Fayruz al-Daylami memiliki keturunan Arab-Persia, ibunya adalah seorang
Arab dan ayahnya adalah seorang Persia yang berasal dari Yaman. Ia
berjasa dalam menumpas nabi palsu Aswad al-Ansi.
Nabi Palsu tidak hanya ada pada zaman modern ini saja, saat Rasulullah
sakit pun ada coba-coba mengambil kesempatan untuk menyebarkan ajaran
sesat, bahkan tidak hanya satu Nabi Palsu……. Melainkan Tiga Nabi Palsu.
Beliau memerintahkan mereka supaya segera bertindak menumpas bencana
yang membahayakan iman dan Islam. Beliau memerintahkan supaya
menyingkirkan Aswad Al-Ansy dengan cara yang sebaik-baiknya.
“Fairuz Ad Dailami, disebut juga Ibnu Ad Dailami. Kunyah-nya Abu
Abdillah, sebagian pendapat mengatakan kunyah-nya Abu Abdirrahman. Ia
juga disebut dengan Abu Adh Dhahhak Al Yamami. Ia adalah seorang sahabat
Nabi dan ia juga yang telah membunuh Al Aswad Al ‘Insi Al Kadzab. Ia
juga merupakan utusan NabiShallallahu ’alaihi Wasallam.
Ibnu Sa’ad menuturkan, Fairuz Ad Dailami kunyah-nya Abu Abdillah ia
disebut juga Al Himyari karena lahir di Himyar. Ia adalah keturunan
Persia yang diutus ke Yaman. Disana mereka menyingkirkan orang Habasyah
dan akhirnya menguasai Yaman.
Abdul Mun’im bin Idris menuturkan: “Kemudian mereka menasabkan diri pada
Bani Dhibbah. Mereka berkata, kami biasa berjualan arak di masa
Jahiliah”.
Fairuz adalah orang yang membunuh Al Aswad bin Ka’ab Al ‘Insi yang
mengaku Nabi di Yaman. Rasulullah Shallallahu ’alaihi Wasallam berkata
tentang Fairuz:
قتله الرجل الصالح فيروز ابن الديلمي
“Yang membunuh Al Aswad Al ‘Insi adalah seorang lelaki shalih, Fairuz Ad Dailami”
dalam riwayat lain:
قتله رجل مبارك من أهل بيت مباركين
“Yang membunuh Al Aswad Al ‘Insi adalah seorang lelaki yang diberkati yang berasal dari keluarga yang diberkati”
Ia juga merupakan utusan Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam. Beberapa
hadits diriwayatkan darinya, salah satunya hadits tentang takdir.
Sebagian perawi meriwayatkan darinya dengan mengatakan: “Ad Dailami Al
Himyari menuturkan kepadaku…“, sebagian perawi lain menggunakan nama “Ad
Dailam”, namun itu semua mengacu pada orang yang sama yaitu Fairuz bin
Ad Dailami. Ini berdasarkan hadits-hadits yang diriwayatkan darinya dan
disebutkan nama yang berbeda-beda di dalamnya.
Abu Abdillah bin Mandah mengatakan bahwa Fairuz adalah anak dari saudara perempuan Raja An Najasyi.
Fairuz meriwayatkan hadits dari Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam. Dan
yang meriwayatkan darinya adalah anak-anaknya yaitu Sa’id bin Fairuz Ad
Dailami, Adh Dhahhak bin Fairuz Ad Dailami, Abdullah bin Fairuz Ad
Dailami, juga Umar Al Muadzin, Abu Khair Martsad bin Abdillah Al Yazani,
dan Abu Khirrasy Ar Ra’ini.
Muhammad bin Sa’ad dan Abu Hatim berkata: “Fairuz wafat pada masa pemerintahan Utsman bin Affan” (Tahdzibul Kamal, no. 4776)
Imam Bukhari dalam kitab Tarikh Kabir (no. 616) membawakan beberapa hadits dari Fairuz Ad Dailami:
قَالَ أَبو عَاصِمٍ: عَنْ عَبد الْحَمِيدِ، عَنْ يَزِيد بْنِ أَبي حَبِيب،
عَنْ مَرثَد بْنِ عَبد اللهِ، عَنِ ابْنِ الدَّيلَمِيّ؛ أَنَّهُ سَأَلَ
النَّبيَّ صَلى اللَّهُ عَلَيه وسَلم: أَنا مِنكَ بَعِيدٌ، وأَشرَبُ
شَرابًا مِن قَمحٍ، فَقال: أَيُسكِرُ؟ قلتُ: نَعَم، قَالَ: لاَ تَشرَبُوا
مُسكِرًا، فَأَعادَ ثَلاثًا، قَالَ: كُلُّ مُسكِرٍ حَرامٌ..
“Abu ‘Ashim berkata, dari Abdul Humaid, dari Yazid bin Abi Habib, dari
Martsad bin Abdillah, dari Ibnu Ad Dailami, ia bertanya kepada
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam: ‘Ketika itu aku jauh darimu, aku
meminum minuman yang dibuat dari gandum, (apakah boleh)? Nabi bertanya:
‘Apakah memabukkan?’. Ia berkata: ‘Ya’. Nabi bersabda: ‘Jangan minum
yang memabukkan (diulang sampai 3x), setiap yang memabukkan itu haram’‘”
وَقَالَ عليٌّ: حدَّثنا مُحَمد بْنُ الحَسَن الصَّنعانيّ، قَالَ: أَخبرني
النُّعمان بْنُ الزُّبَير، عَنْ أَبي صَالِحٍ الأَحمَسِيّ، عَنْ مَرّ
المُؤَذِّن، قَالَ: خرجتُ مَعَ فَيرُوز بْنِ الدَّيلَمِيّ فِي أَلْفَيْنِ،
فأتيتُ عُمَر، ثُمَّ أَتَاهُ فَيرُوز، فَقَالَ عُمَر: هَذَا فَيرُوز قاتِل
الْكَذَّابِ
“Ali berkata, Muhammad bin Al Hasan As Shan’ani menuturkan kepada kami,
ia berkata, An Nu’man bin Az Zubair mengabarkan kepada kami, dari Abu
Shalih Al Ahmasu, dari Umar Al Muadzin, ia berkata: “Aku pergi bersama
Fairuz bin Ad Dailami di Alfayn. Aku menemui Umar bin Khattab, lalu Umar
menemui Fairuz. Umar berkata, inilah Fairuz sang pembunuh Al Kadzab“
FAIRUS AD-DAILAMY dan TERBUNUHNYA NABI PALSU
Sekembalinya dari Haji Wada', Rasulullah saw sakit. Berita tersebut pun
kontan tersiar ke seluruh Jazirah Arab.Ironisnya, tiga tokoh
berpengaruh yang murtad memanfaatkan situasi genting tersebut. Mereka
adalah Aswad Al Ansy di Yaman, Musailamah Al-Kadzdzab di Yamamah, dan
Thulaihah AI-Asady di perkampungan Bani Asad. Mereka mendakwakan diri
menjadi nabi bagi kaumnya, seperti halnya Muhammad diutus bagi kaum
Quraisy.
Aswad Al-Ansy adalah tukang tenungyang menyebar kejahatan dengan
mengelabuimata korbannya, menggunakan musya'widz(semacam alas sulap
untuk menyihir mata orang). Dia kuat dan bertubuh kekar. Di samping itu,
dia sangat pandai berbicara, memperdayai orang dengan
kata-katanya.Karena itu dia bisa mempermainkan pendapat umum dengan
keterangan-keterangannya yang menyesatkan. Keinginannya akan
harta,kekuasaan dan pangkat sangat menonjol. Tetapi, secara penampitan
kelihatan sangat sederhana, yang tak lain demi menutupi kepribadiannya
yang penuh rahasia.
Ketika itu Yaman dipegang golongan "Abna" yang dikepalai Fairus
ad-Dailamy,sahabat Rasulullah. Abna adalah nama bagisegolongan
masyarakat Yaman. Bapak merekaadalah orang Persia yang merantau jauh
darinegeri mereka, sementara ibunya adalah tipikal wanita-wanita Arab.
Raja merekaadalah Badzan. Ketika Islam meluaskan dakwahnya, Badzan
telah menjadi Raja di Yaman sebagai Kuasa Kisra, Maharaja Persia.
Setelah syiar Islam, Rasulullah saw menyebar dan diterima Badzan, dia
punmelepaskan diri dari kekuasaan Kisra. Ia danrakyatnya memilih masuk
Islam. Rasulullahlantas mengukuhkan Badzan menjadi raja sampai dia
mangkat, tidak lama sebelum gerakan Aswad Al-Ansy muncul.
Orang yang mula-mula menjadi pengikut gerakan Aswad Al-Ansy ialah
kaumnya sendiri, Banu Madzhij. Dengan pengikut-pengikutnya itu, Aswad
mula-mula menerkam Shan'a. Kepada daerah Shan'a, Syahar putra Badzan,
dibunuhnya. Istri Syahar, putri Adzada, dikawininya dengan paksa.
Dari Shan'a, Aswad Al-Ansy melompat menyerang daerah-daerah lain.
Sehingga dalam tempo singkat, daerah yang luas pun bertekuk lutut di
bawah kekuasaannya, yaitu hampir mencapai seluruh daerah Hadhramut
hingga Thaif, dan antara Bahrain hingga Aden.
Modal utama Aswad menangguk keberhasilan sebenamya hanyalah semata-mata
kelicikan dan kelihaian berbicara dan bertindak. Kepada
pengikut-pengikutnya, dia mengatakan bahwa dia selalu didampingimalaikat
yang menyampaikan wahyu, Bertamemberitahukan hal-hal yang ghaib
kepadanya.
Pengakuannya itu diperkuat dengan mengirim mata-mata ke seluruh wilayah
sampai ke pelosok-pelosok negeri. Tugas mata-mata itu adalah menyelidiki
keadaan masyarakat, sampai kepada yang sekecil-kecilnya dan sangat
rahasia. Mereka berusaha mengetahui kesulitan-kesulitan yang sedang
dialami masyarakat setempat, dan keinginankeinginan yang bergejolak di
hati mereka.
Lalu Aswad datang pada mereka membawa oleh-oleh yang menggembirakan.
Dia berusaha memenuhi kebutuhan setiap orang yang memerlukan bantuannya,
mengatasi setiap orang yang memerlukan bantuannya, dan membantu setiap
kesulitan yang mereka hadapi.
Kepada simpatisannya, diperagakannyahal-hal yang ajaib dan aneh hingga
merekaterpesona, karena tidak sanggup memahami dan memikirkannya. Dengan
begitu, pengagum Aswad Al-Ansy bertambah banyak dan menyebabkan dia
menjadi kuat. Akhirnya, dakwahnya pun makin tersebar luas.
Ketika Rasulullah menerima laporangerakan Aswad Al-Ansy, beliau segera
mengutus sepuluh orang sahabat untuk membawa surat kepada para sahabat
yang dianggap berpengaruh di kawasan Yaman. Beliau memerintahkan mereka
supaya segera bertindak menumpas bencana yang membahayakan iman dan
Islam. Beliau memerintahkan supaya menyingkirkan Aswad Al-Ansy dengan
cara yang sebaik-baiknya.
Perintah tersebut disambut antusias oleh para sahabat, termasuk Fairus
Ad-Dailamy dan anak buahnya dari golongan Abna'. Bahkan dialah orang
yang pertamakali merespons perintah Rasulullah tersebut untuk
memberangus para nabi palsu.
Fairus dan pasukannya segera bersiaga di tempat masing-masing dengan
segala kemampuan yang ada. Mereka sendiri sebenarnya begitu kesal
dengan kepongahan Aswad Al-Ansy. Termasuk terhadap panglimanya sendiri,
Qais bin 'Abd Yaghuts.Bahkan menurut kabar beredar, Aswad
tegamenamparnya.
Keadaan ini segera dimanfaatkan Fairusuntuk mencari simpati Qais.
Bersama anakpamannya, Dadzan, mereka menemui Qais. Di luar dugaan Qais
senang bukan main ataskunjungan tersebut, hingga ia tergugah dansepenuh
hati menerima tawaran mereka. Tak pelak, mereka bertiga akhirnya
segeramenyusun siasat untuk menumpas Aswad.Mereka bertiga rencananya
akan menumpas dari dalam, sementara kawan-kawan yang lain akan bertindak
dari luar.
Dalam hal ini Dadzan, anak paman Fairus, yang dikawini Aswad secara
paksa setelah ia bunuh suaminya, Syahar bin Badzan, akan memegang
peranan penting bagi terlaksananya siasat tersebut.
"Wahai anak pamanku! Kami tahu bagaimana perlakuan orang ini (Aswad)
terhadap dirimu dan terhadap kami. Dia sungguh jahat dan kejam. Dia
telah membunuhsuamimu dan menodai wanita-wanita golonganmu. Dia telah
banyak membunuh, danselalu bertindak sewenang-wenang. Ini
suratRasulullah tertuju khusus kepada kita dan penduduk Yaman. Beliau
memerintahkan kita menghentikan malapetaka ini dengan tuntas. Dapatkah
kamu membantu kami?" tanya Fairus saat menemui Dadzan.
"Bantuan apa yang harus aku berikan pada kalian?"
"Mengusirnya..!" tegas Fairus."Jangankan mengusir, membunuhnya pun aku bersedia!"
"Demi Allah! Memang itulah maksudku.Tetapi aku khawatir kalau-kalau engkau tidakmenyetujui maksud kami."
"Demi Allah yang mengutus Muhammaddengan agama yang hak, memberi kabar
gembira dan kabar takut, aku tidak pernah ragusedikit pun pada agamaku.
Karena itu tidak ada makhluk Allah yang paling saga benci selain setan
yang satu ini (Aswad). Demi Allah! Setahuku, sejak aku lihat orang-orang
ini, pekerjaannya tidak lain hanya menyebarkejahatan, tidak pernah
mengindahkan yanghak, apalagi akan mencegah yang mungkar,"kata Dadzan
kembali meyakinan.
"Nah! Kalau begitu, bagaimana cara kitamembunuhnya?"
"Dia selalu dikawal ketat. Tidak ada ruangan di dalam kediamannya yang
tidak berpengawal, kecuali kamarnya. Karenakamarnya itu telah
dikelilingi dengan parit dan terpisah jauh. Di belakang kamarnya, ada
lapangan. Bila malam sudah gelap, lubangi dinding kamar itu. Nanti
kalian akan memperoleh senjata dan lampu di dalam. Aku akan menunggu
kalian di sana. Sesudah itu, masuklah ke ruangan dalam, lalu bunuhlah
dia"
"Tetapi, melubangi dinding tembok kediamannya bukanlah pekerjaan yang
mudah. Jika kebetulan ada orang lewat, tentu dia akan berteriak
memanggil pengawal.Akibatnya akan buruk sekali..." tanya Fairus
keberatan.
"Benar ...! Kalau begitu, besok pagi kirim padaku seseorang yang kamu
percayai untuk menjadi pekerja. Aku akan menyuruhnya membuat lobang dari
dalam, tetapi tidak sampai tembus. Tinggalkan setipismungkin, supaya
kamu dapat menyoblos nya dengan mudah malam harinya," jelas Dadzan.
"Tepat" sekali." Setelah itu Fairus pun pergi memberitahu kawan-kawan
yang lain tentang rencana yang telah disepakati dengan Dadzan. Mereka
pun segera menyiapkan segala sesuatunya. Dengan sangat hati-hati mereka
bekerja. Mereka pun telah menetapkan kata-kata sandi yang dipergunakan.
Akhirnya, dipilihlah waktu fajar besok untuk memulai aksi mereka. Ketika
malam sudah mulai gelap, Fairus dan pasukannya segera pergi ke sasaran.
Dinding yang di maksud mereka coblos dengan mudah. Lalu mereka pun
bergegas masuk ke dalam gudang, menyalakan lampu dan mengambil senjata.
Sesudah itu, mereka menuju kamar Aswad. Sementara Dadzan, telah berdiri
di muka pintu. Dia memberi isyarat agar Fairus dan pasukannya segera
masuk.
Mendapati Aswad tidur mendengkur,Fairus pun tak menyia-nyiakan
kesempatan.Segera diayunkannya pedang ke lehernya. "Trashhh!" Aswad
melenguh seperti sapi,kemudian menggelapar-gelepar seperti
untadisembelih.
Mendengar suara Aswad melenguh, pengawalnya segera datang. "Apa yang terjadi?' tanya mereka dari balik kamar.
"Tidak apa-apa! Kembalilah kalian!Nabiyallah sedang mendapat wahyu!" sahutDadzan. Mereka pun kembali tanpa curiga.
Begitu terbit fajar, Fairus berlari menujusinggasana Aswad sambil
berteriak, "AllahuAkbar, Allahu Akbar, asyhadu an laa ilaaha illallah wa
asyhadu anna Muhammadan Rasulullah. Wa asyhadu anna Aswad
Al-AnsyKadsdzaab, (Allah Maha Besar, aku bersaksitiada Tuhan selain
Allah dan Muhammadutusan Allah, sesungguhnya Aswad Al-Ansy pembohong).
Kalimat terakhir itu sebenarnya kata-kata Sandi yang disepakati dengan
kaum muslimin. Mendengar seruan Fairus, kaum Muslimin berlompatan ke
istana dari segala arah. Para pengawal terkejut kebingungan.Saling
membunuh pun segera terjadi antara kelompok kaum muslimin dengan para
pengawal istana. Melihat itu, Fairus cepat-cepat melemparkan kepala
Aswad Al-Ansy yang sudah dipotong ke tengah-tengah para pengawal.
Melihat kepala Aswad menggelinding dihadapan mereka, hati mereka kecut,
kehilangan semangat. Sebaliknya, kaum muslimin dengan gemuruh
meneriakkan takbir dan menyerang musuh-musuh Allah yang kebingungan
tanpa ampun. Pertempuran selesaisebelum matahari terbit, dengan
kemenangandi pihak kaum muslimin.
Setelah matahari terbit, mereka segeramenulis Surat kepada Rasulullah,
menyampatkan kabar gembira bahwa musuh-musuh Allah telah berhasil
ditumpas habis.Namun begitu, ketika utusan sampai di Madinah, mereka
mendapati beliau telah berpulang ke rahmatullah. Beliau wafat tidak lama
sesudah menerima wahyu yang mengabarkan bahwa Aswad Al-Ansy telah
terbunuh, persis pada saat kejadian.
Beliau sempat berkata kepada para sahabat, "Aswad Al-Ansy telah
meninggal dunia tadi malam, dibunuh seorang yang penuh berkat dan
berasal dari rumah tangga yang diberkati."
"Siapa orang itu, wahai Rasulullah?" "Fairus... Fairus menang ... !"
Hadits Riwayat Imam Ahmad Dari Fairuz Ad-Dailami RA
Hadits Ahmad 17345
حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ عَبْدِ رَبِّهِ قَالَ حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ
مُسْلِمٍ قَالَ حَدَّثَنَا الْأَوْزَاعِيُّ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ
فَيْرُوزَ الدَّيْلَمِيِّ عَنْ أَبِيهِ أَنَّهُمْ أَسْلَمُوا وَكَانَ
فِيمَنْ أَسْلَمَ فَبَعَثُوا وَفْدَهُمْ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِبَيْعَتِهِمْ وَإِسْلَامِهِمْ فَقَبِلَ
ذَلِكَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْهُمْ
فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ نَحْنُ مَنْ قَدْ عَرَفْتَ وَجِئْنَا مِنْ
حَيْثُ قَدْ عَلِمْتَ وَأَسْلَمْنَا فَمَنْ وَلِيُّنَا قَالَ اللَّهُ
وَرَسُولُهُ قَالُوا حَسْبُنَا رَضِينَا
Hadits Ahmad No.17345 Secara Lengkap
[[[Telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Abdu Rabbih] ia berkata,
Telah menceritakan kepada kami [Al Walid bin Muslim] ia berkata, Telah
menceritakan kepada kami [Al Auza'i] dari [Abdullah bin Fairuz Ad
Dailami] dari [Bapaknya], bahwa mereka telah masuk Islam, dan Dailam
adalah orang yang termasuk salah seorang dari mereka (yang masuk Islam).
Mereka kemudian mengirim utusan menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam untuk menyampaikan bai'at dan keIslaman mereka. Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam pun menerimanya, kemudian mereka berkata,
"Wahai Rasulullah, anda telah tahu siapa kami, kami pun datang dari
tempat yang telah anda ketahui. Kami telah memeluk Islam, maka siapakah
wali kami?" Beliau menjawab: "Allah dan rasul-Nya." Maka mereka berkata,
"Cukuplah bagi kami dan kami pun ridla."]]] [HR. Ahmad No.17345].
Hadits Ahmad 17346
حَدَّثَنَا هَيْثَمُ بْنُ خَارِجَةَ حَدَّثَنَا ضَمْرَةُ عَنْ يَحْيَى بْنِ
أَبِي عَمْرٍو الشَّيْبَانِيِّ عَنِ ابْنِ فَيْرُوزَ الدَّيْلَمِيِّ عَنْ
أَبِيهِ قَالَ هَيْثَمٌ مَرَّةً عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ فَيْرُوزَ عَنْ
أَبِيهِ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْكَ نَحْنُ
مَنْ قَدْ عَلِمْتَ وَجِئْنَا مِنْ حَيْثُ قَدْ عَلِمْتَ فَمَنْ وَلِيُّنَا
قَالَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ
Hadits Ahmad No.17346 Secara Lengkap
[[[Telah menceritakan kepada kami [Haitsam bin Kharijah] telah
menceritakan kepada kami [Dlamrah] dari [Yahya bin Abu Amru Asy
Syaibani] dari [Ibnu Fairuz Ad Dailami] dari [Bapaknya], dan sekali
waktu [Haitsam] berkata, dari [Abdullah bin Fairuz] dari [Bapaknya] ia
berkata; Saya berkata, "Wahai Rasulullah, semoga Allah bershalawat
atasmu. Kami adalah orang yang telah anda kenal, kami juga datang dari
tempat yang telah anda ketahui. Lantas, siapakah wali kami?" beliau
menjawab, "Allah dan rasul-Nya."]]] [HR. Ahmad No.17346].
Hadits Ahmad 17347
حَدَّثَنَا هَيْثَمُ بْنُ خَارِجَةَ أَخْبَرَنَا ضَمْرَةُ عَنْ يَحْيَى
بْنِ أَبِي عَمْرٍو عَنِ ابْنِ فَيْرُوزَ الدَّيْلَمِيِّ عَنْ أَبِيهِ
قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
لَيُنْقَضَنَّ الْإِسْلَامُ عُرْوَةً عُرْوَةً كَمَا يُنْقَضُ الْحَبْلُ
قُوَّةً قُوَّةً
Hadits Ahmad No.17347 Secara Lengkap
[[[Telah menceritakan kepada kami [Haitsam bin Kharijah] telah
mengabarkan kepada kami [Dlamrah] dari [Yahya bin Abu Amru] dari [Ibnu
Fairuz Ad Dailami] dari [Bapaknya] ia berkata, "Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Isalam akan terurai ikatan demi
ikatan, sebagaimana terurainya tali satu persatu."]]] [HR. Ahmad
No.17347].
Hadits Ahmad 17348
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ إِسْحَاقَ حَدَّثَنَا ابْنُ لَهِيعَةَ عَنْ أَبِي
وَهْبٍ الْجَيْشَانِيِّ عَنِ الضَّحَّاكِ بْنِ فَيْرُوزَ أَنَّ أَبَاهُ
فَيْرُوزًا أَدْرَكَهُ الْإِسْلَامُ وَتَحْتَهُ أُخْتَانِ فَقَالَ لَهُ
النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَلِّقْ أَيَّهُمَا شِئْتَ و
قَالَ يَحْيَى مَرَّةً حَدَّثَنَا ابْنُ لَهِيعَةَ عَنْ وَهْبِ بْنِ
عَبْدِ اللَّهِ الْمَعَافِرِيِّ عَنِ الضَّحَّاكِ بْنِ فَيْرُوزَ عَنْ
أَبِيهِ أَنَّهُ أَدْرَكَ الْإِسْلَامَ
Hadits Ahmad No.17348 Secara Lengkap
[[[Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Ishaq] telah menceritakan
kepada kami [Ibnu Lahi'ah] dari [Abu Wahab Al Jaisyani] dari [Adl
Dlahhak bin Fairuz], bahwa [ayahnya], Fairuz, telah masuk Islam dengan
beristerikan dua orang wanita yang saling bersaudara. Maka Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ceraikanlah seorang dari mereka
yang engkau kehendaki." Dan sekali waktu Yahya menyebutkan, Telah
menceritakan kepada kami Ibnu Lahi'ah dari Wahab bin Abdullah Al
Ma'afiri dari Adl Dlahak bin Fairuz dari Bapaknya, bahwa ia telah
memeluk Islam."]]] [HR. Ahmad No.17348].
Hadits Ahmad 17349
حَدَّثَنَا مَوسَى بْنُ دَاوُدَ قَالَ حَدَّثَنَا ابْنُ لَهِيعَةَ عَنْ
أَبِي وَهْبٍ الْجَيْشَانِيِّ عَنِ الضَّحَّاكِ بْنِ فَيْرُوزَ عَنْ
أَبِيهِ قَالَ أَسْلَمْتُ وَعِنْدِي امْرَأَتَانِ أُخْتَانِ فَأَمَرَنِي
النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ أُطَلِّقَ إِحْدَاهُمَا
Hadits Ahmad No.17349 Secara Lengkap
[[[Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Dawud] ia berkata, Telah
menceritakan kepada kami [Ibnu Lahi'ah] dari [Abu Wahb Al Jaisyani] dari
[Adl Dlahak bin Fairuz] dari [Bapaknya] ia berkata, "Ketika masuk Islam
aku memiliki dua orang isteri yang saling bersaudara, maka Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan kepadaku untuk menceraikan
salah satu dari keduanya."]]] [HR. Ahmad No.17349].
Hadits Ahmad 17350
حَدَّثَنَا أَبُو الْمُغِيرَةِ حَدَّثَنَا عَيَّاشُ بْنُ عَيَّاشٍ يَعْنِي
إِسْمَاعِيلَ حَدَّثَنِي يَحْيَى يَعْنِي ابْنَ أَبِي عَمْرٍو
الشَّيْبَانِيَّ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الدَّيْلَمِيِّ عَنْ أَبِيهِ
فَيْرُوزَ قَالَ قَدِمْتُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا أَصْحَابُ أَعْنَابٍ
وَكَرْمٍ وَقَدْ نَزَلَ تَحْرِيمُ الْخَمْرِ فَمَا نَصْنَعُ بِهَا قَالَ
تَتَّخِذُونَهُ زَبِيبًا قَالَ فَنَصْنَعُ بِالزَّبِيبِ مَاذَا قَالَ
تَنْقَعُونَهُ عَلَى غَدَائِكُمْ وَتَشْرَبُونَهُ عَلَى عَشَائِكُمْ
وَتَنْقَعُونَهُ عَلَى عَشَائِكُمْ وَتَشْرَبُونَهُ عَلَى غَدَائِكُمْ
قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ نَحْنُ مَنْ قَدْ عَلِمْتَ وَنَحْنُ
نُزُولٌ بَيْنَ ظَهْرَانَيْ مَنْ قَدْ عَلِمْتَ فَمَنْ وَلِيُّنَا قَالَ
اللَّهُ وَرَسُولُهُ قَالَ قُلْتُ حَسْبِي يَا رَسُولَ اللَّهِ
Hadits Ahmad No.17350 Secara Lengkap
[[[Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Mughirah] telah menceritakan
kepada kami [Ayyasy bin Ayyasy] -yakni Isma'il- berkata, telah
menceritakan kepadaku [Yahya] -yakni Ibnu Abu Amru Asy Syaibani- dari
[Abdullah bin Ad Dailami] dari bapaknya [Fairuz] ia berkata, "Saya
mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Wahai
Rasulullah, kami adalah para pemilik anggur, sementara syariat
pengharaman khamar telah turun, lantas apa yang mesti kami perbuat
dengan anggur itu?" Beliau menjawab: "Olahlah ia menjadi zabib
(kismis)." Fairuz bertanya lagi, "Lalu bagaimana kami mengolahnya
menjadi zabib?" Beliau menjawab: "Kalian rendam saat siang hari lalu
kalian minum pada malam hari. Kemudian kalian rendam di malam hari dan
meminumnya pada pagi hari." Fairuz berkata; Saya berkata, "Wahai
Rasulullah, kami adalah orang yang telah anda ketahui, dan kami tinggal
di tengah-tengah orang yang telah anda ketahui, lantas siapa wali kami?"
Beliau menjawab, "Allah dan rasul-Nya." Fuiruz berkata, "Kalau begitu
cukuplah bagiku wahai Rasulullah."]]] [HR. Ahmad No.17350].