Minggu, 24 Oktober 2021

Sholawat Nurul Qiyamah Dan Selainnya


Dalam kitab Afdhalush Shalawat 'Alaa Sayyidis Saadaat dijelaskan, bahwa salah satu sighat shalawat nabi yang paling komprehensif adalah sighat shalawat berikut ini:
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَرَسُولِكَ النَّبِيِّ الأُمِّيِّ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ وَأَزْوَاجِهِ أُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِينَ وَذُرِّيَّتِهِ وَأَهْلِ بَيْتِهِ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ عِبْدِكَ وَرَسُولِكَ النَّبِيِّ الأُمِّيِّ وَعَلَى الِ مُحَمَّدٍ وَأَزْوَاجِهِ أُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِينَ وَذُرِّيَّتِهِ وَأَهْلِ بَيْتِهِ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ كَمَا يَلِيقُ بِعَظِيمِ شَرَفِهِ وَكَمَالِهِ وَرِضَاكَ عَنْهُ وَمَا تُحِبُّ وَتَرْضَى لَهُ دَائِماً أَبَداً بِعَدَدِ مَعْلُومَاتِكَ وَمِدَادَ كَلِمَاتِكَ وَرِضَا نَفْسِكَ وَزِنَةَ عَرْشِكَ أَفْضَلَ صَلاَةٍ وَأَكْمَلَهَا وَأَتَمَّهَا كُلَّمَا ذَكَرَكَ وَذَكَرَهُ الْذَّاكِرُونَ وَغَفَلَ عَنْ ذِكْرَكَ وَذِكْرِهِ الْغَافِلُونَ وَسَلِّمْ تَسْلَيماً كَذَلِكَ وَعَلَيْنَا مَعَهُمْ

Artinya: "Ya Allah, bershalawatlah kepada kanjeng nabi Muhammad, hamba dan utusanMu, seorang nabi yang ummi, dan kepada keluarga kanjeng nabi Muhammad, istri-istrinya yang merupakan ummahatil mu'minin, dzuriyah beliau, dan juga ahli bait beliau. Sebagaimana Engkau telah bershalawat kepada nabiyullah Ibrahim dan kepada keluarga nabiyullah Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha terpuji lagi Maha Pemurah bagi seluruh Alam. Dan berkatilah kanjeng nabi Muhammad, hamba dan utusanMu, sang pembawa berita yang ummi, beserta keluarga Muhammad, istri-istrinya, yang merupakan ummahatil mu'minin, keturunannya, dan ahli bait nya, sebagaimana engkau memberkati nabiyullah Ibrahim beserta keluarganya, sesungguhnya Engkau Maha terpuji lagi Maha Pemurah bagi seluruh alam; sesuai dengan keagungan, kesempurnaan, kerelaan, kasih sayang dan kesenanganMu paanya untuk selama-lamanya sebanyak hitungan yang ada dalam pengetahuanMu, seluas firmanMu, sekehendak keagunganMu, dan seberat arsy Mu, dengan shalawat yang paling utama, paling holistik dan paling menyeluruh, setiap kali ada orang-orang yang mengingatMu dan melupakannya. Dan percikkanlah kedamaian yang sempurna untuk mereka semua sebagaimana kami juga mengharapkannya."

Penjelasan:

Dalam kitab Afdhalush Shalawat 'Alaa Sayyidis Saadaat karya Sayyidi Asy-Syaikh Yusuf bin Ismail An-Nabhani dijelaskan smengenai keutamaan shalawat di atas sebagai berikut:

 ذكر هذه الصلاة العلامة ابن حجر الهيثمي في كتابه الجوهر المنظم ثم قال جمعت فيها بين الكيفيات الواردة جميعها بل وبين كيفيات أخر استنبطها جماعة وزعم كل منهم أن كيفيته أفضل الكيفيات لجمعها الوارد وقد بينت في الدر المنضود أن تلك الكيفية جمعت ذلك كله وزادت عليه بزيادات كثيرة بليغة فعليك بالإكثار منها أمام الوجه الشريف بل ومطلقاً لأنك حينئذٍ تكون آتياً بجميع الكيفيات الواردة في صلاة التشهد وزيادات ا.ه

Artinya: "Al-'Allamah Ibnu Hajar al-Haitsami telah menjelaskan shalawat ini dalam kitab beliau berjudul al-Jauhar al-Munadzam, beliau berkata, "Dalam shalawat ini saya menyatukan keseluruhan bentuk shalawat yang datang dari kanjeng nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, bahkan di antara bentuk-bentuk shalawat yang digubah oleh para ulama. Masing-masing mereka mengakui bahwa cara atau bentuk shalawat ini adalah bentuk shalawat yang paling utama karena merangkum seluruhan riwayat yang ada. Dan saya telah menjelaskan daam kitab ad-Durr al-Mandhud bahwasanya shalawat ini adalah shalawat yang paling komprehensif karena mencakup keseluruhan bentuk shalawat yang ma'tsur dengan ditambah beberapa yang mendalam. Oleh karena itu seyogyanya anda memperbanyak diri mengamalkan shalawat untuk nabi Muhammad yang mulia, bahkan juga untuk segala tujuan, karena dengan membacanya berarti anda telah mengamalkan keseluruhan bentuk shalawat yang ma'tsur di dalam shalat, dengan ditambah beberapa point penting."

Sholawat Istiqomah

Berikut ini teks dari shalawat Istiqamah yang dimaksud yang tercantum dalam kitab Sullamul Futuhaat:

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَي سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً تَجْعَلُنَا بِهَا الإِسْتِقَامَةَ تَتْبَعُهَا الكَرَامَةُ وَ تَحْشُرُنَا بِعِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ بِالسَّعَادَةِ وَ الكَرَامَةِ فِي الدُّنْيَا وَالأَخِرَةِ وَ عَلَي اَلِهِ وَ صَحْبِهِ وَبَارِكْ وَسَلِّمْ

Allaahuma shalli 'alaa sayyidinaa Muhammadin shalaatan taj'alunaa bihal istiqaamata tatba'uhal karaamata wa tahsyurunaa bi'ibaadikash shaalihiina bis sa'aadati wal karaamati fiddunya wal aakhirati wa 'alaa aalihi wa shahbihi wa baarik wa sallim.

Khasiat dan Cara Pengamalan:

Shalawat di atas dinamakan sebagai shalawat Istiqamah. Sesuai dengan namanya, shalawat ini memiliki fungsi sebagai doa permohonan kepada Allah agar mendapatkan istiqamah dan karamah. Selain itu, apabila diamalkan shalawat ini juga berkhasiat sebagai doa permohonan agar kita dapat dikumpulkan bersama orang-orang shalih di dunia dan di akhirat. Adapun cara pengamalan shalawat di atas adalah sebagai berikut:

Hadiah al-Fatihah kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, para keluarga, sahabat, dan orang-orang yang mengikuti mereka semua sampai hari kiamat.
Hadiah al-Fatihah kepada para syaikh dan para ulama al-amilin, para wali, dan para guru kita semuanya.
Hadiah al-Fatihah ditujukan khusus kepada yang memberikan ijazah shalawat istiqamah di atas.
Hadiah al-fatihah khusus kepada kaum muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal
Al-Fatihah khusus untuk hajat kita (disebutkan hajatnya).
Baca Shalawat Istiqamah di atas sebanyak 3x atau sesuai dengan petunjuk guru yang memberikan ijazah. 
Silakan diamalkan secara istiqamah dan rasakan khasiatnya atas izin Allah
Demikianlah sedikit ulasan mengenai shalawat istiqamah yang kami ulas pada kesempatan sore hari ini. Semoga bermanfaat bagi para sahabat dan khususnya kepada para pengamal. Segala amalan akan terasa khasiatnya apabila bisa diamalkan secara istiqamah dan niat ikhlas lillahi ta'ala. 

Sholawat Nurul Qiyamah

Bayak para ulama’ yang menjadikan sholawat sebagai senjata pamungkas dan tameng bagi mereka, salah satunya adalah sholawat nur qiyamah. Sholawat Nuril Qiyamah ini di karang oleh Syaikh Yusuf bin Isma’il An-Nabhani RA. Menurut Sayyid Syaikh As-Showi menerangkan bahwa Sholawat ini diberi nama Nur Qiyamah karena si pembaca akan mendapatkan banyak nur (cahaya)  pada hari kiamat kelak. Menurut kebanyakan para Ulama’ dan para Auliya’, derajat Sholawat Nur Qiyamah ini menandingi 14.000 (empat belas ribu) jenis sholawat.
Berikut ini merupakan shalawat nurul qiyamah yang sangat agung fadhilah dan pahalanya
SHALAWAT NURUL QIYAMAH

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ بَحْرِ أَنْوَارِكَ وَمَعْدِنِ أَسْرَارِكَ وَلِسَانِ حُجَّتِكَ وَعَرُوسِ مَمْلَكَتِكَ وَإِمَامِ حَضْرَتِكَ وَطِرَازِ مُلْكِكَ وَخَزَائِنِ رَحْمَتِكَ وَطَرِيقِ شَرِيعَتِكَ الْمُتَلَذِّذِ بِتَوْحِيدِكَ إِنْسَانِ عَيْنِ الْوُجُودِ وَالسَّبَبِ فِي كُلِّ مَوْجُودٍ عَيْنِ أَعْيَانِ خَلْقِكَ الْمُتَقَدِّمِ مِنْ نُورِ ضِيَائِكَ صَلاَةً تَدُومُ بِدَوَامِكَ وَتَبْقَى بِبَقَائِكَ لاَ مُنْتَهَى لَهَا دُونَ عِلْمِكَ صَلاَةً تُرِضِيكَ وَتُرْضِيهِ وَتَرْضَى بِهَا عَنَّا يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ.

Artinya:
“Ya Allah, bershalawatlah atas junjungan kami Muhammad, lautan cahaya-Mu, tempat menambang rahasia-rahasia-Mu, lidah hujjah-Mu, pengantin kerajaan-Mu, imam manusia untuk menghadap-Mu, keelokan singgasana-Mu, perbendaharaan rahmat-Mu, jalan syariat-Mu, yang menikmati ketauhidan-Mu, manusia inti wujud, penyebab dari segala yang maujud, inti dari segala inti ciptaan-Mu, yang terdahulu dari cahaya sinar-Mu, dengan shalawat yang abadi bersama keabadian-Mu dan kekal bersama kekekalan-Mu, yang tiada akhir di luar pengetahuan-Mu, dengan shalawat yang Engkau ridhai dan membuatnya ridha serta membuat-Mu meridhai kami, wahai Tuhan semesta alam.”

Fadhilah:

Dalam Afdhal al-Shalawat ‘alaa Sayyid al-Sadat diterangkan, Sayyid Ahmad al-Shawi dan para ulama lainnya berkata, “Shalawat ini saya temukan dalam keadaan tertulis di atas sebongkah batu dengan tulisan qudrah (pena takdir). Shalawat ini adalah shalawat cahaya kiamat. Dinamai demikian karena banyaknya cahaya atau pelita yang diperoleh ketika menceritakan hari kiamat tersebut.
Cara pengamalan:
Dibaca 1 x setiap hari secara istiqamah, insa Allah akan mendapatkan pahala sebanding dengan 10.000 x shalawat. Demikian dijelaskan dalam Afdhal al-Shalawat ‘alaa Sayyid al-Sadat 
 Dibaca sebanyak 3 x, insa Allah akan mendapatkan pahala yang Allah sendiri yang mengetahuinya.

Sholawat Agung Sayyid Achmad Bin Idris Alhasany


Setiap muslim bahkan berlomba-lomba memberikan shalawat yang terbaik dan memperbanyak bacaan shalawat. Majelis-majelis shalawat pun dibentuk di adakan secara rutin di mana-mana. Sayangnya, ada saja sekelompok kecil yang sangat sedikit jumlahnya terkesan menghalangi dan tidak menyukai shalawat. Bahkan tidak jarang dikatakan orang bershalawat dianggap bid’ah, sesat, syirik, dan sebagainya dan pelakunya divonis masuk neraka.

Dengan dalih Qur’an dan Sunnah ala pemikiran “kelompok kecil” tersebut, shalawat-shalawat yang hebat dan penuh manfaat dari para ulama, waliyullah dan orang-orang shalih dikatakan bid’ah dan sesat. Na’udzubillah. Untuk itulah, kita harus kembali kepada ulama ahlussunnah wal jamaah karena dengan kembali kepada ulama ahlussunnah berarti kembali kepada Qur’an dan Sunnah yang sebenarnya.

Tidak perlu mengikuti pemahaman sekte-sekte baru yang bermunculan yang menganggap bid’ah shalawat dan sesat shalawat. Ibarat pepatah, anjing menggonggong, ahlussunnah tetap berlalu. Apapun yang dikatakan tidak perlu dipikirkan, shalawatan akan terus berjalan dengan dibuktikan semakin berkembangnya majelis-majelis shalawat karena shalawat adalah jalan selamat. Jangan sampai mengikuti sekte-sekte baru yang suka menuduh sesat, syirik, dan kafir kepada sesama umat Islam.

Berikut kami sajikan beberapa shalawat hebat lissayid Achmad Bin Idris Alhasany yang dianggap bid’ah dan sesat oleh sekelompok kecil yang sedikit sekali jumlahnya. Menurut data lembaga penelitian dunia Pew Research Center, kelompok kecil itu yang suka menuduh sesat, bid’ah bershalawat hanya berjumlah kurang dari 1% dari total jumlah umat Islam seluruh dunia. Artinya hanya sedikit sekali bahkan boleh dianggap tidak ada. Silahkan amalkan shalawat dan teruslah diamalkan secara rutin baik sendiri maupun berjama’ah. Dirikan berbagai majelis shalawat di manapun berada, tak perlu dihiraukan kelompok kecil tersebut. Tunjukan bahwa anda pecinta shalawat sejati. Kalau ada yang bilang itu shalawat bid’ah dan sesat, cukup jawab “YO BEN”. Kalau ada yang bilang redaksi shalawat itu syirik, tidak diajarkan nabi. Cukup jawab “YO BEN”.

Enam kumpulan shalawat yang akan saya bagikan ini merupakan kumpulan shalawat milik Sayyidis Syaikh Al-Arif billah, wali yang terkenal, samudera syariat, thariqah dan hakikat, al-Imam Ahmad bin Idris Alhasany, pendiri thariqah Al-Idrisiyah yang merupakan cabang dari thariqah as-Syadziliyah. Beliau merupakan mursyid yang sempurna dan guru dari seorang guru yang sempurna pula, Syaikh Ibrahim ar-Rasyid, khalifah dan orang yang paling berjasa dalam menyebarkan thariqah Syaikh Ahmad bin Idris. 

Berikut ini kumpulan shalawat milik Sayyidis Syaikh Ahmad bin Idris yang akan saya bagikan pada kesempatan Ini kamis sore tanggal 1 robi'ul awal 1438H di kompleks Makam Hadzrotu-As-Syaikh Achmad Masruri Ridho Kebumen Purwokerto:‎

Shalawat Pertama

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِنُورِ وَجْهِ الله الْعَظِيمِ الَّذِي مَلأَ أَرْكَانَ عَرْشِ الله الْعَظِيمِ وَقَامَتْ بِهِ عَوَالِمُ الله الْعَظِيمِ أَنْ تُصَلِّيَ عَلَى مَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ ذِي الْقَدْرِ الْعَظِيمِ وَعَلَى آلِ نَبِيِّ الله الْعَظِيمِ بِقَدْرِ ذَاتِ الله الْعَظِيمِ فِي كُلِّ لَمْحَةٍ وَنَفَسٍ عَدَد مَا فِي عِلْمِ الله الْعَظِيمِ صَلاَةً دَائِمَةً بِدَوَامِ الله الْعَظِيمِ تَعْظِيماً لِحَقِّكَ يَا مَوْلاَنَا يَا مُحَمَّدُ يَا ذَا الْخُلُقِ الْعَظِيمِ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ مِثْلَ ذَلِكَ وَاجْمَعْ بَيْنِي وَبَيْنَهُ كَمَا جَمَعْتَ بَيْنَ الرُّوحِ وَالنَّفْسِ ظَاهِراً وَبَاطِناً يَقَظَةً وَمَنَاماً وَاجْعَلْهُ يَا رَبِّ رُوحاً لِذَاتِي مِنْ جَمِيعِ الْوُجُوهِ فِي الدُّنْيَا قَبْلَ الآخِرَةِ يَا عَظِيمُ

Shalawat Kedua

 اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى طَامَّةِ الْحَقَائِقِ الْكُبْرَى. سِرِّ الْخَلْوَةِ الإِلَهِيَّةِ لَيْلَةَ الإِسْرَاء. تَاجِ الْمَمْلَكَةِ الإِلَهِيَّةِ. يَنْبُوعِ الْحَقَائقِ الْوُجُودِيَّةِ. بَصَرِ الْوُجُودِ. وَسِرِّ بَصِيرَةِ الشُّهُودِ. حَقِّ الْحَقِيقَةِ الْعَيْنِيَّةِ. وَهُوِيَّةِ الْمَشَاهِدِ الْغَيْبِيَّةِ. تَفْصِيلِ الإِجْمَالِ الْكُلِّيِّ. الآيَةِ الْكُبْرَى فِي التَّجَلِّي وَالتَّدَلِّي. نَفَسِ الأَنْفَاسِ الرُّوحِيَّةِ. كُلِّيَّةِ الأَجْسَامِ الصُّورِيَّةِ. عَرْشِ الْعُرُوشِ الذَّاتِيَّةِ. صُورَةِ الْكَمَالاَتِ الرَّحْمَانِيَّةِ. لَوْحِ مَحْفُوظِ عِلْمِكَ الْمَخْزُونِ. وَسِرِّ كِتَابِكَ الْمَكْنُونِ. الَّذِي لاَ يَمَسُّهُ إِلاَّ الْمُطَهَّرُونَ. يَا فَاتِحَةَ الْمَوْجُودَاتِ. يَا جَامِعَ بَحْرَيِ الْحَقَائِقِ الأَزَلِيَّاتِ وَالأَبَدِيَّاتِ. يَا عَيْنَ جَمَالِ الاِخْتِرَاعَاتِ وَالاِنْفِعَالاَتِ. يَا نُقْطَةَ مَرْكَزِ جَمِيعِ التَّجَلِّيَاتِ. يَا عَيْنَ حَيَاةِ الْحُسْنِ الَّذِي طَارَتْ مِنْهُ رَشَاشَاتٌ. فَاقْتَسَمَتْهَا بِحُكْمِ الْمَشِيئَةِ الإِلَهِيَّةِ جَمِيعُ الْمُبْدِعَاتِ. يَا مَعْنَى كِتَابِ الْحُسْنِ الْمُطْلَقِ الَّذِي اعْتَكَفَتْ فِي حَضْرَتِهِ جَمِيعُ الْمَحَاسِنِ لِتَقْرَأَ حُرُوفَ حُسْنِهِ الْمُقَيَّدَاتِ. يَا مَنْ أَرْخَتْ حَقَائِقُ الْكَمَالِ كُلُّهَا بُرْقُعَ الْحِجَابِ دُونَ الْخَلْقِ وَأَجْمَعَتْ أَنْ لاَ تَنْظُرَ لِغَيْرِهِ إِلاَّ بِهِ مِنْ جَمِيعِ الْمُكَوَّنَاتِ. يَا مَصَبَّ يَنَابِيعِ ثَجَّاجِ الأَنْوَارِ السُّبْحَانِيَّاتِ الشَّعْشَعَانِيَّاتِ. يَا مَنْ تَعَشَّقَتْ بِكَمَالِهِ جَمِيعُ الْمَحَاسِنِ الإِلَهِيَّاتِ. يَا يَاقُوتَةَ الأَزَلِ يَا مَغْنَاطِيسَ الْكَمَالاَتِ. قَدْ أَيِسَتِ الْعُقُولُ وَالْفُهُومُ وَالأَلْسُنُ وَجَمِيعُ الإِدْرَاكَاتِ. أَنْ تَقْرَأَ رُقُومَ مَسْطُورِ كُنْهِيَّاتِكَ الْمُحَمَّدِيَّةِ أَوْ تَصِلَ إِلَى حَقِيقَةِ مَكْنُونَاتِ عُلُومِكَ اللَّدُنِّيَّاتِ. وَكَيْفَ لاَ يَا رَسُولَ الله وَمِنَ لَوْحِ مَحْفُوظِ كُنْهِكَ قَرَأَ الْمُقَرَّبُونَ كُلُّهُمْ حَقِيقَةَ التَّجَلِّيَاتِ. صَلَّى الله وَسَلَّمَ عَلَيْكَ يَا زَيْنَ الْبَرَايَا يَا مَنْ لَوْلاَ هُوَ لَمْ تَظْهَرْ لِلْعَالَمِ عَيْنٌ مِنَ الْخَفِيَّاتِ

Shalawat Ketiga

 اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ نُورِكَ اللاَّمِعِ. وَمَظْهَرِ سِرِّكَ الْهَامِعِ. الَّذِي طَرَّزْتَ بِجَمَالِهِ الأَكْوَانَ. وَزَيَّنْتَ بِبَهْجَةِ جَلاَلِهِ الأَوَانَ. الَّذِي فَتَحْتَ ظُهُورَ عَالَمِ مِنْ نُورِ حَقِيقَتِهِ. وَخَتَمْتَ كَمَالَهُ بِأَسْرَارِ نُبُوَّتِهِ. فَظَهَرَتْ صُوَرُ الْحُسْنِِ مِنْ فَيْضِهِ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ. وَلَوْلاَ هُوَ مَا ظَهَرَتْ لِصُورَةٍ عَيْنٌ مِنَ الْعَدَمِ الرَّمِيمِ. الَّذِي مَا اسْتَغَاثَكَ بِهِ جَائِعٌ إِلاَّ شَبِعَ وَلاَ ظَمْآنٌ إِلاَّ رَوِيَ وَلاَ خَائِفٌ إِلاَّ أَمِنَ وَلاَ لَهْفَانٌ إِلاَّ أُغِيثَ وَإِنِّي لَهْفَانٌ مُسْتَغِيثُكَ أَسْتَمْطِرُ رَحْمَتَكَ الْوَاسِعَةَ مِنْ خَزَائِنِ جُودِكَ فَأَغِثْنِي يَا رَحْمَنُ يَا مَنْ إِذَا نَظَرَ بِعَيْنِ حِلْمِهِ وَعَفْوِهِ لَمْ يَظْهَرْ فِي جَنْبِ كِبْرِيَاءِ حِلْمِهِ وَعَظَمَةِ عَفْوِهِ ذَنْبٌ اغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَيَّ وَتَجَاوَزْ عَنِّي يَا كَرِيمُ

Shalawat Keempat 

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى عَيْنِ بَحْرِ الْحَقَائِقِ الْوُجُودِيَّةِ الْمُطْلَقَةِ اللاَّهُوتِيَّةِ. وَمَنْبَعِ الرَّقَائِقِ اللَّطِيفَةِ الْمُقَيَّدَةِ النَّاسُوتِيَّةِ. صُورَةِ الْجَمَالِ. وَمَطْلَعِ الْجَلاَلِ. مَجْلَى الأُلُوهِيَّةِ. وَسِرِّ إِطْلاَقِ الأَحَدِيَّةِ. عَرْشِ اسْتِوَاءِ الذَّاتِ. وَجْهِ مَحَاسِنِ الصِّفَاتِ. مُزِيلِ بُرْقُعِ حِجَابِ ظُلُمَاتِ اللَّبْسِ بِطَلْعَةِ شَمْسِ حَقَائِقِ كُنْهِ ذَاتِهِ الأَنْفَسِ. عَنْ وَجْهِ تَجَلِّيَاتِ الْكَمَالِ الإِلَهِيِّ الأَقْدَسِ. كِتَابِ مَسطُورِ جَمْعِ أَحَدِيَّةِ الذَّاتِ الْحَقّ. فِي رَقِّ مَنْشُورِ تَجَلِّيَاتِ الشُّؤُونِ الإِلَهِيَّةِ الْمُسَمَّى كَثْرَةُ صُوَرِهَا بِالْخَلْقِ. جَانِبِ طُورِ الْحَقَائِقِ الرُّوحِيَّةِ الأَيْمَنِ الْمُكَلَّمِ مِنْهُ مُوسَى النَّفْسِ. بِأَنَا الله لاَ إِلَهِ إِلاَّ أَنَا فِي حَضْرَةِ الْقُدْس. يَا كَامِلَ الذَّاتِ يَا جَمِيلَ الصِّفَاتِ يَا مُنْتَهَى الْغَايَاتِ يَا نُورَ الْحَقِّ يَا سِرَاجَ الْعَوَالِمِ يَا مُحَمَّدُ يَا أَحْمَدُ يَا أَبَا الْقَاسِمِ جَلَّ كَمَالُكَ أَنْ يُعَبِّرَ عَنْهُ لِسَانٌ وَعَزَّ جَمَالُكَ أَنْ يَكُونَ مُدْرَكاً لإِنْسَانٍ. وَتَعَاظَمَ جَلاَلُكَ أَنْ يَخْطُرَ فِي جَنَانٍ. صَلَّى الله سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَلَيْكَ وَسَلَّمَ يَا رَسُولَ الله يَا مَجْلَى الْكَمَالاَتِ الإِلَهِيَّةِ الأَعْظَمِ

Shalawat Kelima

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سُلْطَانِ حَضَرَاتِ الذَّاتِ. مَالِكِ أَزِمَّةِ تَجَلِّيَاتِ الصِّفَاتِ. قُطْبِ رَحَى عَوَالِمِ الأُلُوِهِيَّةِ. كَثِيبِ الرُّؤْيَةِ يَوْمَ الزَّوْرِ الأَعْظَمِ فِي مَشَاهِدِكَ الْجِنَانِيَّةِ. جِبَالِ مَوْجِ بِحَارِ أَحَدِيَّةِ الذَّاتِ. طِلَّسْمِ كُنُوزِ الْمَعَارِفِ الإِلَهِيَّاتِ. سِدْرَةِ مُنْتَهَى الإِحَاطِيَّاتِ الْخَلْقِيَّاتِ الصِّفَاتِيَّاتِ. بَيْتِ مَعْمُورِ التجليات الْكُنْهِيَّاتِ الْذَّاتِيَّاتِ. سَقْفِ مَرْفُوعِ الْكَمَالاَتِ الأَسْمَائِيَّةِ بَحْرِ مَسْجُورِ الْعُلُومِ اللَّدُنِّيَّاتِ. حَوْضِ الأُلُوهِيَّةِ الأَعْظَمِ الْمُمِدِّ لِبِحَارِ أَمْوَاجِ صُوَرِ الْكَوْنِ الظَّاهِرَةِ مِنْ فُيُوضِ حَقَائِقِ أَنْفَاسِهِ قَلَمِ الْقُدْرَةِ الإِلَهِيَّةِ الْعُظْمَوِيَّةِ الْكَاتِبِ فِي لَوْحِ نَفْسِهِ مَا كَانَ وَمَا يَكُونُ مِنْ مَحَاسِنِ مُبْدَعَاتِ الْعَالَمِ وَتَقَلُّبَاتِهِ وَجَمَالِ كُلِّ صُورَةٍ إِلَهِيَّةِ وَسِرِّ حَقِيقَتِهَا غَيْباً وَشَهَادَةً. وَجَلاَلِ كُلِّ مَعْنًى كَمَالِيِّ بَدْأً وَإِعَادَةً. لِسَانِ الْعِلْمِ الإِلَهِيِّ الْمُطْلَقِ التَّالِي لِقُرْآنِ حَقَائِقِ حُسْنِ ذَاتِهِ. مِنْ كِتَابِ مَكْنُونِ غَيْبِ كُنْهِ صِفَاتِهِ. جَمْعِ الْجَمْعِ وَفَرْقِ الْفَرْقِ مِنْ حَيْثُ لاَ جَمْعَ وَلاَ فَرْقَ لاَ لِسَانَ لِمَخْلُوقٍ يَبْلُغُ الثَّنَاءَ عَلَيْكَ صَلَّى الله وَسَلَّمَ يَا سَيِّدَنَا يَا مَوْلاَنَا يَا مُحَمَّدٍ عَلَيْكَ

Shalawat Keenam

اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ عَدَدَ الأَعْدَاءِ كُلِّهَا مِنْ حَيْثُ انْتِهَاؤُهَا فِي عِلْمِكَ وَمِنْ حَيْثُ لاَ أَعْدَادَ مِنْا حَيْثُ إِحَاطَتُكَ بِمَا تَعْلَمُ لِنَفْسِكَ مِنْ غَيْرِ انْتِهَاءٍ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Penjelasan:

Dalam kitab Afdhalush Shalawat 'Alaa Sayyidis Saadaat karya ulama besar, Syaikh Yusuf bin Ismail An-Nabhani, dijelaskan mengenai shalawat-shalawat di atas sebagai berikut:

Shalawat yang pertama:

أما الصلاة الأولى وهي اللهم إني أسألك بنور وجه الله العظيم إلى آخرها فقد تلقنها سيدي أحمد بن إدريس من النبي صلى الله عليه وسلم بلا واسطة مرة وبواسطة سيدنا الخضر عليه السلام مرة أخرى

Artinya:

"Adapun shalawat yang pertama, yaitu Allaahumma innii asaluka binuuri wajhillaahil 'adziim dan seterusnya, telah diterima oleh Sayyidi Syaikh Ahmad bin Idris dari kanjeng Rasul Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dengan talqin secara langsung tanpa perantara sebanyak 1 kali, dan dengan perantara Sayyidina Khidir 'Alaihis Salaam juga sebanyak 1 kali pada kesempata lain."

فقد حدثني الشيخ الكامل العالم العامل سيدي الشيخ إسماعيل النواب المقيم في مكة المشرفة عن شيخه بركة الوجود سيدي الشيخ إبراهيم الرشيد عن شيخه الأستاذ الأعظم سيدنا أحمد ابن إدريس أنه لقنه صلى الله عليه وسلم بنفسه أوراد الطريقة الشاذلية وأعطاه أوراداً جليلة وطريقة تسليكية خاصة وقال له من انتمى إليك فلا أكله إلى ولاية غيري ولا إلى كفالته بل أنا وليه وكفيله 

Artinya:

"Telah berbicara kepada saya, Asy-Syaikh Al-Kamil Al-Alim Al-Amil Sayyidis Syaikh Ismail An-Nuwab yang bertempat tinggal di Makkah Al-Musyarrafah, dari Syaikh-nya Barkatul Wujud, Sayyidi Asy-Syaikh Ibrahim ar-Rasyid, dari Syaikh-nya al-Ustadz al-A'dzam Sayyidina Ahmad bin Idris bahwasanya kanjeng Rasul Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam menalqin sendiri wirid-wirid thariqah asy-Syadziliyah dan beliau memberikan wirid-wirid yang agung dan thariqah untuk menuju Allah yang khusus. Dan kanjeng Rasul Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda kepada beliau, "Barangsiapa yang bergabung denganmu, maka aku tidak akan menyerahkannya kepada kekuasaan orang lain; tidak pula akan jadi jaminannya, bahkan akulah wali dan penjaminnya."

وأما الصلوات الخمس الأخرى فإني اخترتها من أربع عشرة صلاة له. وقد قال قدس الله سره أن هذه الصلوات قد استوت على عرش الأنوار. وأرجلهن متدليات على كرسي الأسرار. تصلين في كتاب الكمالات المحمدية. بقرآن الحقائق الأحمدية. قد طلعت في سموات العلا شمسها. وارتفع عن وجه الكمال المحمدي نقابها. وبحرها في الحقائق الإلهية زاخر. ولهن في القسمة من المعارف المحمدية حظ وافر. خذهن إليك يا من أراد أن يسبح في كوثر النور المحمدي. وجل في عجائب معانيها يا من يبتغي الاغتراف من البحر الأحمدي. تتلو عليك من كتاب الحقائق المحمدية محكم الآيات. وتفسر لك بعض نقش حروف آياته البينات. والله يهدي من يشاء إلى صراط مستقيم ا.ه

Artinya:

"Adapun mengenai lima shalawat yang terakhir maka aku memilihkannya dari 14 shalawat beliau, dan beliau telah berkata bahwasanya shalawat-shalawat ini telah bersemayam dalam arys cahaya; kaki-kakinya menjulu ke atas kursi rahasia-rahasia, membaca shalawat dalam kitab kesempurnaan muhammadiyah dengan quran hakikat ahmadiyah. Mataharinya telah menyembul di langit-langit yang tinggi, yang cadarnya naik ke atas kesempurnaan Muhammadi, air lautnya mengisi kendi-kendi hakikat wujud. Mereka memiliki lagi pengetahuan-pengetahuan dari Muhammad yang penuh dan melimpah. Ambillah semua itu untukmu, wahai orang yang ingin berenang dalam telaga kautsar cahaya Muhammad, dan masuklah dalam keajaiban-keajaiban maknanya, wahai orang yang ingin tenggelam dalam lautan Muhammad. Mereka akan membacakan kepadamu ayat-ayat yang muhkam dari kitab hakikat-hakkat Muhammad, mereka akan menjelaskan kepadamu sebagian lukisan huruf-huruf yang jelas; Allah akan memberi petunjuk kepada siapa saja yang dikehendakinya kepada jalan yang lurus."

Sholawat Bakriyah


Ada berbagai macam shalawat dengan bermacam-macam redaksi atau lafadz shalawat. Bahkan bisa mencapai ribuan macam lafadz shalawat baik yang berasal dari Nabi sendiri, maupun para sahabat, dan wali-wali Allah, orang-orang shaleh pilihan.

Setiap muslim bahkan berlomba-lomba memberikan shalawat yang terbaik dan memperbanyak bacaan shalawat. Majelis-majelis shalawat pun dibentuk di adakan secara rutin di mana-mana. Sayangnya, ada saja sekelompok kecil yang sangat sedikit jumlahnya terkesan menghalangi dan tidak menyukai shalawat. Bahkan tidak jarang dikatakan orang bershalawat dianggap bid’ah, sesat, syirik, dan sebagainya dan pelakunya divonis masuk neraka.

Dengan dalih Qur’an dan Sunnah ala pemikiran “kelompok kecil” tersebut, shalawat-shalawat yang hebat dan penuh manfaat dari para ulama, waliyullah dan orang-orang shalih dikatakan bid’ah dan sesat. Na’udzubillah. Untuk itulah, kita harus kembali kepada ulama ahlussunnah wal jamaah karena dengan kembali kepada ulama ahlussunnah berarti kembali kepada Qur’an dan Sunnah yang sebenarnya.

Tidak perlu mengikuti pemahaman sekte-sekte baru yang bermunculan yang menganggap bid’ah shalawat dan sesat shalawat. Ibarat pepatah, anjing menggonggong, ahlussunnah tetap berlalu. Apapun yang dikatakan tidak perlu dipikirkan, shalawatan akan terus berjalan dengan dibuktikan semakin berkembangnya majelis-majelis shalawat karena shalawat adalah jalan selamat. Jangan sampai mengikuti sekte-sekte baru yang suka menuduh sesat, syirik, dan kafir kepada sesama umat Islam.

Berikut kami sajikan beberapa shalawat hebat yang dianggap bid’ah dan sesat oleh sekelompok kecil yang sedikit sekali jumlahnya. Menurut data lembaga penelitian dunia Pew Research Center, kelompok kecil itu yang suka menuduh sesat, bid’ah bershalawat hanya berjumlah kurang dari 1% dari total jumlah umat Islam seluruh dunia. Artinya hanya sedikit sekali bahkan boleh dianggap tidak ada. Silahkan amalkan shalawat dan teruslah diamalkan secara rutin baik sendiri maupun berjama’ah. Dirikan berbagai majelis shalawat di manapun berada, tak perlu dihiraukan kelompok kecil tersebut. Tunjukan bahwa anda pecinta shalawat sejati. Kalau ada yang bilang itu shalawat bid’ah dan sesat, cukup jawab “YO BEN”. Kalau ada yang bilang redaksi shalawat itu syirik, tidak diajarkan nabi. Cukup jawab “YO BEN”.

Dalam kitab Al Fawaid Al Mukhtaroh, Syekh Abdul Wahhab Asy-Sya’roni meriwayatkan bahwa Abul Mawahib Asy-Syadzily berkata:

رَأَيْتُ سَيِّدَ الْعَالَمِيْنَ صَلَّى اللهُ  عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  فَقُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ صَلاَةُ اللهِ عَشْرًا لِمَنْ صَلَّى عَلَيْكَ مَرَّةً وَاحِدَةً هَلْ ذَلِكَ لِمَنْ حَاضَرَ الْقَلْبَ ؟

Aku pernah bermimpi bertemu Baginda Nabi Muhammad S.a.w, aku bertanya “Ada hadist yang menjelaskan sepuluh rahmat Allah diberikan bagi orang yang berkenan membaca shalawat, apakah dengan syarat saat membaca harus dengan hati hadir dan memahami artinya?”

قَالَ لاَ، بَلْ هُوَ لِكُلِّ مُصَلٍّ عَلَيَّ وَلَوْ غَافِلاً

Kemudian Nabi S.a.w menjawab: “Bukan, bahkan itu diberikan bagi siapa saja yang membaca shalawat, meski tidak faham arti shalawat yang ia baca”.

Shalawat Fatih

اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْفَاتِحِ لِمَا أَغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ وَالنَّاصِرِ الْحَقَّ بِالْحَقِّ وَالْهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ الْمُسْتَقِيمِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ الْعَظِيمِ

Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah shalawat, salam, dan berkah kepada Sayyidina Muhammad, pembuka segala yang terkunci, penutup perkara-perkara yang sudah berlalu, penolong kebenaran dengan kebenaran, dan penunjuk jalan kepada jalanMu yang lurus. Semoga Allah senantiasa melimpahkan shalawat kepada beliau, juga kepada keluarga beliau dan para sahabatnya, sesuai dengan derajat dan kedudukan beliau yang tinggi.”

Shalawat tersebut di atas disusun oleh Sayyid Abu al-Mukarim Syaikh Muhammad Syamsuddin bin Abi al-Hasan al-Bakri ra, keturunan Sayyidina Abu Bakar ash-Shidiq ra. Adapun Sayyid Ahmad Zaini Dahlan menyatakan bahwa shalawat ini disusun oleh Sultan al-Auliya Syeikh Abdul Qodil al-Jilani ra.

Di antara keutamaan shalawat ini adalah, bahwa bagi siapa saja yang membacanya, walaupun hanya satu kali seumur hidupnya, ia tidak akan masuk neraka. Ada pula yang mengatakan bahwa, satu kali shalawat ini menyamai sepuluh ribu (bahkan ada yang menyatakan pula enam ratus ribu) shalawat lainnya.

Barangsiapa membaca shalawat Fatih di atas secara istiqomah selama 40 hari, maka Allah SWT akan membuatnya mampu bertobat dari segala jenis kemaksiatan. Agar keberkahan shalawat ini tidak terluputkan dari kita, maka hendaknya shalawat ini kita baca setiap hari, meskipun hanya sekali.

Dan masih banyak lagi keutamaan-keutamaan yang akan diperoleh bagi siapa pun yang rutin membaca shalawat Fatih ini.

Sholawat Bakriyah

Shalawat al-Bakriyah yang akan kami bagikan pada kesempatan kali ini kami kutip dari kitab Afdhalush Shalawat 'Alaa Sayyidis Saadaat karya Syaikh Yusuf bin Ismail An-Nabhani. Sholawat ini merupakan di antara karya Syaikh Muhammad Bakri, disamping bebera sholawat lainnya seperti sholawat Nurikal Asna juga merupakan karya agung beliau yang kapabila diamalkan juga memilik khasiat luar biasa agungnya. 

Berikut ini teks selengkapnya dari Shalawat Al-Bakriyah yang agung tersebut:

اللَّهُمَّ إِنِّي أسْألُكَ بِنَيِّرِ هِدَايَتِكَ الأَعْظَمِ وَسِرِّ إِرَادَتِكَ الْمَكْنُونِ مِنْ نُورِكَ الْمُطَلْسَمِ. مُخْتَارِكَ مِنْكَ لَكَ قَبْلَ كُلِّ شَيْء. وَنُورِكَ الْمُجَرَّدِ بَيْنَ مَسَالِكِ اللُّقَيْ. كَنْزِكَ الَّذِي لَمْ يُحِطْ بِهِ سِوَاكَ. وَأشْرَفِ خَلْقِكَ الَّذِي بِحُكْمِ إِرَادَتِكَ كَوَّنْتَ مِنْ نُورِهِ أجْرَامَ الأَفْلاَكِ وَهَيَاكِلَ الأَمْلاَكِ. فَطَافَتْ بِهِ الصَّافُّونَ حَوْلَ عَرْشِكَ تَعْظِيماً وَتَكْرِيماً. وَأمَرْتَنَا بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلِيْهِ بِقَوْلِكَ إِنَّ الله وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً. وَنَشَرْتَ فَوْقَ هَامَتِهِ فِي تَخْتِ مُلْكِكَ لِوَاءِ حَمْدِكَ. وَقَدَّمْتَهُ عَلَى صَنَادِيدِ جُيُوشِ سُلْطَانِكَ بِقُوَّةِ عَزْمِكَ. وَأَخَذْتَ لَهُ عَلَى أصْفِيَائِكَ بِالْحَقِّ مِيثَاقَكَ الأَوَّلَ. وَقَرَّبْتَهُ بِكَ وَمِنْكَ وَلَكَ وَجَعَلْتَ عَلَيْهِ الْمُعَوَّلَ. وَمَتَّعْتَهُ بِجَمَالِكَ فِي مَظْهَرِ التَّجَلِّي وَخَصَصْتَهُ بِقَابِ قَوْسَيْنِ قُرْبِ الدُّنُوِّ وَالتَّدَلِّي وَزَجَّيْتَ بِهِ فِي نُورِ أُلُوهِيَّتِكَ الْعُظْمَى. وَعَرَّفْتَ بِهِ آدَمَ حَقَائِقَ الْحُرُوفِ وَالأَسْمَاء. فَمَا عَرَفَكَ مَنْ عَرَفَكَ إِلاَّ بِهِ. وَمَا وَصَلَ مَنْ وَصَلَ إِلَيْكَ إِلاَّ مَنِ اتَّصَلَ بِسَبَبِهِ. خَلِيفَتِكَ بِمَحْضِ الْكَرَمِ عَلَى سَائِرِ مَخْلُوقَاتِكَ. سَيِّدِ أَهْلِ أرْضِكَ وَسَمَوَاتِكَ. خَصِيصِ حَضْرَتِكَ بِخَصَائِصِ نَعْمَائِكَ. وَفُيُوضَاتِ آلاَئِكَ. أعْظَمِ مَنْعُوتٍ أقْسَمْتَ بِعَمْرِهِ فِي كِتَابِكَ. وَفَضَّلْتَهُ بِمَا فَصَّلْتَ بِهِ مِنْ أسْرَارِ خِطَابِكَ. وَفَتَحْتَ بِهِ أقْفَالَ أبْوَابِ سَابِقِ النُّبُوَّةِ وَالْجَلاَلَةِ. وَخَتَمْتَ بِهِ دَوْرَ دَوَائِرِ مَظَاهِرِ الرِّسَالَةِ. وَرَفَعْتَ ذِكْرَهُ مَعَ ذِكْرِكَ. وَسَيَّدْتَهُ بِنِسْبَةِ الْعُبُودِيَّةِ إِلَيْكَ فَخَضَعَ لأَِمْرِكَ. وَشَيَّدْتَ بِهِ قَوَائِمَ عَرْشِكَ الْمَحُوطِ بِحِيطَتِكَ الْكُبْرَى. وَمَنْطَقْتَهُ بِمِنْطَقَةِ الْعِزِّ فَمَنْطَقَ بِعُزِّهِ أهْلَ الدُّنْيَا وَالأُخْرَى. وَألْبَسْتَهُ مِنْ سُرَادِقَاتِ جَلاَلِكَ أشْرَفَ حُلَّةٍ. وَتَوَّجْتَهُ بِتَاجِ الْكَرَامَةِ وَالْمَحَبَّةِ وَالْخُلَّةِ. نَبِيِّ الأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِينَ. وَالْمُبْعُوثِ بِأمْرِكَ إِلَى الْخَلْقِ أجْمَعِينَ. بَحْرِ فَيْضِكَ الْمُتَلاَطِمِ بِأمْوَاجِ الأَسْرَارِ. وَسَيْفِ عَزْمِكَ الْقَاهِرِ الْحَاسِمِ لِحِزْبِ الْكُفْرِ وَالْبَغْيِ وَالإِنْكَارِ. أحْمَدِكَ الْمَحْمُودِ بِلِسَانِ التَّكْرِيمِ. مُحَمَّدِكَ الْحَاشِرِ الْعَاقِبِ الْمُسَمَّى بِالرَّؤُوفِ الرَّحِيمِ. أسْألُكَ بِهِ وَبِالأَقْسَامِ الأُوَلِ. وَأتَوَسَّلُ إِلَيْكَ بِكَ وَأنْتَ الْمُجِيبُ لِمَنْ سَألَ. أنْ تُصَلِّيَ وَتُسَلِّمَ عَلَيْهِ صَلاَةً تَلِيقُ بِذَاتِكَ وَذَاتِهِ الْمُحَمَّدِيَّةِ لأَِنَّكَ أدْرَى بِمَنْزِلَتِهِ وَأعْلَمُ بِصِفَاتِهِ عَدَداً لاَ تُدْرِكُهُ الظُّنُونُ. زِيَادَةً عَلَى مَا كَانَ وَمَا يَكُونُ. يَا مَنْ أمْرُهُ بَيْنِ الْكَافِ وَالنُّونِ. وَيَقُولُ للشَّيْءِ كُنْ فَيَكُونُ. وَأنْ تُمِدَّنِي بِمَدَدِهِ الْمُحَمَّدِيِّ مَدَداً أُدْرِكُ بِهِ قَبُولَ تَوَجُّهَاتِي. وَأسْتَأْنِسُ بِهِ فِي جَمِيعِ جِهَاتِي. فَأكُونَ مَحْفُوظاً بِهِ مِنْ شَرِّ الأَعْدَاء. وَيَعْمُرَ بِسَوَابِغِ نِعَمِهِ الأُولَى وَالأُخْرَى. وَيَنْطَلِقَ لِسَانِي مُتَرْجِماً عَنْ أسْرَارِ كَلِمَةِ التَّوْحِيدِ. وَأتَعَلَّمَ مِنْ عِلْمِكَ الأَقْدَسِ الْوَهْبِيِّ مَا أسْتَغْنِي بِهِ عَنِ الْمُعَلِّمِ وَأنْتَ الْحَمِيدُ الْمَجِيدُ. وَتَصْفُوَ مِرْآةُ سَرِيرَتِي بِنَظْرَتِهِ الْمُحَمَّدِيَّة. وَأُبْصِرَ بِبَصَرِ بَصِيرَتِي حَقَائِقَ الأَشْيَاءِ الثَّابِتَةِ الْعَلِيَّةِ. لأَِرْقَى بِهِمَّتِهِ عَلَى مَعَارِجِ مَدَارِجِ رُتَبِ الْكِرَام. وَأظْفَرَ بِسِرِّهِ الْمَخْصُوصِ بِبُلُوغِ الْمَرَامِ. فِي الْمَبْدَأ وَالْخِتَامِ. فَإِنَّكَ أنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ وَإِلَيْكَ يَعُودُ السَّلاَمُ. رَبَّنَا آمَنَّا بِمَا أنْزَلْتَ وَاتَّبَعْنَا الرَّسُولَ فَاكْتُبْنَا مَعَ الشَّاهِدِينَ. وَاجْعَلْنَا اللَّهُمَّ مَعَ الَّذِينَ أنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ. وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقاً يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ. وَانْصُرْنَا بِنَصْرِكَ فِي الْحَرَكَةِ وَالْسُّكُونِ. وَاجْعَلْنَا مِنْ حِزْبِكَ الَّذِينَ وَفَّقْتَهُمْ لِفَهْمِ كِتَابِكَ الْمَكْنُونِ. لِنَدْخُلَ فِي حِرْزِ قَوْلِكَ ألاَ إِنً حِزْبَ الله هُمُ الْمُفْلِحُونَ. ألاَ إِنَّ أوْلِيَاءِ الله لاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ. رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ. وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ. وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِالله الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ. وَصَلَّى الله عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيماً وَالْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِينَ. 

Penjelasan dari Syaikh Yusuf bin Ismail An-Nabhani

Dalam karyanya, Afdhalush Shalawat, Syaikh Yusuf bin Ismail An-Nabhani memberikan penjelasan terkait shalawat di atas sebagai berikut:

وأما الصلاة الثانية وهي اللهم إني أسألك بنيّر هدايتك الأعظم وسر إرادتك المكنون من نورك المطلسم إلى آخرها. فإني نقلتها أيضاً من شرحها المسمى بالنفحات الربية على الصلوات البكرية للعارف الكبير سيدي مصطفى البكري المتقدم ذكره ومكتوب في آخر هذا الشرح بخط أحمد العروسي ما صوته بلغ قراءة وتصحيحاً واستفادة بين يدي المؤلف رضي الله عنه ونفع ببركاته الكاتب أحمد العروسي تابعه وخادمه سنة ألف ومائة وستين وقد ذهبت الورقة الأولى من هذا الشرح وفيما بعدها لم يقع التصريح باسم مؤلف هذه الصلاة وإنما قال المؤلف سميته أي الشرح النفحات الربية على الصلوات البكرية فلأجل ذلك ولكونها في المحل الأعلى من فصاحة اللفظ وجزالة المعنى كالصلاة التي قبلها وكلا شرحيهما لمؤلف واحد في مجموعة واحدة وقد تحقق أنت لك لسيدي محمد البكري فقد وقع في نفسي أن هذه أيضاً هي له رضى الله عنه. 

Artinya:

"Adapun shalawat yang kedua yaitu allaahumma inii as aluka bi nayyiri hidaayatika al-a'dzam wa sirri iraadatikal maknuun min nuurikal muthalsam dan seterusnya, maka sungguh aku telah mengutipnya juga dari syarahnya yang berjudul An-Nafahatur Rabbiyyah 'alash Shalawat al-Bakriyah oleh junjungan saya sayyidi asy-Syaikh Al-Arif Al-Kabir Sayyidi Mushtafa Al-Bakri yang telah disebutkan di akhir kitab syarah ini yang ditulis oleh Ahmad Al-Arusi, pengikut setianya pada tahun 1160 hijriyah.

Bagian pertama dari manuskirp shalawat ini hilang dari kitab syarah ini. dan sisanya, tidak da penjelasan tentang nama penulis atau penggubah shalawat ini. Hanya saja pengarang mengatakan bahwa "Aku beri nama kitab ini An nafahat ar-rabbiyyah 'alash shalawat al-bakriyyah, maka atas nama alasan ini, juga karena shalawat tersebut di atas begitu bagus, memiliki nilai sastra yang tinggi dan mengandung makna yang padat, sebagaimana shalawat yang sebelumnya, jga karena dua syarahnya ditulis oleh satu orang penulis dalam satu buku, dan disitu dinyatakan bahwa shalawat ini adalah milik sayyidi Asy-Syaikh Muhammad Al-bakri, maka menurut hemat saya shalawat ini memang adalah milik beliau radhiyallahu 'anhu juga."

Sholawat Saqofiyah


Dalam kitab Al Fawaid Al Mukhtaroh, Syekh Abdul Wahhab Asy-Sya’roni meriwayatkan bahwa Abul Mawahib Asy-Syadzily berkata:

رَأَيْتُ سَيِّدَ الْعَالَمِيْنَ صَلَّى اللهُ  عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  فَقُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ صَلاَةُ اللهِ عَشْرًا لِمَنْ صَلَّى عَلَيْكَ مَرَّةً وَاحِدَةً هَلْ ذَلِكَ لِمَنْ حَاضَرَ الْقَلْبَ ؟
Aku pernah bermimpi bertemu Baginda Nabi Muhammad S.a.w, aku bertanya “Ada hadist yang menjelaskan sepuluh rahmat Allah diberikan bagi orang yang berkenan membaca shalawat, apakah dengan syarat saat membaca harus dengan hati hadir dan memahami artinya?”

قَالَ لاَ، بَلْ هُوَ لِكُلِّ مُصَلٍّ عَلَيَّ وَلَوْ غَافِلاً

Kemudian Nabi S.a.w menjawab: “Bukan, bahkan itu diberikan bagi siapa saja yang membaca shalawat, meski tidak faham arti shalawat yang ia baca”.

Dalam kitab Afdhalush Shalawat 'Alaa Sayyidis Saadaat dijelaskan bahwa shalawat As-Saqafiyah merupakan shalawat milik Sayyid Abdullah bin Ali Bahusein As-Segaf. Shalawat As-Saqafiyah memiliki nama lain yaitu Shalawat Al-Khitam 'Alaa an-Nabi al-Khitam (Shalawat Penutup untuk Nabi Penutup). Berikut ini teks shalawat As-Saqafiyah selengkapnya:‎

اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سُلَّمِ الأَسْرَارِ الإِلَهِيَّةِ الْمُنْطَوِيَةِ فِي الْحُرُوفِ الْقُرْآنِيَّةِ مَهْبَطِ الرَّقَائِقِ الرَّبَّانِيَّةِ النَّازِلَةِ فِي الْحَضْرَةِ الْعَلِيَّةِ الْمُفَصَّلَةِ فِي الأَنْوَارِ بِالْنُّورِ الْمُتَجَلِّيَّةِ فِي لُبَابِ بَوَاطِنِ الْحُرُوفِ الْقُرْآنِيَّةِ الصِّفَاتِيَّةِ فَهُوَ النَّبِيُّ الْعَظِيمُ مَرَكْزُ حَقَائِقِ الأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِينَ مُفِيضُ الأَنْوَارِ إِلَى حَضَرَاتِهِمْ مِنْ حَضْرَتِهِ الْمَخْصُوصَةِ الْخَتْمِيَّةِ شَارِبُ الرَّحِيقِ الْمَخْتُومِ مِنْ بَاطِنِ بَاطِنِ الْكِبْرِيَاءِ مُوصِلُ الْخُصُوصِيَّاتِ الإِلِهِيَّاتِ إِلَى أَهْلِ الاصْطِفَاءِ مَرْكَزُ دَائِرَةِ الأنْبِيَاءِ وَالأَوْلِيَاءِ مُنَزِّلُ النُّورِ بِالنُّورِ الْمُشَاهِدُ بِالذَّاتِ الْمُكَاشِفُ بِالصِّفَاتِ الْعَارِفُ بِظُهُورِ تَجَلِّي الذَّاتِ فِي الأَسْمَاءِ وَالصِّفَاتِ الْعَارِفُ بِظُهُورِ الْقُرْآنِ الذَّاتِي فِي الْفُرْقَانِ الصِّفَاتِيِّ فَمِنْ هَهُنَا ظَهَرَتْ الْوَحْدَتَانِ الْمُتَعَاكِسَتَانِ الْحَاوِيَتَانِ عَلَى الطَّرَفَيْنِ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَاحِبِ اللَّطِيفَةِ الْقُدْسِيَّةِ الْمَكْسُوَّةِ بِالأَكْسِيَةِ النُّورَانِيَّةِ السَّارِيَةِ فِي الْمَرَاتِبِ الإِلَهِيَّةِ الْمُتَكَمِّلَةِ بِالأَسْمَاءِ وَالصِّفَاتِ الأَزَلِيَّةِ وَالْمُفِيضَةِ أَنْوَارَهَا عَلَى الأَرْوَاحِ الْمَلَكُوتِيَّةِ الْمُتَوَجِّهَةِ فِي الْحَقَائِقِ الْحَقِيَّة النَّافِيَةِ لِظُلُمَاتِ الأَكْوَانِ الَعَدَمِيَّةِ الْمَعْنَوِيَّةِ. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمِّدً الْكَاشِفِ عَنِ الْمُسَمَّى بِالْوَحْدَةِ الذَّاتِيَّةِ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ جَامِعِ الإِجْمَالِ الذَّاتِيِّ الْقُرْآنِيِّ حَاوِي التَّفْصِيلِ الصِّفَاتِيِّ الْفُرْقَانِيِّ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَاحِبِ الصُّورَةِ الْمُقَدَّسَةِ الْمُنَزَّلَةِ مِنْ سَمَاءِ قُدْسِ غَيْبِ الْهُوَيَّةِ الْبَاطِنَةِ الْفَاتِحَةِ بِمِفْتَاحِهَا الإِلَهِي لأَِبْوَابِ الْوُجُودِ الْقَائِمِ بِهَا مِنْ مَطْلَعِ ظُهُورِهَا الْقَدِيمِ إِلَى اسْتِوَاءِ إِظْهَارِهَا لِلْكَلِمَاتِ التَّامَّاتِ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى حَقِيقَةِ الصَّلَوَاتِ وَرُوحِ الْكَلِمَاتِ قِوَامِ الْمَعَانِي الذَّاتِيَّاتِ وَحَقِيقَةِ الْحُرُوفِ الْقُدْسِيَّاتِ وَصُوَرِ الْحَقَائِقِ الْفُرْقَانِيَّةِ التَّفْصِيلِيَّاتِ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَاحِبِ الْجَمْعِيَّةِ الْبَرْزَخِيَّةِ الْكَاشِفَةِ عَنِ الْعَالَمَيْنِ الْهَادِيَةِ بِهَا إِلَيْهَا هِدَايَةً قُدْسِيَّةً لِكُلِّ قَلْبِ مُنِيبٍ إِلَى صِرَاطِهَا الرَّبَّانِيِّ الْمُسْتَقِيمِ فِي الْحَضْرَةِ الإِلَهِيَّةِ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ مُوَصِّلِ الأَرْوَاحِ بَعْدَ عَدَمِهَا إِلَى نِهَايَاتِ غَايَاتِ الْوُجُودِ وَالنُّورِ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَاسِطَةِ الأَرْوَاحِ الأَزَلِيَّةِ فِي الْمَدَارِجِ الْجَاذِبَةِ لِلأَرْوَاحِ الْمَعْنَوِيَّةِ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَاحِبِ الْحَسَنَاتِ الْوُجُودِيَّةِ الذَاهِبَةِ بِظُلُمَاتِ الطَّبَائِعِ الْحِسِيَّةِ وَالْمَعْنَوِيَّةِ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ مُسْتَقَرِّ بُرُوزِ الْمَعَانِي الرَّحْمَانِيَّةِ مِنْهَا خَرَجَتِ الْخُلَّةُ الإِبْرَاهِيمِيَّةُ وَمِنْهَا حَصَلَ النِّدَاءُ بِالْمَعَانِي الْقُدْسِيَّةِ لِلْحَقِيقَةِ الْمُوسَوِيَّةِ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الَّذِي جَعَلْتَ وُجُودَكَ الْبَاقِي عِوَضاً عَنْ وُجُودِهِ الْفَانِي صَلَّى الله تَعَالَى عَلَيْهِ وَعَلَى أَصْحَابِهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ. هكذا في الأصل بتقديم أَصحابه على آله.

Khasiat Shalawat As-Saqafiyah

Shalawat As-Saqafiyah memiliki berbagai khasiat atau fadhilah bagi yang bersedia mengamalkannya. Diantara sekian banyak fadhilahnya yaitu bahwa barangsiapa yang bersedia mengamalkan shalawat as-Saqafiyah secara istiqamah setiap hari minimal 1 kali, maka insya Allah ia akan mendapatkan mati dalam keadaan husnul khatimah. Dan di akhirat nanti ia akan mendapatkan syafaat agung dari kanjeng rasul Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam.

Dalam kitab Afdhalush Shalawat 'Alaa Sayyidis Saadaat karya Sayyidis Syaikh Yusuf bin Ismail An-Nabhani Qaddasallahu Sirrahul 'Aziiz dijelaskan mengenai shalawat As-Saqafiyah ini sebagai berikut:

ذكر العلامة ابن عابدين في ثبته حزب السيد عبد الله السقاف وعنونه بقوله حزب سيدي الولي الشهير والقطب الكبير عمدة المطلعين ورأس المكاشفين السيد عبد الله ابن السيد علي باحسين السقاف ثم ذكر الحزب وذكر بعده الصلاة المشيشية. وقال في آخرها أقول قرأها سيدي وهو شيخه السيد محمد شاكر العقاد على الإمام العارف الغارف الولي الكبير والعالي القدر الشهير الحسيب النسيب بهجة النفوس وتاج الرؤوس سيدي عبد الرحمن بن مصطفى العيدروس وإجازة بقراءتها وكذلك قرأ سيدي على الأستاذ المذكور والصلاة المنسوبة لسيدي عبد الله السقاف صاحب الحزب المتقدم وإجازة بقراءتها ثم ذكر ابن عابدين الصلاة السابقة. وقال في آخرها رأيت في بعض المجاميع أنها تسمى بصلوات الختام على النبي الختام وأن مؤلفها رحمه الله تعالى. قال ضمن النبي صلى الله عليه وسلم لمن يقرؤها أو ينظر إليها حسن الخاتمة والشفاعة الكبرى وقال صلى الله تعالى عليه وسلم هذا جزاء لك يا عبد الله ولما ألفته ا.ه. والله تعالى أعلم

Artinya: "Al-Alim Al-Allamah Ibn Abidin dalam catatannya menyebutkan hizib Sayyid Abdullah As-Segaf bahwa para ulama mengatakan, "Ini adalah hizib al-Wali yang termasyhur, al-Quthb al-Kabir, sandaran para cerdik-pandai, pemimpin kaum yang mencapai derajat kasyaf, as-Sayyid Abdullah bin As-Sayyid Ali Bahusain as-Saqqaf." Kemudian ia menyebutkan hizib yang dimaksud dan setelahnya ia menyebutkan shalawat al-Masyisiyah dan di akhir pernyataannya ia mengungkapkan, "Guru saya, Muhammad Syakir al-Aqqad membacakannya pada imam al-Arif yang tenggelam dalam Allah, wali besar, yang agung pribadinya, yang terkenal, yang baik nasabnya, kebanggaan jiwa-jiwa, mahkota bagi kepala-kepala, junjungan saya Abdurrahman Ibn Musthafa Alaydrus, dengan mengijazahkan untuk mengamalkan shalawat tersebut. Demikian pula Sayyidi membacakan shalawat tersebut yang dinisbatkan kepada Sayyidi Abdullah as-Saqqaf, sang pemilik Hizib tersebut, dan beliau memberikan ijazah pengamalannya. Kemudian Ibn Abidin menyebutkan shalawat di atas dan beliau berkata pada bagian akhirnya, "Aku melihat pada sebagian kelompok bahwasanya shalawat ini diberi nama dengan shalawat a-Khitam 'alaa an-Nabi al-Khitam dan bahwa penyusunnya rahimahullahu ta'ala berkata, "Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam menjamin bagi orang yang mengamalkannya atau memperhatikannya mendapatkan husnul khatimah dan syafaat kubra. Kemudian Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, "Ini merupakan balasan bagimu wahai hamba Allah, dan juga atas jerih payah gubahanmu."

Jika Ingin Bertemu Kanjeng Nabi Muhammad


Bagi Seorang Muslim, Rindu Kepada Rasul adalah Hal yang tidak kita heran kan lagi, karena Rindu pada rasul berarti Rindu akan aklak dan budipekerti yang sangat di damba, Suatu Keuntungan yang sangat tidak ternilai bila kita dapat bertemu Nabi Tercinta Nabi Muhammad Saw.

Jika Kita Berniat atau berkeinginan untuk melihat Rasulullah SAW Diharus Kan Memiliki Hal Seperti Berikut ini:

Sikap merendahkan diri kepada Allah SWT.
Beradab bersama Rasulullah SAW.
Memandang sesuatu sesuai yang disenangi dan di Ridhai Oleh Allah dan Rasul-NYA.
Menjauhi semua tempat yang tidak di Ridhai oleh Allah dan Rasul-NYA.

Dinukil dari kitab Lawaqihul Anwar Al Qudsiyyah karya Syeh Abdul Wahhab As Sya'roni.

فإن أكثرت من الصلاة والسلام عليه صلى الله عليه وسلم فربما تصل إلى مقام مشاهدته صلى الله عليه وسلم ، وهي طريق الشيخ نور الدين الشوني ، والشيخ أحمد الزواوي ، والشيخ محمد بن داود المنزلاوي ، وجماعة من مشايخ اليمن ، فلا يزال أحدهم يصلي على رسول الله صلى الله عليه وسلم ويكثر منها حتى يتطهر من كل الذنوب ، ويصير يجتمع به يقظة أي وقت شاء ومشافهة ، ومن لم يحصل له هذا الاجتماع فهو إلى الآن لم يكثر من الصلاة والتسليم على رسول الله صلى الله عليه وسلم الإكثار مطلوب ليحصل له هذا المقام .

Jika engkau memperbanyak membaca sholawat dan salam kepada Nabi shollallohu alaihi wasallam maka terkadang engkau bisa mencapai maqom musyahadah kepada Nabi shollallohu alaihi wasallam, ini adalah jalannya syeh Nuruddin As Syuni, syeh Ahmad Zawawi, syeh Muhammad Bin Dawud al Manzilawi dan segolongan masayekh Yaman, mereka terus menerus membaca sholawat kpd Rasul shollallohu alaihi wasallam dan memperbanyaknya sehingga menjadi bersih dari segala dosa dan bisa berkumpul dengan Nabi dan berdialog dengannya secara sadar di waktu kapanpun yg di inginkan.

Barang siapa yg tdk berhasil ttg berkumpul ini maka sampai sekarang dia bukanlah orang yg memperbanyak sholawat dan salam kpd Rasululloh shollallohu alaihi wasallam.
Memperbanyak baca sholawat dan salam itu dibutuhkan agar bisa mencapai maqom ini.

وأخبرني الشيخ أحمد الزواوي أنه لم يحصل له الاجتماع بالنبي صلى الله عليه وسلم يقظة حتى واظب الصلاة عليه سنة كاملة يصلي كل يوم وليلة خمسين ألف مرة ، وكذلك أخبرني الشيخ نور الدين الشوني أنه واظب على الصلاة على النبي صلى الله عليه وسلم كذا وكذا سنة كل يوم يصلي ثلاثين ألف صلاة .

Telah menghabarkan kpdku syeh Ahmad az Zawawi bahwa sesungguhnya tdklah bisa berhasil berkumpul dengan Nabi shollallohu alaihi wasallam secara sadar sehingga menekuni membaca sholawat nabi sehari semalam sebanyak lima puluh ribu kali selama setahun penuh.

Begitu juga mengabarkan kpdku Syeh Nuruddin as Syuni bahwa sesungguhnya beliau menekuni membaca sholawat kpd Nabi shollallohu alaihi wasallam segini dan segini tahun, setiap harinya membaca sholawat tiga puluh ribu sholawat.

وسمعت سيدي عليا الخواص رحمه الله يقول : لا يكمل عبد في مقام العرفان حتى يصير يجتمع برسول الله صلى الله عليه وسلم أي وقت شاء ، قال : وممن بلغنا أنه كان يجتمع بالنبي صلى الله عليه وسلم يقظة ومشافهة من السلف ، الشيخ أبو مدين شيخ الجماعة ، والشيخ عبد الرحيم القناوي ، والشيخ موسى الزولي ، والشيخ أبو الحسن الشاذلي ، 
والشيخ أبو العباس المرسي ، والشيخ أبو السعود بن أبي العشائر ، وسيدي إبراهيم المتبولي

Aku mendengar Sayyidi Ali Al Khowas berkata :
" seorang hamba tdk akan sempurna dalam maqom 'irfan hingga bisa berkumpul dengan Rasul shollalohu alaihi wasallam pada waktu kapanpun yg diinginkan."
sayyidi Ali berkata :
" dan sebagian dari ulama' salaf yg telah sampai kepadaku bahwa sesungguhnya ulama' tsb telah berkumpul dengan Nabi shollallohu alaihi wasallam secara sadar dan berdialog adalah syeh Abu Madyan yaitu syehnya jama'ah, syeh Abdur Rahim al Qunawi, syeh Musa Azzuli, syeh Abul Hasan As Syadzili, syeh Abul Abas al Mursi, syeh Abus Su'ud bin Abil 'asya'ir, dan sayyidi Ibrahim al Matbuli.

والشيخ جلال الدين الأسيوطي ، كان يقول : رأيت النبي صلى الله عليه وسلم واجتمعت به نيفا وسبعين مرة . وأما سيدي إبراهيم المتبولي فلا يحصى اجتماعه به لأنه كان في أحواله كلها ويقول : ليس لي شيخ إلا رسول الله صلى الله عليه وسلم ، وكان الشيخ أبو العباس المرسي يقول : لو احتجب عني رسول الله صلى الله عليه وسلم ساعة ما عددت نفسي من جملة المؤمنين .

Syeh Jalaluddin Al Assuyuti pernah berkata :
" aku pernah melihat nabi shollallohu alaihi wasallam dan berkumpul dengan beliau sebanyak lebih dari tujuh puluh kali."
adapun sayyidi Ibrahim Al Matbuli maka tdk dapat dihitung berapa kali beliau berkumpul dengan Nabi karena sesungguhnya dalam seluruh keadaannya (ahwal) dulu beliau berkata : 
" tiada guru bagiku kecuali Rasululloh shollallohu alaihi wasallam."
Syeh Abul Abbas al Mursyi pernah berkata :
" jikalau Rasululloh shollallohu alaihi wasallam terhijab dariku walaupun sesaat maka aku tdk akan menganggap diriku kedalam kelompok orang2 yg beriman."

واعلم أن مقام مجالسة رسول الله صلى الله عليه وسلم عزيزة جدا ، وقد جاء شخص إلى سيدي علي المرصفي وأنا حاضر فقال : يا سيدي قد وصلت إلى مقام صرت أرى رسول الله صلى الله عليه وسلم يقظة أي وقت شئت ، فقال له : يا ولدي بين العبد وبين هذا المقام مائتا ألف مقام ، وسبعة وأربعون ألف مقام ، ومرادنا تتكلم لنا يا ولدي على عشر مقامات منها ، فما درى ذلك المدعي ما يقول وافتضح فاعلم ذلك .
* (والله يهدي من يشاء إلى صراط مستقيم) *

Ketahuilah bahwa sesungguhnya maqom mujalasah (dudk bersama) Rasululloh shollallohu alaihi wasallam sangat langka sekali, seseorang telah datang kepada sayyidi Ali Almursifi dan aku (syeh Abdul Wahhab as Sya'roni) saat itu hadir, 
orang tsb berkata : " wahai sayyidku, aku telah mencapai maqom dimana aku bisa melihat Rasululloh shollallohu alaihi wasallam secara sadar di waktu kapanpun yg ku ingginkan ."
Sayyidi Ali al Mursifi berkata : " wahai anakku diantara seorang hamba dan maqom tsb ada dua ratus empat puluh ribu maqom, dan yg kau maksudkan yaitu berbicara dengan kami itu baru sepersepuluh dari maqom2 tsb."
Orang yg mengaku ngaku tsb tdk tahu apa yg di ucapkan dan dia malu sendiri. maka ketahuilah hal itu.‎
Dan Allah menunjukkan kpd siapa saja yg di kehendakiNya kepada jalan yg lurus.

Dalam kitab Afdhalush Shalawat 'Alaa Sayyidis Saadaat dijelaskan salah satu shalawat yang ampuh untuk dapat berjumpa dengan kanjeng Rasul Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Berikut ini shalawat yang dimaksud:

اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الجَامِعِ لِأَسْرَارِكَ وَالدَّالِ عَلَيْكَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ

Allaahumma Shalli wa Sallim 'Alaa Sayyidinaa Muhammadin Al-Jaami' Liasraarika wad Daali 'Alaika wa 'Alaa Aalihi wa Shahbihi wa Sallim

Artinya:

"Ya Allah, bershalawat dan bersalamlah kepada Sayyidina Muhammad Shallalahu 'Alaihi wa Sallam, sosok yang menyimpan rahasia-rahasia-Mu, yang menjadi bukti keberadaanMu, dan atas keluarga dan sahabat-sahabatnya."

Dalam kitab Afdhalush Shalawat 'Alaa Sayyidis Saadaat karya Syaikh Yusuf bin Ismail An-Nabhani dijelaskan mengenai keutamaan shalawat di atas sebagai berikut:

 قال العلامة السيد أحمد دحلان في مجموعته التي جمع فيها جملة صلوات على النبي صلى الله عليه وسلم هذه الصيغة اللهم صل وسلم على سيدنا محمد الجامع لأسرارك والدال عليك وعلى آله وصحبه وسلم كل يوم ألف مرة ا.ه. ولم يذكر أن هذا الاجتماع يكون في المنام أو في اليقظة والظاهر أنه في المنام

Artinya:

"Al-Aalim As-Sayyid Ahmad Dahlan berkata dalam kitab kumpulan shalawatnya, yang mana beliau menghimpun di dalamnya sighat shalawat kepada kanjeng nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam berikut ini, yaitu, "Allaahumma shalli wa sallim 'alaa sayyidinaa Muhammadin al-Jaami' liasraarik wad daali 'alaik wa 'alaa aalihi wa shahbihi wa sallim", setiap hari sebanyak 1000x. Dan beliau tidak menyebutkan apakah pertemuan dengan kanjeng rasul ini dalam mimpi ataukah dalam keadaan sadar. Nampaknya pertemuan itu terjadi pada saat tidur."

نقل الولي الشهير سيدي الشيخ إسماعيل حقي في روح البيان في تفسير سورة النجم عن الإمام السهيلي في الروض الآنف أن من رأى نبينا محمداً صلى الله عليه وسلم وليس في رؤياه مكروه لم يزل خفيف الحال وإن رآه في أرض مجدبة أخصبت أو في أرض قوم مظلومين نصروا ومن رآه عليه الصلاة والسلام فإن كان مغموماً ذهب غمه أو مديوناً قضى الله دينه وإن كان مغلوباً نصر وإن كان غائباً رجع إلى أهله سالماً وإن كان معسراً أغناه الله تعالى وإن كان مريضاً شفاه الله تعالى
Artinya:

"Al-Wali asy-Syahir Sayyidi Asy-Syaikh Ismail Haqqi telah menukil dalam kitab Ruhul Bayaan dalam menafsirkan Surah an-Najm pernyataan dari Al-Imam As-Suhaili dalam kitab Ar-Raudhah bahwasanya orang yang bermimpi kanjeng nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan dalam mimpinya itu ia tidak melihat ada sesuatu yang dibencinya, maka ia akan senantiasa merasa tenang dan semuanya mudah. Apabila ia melihat kanjeng nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam di suatu tanah atau daerah yang gersang, maka tanah itu akan subur. Atau ketika ia bermimpi beliau sedang berada di tempat orang-orang yang dizalimi, maka mereka akan menang. Siapa yang bermimpi beliau, jika ia sedih maka kesedihannya akan lenyap, atau sedang dililit hutang maka Allah akan membayar hutangnya, apabila ia kalah maka Allah akan menolongnya, jika ia tersesat maka ia akan dapat kembali kepada keluarganya dalam keadaan selamat, jika ia sedang susah hartanya, maka Allah akan membuatnya kaya, dan jika ia sedang sakit, maka Allah akan menyembuhkannya."

Kenapa Baru Ketemu Bisa Langsung Akrab


Pernahkah Anda melihat orang yang asyik ngobrol walaupun masih baru kenalan tapi mereka bisa langsung jadi akrab? Atau mungkin Anda pernah mengalaminya sendiri? Tentu sangat menyenangkan kan kalau kita bisa langsung akrab dengan orang lain. Jadinya kita bisa cepat dapet banyak teman baru. Dan biasanya orang lain pun senang saat ketemu dengan kita. ‎

Mencintai dan di cintai belum tentu jadi jodohnya, bicara soal jodoh sejati memang rada rumit, banyak mereka hidup berpasangan, namun jangan dulu mengatakan keduanya sudah jodoh, jika saja kamu tahu semua isi hati seseorang, mungkin bicara hal seperti ini tak ada gunanya.

Seseorang bisa berubah prilakunya menjadi lebih baik, bijak, penyabar dan juga ramah-tamah, begitulah jika bertemu seseorang lawan jenis yang dianggapnya menarik.

Namun prilaku bawaan tetap bersemayam pada diri seseorang, dan prilaku asli itu akan keluar jika sudah tak kuasa menahan suasana.

Betapa indahnya jika kamu berada dekat dengan seseorang yang sejodoh dengan kamu, semua kekurangan kamu seperti amblas, begitu juga yang kamu rasakan terhadap orang yang sejodoh dengan kamu, seakan semua serba enak dan menyenangkan dalam segi apa saja.

Meski baru bertemu, baru kenal namun semua seakan nyambung dan terasa menyenangkan, ketika kamu memiliki satu pendapat si dia juga sependapat dengan kamu. Atau sebaliknya. Biasa jika kamu berdekatan dengan seorang baru kenal, kamu pastinya diselimuti rasa segan, grogi, dan selalu berhati-hati dalam bersikap diri. Lain halnya dengan pertemuan kamu dengan seseorang yang sejodoh dengan kamu. Pokoknya langsung akrab deh seperti sudah lama saling mengenal.

Meski kamu telah berusaha menutupi jati diri, namun seakan kebetulan si dia sudah tahu siapa kamu, katakanlah kebiasaan buruk kamu, namun si dia seakan tak mempersoal, nah inilah ciri orang yang sejodoh dengan kamu.

Rasulullah saw bersabda:

اَلأَرْوَاحُ جُنُوْدٌ مُجَنَّدَةٌ،فَمَا تَعَارَفَ مِنْهَا ائْتَلَفَ، وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا إخْتَلَفَ

“Ruh  adalah  bala  tentara  yang  berjenis-jenis.   Ruh yang saling mengenal akan bersatu dan yang saling bermusuhan akan berselisih.”  (HR Bukhari dan Muslim)

Hadits tersebut diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah radhiyallâhu ‘anhu dan diriwayatkan oleh Al-Bukhari no. 3336 secara mu’allaq dari ‘Aisyah radhiyallâhu ‘anha.

Dalam Musnad Imam Ahmad diceritakan, bahwa asbabul wurud hadis ini yaitu ketika seorang wanita penduduk Makkah yang selalu membuat orang tertawa hijrah ke Madinah, ternyata dia tinggal dan bergaul dengan wanita yang sifatnya sama sepertinya. Yaitu senang membuat orang tertawa. Karena itulah Nabi Shallallahu alaihi wa sallam mengucapkan hadits ini. 

Al-Imam An-Nawawi mengatakan dalam Syarah Muslim (16/pada hadits no. 2638):

“Para ulama mengatakan, maknanya mereka adalah sekelompok manusia yang berkumpul atau manusia yang bermacam-macam lagi berbeda-beda. Ruh-ruh itu saling mengenal karena suatu perkara yang Allah Subhânahu wa Ta’âlâ menciptakan ruh-ruh itu di atasnya..”

Ada yang mengatakan, karena mereka dijadikan Allah Subhânahu wa Ta’âlâ di atas sifat-sifat yang saling mencocoki dan tabiat yang saling bersesuaian.

Ada yang mengatakan, karena mereka diciptakan secara bersama kemudian jasad mereka saling berpisah, sehingga yang mencocoki tabiat yang lain, dia akan bersatu dengannya. Dan yang saling berjauhan tabiatnya maka dia akan lari dan menyelisihinya.

Al-Khaththabi dan lainnya berkata bahwa persatuan mereka adalah kebahagiaan atau kesengsaraan ketika Allah Subhânahu wa Ta’âlâ menciptakan mereka pada awalnya. Dan ruh-ruh itu terbagi menjadi dua kelompok yang saling berlawanan, jika jasad-jasad itu saling bertemu di dunia maka mereka akan bersatu atau berselisih sesuai yang mereka diciptakan di atasnya. Sehingga orang yang baik cenderung kepada orang yang baik, dan orang yang jahat juga cenderung kepada orang yang jahat.

Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata, ‘Ruh itu sebuah tentara yang dipersiapkan akan bertemu dengan yang sepadan. Sebagaimana kuda, jika dia cocok maka akan menyatu dengannya, dan bila tidak akan berpisah’.”

Dan di dalam suatu permisalan:

وكل من شكله يرغب

Setiap orang yang memiliki persamaan bentuk dengan orang lain, maka dia akan mencintainya

Dalam permisalan yang lain:

إن الطيور على أشكالها تقع
فكل يرغب في مثله

Sesungguhnya burung-burung itu akan bertengger bersama burung yang sama bentuknya sehingga setiap orang akan mencintai yang semisal dengannya.

Selain itu, di dalam hadits ini terdapat dalil bahwa ruh-ruh diciptakan sebelum jasad, dan bahwa ruh itu merupakan makhluk, ketika bersatu atau berpisah bagaikan sebuah pasukan bila bertemu dan berhadapan. Hal ini karena Allah subhanahu wa ta’aala telah menjadikannya ada yang beruntung dan ada pula yang celaka.

Setelah itu jasad yang menjadi tempat ruh akan bertemu di dunia, maka akan bertemu atau berpisah sesuai dengan keserupaan atau tidaknya, yang telah diciptakan baginya di awal penciptaannya. Sehingga engkau melihat seseorang yang baik akan mencintai yang baik, dan orang yang jahat akan senang kepada yang serupa. Dan masing-masing dari keduanya akan lari dari lawannya.

Ajaib sekali menurut saya, bagaimana bisa seorang yang baru kenal, lalu bisa sangat akrab seolah olah sudah kenal lama atau seperti bertemu teman lama, langsung merasa cocok saja sebagaimana kisahasbaabul wurud hadits ini. Sebaliknya, kalau memang tidak cocok, walau sudah kenal lama, maka akan biasa biasa saja, tidak akrab. Kok bisa begitu ya..

Mengutip perkataan seorang teman,

“sejak di alam ruh…hati kita kan memang sudah saling terpaut : )”

Mungkin ini sedikit jawaban dari fenomena2 yang terjadi di alam dunia akibat peristiwa dari alam ruh sono, fenomena ‘langsung cocok aja gituh’ antara pemilik tulang rusuk dan tulang rusuk, antara pemilik sandal sebelah dan sebelah yang lain, antara tutup dengan botolnya,

Cinta dan permusuhan telah terjadi sejak hari di mana manusia mengikat perjanjian dengan Allah di alam Dzar.  Kemudian cinta dan permusuhan itu tampak di alam dunia ini.  Seorang penyair berkata:

تَأْبَى قُلُوْبٌ قُلُوْبَ قَوْمٍ        وَمَا لَهَا عِنْدَهَا ذُنُـوْبُ

وَتَصْطَفِيْ أَنْفُسٌ نُفُوْسًا         وَمَا لَهَا عِنْدَهَا نَصِيْـبُ

مَا ذَاكَ إِلاَّ لِمُضْمَرَاتٍ          أَحْكَمَهَا مَنْ لَهُ الْغُيُوْبُ

Berapa banyak hati yang membenci

suatu kaum yang sedikit pun tak bersalah

dan menyukai orang lain

yang tak pernah ia perhitungkan

karena berbagai rahasia yang ditetapkan

Allah yang Maha Mengetahui segala kegaiban.

Ruh yang saling mengenal di alam ‘azali akan bersatu di alam dunia ini.  Mereka akan saling menyayangi dan mencintai.  Cinta dan kasih sayang mereka tidak akan pernah putus oleh sebab apa pun.  Sedangkan ruh yang saling bermusuhan di alam ‘azali akan berselisih di dunia ini.  Mereka tidak akan pernah sepakat dan saling mencintai dengan sebab dan upaya apa pun. 

Al-Ashma'iy  berkata:

إذا تلاقت القلوب تقاربت القلوب في النسبة تلاقت الأبدان بالصحبة"إذا كان القلبُ صالحًا فلا يأوي إلا إلى الصالح، وإذا كان القلبُ طالحًا فلايأوي إلا إلى الطالِح،

"Apabila hati-hati makhluk itu saling bertemu pasti hati-hati tersebut saling mendekat dalam penisbahan dan jasad-jasadnya saling bertemu dalam persahabatan.

Seandainya suatu hati itu shalih maka tidak akan cenderung kecuali kepada kepada kebaikan. Dan seumpamanya hati itu tholih(jahat) maka tidak akan condong kecuali kepada kejelekan.

Maka dari itu, pelaku kefasikan satu dengan lainnya saling tertarik dan berakar urat(menguatkan). Pelaku amal kebaikan akan terkait satu dengan lainnya. Pelaku bid'ah dan pengikut hawa nafsu terpikat satu dengan yang lainnya. Dan demikian ini segala sesuatu terpaut kepada yang semisalnya. Segala sesuatu terpikat kepada yang mirip dengannya.

Doa Nabi Sulaiman Menundukkan Hewan dan Jin

  Nabiyullah Sulaiman  'alaihissalam  (AS) merupakan Nabi dan Rasul pilihan Allah Ta'ala yang dikaruniai kerajaan yang tidak dimilik...