.

Keris dan Isoteri (tuah) ibarat dua sisi mata uang. Keris dan pamor adalah dua hal yang nyaris tak berjarak. Guratan pamor pada bilah keris adalah lambang-lambang yang penuh makna, pun demikian dengan garis Adeg Tiga (Tejo Kinurung) mempunyai kedalaman makna yang luar biasa. Garis pertama (kanan) menggambarkan Laki-laki yang bertangung jawab kepada dirinya sendiri, istrinya dan anak-anaknya berkewajiban menafkahi dan membimbing jalan hidup dengan benar. Garis kedua (kiri) adalah melambangkan tanggung jawab yang lebih besar lagi karena ia harus mengayomi orang-orang sekitarnya, saudara-saudara mereka dan orang-orang terdekat sedangkan Garis ketiga (tengah) adalah bagi mereka yang ditakdirkan menjadi “orang besar”, harus bisa mengayomi lebih banyak orang , masyarakat dan negara, yang kadang akan menjadi dilema ditengah antara keluarga atau tugasnya, karena dia bukan lagi hanya menjadi milik keluarga tapi sudah menjadi milik masyarakat, bangsa dan negara. Demikian dengan penamaan pamor Teja Kinurung (artinya Cahaya Yang Terkurung), tentu saja ada harapan dan doa. Di dalam diri kita ada yang namanya nurani, yaitu hati yang mengandung nur/teja, mengandung cahaya. Cahaya berfilsafat dengan keberadaannnya yang terang-benderang. Menjadi lambang kesadaran, cahaya berjalan lurus menyibakkan kegelapan. Dalam limpahan cahaya, kita bisa memilih kebaikan, ketaatan, kesetiaan, kebenaran, keadilan, kejujuran, ketulusan hati. Cahaya yang terkurung berarti tak akan pernah padam menyinari kegelapan dan menjadi terang (manfaat) bagi banyak orang. Bukankah semulia-mulianya manusia adalah yang bisa bermanfaat bagi orang lain?

"Tejo" artinya cahaya dan "Kinurung" artinya dikurung/terkurung. Jadi arti dari "Tejo Kinurung" adalah cahaya yang terkurung atau terlindungi.

Tapi jika dikaji lebih dalam, Pamor Tejo Kinurung sebetulnya memiliki makna filosofi yang sangat dalam sebagai tuntunan hidup.

Pada dasarnya setiap Manusia memiliki "Nurani" yaitu Tejo/Nur/Cahaya hati yang bisa menuntunnya menuju jalan kebenaran atau jalan hidup yang lurus. Nurani atau cahaya hati harus senantiasa dijaga atau dilindungi agar tidak padam, agar Manusia tidak tersesat dalam kegelapan.

Dalam bahasa semiotika, garis tengah melambangkan pertumbuhan padi (filosofi padi) semakin tinggi semakin merunduk. Simbol kepemimpinan yang demokratis dan dapat diterima semua kalangan. Juga mewakili harapan sang Empu agar sang pemilik menempuh jalan hidup yang lebih lurus serta memiliki keteguhan hati. Sedangkan garis yang membingkai (tepen/wengkon) sebagai simbol cyrcle of protection, perlindungan secara kasat mata maupun yang tak kasat mata (gaib). Sebagian pecinta keris berpendapat bahwa pamor Teja Kinurung ini memiliki tuah yang baik, terutama bagi mereka yang bekerja untuk negara. Itulah sebabnya banyak pejabat, polisi, tentara, hingga wakil rakyat diam-diam memburu dan mengkoleksi keris dengan pamor Tejo Kinurung sebagai piandel. Bahkan banyak dipercaya bisa menjadi keris tindih (memberikan tuah untuk meredam gangguan dan pengaruh negatif dari benda-benda gaib lain). Tapi banyak pitutur dari orang sepuh, keris dengan pamor ini tidak bisa dimiliki oleh sembarang oang, seperti halnya keris-keris yang berwibawa jika tidak kuat maka si pemilik akan selalu terbawa bermusuhan dengan orang lain (panasan)… 

Demikian sedikit informasi tentang filosofi dan tuah pamor Keris Tejo Kinurung yang dapat kami sampaikan pada kali ini.

Makna Filosofi Pamor Pancuran Mas


Filosofi pamor Pancuran Mas:

“Pancuran” adalah sumber air yang terus mengalir, sedangkan “Mas” artinya Emas yang merupakan logam mulia bernilai tinggi. Jadi, “Pancuran Mas” bisa di artikan sebagai “Sumber Emas” yang terus mengalir. Jika pancuran pada umumnya mengeluarkan air maka Pancuran Emas berarti pancuran yang terus mengeluarkan emas (sumber emas). Jadi, pamor Pancuran Mas adalah simbolisasi harapan dan do’a agar pemilik Keris dapat memiliki kehidupan yang makmur dan bergelimang harta bagaikan memiliki sumber emas yang terus mengalir.

Pancuran Mas juga memiliki makna lain yang merupakan pesan agar pemiliki Keris senantiasa bisa berlaku seperti pancuran/sumber air yang memberi manfaat bagi lingkungan sekitarnya. Manusia harus memiliki kepekaan dan kepedulian sosial serta harus bisa bermanfaat bagi sesama agar bisa mendapatkan kemuliaan dalam hidupnya.

Pamor Pancuran Mas mengandung ajaran untuk selalu bersedekah untuk membantu sesama karena sedekah bagaikan sumber air, sebanyak apapun dikeluarkan tidak akan pernah habis.

Air adalah sumber kehidupan bagi semua mahluk hidup didunia ini, dengan adanya air maka semua bisa hidup, tumbuh, berkembang dan berbuah. Air juga memiliki sifat mendinginkan, demikian juga dengan sedekah, karena dengan sedekah akan mampu mendinginkan dan melembutkan hati orang yang memberikan sedekah maupun orang yang menerima sedekah.

Bagi sipenerima, sedekah yang diterimanya akan dirasakan sebagai sesuatu yang sangat bernilai dan sangat bermanfaat bagi kehidupannya, dan bagi pemberi sedekah, apa yang disedekahkannya akan menjadi berkah bagi dirinya dan justru akan kembali lagi kepdanya dalam jumlah yang berlipat ganda. Melalui sedekah, hubungan sosial antara pemberi sedekah dan penerima sedekah juga akan semakin lembut dan harmonis.

Tuah pamor Pancuran Mas:

Jika kita bicara soal tuah kerejekian pamor Pancuran Mas pada prinsipnya hal itu sejalan dengan pesan pada pamor ini, yaitu anjuran untuk bersedekah. Karena semakin banyak kita bersedekah, maka akan semakin banyak pula berkah yang akan kita terima, termasuk rejeki dan kekayaan.

Jadi intinya, jika kita ingin merasakan tuah dari Keris yang kita miliki maka kita harus bisa selaras dengan energinya yaitu dengan cara menerapkan filosofi Keris atau pamor Keris dalam kehidupan kita, sebab jika kita tidak bisa selaras dengan Keris yang kita miliki maka kita tidak akan bisa merasakan tuahnya.

Orang yang memiliki Keris berpamor Pancuran Mas tapi tidak memahami filosofinya dan tidak mau melaksanakan pesan atau ajaran yang terkandung didalamnya untuk bersedekah dan memberi manfaat bagi sesama, maka tuah kerejekian pada pamor tersebut tidak akan berfungsi dengan maksimal. Itu artinya pemiliki Keris tidak bisa selaras dengan energi dari Kerisnya.

Demikian sedikit informasi tentang filosofi dan tuah pamor Keris Pancuran Mas yang dapat kami sampaikan pada artikel kali ini.

Rahasia Numerik Dalam Huruf Hijaiyah


Hampir setiap muslim telah hafal huruf-huruf Arab (huruf hijaiyah), tetapi mungkin hanya sedikit orang yang mengetahui urutan abjad yang benar. Kalau selama ini kita mengenal abjad Arab dari alif sampai ya’. Urutan huruf tersebut adalah abjad Arab yang disusun dan dikelompokkan menurut kemiripan bentuknya. Sedangkan urutan abjad Arab yang sebenarnya adalah dari alif sampai ghain.

Adapun urutan huruf Arab sekaligus nilai numeriknya adalah sebagai berikut:

1. ALIF = 1
2. BA = 2
3. JIM = 3
4. DAL = 4
5. HA = 5 (untuk kata Arab Huwa)
6. WAU = 6
7. ZA = 7
8. CHA' = 8 (untuk kata Arab Hayyun)
9. THA = 9
10. YA’ = 10
11. KAF = 20
12. LAM = 30
13. MIM = 40
14. NUN = 50
15. SIN = 60
16. ‘AIN = 70
17. FA’ = 80
18. SHOD = 90
19. QIF = 100
20. RO’ = 200
21. SYIN = 300
22. TA’ = 400
23. TSA’ = 500 (untuk kata Arab Tsa-laa-stah)
24. KHO’ = 600
25. DZAL = 700
26. DHOD = 800
27. DHLO= 900 (untuk kata Arab Dhluhur)
28. GHAIN = 1.000

Nilai Numerik merupakan simbol atau karakter yang digunakan untuk mewakili sebuah bilangan. Dalam sistem Romawi kita telah mengenal angka 1 yang disimbolkan dengan huruf I. Dan juga simbol-simbol Romawi untuk angka-angka lainnya, seperti huruf V = 5, X = 10, L = 50, C = 100, D = 500, dan M = 1.000.

Melalui perhitungan dengan nilai numerik, dapat menjadi alat bagi kita untuk menemukan kemukzijatan di dalam ayat-ayat Al Qur’an.

HomeHeadlineTerpopulerKanalFokus

Kopi TIMES

Ngaji Matematika (7): Huruf Arab dan Nilai Numerik

Selasa, 05 Mei 2020 - 15:52 | Views: 640.61k



Abdul Halim Fathani, Pemerhati Pendidikan dan Dosen Pendidikan Matematika Universitas Islam Malang

TIMESINDONESIA, MALANG – KITA semua sebagai umat Muslim, tentu sudah sangat akrab dengan istilah huruf Arab, lebih-lebih kaum santri. Bahkan, bisa jadi orang-orang non muslim pun mengetahui tentang huruf Arab ini. Huruf Arab merupakan huruf yang digunakan dalam al-Qur’an al-Karim. Huruf Arab ini dikenal dengan huruf hijaiyyah. Istilah hijaiyah berasal dari istilah asal bahasa Arab yang berasal dari kata ‘haja’ yang bermakna mengeja atau ejaan. 

Dengan ikhtiar kita memahami cara membaca huruf hijaiyah, maka akan mempermudah kita dalam membaca kitab suci Al-Qur’an dan memahami isi kandungannya. Dan, dengan itu, insyaallah al-Qur’an akan memberikan syafaat di hari kiamat. Sebagaimana sabda Rasululullah SAW: “Bacalah oleh kalian Al-Quran. Karena ia (Al-Quran) akan datang pada Hari Kiamat kelak sebagai pemberi syafaat bagi orang-orang yang rajin membacanya.” (HR. Muslim).

Terdapat tiga macam perhitungan berbeda terkait dengan jumlah huruf hijaiyah yaitu 28, 29, dan 30. Mengapa bisa berbeda? Perbedaan ini didasarkan pada pada menghitung ‘huruf tertentu’ sebagai satu huruf yang berdiri sendri atau menganggapnya sebagai bagian huruf yang lain. Jika mengambil huruf terbanyak, maka jumlah keseluruhan adalah 30 huruf, dengan rincian sebagai berikut:

ا ب ت ث ج ح خ د ذ ر ز س ش ص ض ط ظ ع غ ف ق ك ل م ن و ه لا ء ي

Untuk perhitungan yang menyebutkan jumlah huruf hijaiyah sebanyak 29 (dua puluh Sembilan) huruf adalah dengan ‘mengeluarkan’ huruf  ‘Lam Alif’ sebagai sebuah huruf yang berdiri sendiri. Huruf tersebut dianggap sebagai gabungan antara huruf ‘Lam’ dengan huruf ‘Alif’. Sedangkan perhitungan 28 (dua puluh delapan) huruf, disebabkan dengan menganulir satu huruf lagi, yaitu dengan menghitung huruf ‘Alif’ dan ‘Hamzah’ sebagai satu huruf yang sama.

Dalam kajian struktur kode bilangan 19 dalam al-Qur’an, kita perlu memahami satu bahasan pokok, yaitu cara menghitung nilai numerik suatu huruf hijaiyyah tersebut. Yang dimaksud huruf hijaiyyah di sini –sebagaimana yang diuraikan di muka- adalah huruf Arab. Sebagaimana firman Allah swt dalam Surat Yusuf ayat 2: “Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al-Qur’an dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.”

Nilai numerik yang dimaksud adalah bilangan yang dipasangkan pada masing-masing huruf hijaiyyah tersebut.  Nilai numerik ini menjadi salah satu modal dasar untuk mengkaji struktur bilangan 19 pada lafadz-lafadz lain dalam al-Qur’an, yang berkaitan dengan keajaiban Al-Qur’an bersifat matematis.

Konsep “nilai numerik” itu tidak sama dengan “numerologi”. Jika numerologi sering dihubungkan dengan angka-angka tertentu yang digunakan, misalnya untuk meramal seseorang atau meramal kejadian yang akan datang. Sedangkan “nilai numerik” merupakan “nilai yang melekat pada simbol atau huruf-huruf” yang tidak ada kaitannya dengan ramal meramal.

Dalam tulisan ini mengacu pada pendapat yang mengatakan jumlah huruf hijaiyah sebanyak 28 (dua puluh delapan) huruf. Nilai numerik huruf hijaiyah ini di kalangan masyarakat Indonesia dikenal dengan sebutan ”Abajadun”. Untuk mengetahui nilai numerik pada setiap huruf-huruf al-Qur’an (hijaiyah) perhatikan uraian berikut ini:

ا = 1, ب = 2, ج = 3, د = 4, ه = 5, و = 6, ز = 7,ح = 8, ط = 9, ي = 10,

ك = 20, ل = 30, م = 40, ن = 50, س = 60, ع = 70, ف = 80, ص = 90, ق = 100,

ر = 200, ش = 300, ت = 400, ث = 500, خ = 600, ذ = 700, ض = 800, ظ = 900, غ = 1000

Setelah mengetahui nilai dari setiap huruf arab tersebut, kita dapat menjawab mengapa 19 dipakai sebagai kode rahasia Allah swt dalam al-Qur’an, dan sekaligus dapat digunakan untuk mengungkap keajaiban al-Qur’an.

Sekarang, marilah kita coba terapkan untuk menghitung nilai numerik pada Lafadz “Bismillahirrahmannirrahiim”. Perhatikan penjabaran nilai numerik 19 (Sembilan belas) huruf arab dalam lafadz ‘Bismillahirrahmannirrahiim’ di bawah ini.

ب = 2,

س = 60,

م = 40,

ا = 1,

ل = 30,

ل = 30,

ه = 5,

ا = 1,

ل = 30,

ر = 200,

ح = 8,

م = 40,

ن = 50,

ا = 1,

ل = 30,

ر = 200,

ح = 8,

ي = 10,

م = 40,

Selanjutnya, mari kita jumlahkan, sehingga menjadi: 2 + 60 + 40 + 1 + 30 + 30 + 5 + 1 + 30 + 200 + 8 + 40 + 50 + 1 + 30 + 200 + 8 + 10 + 40 = 786.

Jadi, pada lafadz ‘Bismillahirrahmannirrahiim’ mempunyai nilai numerik sebesar 786. Ini salah satu contoh cara menghitung nilai numerik dalam lafadz yang ada di dalam al-Qur’an. [

Doa Nabi Sulaiman Menundukkan Hewan dan Jin

  Nabiyullah Sulaiman  'alaihissalam  (AS) merupakan Nabi dan Rasul pilihan Allah Ta'ala yang dikaruniai kerajaan yang tidak dimilik...