Kamis, 14 Oktober 2021

Penjelasan Tentang Mukasyafah

 

Istilah mukasyafah apabila dilihat dari segi kebahasaan maka ia memiliki arti terbuka tirai. Adapun dari segi istilah mukasyafah memiliki beberapa definisi sesuai dengan pendapat masing-masing dari ulama. Diantara definisi tentang mukasyafah adalah sebagai berikut:

عِلْمُ المُكَاشَفَةِ وَهُوَ نُوْرٌ يَظْهَرُ فِي القَلْبِ عِنْدَ تَزْكِيَةٍ فَتَظْهَرُ بِهِ المَعَانِي المُجْمَلَة فَتَحْصُلُ لَهُ المَعْرِفَةُ بِا للهِ تَعَالَي وَاَسْمَائِهِ وَ صِفَاتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَتَنْكَشِفُ لَهُ الأَسْتَارُ عَنْ مُخْبِئَاتِ الأَسْرَارِ

Artinya:

"Ilmu Mukasyafah merupakan cahaya atau nur yang tampak nyata dalam qalbu ketika pemberishannya, maka tampaklah di dalam qalbu tersebut al-ma'ani al-mujmalah atau makna-makna yang menyeluruh yang merupakan hasil dari makrifatullah, asma'Nya, shifat-Nya, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya, dan terbukalah baginya segala penutup dari segala rahasia-rahasi yang tersembunyi."

Adapula yang menjelaskan sebagai berikut:

اِعْلَمْ اَنَّ عِلْمَ المُكَاشَفَةِ هُوَ العِلْمُ بِا للهِ عَزَّ وَجَلَّ الدَّالُ عَلَيْهِ الرَّادُّ اِلَيْهِ الشَّاهِدُ بِالتَّوْحِيْدِ لَهُ مِنْ عِلْم ِالإِيْمَانِ وَاليَقِيْنِ وَعِلْمِ المَعْرِفَةِ وَذَلِكَ غاَيَةُ العُلُوْمِ كُلِّهَا وَاِلَيْهِ تَنْتَهِي هِمَمُ العَارِفِيْنَ لَا يُوْجَدْ وَرَاءَهُ مَرْمَي الإِنْظَارِ

Artinya:

"Ketahuilah, sesungguhnya ilmu mukasyafah merupakan ilmu dengan Allah azza wa jalla yang menunjukkan sesuatu pemberian orang yang musyahadah dengan ketauhidan yang dimilikinya berdasarkan ilmu keyakinan, iman dan ilmu makrifat. Ilmu mukasyafah adalah puncak segala ilmu, dan ke sana pulalah titik akhir cita-cita orang yang arif. Tidak ada lagi batas pandang sesudah itu."

Ada pula yang menjelaskan sebagai berikut:

وَهَذَا هُوَ العِلْمُ الخَفِيُّ الَّذِي اَرَادَهُ صَلَّي اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِقَوْلِهِ: اِنَّ مِنَ العِلْمِ كَهَيْئَةِ المَكْنُوْنِ لَا يَعْرِفُهُ اِلَّا اَهْلَ المَعْرِفَةِ بِاللهِ فَإِذَا نَطَقُوْا بِهِ لَمْ يُجْهِلْهُ اِلَّا اَهْلَ الإِغْتِرَارِ

Artinya:

"Sehubungan dengan hal ini, ilmu mukasyafah adalh ilmu yang teramat halus dan tersembunyi yang dimaksudkan oleh kanjeng rasul MUhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dalam sabdanya, "Sesungguhnya ilmu itu laksana barang berharga yang tersimpan. Tak seorang pun yang dapat memahaminya kecuali golongan arif billah. Maka ketika mereka berbicara di daamnya tidak ada yang menyepelekannya kecuali golongan orang ightirar atau berhati lalai."

Dari keterangan di atas, sebatas kalimat terakhir yang perlu digarisbawahi adalah bahwa ketika mukasyafah itu telah menancap dalam diri seorang hamba, maka terbukalah segala  hijab dari segala rahasia-rahasia yang tersembunyi. Hal ini mengisyaratkan bahwa dengan ilmu mukasyafah semua apa yang sebelumnya tersembunyi dan terselubung dalam sebuah rahasia akan nampak jelas dipandang mata. Dengan demikian, ketika seorang hamba telah mencapai pada tingkat mukasyafah ini, maka baginya tidak ada lagi sebuah rahasia yang menyelimuti dalam hatinya. Dengan ilmu mukasyafah ini pula, seseorang akan mengetahui segala rahasia yang ada sebab tidak lagi ada batas pandang yang sanggup dicapai oleh ilmu-ilmu lain selain ilmu mukasyafah. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwasanya ilmu mukasyafah merupakan puncak dari segala ilmu yang ada di dunia ini.

Sebagai suatu ilmu, ilmu mukasyafh sesungguhnya tidak bisa disamakan atas disejajarkan dengan ilmu-ilmu lain, terutama dengan ilmu eksask yang sering kali menandaskan kajiannya pada prinsip obyktif-nasionalis, sistematis dan empiris. Ilmu mukasyafah lain dengan ilmu-ilmu tersebut, hingga imam al-Ghazali menyebut ilmu mukasyafh ini dengan sebutan fauqa thuril 'aqli atau di atas puncak akal. Sementara itu ilmu-ilmu yang lain hanya pada batas sesuatu yang dapat digapai oleh akal. Ilmu mukasyafah hanya bisa didapat melalui nur dari Allah Yang Maha Kuasa Atas Segalanya.

Ilmu mukasyafah ini merupakan nikmat yang sangat besar sekali yang membuat hati para hamba Allah merasakan kenikmatan dan kebahagiaan spiritual yang sangat hebat. Dalam kitab Tafsir Qurthubi dijelaskan sebagai berikut:

فَيُكْشَف ُالحِجَابُ فَيَنْظُرُوا اِلَيْهِ فَوَ اللهِ ماَ اَعْطَاهُمُ اللهُ شَيْئًا اَحَبَّ اِلَيْهِمْ مِنَ النَّظَرِ وَلَا اَقَرُّ لِأَعْيُنِهِمْ

Artinya:

"Maka terbukalah hijab penutup, maka mereka melihat kepadaNya. Kemudian demi Allah, tidaklah Allah memberikan kepada mereka sesuatu yang lebih mereka cintai dari nadzar atau penglihatan tersebut dan tidak ada yang lebih menyenangkan bagi pandangan matanya dari hal tersebut."

Adapaun dalil dan bukti bahwa ilmu tersebut bisa diperoleh oleh hamba yang taat dan bersih adalah:

Ayat al-Qur'an surat an-Nisa' :113 tentang Nabi Muhammad yang menerima ilmu yang berkaitan dengan hukum-hukum dan hal ghaib. 

وَعَلَّمَكَ مَالَمْ تَكُنْ تَعْلَمُ

"Dan (Allah) telah mengajari dirimu ilmu yang engkau tidak menegtahuinya"
Ayat al-Qur'an surat Yusuf : 68 tentang Nabi Ya'qub yang menerima ilham dari Allah: 

وَإِنَّهُ لَذُوْعِلْمٍ لِمَاعَلَّمْناَهُ

"Sungguh Dia (Ya'qub) adalah orang yang mempunyai ilmu, karena Kami telah mengajarinya" Hadits riwayat Muslim dalam Shahih-nya: 

عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ كَانَ يَقُولُ قَدْ كَانَ يَكُونُ فِي الْأُمَمِ قَبْلَكُمْ مُحَدَّثُونَ فَإِنْ يَكُنْ فِي أُمَّتِي مِنْهُمْ أَحَدٌ فَإِنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ مِنْهُمْ قَالَ ابْنُ وَهْبٍ تَفْسِيرُ مُحَدَّثُونَ مُلْهَمُونَ

“Dari Nabi Muhammad Saw, bahwa beliau bersabda: ‘Di dalam umat-umat sebelum kalian ada para muhaddatsun, maka jika ada satu dari umatku yang termasuk di dalamnya, maka sesungguhnya ‘Umar bin Khaththab adalah salah satu dari mereka.

’ Ibnu Wahb mengatakan: ‘Tafsir Muhaddatsun adalah orang-orang yang diberi ilham.”
Hadits ini mengantarkan kepada satu pemahaman bahwa ilmu ilham bisa didapatkan oleh selain Nabi Khidhir, seperti Sayyidina ‘Umar dan lain-lain. Hadits Rasulallah riwayat at-Tirmidzi dari Muadz bin Jabal bahwa Rasulallah bersabda: "Aku melihat Allah, azza wa jalla menempelkan telapak-Nya di antara bahuku, kemudian aku merasakan dinginnya jari-jari-Nya di antara putingku dan kemudian tajalli-lahsetiap sesuatu kepadaku dan aku mengetahuinya sehingga aku dapat mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan apa yang terjadi antara tanah timur (masyriq) dan tanah barat (maghrib)" hadits ini di shahih-kan oleh al-Bukhari, at-Tirmidzi, Ibnu Khuzaimah dan lain-lain. 

Hadits Riwayat Ibnul Jauzi dalam Manaqib Umar tentang Sayyidina Umar yang mengatahui tentaranya yang sedang berperang padahal beliau sedang berkhuthbah. Hadits ini hasan sebagaimana di katakan oleh al-Hafizh Ibnu Hajar.

Riwayat tentang Sayyidana Abu Bakar yang pernah menebak kandungan istrinya bahwa bayinya laki-laki. Dan itu ternyata benar adanya. Hadits riwayat Abu Nu’iam al-Ashfahani dalam Hilyah al-Auliya’ dari Anas : 

مَنْ عَمِلَ بِمَا عَلِمَ وَرَثَهُ اللهُ تَعَالَى عِلْمَ مَا لَمْ يَعْلَمْ

“Siapa yang mengamalkan apa yang dia ketahui, maka Allah akan memberinya ilmu yang dia tidak ketahui.” ( Ash-Shawi dalam Hasyiyah Tafsir al-Jalalain 1/182 menisbatkan ucapan tersebut kepada Imam Malik ) Ibnu Hajar al-Haitami pernah ditanya tentang hadits ini dan beliau menjawab, "Sesuai apa yang dikatakan oleh Izzuddin bin Abdissalam bahwa sesungguhnya orang yang mau mengamalkan apa yang dia ketahui baik wajib syar’i, atau sunah atau menjauhi makruh dan haram, maka Allah akan memberinya ilmu ilahi yang sebelumnya dia tidak mengetahuinya" ( Fatawi Haditsiyyah hlm. 203-204, Darul Fikr. )
Ucapan Ali al-Kisa’i

قَالَ الدَّمِيرِيُّ : وَهَذِهِ الْمَسْأَلَةُ الَّتِي سَأَلَ عَنْهَا أَبُو يُوسُفَ الْكِسَائِيُّ لَمَّا ادَّعَى أَنَّ مَنْ تَبَحَّرَ فِي عِلْمٍ اهْتَدَى بِهِ إلَى سَائِرِ الْعُلُومِ ، فَقَالَ لَهُ : أَنْتَ إمَامٌ فِي النَّحْوِ وَالْأَدَبِ فَهَلْ تَهْتَدِي إلَى الْفِقْهِ ؟ فَقَالَ : سَلْ مَا شِئْتَ ، فَقَالَ : لَوْ سَجَدَ سُجُودَ السَّهْوِ ثَلاَثًا هَلْ يَلْزَمُهُ أَنْ يَسْجُدَ ؟ قَالَ : لاَ ؛ لِأَنَّ الْمُصَغَّرَ لاَ يُصَغَّرُ 

“Ad-Damiri berkata: ‘Masalah ini adalah masalah yang pernah ditanyakan oleh Abu Yusuf (Hanafiyyah) kepada Ali al-Kisa’i ketika al-Kisa’i pernah mendakwahkan bahwa siapa yang dalam satu ilmu luas layaknya samudera maka dia akan bisa pada ilmu-ilmu yang lain. Abu Yusuf bertanya: ‘Anda adalah imam dalam bidang nahwu dan sastra, apakah Anda bisa fiqh juga? Al-Kisa’i menjawab: ‘Tanyalah yang Anda suka!’ Kemudian Abu Yusuf bertanya: ‘Andai ada orang yang sudah melakukan sujud sahwi tiga kali, apakah dia wajib bersujud untuk kedua kali?’ Al-Kisa’i menjawab: ‘Tidak, karena sesuatu yang sudah diperkecil (tashghir) tidak boleh diperkecil lagi.” ( Disebutkan dalam kitab-kitab Fiqh Syafi’iyyah dalam bab sujud sahwi. ) 

Ucapan al-Kisa’i tersebut menunjukkan bahwa siapa yang dalam satu disiplin ilmu agama luas bak samudera, maka dia akan mendapat ilmu laduni dengan bisa menguasai ilmu-ilmu yang lain.

Kisah yang diceritakan oleh al-Habib Abdullah Alawi al-Haddad tentang seseorang yang semula bodoh kemudian menjadi alim lewat ilmu wahb dan ilmu ilahi (ilmu laduni) di bidang ushuluddin dan cabang-cabangnya. Mereka adalah Sa‘id bin ‘Isa al-Amudi, Ahmad ash-Shayyad, Ali al-Ahdal dan Abul Ghaits. 

Dengan keterangan-keterangan ini pernyataan dan syubhat-syubhat mereka yang tidak pernah di dukung dalil sudah terbantahkan.

Lebih lengkap tentang dalil-dalil ilmu laduni yang dapat di peroleh selain Nabi Khidhir, lihat Fatawi Haditsiyyah halaman 222 dan Majmu' Fatawi wa Rasail halaman 202 pembahasan tentang ilham.
Dalam Al-Hikam Syaikh Ahmad bin Muhammad Athaillah memberikan nasihat sebagai berikut:

اِذَا فَتَحَ لَكَ وِجْهَةً مِنَ التَّعَرُّفِ فَلَا تُبَالٍ مَعَهاَ اِنْ قَلَّ عَمَلُكَ فَإِنَّهُ مَا فَتَحَهَا لَكَ اِلَّا وَهُوَ يُرِيْدُ اَنْ يَتَعَرَّفَ اِلَيْكَ اَلَمْ تَعْلَمْ اَنَّ التَّعَرُّفَ هُوَ مُوْرِدُهُ عَلَيْكَ وَالأَعْمَالُ اَنْتَ مُهْدِيْهَا اِلَيْهِ وَ اَيْنَ مَا تُهْدِيْهِ اِلَيْهِ مِمَّا هُوَمُوْرِدُهُ عَلَيْكَ

Artinya: "Apabila Allah telah membukakan pintu makrifat untuk seorang hamba, karena dengan makrifat Allah itu, engkau tidak perlu kepada amalanmu yang memang sedikit itu. Karena Allah telah membuka makrifat untukmu itu berarti Allah brkehendak memberi anugerahNya kepadamu, sedangkan amal-amal yang engkau lakukan adalah semacam pemberian ketaatan kepadaNya. Kalau demikian, maka di manakah letaknya perbandingan antara ketaatan seorang hamba dengan anugerah yang diterima dari Allah."

Makrifat kepada Allah adalah tujuan yang dijangkau oleh seorang hamba, dan cita-cita yang diharapkan. Apabila seorang hamba menghadap Allah karena telah dibukakan baginya pintu makrifat, maka ia akan mendapatkan ketenangan dalam makrifat itu, karena di dalamnya akan dijumpai kenikmatan ruhani yang berlimpah-limpah. Senantiasa akan berlimpah kepadanya pula hasrta memperbanyak amal ibadah, disebabkan begitu banyak keutamaan yang diberikan Allah kepadanya.

Dengan makrifat itu seorang hamba akan semakin dekat kepada Allah karena ia dapat memandang Allah dengan makrifatnya itu. Dimaksud makrifat adalah melihat seorang hamba dengan mata hati sanubarinya (bashirahnya).

Hamba Allah yang dekat kepada Allah, ia akan mampu mengenal Allah dengan baik, karena makrifat menurut arti harfiyahnya sama dengan mengenal. Maksud dekat dengan Allah serta mengenal akan sifat-sifat Allah serta beriman sepenuhnya dengan sifat-sifat yang mulia itu. Dalam ibadahnya seorang hamba yang bermakrifat kepada Allah dengan pengertian di atas, berarti ia benar-benar sanggup mengenal Allah. Dengan mata hatinya yang bersinar ia mendekati Allah untuk mendapatkan rahmat dan kasih sayangnya.

Makrifat bagi seorang hamba diperlukan dalam beribadah dan beramal, sebab dengan demikian ia akan sampai kepada tingkat hamba yang haqqul yaqiin, karena mengetahui bahwa Allah itu ada, adalah menjadi kewajiban imam seorang hamba. ia baru berada dalam tingkat ilmul yaqin. Ketika seorang hamba mengenal Allah dengan baik menurut ilmu Allah sendiri, maka ia telah berada pada tingkat ainul yaqin, dan ketika pengenalannya dengan Allah menjadi bagian hidup yang tak terpisahkan, dalam tingkat makrifat, maka ia telah berada dalam keadaan haqqul yaqiin.

Makrifat kepada Allah dalam tiga tahap ini adalah tugas yang harus dimiliki oleh si hamba dari waktu ke waktu dalam upayanya menyempurnakan iman serta ibadahya kepada Allah.

Kedudukan makrifat tidak boleh bertentangan dengan akidah dan syariat, yang bersumber kepada quran dan sunnah rasulullah Shallallaahu 'Alaihin wa Sallam. Hamba yang bermakrifat kepada Allah tidak berarti ia mengurangi ibadah dan amalnya, justru semakin tinggi makrifat seorang hamba, makin banyak pula amal ibadahnya dan makin sempurna pula amal keshalihannya. Hamba yang shalih dan sempurna kemakrifatannya, adalah orang yang kokoh imannya dan tekun ibadahnya, sebab antara iman dan amal shalih tidak dapat dipisahkan dalam ibadah islam. Allah berfirman dalam Al-Quran, "Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shalih, bagi mereka pahala yang tidak putus-putus." (Q.S. At-Tiin: 6).

Makrifat kepada Allah menurut akidah dan syariat hendaklah berdasarkan iman dan amal shalih. Walaupun pahala bagi seorang hamba yang makrifat bukanlah tujuan, sebab yang menjadi tujuan dan yang dicarinya ialah ridha Allah, sebagai anugerah yang sangat berharga.

Empat Sholawat Yang Sangat Besar Fadhilahnya

 

Empat  shalawat yang akan saya bagikan ini secara keseluruhan diambil dari kitab Afdhalush Shalawat 'Ala Sayyidis Sadat yang di dalamnya terdapat penjelasan singkat mengenai keutamaan mengamalkan empat  shalawat tersebut. Sebelumnya, saya bagikan teks selengkapnya dari empat  shalawat tersebut berikut ini:

Sholawat Raufur Rahim

اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الرَّؤُوفِ الرَّحِيمِ ذِي الْخُلُقِ الْعَظِيمِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَأَزْوَاجِهِ فِي كُلِّ لَحْظَةٍ عَدَدَ كُلِّ حَادِثٍ وَقَدِيمٍ

Allaahumma shalli wa sallim wa baarik 'alaa sayyidinaa Muhammadin ar-Rauf ar-Rahiim dzi al-Khuluq al-'Adziim wa 'alaa aalihi wa ashhaabihi wa azwaajihi fii kulli lahdzatin 'adada kulli haaditsin wa qadiimin

Artinya:

"Ya Allah, bershalawatlah, bersalamlah, dan berkahilah junjungan kami sayyidina Muhammad yang begitu welas dan begitu penyayang, yang memiliki akhlak yang agung dan juga bershalawatlah, bersalamlah dan berkahilah keluarga beliau, para sahabat beliau, para istri beliau, dalam setiap kedipan mata sebanyak hitungan yang baru dan yang dahulu."

Shalawat Ulul Azmi

اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآدَمَ وَنُوحٍ وَإِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى وَعِيسَى وَمَا بَيْنَهُمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالْمُرْسَلِينَ صَلَوَاتُ الله وَسَلاَمُهُ عَلَيْهِمْ أَجْمَعِينَ

Allaahumma shalli wa sallim wa baarik 'alaa sayyidinaa Muhammadin wa Adama wa Nuhin wa Ibraahiima Wa Muusaa Wa 'Isa wa Maa Bainahum Minan Nabiyyiina wal Mursaliina Shalawaatullaahi wa Salaamuhu 'Alaihim Ajma'iin

Artinya:

"Ya Allah, bershalawatlah, bersalamlah dan berkahilah junjungan kami nabi agung Muhammad, nabi Adam, nabi Nuh, nabi Ibrahim, nabi Musa, nabi Isa dan para nabi dan rasul lainnya. Semoga shalawat dan salam Allah dikucurkan atas mereka semuanya."

Penjelasan Shalawat Roufur Rahim

Dalam kitab Afdhalush Shalawat dijelaskan sebagai berikut:

هذه الصلاة تسمى صلاة الرؤوف الرحيم وهي من أشرف الصيغ كما قاله سيدي أحمد الصاوي فينبغي الإكثار من قراءتها

Artinya:

"Shalawat ini bernama Shalawat Ar-Rahuf Ar-Rahiim dan shalawat ini termasuk diantara sighat shalawat yang paling mulia, sebagaimana telah dinyatakan oleh Sayyidi Asy-Syaikh Al-Imam Ash-Shawi. Maka dari itu seyogyanya untuk memperbanyak diri dealam mengamalkannya."

Penjelasan Sholawat Ulul Azmi 

هذه صلاة أولى العزم من قرأها ثلاث مرات فكأَنما ختم الكتاب يعني دلائل الخيرات نقل ذلك شُراحها عن مؤلفها سيدي أبي عبد الله محمد بن سليمان الجزولي الشريف الحسني رضي الله عنه

Artinya:

"Ini adalah shalawat Ulul Azmi. Barangsiapa mengamalkannya sebanyak 3 kali maka seakan-akan ia telah mengkhatamkan kitab Dalailul Khairat. Para Pensyarah shawalat ini telah mengutip secara langsung dari penyusunnya yakni Sayyidi Asy-Syaikh Abu Abdillah Muhammad bin Sulaiman Al-Jazuli Asy-Syarif Al-Hasani Radhiyallaahu 'Anhu."


Shalawat Al-In'am

اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكَ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ عَدَدَ إِنْعَامِ الله وَأِفْضَالِهِ

Allaahumma shalli wa sallim wa baarik 'alaa sayyidinaa Muhammadin wa 'Alaa aalihi 'adada In'aamillaahi wa Ifdhaalihi

Artinya:

"Ya Allah, bershalawatlah dan bersalamlah dan berkatilah junjungan kami sayyidina Muhammad shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan kepada keluarganya sebanyak nikmat dan karunia Allah."

Shalawat Al-Kamaliyah

اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكَ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ عَدَدَ كَمَالِ الله وَكَمَا يَلِيقُ بِكَمَالِهِ

Allaahumma shalli wa  sallim wa baarik 'alaa sayyidinaa Muhammadin wa 'alaa aalihi 'adada kamaalillaahi wa kamaa yaliiqu bikamaalihi

Artinya:

"Ya Allah, bershalawatlah, bersalamlah dan berkatilah junjungan kami Sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wa Sallam dan keluarga beliau sebanyak hitungan kesempurnaan Allah dan selayak dia dengan kesempurnaanNya."

Penjelasan Khasiat Shalawat Al-In'am

Syaikh Yusuf bin Ismail An-Nabhanimemberikan penjelasan terkait sholawat Al-In'am ini sebagai berikut: 

قال سيدي أَحمد الصاوي هذه صلاة الأنعام وهي من أبواب نعيم الدنيا والآخرة لتاليها وثوابها لا يحصى

Artinya:

"Sayyidi Asy-Syaikh Ahmad Ash-Shawi berkata tentang shalawat al-Inam ini bahwa shalawat tersebut merupakan di antara pintu-pintu kenikmatan dunia dan kenikmatan akhirat bagi orang yang bersedia mengamalkannya, sedangkan pahalnya tidak terhingga."

Penjelasan Khasiat Shalawat Al-Kamaliyah 

Sedangkan mengenai khasiat shalawat al-Kamaliyah ini, Syaikh Yusuf bin Ismail An-Nabhani menjelaskan sebagai berikut:

قال سيدي أَحمد الصاوي هذه صيغة أهل الطريق المشهورة بالصلاة الكمالية وهي من أورادهم المهمة التي تقال عقب كل صلاة عشراً وتقال في غيره مائة فأكثر وثوابها لا نهاية له فلذلك اختارها أهل الطريق. وفي ثبت السيد محمد ابن عابدين عن الشيخ أبي المواهب ابن الشيخ عبد الباقي الحنبلي عن والده عن العلامة أحمد المقري المالكي أن ثواب هذه الصلاة الشريفة يعدل أربعة عشر ألف صلاة

Artinya:

"Sayyidi Asy-Syaikh Ahmad Ash-Shawi berkata, "Shalawat ini merupakan shighat shalawat ahli thariqah yang masyhur dengan nama shalawat Al-Kamaliyah dan shalawat ini merupakan wiridan para ulama ahli thariqah yang penting yang diamalkan setiap selesai shalawat fardhu sebanyak 10 kali, dan di luar waktu tersebut sebanyak 100 kali atau lebih. Adapun pahalanya begitu bernilai, maka karena itulah ahli thariqah memilihnya sebagai wirid harian. Dinyatakan dalam catatannya As-Sayyid Ahmad bin Abidin dari Asy-Syaikh Abil Mawahib  ibn Asy-Syaikh Abdul Baqi Al-Hanbali dari ayahnya dari Al-'Allamah Ahmad Al-Muqri Al-Maliki, bahwasanya pahala dari shalawat yang mulia ini setara dengan 14.000 shalawat."

Sholawat Syaikh Muhammad Al-Badiri Dan Sholawat Mukhothob

 

Berikut ini teks selengkapnya dari shalawat milik Syaikh Muhammad Al-Badiri :

اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْفَاتِحِ الْخَاتِمِ الرَّسُولِ الْكَامِلِ الرَّحْمَةِ الشَّامِلِ وَعَلَى آلِهِ وأَصْحَابِهِ وَأَحْبَابِهِ عَدَدَ مَعْلُومَاتِ الله بِدَوَامِ الله صَلاَةً تَكُونُ لَكَ يَا رَبَّنَا رِضَاءً وَلِحَقِّهِ أَدَاءً وَأَسْأَلُكَ بِهِ مِنَ الرَّفِيقِ أَحْسَنَهُ وَمِنَ الطَّرِيقِ أَسْهَلَهُ وَمِنَ الْعِلْمِ أَنْفَعَهُ وَمِنَ الْعَمَلِ أَصْلَحَهُ وَمِنَ الْمَكَانِ أَفْسَحَهُ وَمِنَ الْعَيْشِ أَرْغَدَهُ وَمِنَ الرِّزْقِ أَطْيَبَهُ وَأَوْسَعَهُ

Allaahumma shalli wa sallim 'alaa sayyidinaa Muhammadin al-Fatih al-Khatim ar-Rasuul al-Kaamil ar-Rahmah asy-Syaamil wa 'alaa aalihi wa ash-haabihi wa ahbaabihi 'adada ma'luumaatillahi bidawaamillahi shalaatan takuunu laka yaa rabbanaa ridhaa-an wa lihaqqihi adaa-an wa asaluka bihi minarrafiiqi ahsanahu wa minath-thariiqi ashalahu wa minal 'ilmi anfa'ahu wa minal 'amali ashlahahu wa minal makaani afsahahu wa minal 'aisyi arghadahu wa minarrizqi athyabahu wa ausa'ahu.
Artinya:

"Ya Allah, bershalawatlah dan bersalamlah kepada junjungan kami Sayyidina Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, sang pembuka, sang penutup, sang rasul yang sempurna, sang rahmat yang menyeluruh, dan kepada keluarga beserta para sahabatnya dan para pecintanya, sebanyak hitungan yang ada dalam pengetahuan Allah bersama keabadian Alla, dengan shalawat yang membuat Engkau, wahai Tuhan kami, ridha dan menunaikan haq-nya. Dan aku memohon kepada Engkau ya Allah, dengan berkah namanya, agar aku dapat mendapatkan teman terbaik, halan termudah, ilmu yang paling bermanfaat, amal terbaik, tempat terluas, kehidupan paling enak, dan rizki terbaik dan terluas."

Penjelasan

Dalam kitab Afdhalush Shalawat 'Ala Sayyidis Sadat dijelaskan mengenai keutamaan shalawat di atas sebagai berikut:

هذه الصلاة الشريفة وجدت في بعض المجاميع منسوبة للأستاذ العلامة العارف بالله تعالى الشيخ محمد البديري الدمياطي المشهور بابن الميت وقال رجوت من الله سعادة الدارين ورفع الدرجات لمن واظب عليها ولو في اليوم سبع مرات وإنما الأعمال بالنيات ويكفي دلالة على جلالة قدره رحمه الله أن من تلاميذه العارف الكبير والولي الشهير السيد مصطفى البكري الصديقي رحمه الله تعالى

Artinya:

"Shalawat asy-Syarif ini aku temukan dalam sebagian kitab kumpulan shalawat yang dinisbahkan kepada al-Ustadz al-'Allaamah al-'Aarif billahi ta'ala asy-Syaikh Muhammad Al-Badiri Ad-Dimyathi yang masyhur dengan panggilan Ibnu Mayyit. Dan beliau berkata, "Aku berharap kepada Allah untuk memberikan kebahagiaan di dua rumah (kehidupan dunia dan akhirat) dan mengangkat derajat orang yang bersedia mengamalkannya secara istiqamah walaupun hanya sebanyak 7 kali setiap hari. Sesungguhnya setiap amal perbuatan itu tergantung dengan niatnya. Dan cukuplah keagungan pribadi beliau rahimahullah, sebagai bukti. Diantara santri beliau adalah al-Arif al-Kabir al-Waliy asy-Syahir as-Sayyid Musthafa al-bakri ash-Shiddiqi Rahimahullah."

فقد قال أبو الفضل خليل أفندي المرادي في تاريخه سلك الدرر في أعيان القرن الثاني عشر في ترجمة السيد مصطفى البكري ثم توجه إلى زيارة القطب العارف سيدي السيد أحمد البدوي قدس الله سره ومن هناك سار إلى دمياط وأقام هناك في جامع البحر وأخذ بها عن علامتها الشمس محمد البديري الشهير بابن الميت وقرأ عليه الكتب الستة والمسلسل بالأولية والمصافحة وبلفظ أنا أحبك وإجازة إجازة عامة بسائر مروياته وتأليفاته

Artinya:

"Abu Al-Fadhl Khalil Afandi Al-Muradi telah berkata dalam kitab tarikhnya yang berjudul Silkud Durar ketika menjelaskan tokoh-tokoh yang hidup pada abad ke dua belas tentang biografi Sayyid Mushtafa Al-Bakri menyatakan bahwa beliau, Syaikh Al-bakri, berangkat untuk mengunjungi dan thalabul ilmi kepada Al-Quthb Al-Arif Sayyidi As-Sayyid Ahmad al-Badawi Qaddasallahu Sirrahul 'Aziz. Dari sana beliau meneruskan perjalanan menuju Dimyath dan menetap di suatu tempat dekat bertemunya lautan, dan di sana beliau belajar dari Sang Matahari Sayyidi Asy-Syaikh Muhammad Al-Badiri yang terkenal dengan sebutan Ibnu Mayyit dan beliau membaca di hadapannya kitab-kitb hadits yang enam dengan diutamakan dari muridnya yang lain dan dengan mushafahah. Sang guru berkata kepada beliau, "Aku menyukaimu," dan Syaikh Al-badiri mengizinkan beliau untuk mengijazahkan semua yang telah diriwayatkan kepadanya dan semua karangannya."

Sholawat Mukhothob

Shalawat Mukhatab merupakan salah satu shalawat yang sangat mujarab untuk mengurai kesusahan dengan cara bertawasul kepada Sayyiduna Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. 

Shalawat Mukhatab bukan berarti hanya meminta bantuan kepada Rasulullah dan melupakan Allah. Bukan. Sebaliknya, shalawat ini merupakan cara untuk menjadikan Rasulullah sebagai perantara kita mendapatkan rahmat serta karunia agung dari Allah. Dengan menggunkan Rasulullah sebagai perantara, maka berarti kita mengakui kebesaran Allah dan Kemahakuasaan Allah yang telah menjadikan perantara tersebut sebagai jembatan agung dalam menggapai karunia serta rahmatnya. Apabila kita meninggalkan Rasulullah sebagai wasilah, maka sama saja kita meninggalkan serta tidak mengakui adanya perantara itu. Dan bisa jadi kita menjadi hamba yang kufur nikmat. Dengan demikian, sudah dapat terjelaskan bahwasanya Shalawat Mukhatab ini merupakan shalawat yang agung, karena di dalamnya terdapat rangkaian doa yang menjadikan Rasulullah sebagai wasilah untuk memohon kepada Allah, dan karenanya bagi orang yang sedang dilanda kesusahan hidup agar memperbanyak diri membaca shalawat agung ini. 

Berikut ini teks selengkapnya dari Shalawat Khitob:

اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ قَدْ ضَاقَتْ حِيلَتِي أَدْرِكْنِي يَا رَسُولَ الله

Allahumma Shalli wa Sallim 'Alaa Sayyidina Muhammad Qad Dhaaqat Hiilatii Adriknii Yaa Rasuulallah
 
Artinya:

"Ya Allah, bershalawatlah untuk junjungan kami Sayyiduna Muhammad, sungguh terasa sempit usahaku, maka rangkullah aku wahai Rasulullah."

Penjelasan 
Disebutkan dalam kitab Afdhalush Shalawat 'Alaa Sayyidis Sadat karya Sayyidi Asy-Syaikh Yusuf bin Ismail An-Nabhani sebagai berikut:

نقل ابن عابدين في ثبته عن شيخه السيد محمد شاكر العقاد عن العبد الصالح الشيخ أحمد الحلبي القاطن في دمشق وكان رجلاً عليه سيما الصلاح عن مفتي دمشق العلامة حامد أفندي العمادي أنه مرة أراد بعض وزراء دمشق أن يبطش به فبات تلك الليلة مكروباً أشد الكرب فرأى سيدنا رسول الله صلى الله عليه وسلم في منامه فأمنه منه وعلمه صيغة صلاة وأنه إذا قرأها يفرج الله تعالى كربه فاستيقظ وقرأها ففرج الله تعالى كربه ببركته صلى الله تعالى عليه وسلم وهي هذه اللهم صل وسلم على سيدنا محمد إلى آخر الصلاة السابقة 

Artinya:

"Ibnu Abidin dalam catatannya menukil perkataan dari gurunya As-Sayyid Muhammad Syaakir Al-'Aqqad dari hamba yang shalih  sayyidi Asy-Syaikh Ahmad Al-Halabi yang bertempat tinggal di Damaskus, dan adalah ia merupakan seorang lelaki yang mendapat label sebagai seorang shalih dari mufti Damaskus Al-Allamah Hamid Afandi Al-'Imadi, bahwasanya pada suatu waktu sebagian pejabat Damaskus berniat untuk menyiksanya, maka tak ayal lagi bermimpi melihat sayyidina Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dalam tidurnya maka beliau menenangkannya dan mengajarinya sighat shalawat yang apabila diamalkannya maka Allah akan mengurai kesedihan dan kesulitannya. Ia kemudian terbangun dan segera mengamalkannya, maka Allah menghilangkan kesedihannya berkat Sayyidina Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Adapun shalawat yang dimaksud adalah shalawat berikut ini:

اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ قَدْ ضَاقَتْ حِيلَتِي أَدْرِكْنِي يَا رَسُولَ الله

Allahumma shalli wa sallim 'alaa sayyidinaa Muhammad qad dhaaqat khiilatii adriknii yaa Rasuulallaah.
 
Artinya:

"Ya Allah, bershalawat dan bersalamlah kepada Sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam; sungguh terasa sempit usahaku, maka rangkullah aku, wahai Rasulullah."

قال وأخبرني سيدي يعني شيخه المذكور أنه حصل له كرب فكررها وهو يمشي فما مشى نحواً من مائة خطوة إلا فرج عنه وكذلك قرأها مرة ثانية في حادثة فما استمر قليلاً إلا فرج عنه
 
Artinya:

"Ibnu Abidin berkata, "Telah mengabarkan kepadaku Sayyidi yakni guru beliau yang telah disebutkan bahwasanya suatu kali ia mendapatkan kesusahan, maka ia mengamalkan shalawat di atas secara berulang-ulang sambil melangkahkan kakinya. Maka tidak lebih dari 100 langkah kesusahannya telah lengyap begitu saja. Demikian pula pada kesempatan yang lain beliau mendapatkan kesulitan, maka beliau membacanya dan tidak berama lama kemudian telah terbebas dari kesulitannya."

قال ابن عابدين قلت وقد قرأتها أنا أيضاً في فتنة عظيمة وقعت في دمشق فما كررتها نحواً من مائتي مرة إلا وجاءني رجل وأخبرني أن الفتنة انقضت والله على ما أقول شهيد

Artinya:

"Ibnu Abidin berkata, "Sungguh, aku telah mengamalkannya juga tatkala aku tertimpa fitnah yang besar di Damaskus. Maka belum selesai aku mengulanginya sebanyak 200 kali kecuali datang kepadaku seorang laki-laki memberi tahu bahwa kekacauan besar tersebut telah berakhir. Demi Allah, Dia Maha Mengetahui apa yang aku katakan ini."

ووجدت هذه الصلاة في ثبت الشيخ عبد الكريم ابن الشيخ أحمد الشراباتي الحلبي لكنها مقيدة بعدد مخصوص وفيها نوع تغيير قال في ثبته عند ذكر شيخه العارف الشيخ عبد القادر البغدادي الصديقي ومن جملة ما شرفني به الإجازة في صلوات شريفة يصلي بها على النبي صلى الله تعالى عليه وسلم في اليوم والليلة ثلاثمائة مرة وفي وقت الشدائد ألف مرة فإنها الترياق المجرب وهي الصلاة والسلام عليك يا سيدي يا رسول الله قلت حيلتي أدركني

Artinya:

"Aku mendapatkan shalawat ini dalam catatan Asy-Syaikh Abdul Karim bin Asy-Syaikh Ahmad Asy-Syarabati Al-Halabi, akan tetapi ia dibatasi dalam bilangan tertentu dan disitu ada sedikit perubahan lafaldz. Beliau berkata dalam catatannya ketika menyebutkan gurunya Al-Arif Asy-Syaikh Abdul Qadir Al-baghdadi Ash-Shiddiqi sebagai berikut, "Di antara sejumlah ijazah yang penting dalam shalawat yang agung untuk kanjeng Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam yang dibaca 300 x dalam sehari semalam, dan pada saat-saat genting sebanyak 1000 x, maka sesungguhnya ia merupakan shalawat pembebas yang mujarab. Shalawat yang dimaksud adalah sebagai berikut ini:
الصلاة والسلام عليك يا سيدي يا رسول الله قلت حيلتي أدركني

Ash-Shalaatu was Salaamu 'Alaika Yaa Sayyidii Ya Rasuulallaah Qallat Khiilatii Adriknii
 
Artinya:

"Shalawat dan Salam untukmu ya Sayyidi Ya Rasulallah, sungguh usahaku tinggal sedikit, maka rangkullah aku."

Sholawat Al-Baqriyah

 

Shalawat al-Bakriyah yang akan kami bagikan pada kesempatan kali ini kami kutip dari kitab Afdhalush Shalawat 'Alaa Sayyidis Saadaat karya Syaikh Yusuf bin Ismail An-Nabhani. Sholawat ini merupakan di antara karya Syaikh Muhammad Bakri, disamping bebera sholawat lainnya seperti sholawat Nurikal Asna juga merupakan karya agung beliau yang kapabila diamalkan juga memilik khasiat luar biasa agungnya. 

Berikut ini teks selengkapnya dari Shalawat Al-Bakriyah yang agung tersebut:

اللَّهُمَّ إِنِّي أسْألُكَ بِنَيِّرِ هِدَايَتِكَ الأَعْظَمِ وَسِرِّ إِرَادَتِكَ الْمَكْنُونِ مِنْ نُورِكَ الْمُطَلْسَمِ. مُخْتَارِكَ مِنْكَ لَكَ قَبْلَ كُلِّ شَيْء. وَنُورِكَ الْمُجَرَّدِ بَيْنَ مَسَالِكِ اللُّقَيْ. كَنْزِكَ الَّذِي لَمْ يُحِطْ بِهِ سِوَاكَ. وَأشْرَفِ خَلْقِكَ الَّذِي بِحُكْمِ إِرَادَتِكَ كَوَّنْتَ مِنْ نُورِهِ أجْرَامَ الأَفْلاَكِ وَهَيَاكِلَ الأَمْلاَكِ. فَطَافَتْ بِهِ الصَّافُّونَ حَوْلَ عَرْشِكَ تَعْظِيماً وَتَكْرِيماً. وَأمَرْتَنَا بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلِيْهِ بِقَوْلِكَ إِنَّ الله وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً. وَنَشَرْتَ فَوْقَ هَامَتِهِ فِي تَخْتِ مُلْكِكَ لِوَاءِ حَمْدِكَ. وَقَدَّمْتَهُ عَلَى صَنَادِيدِ جُيُوشِ سُلْطَانِكَ بِقُوَّةِ عَزْمِكَ. وَأَخَذْتَ لَهُ عَلَى أصْفِيَائِكَ بِالْحَقِّ مِيثَاقَكَ الأَوَّلَ. وَقَرَّبْتَهُ بِكَ وَمِنْكَ وَلَكَ وَجَعَلْتَ عَلَيْهِ الْمُعَوَّلَ. وَمَتَّعْتَهُ بِجَمَالِكَ فِي مَظْهَرِ التَّجَلِّي وَخَصَصْتَهُ بِقَابِ قَوْسَيْنِ قُرْبِ الدُّنُوِّ وَالتَّدَلِّي وَزَجَّيْتَ بِهِ فِي نُورِ أُلُوهِيَّتِكَ الْعُظْمَى. وَعَرَّفْتَ بِهِ آدَمَ حَقَائِقَ الْحُرُوفِ وَالأَسْمَاء. فَمَا عَرَفَكَ مَنْ عَرَفَكَ إِلاَّ بِهِ. وَمَا وَصَلَ مَنْ وَصَلَ إِلَيْكَ إِلاَّ مَنِ اتَّصَلَ بِسَبَبِهِ. خَلِيفَتِكَ بِمَحْضِ الْكَرَمِ عَلَى سَائِرِ مَخْلُوقَاتِكَ. سَيِّدِ أَهْلِ أرْضِكَ وَسَمَوَاتِكَ. خَصِيصِ حَضْرَتِكَ بِخَصَائِصِ نَعْمَائِكَ. وَفُيُوضَاتِ آلاَئِكَ. أعْظَمِ مَنْعُوتٍ أقْسَمْتَ بِعَمْرِهِ فِي كِتَابِكَ. وَفَضَّلْتَهُ بِمَا فَصَّلْتَ بِهِ مِنْ أسْرَارِ خِطَابِكَ. وَفَتَحْتَ بِهِ أقْفَالَ أبْوَابِ سَابِقِ النُّبُوَّةِ وَالْجَلاَلَةِ. وَخَتَمْتَ بِهِ دَوْرَ دَوَائِرِ مَظَاهِرِ الرِّسَالَةِ. وَرَفَعْتَ ذِكْرَهُ مَعَ ذِكْرِكَ. وَسَيَّدْتَهُ بِنِسْبَةِ الْعُبُودِيَّةِ إِلَيْكَ فَخَضَعَ لأَِمْرِكَ. وَشَيَّدْتَ بِهِ قَوَائِمَ عَرْشِكَ الْمَحُوطِ بِحِيطَتِكَ الْكُبْرَى. وَمَنْطَقْتَهُ بِمِنْطَقَةِ الْعِزِّ فَمَنْطَقَ بِعُزِّهِ أهْلَ الدُّنْيَا وَالأُخْرَى. وَألْبَسْتَهُ مِنْ سُرَادِقَاتِ جَلاَلِكَ أشْرَفَ حُلَّةٍ. وَتَوَّجْتَهُ بِتَاجِ الْكَرَامَةِ وَالْمَحَبَّةِ وَالْخُلَّةِ. نَبِيِّ الأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِينَ. وَالْمُبْعُوثِ بِأمْرِكَ إِلَى الْخَلْقِ أجْمَعِينَ. بَحْرِ فَيْضِكَ الْمُتَلاَطِمِ بِأمْوَاجِ الأَسْرَارِ. وَسَيْفِ عَزْمِكَ الْقَاهِرِ الْحَاسِمِ لِحِزْبِ الْكُفْرِ وَالْبَغْيِ وَالإِنْكَارِ. أحْمَدِكَ الْمَحْمُودِ بِلِسَانِ التَّكْرِيمِ. مُحَمَّدِكَ الْحَاشِرِ الْعَاقِبِ الْمُسَمَّى بِالرَّؤُوفِ الرَّحِيمِ. أسْألُكَ بِهِ وَبِالأَقْسَامِ الأُوَلِ. وَأتَوَسَّلُ إِلَيْكَ بِكَ وَأنْتَ الْمُجِيبُ لِمَنْ سَألَ. أنْ تُصَلِّيَ وَتُسَلِّمَ عَلَيْهِ صَلاَةً تَلِيقُ بِذَاتِكَ وَذَاتِهِ الْمُحَمَّدِيَّةِ لأَِنَّكَ أدْرَى بِمَنْزِلَتِهِ وَأعْلَمُ بِصِفَاتِهِ عَدَداً لاَ تُدْرِكُهُ الظُّنُونُ. زِيَادَةً عَلَى مَا كَانَ وَمَا يَكُونُ. يَا مَنْ أمْرُهُ بَيْنِ الْكَافِ وَالنُّونِ. وَيَقُولُ للشَّيْءِ كُنْ فَيَكُونُ. وَأنْ تُمِدَّنِي بِمَدَدِهِ الْمُحَمَّدِيِّ مَدَداً أُدْرِكُ بِهِ قَبُولَ تَوَجُّهَاتِي. وَأسْتَأْنِسُ بِهِ فِي جَمِيعِ جِهَاتِي. فَأكُونَ مَحْفُوظاً بِهِ مِنْ شَرِّ الأَعْدَاء. وَيَعْمُرَ بِسَوَابِغِ نِعَمِهِ الأُولَى وَالأُخْرَى. وَيَنْطَلِقَ لِسَانِي مُتَرْجِماً عَنْ أسْرَارِ كَلِمَةِ التَّوْحِيدِ. وَأتَعَلَّمَ مِنْ عِلْمِكَ الأَقْدَسِ الْوَهْبِيِّ مَا أسْتَغْنِي بِهِ عَنِ الْمُعَلِّمِ وَأنْتَ الْحَمِيدُ الْمَجِيدُ. وَتَصْفُوَ مِرْآةُ سَرِيرَتِي بِنَظْرَتِهِ الْمُحَمَّدِيَّة. وَأُبْصِرَ بِبَصَرِ بَصِيرَتِي حَقَائِقَ الأَشْيَاءِ الثَّابِتَةِ الْعَلِيَّةِ. لأَِرْقَى بِهِمَّتِهِ عَلَى مَعَارِجِ مَدَارِجِ رُتَبِ الْكِرَام. وَأظْفَرَ بِسِرِّهِ الْمَخْصُوصِ بِبُلُوغِ الْمَرَامِ. فِي الْمَبْدَأ وَالْخِتَامِ. فَإِنَّكَ أنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ وَإِلَيْكَ يَعُودُ السَّلاَمُ. رَبَّنَا آمَنَّا بِمَا أنْزَلْتَ وَاتَّبَعْنَا الرَّسُولَ فَاكْتُبْنَا مَعَ الشَّاهِدِينَ. وَاجْعَلْنَا اللَّهُمَّ مَعَ الَّذِينَ أنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ. وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقاً يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ. وَانْصُرْنَا بِنَصْرِكَ فِي الْحَرَكَةِ وَالْسُّكُونِ. وَاجْعَلْنَا مِنْ حِزْبِكَ الَّذِينَ وَفَّقْتَهُمْ لِفَهْمِ كِتَابِكَ الْمَكْنُونِ. لِنَدْخُلَ فِي حِرْزِ قَوْلِكَ ألاَ إِنً حِزْبَ الله هُمُ الْمُفْلِحُونَ. ألاَ إِنَّ أوْلِيَاءِ الله لاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ. رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ. وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ. وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِالله الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ. وَصَلَّى الله عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيماً وَالْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِينَ. 

Penjelasan dari Syaikh Yusuf bin Ismail An-Nabhani

Dalam karyanya, Afdhalush Shalawat, Syaikh Yusuf bin Ismail An-Nabhani memberikan penjelasan terkait shalawat di atas sebagai berikut:

وأما الصلاة الثانية وهي اللهم إني أسألك بنيّر هدايتك الأعظم وسر إرادتك المكنون من نورك المطلسم إلى آخرها. فإني نقلتها أيضاً من شرحها المسمى بالنفحات الربية على الصلوات البكرية للعارف الكبير سيدي مصطفى البكري المتقدم ذكره ومكتوب في آخر هذا الشرح بخط أحمد العروسي ما صوته بلغ قراءة وتصحيحاً واستفادة بين يدي المؤلف رضي الله عنه ونفع ببركاته الكاتب أحمد العروسي تابعه وخادمه سنة ألف ومائة وستين وقد ذهبت الورقة الأولى من هذا الشرح وفيما بعدها لم يقع التصريح باسم مؤلف هذه الصلاة وإنما قال المؤلف سميته أي الشرح النفحات الربية على الصلوات البكرية فلأجل ذلك ولكونها في المحل الأعلى من فصاحة اللفظ وجزالة المعنى كالصلاة التي قبلها وكلا شرحيهما لمؤلف واحد في مجموعة واحدة وقد تحقق أنت لك لسيدي محمد البكري فقد وقع في نفسي أن هذه أيضاً هي له رضى الله عنه. 

Artinya:

"Adapun shalawat yang ketiga yaitu allaahumma inii as aluka bi nayyiri hidaayatika al-a'dzam wa sirri iraadatikal maknuun min nuurikal muthalsam dan seterusnya, maka sungguh aku telah mengutipnya juga dari syarahnya yang berjudul An-Nafahatur Rabbiyyah 'alash Shalawat al-Bakriyah oleh junjungan saya sayyidi asy-Syaikh Al-Arif Al-Kabir Sayyidi Mushtafa Al-Bakri yang telah disebutkan di akhir kitab syarah ini yang ditulis oleh Ahmad Al-Arusi, pengikut setianya pada tahun 1160 hijriyah.

Bagian pertama dari manuskirp shalawat ini hilang dari kitab syarah ini. dan sisanya, tidak da penjelasan tentang nama penulis atau penggubah shalawat ini. Hanya saja pengarang mengatakan bahwa "Aku beri nama kitab ini An nafahat ar-rabbiyyah 'alash shalawat al-bakriyyah, maka atas nama alasan ini, juga karena shalawat tersebut di atas begitu bagus, memiliki nilai sastra yang tinggi dan mengandung makna yang padat, sebagaimana shalawat yang sebelumnya, jga karena dua syarahnya ditulis oleh satu orang penulis dalam satu buku, dan disitu dinyatakan bahwa shalawat ini adalah milik sayyidi Asy-Syaikh Muhammad Al-bakri, maka menurut hemat saya shalawat ini memang adalah milik beliau radhiyallahu 'anhu juga." 

Sholawat Saqofiyah Dan Sholawat Nurikal Asna

 

Dalam kitab Afdhalush Shalawat 'Alaa Sayyidis Saadaat dijelaskan bahwa shalawat As-Saqafiyah merupakan shalawat milik Sayyid Abdullah bin Ali Bahusein As-Segaf. Shalawat As-Saqafiyah memiliki nama lain yaitu Shalawat Al-Khitam 'Alaa an-Nabi al-Khitam (Shalawat Penutup untuk Nabi Penutup). Berikut ini teks shalawat As-Saqafiyah selengkapnya:

اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سُلَّمِ الأَسْرَارِ الإِلَهِيَّةِ الْمُنْطَوِيَةِ فِي الْحُرُوفِ الْقُرْآنِيَّةِ مَهْبَطِ الرَّقَائِقِ الرَّبَّانِيَّةِ النَّازِلَةِ فِي الْحَضْرَةِ الْعَلِيَّةِ الْمُفَصَّلَةِ فِي الأَنْوَارِ بِالْنُّورِ الْمُتَجَلِّيَّةِ فِي لُبَابِ بَوَاطِنِ الْحُرُوفِ الْقُرْآنِيَّةِ الصِّفَاتِيَّةِ فَهُوَ النَّبِيُّ الْعَظِيمُ مَرَكْزُ حَقَائِقِ الأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِينَ مُفِيضُ الأَنْوَارِ إِلَى حَضَرَاتِهِمْ مِنْ حَضْرَتِهِ الْمَخْصُوصَةِ الْخَتْمِيَّةِ شَارِبُ الرَّحِيقِ الْمَخْتُومِ مِنْ بَاطِنِ بَاطِنِ الْكِبْرِيَاءِ مُوصِلُ الْخُصُوصِيَّاتِ الإِلِهِيَّاتِ إِلَى أَهْلِ الاصْطِفَاءِ مَرْكَزُ دَائِرَةِ الأنْبِيَاءِ وَالأَوْلِيَاءِ مُنَزِّلُ النُّورِ بِالنُّورِ الْمُشَاهِدُ بِالذَّاتِ الْمُكَاشِفُ بِالصِّفَاتِ الْعَارِفُ بِظُهُورِ تَجَلِّي الذَّاتِ فِي الأَسْمَاءِ وَالصِّفَاتِ الْعَارِفُ بِظُهُورِ الْقُرْآنِ الذَّاتِي فِي الْفُرْقَانِ الصِّفَاتِيِّ فَمِنْ هَهُنَا ظَهَرَتْ الْوَحْدَتَانِ الْمُتَعَاكِسَتَانِ الْحَاوِيَتَانِ عَلَى الطَّرَفَيْنِ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَاحِبِ اللَّطِيفَةِ الْقُدْسِيَّةِ الْمَكْسُوَّةِ بِالأَكْسِيَةِ النُّورَانِيَّةِ السَّارِيَةِ فِي الْمَرَاتِبِ الإِلَهِيَّةِ الْمُتَكَمِّلَةِ بِالأَسْمَاءِ وَالصِّفَاتِ الأَزَلِيَّةِ وَالْمُفِيضَةِ أَنْوَارَهَا عَلَى الأَرْوَاحِ الْمَلَكُوتِيَّةِ الْمُتَوَجِّهَةِ فِي الْحَقَائِقِ الْحَقِيَّة النَّافِيَةِ لِظُلُمَاتِ الأَكْوَانِ الَعَدَمِيَّةِ الْمَعْنَوِيَّةِ. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمِّدً الْكَاشِفِ عَنِ الْمُسَمَّى بِالْوَحْدَةِ الذَّاتِيَّةِ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ جَامِعِ الإِجْمَالِ الذَّاتِيِّ الْقُرْآنِيِّ حَاوِي التَّفْصِيلِ الصِّفَاتِيِّ الْفُرْقَانِيِّ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَاحِبِ الصُّورَةِ الْمُقَدَّسَةِ الْمُنَزَّلَةِ مِنْ سَمَاءِ قُدْسِ غَيْبِ الْهُوَيَّةِ الْبَاطِنَةِ الْفَاتِحَةِ بِمِفْتَاحِهَا الإِلَهِي لأَِبْوَابِ الْوُجُودِ الْقَائِمِ بِهَا مِنْ مَطْلَعِ ظُهُورِهَا الْقَدِيمِ إِلَى اسْتِوَاءِ إِظْهَارِهَا لِلْكَلِمَاتِ التَّامَّاتِ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى حَقِيقَةِ الصَّلَوَاتِ وَرُوحِ الْكَلِمَاتِ قِوَامِ الْمَعَانِي الذَّاتِيَّاتِ وَحَقِيقَةِ الْحُرُوفِ الْقُدْسِيَّاتِ وَصُوَرِ الْحَقَائِقِ الْفُرْقَانِيَّةِ التَّفْصِيلِيَّاتِ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَاحِبِ الْجَمْعِيَّةِ الْبَرْزَخِيَّةِ الْكَاشِفَةِ عَنِ الْعَالَمَيْنِ الْهَادِيَةِ بِهَا إِلَيْهَا هِدَايَةً قُدْسِيَّةً لِكُلِّ قَلْبِ مُنِيبٍ إِلَى صِرَاطِهَا الرَّبَّانِيِّ الْمُسْتَقِيمِ فِي الْحَضْرَةِ الإِلَهِيَّةِ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ مُوَصِّلِ الأَرْوَاحِ بَعْدَ عَدَمِهَا إِلَى نِهَايَاتِ غَايَاتِ الْوُجُودِ وَالنُّورِ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَاسِطَةِ الأَرْوَاحِ الأَزَلِيَّةِ فِي الْمَدَارِجِ الْجَاذِبَةِ لِلأَرْوَاحِ الْمَعْنَوِيَّةِ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَاحِبِ الْحَسَنَاتِ الْوُجُودِيَّةِ الذَاهِبَةِ بِظُلُمَاتِ الطَّبَائِعِ الْحِسِيَّةِ وَالْمَعْنَوِيَّةِ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ مُسْتَقَرِّ بُرُوزِ الْمَعَانِي الرَّحْمَانِيَّةِ مِنْهَا خَرَجَتِ الْخُلَّةُ الإِبْرَاهِيمِيَّةُ وَمِنْهَا حَصَلَ النِّدَاءُ بِالْمَعَانِي الْقُدْسِيَّةِ لِلْحَقِيقَةِ الْمُوسَوِيَّةِ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الَّذِي جَعَلْتَ وُجُودَكَ الْبَاقِي عِوَضاً عَنْ وُجُودِهِ الْفَانِي صَلَّى الله تَعَالَى عَلَيْهِ وَعَلَى أَصْحَابِهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ. هكذا في الأصل بتقديم أَصحابه على آله.

Khasiat Shalawat As-Saqafiyah

Shalawat As-Saqafiyah memiliki berbagai khasiat atau fadhilah bagi yang bersedia mengamalkannya. Diantara sekian banyak fadhilahnya yaitu bahwa barangsiapa yang bersedia mengamalkan shalawat as-Saqafiyah secara istiqamah setiap hari minimal 1 kali, maka insya Allah ia akan mendapatkan mati dalam keadaan husnul khatimah. Dan di akhirat nanti ia akan mendapatkan syafaat agung dari kanjeng rasul Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam.

Dalam kitab Afdhalush Shalawat 'Alaa Sayyidis Saadaat karya Sayyidis Syaikh Yusuf bin Ismail An-Nabhani Qaddasallahu Sirrahul 'Aziiz dijelaskan mengenai shalawat As-Saqafiyah ini sebagai berikut:

ذكر العلامة ابن عابدين في ثبته حزب السيد عبد الله السقاف وعنونه بقوله حزب سيدي الولي الشهير والقطب الكبير عمدة المطلعين ورأس المكاشفين السيد عبد الله ابن السيد علي باحسين السقاف ثم ذكر الحزب وذكر بعده الصلاة المشيشية. وقال في آخرها أقول قرأها سيدي وهو شيخه السيد محمد شاكر العقاد على الإمام العارف الغارف الولي الكبير والعالي القدر الشهير الحسيب النسيب بهجة النفوس وتاج الرؤوس سيدي عبد الرحمن بن مصطفى العيدروس وإجازة بقراءتها وكذلك قرأ سيدي على الأستاذ المذكور والصلاة المنسوبة لسيدي عبد الله السقاف صاحب الحزب المتقدم وإجازة بقراءتها ثم ذكر ابن عابدين الصلاة السابقة. وقال في آخرها رأيت في بعض المجاميع أنها تسمى بصلوات الختام على النبي الختام وأن مؤلفها رحمه الله تعالى. قال ضمن النبي صلى الله عليه وسلم لمن يقرؤها أو ينظر إليها حسن الخاتمة والشفاعة الكبرى وقال صلى الله تعالى عليه وسلم هذا جزاء لك يا عبد الله ولما ألفته ا.ه. والله تعالى أعلم

Artinya: "Al-Alim Al-Allamah Ibn Abidin dalam catatannya menyebutkan hizib Sayyid Abdullah As-Segaf bahwa para ulama mengatakan, "Ini adalah hizib al-Wali yang termasyhur, al-Quthb al-Kabir, sandaran para cerdik-pandai, pemimpin kaum yang mencapai derajat kasyaf, as-Sayyid Abdullah bin As-Sayyid Ali Bahusain as-Saqqaf." Kemudian ia menyebutkan hizib yang dimaksud dan setelahnya ia menyebutkan shalawat al-Masyisiyah dan di akhir pernyataannya ia mengungkapkan, "Guru saya, Muhammad Syakir al-Aqqad membacakannya pada imam al-Arif yang tenggelam dalam Allah, wali besar, yang agung pribadinya, yang terkenal, yang baik nasabnya, kebanggaan jiwa-jiwa, mahkota bagi kepala-kepala, junjungan saya Abdurrahman Ibn Musthafa Alaydrus, dengan mengijazahkan untuk mengamalkan shalawat tersebut. Demikian pula Sayyidi membacakan shalawat tersebut yang dinisbatkan kepada Sayyidi Abdullah as-Saqqaf, sang pemilik Hizib tersebut, dan beliau memberikan ijazah pengamalannya. Kemudian Ibn Abidin menyebutkan shalawat di atas dan beliau berkata pada bagian akhirnya, "Aku melihat pada sebagian kelompok bahwasanya shalawat ini diberi nama dengan shalawat a-Khitam 'alaa an-Nabi al-Khitam dan bahwa penyusunnya rahimahullahu ta'ala berkata, "Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam menjamin bagi orang yang mengamalkannya atau memperhatikannya mendapatkan husnul khatimah dan syafaat kubra. Kemudian Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, "Ini merupakan balasan bagimu wahai hamba Allah, dan juga atas jerih payah gubahanmu."

Wallohul Waliyyut Taufiq Ila Sabilul Huda‎

Sholawat Nurikal Asna

Berikut ini teks dari shalawat Nurikal Asna Oleh Sayyid Muhammad ibn Abil Hasan Al-Bakri Radhiyallahu 'anhu ( لسيدي محمد ابن أبي الحسن البكري رضي الله عنهما وعن أسلافهما وأعقابهما  ) :

اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نُورِكَ الأَسْنَى. وَسِرِّكَ الأَبْهَى. وَحَبِيبِكَ الأَعْلَى. وَصَفِيِّكَ الأَزْكَى. وَاسِطَةِ أَهْلِ الْحُبِّ. وَقِبْلَةِ أَهْلِ الْقُرْبِ. رُوحُِ الْمُشَاهِدِ الْمَلَكُوتِيًةِ. وَلَوْحِ الأَسْرَارِ الْقَيُّومِيَّةِ. تَرْجُمَانِ الأَزَلِ وَالأَبَدِ. لِسَانِ الْغَيْبِ الَّذِي لاَ يُحِيطُ بِهِ أَحَدٌ. صُورَةِ الْحَقِيقَةِ الْفَرْدَانِيَّةِ. وَحَقِيقَةِ الصُّورَةِ الْمُزَيَّنَةِ بِالأَنْوَارِ الرَّحْمَانِيَّةِ. إِنْسَانِ الله الْمُخْتَصِّ بِالْعِبَارَةِ عَنْهُ. سِرِّ قَابِلِيَّةِ التَّهَيُّىءِ الإِمْكَانِيِّ الْمُتَلَقِّيَةِ مِنْهُ. أحْمَدِ مَنْ حَمِدَ وَحُمِدَ عَنْدَ رَبِّهِ. مُحَمَّدِ الْبَاطِنِ وَالظَّاهِرِ بِتَفْعِيلِ التَّكْمِيلِ الذَّاتِي فِي مَرَاتِبِ قُرْبِهِ. غَايَةِ طَرَفَي الدَّوْرَةِ النَّبَوِيَّةِ بِتَفْعِيلِ التَّكْمِيلِ الذَّاتِيِّ فِي مَرَاتِبِ قُرْبِهِ. غَايَةِ طَرَفَي الدَّوْرَةِ النَّبَوِيَّةِ الْمُتَّصِلَةِ بِالأَوَّلِ نَظَراً وَإِمْدَاداً. بِدَايَةِ نُقْطَةِ الاِنْفِعَالِ الْوُجُودِيَّ إِرْشَاداً وَإِسْعَاداً. أمِينِ الله عَلَى سِرِّ الأُلُوهِيَّةِ الْمُطَلْسَمِ. وَحَفِيظِهِ عَلَى غَيْبِ اللاَّهُوتِيَّةِ الْمُكَتَّمِ. مَنْ لاَ تُدْرِكُ الْعُقُولُ الْكَامِلَةُ مِنْهُ إِلاَّ مِقْدَارَ مَا تَقُومُ عَلَيْهَا بِهِ حُجَّتُهُ الْبَاهِرَةُ. وَلاَ تَعْرِفُ النُّفُوسُ الْعَرْشِيَّةُ مِنْ حَقِيقَتِهِ إِلاَّ مَا يَتَعَرَّفُ لَهَا بِهِ مِنْ لَوَامِعِ أنْوَارِهِ الزَّاهِرَةِ. مُنْتَهَى هِمَمِ الْقُدْسِيِّينَ وَقَدْ بَدَوْا مِمَّا فَوْقَ عَالَمِ الطَّبَائِعِ. مَرْمَى أبْصَارِ الْمُوَحِّدِينَ وَقَدْ طَمَحَتْ لِمُشَاهَدَةِ السِّرِّ الْجَامِع. مَنْ لاَ تُجْلَى أشِعَّةُ الله لِقَلْبٍ إِلاَّ مِنْ مِرْآةِ سِرِّهِ. وَهُوَ الْوِتْرُ الشَّفْعِيُّ الْمُحَقَّقُ. الْمَحْكُومُ بِالْجَهْلِ عَلَى كُلِّ مَنِ ادَّعَى مَعْرِفَةَ الله مُجَرَّدَةً فِي نَفْسِ الأَمْرِ عَنْ نَفَسِهِ الْمُحَمَّدِيِّ. الْفَرْعِ الْحِدْثَانِيِّ الْمُتَرَعْرِعِ فِي نَمَائِهِ بِمَا يُمِدُّ بِهِ كُلَّ أصْلٍ أبَدِيٍّ. جَنِيِّ شَجَرَةِ الْقِدَمِ. خُلاَصَةِ نُسْخَتَي الْوُجُودِ وَالْعَدَمِ. عَبْدِ الله وَنِعْمَ الْعَبْدُ الَّذِي بِهِ كَمَالُ الْكَمَالِ. وَعَابِدِ الله بِالله بِلاَ حُلُولٍ وَلاَ اتِّحَادٍ وَلا اتِّصَالٍ وَلا انْفِصَالٍ. الدَّاعِي إِلَى الله عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ. نَبِيِّ الأَنْبِيَاءِ وَمُمِدِّ الرُّسُلِ عَلَيْهِ بِالذَّاتِ وَعَلَيْهِمْ مِنْهُ أفْضَلُ الصَّلاَةِ وَأشْرَفُ التَّسْلِيمِ. يَا الله يَا رَحْمَنُ يَا رَحِيمُ {اللَّهُمَّ} صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى جَمَالِ التَّجَلِّيَاتِ الاِخْتِصَاصِيَّةِ. وَجَلاَلِ التَّدَلِّيَاتِ الإِصْطِفَائِيَّةِ. الْبَاطِنِ بِكَ فِي غَيَابَاتِ الْعِزِّ الأَكْبَرِ. الظَّاهِرِ بِنُورِكَ فِي مَشَارِقِ الْمَجْدِ الأَفْخَرِ. عَزِيزِ الْحَضْرَةِ الصَّمَدِيَّةِ. وَسُلْكَانِ الْمَمْلَكَةِ الأَحَدِيَّةِ. عَبْدِكَ مِنْ حَيْثُ أنْتَ كَمَا هُوَ عَبْدُكَ مِنْ حَيْثُ كَافَّةُ أسْمَائِكَ وَصِفَاتِكَ. مُسْتَوَى تَجَلِّي عَظَمَتِكَ وَرَحْمَتِكَ وَحُكْمِكَ فِي جَمِيعِ مَخْلُوقَاتِكَ. مَنْ كَحَلْتَ بِنُورِ قُدْسِكَ مُقْلَتَهُ فَرَأى ذَاتَكَ الْعَلِيَّةَ جِهَاراً. وَسَتَرْتَ عَنْ كُلِّ أحَدٍ مِنْ خَلْقِكَ فِي بَاطِنِهِ لَكَ أسْرَاراً. وَفَلَقْتَ بِكَلِمَةِ خُصُوصِيَّتِهِ الْمُحَمَّدِيَّةِ بِحَارَ الْجَمْعِ. وَمَتَّعْتَ مِنْهُ بِمَعْرِفَتِكَ وَجَمَالِكَ وَخِطَابِكَ الْقَلْبَ وَالْبَصَرَ وَالسَّمْعَ. وَأخَّرْتَ عَنْ مَقَامِهِ تَأْخِيراً ذَاتِيًّا كُلَّ أَحَدٍ. وَجَعَلْتَهُ بِحُكْمِ أحَدِيَّتِكَ وِتْرَ الْعَدَدِ. لِوَاءِ عِزَّتِكَ الْخَافِقِ. لِسَانِ حِكْمَتِكَ النَّاطِقِ سَدِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ. وَشِيعَتِهِ وَوَارِثِيهِ وَحِزْبِهِ. يَا الله يَا رَحْمَنُ يَا رَحِيمُ {اللَّهُمَّ} صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى دَائِرَةِ الإِحَاطَةِ الْعُظْمَى. وَمَرْكَزِ مُحِيطِ الْفَلَكِ الأَسْمَى. عَبْدِكَ الْمُخْتَصِّ مِنْ عُلُومِكَ بِمَا لَمْ تُهَيِّىءْ لَهُ أحَداً مِنْ عِبَادِكَ. سُلْطَانِ مَمَالِكِ الْعِزَّةِ بِكَ فِي كَافَّةِ بِلاَدِكَ. بَحْرِ أنْوَارِكَ الَّذِي تَلاَطَمَتْ بِرِيَاحِ التَّعَيُّنِ الصَّمَدَانِيِّ أمْوَاجُهُ. قَائِدِ جَيْشِ الندبُوَّةِ الَّذِي تَسَارَعَتْ بِكَ إِلَيْكَ أفْوَاجُهُ. خَلِيفَتِكَ عَلَى كَافَّةِ خَلِيقَتِكَ. أمِينِكَ عَلَى جَمِيعِ بَرِيَّتِكَ. مَنْ غَايَةُ الْمُجِدِّ الْمُجِيدِ فِي الثَّنَاءِ عَلَيْهِ الاعْتِرَافْ بِالْعَجْزِ عَنِ اكْتِنَاهِ صِفَاتِهِ. وَنِهَايَةُ الْبَلِيغِ الْمُبَالِغِ أنْ لاَ يَصِلَ إِلَى مَبَالِغِ الْحَمْدِ عَلَى مَكَارِمِهِ وَهِبَاتِهِ. سَيِّدِنَا وَسَيِّدِ كُلِّ مَنْ لَكَ عَلَيْهِ سِيَادَةٌ. مُحَمَّدِكَ الَّذِي اسْتَوْجَبَ مِنَ الْحَمْدِ بِكَ لَكَ إِصْدَارَهُ وَإِيرَادَهُ. وَعَلَى آلِهِ الْكِرَامِ. وَأصْحَابِهِ الْعِظَامِ. وَوُرَّاثِهِ الْفِخَامِ. الْحَمْدُ لله وَسَلاَمٌ عَلَى عِبَادِهِ الَّذِينَ اصْطَفَى سَبعاً أي يكرر هذه الآية تالي الصلوات سبع مرات ثم يقول: سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ العِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِينَ ويقرأ الفاتحة ويهديها لمنشىء هذه الصلوات ويقول: رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ وَصَلَّى الله وَسَلَّمَ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى إِخْوَانِهِ مِنَ الأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِينَ. وَالْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِينَ.

Penjelasan:

Dalam kitab Afdhalush Shalawat 'Alaa Sayyidis Sadat karya Syaikh Yusuf bin Ismail An-Nabhani dijelaskan mengenai shalawat di atas sebagai berikut:

أما الصلاة الأولى منها وهي اللهم صل وسلم على نورك الأسنى. وسرك الأبهى. وحبيبك الأعلى. وصفيك الأزكى. إلى آخرها فقد نقلتها من شرحها لسيدي العارف بالله السيد مصطفى البكري رضي الله عنه وقد كُتب على هامش هذا الشرح في عدة مواضع ما يصرح بأَن صاحبه وكاتبه أَحمد العروسي قرأَه على شيخه مؤلفه المشار إِليه رضي الله عنه ولذلك كانت هذه النسخة في غاية الصحة والضبط ما فضل هذه الصلوات ومزيتها فكفاها فضلاً وشرفاً أَن صاحبها سيدي محمد البكري المشهود له بالقطبانية والتقديم قد تلقاها عن صاحب الرسالة الحبيب الخليل الكليم وهذه عبارة السيد مصطفى البكري في مقدمة شرحه المذكور

Artinya:

"Adapun shalawat yang pertama yaitu Allahumma shalli wa sallim 'alaa nurikal asna wa sirrikal abhaa wa habiibikal a'laa wa shafiyyikal azkaa dan seterusnya, maka sungguh telah saya kutip/nukil dari kitab syarah tentangnya yang ditulis oleh junjungan saya Sayyidi asy-Syaikh Al-Arif billah As-Sayyid Musthafa Al-Bakri radhiyallahu 'anhu. Dan sungguh telah ditulis dalam catatan pinggir kitab syarah ini, yakni dalam beberapa tempat tertulis bahwa pengarang dan juru tulisnya, Ahmad al-Arusi, membacakannya di hadapan sang guru penulis kitab tersebut yang menjelaskan identitasnya. Oleh karena itu otentisitas kitab atau manuskrip ini sangat valid dan dapat dipercaya. Adapun mengenai fadhilah keutamaan shalawat ini dan keistimewaannya maka cukuplh kalau anda tahu bahwa penggubah atau autornya adalah junjungan saya, Sayyidi Asy-Syaikh Muhammad Al-Bakri yang masyhur dengan derajat Quthbaniyyah-nya. Yang paling konkret adalah bahwa beliau menerimanya secara langsung dari sang pemilik risalah, sang kekasih tercinta, al-kaliim, dan ibarah ini dinyatakan oleh As-Sayyid Musthafa Al-Bakri dalam muqadimhnya pada kitab syarah tersebut."

فائدة:  من فوائد شرح هذه الصلاة نقل الشارح رحمه الله عند قول المصنف وقبلة أهل القرب عن الفشاء أن أبا جعفر أمير المؤمنين قال للإمام مالك يا أبا عبد الله أستقبل القبلة وأدعو أم أستقبل رسول الله صلى الله عليه وسلم وادعوا فقال ولمَ تصرف وجهك عنه وهو وسيلتك ووسيلة أبيك آدم عليه السلام إلى يوم القيامة بل استقبله واستشفع به قال الله تعالى ولو أنهم إذ ظلموا أنفسهم الآية ا.ه

Artinya:

"Faedah: Di antara faedah penjelasan shalawat ini maka pensyarah dengan mengutip dari kitab Asy-Syifa mengomentari pernyataan penggubah shalawat kiblat ahli kedekatan, bahwa amirul mukminin Abu Ja'far bertanya kepada imam Malik, "Ya Aba Abdillah apakah aku akan menghadap kiblat untuk berdoa ataukah aku harus menghadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lalu aku berdoa ?" Imam Malik menjawab, "Kenapa anda memalingkan wajah anda dari Rasulullah, sedangkan beliau adalah wasilah anda dan wasilah ayah anda Adam alaihis salam hingga hari kiamat. Bahkan seharusnya anda menghadapkan wajah anda kepada beliau dan mintalah syafaat kepada beliau, Allah ta'ala telah berfirman: Kalau saja mereka, ketika mendzalimi diri mereka sendiri...dan seterusnya.."

Sholawat Agung Imam Nawawi Dan Syaikh Abdul Ghoni An-Nablusi

 

Shalawat yang akan kami bagikan ini merupakan shalawat yang berisi tata cara bersalam dan bersholawat kepada kanjeng nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam pada saat menziarahi makam beliau yang mulia di madinah al-Munawwarah. Shalawat ini telah disebutkan oleh Sayyidil Imam An-Nawawi di dalam kitab manasik-nya.

Berikut ini sholawat Agung Milik Imam An-Nawawi Radhiyallahu 'Anhu selengkapnya:

السَّلاَمَ عَلَيْكَ يَا رَسُولَ الله. السَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا نَبِيَّ الله. السَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا خِيرَةَ الله. السَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا خَيْرَ خَلْقِ الله. السَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا حَبِيبَ الله. السَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا نَذِيرُ. السَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا بَشِيرُ. السَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا طُهْرُ. السَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا طَاهِرُ. السَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا نَبِيَّ الرَّحْمَةِ. السَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا أبَا الْقَاسِمِ. السَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا رَسُولَ رَبِّ الْعَالَمِينَ. السَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا سَيِّدَ الْمُرْسَلِينَ وَخَاتِمَ النَّبِيِّينَ. السَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا خَيْرَ الْخَلاَئِقِ أجْمَعِينَ. السَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا قَائِدَ الْغُرِّ الْمُحَجَّلِينَ. السَّلاَمُ عَلَيْكَ وَعَلَى آلِكَ وَأهْلِ بَيْتِكَ وَأزْوَاجِكَ وَذُرِّيَّتِكَ وَأصْحَابِكَ أجْمَعِينَ. السَّلاَمُ عَلَيْكَ وَعَلَى سَائِرِ الأَنْبِيَاءِ وَجَمِيعِ عِبَادِ الله الصَّالِحِينَ. جَزَاكَ الله يَا رَسُولَ الله عَنَّ أفْضَلَ مَا جَزَى نَبِيًّا وَرَسُولاً عَنْ أُمَّتِهِ وَصَلَّى الله عَلَيْكَ كُلَّمَا ذَكَرَكَ ذَاكِرٌ وَغَفَلَ عَنْ ذِكْرِكَ غَافِلٌ أفْضَلَ وَأكْمَلَ وَأطْيَبَ مَا صَلَّى عَلَى أحَدٍ مِنَ الْخَلْقِ أجْمَعِينَ. أشْهَدُ أنْ لاَ إِلِهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأشْهَدُ أنَّكَ عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ وَخِيرَتُهُ مِنْ خَلْقِهِ وَأشْهَدُ أنَّكَ قَدْ بَلَّغْتَ الرِّسَالَةَ وَأدَّيْتَ الأَمَانَةَ وَنَصَحْتَ الأُمَّةَ وَجَاهَدْتَ فِي الله حَقَّ جِهَادِهِ. اللَّهُمَّ وَآتِهِ الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَاماً مَحْمُوداً الَّذِي وَعَدْتَهُ وَآتِهِ نِهَايَةَ مَا يَنْبَغِي أنْ يَسْألَهُ السَّائِلُونَ. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَرَسُولِكَ النَّبِيِّ الأُمِّيِّ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ وَأزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّتِهِ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ الأُمِّيِّ وَعَلى آلِ مُحَمَّدٍ وَأزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّتِهِ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

Penjelasan

Dalam kitab Afdhalush Shalawat 'Alaa Sayyidis Sadat karya Sayyidi Asy-Syaikh Yusuf bin Ismail An-Nabhani dijelaskan mengenai shalawat di atas sebagai berikut:

هذه الصلاة الشريفة المشتملة على كيفية السلام والصلاة عليه صلى الله عليه وسلم عند زيارته ذكرها الإمام محيي الدين النووي في مناسكه قال رضي الله عنه بعد كلام ويقف أي الزائر ناظراً إلى أسفل ما يستقبله من جدار القبر غاض الطرف في مقام الهيبة والإجلال فارغ القلب من علائق الدنيا مستحضراً في قلبه جلالة موقفه ومنزلة من هو بحضرته ثم يسلم ولا يرفع صوته بل يقتصد فيقول السلام عليك يا رسول الله السلام عليك يا نبي الله إلى آخرها

Artinya:

"Shalawat yang agung dan menyeluruh ini berisi kaifiyah atau tata cara bersalam dan bershalawat kepada kanjeng nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam ketika berziarah ke makamnya yang mulia. Sayyidi Al-Imam Muhyiddin An-Nawawi menyebutkan shalawat tersebut dalam kitab manasik-nya. Beliau radhiyallahu 'anhu berkata, "Peiarah hendaklah berhenti dan mengarahkan pandang ke arah bawah tembok kuburan beliau dengan menundukkan pandangan penuh penghormatan, khidmat dan pengagungan, mengosongkan hati dari segala keterkaitan dengan dunia, menghadirkan di dalam hatinya seluruh rasa akan kehadiran seseorang yang sedang berada di hadapannya, lalu memanggil salam dengan tidak mengangkat atau mengeraskan suaranya, kemudian bershalawat, "Assalaamu 'alaika yaa rasulallah assalaamu 'alaika yaa nabiyyallah hingga selesai."

Shalawat Syaikh Abdul Ghani An-Nablusi

Shalawat milik Syaikh Abdul Ghani An-Nablusi Radhiyallahu 'Anhu yang merupakan seorang alim dan tokoh besar yang pernah hidup di Syiria, dan seorang wali besar, serta guru yang memiliki samudera ilmu makrifat yang mumpuni. Berikut ini shalawatnya:

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلاَتَكَ الْقَدِيمَةَ الأَزَلِيَّةَ. الدَّائِمَةَ الْبَاقِيَةَ الأَبَدِيَّةِ. الَّتِي صَلَّيْتَهَا فِي حَضْرَةِ عِلْمِكَ الْقَدِيمِ. الَّذِي أَنْزَلْتَهُ بِمَلاَئِكَتِكَ فِي حَضْرَةِ كَلاَمِكَ الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ. فَقُلْتَ بِاللِّسَانِ الْمُحَمَّدِيِّ الرَّحِيمِ. إِنَّ الله وَمَلاَئِكَتُهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ وَخَاطَبْتَنَا بِهَا مَعَ السََّلاَمِ. تَتْمِيماً لِلإِكْرَامِ مِنْكَ لَنَا وَالإِنْعَامِ. فَقُلْتَ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً. فَقُلْتُ امْتِثَالاً لأَِمْرِكَ. وَرَغْبَةً فِيمَا عِنْدَكَ مِنْ أَجْرِكَ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ. صَلاَةً دَائِمَةً بَاقِيَةً إِلَى يَوْمِ الدِّينِ. حَتَّى نَجِدَهَا وِقَايَةً لَنَا مِنْ نَارِ الْجَحِيمِ. وَمُوَصِّلَةً لأَوَّلِنَا وَآخِرِنَا مَعْشَرَ الْمُؤْمِنِينَ إِلَى دَارِ النَّعِيمِ وَرُؤْيَةِ وَجْهِكَ الْكَرِيمِ يَا عَظِيمُ

Allaahumma shalli 'alaa sayyidina Muhammadin shalaataka al-Qadiimah al-Azaliyyah Ad-Daaimah Al-Baaqiyah Al-Abadiyyah Allatii shallaitahaa fi hadhrati 'ilmikal qadiim. Alladzii anzaltahu bimalaaikatika fii hadhrati kalaamikal quraanil 'adzim. Faqulta billisaanil muhammadiyyir rahiim. innallaaha wa malaaikatahu yushalluna 'alan nabi wa khaathabtanaa bihaa ma'as salaami. tatmiiman lil ikraami minka lanaa wal in'aam. faqulta yaa ayyuhalladiina aamanuu shalluu 'alaihi wa sallimu tasliima. Faqulta imtitsalan liamrik. wa raghbatan fiimaa 'indaka min ajrik. allaahumma shalli wa sallim 'alaa sayyidinaa Muhammadin wa 'alaa aalihi wa ashhaabihi ajma'iin. shalaatan daaimatan baaqiyatan ilaa yaumiddiin. hattaa najidahaa wiqaayatan lanaa min naaril jahiim. wa muwashshilatan li awwalinaa wa aakhirinaa ma'syaral mu'miniina ilaa daarin na'iim wa ru'yati wajhikal kariimi yaa 'adziim.
 
Artinya:

"Ya Allah, bershalawatlah dengan shalawatmu yang azali pada penghulu kami kanjeng nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Dengan shalawat yang senantisa kekal dan abadi sebagaimana yang telah kau lakukan pada pelataran ilmuMu yang dahulu. Dialah nabi yang telah Engkau turuni pada firmanMu al-Quran yang agung melalui malaikatMu. maka Engkau berfirman dengan liah Muhammad yang begitu kasih, "Sesungguhnya Allah dan malaikatNya senantiasa bershalawat kepada nabi", dan Kau perintahkan kepada kami juga untuk membacakan salam penghormatan sebagai pelengkap penghormatan dan karunia dariMu kepada kami, lalu Engkau berfirman, "Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah untuknya dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya." Maka aku membaca dengan mengikuti perintahMu karena berharap pahala dari sisiMu, "Ya Allah, bershalawatlah dan bersalamlah kepada Sayyidina Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan kepada keluarga beliau serta para sahabat beliau seluruhnya dengan shalawat yang langgeng dan abadi hingga hari pembalasan, sehingga kami mendapatinya sebagai pelindung bagi kami dari api neraka jahim, dan juga sebagai penghubung bagi orang-oang yang terdahulu dari kami dan yang belakangan dari kami, saudara seiman hingga mendapatkan rumah kenikmatan (surga) dan memandang wajahMu yang Mulia, Wahai Dzat Yang Maha Agung."

Penjelasan

هذه الصلاة الشريفة لسيدنا ومولانا بحر المعارف الإلهية وحبر الديار الشامية الولي الكبير والمحقق التحرير الأستاذ الأعظم والملاذ الأفحم الشيخ عبد الغني النابلسي رضي الله عنه ونفعنا ببكراته 

Artinya:

"Shalawat Asy-Syarifah ini merupakan shalawat milik junjungan kami Sayyidina wa Maulana Bahrul Ma'arif Al-Ilahiyyah wa habrudiyar Asy-Syamiyah Al-Wali Al-Kabir Al-Muhaqqiq At-Tahrir Al-Ustadz Al-A'dzam sandaran yang membanggakan, Asy-Syaikh Abdul Ghani An-Naablusi radhiyallahu 'anhu."

ختم بها شرحه على صلاة الشيخ الأكبر سيدي محيي الدين ابن العربي المتقدم ذكرها وهي السابعة والثلاثون من هذه الصلوات قال في آخر الشرح المذكور ما نصه ولنا صلاة لطيفة شريفة. كان الله فتح بها علينا في حالة ربانية منيفة. لا بأس بذكرها هنا إلحاقاً بشرح صلوات شيخنا الكامل المحقق الوارث المحمدي محيي الدين ابن العربي أنار الله تعالى قلوبنا بأسرار علومه. وأنوار تجلياته الإلهية في آثار فهومه. لعل نفحات القبول. تهب علينا فتعطرنا بطيب الوصول. وهي قولنا وذكرها

Artinya:

"Shalawat ini menjadi penutup atas kitab syarah-nya terhdap shalawat asy-Syaikh Al-Kabir Sayyidi Muhyiddin Ibnul Arabi terdahulu, yaitu shalawat nomer 37. Di akhir kitab syarah tersebut beliau menyatakan, "Dan kami memiliki satu shalawat yang mengandung rahasia yang penuh keagungan. Allah telah membukakan bagi kami lantaran shalawat tersebut dalam suasana spiritual rabbaniyah yang mempesona. Ada baiknya saya tuliskan shalawat tersebut di sini untuk diikutken dengan syarah shalawat dari guru kami al-Kamil al-Muhaqqiq al-Waarits al-Muhammadi Muhyiddin Ibnul Arabi, semoga Allah menyinari hati kami dengan asrar dan samudera ilmunya dan cahaya-cahaya penampakan ketuhanan pada jejak pemahamannya. Semoga hembusan angin pengabulan membelai kita dan tercurah kepada kami dengan curahan keanggunan wushul. Kemudian beliau menyebutkan shalawat di atas.

Sholawat Milik Sayidi Syaikh Abul Mawahib Asy-Syadzily

 

Dasar membaca shalawat atas nabi seperti yang ada dalam firman Allah surat Al-Ahzab ayat: 56, sebagai berikut:

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersholawat untuk Nabi, Hai orang-orang yang beriman, bersholawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. (QS al Ahzab 33:56)

Semua sudah maklum, bahwa shalawat memiliki berbagai macam fadlilah (keutamaan). Diantaranya adalah hadis riwayat Amr ibn Ash Rodhiyallohu 'Anhu

عَنْ عَبْدِاللهِ بْنِ عَمْرٍو بْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا اَنَّهُ سَمِعَ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا رواه مسلم ،

Sesungguhnya Amr bin Al Ash RA mendengar Rosulullah SAW bersabda “Barang siapa yang membaca shalawat sekali saja, Allah SWT akan memberi rahmat padanya sebanyak sepuluh kali” (HR Muslim) 

Dalam kitab Al Fawaid Al Mukhtaroh, Syekh Abdul Wahhab Asy-Sya’roni meriwayatkan bahwa Sayyid Abul Mawahib Asy-Syadzily berkata:

رَأَيْتُ سَيِّدَ الْعَالَمِيْنَ صَلَّى اللهُ  عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  فَقُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ صَلاَةُ اللهِ عَشْرًا لِمَنْ صَلَّى عَلَيْكَ مَرَّةً وَاحِدَةً هَلْ ذَلِكَ لِمَنْ حَاضَرَ الْقَلْبَ ؟

Aku pernah bermimpi bertemu Baginda Nabi Muhammad S.a.w, aku bertanya “Ada hadist yang menjelaskan sepuluh rahmat Allah diberikan bagi orang yang berkenan membaca shalawat, apakah dengan syarat saat membaca harus dengan hati hadir dan memahami artinya?”

قَالَ لاَ، بَلْ هُوَ لِكُلِّ مُصَلٍّ عَلَيَّ وَلَوْ غَافِلاً

Kemudian Nabi S.a.w menjawab: “Bukan, bahkan itu diberikan bagi siapa saja yang membaca shalawat, meski tidak faham arti shalawat yang ia baca”.

Allah Ta’ala memerintahkan malaikat untuk selalu memohonkan do’a kebaikan dan memintakan ampun bagi orang tersebut. Terlebih jika ia membaca dengan hati hadir, pasti pahalanya sangat besar, hanya Allah yang mengetahuinya.

Bahkan, ada sebuah keterangan apabila kita berdo’a tidak dimulai dengan memuja Allah Ta’ala, tanpa membaca shalawat, kita disebut sebagai orang yang terburu-buru.

عن فَصَالَةَ بن عُبَيدْ رضى الله عنهما قَالَ سَمِعَ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم رَجُلاً يَدْعُوْ فِىْ صَلاَتِهِ لَمْ يَحْمَدِ اللهَ تَعَالَى وَلَمْ يُصَلِّ عَلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم عَجَّلَ هَذَا،

Baginda Nabi mendengar ada seseorang yang sedang berdo’a tapi tidak dibuka dengan memuja Allah ta’ala dan tanpa membaca shalawat, Nabi berkata “orang ini terburu-buru”

ثُمَّ دَعَاهُ فَقَالَ لَهُ اَوْ لِغَيْرِهِ اِذَا صَلَّى اَحَدُكُمْ فَلْيَبْدَأْ بِتَحْمِيْدِ رَبِّهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى وَالثَّنَاءِ عَلَيْهِ ثُمَّ يُصَلِّى عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ يَدْعُوْ بَعْدُ بِمَا شَاءَ، رواه ابو داود والترمذى وقال حديث صحيح.

Kemudian Baginda Nabi mengundang orang itu, lalu ia atau orang lainnya dinasehati “jika diantara kalian berdo’a, maka harus diberi pujian kepada Allah SWT, membaca shalawat, lalu berdoalah sesuai dengan apa yang dikehendaki” (HR Abu Dawud dan At-Tirmidzi)

Apalagi jika bertepatan pada hari Jum’at, maka perbanyaklah membaca shalawat di dalamnya.

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم إِنَّ مِنْ اَفْضَلِ اَيَّامِكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَاَكْثِرُوْا عَلَيَّ مِنَ الصَّلاَةِ فِيْهِ فَاِنَّ صَلاَتَكُمْ مَعْرُوْضَةٌ عَلَيَّ رواه ابو داود.

Sabda Rasulullah SAW “Hari yang paling mulia adalah hari Jum’at, maka perbanyaklah shalawat di hari itu, karena shalawat kalian dihaturkan kepangkuanku”.(HR Abu Dawud)

Ulama’ sepakat bahwa shalawat pasti diterima, karena dalam rangka memuliakan Rasulullah SAW. Ada penyair yang berkata

أَدِمِ الصَّلاَةَ عَلَى مُحَمَّدٍ    فَقَبُوْلُهَا حَتْمًا بِغَيْرِ تَرَدُّدٍ

أَعْمَالُنَا بَيْنَ الْقَبُوْلِ وَرَدِّهَا  اِلاَّ الصَّلاَةَ عَلَى النَّبِيِّ مُحَمَّدٍ

Bacalah shalawat selalu, sebab shalawat pasti diterima.

Adapun amal yang lain mungkin saja diterima dan mungkin ditolak, kecuali shalawat. Shalawat pasti diterima. 

Doa Amalan Sholawat Saat Ziarah ke Makam Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam - Khasiat Shalawat milik Sayyidi Asy-Syaikh Abul Mawahid Asy-Syadzili

 ( سيدي الشيخ محمد أبي المواهب الشاذلي رضي الله عنه  ) 

Sholawat yang akan kami bagikan merupakan shalawat agung milik wali besar, ulama ahli makrifat besar, al-Arif billah Asy-Syaikh Abul Mawahib Asy-Syadzili radhiyallahu 'anhu. Sholawat ini sangat penting dan memiliki rahasia agung khususnya apabila diamalkan ketika sedang berkunjung menziarahi kubur mulia kanjeng Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. 

Shalawat Syaikh Abul Mawahib Asy-Syadzili

صَلَوَاتٌ لِسَيِّدِيْ الشَّيْخُ مُحَمَّدُ أَبِي الْمَوَاهِبِ الشَّاذِلِيّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ

بسم الله الرحمن الرحيم  

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى هَذِهِ الْحَضْرَ ةِ النَّبَوِيةِ * اَلْهاَدِيَةِ الْمَهْدِيَّةِ الرُّسُلِيَّةِ * بِجَمِيْعِ صَلَوَاتِكَ التَّامَّاتِ * صَلاَةً تَسْتَغْرِقُ جَمِيْعَ الْعُلُوْمِ بالْمَعْلُوْماَتِ * بَلْ صَلاَةً لاَنِهاَيَةَ لَهاَ فِيْ آمادِهاَ * وَلاَانْقِطَاعَ ِلإِمْدَادِهاَ *وَسَلِّمْ كَذَلِكَ عَلَى هَذَا النَّبِيِّ ياَ سَيِّدَناَ يَا رَسُوْلَ اللهِ اَنْتَ الْمَقْصُوْدُ مِنَ الْوُجُوْدِ * وَاَنْتَ سَيِّدُناَ كُلِّ وَالِدٍ وَمَوْلُُوْدٍ * وَاَنْتَ الْجَوْهَرَةُ اْليَتِيْمَةُ الَّتِيْ دَارَتْ عَلَيْهاَ أَصْناَفُ الْمُكَوَّناَتِ * وَاَنْتَ النُّوْرُ الَّذِيْ مَلأََ اِشْرَاقُهُ اْلأَرَضِِيْنَ وَالسَّمَوَاتِ * بَرَكَاتُكَ لاَتحْصَى * وَمُعْجِزَاتكَ لاَ يَحُدُّهاَ الْعَدَدُ فَتسْتقْصَى *اَْلأَحْجَارُ وَاْلأَشْجَارُ سَلَّمَتْ عَلَيْكَ * وَالْحَيَوَاناَتُ الصَّامِتَةُ نَطَقَتْ بَيْنَ يَدَيْكَ * وَ الْمَاءُ تفَجَّرَ وَجَرَى مِنْ بَيْنِ أُصْبُعَيْكَ * وَالْجِذْعُ عِنْدَفِرَاقِكَ حَنَّ اِلَيْكَ *وَالْبِئْرُ الْمَالِحَةُ حَلَتْ بِتَفْلَةٍ مِنْ بَيْنِ شَفَتَيْكَ * بِبِعْثتِكَ الْمُباَرَكَةِ أَمِنَّا الْمَسْخَ وَالْخَسَفَ وَالْعَذَابَ *وَبِرَحْمَتِكَ الشَّامِلَةِ شَمِلَتْناَ اْلأَلْطاَفُ وَنَرْجُوْ رَفْعَ الْحِجَابِ * ياَطَهُوْرَ ياَمُطَهِّرُ ياَطاَهِرُ * ياَاَوَّلُ يَاآخِرُ ياَباَطِنُ ياَظاَهِرُ * شَرِيْعَتُكَ مُقَدَّسَةٌ طاَهِرَةٌ * أَنْتَ اْلأَوَّلُ فِيْ النِّظاَمِ * وَاْلآخِرُ فِيْ الْخِتاَمِ * وَالْباَطِنُ باِلأَسْرَارِ * وَالظَّاهِرُ باِْلأَنْواَرِ * اَنْتَ جَامِعُ الْفَضْلِ * وَخَطِيْبُ الْوَصْلِ * وَاِماَمُ أَهْلِ اْلكَماَلِ * وَصاَحِبُ الْجَماَلِ وَالْجَلاَ لِ * وَالْمَخْصُوْصُ باِلشَّفاَعَةِ الْعُظْمَى * وَالْمَقاَمِ الْمَحْمُوْدِ الْعَلِيِّ اْلأَسْمَى * وَبِلِوَاءِ الْحَمْدِالْمَعْقُوْدِ * وَاْلكَرَمِ وَالْفُتُوَّ ةِ وَالْجُوْدِ *فَيَاسَيِّدًا سَادَ اْلأَسْياَدَ * وَياَ سَنَدًا اِسْتنَدَ اِلَيْهِ الْعِباَدُ * عَبِيْدُ مَوْلَوِيَّتِكَ الْعُصاَةُ * يَتَوَسَّلُوْنَ بِكَ فِيْ غُفْرَانِ السَّيِّئاَتِ * وَسَتْرِ الْعَوْرَاتِوَقَضَاءِ الْحَاجَاتِ * فِيْ هَذِهِ الدُّ نْياَ وَعِنْدَانْقِضاَءِ اْلأَجَلِ وَبَعْدَالْمَماَتِ * ياَرَ بَّناَ بجاَهِهِ عِنْدَكَ تَقَبَّلْ مِنَّاالدَّعَوَاتِ * وَارْفَعْ لَناَالدَّرَجاَتِ * وَاقْضِ عَنَّاالتَّبِعاَتِ * وَأَسْكِنَّا اَعْلَى الْجَناَّتِ * وَأَبِحْنَا النَّظَرَ اِلَى وَجْهِكَ اْلكَرِيْمِ فِيْ حَضَرَاتِ الْمُشَاهَدَاتِ * وَاجْعَلْناَ مَعَهُ مَعَ الَّذِيْنَ اَ نْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ أَهْلِ الْمُعْجِزَاتِ وَأَرْباَبِِِ الْكَرَاماَتِ * وَهَبْ لَناَ الْعَفْوَ وَالْعاَفِيَةَ مَعَ اللُّطْفِ فِيْ اْلقَضَاءِ آمِيْنْ ياَرَبَّ الْعَالَمِيْنَ * الَصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَيْكَ يَارَسُوْلَ اللهِ * مَاأَكْرَمَكَ عَلَى اللهِ * الَصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ * مَاخَابَ مَنْ تَوَسَّلَ بِكَ اِلَى اللهِ * الَصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ * اَْلأَ مْلاَكُ تَشَفَّعَتْ بِكَ عِنْدَ اللهِ * الَصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ * اَْْْلأَ نْبِياَءُ وَالرُّسُلُ مَمْدُوْدُوْنَ مِنْ مَدَدِكَ الَّذِيْ خُصِصْتَ بهِ مِنَ اللهِ * الَصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَيكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ * اَْلأَوْلِيَاءُ اَنْتَ الَّذِيْ وَالَيْتَهُمْ فِيْ عَالَمِ الْغَيْبِ وَالشَّهاَدَةِ حَتَّى توَلاَّهُمُ اللهُ * الَصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ *مَنْ سَلَكَ فِيْ مَحَجَّتِكَ وَقَامَ بِحُجَّتِكَ أَيدَهُ اللهُ * الَصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ * اَلْمَخْذُوْلُ مَنْ أَعْرَضَ عَنِ اْلإِقْتِدَاءِ بِكَ اِيْ وَاللهِ * الَصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَيْكَ يَارَسُوْلَ اللهِ * مَنْ أَطَاعَكَ فَقَدْ أَطَاعَ اللهَ * الَصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ * مَنْ عَصَاكَ فَقَدْ عَصَى اللهَ * الَصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ * مَنْ أَتىَ لِبَابِكَ مُتَوَسِّلاً قَبِلَهُ الله ُ* الَصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَيْكَ يَارَسُوْلَ اللهِ* مَنْ حَطَّ رَحْلَ ذُ نُوْبهِ ِفِيْ عَتاَبَتِكَ غَفَرَ لَهُ اللهُ * الَصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ * مَنْ دَخَلَ حَرَمَكَ خَائِفاً أَمِنَهُ الله ُ * الَصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَيكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ * مَنْ لاَذَ بِجَناَبِكَ وَعَلِقَ بِأَذْياَلِ جَاهِكَ أَعَزَّهُ الله ُ * الَصَّلاَةُوَالسَّلاَمُ عَلَيكَ يَارَسُوْلَ اللهِ * مَنْ أَمَّ لَكَ وَأَمَّلَكَ لَمْ يَخِبْ مِنْ فَضْلِكَ لاَ وَالله ِ * الَصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَيْكَ يَارَسُوْلَ اللهِ * أَمَّلْناَ لِشَفاَعَتِكَ وَجِوَارِكَ عِنْدَاللهِِ * الَصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ * توَسَّلْناَ بِكَ فِيْ الْقَبُوْلِ عَسَى وَلَعَلَّ نَكُوْنُ مِمَّنْ تَوَلاَّهُ الله * الَصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ * بِكَ نَرْجُوْ بلُوُغَاْلأَ مَلِ وَلاَ نَخَافُ الْعَطَشَ حَاشَا وَالله * الَصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ * مُحِبُّوْكَ مِنْ أُمَّتِكَ وَاقِفُوْنَ بِباَبِكَ يَا أَكْرَمَ خَلْقِ الله ِ* الَصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا وَسِيْلَتَنَا اِلىَ الله ِ* قَصَدْناَكَ وَقَدْ فاَرَقْناَ سِوَاكَ ياَ رَسُوْلَ الله ِ* الَصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ * اَلعَْرَبُ يَحْمُوْنَ النَّزِيْلَ وَيُجِيْرُوْنَ الدَّخِيْلَ وَاَنْتَ سَيِّدُ الْعَرَبِ وَالْعَجَمِ يَا رَسُوْلَ اللهِ * الَصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ * قَدْ نَزَلْناَ بحَيِّكَ وَاسْتَجَرْناَ بجَنَابِكَ وَأَقْسَمْنَا بِحَيَاتِكَ عَلَى الله ِ* اَنْتَ الْغِياَثُ وَأَنْتَ الْمَلاَذُ فَأَغِثْنَا بِجاَهِكَ الْوَجيْهِ الَّذِيْ لاَ يَرُدُّهُ الله ُ* الَصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا رَسُوْلَ الله ِ* الَصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَيْكَ يَانَبِيَّ اللهِ * الَصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا حَبِيْبَ الله ِ* الَصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَيْكَ مَا دَامَتْ دَيْمُوْ مِيَّةُ الله ِ* صَلاَةً وَسَلاَ مًا تَرْضَاهُمَا وَتَرْضَى بهِمَا عَنَّا ياَ سَيِّدَناَ ياَ مَوْلاَناَ ياَ اَللهُ * الَصَّلاَ ةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى اْلأَنْبِياَءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى سَائِرِ الْمَلاَ ئِكَةِ أَجْمَعِيْنَ * اَللَّهُمَّ وَارْضَ عَنْ ضَجِِيْعَيْ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعَنْ عُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وَعَنْ بقِيَّةِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ * وَتاَبِعِ التَّابِعِيْنَ لَهُمْ باِحْساَنٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ * اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ اَ يُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ الله وَبَرَكَاتُهُ * اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ اَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِِ وَبَرَكَاتُهُ * اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ اَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَ بَرَكَاتُهُ * اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ اَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ * وَسَلاَ مٌ عَلَى الْمُرْسَليْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ ِرَبِّ الْعالَمِيْنَ. آمِيْنْ.
Penjelasan:

Dalam kitab Afdhalush Shalawat 'Alaa Sayyidis Sadat karya Syaikh Yusuf bin Ismail An-Nabhani dijelaskan mengenai shalawat di atas sebagai berikut:

هذه الصلاة لسيدنا الولي الكبير العارف الشهير أبي المواهب الشاذلي رضي الله عنه ألفها ليقرأها الزائرون أمام الحضرة النبوية عند زيارتهم ولا مانع من قراءتها في كل زمان ومكان ويستحضر القارئ أنه بين يدي رسول الله صلى الله عليه وسلم يخاطبه بما فيها من الخطابات فإن صيغة السلام في تحيات الصلاة وهي قول المصلي السلام عليك أيها النبي ورحمة الله وبركاته هي من هذا القبيل خطاب له صلى الله عليه وسلم وقد افتتحها رضي الله عنه بعد البسملة بقوله الحمد لله الذي أرسل إلينا فاتح الدورة الكلية الربانية الإلهية القدسية. بالخاتمة العنبرية الندية المسكية الخاصة العامة المحمدية الكاملة المكملة الأحمدية. اللهم فصل على هذه الحضرة النبوية الخ.

Artinya:

"Shalawat ini milik junjungan kami Sayyidi Asy-Syaikh Al-Wali Al-Kabir Al-'Arif Asy-Syahir Abil Mawahib Asy-Syadzili radhiyallahu 'anhu.  Beliau menyusunnya untuk diamalkan para peziarah yang sedang berziarah di depan makam hadhrat an nabawiyah kanjeng nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Namun bukan berarti tidak penting tidak boleh dibac pada setiap waktu dan tempat. Si pembaca seyogyanya dalam mengamalkannya menghadirkan perasaan dan hatinya bahwa a sedang berada di hadapan kanjeng rasul Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dan sedang berdialog dengan beliau karena bentuk salam di atas sama dengan bacaan salam dalam tahiyat shalat, yaitu bacaan mushalli, "assalaamu alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullahi wa barakaatuh." Salam ini dari sudut pandang ini merupakan dialog dengan kanjeng nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Sesungguhnya beliau radhiyallahu 'anhu membuka bacaan shalawat tersebut setelah basmalah, dengan membaca, Segala puji bagi Allah yang telah mengutus kepada kita sang pembuka rotasi uniersal ketuhanan yang murni dan suci. Dengan tutup indah mewangi seharum misik, Muhammad yang khusus dan yang umum, Ya Allah maka bershalawatlah atas hadirat nabawiyyah ini...dan seterusnya hingga selesai."

فينبغي لمن قرأها أن يضم لها هذه الحمدلة وإنما حذفتها من أولها لتكون هذه الصلوات على نسق واحد ولا بأس بذكر نبذة من أحوال مؤلفها ليعرف قدرها بمعرفة قدره مع أن جميع ما أذكره عنه لا يخرج عن مقصود هذا الكتاب من الصلاة على النبي صلى الله عليه وسلم وما يناسبها

Artinya:

"Seyogyanya bagi siapa saja yang mengamalkannya untuk menyertakan hamdalah pada saat mau memulainya, Saya membuangnya semata agar shalawat-shalawat ini tetap konsis sebagai kitab yang merangkai kumpulan shalawat, tidak apa-apa kalau saya menyebutkan penjelasan dari keadaan hidup penulisnya, agar kualitas shalawat dikenal dari kualitas pemiliknya. Dan bahwa semua yang saya sebutkan tentang beliau tidak keluar dari tujuan penulisan kitab ini sebagai kitab yang berisi kumpulan shalawat kepada kanjeng nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, dan beberapa catatan penting yang berhubungan dengannya."

Doa Nabi Sulaiman Menundukkan Hewan dan Jin

  Nabiyullah Sulaiman  'alaihissalam  (AS) merupakan Nabi dan Rasul pilihan Allah Ta'ala yang dikaruniai kerajaan yang tidak dimilik...